NovelToon NovelToon

Queen Sword

Eps 1 Sejarah Kekaisaran Grosjean

Dahulu tanah yang luas ini dihuni oleh para monster ganas, manusia hidup dengan dipenuhi keresahan dan keputusasaan akibat adanya monster yang tinggal dekat dengan tanah mereka, karena para monster bisa menyerang dan menyerbu mereka kapan saja, mereka yang tak memiliki kemampuan untuk melindungi diri sendiri hidup segan mati pun tak mau, hingga sampai kemunculan para ksatria pemberani yang dipimpin Oleh swordmaster terkuat yaitu Alexander grosjean yang melakukan perburuan moster tanpa henti demi melindungi peradaban manusia yang berada disekitar tanah itu.

Alih alih langsung menyerang mereka lebih mementingkan strategi yang tak dimiliki oleh para monster yang hanya memiliki kekuatan fisik, perang pun dimulai, Alexander berdiri di garis terdepan, kekuatan dan ketrampilannya satu banding satu dengan keseluruhan pasukan yang telah dilatihnya. Satu persatu monster berjatuhan, perlahan namun pasti, hari berganti hari dan hari berganti bulan kemudian bulan berganti tahun akhirnya perlahan tujuan mereka berbuah manis.

Setelah selang beberapa tahun berlalu akhirnya perjuangan yang dipenuhi keringat,darah dan air mata itu membuahkan hasil yang maksimal,seluruh monster yang berada disana telah lenyap, semua itu berkat kecerdasan dan kekuatannya Alexander serta keyakinan para pengikutnya yang bersedia mengorbankan nyawa demi tujuan mulia mereka.

Namun Alexander harus menelan pil pahit setelah ia berhasil mengalahkan sang naga terakhir didunia, di akhir hayatnya sang naga menurunkan kutukan kepadanya dan para keturunannya dimasa depan. Sang naga menganggap Alexander telah melakukan pembasmian kepada kaumnya dengan keji dan tanpa ampun melebihi sosok monster yang manusia anggap mengerikan, kutukan kehampaan, seseorang akan menjadi gila dan hilang arah jika tak mampu melampiaskan kegelisahan di hatinya dan akan berakhir dengan membunuh dirinya sendiri.

Meskipun begitu Alexander tak pernah menyesali keputusannya karena pada akhirnya ia mampu melindungi kehidupan manusia yang berada di sekitar tanah monster, Alexander diangkat secara resmi menjadi raja dan nama kerajaan tersebut diambil dari nama keluarganya, Kekaisaran Grosjean, setelah perjuangan mereka akhirnya mereka bisa mengibarkan bendera di tanah itu, lambang dari kerajaan tersebut adalah singa merah, singa yang bertarung ditanah yang dibanjiri oleh darah, itulah makna dari lambang negara tersebut.

Tak puas dengan hanya memenangkan tanah monster, Alexander semakin berambisi dengan terus menerus menakhlukan negara sekitar untuk memperluas wilayahnya, karena rumor reputasi dan kemampuan Alexander yang terus menyebar hingga ke penjuru benua ia berhasil mendapatkan keinginannya dengan mudah,mulai dari kesepakatan yang menguntungkan atau dengan aliansi pernikahan politik, jika ada negara yang menolak menyerahkan kekuasaan dan menolak kesepakatan maka ia akan mengerahkan prajuritnya untuk memulai peperangan. Kemenangan selalu berada di dalam genggamannya.

Dibawah kepemimpinan Alexander, kekaisaran Grosjean menjadi salah satu negara paling maju di seluruh penjuru  dunia, mulai dari tanah yang subur serta wilayah untuk jalur perdagangan antar negara yang strategis, lambat laun para rakyat yang tinggal di kekaisaran mulai terbiasa dengan kedamaian dan kemakmuran.

Waktu terus berlalu, pada akhirnya Alexander harus membayar atas perbuatannya, rakyat mulai kembali resah karena tersebar rumor yang mengatakan bahwa pemimpin mereka telah mulai bertindak tidak wajar dan mulai menggila hingga tak mampu lagi mengurus pemerintahan karena kutukan itu telah mulai bekerja.

Karena tak ingin membuat para rakyat semakin gelisah, maka diangkatlah raja baru yang adalah putra dari Alexander, Alexander akhirnya meninggal di usia tiga puluh lima tahun karena menahan hasratnya untuk membunuh dan akhirnya kehilangan kewarasannya lalu berakhir membunuh dirinya sendiri, ia menghunuskan pedang yang ia gunakan untuk membunuh sang saga untuk menebas lehernya sendiri.

