NovelToon NovelToon

Kekasih Ku Bukan Manusia

1

Sejak 2 hari ini wajah Lisa yang bernama lengkap lisa hanim tidak nyaman di pandang.

Riza baru saja menamatkan s1-nya minggu lalu. seharusnya rencana awalnya Liza akan mencoba masuk ke tempat papa nya bekerja.

Papa Liza bernama Arnold yang bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi telepon seluler.

Tapi pada saat Liza akan mengajukan proposal untuk melamar ke perusahaan yang sama. Liza malah mendapati kabar jika papanya harus dimutasi karena ada sedikit masalah di dalam kantor.

Lisa tidak tahu apa permasalahan yang dialami oleh papanya itu di kantor. yang jelas langkah untuk bekerja di tempat yang sama dengan papanya itu jadi terbengkalai.

Jika sudah begini Liza sendiri tidak tahu harus melakukan apa.Padahal menurutnya pekerjaan itu sangat bergengsi dan waktu kerjanya juga lebih fleksibel.

itulah yang membuat liza cemberut sepanjang hari.

"sayang kenapa sih kamu jelek gitu sepanjang hari ,coba lihat papa mu. dia lagi punya masalah ditambah kamu lagi dengan wajah seperti ini. cobalah berikan papamu penghiburan" kata dini.

Mama Lisa adalah wanita yang berusia 45 tahun. masih cukup muda karena dia pandai merawat dirinya.

Mungkin karena ditunjang dengan gaji papa yang tidak kecil .Sehingga dia bisa memanjakan diri dan merawat tubuhnya lebih telaten.

Menghadapi Putri semata wayangnya , ini membuat dini semakin kesal saja. Sudah beberapa kali dia menasehati liza agar tidak begitu marah.

Seharusnya Liza lebih dewasa dalam berpikir. Pasalnya orang yang paling sedih di sini tentulah papanya sendiri. Sudah beberapa tahun dia bekerja di perusahaan ini dan tidak pernah mengalami masalah .

Tapi baru sekarang ada situasi yang tidak mengenakkan di kantor.

Akibatnya Papa Lisa harus mengalami mutasi jika dia tidak ingin diberhentikan.

Tapi Lisa tidak mau mengerti malah menyalahkan papanya itu.

Dia menuduh papanya melakukan sesuatu hal sehingga perusahaan menyudutkan papa.

"wajar kan mah kalau aku marah papa itu nggak becus kerjanya apa yang Papa lakukan sampai perusahaan membuat peringatan seperti itu .Kalau Papa itu kerjanya bagus dan tidak neko-neko tentu nggak sampai kejadian sampai seperti ini kan"kata lisa yang terus-menerus marah dan tidak mau mengerti kedudukan papanya.

Liza pikir mungkin papa melakukan sesuatu pada perusahaan semisalnya korupsi.

Jika tidak ada sesuatu yang terjadi kenapa Papa terancam dipecat atau harus dimutasi.

Dini hanya mengelus dadanya melihat bagaimana keras kepalanya Lisa.

Lisa adalah Putri mereka satu-satunya dan yang selalu dimanja . mungkin itulah yang membuat Lisa keras kepala seperti sekarang.

Tapi kalau dipikir lagi apa yang disebutkan oleh Lisa itu memang sebuah kebenaran.

Jika tidak ada sesuatu kenapa papanya harus sampai dipecat segala.

"sayang papa itu nggak melakukan kesalahan apapun percaya deh ini hanya salah paham saja. ada seseorang di kantor yang tidak menyukai papamu jadi dia melakukan trik untuk memfitnah papamu" jelas dini lagi.

"ayo bersabar dulu Papa sedang berusaha mencari buktinya. jika semua sudah terbukti mungkin perusahaan akan pikir dua kali untuk memindahkan papamu ke tempat lain" kata mama Liza lagi dengan sabar.

Sudah beberapa kali dini menyebutkan hal yang sama tapi Lisa tetap tidak mau mendengarnya dan berpikir pendapatnya lah yang benar.

"Mamah aku tuh bukan anak kecil lagi sampai bisa dibohongin seperti ini. Masalahnya pasti besar kan?" tanya Liza ingin tahu.

"sayang jangan pikir begitu kalaupun Papa memang melakukannya sebagai Putri kamu harus mendukung papa loh. paling tidak kasih papamu itu semangat agar dia tidak drop"

"Mama sih keterlaluan .kalau kedapatan papa itu korupsi jelas saja nggak bisa dibujuk seperti kata Mama. Papa itu memang harus menghadapi hukuman yang setimpal atas apa yang dia lakukan. Dukungan macam apa yang Mama pengen aku lakukan" dengus nya.

