NovelToon NovelToon

ADIKKU SELALU MEREBUT APA YANG AKU PUNYA

Ep. 01

Fitri Ramadhani adalah namaku, biasa di panggil Fitri. Aku mempunyai adik perempuan bernama Bela Savira, dan biasa di panggil Bela. Jarak usia kami terbilang cukup jauh yaitu 5 tahun. Sekarang Fitri kelas 1 SMA dan sedangkan Bela kelas 5SD.

Aku dan adikku berasal dari kampung, dan kami tinggal bersama orang tua kami yang bekerja sebagai pedagang dan mereka juga mempunyai perkebunan karet yang di sadap oleh orang yang bekerja dengan orang tua kami. Kami hidup dengan cukup bercukupan, bisa di bilang sangat bercukupan juga sih, tetapi orang tua kami selalu mengajarkan untuk tidak boros uang dengan hal yang cuma-cuma atau tidak bermanfaat.

Kami berdua kakak beradik selalu hidup rukun dan damai, dan Fitri sangat menyayangi dan mengayomi adik nya itu, dan dia juga mau mengalah dengan adik nya. Tetapi lama kelamaan Bela tambah ngelunjak, dan ingin semua barang yang Fitri punya. Semenjak itu, Fitri mulai tidak suka dengan Bela, tapi dia hanya diam. karena di sudah tahu bahwa ibu nya akan membela Bela, karena Bela masih kecil.

Hari ini adalah hari di mana mereka menerima hasil pembelajaran mereka (menerima Rapor) semester genap ini.

"Assalamualaikum, Aku pulang", 'Ucap Fitri'.

"Waalaikumusalam, eeee kakak udah pulang", 'Ucap Rina yang keluar dari dapur'.

Rina adalah nama ibu Fitri dan Bela.

"Iya Bu, adek belum pulang Bu?", 'Tanya Fitri'.

"Belum kak, emang tadi kamu nggak lihat adek?", 'Tanya Rina balik'.

"Nggak Bu, soalnya tadi pas aku pulang, aku pikir adek udah pulang soalnya sekolahan adek udah sepi kayanya lihat dari gerbang aja sih , hehehe", 'Jawab Fitri yang mengaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal'.

Lokasi sekolah Fitri dan Bela berdampingan, jadi dari sekolah Fitri kelihatan sekolahnya Bela, begitu pun sebaliknya.

"Kemana ya itu si adek, belum pulang-pulang", 'Ucap Rina khawatir'.

"Tenang Bu, bentar lagi juga si adek pulang", 'Ucap Fitri menenangkan Rina'.

"Assalamualaikum, adek pulang", 'Ucap Bela membuka pintu'.

"Waalaikumusalam", 'Jawab Rina dan Fitri bersamaan'.

"Ini orangnya balik juga ni", 'Ucap Fitri'.

"Adek dari mana aja, kenapa duluan kakak pulang dari pada adik?", 'Tanya Rina'.

"Iya Bu maaf, tadi abis terima raport, kita bersih-bersih kelas dulu kan mau libur semester", 'Jawab Bela menunduk'.

"Iya tidak apa-apa sayang, yang penting kamu pulang dengan selamat", 'Ucap Rina merasa bersalah telah menodong Bela dengan pertanyaan'.

"Oh iya kalian abis terima raport ya gimana hasilnya?, ibu penasaran Lo", 'Tanya Rina'.

"Iya Bu, Alhamdulillah aku juara 1 lagi Bu", 'Jawab Fitri tersenyum bahagia'.

"Kalau adek gimana?", 'Tanya Rina beralih kepada Bela yang sedari tadi menunduk'.

"Ma-maaf Bu, a-aku cuman peringkat empat", 'Jawab Bela gugup dan masih menunduk dari tadi'.

"Iya nak, nggak apa-apa. Kamu lebih rajin belajar lagi ya", 'Ucap Rina kemudian mengelus kepala Bela'.

"Baik Bu", 'Jawab Bela'.

"Maaf ya Bu, nilai adek jelek", 'Ucap Bela lagi'.

