10 tahun pun berlalu, sejak pernikahan Ayana dan Evano. Setelah Ayana melahirkan seorang anak, hidupnya malah lebih hancur. Ayana mengira setelah menikah dengan teman satu kuliah dan sudah mempunyai anak, hidupnya akan berubah.
Tapi itu hanya angan angannya saja. Ayana selalu saja disalahkan oleh ibu mertuanya sendiri dan tak pernah di anggap benar.
Bahkan ibu mertuanya melarang dirinya saat Ayana ingin mempercantik dirinya. Padahal ibu mertuanya sendiri yang menyuruhnya untuk merawat diri.
Pada pagi hari dimana Ayana sudah bangun dan harus mengerjakan tugas rumah seperti biasa dan ibu mertuanya malah rebahan enak di ruang tamu sambil mengemil.
Saat Ayana sedang mencuci piring di dapur tiba tiba anaknya yang bernama kayra menghampiri dirinya.
“Ibu” Panggil Kayra sambil menarik narik baju ibunya.
Menatap wajah kayra.” Iya sayang, ada apa. Kok tumben bangun ya cepat banget.” Jawab Ayana sekaligus bertanya.
“Apa ibu mau ku bantu?.” Tanya Kayra kembali sambil menatap wajah Ayana.
Mengelus rambut Kayra.” Tidak usah sayang, mama kan kuat, lebih baik Kayra mandi dan bersiap siap ke Sekolah.” Jawab ibunya tersenyum.
“Baik ma, aku akan mandi secepatnya agar mama tidak menungguku lama.” Ucap Kayra tersenyum.
“Anak pintar” Tersenyum Ayana.
Setelah kayra pergi. Ayana pun melanjutkan pekerjaan rumah dan memasak untuk sarapan ibu mertuanya dan kebetulan Evano sedang pergi dinas. Setelah membereskan pekerjaan dan sudah menyiapkan sarapan.
Ayana pun menyusun makanannya di atas meja agar ibu mertuanya tidak marah kepada dirinya.
Setelah beberapa menit. Kayra pun datang dan sudah berpakaian rapi untuk ber Sekolah dan ibu mertuanya juga datang bersamaan.
"Masak apa kau?." Tanya ibu mertuanya dengan tatapan tajam.
"Ini bu, Ibu bisa lihat, aku masak masakan yang seadanya aja. Ibu bisa makan kok." Jawab Ayana Tersenyum untuk meredakan amarah ibu mertuanya.
Ibu mertuanya pun langsung mencicipi makanan tersebut dan memuntahkan nya.
"Makanan apa ini. Tidak enak begini, memang kau tidak becus masak. Dasar!." Marah ibu Christina kepadanya.
"Saya sudah masa sebaik mungkin kok bu." Ucap Ayana panik.
"Sudahlah, sana kau. Bawa anak itu juga, aku tidak mau melihatnya.".Ucapnya mengusir Ayana dan cucunya.
Ayana pun mengajak anaknya untuk makan di kamar karena jika makan bersama mertua, itu akan membuat keributan dan akan membuat Kayra kaget.
Ayana pun mengajak Kayra untuk makan di kamar. Setelah siap makan, aku pun mengantarkan Kayra berangkat ke Sekolahnya.
Sesampai di Sekolah Kayra.” Sudah sampai sayang, belajar yang baik ya, agar bisa membahagiakan ibu nanti.” Mengelus rambut kayra dengan lembut.
“Baik bu, aku kan memang pintar, kalau begitu aku pergi dulu ya bu. Dah.” Keluar dari mobil lalu melambaikan tangannya dengan bahagia.
Sesampai rumah, Ayana langsung masuk dan mengerjakan kembali kerjaan rumahnya dan dia melihat ibu mertuanya yang sedang enak enakn nyemil dan membuang sampahnya sembarangan.
Dan ayana mencoba menegurnya karena Ayana sudah menyapu beberapa kali karena perbuatan mertuanya itu.
“Bu, boleh gak kalau abis ngemil, sampah ya dibuang di tempatnya. Barusan saya nyapu malah kotor lagi bu.” Ucap Ayana mencoba menegur mertuanya.