Karma kutukan terus bekerja pada keturunan keturunan kaisar selanjutnya, konon para raja kekaisaran Grosjean tak mampu bertahan hingga usia tiga puluh tahun, kejadian seperti itu terus berulang dan bergulir seakan hal seperti itu telah menjadi ketentuan alam. Semua Itu adalah karma karena merampas kehidupan para monster.

***************************

Seorang gadis kecil berambut pirang dan bermata biru laut tengah meringkuk dibalik pintu kamarnya, kamar yang luas dan megah serta dipenuhi oleh barang barang mewah selayaknya keluarga raja, namun semua kemewahan yang diberikan oleh orangtuanya itu tak bisa menjamin kebahagiaannya. Alih alih mengenakan gaun anggun dan dihiasi oleh permata selayaknya Tuan Putri, ia lebih memilih menggunakan tuksedo dan celana seperti kebanyakan pakaian anak laki laki, semata mata agar orang lebih mempercayainya karena kini pun ia sedang berusaha untuk menyeimbangi kekuatan laki laki yang harus ia miliki sebagai bekalnya dimasa depan.

Air matanya berderai, ia tengah menyalahkan takdirnya yang terlahir menjadi seorang perempuan setelah ia mendengar bisik bisik dari para pelayan dan para bangsawan yang bekerja di istana raja. Pertanyaan pertanyaan apakah dirinya yang seorang perempuan layak menjadi penerus takhta itu terus terdengar ditelinganya hingga membuatnya sesak dan muak, Ia tak pernah merasa seputus asa itu meskipun setiap hari ia harus mendengarkan ucapan seperti itu sebelum akhirnya Ayah dan ibunya pun menghawatirkan hal yang sama dengan orang lain, tak bisakah mereka berdua yang telah melahirkannya mempercayainya sedikit saja?

Putri Rubia adalah putri tunggal dari Kaisar Ailen El Grosjean dan Ratu Issabella, Raja dan Ratu ke sebelas kekaisaran Grosjean saat ini, Di usianya yang masih sepuluh tahun Putri Rubia telah mempelajari berbagai pelajaran dan ilmu pedang yang harus dimiliki oleh seorang pewaris takhta, jam belajarnya lebih panjang daripada jam tidurnya yang hanya diberi waktu tiga jam termasuk jam makannya. Hal itu membuat Rubbia memiliki sifat pendiam, sangat sulit mendengarnya berbicara apalagi melihat gadis itu tersenyum.

Putri Rubbia bangkit dari keputusasaannya, ia mengusap air mata dan menguatkan kembali tekadnya, kedua tangannya mengepal, ia akan menunjukkan kepada semua orang bahwa Rubia bukanlah wanita lemah, ia akan membuat orang orang menyesali apa yang telah diucapkan kepadanya.

"Tok tok tok" suara ketukan pintu, Rubbia segera membukanya dan menemukan seorang pelayan pribadinya sekaligus pengasuhnya berdiri di depan pintu kamarnya.

"Yang mulia, sudah waktunya kelas berpedang, Sir Harington telah menunggu di tempat latihan, saya akan membantu anda berganti pakaian" ucapnya lembut. Rubbia hanya mengganggukkan kepalanya.

Wanita berusia empat puluhan itu adalah Lydia, ia adalah pelayan pribadi Rubia sekaligus ibu asuhnya yang selalu menemaninya, wanita itu selalu mendukung Rubia dan satu satunya orang yang selalu memperlakukannya dengan hangat selayaknya anak kandungnya sendiri, Lydia akan memarahi para pelayan jika ia mendengar mereka membicarakan tentang Putri Rubia, dan wanita itu akan menutup telinga Rubia ketika mendengar seserang membicarakan dirinya, karenanya lah Rubbia mampu bertahan dari kerasnya kehidupannya.Setelah kehilangan keluarganya karena rumah mereka yang kebakaran, wanita itu mengabdikan seumur hidupnya untuk menjaga seseorang Putri atau pangeran kerajaan sebagai balasan atas kebaikan hati Kaisar terdahulu yang telah menyelamatkannya dari musibah yang merenggut nyawa keluarganya dengan mengirimkan para ksatria kekaisaran.

BERSAMBUNG

MOHON DUKUNGANNYA DENGAN MENEKAN LIKE,VOTE,HADIAH,SUBCRIBE DAN kOMENTAR DI KARYA INI.

