NovelToon NovelToon

TRAUMA!

Episode - 01.

Trauma. Kata-kata itu memang terdengar begitu menyeramkan. Kadang kalanya, Trauma juga membuat seseorang yang terjerumus ke dalamnya akan melalui masa-masa yang sulit. Sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar, sulit beradaptasi dengan perubahan hati, sulit beradaptasi dengan hal-hal yang mungkin bisa memicu timbulnya rasa trauma itu datang kembali.

Sama dengan halnya seorang laki-laki yang sedang duduk di teras kamarnya, dengan pandangan lekatnya yang tertuju pada keramaian jalanan yang berlalu lalang. Rumah dari keluarga keturunan laki-laki itu memang berada di kompleks perumahan elit yang ada di kota XXXX.

Rumah yang bernuansa serba putih itu. Terlihat begitu sangat cantik saat di pandang mata oleh seseorang yang melalui kompleks perumahan elit itu. Laki-laki yang sedang menatap ke arah jalanan dari teras kamarnya itu, terlihat memandangi kendaraan bermotor serta mobil yang lewat.

Tok!! Tok!! Tok!!

"Aksa sayang...," panggil seorang wanita paruh baya yang muncul dari pintu kamar laki-laki yang sedang duduk di teras kamarnya. Wanita itu lalu menghampirinya saat laki-laki yang ia panggil, menoleh dan tersenyum kepadanya.

"Kamu sedang apa sayang? Sejak tadi pagi mama perhatikan, kamu selalu di sini. Kamu tidak bosan apa duduk di teras terus setiap hari?" tanya wanita paruh baya itu. Nampaknya, sang mama dari laki-laki itu sedang mengkhawatirkan keadaan sang anak yang selalu menutup dirinya di rumah setiap saat.

Laki-laki yang di sebut dengan nama Aska itu. Menatap sang mama yang masih terlihat begitu sangat cantik, meskipun wanita itu terbilang sudah berkepala empat. Namun, wanita itu masih nampak begitu muda.

"Enggak ma. Aska justru lebih suka di sini bersama dengan mama. Daripada Aska harus berkeliaran bebas di luaran." ucap laki-laki itu dengan suara kecil, ia tersenyum saat menanggapi perkataan sang mama.

Mungkin, orang-orang akan menganggapnya sebagai laki-laki yang aneh ataupun laki-laki gila. Karena menutup diri dan tidak pernah berbaur dengan orang-orang. Tetapi baginya, di saat ia menginjakkan kakinya keluar pagar rumahnya. Ia justru seperti menjadi seseorang yang kehilangan tenaga. Energi yang dimilikinya akan terkuras habis saat berada di keramaian.

"Tapi nak..-"

"Ma...," ucap Aska memotong ucapan mamanya. Laki-laki itu meraih tangan wanita yang begitu di cintainya melebihi apapun itu. Dikecupnya tangan sang mama, karena laki-laki itu tau bahwa mamanya sedang mengkhawatirkan keadaannya. "Mama gak perlu mengkhawatirkan keadaanku ya. Aska baik-baik saja kok. Aska juga sebenarnya tidak ingin seperti ini ma. Tapi Aska harus memilih jalan ini.. juga karena Aska tidak ingin membuat kekacauan yang akan mengakibatkan diri Aska semakin tidak terkontrol ma."

"Iya, sayang. Iya. Mama mengerti dengan semua keadaan Aska. Mama minta maaf ya, karena selalu membujuk Aska untuk melupakan masa itu dan selalu menyakiti hati anak mama sendiri." ucap sang mama. Dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Aska menggelengkan kepalanya. "Nggak ma. Mama gak pernah sekalipun menyakiti hati Aska. Tidak sekalipun!"

Tidak tega melihat sang putra semata wayangnya harus mengalami hal tersebut. Membuat wanita itu langsung memeluk sang putra dengan erat. Aska tentu tidak menolaknya, laki-laki itu justru membalas pelukan sang mama.

"Jangan khawatir dengan kondisi Aska ma." ucap laki-laki itu dengan lirih.