Langsung menatap wajah ayana dengan tatapan tajam.” Hei, beraninya kau mengatur diriku. Sudah mulai hebat ya, mau udah disapu kek, mau belum kek, biarin aja.” Jawab tegas ibu mertuanya.
“Tapi kan bu, ini kan sudah Ayana sapu, ibu kan bisa ngertiin Ayana.” Lembut Ayana berbicara pada mertuanya.
Berdiri dan melemparkan snack ya lalu menghadap wajah ayana dan mendekatinya.” Diam kau, beraninya membangkang perkataan ibumu, kau tidak di ajarkan ibu mu tentang sopan santun!.” Ucap tegas ibu mertuanya.
“Bukan seperti itu bu, aku hanya menjelaskan kepada ibu.”
Saat Ayana mencoba menjelaskannya ibu mertuanya langsung menamparnya.
“Plak.” Bunyi tamparan keras dari ibu mertuanya yang membuat hidung Ayana sampai berdarah akibat tamparan tersebut.
“Ini pelajaran bagimu, karena kau berani membangkang perkataanku. Hari ini kau tidak boleh makan, kau mengerti!." Tegas ibu mertuanya membentaknya.
"Baik bu." Menurut Ayana sambil menundukkan kepalanya.
Seketika itu Ayana meneteskan air matanya sambil memegang pipinya dan langsung masuk ke kamarnya juga untuk mengobati hidungnya yang mengeluarkan darah.
Di kamar Ayana.” Hikss, hikss. Aku salah apa ya.Sampai mertua ku se benci itu kepadaku.” Ucap Ayana sambil terus menangis.
“Padahal waktu pertama aku di kenalkan oleh Evano.Ibunya begitu baik. Tapi sejak aku melahirkan. Entah kenapa mertuaku berubah 100% dan malah menyiksaku seperti ini. Aku salah apa ya tuhan.” Memegang dadanya dan terus berlinang air mata.
Ayana pun hanya bisa memendam perasaannya sambil mengobati darah di hidung." Entah apa salah ku, padahal aku hanya ingin mempunyai keluarga yang Cemara seperti orang diluaran sana, tapi balasannya malah mendapatkan hinaan dan pukulan yang begitu hebat.
Disaat tangisannya. Ayana merasakan perutnya yang begitu sakit, seperti di tusuk tusuk." Aduh, kenapa perutku ya tuhan. Kenapa sesakit ini." Ucap kesakitan Ayana sambil memegangi perutnya.
Saat Ayana sedang kesakitan. Tiba tiba ibu mertuanya meliriknya dari pintu kamarnya." Kenapa tu anak, kenapa dia memegangi perutnya. Mungkin dia kesakitan, karena tidak makan. Sekalian aja mati sana." Ucap batin ibu mertuanya memberi doa buruk kepada Ayana.
Tiba tiba ibu mertuanya langsung masuk ke kamarnya." Hei, kenapa kau begitu?." Tanya ibu mertuanya dingin.
"Perutku sangat sakit bu, karena aku belum makan dari kemarin malam." Jawab Ayana merintis kesakitan.
Ibu mertuanya yang tidak peduli dengan Ayana yang menangis. Langsung menarik rambutnya dan wajah Ayana langsung naik dan ibu mertuanya menatapnya." Jangan coba coba untuk memberitahu semua ini kepada Evano. Atau kau akan mendapatkan akibatnya." Ucap ibu mertuanya tersenyum jahat.
"Iya bu, ampun bu." Kesakitan Ayana hingga mengeluarkan air matanya.
Ibu mertuanya langsung melemparkan Ayana dan Ayana terjatuh." Mendingan aku pergi dari kamar jelek ini." Langsung meninggalkan Ayana setelah menjambaknya.
Setelah ibu mertuanya pergi. Ayana langsung menangis dan menahan sakit perutnya.
“Jangan menangis Ayana, sudahlah. Kau harus menerima semua ini, karena ini semua sudah di atur yang maha kuasa.” Ucapnya.