Sekarang kebanyakan televisi sering menceritakan tentang korupsi nepotisme dan sebagainya. Terlebih lagi ada kasus judi online dan penjualan narkoba yang sedang marak.

Yang ditakutkan oleh Liza sebenarnya papah melakukan salah satu hal yang tidak terpuji itu.

Sebagai seorang anak tentu saja Liza tidak akan mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi kepada Papa kandungnya.

Hanya saja dia tidak berpikir kesalahan apa sebenarnya yang dilakukan oleh Papa sehingga dia perlu dimutasikan seperti itu.

Beberapa kali Liza bertanya pada papah dan mamahnya namun kedua orang tuanya tutup mulut.

Mungkinkah kesalahan itu begitu besar sampai keduanya malu untuk mengakuinya.

"Sayang Papa nggak mau kamu terlibat jadi bisa nggak kalau kamu sabar sebentar satu atau dua bulan sebelum semuanya clear?"

"Mama aku tuh ya aduh gimana ya bilangnya kayak Mama Mama nggak mau ngerti sih?"Liza merasa tidak nyaman duduk di meja makan saat ini.

Walaupun di meja makan penuh dengan hidangan namun sama sekali tidak membangkitkan seleranya.

Dia bangkit dari meja makan dan berkata ."Mama aku nggak selera makan, aku masuk dulu ke kamar ya"

"Liza jangan begitu dong sayang kamu tuh harus berpikiran dewasa nak" kata dini memegang tangan Lisa.

"Mama please deh aku mau tenangin diri dulu. oke mama nanti kalau aku udah tenang nanti kita bicarakan lagi"kata Liza yang mengangkat tangannya sebagai tanda berhenti.

Dini hanya bisa menarik nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepala.

Sebenarnya mudah untuk menjelaskan pada liza, pokok permasalahannya .namun Liza memang sudah keras kepala sejak lahir.Dia tidak bertanya baik baik tapi ngegas yang bikin papa nya tambah dongkol.

Ini juga bukan salah Liza karena dia memang didik seperti itu.

Melihat putrinya itu pergi meninggalkan ruangan dan masuk ke kamar pribadinya. Dini langsung memanggil pembantu untuk membersihkan meja makan lagi.

Dia juga tidak memiliki selera makan setelah berdebat dengan Putri satu-satunya.

Sepertinya kali ini suaminya tidak akan pulang cepat. Masalah akan berlarut-larut jika tidak diperbaiki secepatnya.Begitulah kata Arnold ketika dini bertanya.

Sebenarnya Dini sendiri tidak yakin masalah apa yang begitu berat bagi suaminya.

Jika perlu dimutasi mereka bisa pindah saja.

Yang penting keluarga tetap bersama dan tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan seperti masuk penjara misalnya.

Setelah berbicara dengan liza tadi tiba-tiba saja dini jadi merinding sendiri.

Dia juga bertanya-tanya kesalahan apa yang diperbuat oleh suaminya ini sehingga perusahaan berinisiatif untuk memberikan dia dua pilihan yang sama-sama tidak ringan.

Pilihannya adalah antara dipecat atau dimutasi.

"hai ,papa dan anak sama-sama keras kepala. Papa juga kenapa sembunyikan masalah itu .bilang aja persoalannya apa dan ayo kita beresin bersama-sama"pikir dini di dalam hatinya.

Dengan langkah gontai dini juga masuk ke kamar pribadinya dan berbaring di sana menunggu suaminya kembali dari kantor.

2

Malam itu Arnold memang tidak kembali seperti yang sudah diperkirakan oleh dini sebelum nya.

Entah apa yang terjadi dan entah mengapa masalah ini disembunyikan dari keluarga.

Yang jelas Arnold tidak pulang selama 2 hari.

Begitu pulang ke rumah wajahnya sudah berubah muram lagi.

Sepertinya apa yang sedang dia usahakan gagal total.

Dini pikir masalah yang dialami oleh suaminya ini adalah masalah besar.

Ditambah lagi wajah jutek Liza yang tidak enak dipandang begitu melihat papanya kembali.

Bukannya datang untuk membujuk atau mengatakan sesuatu yang. Liza malah membombardirnya dengan pertanyaan demi pertanyaan.

Tentu saja pertanyaan itu sekitar pekerjaan dan kesalahan apa kiranya yang dilakukan oleh Arnold sehingga dia pantas dipecat oleh perusahaan.

Padahal Arnold bisa dikatakan sebagai pekerja teladan di perusahaan komunikasi.