"Nggak jelek kok nilai adek, ibu cukup puas dengan nilai-nilai adek", 'Ucap Rina yang telah melihat hasil Raport anak-anaknya'.

"Iya dek, semangat untuk semester depan", 'Ucap Fitri tersenyum kepada Bela'.

"Iya kak", 'Jawab Bela yang juga mengembangkan senyumannya'.

"Yasudah kalian ganti baju dulu sana, abis itu

Susul ibu kedapur ya, kita makan siang bersama. Ibu udah masakin masakan kesukaan kalian", 'ucap Rina'.

"Hore..... Aku ke kamar dulu ya Bu ganti baju", 'Ucal Fitri tersenyum kepada ibunya dan berjalan menuju kamarnya'.

"Adek juga ya Bu", 'ucap Bela juga yang berlari mengikuti Fitri'.

"Adek jangan lari-lari, nanti jatuh", 'teriak Rina'.

"Iya Bu, 'Jawab Bela dengan teriak juga karena jarak mereka cukup jauh'.

*

"Ayah mana Bu?, kok dari tadi nggak keliatan", 'Tanya Fitri'.

"ayah lagi ke kebun karet milik kita, liat orang-orang kerja", 'Jawab Rina'.

"Ibu tumben nggak ikut?, biasanya ibu juga ikut", 'Tanya Fitri lagi'.

"Kan ibu masakin masakan kesukaan kalian, karena hari ini kalian terima raport dan nilainya cukup memuaskan, jadi ini hadiah buat kalian", 'Jawab Rina'.

"Terimakasih ibu", 'Ucap Fitri yang abis mengunyah makanannya'.

"Iya sama-sama sayang", 'Jawab Rina'

"Terimakasih juga Ibu", 'Ucap Bela yang masih mengunyah makanannya'.

"Iya sayang, abisin dulu makanan dalam mulutnya, baru ngomong", 'Ucap Rina'.

"hehehehe, maaf ibu", 'Ucap Bela setelah menelan makanannya'.

"Ibu ini nugget nya boleh buat kakak nggak?", 'Tanya Fitri'.

"Boleh kak, ambil aja", 'Jawab Rina'.

"Tapi sisa 2 doang Bu", 'Ucap Fitri lagi'.

"Abisin aja nak, nggak apa-apa", 'Jawab Rina'.

"Oke Bu, Terimakasih ibu", 'Ucap Fitri dan mengambil nugget tersebut dan meletakkannya di atas piringnya'.

"Adek juga mau", 'Renggek Bela'.

"Tapi dek, di atas piring kamu masih ada tuh, 4 lagi", 'Ucap Fitri'.

"Tapi adek mau lagi Bu", 'Renggek Bela pada Rina'.

"Yasudah bagi dua aja, itu kan nuggetnya masih sisa 2 tu. Jadi adek 1 kakak 1 ya", 'Ucap Rina menengahinya anak-anaknya'.

"Nggak mau, adek mau dua-duanya", 'renggek bela lagi'.

"Tapi dek, diatas piring kamu masih banyak", 'Ucap Fitri mendengus kesal'.

"Adek mau dua-duanya Bu, kalau gitu adek nggak mau makan lagi", 'ancam Bela'.

"kakak kasih in ke adeknya aja ya, kakak ambil lauk yang lain aja ya", 'Ucap Rina'.

"Tapi Bu, itu di atas piring adek masih banyak", 'Ucap Fitri mendengus kesal'.

"Kakak udah ya, ngalah sama adeknya. Dari pada nanti adeknya nggak makan", 'ucap Rina meminta Fitri untuk mengalah'.

"Tapi Bu......", 'Ucapan Fitri mengantung'.

"Udah kasih adek nya ibu bilang", 'ucap Rina memotong ucapan Fitri'.

"Yasudah deh nih", 'Ucap Fitri memberikannya dengan kesal'.

"Terimakasih kakak", 'Ucap Bela'.

Fitri pun mengambil ayam goreng, penggantinungget yang tadi di ambil Bela.

"Aku juga mau ayam goreng Bu", 'ucap Bela'.