“Aku harus menjemput anakku, karena ini sudah waktunya anakku pulang Sekolah.” Bergegas berganti pakaian dan langsung menjemput anaknya pulang Sekolah.
Ayana pun langsung pergi ke Sekolah Kayra untuk menjemputnya. Sesampai di Sekolah, Kayra yang sudah menunggu diluar gerbang dan betapa bahagianya Kayra melihat Ayana datang.
Dan Ayana langsung keluar dari mobil, lalu langsung memeluk Kayra yang paling ia cintai di dunia ini setelah ibunya.
Setelah Ayana dan Kayra berpelukan. Ayana pun langsung mengajak Kayra masuk ke mobil untuk pulang ke rumah dan di perjalanan menuju rumah.
"Mama tau tidak, tadi aku sangat senang di sekolah tau ma." Ucap Kayra bahagia.
"Bahagia kenapa sayang?." Tanya Ayana tersenyum.
"Tadi aku di suruh bernyanyi dan teman teman ku memujiku karena suaraku bagus ma." Jawab Kayra bahagia.
"Wah, anak mama memang hebat." Ucap Ayana mengelus pipinya sambil menyetir mobilnya.
"Anak mama gitu lho." Ucap Kayra.
Ayana dan Kayra saling bercerita dan menanyakan tentang Sekolah hari ini dan betapa bahagianya Kayra menceritakan kelucuan di sekolah dan itu membuat Ayana bahagia hanya dengan melihat senyum dari anaknya. Itu sudah cukup membuat Ayana lega.
Merekapun sampai di rumah dan tidak sadar kalau sudah sampai karena asyik bercanda berdua.
Merekapun masuk ke dalam bersamaan dan ternyata di dalam masih sepi seperti tadi. Mungkin saja ibu mertua Ayana masih tidur akibat efek ngemil ya yang terlalu banyak.
Didalam.” Kemana nenek ma?.” Tanya Kayra bingung.
“Mungkin nenek kelelahan, jadinya nenek sedang tidur dong. Kalau begitu kita harus cepat cepat ke kamar dan Kayra harus mandi, agar nenek tidak naik tensi. Okey.” Ucap Ayana menatap wajah imut anaknya.
Kayra pun mengangguk.
Malam pun tiba dimana Ayana sedang membacakan cerita tidur untuk Kayra dan Kayra menanyakan kepada Ayana. Apakah Ayana menyukai cerita dongeng dan Ayana pun mengangguk.
"Apa mama menyukai cerita dongeng?." Tanya Kayra menatapnya.
"Sebenarnya mama,
"Sebenarnya apa ma?" Tanya Kayra menatapnya.
Ayana mengangguk." Sebenarnya mama sangat menyukai nya sayang. Mama sangat menyukai cerita dongeng. Karena sejak kecil pada saat mama sedang berlindung di bawah selimut karena gemuruh dan nenekmu selalu memeluk mama dan menceritakan cerita dongeng yang membuat mama tidak takut dengan apapun.
"Mama selalu di bacakan cerita dongeng oleh nenek mu dan dari situ mama sangat menyukai cerita dongeng." Jawab Ayana tersenyum.
"Seperti apa wajah nenek ma?." Tanya Kayra penasaran.
"Wajahnya sama seperti mama sayang. Suatu saat nanti kau pasti akan berjumpa dengannya." Jawab Ayana mengelus rambut kayra.
"Kapan ma, apa kita bisa menemui nenek besok." Ucap Kayra.
"Tunggu mama ada waktu. Karena mama masih ada sesuatu yang harus di selesaikan dengan nenek. Jadi, sabarlah ya sayang." Jawab Ayana.
"Baik ma, kalau begitu bacakan aku cerita dongeng dong ma .Agar aku seperti mama, yang di bacakan cerita dongeng oleh nenek." Ucap tidak sabar Kayra di bacakan dongeng.
"Mama tidak ingin memberitahu mu nak. Karena mama memiliki masalah dengan ibu mama. Dari cerita yang sering di bacakan ibu mama.