"Liza sudah nak ,papamu lagi capek nanti aja nanya nya ya sayang" kata dini yang khawatir.

Dini yakin masalahnya begitu besar sampai Arnold tidak pulang ke rumah dua hari ini.

Tapi Liza tidak pernah mengkhawatirkan kondisi papahnya. Liza hanya ingin tahu kesalahan apa yang papa buat di kantor nya.

Di satu sisi dini juga ingin tahu apa yang terjadi tapi di sisi lain dia merasa prihatin dengan kondisi suaminya ini yang sekarang terlihat lebih tua daripada usianya.

"mamah aku kan cuma nanya baik-baik itu juga salah menurut mama?" bantah liza tidak puas.

"bukan begitu sayang mama cuma bilang .nanyanya nanti aja, papa kamu kan baru kembali, malahan belum sempat minum segelas air putih juga. jadi anak itu pengertian dikit lho nak" kata dini dengan sewotnya.

"Tapi mama aku tuh hanya pengen nanya "kata Liza yang tetap nekad untuk bertanya.

"udahlah kalau kamu masih banyak nanya pergilah ke kamarmu.Biarkan Papa istirahat .apa kamu nggak kasihan lihat wajah papamu seperti ini"bisik dini pelan.

Dia juga tidak ingin suaminya mengetahui jika dalam 2 hari ini Liza berperilaku buruk.Menuduh papa sendiri dengan sesuatu yang belum jelas.

Tapi sayang Arnold terlanjur mendengar pembicaraan mereka ,dia mengernyitkan dahinya sebentar.

Lalu menatap Liza dengan pandangan tajam.

"oke lihat katakan apa yang kau tidak puas dari papamu?" tanya nya dengan tatapan tajam nan dingin.

Liza yang sudah terlalu ingin tahu tiba-tiba menjadi ciut nyali nya."sepertinya Mama benar ini bukan waktunya untuk bertanya." pikir liza.

"nggak apa-apa pah aku hanya pengen nanya aja .Papa itu ke mana aja dua hari nggak pulang hehehe kan loza dan mama jadi khawatir pah." kata Liza yang tidak sesuai dengan hati nuraninya sendiri.

Pertanyaan yang ingin liza tanyakan tidak bisa keluar dari perutnya sama sekali.

Tapi kata kata itu membuat dini bisa melepaskan beban di pundaknya. Liza masih bisa berkompromi juga pada akhirnya.

Masih anak yang tahu menjaga hati orang tua.

"oke pergilah istirahat Papa juga harus istirahat .Tapi nanti malam ayo kita berbincang-bincang .ada sesuatu yang ingin Papa jelaskan"kata Arnold yang merasa pusing.

Dalam 2 hari ini dia kurang tidur demi mengerjakan beberapa bukti untuk menyanggah tuduhan yang tidak bermoral.

Segala tuduhan itu tidak benar sama sekali tapi dia hanya orang kecil yang tidak memiliki kekuasaan di perusahaan swasta.

Inilah nasib orang kecil.

"oke Papa "kata Liza yang langsung kabur ke dalam kamarnya dengan setengah berlari.

Sampai di kamar dia langsung mengunci pintu dan berbaring di ranjang besar nya yang empuk.

"oh ini sangat mengerikan sekali, pandangan papa itu sangat mengerikan aku jadi takut"kata lisa pada dirinya sendiri.

Sedari kecil sampai sekarang, Papa tidak pernah marah sama sekali. Baru kali ini Lisa merasakan pandangan tajam dari papa kandungnya tersebut.

Dini yang ditinggal pergi oleh lisa segera mengambil alih semua tas dan jas di tangan suaminya ini. Ini adalah hal yang biasa dia lakukan jika suaminya baru pulang dari kantor.

Jadi tidak ada perubahan apapun dalam kebiasaan itu

"Papa mau mandi dulu atau mau makan dulu?"tanyanya dengan nada lembut.

"aku mau mandi dan istirahat dulu mah makan nanti aja"kata Arnold yang langsung melangkahkan kakinya ke kamar pribadi.

Di dalam kamar sudah ada kamar mandinya sehingga dia bisa menyelesaikan urusannya di sana.

Dini mengikuti langkah suaminya ini dari belakang.

Langkah kaki Arnold sangat berbeda dari beberapa hari sebelumnya. Dulu Arnold bisa berjalan tegak dengan langkah yang tegas tapi sekarang langkahnya saja sudah layu seperti tidak bertenaga sama sekali.

Dari sini dini khawatir suaminya ini sudah tidak istirahat sama sekali dalam dua hari ke belakang.