"Itu ayam goreng nya banyak sayang, ambil aja", 'Jawab Rina'.

"Aku mau yang paha Bu", 'Ucap Bela melirik ayam bagian paha yang di pegang oleh Fitri'.

"Pahanya udah nggak ada sayang", 'Jawab Rina'.

"Itu..... Yang di ambil kakak", 'Ucap Bela menunjuk paha ayam goreng yang di pegang oleh Fitri'.

"Enak aja kamu dek, tadi kan nugget aku juga udah kamu ambil. Sekarang ayam goreng lagi, biasanya kan kamu suka yang dada karena banyak dagingnya, kenapa sekarang tiba-tiba ingin yang paha segala", 'Ucap Fitri tidak mau kalah'.

"Aku ingin yang paha Bu", 'Ucap Bela merengek-rengek'.

"Kakak, kasih adeknya ya nak", 'Ucap Rina lagi'.

"Nggak mau lah bu, tadi kan aku udah ngalah, masa sekarang ngalah lagi sih", 'Ucap Fitri'.

"Kita itu sebagai kakak harus ngalah sayang sama adek", 'Ucap Rina lembut'.

"Tapi nggak ngalah terus-menerus bu", 'Ucap Fitri'.

"Aku mau yang paha Bu, huhuhuhu", 'renggek Bela yang kemudian menangis'.

"Kakak, lihat tuh adeknya nangis", 'Ucap Rina'.

"Ni, kamu ambil aja semuanya ni", 'Ucap Fitri melempar paha ayam tersebut dan pergi dari meja makan tersebut'.

Rina kaget melihat apa yang di lakukan oleh Fitri barusan, karena selama ini Fitri tidak pernah seperti itu.

Ep. 02

"Fitri.... Kamu itu tidak boleh seperti itu, itu tidak sopan namanya. kan ibu sama ayah selalu ajarin kamu dan adik kamu gimana adap makan. Sejak kapan kamu bisa berbuat seperti itu", 'Teriak Rina'.

Tetapi Fitri tidak menghiraukan perkataan Rina, dia tetap berlari entah kemana dan tetesan air mata mengalir di pipinya.

"Hhhmmm..... Bu, kakak marah gara-gara aku ya?", 'Tanya Bela gugup seperti orang ketakutan'.

Mungkin bela kaget melihat apa yang Fitri lakukan tadi, dan mungkin dia ketakutan karena takut Fitri akan marah padanya.

"Tidak sayang, Kakak tidak marah sama kamu. kamu lanjut makan lagi ya, abisin makanannya", 'Ucap Rina menenangkan Bela'.

"Te-terus kenapa kakak seperti itu Bu, sa-sampai melempar sendok", 'Tanya Bela terbata-bata karena masih ketakutan'.

"Udah sayang nggak apa-apa, nanti Kakak baik lagi kok. Sekarang Bela lanjut makanan nya ya, abisin makanannya", 'Jawab Rina lagi yang masih menenangkan Bela'.

*

Rina sudah mengabari suaminya atas peringkat dan nilai Raport yang di terima oleh anak-anak nya.

Oleh karena itu, Ben memutuskan untuk membelikan hadiah terlebih dahulu untuk anak-anaknya.

Ben adalah nama ayah Fitri dan Bela dan juga merupakan suami Rina.

"Aku harus membelikan anak-anak ku hadiah ni", 'Ucap Ben seorang diri sambil senyum-senyum'.

Ben pun menaiki motor nya dan melajukan motornya ke salah satu toko buku dan perlengkapan sekolah lainnya, dan juga ke toko sepatu dan tas sekolah, yang berada lumayan jauh dari rumahnya.

"Aku beliin apa ya untuk mereka?", 'Pikir Ben sendiri'.

"aha, aku beliin tas baru aja kali ya, soalnya kan tas mereka udah pada lama dan udah usang. Terus aku beliin perlengkapan sekolah nya juga lah, seperti pulpen yang lucu-lucu biar mereka senang sama aku mau beliin perlengkapan sekolah lainnya, dan mungkin sepatu sekolah juga", 'Ucap ben sendiri juga'.