TERIMAKASIH..

Eps 2 Putri Mahkota Rubia El Grosjean

Rubia mulai berjalan dengan tegak menuju tempat latihan, pundak kecilnya yang tampak rapuh terlihat amat  tegar,ekspresi wajahnya tak berubah meskipun sengatan panas matahari musim panas membakar kulitnya.

"Anda terlambat Yang Mulia!" ucap tegas Sir Harington.

"Maafkan saya" jawab Rubbia seraya menundukkan wajahnya.

"Jika besok anda terlambat sekali lagi saya akan memberitahukan kepada Baginda Kaisar!" pria itu terus berbicara dengan nada suara yang amat dingin.

"Baik" gadis kecil itu mengangguk dengan patuh dan mengangkat pedang berat yang telah dipersiapkan oleh gurunya, ia berlatih dengan tekun dan terus fokus mendengarkan arahan dari Sir Harington.

Grand Duke Jeromme Harington adalah Guru yang bertanggung jawab atas pendidikan ilmu pedang putri Rubbia, dia memiliki pangkat ketua di pasukan ksatria dan keluarganya secara turun temurun menjadi pelindung Kaisar dan kekaisaran karena keluarga Harington adalah satu satunya keluarga yang tersisa yang ikut serta dalam pendirian Kekaisaran , pria berusia empat puluhan itu memiliki perawakan tinggi besar berambut perak dan bermata kehijauan, pria itu sangat tegas dan disiplin dalam pelajarannya, Duke Harington memiliki seorang putra yang digadang gadang sebagai calon Tunangan Putri Rubia.

Sementara Kaisar Ailen tengah menahan mati matian perasaannya yang semakin tak nyaman dan terus bergejolak di dalam hati dan fikirannya ketika tengah menghadiri rapat hariannya bersama para menteri dan bangsawan tingkat tinggi. Ia terus merasa gelisah, disaat saat seperti itu biasanya ia akan mencari istrinya yaitu Ratu issabella dan akan menghabiskan waktu yang panas bersama, entah itu siang atau malam bukanlah halangan baginya, namun anehnya semakin hari ia merasa semakin tak puas dengan istrinya itu dan waktu yang dihabiskan bersama istrinya tak lagi memuaskan dahaganya, benar, kini gejalanya mulai membuatnya menderita.

Kaisar mengepalkan telapak tangannya dan meremas kertas prastisi yang ada dihadapannya "Baik, kita akhiri rapat hari ini, kalian bisa meninggalkan ruangan terlebih dahulu!" ucap kaisar membubarkan orang orang.

Semua orang meninggalkan ruangan, dan tersisa Duke Verano yang beranjak dari tempat duduknya melangkah menghampiri kaisar. "Saya akan mengantarnya ke tempat tidur anda, silahkan anda menunggu di di kamar dengan tenang dan nyaman Yang Mulia" bisiknya di telinga kaisar. Kaisar dan duke Verano saling menatap dan tersenyum smirk.

Diam diam Duke Hillard Verano yang telah menyadari gejala dari Kakak iparnya itu, ia mengirimkan para wanita cantik yang entah berasal dari mana ke kamar sang Kaisar tanpa sepengetahuan Kakak kandungnya yaitu Ratu issabella, karena di kekaisaran Grosjean ini memiliki hukum monogami, hukum yang mengharuskan seorang pria hanya bisa memiliki satu pasangan termasuk Kaisar sendiri.

Bukan tanpa alasan, Duke Verano memang sengaja mendekati kaisar agar kaisar terus bersandar dan semakin mempercayainya, pria berambut pirang itu memiliki maksud tersembunyi dibalik kebaikannya kepada kaisar, ia terus berusaha menonjolkan Putra sulungnya yang berusia sedikit lebih muda dari Rubia kepada kaisar dengan harapan agar putranya yang akhirnya dipilih oleh kaisar untuk mewarisi takhtanya dan pria itu selalu memojokkan  Rubia disetiap kesempatan, itu sebabnya Kaisar dan Ratu semakin goyah untuk mempercayakan takhta kepada putri mereka satu satunya.

Setelah melakukan sesi latihan ilmu pedang berakhir Rubia berjalan menuju ruangan kerja Kaisar yang berada jauh dari tempatnya berlatih,itu adalah salah satu tugas yang diberikan kepada Rubia, agar kaisar dapat mengontrol dan mengetahui perkembangan belajar putrinya, ia menghentikan langkahnya di depan ruangan tersebut.