Tapi walau bagaimanapun bersyukur saja Arnold bisa pulang ke rumah. Untuk masalah selanjutnya mari pikirkan nanti.

Dengan telaten dini mempersiapkan pakaian ganti dan handuk bersih.

"ini pak handuknya kata dini si raya mengirimkan handuk bersih pada Arnold.

Pria yang hampir mencapai 50 tahun ini mengambil handuk tanpa tersenyum sama sekali.

Dia meninggalkan dini untuk menuju kamar mandi.

Tidak lama kemudian ada bunyi air yang sama-sama terdengar dari pintu kamar mandi.

Dini dengan sabar duduk di tepi ranjang menunggu Arnold selesai.

Karena berpikir Arnold akan membutuhkan waktu di kamar mandi .Jadi dini keluar lagi dan memanggil pembantu rumah tangga agar menghangatkan makanan.

Dia meminta pembantu untuk bersiap-siap kapan saja dipanggil. maksudnya jangan hidangkan dulu makanan sebelum dipanggil untuk menghindari makanan menjadi dingin.

Dini juga tidak berpikir Arnold akan makan begitu selesai dari membersihkan diri.

Setelah menunggu hampir setengah jam barulah Arnold keluar dengan wajah yang lebih segar.

Arnold dengan cepat berganti pakaian tapi tidak langsung keluar dari kamar setelahnya.

Mungkin karena tubuh yang terlalu letih Arnold langsung berbaring dan memejamkan mata untuk beberapa waktu.

"Papa, makan yuk"kata dini pelan.

"nanti aja mah Papa lagi nggak ada selera" Arnold benar benar tidak ingin makan sekarang.

"dikit aja pah atau aku akan mengambil satu piring untuk dimakan di sini gimana?" tawar dini pada suami nya.

"nggak usah nanti ngerepotin Mama aja" kata Arnold menolaknya.

"ngerepotin gimana pah hanya sepiring nasi doang kok"kata dini yang langsung bangkit dari duduknya.

Tidak lama kemudian dini datang lagi dengan sepiring nasi dan segelas air putih.

"ayo makan dulu pah" kata dini pelan. dia memandang Arnold dengan tatapan penuh harap.

Mungkin karena tatapan itu membuat hati Arnold sedikit tergugah.Dengan malas Arnold bangkit dan memaksakan diri untuk menelan nasi.

Dini ingin bertanya tapi takut situasinya tidak tepat. jadi dia diam saja melihat suaminya makan sesendok demi sesendok nasi.

3

Walaupun liza sedikit takut menatap papanya. Tapi karena sudah berjanji dia juga tetap memaksakan diri untuk duduk di meja makan pada waktu makan malam tiba.

Saat ini papanya masih terlihat kuyu tanpa semangat di tubuhnya.

Ingin rasanya Liza menanyakan sesuatu tapi mulutnya tidak bisa terbuka. Ditambah lagi mama menatapnya dan menggelengkan kepala seolah-olah mencegah Liza untuk bertanya.

"pah ayo makan dulu ini ada gurame goreng dengan sambal terasi kesukaan papa"kata dini dengan tersenyum.

Arnold tidak berbicara tapi menganggukkan kepala sebagai gantinya.

Dini segera berdiri untuk mengambil piring kosong dan mengisinya dengan nasi hangat. Berikut dengan gorengan ikan gurame dan sambal terasi.

Biasanya Arnold menyukai makanan seperti ini ditambah dengan lalapan mentimun segar.

Hanya dengan hidangan seperti ini Arnold kerap kali akan menambah dua piring sekaligus.

Ada juga gulai nangka masak kuning yang juga disediakan di meja tapi Arnold tidak begitu menyukai masakan dengan santan. Arnold takut dengan kolesterol.

"terima kasih mah" kata Arnold saat dia menerima piring itu.

Istri yang sudah Arnold nikahi ini hanya bisa mengatakan "umm" sebagai jawabannya.

Liza juga tidak bertanya tapi dia langsung menarik sepiring nasi hangat untuk makan bersama kedua orang tuanya. Berbeda dengan Arnold, Lisa menyukai sesuatu yang dimasak dengan santan .Jadi gulai nangka masak kuning ini adalah favoritnya.

Gulai nangka dimakan dengan sambal terasi begitu cocok di lidah liza. Biasanya jika dia sudah memakan menu seperti ini Liza akan menghabiskan beberapa sendok nasi tambahan lagi.

Tapi karena situasinya sedang tidak benar maka Liza tidak berselera untuk makan.