Ben pun bertanya kepada Rina, apa aja yang akan di beli untuk anak-anaknya. dan Ben pun juga bertukar pikiran dengan istri nya dengan mengirim pesan, mana yang bagus dan yang di sukai anak-anaknya. Karena istrinya lah yang lebih mengetahui kesukaan anak-anak, karena mereka yang sering berbelanja bersama.

"Tas nya mana yang bagus Bu?", 'Tanya Ben kepada Rina dengan mengirimkan foto tas-tas yang berjejer di rak dalam toko tersebut'.

"Hhhmm.... Fitri yang warna aja yah, soalnya dia lebih suka tas warna hitam kalau untuk sekolah. Kalau Adek, warna pink ini yah, soalnya dia kalau beli tas selalu warna pink", 'Balas Rina dan menandai model dan warna tas yang menurut dia bagus'.

"oke, apalagi Bu?", 'Tanya Ben lagi setelah mengambil 2 buah tas yang tadi di pilih oleh istrinya'.

"Hhhmmm..... Sepatu sekolah yah", 'Balas Rina'.

Ben pun beralih ke rak sepatu sekolah yang berada di dalam toko yang sama sambil menenteng 2 buah tas pilihan dia dan istrinya tadi.

"Yang mana Bu yang bagus?", 'Tanya Ben lagi dan juga mengirimkan model-model sepatu sekolah yang berjejer di rak sepatu di toko tersebut'.

"Kakak yng ini yah, yang hitam polos. Soalnya di sekolahan kakak tidak boleh ada warna lain yah, meskipun itu warna putih", 'Balas Rina yang juga menandai foto sepatu pilihannya'.

"Kalau adek mah boleh ada campuran lainnya yah, tapi hanya warna putih dan harus lebih dominan warna hitamnya", 'Balas Rina juga yang juga menandai foto sepatu pilihannya'.

"Nomor berapa Bu?", 'Balas Ben'.

"Kak 38, dan adek 36 pa", 'Balas Rina'.

"Oke Bu, terus buku sama pulpennya nggak di beliin sekalian Bu?", 'Tanya Ben lagi pada istrinya'.

"Nggak dulu aja yah, nanti mereka aja yang beli. Soalnya kalau kakak tiap mata pelajaran di sekolahnya itu beda bukunya yah, tergantung gurunya", 'Balas Rina'.

"Yasudah, ayah bayar dulu ya Bu abis itu langsung pulang", 'Balas Ben'.

"Iya yah hati-hati jalan pulangnya", 'Balas Ben'.

Saat berjalan ke kasir, Ben melihat sepatu olahraga yang di tunjukkan oleh Fitri beberapa hari yang lalu, karena dia mengingin sepatu olahraga tersebut.

Akhirnya Ben pun membelikan sepatu olahraga tersebut untuk sang anak, dan juga sebagai hadiah lebih karena dia sudah juara satu.

*

Flashback

"Yah, kakak boleh minta sesuatu nggak?", 'Tanya Fitri mengunjunginya di ruang tengah'.

"Boleh dong, asal kan jangan yang keterlaluan", 'Jawab Ben'.

"Ini yah, kakak mau beli sepatu olahraga yang ini. Soalnya sepatu olahraga kakak yang lama udah kekecilan yah", 'Ucap Fitri memperlihatkan foto sepatu tersebut kepada sang ayah'.

"Iya, nanti kita beli ya", 'Jawab Ben tersenyum kepada sang anak'.

"Beneran yah, terimakasih ayah", 'Ucap Fitri kemudian memeluk sang ayah'.

"Iya nak, sama-sama. Tapi Kakak juga harus janji ya sama ayah, belajar yang rajin dan nanti terima raport kakak harus juara", 'Ucap Ben membalas pelukan sang anak dan kemudian mengacungkan jari kelingking nya'.

"Iya yah, kakak janji sama ayah", 'Ucap Fitri dan juga mengacungkan kelingking nya tanda mereka sudah berjanji, hehehe'.