"Yaudah, kalau begitu mama pergi dulu ya. Kamu istirahat saja nak." pamit wanita paruh baya itu. Dan pergi meninggalkan laki-laki itu sendirian di dalam kamarnya.

Aska yang melihat sang mama yang kembali membalikkan badannya menatap dirinya hanya mengangguk kecil. Seakan mengatakan 'Jangan khawatir Aska akan baik-baik saja.' begitulah kira-kira.

Sang mama hanya tersenyum kecil saat melihat anak semata wayangnya harus mengalami hal yang begitu membuatnya terpukul atas apa yang menimpa keluarganya. Wanita paruh baya itu kemudian membuka pintu kamar sang anak dan kembali di tutupnya saat ia sudah keluar dari kamar tersebut.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Episode - 02.

"Terimakasih, sudah berbelanja di toko kami." ucap seorang gadis saat ia sedang melayani seorang pembeli yang mampir ke toko itu.

Gadis dengan tag pengenalan bernama 'Rassya' itu sedang menunduk sopan saat ada seorang pembeli. Dan melayani semua orang dengan ramah. Ia memasang wajah dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Terimakasih, sudah berbelanja di toko ini." ucapnya ramah kepada pelanggan.

"Sama-sama, mari kak." balas pembeli itu dengan ramah juga.

"Iya, mari kak. Hati-hati di jalan," ucapnya lagi.

Kemudian, gadis itu pun duduk saat sudah tidak ada pembeli. Gadis juga melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangannya yang sudah menunjukkan pukul dua belas.

"Waktunya untuk makan siang," ucapnya sembari mengambil kotak bekalnya yang ada di bawah mesin ulangnya. Gadis itu sengaja meletakkan kotak bekalnya di sana karena, ketika saat jam makannya tiba. Ia akan dengan gampang mengambilnya tanpa perlu harus berjalan menuju pantry tempat untuknya menyimpan barang-barang miliknya.

Ia mulai membuka kotak itu dengan senyumannya yang kembali terlihat. "Wah! Masakan ayah terlihat sangat menggiurkan."

Ia menyendok sesendok nasi beserta lauknya yang di letakkan di atasnya. Kemudian, gadis itu langsung memakannya dengan kedua matanya yang tertutup.

"Wah! Enak sekali." ucapnya dengan ekspresi wajah yang terlihat begitu bahagia. Bahagia karena masakan yang dimasak langsung oleh sang ayah. Membuatnya terus menerus memuji masakan tersebut.

"Masakan ayah benar-benar membuatku tidak bisa tambah semangat." ucapnya lagi sembari kembali melahap makanan itu dengan lahapnya.

Ting!!

Gadis yang sedang asyik-asyiknya memakan masakan ayahnya, harus terhenti kala mendengar suara pintu toko itu terbuka menandakan bahwa ada seorang pembeli. Gadis itu langsung menutup kembali kotak bekalnya dan bangkit dari duduknya yang berlesehan di lantai itu.

"Selamat datang di toko Cemara." ucapnya dengan ramah saat melihat seorang wanita paruh baya yang terlihat masih muda itu dengan menundukkan kepalanya.

Wanita yang baru masuk itu, menolehkan kepalanya ke arah gadis yang berdiri di kasir itu dengan ikut membalas senyuman gadis itu. Kemudian, wanita paruh baya itu berkeliling mencari barang kebutuhannya.

Melihat pembelinya sedang memilih-milih. Gadis itu dengan cepat mengambil sebotol minuman yang ada di bawahnya itu lalu meneguknya. Karena ia belum minum.

"Tidak ada lagi ibu?" tanya gadis itu dengan ramah saat wanita itu telah berada di depannya dengan beberapa barang yang di belinya.

"Iya, hanya segitu." ucap wanita paruh baya itu.

Saat sedang men total barang yang di beli oleh wanita di depannya itu. Terdengar suara ponsel yang berdering di dalam tas milik wanitanya itu. Rassya yang mendengarnya langsung berkata. "Maaf ibu.. Ponselnya ibu berbunyi."

Wanita yang sedang menatap berbagai coklat di depannya menoleh saat gadis yang sedang melayani pembeliannya itu berucap."Iya, kah?"