Setelah menyeduh makanan Liza tidak menggerakkan sendoknya sama sekali.

Mama Liza hanya menatap putrinya itu dan tetap membiarkan putrinya bungkam untuk sesaat. segera Mama Liza memalingkan wajahnya dan memasang wajah tersenyum pada Arnold.

"papah makannya kok dikit nambah lagi ya" tanya dini pada Arnold. Baru setengah kenyang Arnold sudah meletakkan piringnya lagi.

"udah mah Papa udah kenyang kok mah ."jawabnya simple.

Dini tidak percaya suaminya kenyang tapi yakin jika suaminya ini tidak memiliki selera makan sama sekali. Karena itu Dini tidak akan memaksakan suaminya untuk makan lebih banyak.

"Oke Papa mau dibikinin kopi nggak?"tanya Dini buru-buru berdiri melihat Arnold berdiri meninggalkan meja makan.

"nanti aja, mama makan dulu gih habisin makanannya nanti kita akan cerita di ruang tengah" kata Arnold yang berjalan pergi ke depan.

Karena dicegah seperti itu Dini duduk lagi dan makan dengan cepat.

"ma jangan cepat seperti itu juga mah, nanti keselek loh"kata liza yang khawatir melihat mamanya makan buru-buru.

"nggak apa-apa ini dikit lagi"jawab dini pelan.

Hanya butuh beberapa suapan lagi Dini akhirnya menyelesaikan makan malamnya.

"selesaikan makanmu nanti susul kami di depan oke "kata Mama Liza pada putrinya yang belum menyelesaikan makan malam.

"oke mah kata Liza.

Liza masih ingin makan dengan santai tidak perlu buru-buru seperti mamanya itu.

Dengan perginya Arnold dan dini. Liza tiba-tiba merasa semangat lagi untuk menikmati gulai nangka masak kuning.

Biarkan dirinya mengisi perut dulu sebelum masuk ke dalam arena pertempuran.

tidak harus seperti mamanya yang buru-buru makan sampai ingin keselak nasi.

Mama Liza memang seperti itu dia mengabdikan hidupnya 100% pada Arnold. Apapun halnya Arnold adalah nomor satu.

Tidak heran jika dini bergegas ke ruang tamu dengan segelas kopi hangat di tangannya.

"udah selesai makannya, kamu nggak buru-buru kan?"tanya Arnold yang sudah mengetahui kebiasaan istrinya.

"nggak pah aku nggak buru-buru kok, ini kopi hangatnya,minum dulu selagi panas"kata dini meletakkan kopi di atas meja.

Setelah nya dini langsung menghempaskan bokongnya dengan lembut pada sofa di samping Arnold.

Arnold tidak banyak bicara tapi terlihat memijat kepalanya yang memang sedang pusing.

Dini berinisiatif untuk memberikan pijatan ringan pada dahi suaminya ini. Arnold tidak menolak perawatan dini sama sekali.

dalam prosesnya pasangan ini tidak memiliki sesuatu yang dibicarakan.

Sampailah beberapa menit kemudian. Lisa datang dan duduk bersama dengan segelas teh panas.

Sebuah kebiasaan yang aneh.

Selesai makan harus ada teh panas atau kopi.

"Pah.!"sapa liza pada papanya.

"Lisa sekarang Papa ingin kamu tahu satu hal. Di kantor sebenarnya papa memiliki masalah dengan putra direktur. Papa tidak membuat masalah apapun ,bukan korupsi ataupun nepotisme seperti yang kau pikirkan. tidak ada cerita seperti itu percayalah"kata Papa Liza pada Putri satu-satunya.

Liza mengalihkan pandangan pada mamanya .Mungkinkah mamanya sudah mengadukan masalah itu pada Papa sehingga Papa bertanya seperti sekarang.

Tapi itu tidak benar sama sekali.

Sebagai seorang istri dini tidak bertanya apapun menyangkut masalah di kantor. Ini dilakukannya agar Arnold tidak tambah terpuruk.

Tapi Arnold adalah seseorang yang sering bertemu banyak orang di luar sana.

Hanya beberapa patah kata, dia sudah tahu ke mana arah pembicaraan Liza tadi siang.

Sekarang Arnold benar-benar ingin meluruskan masalah ini. Paling tidak dia ingin putrinya tahu jika dia tidak membuat masalah yang akan membuat malu keluarga.

"Papa, bukan begitu maksudnya pah. aku tuh hanya bimbang gimana kita ke depannya pah jika Papa dipecat"kata Liza gugup.