Flashback selesai

*

"Mbak, aku juga mau sepatu olahraga yang ini ya", 'ucap Ben kepada karyawan yang bekerja di toko tersebut'.

"Iya pak, nomor berapa pak?", 'Tanya karyawan itu lagi'.

"Nomor 38 mbak", 'Jawab Ben'.

"Bapak mohon tunggu di kasir aja dulu ya, saya ambilin dulu barangnya.", 'Ucap mbak-mbak itu lagi'.

"Baik mbak", 'Jawab Ben dan berjalan ke kasir dan menunggu mbak-mbak yang tadi'.

"Ini ya pak barangnya, nomor 38", 'Ucap mbak-mbak yang tadi dan memberikan sepatunya kepada Ben'.

"Iya mbak", 'Jawab beni dan melihat sepatu yang tadi di pesannya'.

"Berapa total belanjaan saya mbak", 'Tanya Ben dan meletakkan semua barang belanjaannya di kasir untuk di hitung'.

"semuanya 950.000, karena bapak berbelanja di toko kami di atas 800.000 jadi bapak dapat cashback sebesar 100.000, jadi totalnya jadi 850.000 ya pak", 'Ucap mbak-mbak yang berada di kasir'.

"Ini uangnya", 'Ucap Ben dan memberikan uang pas sebesar 850.000'.

"Terimakasih banyak pak, sudah berbelanja di toko kami", 'Ucap mbak pelayan toko tersebut'.

"Iya mbak sama-sama", 'Ucap Ben dan membawa barang belanjaannya keluar dari toko tersebut untuk segera pulang'.

Sebelum pulang, Ben melipir dulu ke salah satu toko kue untuk membeli donat dan kue kesukaan anakn-anak dan istrinya, dan juga sudah menjadi toko kue langganan Istri dan anak-anaknya. Setiap ada acara keluarga, arisan atau pun untuk cemilan sendiri di rumah, mereka selalu membeli kue di toko ini'.

"Assalamualaikum, Ayah pulang.....", 'Ucap Ben membuka pintu dan membawa hadiah untuk anak-anaknya yang tadi dia beli'.

"Waalaikumusalam, ayah udah pulang. Ayah bawah apa tu?", 'Tanya Bela yang sedang menonton TV dan menyamperin ayahnya untuk bersalaman'.

"Apa ya, coba tebak", 'Ucap Ben yang kemudian duduk di kursi'.

"Hhmmm nggak tahu", 'Jawab Bela'.

"Kakak mana sayang?", 'Tanya Ben kepada Bela'.

"Di kamar yah,", 'Jawab Bela menunduk'.

"Yasudah nanti ayah yang nyamperin ke kamar kak", 'Jawab Ben, karena dia sudah mengetahui semua yang terjadi di rumahnya tadi karena Rina sudah memberitahu ya'.

"Oh iya ayah punya sesuatu buat adek", 'Ucap Ben dan mengeluarkan hadiah untuk Bela dari dalam kantong plastiknya yang besar'.

"Tara......", 'ucap Ben lagi'.

"Wah tas sama sepatu, terimakasih ayah", 'Ucap Bela dan memeluk ayahnya'.

Iya sayang sama-sama", 'Jawab Ben'.

"Ayah ke atas dulu ya, kekamar kakak", 'Ucap Ben'.

"Iya yah", 'Jawab Bela'.

Ben pun menaiki anak tangga, menuju kabar Fitri.

Ep. 03

"Bu, aku ke kamar Fitri dulu ya", 'Ucap Ben'.

"Iya yah, tadi aku udah coba bujuk Fitri juga, tapi dia tetap nggak mau bukain pintu kamarnya. Maaf ya yah, Fitri begini gara-gara Ibu", 'Jawab Rina yang merasa bersalah kepada putrinya'.

"Iya Bu, ngak apa-apa. Nama Fitri masih remaja Bu, dia itu masih labil", 'Ucap Ben menenangkan istrinya'.

"Iya yah", 'Jawab Rina'.

Ben pun menaiki anak tangga, dan menuju kamar sang anak sulungnya itu.