Lalu, wanita itu langsung melihat ke arah tasnya dan mengambil ponselnya yang ada di dalam tasnya itu. Dan benar saja ponselnya berbunyi.

"Ah, benar! Ponselnya ku berbunyi." ucap wanita paruh baya itu dengan menatap ke arah gadis itu dengan tersenyum.

Tanpa menunggu lama, wanita itu langsung mengangkat ponselnya. "Halo! Kenapa sayang?"

"Es krim? Baiklah, mama akan membelikan nya untukmu." ucap wanita paruh baya itu dan kembali memasukkan benda pipih itu ke dalam tasnya saat sambungan nya sudah berakhir.

"Anaknya ya Bu?" tanya gadis itu saat melihat ke arah wanita di depannya itu.

Sang wanita itu hanya mengangguk. "Iya, dia minta di belikan es krim."

"Wah! Pasti anaknya sangat menyukai es krim itu." ucap Rassya dengan pandangannya yang menatap ke arah layar untuk melihat semua total yang di beli oleh wanita itu.

"Apakah ibu mau saya bantu carikan es krim ya? yang mungkin saja akan di sukai oleh anak Ibu." ucap Rassya menawarkan diri untuk membantu wanita paruh baya itu untuk memilihkan es krim.

"Boleh, jika memang tidak merepotkan." ucap wanita itu.

"Sama sekali tidak." ucap gadis itu. Dengan memberitahukan letak es krim itu berada.

"Silahkan, lewat sini ibu." ucapnya lagi sembari mempersilakan wanita paruh baya itu berjalan lebih dulu.

Wanita itu langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah sang es krim itu berada. "Ini es krimnya yang paling enak yang mana ya?"

"Oh, kalau saya kasih rekomendasi es krim rasa vanilla ini Ibu. Es krim itu sangat cocok untuk anak ibu yang masih kecil." ucap gadis itu sembari menunjukkan bentuk es krim tersebut kepada wanita itu.

Terlihat wanita itu tersenyum dan mengambil es krim rasa vanilla yang ada di tangannya gadis itu. "Benarkah? Tetapi.. anak Tante sudah seumuran denganmu."

Rassya yang mendengar perkataan wanita paruh baya itu. Langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Oh, begitu ya ibu. Maaf saya tidak tahu jika anak ibu seumuran dengan saya."

"Tidak apa-apa. Justru saya senang dengan pelayanan yang kamu berikan begitu jujur." ujar wanita itu dengan mengelus lembut lengan gadis itu.

"Em.. kalau begitu apakah ini juga tidak apa-apa jika saya membelikannya es krim ini?" tanya wanita itu kemudian.

"Oh, tentu saja ibu. Kebetulan es krim ini di sukai oleh banyak orang. Dan kebetulan juga es krim vanilla ini menjadi best seller di toko ini." ujar Rassya dengan memperkenalkan produk es krim itu kepada wanita di depannya.

"Benarkah? Kalau begitu saya ambil yang ini saja." ucap wanita paruh baya itu.

"Baik.. satu saja ibu?' tanya gadis itu.

"Tolong ambilkan saya tiga kotak ya." ucap wanita itu.

"Tiga kotak?" tanya gadis itu terkejut.

Wanita yang terlihat masih muda itu menoleh dan menganggukkan kepalanya. "Iya, tiga kotak. Kenapa? Apakah sudah habis?"

Gadis itu langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Oh, tentu saja ada ibu. Sebentar akan saya ambilkan."

"Ibu.. apakah es krimnya mau di campur dengan rasa yang lain? Atau rasa vanilla ini semua?" tanya Rassya kembali.

"Em.. di campur saja kalau begitu. Takutnya anak Tante bosan dengan rasa itu."

"Baik. Tunggu sebentar ya Bu." ucap Rassya.

Setelah beberapa saat kemudian. Wanita paruh baya itu selesai dengan pembayarannya. "Terimakasih."

"Sama-sama ibu." ucap gadis itu dengan sopan.