Liza benar-benar tidak bermaksud untuk menyudutkan papanya ini. Tapi harapan untuk dipekerjakan di perusahaan yang sama itu sudah cukup besar dan ketika dia tidak mendapatkannya tentu saja perasaan Liza menjadi drop juga.

Ditambah tidak ada kejelasan situasi dari papanya sendiri.

"Papa tahu kok sayang jangan khawatir. Kalau kamu memang pengen tetap kerja di sana,Papa bolehin ,ada teman Papa yang bisa membantu kamu untuk masuk.Tapi kalau bisa cobalah rahasiakan dulu jika kamu adalah Putri Papa, takutnya kamu juga akan mengalami intimidasi seperti yang mereka lakukan pada papa"kata Arnold terus terang.

Arnold cukup tau dengan pendirian putrinya ini. Sebelum menamatkan S1 nya Liza sudah mengatakan tentang keinginan untuk dipekerjakan di perusahaan besar tersebut.

Dengan gaji yang lumayan dan status yang tinggi .ini sudah merupakan godaan terbesar bagi Liza waktu itu.

Tentu saja pada waktu itu Arnold mendukung Ide ini ditambah lagi dia bekerja di sana. Yang mungkin bisa memuluskan jalan Liza ke arah itu.

Tapi sekarang masalahnya dia terancam dipecat.Itu pun masalahnya hanya sepele.

"papa kalau Papa udah nggak nyaman di sana tentu saja aku juga akan tidak nyaman di sana. Maaf jika aku memaksakan pendapatku sama papa. Liza hanya berpikir jelek beberapa hari ini, maafin Liza ya papa"kata lisa yang memeluk papanya.

Sejauh ini papa dan mama Liza sering memanjakannya.

Jadi dia tumbuh besar dengan memiliki sifat keras kepala dan sedikit angkuh.

Tapi masih ada rasa kasih sayang dan pengertian yang kuat untuk keluarganya sendiri.

Mungkin dipengaruhi dengan mamanya yang kerap kali memberikan contoh-contoh kebaikan dan kata-kata penuh cinta.

Mereka adalah keluarga kecil yang harmonis dan itu harus dipertahankan hingga akhir.

Arnold juga memeluk Liza dengan erat dan menepuk-nepuk pundaknya dengan penuh kasih sayang.

"mungkin agak berat di awal nya sayang.Tapi papa yakin kamu akan mampu melewatinya. Pergilah jika kau memang benar-benar ingin. jangan khawatir tentang papa"kata Arnold yang membelai rambut panjang Liza

Liza memiliki rambut panjang sepinggang dan berkulit putih. Meski tidak begitu wow tapi Liza bisa dikatakan sebagai gadis cantik yang bisa menarik mata para laki-laki.

Setelah beberapa waktu Liza melepaskan diri dari pelukan papanya dan mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya.

Lalu dia berkata,"sekarang apa rencana papa?"

"itulah yang sedang Papa pikirkan"jawab papa Liza bingung

"emangnya perusahaan memberikan Papa tawaran seperti apa?"tanya dini yang mulai buka suara. Dini benar-benar ingin tahu keputusan apa yang diberikan oleh perusahaan.

Padahal suaminya ini sudah mengabdi lebih dari 15 tahun. Tapi tidak ada penghargaan sama sekali setelah menjalani pengabdian selama itu.

Inilah resikonya jika anda bekerja di sebuah perusahaan swasta.Tidak ada jaminan hari tua sama sekali.

Sebelum menjawab Arnold menarik nafas panjang dan mendengus dengan kesal.

"jika tidak mau dipecat dengan cara terhormat Papa bisa dimutasi di Kalimantan. Posisi dan gaji akan sedikit lebih rendah dari sekarang jadi gaji tidak bisa memenuhi kebutuhan kita mah" jelas papa Liza dengan menyesal m

"ah Kalimantan? kenapa sejauh itu pah?" tanya Liza terkejut.

"perusahaan sekarang sedang menjajaki prospek di Kalimantan. Karena Kalimantan akan menjadi ibukota negara tidak lama lagi. Sebenarnya posisi ini cukup bagus tapi niat mereka yang di atas yang tidak bagus " kata Arnold lagi

"apa maksud Papa niat mereka tidak bagus?" tanya Dini.

Arnold menjelaskan, menurut rutinitas yang biasa.Seseorang yang dimutasikan sebenarnya akan mendapat kenaikan jabatan secara otomatis. Ada juga tunjangan dan kenaikan gaji.

Tapi perusahaan kali ini benar-benar tidak membiarkan arnold hidup. Bukan saja tunjangan dan gaji yang dipotong setengahnya.Jabatannya pun hanya jabatan pekerja biasa.