"Mama menyukai cerita dongeng dan berharap akan seperti di cerita Cinderella yang bertemu dengan seorang pria dan mereka hidup bahagia tapi cerita itu hanya dongeng dan tak akan pernah terjadi di kenyataan.
"Itu sebabnya mama harus menyembunyikan ini semua dari kamu tentang permasalahan mama dan papa kamu sayang." Ucap batin Ayana.
Ayana pun membacakan cerita dongeng untuk Kayra dan betapa bahagianya Kayra dan tidur dalam keadaan memeluk Ayana. Sejak saat itu Ayana harus membuat Kayra tidak menderita dan tidak seperti dirinya.
"Aku akan sekuat mungkin untuk anakku sukses kedepannya." Ucapnya menatap Kayra dalam kebahagiaan.
Dan merekapun pun tidur tenang dengan bahagia. Dalam keadaan tenang.
Keesokan harinya dimana Ayana sudah mengantarkan Kayra ke sekolahnya dan sekarang Ayana sedang mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya.
Dan sekarang Ayana sedang mencuci piring bekas makan mereka bertiga seperti biasanya. Tapi tidak sengaja, Ayana memecahkan piringnya dan ibu mertuanya langsung menghampiri dan langsung memakinya.
“Kenapa kau melakukan hal yang begitu buruk. Hanya mencuci piring doang, sampai di pecahkan seperti ini. Kau mau menggantinya, mana mampu. Kau kan hidup sederhana!.” Maki ibu mertuanya dengan tegas kepadanya.
“Sudah tidak pandai merawat diri, kerjaannya ngurus anak doang, susah amat. Saya jadi nyesel milih kamu jadi menantu saya.
"Sudah tidak pernah berdandan lagi. Sampai suami mu itu tidak pernah mengajak mu ke pesta teman temannya karena kau jorok seperti ini.” Ucap hinaan dari mulut ibu mertuanya langsung dihadapannya.
Ayana yang hanya terdiam dan tidak berani melawan." Lagi lagi diriku mendapatkan hinaan yang membuat hatiku begitu sakit seperti ditusuk seribu pedang.
Ibu mertuanya yang melihat Ayana, hanya terdiam dan langsung mengarahkan tangannya ke arah wajah Ayana untuk menamparnya. Saat ibu mertuanya mau menampar dirinya.
Tiba tiba Evano pulang dari dinasnya dan tidak memberitahukan kepulangannya kepada keluarga di rumah.
“Aku pulang.” Ucap Evano perlahan masuk sambil memegang tasnya.
Ibu mertuanya yang melihat. Langsung mengarahkan tangannya ke arah wajahnya sendiri, seolah olah dia yang di tampar dan akan menyalahkan Ayana.
“Apa yang kau lakukan Ayana, kenapa kau tega menampar ibu mertua mu sendiri.” Ucap ibu mertuanya memulai aktingnya sambil memegang pipinya, seolah olah ditampar.
“Ibu tahu kalau kau tidak menyukai ibu, tapi jangan menampar ibu seperti ini.” Ucapnya berpura pura menangis.
Ayana berusaha menjelaskan semuanya kepada suaminya dan Ayana tak bisa lagi menahan air matanya.
Ayana pun mencoba menjelaskannya dalam keadaan meneteskan air mata.
Evano hanya terdiam lalu memegang tangannya dan menyuruh Ayana untuk ke kamar.
“Ayana, kau ikut aku ke kamar, ada yang mau aku katakan padamu.” Ucap Evano menatap wajah Ayana.
“Dan ibu, duduklah disini dulu, ada yang mau saya katakan pribadi dengan Ayana.” Ucapnya.
“Baik nak.” Jawab ibunya berhasil menjalankan aktingnya.
Didalam kamar hanya ada Ayana dan Evano dan Evano tepat berdiri di hadapan ku.
"Apa yang sebenarnya terjadi?." Tanya Evano kepadanya.
"Saat aku sedang mencuci piring. Aku tidak sengaja menjatuhkannya dan itu tidak sengaja.