"Tok...tok.... Fitri, buka nak. Ini ayah", 'Ucap Ben mengetuk pintu kamar sang putri'.

"Fitri, buka dulu sayang. Ada yang mau ayah omongin sama kamu", 'Ucap Ben lagi yang masih mengetuk pintu kamar sang anak karena tidak ada sahutan'.

"ceklek.....", 'Fitri pun membukakan pintu kamarnya'.

"Ayah boleh masukkan?", 'Tanya Ben sebelum memasuki kamar Fitri'.

Fitri hanya mengangguk tanpa menjawab apa yang di ucapkan oleh sang ayah'.

Ben pun masuk dan duduk di atas ranjang sang anak, dan tidak lupa pula Ben menutup pintu terlebih dahulu, agar tidak ada orang lain yang mendengar percakapan mereka.

"Kamu kenapa nak?", 'Tanya Ben kepada putri sulungnya itu'.

"Ngak apa-apa kok yah", 'Jawab Fitri seolah-olah semuanya baik-baik saja, tetapi matanya tidak bisa berbohong karena mata Fitri sembab dan merah seperti abis menangis'.

"Kamu jangan bohong fit, ayah sudah tahu kok semuanya", 'Jawab Ben tersenyum kepada sang anak'.

Fitri hanya diam dan berlinang air mata kembali, dan tidak menjawab apa yang di ucapkan oleh Sang ayah.

"Ayah tahu kamu kesal, dan ayah juga tahu kalau kamu itu marah. Tapi kamu tidak boleh sampai banting sendok segala nak, apalagi itu di meja makan dan di depan makanan. Itu tandanya kita tidak bersyukur terhadap apa yang telah Allah berikan kepada kita", 'Ucap Ben lembut kepada sang anak'.

"Ta-tapi yah, i-bu.....",'Jawab Fitri terbata-bata dan ucapannya belum sampai tangisnya pecah kembali'.

"Iya nak, ayah tahu kamu marah sama ibu. Karena ibu selalu meminta kamu untuk mengalah dengan adik mu, tapi kan ini semua ibu lakukan agar kakak lebih dewasa lagi, dan kita yang sebagai kakak memang harus mengalah dengan adik kita nak, kita tidak boleh cemburu sosial begitu, apalagi dengan adik kita sendiri", 'Ucap Ben dan membawa Fitri kedalam pelukannya'.

"Ta-tapi tidak harus semua yang aku miliki, juga dia ambil yah", 'Jawab Fitri yang masih terisak-isak di dalam dekapan sang ayah'.

Ben hanya diam, tidak menjawab apapun yang di ucapkan nya. Ben juga memberikan waktu untuk Fitri menceritakan semua apa yang dia pendam selama ini, dan membiarkan Fitri untuk meluapkan semuanya dan sampai akhirnya dia tenang.

"Apa yang aku punya, selalu dia pengen. Sedangkan ibu selalu memintaku untuk mengalah dengan dia, dan memberikan semua barang-barang ku. Ibu tidak pernah mengerti perasaan Fitri gimana yah, ibu ngak pernah memikirkan Fitri. Yang ada di pikiran ibu hanya bela, bela, dan bela, ibu juga tidak peduli itu barang yang berharga buat aku atau tidak. Jika bela menginginkan barang itu, maka ibu terus-terusan meminta aku untuk memberikannya, tanpa meminta persetujuan Fitri terlebih dahulu. Ibu udah ngak sayang Fitri, ibu hanya sayang Bela", 'Ucap Fitri meluapkan semuanya yang di pendamnya selama ini.

"Hush....... Ngak boleh ngak begitu nak, ibu itu sayang kalian dua-duanya. Ibu ngak ada pilih kasihnya nak", 'Jawab Ben kembali menenangkan Fitri'.

"Kalau ibu ngak pilih kasih, kenapa ibu terus-terusan meminta aku untuk mengalah ya, kenapa?. Kenapa ibu ngak pernah sesekali meminta bela untuk mengalah?, Kenapa aku terus ya?, Kenapa?", 'Ucap Fitri kembali dan tangisnya pecah kembali'.