Itupun tidak ada perumahan khusus.

Jika tetap ingin pergi, Arnold tidak bisa membawa keluarganya ikut serta.Andai dini nekat mengikutinya di tempat itu. Mereka harus mengeluarkan beberapa uang lagi untuk menutupi biaya akomodasi.

Jadi sebenarnya perusahaan ini mengirimkan Arnold pergi ke sana untuk memberikan dia hukuman.

Saat ini Liza sedang bertanya sebenarnya apa yang terjadi sehingga perusahaan begitu menyimpan dendam pada papanya.

Arnold tidak menyembunyikan masalah itu lagi.

Sebenarnya anak direktur ini baru saja masuk ke kantor bulan lalu. Karena dia adalah anak direktur jadi posisinya lebih tinggi daripada anak sendiri.

Awalnya Arnold tidak mengeluhkan masalah itu. Tapi anak direktur ini sama sekali bukanlah seorang pekerja yang kompeten.

Cara kerjanya yang asal-asalan dan main tunjuk membuat semua orang kesal.

Beberapa orang meminta Papa Arnold maju untuk menyampaikan masalah ini pada direktur secara langsung.

Inilah awal mulanya kebencian itu didapatkan oleh Papa Liza. ini juga ini jugalah yang menjadi sumber penyesalan Arnold saat ini. Jika saja dia tidak mengindahkan permintaan koleganya ini .Mungkin Arnold tidak akan menjadi sasaran kebencian dari anak direktur.

Karena kejadian pelaporan ini hubungan Arnold dan atasannya Kian memburuk.

Bukan saja direktur tidak mendengar keluh kesahnya tapi malah memandang Papa Liza sebagai musuh di dalam selimut.

Memang di ketahui ketika kembali dari rumah. Direktur mengajari putranya dan menanyakan beberapa hal terkait masalah itu.

Tapi sebagai seorang ayah tentu saja dia lebih mempercayai putranya sendiri dan dibandingkan dengan orang lain

Masalah ini mungkin bisa ditekan untuk beberapa waktu kemudian. Tapi masalah baru datang lagi setelah itu. Anak direktur membuat kesalahan yang merugikan perusahaan dengan jumlah yang fantastis.

Karena takut pada direktur, kesalahan itu buru buru diletakkan atas kepala Arnold.Dengan sengaja anak direktur menyalahkan nya dan direktur percaya begitu saja.

Putra direktur bahkan berani membuat akun palsu yang menjadikan itu sebagai bukti kuat atas tuduhan tersebut.

Di tambah dengan beberapa saksi palsu yang membuat Arnold semakin di tekan.

Bukti dan saksi inilah yang memberatkan Arnold sehingga dia terancam dipecat.

"tapi pah kan Papa bisa cari bukti lain atau Papa bisa mencari saksi mata dan dukungan dari teman-teman papa"kata Liza yang tidak puas dengan keterangan ini.

Beberapa tahun bekerja di dalam perusahaan yang sama .Tentu saja Papa memiliki teman-teman yang bisa dipercaya

Dulu Papa juga sering membantu teman-temannya ini jika mereka dalam kesulitan.Baik itu kesulitan dalam urusan pekerjaan ataupun kesulitan dalam hal keuangan.

Dengan teman-temannya papa Liza ini sama sekali tidak pelit.

Dia selalu membicarakan masalah pengorbanan pada Lisa putrinya.Setiap kali Liza melarang Arnold untuk membantu orang lain.

"hari ini kita akan membantu orang tapi suatu hari kita juga akan mengalami kesulitan dan mereka akan balik membantu kita kan sayangnya."begitulah kira-kira jawaban Papa ketika Liza menyuarakan ketidaksukaannya pada prinsip papa tersebut

Sekarang papa lagi butuh dukungan mereka. Tapi ke mana saja mereka.

"mereka semua menolak untuk mendukung papa , masing-masing takut mengalami PHK"kata papa menyesal

Itulah yang membuat Arnold tidak kembali dalam dua hari ini. Dia pergi bertemu teman-temannya untuk mencari dukungan.

Paling tidak jadilah saksi di depan direktur untuk menyatakan ketidakbersalahannya dalam kejadian itu.

Sebenarnya kejadian itu tidak sulit untuk dibuktikan sama sekali. Ada CCTV dan sampel tanda tangan. Jadi itu sangat mudah menguraikannya.

Tapi sayang teman-temannya ini sudah diancam untuk tutup mulut jika tidak mau di PHK.