Tok tok tok, ia telah mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada jawaban, Rubia menoleh kekanan dan kekiri, para penjaga pun tak berada ditempatnya, ia membuka pintu ruangan itu dan masuk, kaisar tak berada diruang kerjanya, Rubia kembali berjalan dan berhenti tepat didepan kamar kaisar, ia mengetuk namun tak mendapatkan respon sementara dari dalam terdengar suara seorang wanita yang tertawa dengan manja.

Rubia membuka pintu kamar tersebut, ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, matanya membelalak , ia menggigit bibirnya serta tubuhnya gemetar, Kaisar tengah berada diantara dua wanita yang hanya mengenakan jubah tipis di tubuhnya. Kaisar menoleh kearahnya setelah salah satu wanita itu memberitahukannya.

Tanpa sadar mulut Rubia mengeluarkan isi hatinya "Kotor dan menjijihkan!"

Kaisar segera lari kearahnya dengan merapihkan pakaian yang telah berantakan, Rubia menyadari apa yang baru saja diucapkannya kepada Kaisar negara ini, tubuh kecilnya semakin gemetar, kakinya melangkah mundur dua langkah dari tempatnya berdiri.

Kaisar sampai dihadapannya dan menampar Rubia dengan keras berkali kali sampai tubuh kecil itu ambruk ke lantai dan kedua pipinya membiru. "Dasar anak tidak sopan tak tahu diri, berani beraninya mulutmu mengeluarkan kata kata seperti itu kepada kaisar negeri inii!!!"

Seketika para pelayan dan ksatria yang berjaga di sekitar sana berkumpul dan menyaksikan Kaisar yang memukuli anak perempuannya, namun mereka hanya penonton tak ada satu pun yang berani menghentikan perbuatan Kaisar. Kaisar berhenti memukulinya setelah melihat para pekerjanya berkerumun.

"Jika ada yang berani membuka kamar pribadiku tanpa seijinku, siapapun itu leher kalian akan kutebas!!!" teriak kaisar. ia meninggalkan putrinya yang terluka dan kembali masuk kedalam kamar dan melanjutkan aktifitasnya tanpa memperdulikan tanggapan orang lain.

Sir Barnes yang telah menyaksikan itu menghampiri Rubia yang telah bangkit dan berdiri "Anda baik baik saja Yang Mulia?" untuk pertama kalinya Rubia melihat wajah pria itu yang berekspresi mengasihaninya, justru ekspresi seperti itulah yang paling dibenci oleh Rubia, Rubia hanya mengangguk dan berjalan menjauh dari tatapan iba atau hanya sekedar mengasihani yang ditunjukkan oleh orang orang yang melihat dirinya dipukuli tanpa ampun oleh ayah kandungnya sendiri.

Dengan cepat Ratu Isabella telah mengetahui kejadian yang menimpa putrinya, wanita cantik berambut pirang yang mirip dengan Rubia muncul dihadapannya sebelum ia sampai di kamarnya. Ratu membelai pipi Rubia dengan lembut dan memeriksa seberapa wajahnya yang terluka.

"Dasar Kaisar bodoh, bagaimana bisa dia melukai wajah cantik putriku,kau akan kesulitan jika memiliki bekas luka diwajah,kau harus mencari suami yang bisa meneruskan takhta kerajaan jika kau lemah" ucapnya dengan suara yang lembut namun arti dari bisikan lembut itu lebih menyakiti perasaan Rubia daripada pipinya yang dipukuli oleh ayahnya.

Lydia berlari setelah mendengar apa yang terjadi kepada Rubbia, ia membuka kamarnya, terlihat Rubia tengah duduk dihadapan cermin, jangankan menangis, ia sama sekali tak menunjukkan rasa sakitnya, lydia menghampirinya kemudian memeluknya dengan segenap hati, lydia benar benar merasa sedih dengan apa yang telah dialami oleh Nona nya.

"Apa tidak sakit Yang Mulia? Baginda Kaisar sangat keterlaluan" lydia menatap wajah mungil yang dipenuhi luka yang telah membiru dengan mata yang berkaca kaca, Rubia merasa lebih baik karena Lydia selalu menangis dan menggantikannya bersedih karena ia tak diperbolehkan menunjukkan sisi lemahnya kepada orang lain termasuk Lydia. Lydia segera mengompres lalu mengobati lukanya.

Rubia berbaring di atas tempat tidurnya setelah berganti pakaian tidur, ia memandang langit yang gelap dari jendela besar di kamarnya, perlahan lahan ia terlelap.