Ben pun terdiam dan tidak tahu akan menjawab apa atas pertanyaan putri sulungnya itu.

"Sudah ya sayang, Fitri jangan nangis lagi. Maafin ibu ya nak, ibu khawatir sama kamu", 'Ucap Ben sambil mengelus kepala sang putri'.

Ben pun melepas pelukan Fitri, karena dia tidak lagi mendengar Isak tangis sang putri.

"Oh iya ayah ada hadiah buat kakak", 'Ucap Ben mengeluarkan hadiah yang di belinya tadi'.

"Wah tas sama sepatu sekolah, terimakasih ayah", 'Jawab Fitri tersenyum dan memeluk ayahnya lagi'.

"Iya sama-sama sayang, gitu dong senyum", 'Ucap Ben mengacak-acak rambut sang anak'.

"Ayah ada hadiah satu lagi buat kakak, tapi ada syaratnya", 'Ucap Ben'.

"Apa yah syaratnya?", 'Tanya Fitri antusias'.

"Syaratnya, kakak harus minta maaf sama ibu ya. Kasian ibu nak, dari tadi murung terus mikirin kakak", 'Jawab Ben'.

"Iya yah, kakak akui kakak salah. Tidak seharusnya kakak tadi sampai banting sendok", 'jawab Ben menunduk'.

"Nah gitu dong, sekarang kakak tutup mata ya", 'Ucap Ben tersenyum'.

"1 2 3 Tara.....", 'Ucap Ben setelah Fitri menutup mata nya dengan kedua telapak tangannya'.

"Wah ini kan sepatu yang kakak pengen, terimakasih ayah", 'Ucap Fitri tersenyum bahagia dan memeluk ayahnya lagi'.

"Iya sama-sama sayang", 'Jawab Ben tersenyum melihat putri sulungnya tersenyum kembali meskipun matanya masih sembab karena abis menangis'.

"Sekarang kakak simpan ya hadiahnya, dan sekarang ikut ayah nemui ibu dan minta maaf, oke", 'Perintah Ben'.

"Siap komandan, laksanakan", 'Ucap Fitri hormat'.

Setelah menyimpan hadiah dari sang ayah, Fitri mengikuti Ben dan menemui sang Ibu.

Sampai di depan kamar sang ibu, Fitri menoleh kepada sang ayah. Sang ayah pun mengisyaratkan sang anak untuk masuk kedalam, karena pintu tidak tertutup rapat dan juga Rina berada di dalam.

"Ibu.....", 'Ucap Fitri masuk ke dalam kamar dan di susul sang ayah'.

"Ibu maafin Fitri, Fitri salah Bu. Tidak seharusnya tadi Fitri marah dan melempar sendok Bu", 'Ucap Fitri dan bersimpuh di kaki sang ibunda'.

"Iya ngak tidak apa-apa, ibu yang salah. Maafin ibu ya nak, ibu gagal menjadi seorang ibu yang adil bagi kalian", 'Jawab Rina berusaha menegakkan Fitri'.

"Tidak Bu, ibu tidak gagal. Fitri lah yang salah Bu, Fitri tidak bisa mengontrol emosi Fitri. Maafin Fitri Bu", 'Ucap Fitri yang masih bersimpuh'.

"Iya nak, ibu juga minta maaf. Bangun lah nak, jangan begini", 'Jawab Rina yang membantu Fitri berdiri'.

Fitri pun memeluk sang ibunda, dan kembali berurai air mata.

"Nah gitu dong, kalau kayak gini kan enak liatnya. Eh tapi ayahnya ngak di peluk juga nih", 'Ucap Ben tersenyum melihat sang anak dan istrinya sudah baikan'.

Fitri dan Rina pun berjalan ke arah Ben, dan mereka bertiga pun saling berpelukan.

Bela yang melihat dari itu semua dari luar mereka iri, dan dia semakin membenci sang kakak. Bela merasa iri, kenapa selalu berada di atasnya, baik itu prestasi, paras, dan lainnya. Oleh karena itu lah, Bela ingin sekali menyingkirkan Fitri dari rumah ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!