Satu persatu teman-teman Arnold mundur dengan kata-kata penyesalan dan tidak bisa membantu sama sekali.

meskipun situasinya agak memalukan tapi semua orang memiliki kehidupan masing-masing. Tidak mungkin sahabat-sahabat lama Arnold mau mengorbankan keluarga hanya untuk membela arnold seorang.

Karena tetap tidak mau menerima kekalahan seperti itu Arnold malah menyewa detektif handal untuk membuktikan ketidakadilan ini.

Tapi uang sudah membuktikan segalanya.

Putra direktur memiliki banyak koneksi dan lebih banyak uang daripada diri sendiri.

Dengan begitu, bukti apa yang ada di tangannya sekarang.

Arnold sangat kesal dengan teman-teman yang tidak tahu berterima kasih itu. Sudah lama saling kenal tapi mereka sama sekali tidak mau membantu di saat-saat seperti sekarang.

Padahal mereka juga yang mendorongnya untuk maju mempermasalahkan soal putra direktur pada saat itu. Tapi setelah masalah sampai seperti sekarang. Mereka tidak ingin tahu bahkan tidak bertanya sama sekali.

Jika tahu bisa sampai seperti ini, mungkin Arnold tidak akan pernah membantu mereka dulu sekali.

Tapi nasi sudah menjadi bubur dan penyesalan itu datang sangat terlambat.

"direktur mungkin menyadari ada sesuatu yang salah tapi dia tidak mengakui karena itulah dia memilih memutasikan papa. Tapi cara dia memutasi ini sebenarnya hanya setengah hati jadi Papa tidak suka cara dia" kata Arnold lagi.

"jadi apa keputusan Papa, apapun yang papa putuskan Mama akan mengikutinya."kata Dini dengan menggenggam jari jemari suaminya.

Jika memang harus hidup susah dengan makan seadanya .Dini masih akan tetap setia bersama Arnold. dini sangat yakin roda itu akan selalu berputar ini adalah hari di mana mereka berada di posisi yang rendah.

Akan datang satu hari di mana posisi mereka akan berada di atas lagi. Sekarang ini hanya bisa bertahan semampunya bersama Arnold.

Tapi berbeda dengan Liza,dini tidak tahu apa yang dipikirkan oleh gadis itu jadi dini berkata"sayang pergilah menjadi pekerjaan di luar, jangan masuk ke perusahaan gelap itu lagi. kalau bisa ke luar negeri sekalian"

"Eh..

"sayang mama ini sudah lama menjadi istri pekerja di bidang komunikasi kan.jadi tentu saja Mama memiliki beberapa koneksi yang kuat. Mungkin beberapa akan menolak tapi Mama yakin pasti ada seseorang akan tertarik untuk membantu kita. Jadi kamu benar-benar mau bekerja kan, meskipun itu di luar negeri sekalipun?"tanya dini pada Putri semata wayangnya.

"Hem kalau ada sih boleh-boleh aja mah tapi gimana kalian?" tanya Dini panik.

"jangan pikirkan masalah kami, ingat aja kamu harus jaga diri jangan sampai kelewatan batas."nasehat Arnold pada Liza.

"tapi papa kenapa Papa tidak negoisasi dulu dengan direktur tentang mutasi tersebut. Lebih baik turun pangkat saja daripada mutasi dengan tempat seperti itu gajinya kecil juga tidak apa-apa kok pa"kata liza yang masih ingin papanya berjuang.

Masih bisa tinggal di Jakarta itu lebih baik daripada pergi ke tempat yang tidak diketahui.

Untung saja saat ini mereka tidak menyewa rumah. Liza juga sudah menamatkan S1 nya. Walaupun Papa dipecat kehidupan mereka tidak akan jelek amat.

"Papa udah terlanjur kecewa sama direkturnya. Padahal dia dan papa itu sudah kenal lama loh bahkan sebelum dia menjadi direktur seperti sekarang. Masak dia tidak mengetahui bagaimana hati nurani papa" tukas Arnold kesal.

Arnold menyesalkan jika dirinya memiliki banyak teman tapi semuanya adalah jenis satu jenis dengan serigala.

Begitu ada kesempatan semua teman akan mencoba menggigit dan membiarmu mati kehabisan darah tanpa mengulurkan pertolongan sedikitpun . Termasuk juga dengan direktur ini ,jika tidak ada bantuan dari arnold di masa lalu ,bagaimana bisa dia naik ke posisi direktur dengan mudahnya. Sayangnya seember air susu sudah dikotori dengan setetes racun tuba.

Ini menghapuskan persahabatan dari bertahun-tahun yang lalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!