Bersambung......................

Eps 3 Ferderick Stewart

Disebuah ruangan penjara besi berdinding kayu terlihat para pria muda dengan pakaian lusuh dan tak sedikit pula  yang memakai pakaian compang camping, sedangkan para wanita berada di ruangan penjara sebelahnya dengan kondisi yang tak jauh berbeda, tempat ini adalah tempat penjara untuk para budak, tempat jual beli budak ilegal. Para bangsawan yang menginginkan seorang budak akan datang kesana, ia membelinya setelah memilih budak itu dengan seksama sesuai apa yang mereka butuhkan, ada yang sengaja dipekerjakan untuk menjadi pelayan atau juga pemuas hasrat bagi para pria dan wanita yang kesepian karena para bangsawan sering kali melakukan pernikahan politik demi keuntungan satu sama lain.

Sedangkan dua orang anak laki laki berambut hitam dan perak dengan warna bola mata merah kekuningan berada di penjara terpisah dengan orang orang, dia adalah Ferderick  Steward dan Adiknya Kaisan Steward, anak berusia sepuluh dan tujuh tahun itu meringkuk bersebelahan diruangan itu, dalam sekejap kehidupan mereka berubah total, dari seorang anak anak yang hidup bahagia di kastel mewah keluarga Count yang dipenuhi kasih sayang dan perlakuan hormat orang orang sampai berakhir di penjara budak.

Setelah bisnis orang tuanya bangkrut karena ditipu oleh koleganya, ayah dan ibunya meninggal dunia secara bersamaan karena terlibat kecelakaan kereta kuda, tak cukup dengan hanya membawa kabur uang bisnis count, penipu itu juga berhutang kepada rentenir dengan jumlah yang sangat besar menggunakan jaminan harta count dengan mencuri stempel keluarga.

Setelah mereka diusir dari tempat tinggal mereka sendiri mereka dibawa oleh kerabat jauh keluarga mereka yaitu Baron Kaman, pria berusia lima puluhan bertubuh gempal itu membawa Ferderick dan kaisan pergi, tanpa kecurigaan apapun mereka yang telah putus asa kehilangan tempat tinggal dan orang tuanya secara bersamaan  menerima dengan senang hati uluran tangan dari seseorang yang mengaku sebagai kerabat orangtua mereka tanpa kecurigaan apapun.

Setelah perjalanan yang memakan waktu berjam jam akhirnya kereta kuda berhenti, Baron Kaman menyuruh Ferderick dan Kaisan turun, alih alih melihat sebuah rumah layak huni seorang bangsawan mereka malah dihadapkan oleh pemandangan bangunan kumuh yang terbuat dari kayu, perasaan Ferderick mulai tak tenang namun ia tak bisa menolak ajakan pria itu untuk mengikutinya masuk kedalam sana.

"Apa ini rumah tuan Baron kaman Kak?" bisik Kaisan, ferderik meresponnya dengan mengangkat jarinya didepan bibir agar kaisan berhenti berbicara karena ferderick tengah mengamati situasi, kaisan mulai ketakutan karena melihat seorang pria bertubuh besar dan berkepala plontos yang tampak garang keluar menyambut mereka dengan melemparkan tatapan bengis kepada anak anak itu.

Setelah Tuan Baron menyelesaikan obrolannya dengan pria itu, dan mendapatkan sekantong koin emas segerombolan pria datang dan menyeret Ferderick dan Kaisan, Mereka berdua sungguh kebingungan, ia memanggil manggil baron Kaman namun pria itu hanya tersenyum licik kepada ferderick, ia menyadari pria gemuk itu telah menipu mereka berdua. ferderick terperangah melihat mereka melewati penjara didalam bangunan kumuh itu, terlihat banyak orang yang dipenjara disana dengan keadaan yang terlihat tak sehat dan pakaian yang kumal dan lusuh.

Para pria bertubuh besar itu melempar mereka berdua di ruangan terdalam bangun itu, "apa yang kalian lakukan!! keluarkan kami dari sini" teriak Ferderik, sedangkan Kaisan bersembunyi ketakutan dibelakang punggung kakaknya.

"Hihihi, kalian akan keluar dari sini setelah kalian cukup besar dan wajah tampan itu mampu menghasilkan banyak uang untuk kami" ucap seorang pria yang mengunci penjara itu sembari meringis.

"Huhuhuhu...aku takut kakak" Kaisan terus menangis setelah para pria itu meninggalkan mereka.