"Tapi ibu malah langsung menamparku dan yang di lakukan ibu tadi itu tidak benar. Justru aku yang mau di tampar nya." Jawab Ayana menangis.
Memegang bahu Ayana dan menatapnya." Dengarkan kata ibu untuk sementara ini. Karena ibu sudah tua. Jadi jangan berkata kasar kepada-nya dan jangan membangkangnya.
"Ibu tidak mungkin seperti itu. Karena aku tau jelas seperti apa ibuku. Jadi jangan seperti itu lagi. Okey." Ucap Evano.
"Kenapa, kenapa lagi lagi Evano tidak mendukung istrinya sendiri dan lebih membela ibunya. Tapi itu memang benar. Karena itu ibunya. Jadi dia membelanya. Aku harus apa." Ucap batin Ayana menatap ke bawah dan merasa kecewa.
Tapi di sela sela itu. Evano tidak lupa denganku lalu memberikan ku uang dengan menyelipkannya ya di tanganku sambil mengelus tanganku.
"Pegang lah uang ini dan simpan baik baik. Jangan beri tahu ibu, okey." Ucap Evano meletakkan uang tersebut di telapak tangan Ayana dan mengelus tangannya.
Seketika itu juga, hati Ayana kembali berdebar. Karena sudah lama ia tidak melakukan hal ini dan betapa bahagianya ia mendapatkan hal semacam ini walau sekecil ini saja.
Setelah Evano mengatakan hal itu dan memberikan Ayana sebuah uang untuk jajannya. Dia juga tidak lupa untuk menanyakan kabar Kayra yang juga ialah anaknya.
"Bagaimana dengan keadaan Kayra?." Tanya Evano kepadanya.
"Dia baik baik saja, berkat pengurusannya yang baik." Jawab Ayana tersenyum untuk menenangkan hatinya.
"Baguslah." Ucap Evano.
Melihat Evano yang masih memikirkan soal anaknya. Ayana pun bahagia karena suaminya masih memikirkan soal anaknya. Karena sudah lama Evano tidak pulang karena di sibukkan dinas dengan perusahaannya.
Setelah menanyakan kabarnya dan anaknya. Evano pun langsung pergi dan terlebih dulu untuk mengelus rambut Ayana.
Dan setelah dia pergi.Hati Ayana kembali berdetak dengan kencang karena perlakuannya yang baik itu dan Evano pun pergi dari rumah karena masih ada pekerjaan yang harus di selesaikannya di Perusahaan.
Disaat kebahagiaan Ayana mulai membaik. Tiba tiba ibu mertuanya masuk dan memberikan tatapan tajam kepadanya. Sebelum ibu mertuanya masuk.
Ayana sudah di pesankan oleh suaminya untuk menyembunyikan uang ya. Tapi itu tidak sempat karena ibu mertuanya langsung masuk ke dalam. Jadi Ayana hanya menyelipkannya di bawah bantal yang ada di sampingnya.
Setelah itu ibu mertuanya langsung menanyakan banyak pertanyaan karena ibu mertuanya tahu kalau Ayana sedang berbohong kepadanya.
Seketika itu juga ibu mertuanya memegang pipi Ayana dengan keras, lalu membisikkan sesuatu kepadanya.
“Katakan dimana uang itu. Atau aku akan melakukan sesuatu yang membuat mu sakit.” Ucap ibu mertuanya berbisik tepat di samping telinga Ayana.
“Aku tidak ada diberi uang bu, aku hanya berbicara tentang anak kami saja.” Jawab gugup Ayana kepada ibu mertuanya.
“Katakan, atau aku akan melakukan sesuatu yang mengerikan kepada mu." Tatapan tajam ingin membunuh.
Ayana hanya bisa terdiam dan ibu mertuanya yang melihatnya langsung menampar dirinya dengan keras dan mencari uang tersebut di tempat tidur Ayana.
Ayana terus menghalanginya agar ibu mertuanya tidak menemukannya karena Evano sudah berpesan untuk menyimpannya agar tidak ketahuan ibu.