Wanita paruh baya itu nampak tersenyum saat melihat gadis di hadapannya itu begitu sangat sopan. Kemudian, wanita itu pun keluar dari toko minimarket itu dan masuk ke dalam mobilnya.

"Wah! Ibu itu terlihat masih terlihat begitu sangat cantik. Aku hampir mengiranya kalau beliau itu sepantaran usia di atasku." gumamnya dengan pelan saat melihat mobil yang di gunakan oleh wanita itu sudah pergi.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Episode - 03.

Episode Sebelumnya..

"Tolong ambilkan saya tiga kotak ya." ucap wanita itu.

"Tiga kotak?" tanya gadis itu terkejut.

Wanita yang terlihat masih muda itu menoleh dan menganggukkan kepalanya. "Iya, tiga kotak. Kenapa? Apakah sudah habis?"

Gadis itu langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Oh, tentu saja ada ibu. Sebentar akan saya ambilkan."

"Ibu.. apakah es krimnya mau di campur dengan rasa yang lain? Atau rasa vanilla ini semua?" tanya Rassya kembali.

"Em.. di campur saja kalau begitu. Takutnya anak Tante bosan dengan rasa itu."

"Baik. Tunggu sebentar ya Bu." ucap Rassya.

Setelah beberapa saat kemudian. Wanita paruh baya itu selesai dengan pembayarannya. "Terimakasih."

"Sama-sama ibu." ucap gadis itu dengan sopan.

Wanita paruh baya itu nampak tersenyum saat melihat gadis di hadapannya itu begitu sangat sopan. Kemudian, wanita itu pun keluar dari toko minimarket itu dan masuk ke dalam mobilnya.

"Wah! Ibu itu terlihat masih terlihat begitu sangat cantik. Aku hampir mengiranya kalau beliau itu sepantaran usia di atasku." gumamnya dengan pelan saat melihat mobil yang di gunakan oleh wanita itu sudah pergi.

...****...

"Aska...," panggil sang mama saat wanita itu sudah sampai di rumah kediamannya. Ia memanggil sang anak yang tak kunjung turun menghampirinya.

"Aska.. sayang kamu di mana nak?" panggilnya lagi. Saat sang mama tidak menemukan sang putra di teras kamarnya yang biasa laki-laki itu lakukan setiap harinya.

"Aska...," panggil sang dengan kembali ke ruang tengahnya. Namun, sang pemilik namanya juga tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Sehingga membuat mamanya terlihat khawatir.

"Mama manggil aku?" ucap laki-laki yang muncul dari pintu belakang dengan tangannya yang terlihat kotor.

"Astaga Aska! Kamu dari mana sayang? Mama cari dan panggil-panggil kamu tapi kamunya gak ada di kamar." ucap sang mama dengan cepat. Lalu, wanita itu langsung memeluk sang putra yang nampak lusuh dengan keringat.

"Ini.. kenapa tangan kamu kotor begini Aska? Kamu jatuh nak? Terjatuh di mana, dan kenapa kamu munculnya dari arah pintu belakang, hm?" berbagai pertanyaan yang bertubi-tubi yang keluar dari mulut mamanya.

Aska yang sedari tadi tidak di beri kesempatan untuk menjawab pertanyaannya sang mama. Hanya memilih diam sampai mamanya berhenti sendiri. Diana sang mama langsung melepaskan pelukannya saat sang putra hanya diam saja.

"Aska.. kenapa kamu hanya diam saja nak! Kamu jangan bikin mama khawatir begini dong sayang. Jawab mama!" ucap Diana sembari menggoyang-goyangkan tubuh anaknya itu.

"Aku pengen bilang kok. Cuma mamanya saja tidak memberikan aku kesempatan buat ngejawab." ujar Aska sembari menatap wajah cantik mamanya.

Sang mama melepaskan tangannya dari lengan sang anak. Mengerucutkan bibirnya dengan duduk di kursi meja makan yang ada di ruangan itu. Aska yang melihat sang mama sepertinya ngambek itu hanya tersenyum dan memeluk tubuh sang mama dari belakang.

"Maafkan Aska ya, ma." ucap laki-laki itu sembari mengeratkan pelukannya.