"Tenanglah Kaisan, kakak akan mencari cara agar kita bisa keluar dari tempat ini" Ferderick mengelus elus punggung adiknya untuk menenangkannya. Lama kelamaan kaisan tertidur dipangkuan kakaknya.

Ferderick terdiam, mengapa mereka berdua harus mengalami hal hal menyedihkan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya,bagaimana caranya agar mereka dapat melarikan diri dari tempat itu, pikiran pikiran seperti itu terus terlindas dipikiran anak sepuluh tahun itu. tangan ferderick mengepal.

Baron Kaman sialan, aku akan benar benar membunuhmu!

Hari berganti hari namun mereka masih terus terkurung disana, para penjaga terus berkeliling memeriksa sehingga ferderick terus kehilangan kesempatannya untuk melarikan diri.

Pagi hari mereka dibangunkan oleh suara penjaga yang melemparkan roti keras kepada mereka, awalnya ferderick dan kaisan tak bisa menelan roti keras itu, tapi lama kelamaan mereka terbiasa makan makanan yang biasa dimakan oleh seorang budak, karena mereka harus makan agar bertahan hidup dan memiliki tenaga untuk melarikan diri. Sesimpel itu lah pemikiran anak yang dipaksa berfikir dewasa karena keadaan yang terdesak.

Setelah mereka menghabiskan waktu kurang lebih satu tahun di penjara budak, akhirnya kesempatan mereka kabur terbuka, ferderick melihat penjaga menjatuhkan kunci penjaranya saat ia menaruh di kantong celana, anak itu diam diam mengambil kunci setelah memastikan disekitarnya tak ada yang melihat.

Ia benar benar harus berhati hati, tidak boleh gagal dalam percobaan pertama karena selama satu tahun ini ia telah melihat beberapa kali orang orang yang mencoba kabur dan kembali tertangkap, mereka akan dipukuli didepan para budak yang lain sampai hampir mati,hal itu dilakukan dengan sengaja sebagai peringatan agar para budak yang melihatnya tidak akan berani mencoba kabur, ferderick terus menghawatirkan adiknya yang masih polos dan tak tahu apa apa.

Tiba tiba Pria berkepala plontos itu datang bersama seorang Nyonya bangsawan dengan pakaian glamor berbelahan dada rendah dan membawa kipas di tangannya untuk menutupi sebagian wajahnya, wanita itu berusia empat puluhan, perlahan mereka semakin mendekat dan mereka berhenti di depan Ferderick dan Kaisan.

Kedua orang itu menatap Ferderick lekat lekat, perempuan itu seakan tengah menilai tubuh ferderick dari ujung rambut sampai ujung kaki, ferderick terus menatap mereka waspada.

"Bagaimana menurut anda Nyonya?"

"Sangat sempurna jika lima tahun lagi"

"Ya, anda benar, saya membeli mereka dengan harga yang sangat tinggi"

"Jika barangnya seperti ini saya pun rela mengeluarkan biaya tinggi, lihatlah tatapan matanya sekarang, lima tahun lagi saya yakin tatapan itu akan sangat mempesona jika dilihat di atas tempat tempat tidur, benar bukan?"

"Tentu saja Nyonya, anda sangat hebat menilai suatu barang"

"Ya, saya akan membawanya besok"

"Apa anda tidak terlalu terburu buru nyonya?"

"Saya ingin mendidiknya sendiri dengan kedua tanganku agar ia tunduk kepadaku lebih cepat, apa tidak boleh?" mata wanita itu melirik tajam ke arah pria disampingnya.

"Ten tentu saja boleh nyonya, anda bisa membawanya kapanpun, apa anda akan membawa keduanya?"

Wanita itu menggeleng "Untuk apa saya membawa anak yang masih terlalu muda itu"

"Ya, anda benar"

"Pakaikan pakaian bagus yang cocok untuknya, saya akan menjemputnya besok pagi" mereka melanjutkan percakapan dengan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Apa yang mereka bicarakan kak?" tanya kaisan dengan wajah polos, ia sama sekali tak mengerti apa yang barusaja di dengarnya.

"Bukan apa apa, kita harus melarikan diri malam ini kai, jika tidak kita akan dipisahkan"

"Jangan tinggalkan aku kak huhuhu"

"Tidak, kakak tidak akan pernah meninggalkanmu disini sendirian, tenanglah" Ferderick menenangkan adiknya yang menangis sembari memikirkan cara untuk bisa melarikan diri malam ini.

Bersambung..........................

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!