"Tidak ada bu, jangan bu." Ucap Ayana menghalanginya.
"Diam kau!." Mendorong Ayana jatuh ke bawah.
Saat itu juga ibu mertuanya mendapatkan uang tersebut yang Ayana letakkan di bawah bantal. Ibu mertuanya langsung menampar Ayana dan menunjukkan uang tersebut.
“Ini uang apa, dasar gadis bodoh.” Memukul wajah Ayana dengan uang yang di temukan ibu mertuanya di bawah bantal.
“Itu bu, itu sebenarnya.” Gugup Ayana.
“Diam kau, kau akan mendapatkan hukuman hari ini, karena suami mu sudah berpesan tadi, kalau dia akan dinas lagi besok, jadi aku bisa memberimu pelajaran hari ini sepuas ku. Mari kita mulai.” Senyum jahat memulai aksi jahatnya.
Ayana yang ketakutan langsung meminta maaf berpuluhan kali bahkan Ayana sampai berlutut.
"Maaf bu, itu bukan yang di berikan Evano. Itu uang ku bu, bu." Ucap Ayana memohon maaf dan meminta kembali uangnya.
Tapi ibu mertuanya tidak mendengarkan permohonan maaf Ayana dan langsung menjambak rambut Ayana dengan keras.
Seketika itu juga Ayana sangat kesakitan, padahal itu hanya masalah sepele tapi ibu mertuanya menganggapnya hal serius.
"Apa yang mau ibu lakukan, ampun bu, ampun." Memohon ampun dalam keadaan menangis kesakitan.
"Diam kau, makanya jangan membantah perkataan ku." Ucap ibu mertuanya.
"Aku akan mengikuti kemauan ibu. Tapi jangan melakukan yang aneh aneh bu." Ucapnya terus menangis.
Tapi ibu mertuanya tidak mendengarkan yang Ayana bilang. Ayana pun diseret keluar kamar oleh ibu mertuanya menuju ke gudang gelap untuk disiksa olehnya.
Sesampai gudang, ibu mertuanya langsung melemparkannya cukup keras dan ibu mertuanya mengambil sebuah batang kayu dan saat mau memukulnya, dia memegang pipi Ayana dan berkata.
"Kali ini saja kok. Makanya jangan ulangi hal itu lagi. Atau aku akan memberi lebih dari ini." Ucap ibu Christina memegang pipi Ayana dengan keras.
"Apa yang mau ibu lakukan?." Tanya Ayana gemetaran.
"Aku mau,
"Aku mau, aku mau memukuli mu dong." Jawab ibu mertuanya dengan ringan dan tersenyum tipis kepadanya.
"Ampun bu, ampun. Hikss, Hikss." Ucap Ayana ampun dan menangis deras.
Tanpa basa basi. Ibu mertuanya langsung mengarahkan kayu tersebut ke punggung Ayana.
Seketika itu sekujur badan Ayana berlinang darah akibat pukulan cukup keras dari kayu tersebut.
"Aduh, sakit bu, sakit." Ucap kesakitan Ayana.
"Pak." Bunyi kayu tersebut yang mengenai punggung Ayana.
"Arghh, sakit bu." Kesakitan Ayana hingga menangis deras.
Ibu mertuanya yang tidak mendengarkan ampunan dari Ayana, terus memukulinya dan seketika itu juga Ayana pingsan di tempat.
Ibu mertuanya menghampirinya dan tersenyum jahat. Setelah itu ibu Christina yang sudah puas. Langsung meninggalkan Ayana di gudang gelap tersebut.
Saat sudah beberapa waktu. Akhirnya Ayana terbangun juga dan dia merasakan kesakitan yang begitu perih. Tak ada pun satu orang yang membantunya.
"Aish, sakitnya ya tuhan." Ucap Ayana kesakitan.
Perlahan lahan bangun." Aduh, sakitnya. Aku harus cepat cepat membereskan luka ini." Ucap Ayana perlahan lahan berdiri sambil menahan air matanya.
Dia bergegas bangun dan ke kamar untuk mengobati lukanya. Setelah membereskan lukanya. Ayana menangis.