Diana menghela nafasnya dan mengelus lembut tangan anaknya yang terlihat begitu pucat. Pucat bukan karena sakit. Namun, memang laki-laki itu memiliki warna kulit pucat sama halnya seperti dirinya. "Aska kan gak melakukan apa-apa ke mama. Kenapa Aska malah minta maaf?"

"Karena Aska membuat mama kesal." sahutnya sambil menciumi tengkuk leher mamanya yang beraroma khasnya.

Diana hanya tersenyum kecil saat melihat anak semata wayangnya itu merasa tidak enak. "Enggak kok! Mana mungkin, mama bisa marah kepada anak mama sendiri."

"Makasih ya." ucap Aska. Lalu, laki-laki itu melihat ke arah tote bag yang di letakkan di atas meja. Ia melepaskan pelukannya dan mengulurkan telunjuknya ke arah tote bag itu kepada sang mama.

"Ma.. itu es krimnya Aska, kan?" tanya laki-laki itu sembari menoleh ke arah sang mama.

Diana mengikuti arah telunjuk sang anak. Lalu, mengangguk. "Iya, itu es krim yang Aska minta."

Mendengar perkataan sang mama. Laki-laki itu langsung mendekatkan dirinya pada tas belanjaan itu. Mengambilnya satu tote bag yang berisikan tiga dus es krim dengan rasa yang berbeda-beda.

"Mama.. kenapa belinya banyak sekali?" tanya Aska.

"Iya, itu buat Aska makanlah. Mama memang sengaja memberikan tiga kotak dengan varian yang beda-beda untuk anak mama. Itu juga rekomendasi dari Rassya." ucap wanita itu sembari meletakkan semua barang-barang yang di belinya ke dalam kulkas.

Aska yang mendengar kalimat terakhir sang mama mengernyitkan keningnya. 'Rassya? Rassya siapa?'

"Rassya siapa yang mama maksud?" tanya Aska penasaran.

"Oh, itu gadis yang menjadi kasir di minimarket yang sering mama kunjungi saat berbelanja bulanan. Dia anaknya sopan dan ramah sama mama, dia juga sampai mau membantu mama buat menyiapkan es krim itu." ucap Diana panjang lebar.

Aska yang mendengar ucapan panjang lebar mamanya hanya mengangguk kecil. Dan melihat es krim vanilla dan beberapa varian rasa lainnya di Tote bag nya itu "Ini bukan es krim yang sering Aska makan."

Diana menoleh ke arah sang putra dan langsung menghampirinya saat wanita itu sudah selesai membereskan semua barang beliannya. "Mama salah beli ya? Yaudah kalau begitu, mama belikan lagi saja yang baru ya."

"Enggak ma, nggak usah! Ini saja tidak apa-apa. Lagian kata mama ini es krim yang di rekomendasikan oleh kasir itu. Kalau udah di rekomendasi berarti itu enak." ucap Aska sembari membuka plastik es krim itu.

Laki-laki itu mengambil rasa vanilla yang di pegangnya tadi. Dan langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Saat es krim itu sudah masuk ke dalam mulutnya, laki-laki itu langsung melihat plastik es krim tersebut.

"Kenapa Aska? Es krimnya gak enak ya, nak?" tanya sang mama saat melihat anaknya mengecek plastik es krim itu.

Aska menoleh. Lalu menggelengkan kepalanya. "Bukan ma. Ini Aska pengen tau brand-nya dari mana, soalnya ini enak sekali dan rasa vanilla nya juga berbeda seperti rasa vanilla yang sering Aska makan." ucap laki-laki itu dengan kembali melihat plastik es krim itu.

"Benarkah?"

Aska mengangguk. "Mama cobain deh ini."

Diana pun langsung mencicipi es krim yang Aska berikan untuknya. Es krim yang baru saja ia buka dan memberikannya kepada sang mama.

"Wah!! Beneran enak loh! Beda nak." ucap Diana terkejut dengan rasa es krim yang ia coba itu.

Aska pun hanya mengangguk menyetujui perkataan yang mamanya itu katakan. Karena memang benar es krim tersebut begitu sangat enak.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!