Dia merasakan penderitaan yang begitu sengsara yang tak pernah di rasakan ya dulu. Dia memegang dadanya dan menangis dengan deras.
"Kenapa, kenapa hidupku harus begini. Kenapa." Memegang dadanya dan memarahi dirinya sendiri.
Menghapus air matanya." Sudahlah, tidak ada gunanya juga aku menangis seperti ini. Lagi pula tidak akan ada yang mendukungku, selain anakku.
"Aku harus cepat cepat menutupi luka ini, agar anakku tidak menanyakannya." Ucap batin Ayana menutup luka tersebut dengan bajunya, setelah mengobatinya. Dan Ayana pun mengganti pakaiannya yang sudah berlumuran darah.
Saat Ayana mengambil pakaiannya di lemari dan mau mengambil pakaiannya. Ayana melihat sejumput kertas yang berada di bawah pakaiannya dan dia penasaran, lalu mengambilnya dan membuka kertas tersebut lalu membacanya.
"Ini dari siapa ya?." Tanya Ayana bingung langsung membacanya.
Isi surat tersebut:
"Halo istriku. Aku tadi tidak bisa mengatakannya kepadamu. Aku tahu kalau uang itu akan di ambil ibu. Karena ibu orangnya mata duitan. Jadi aku memberikanmu yang lainnya agar kau bisa menikmati dengan puas uang dariku tanpa di berikan oleh ibuku.
"Aku meletakkan di samping buku nikah kita dan aku juga meletakkan sesuatu disana. Smoga kau menyukainya". Salam Evano.
Menutupi mulutnya dan pipi memerah." Astaga, kenapa dia bisa tahu kalau uang ya dia berikan tadi. Akan di ambil oleh ibu. Terima kasih banyak suamiku." Ucap batin Ayana memeluk kertas tersebut.
Ayana pun mengambil uang tersebut dan mengecek barang rahasia yang di buat oleh Evano. Dia pun melihat uang ya di letakkan di samping buku nikah mereka dan dia reflek melihat ada sesuatu, dan ternyata itu adalah tiket ke Taman hiburan.
"Wah, ini kan tiket Taman hiburan. Apa ini semua rencana Evano. Dia memang sangat perhatian terhadap anaknya. Aku sudah cukup senang melihatnya walaupun dia tak pernah membela ku." Ucap Ayana bahagia.
"Ini juga sudah waktunya pulang Sekolah Kayra. Aku akan memberikan kejutan kepadanya dan akan langsung mengajaknya berlibur ke taman hiburan.
"Karena sudah lama juga, anakku tidak pernah ke Taman hiburan bersama ibunya." Ucap Ayana bahagia sambil melihat tiket tersebut.
Ayana pun langsung menyimpan tiket taman hiburan tersebut. Bersama uang yang di berikan Evano dan meletakkannya ke tasnya. Lalu bergegas untuk menjemput anaknya.
Diperjalanan menuju ke Sekolah Kayra." Untung saja aku sudah mengobati luka ku ini dan mata ini yang belum bisa mereda, malah masih lebam.
"Aku harus memberi alasan kepada Kayra agar Kayra tidak curiga kepadaku dan aku akan memberikan kejutan kepadanya." Ucap batin Ayana sambil menyetir mobilnya.
Sesampai Sekolah. Kayra sedang menunggu kedatangan Ayana. Ayana turun dari mobilnya dan menghampiri Kayra.
"Kayra." Panggil Ayana.
"Mama." Jawab Kayra langsung berlari ke pelukan Ayana.
"Aku rindu mama." Ucap Kayra menatap wajah Ayana.
"Ibu juga rindu kamu sayang." Mengelus rambut Kayra.
"Ada yang mau ibu tunjukkan padamu." Ucap Ayana membuat Kayra penasaran.
"Apa itu ma?." Tanya Kayra penasaran.
"Sebelum itu. Kita bicara di mobil dulu, kalau disini, nanti ada hantu." Jawab Ayana tersenyum.
"Baik ma, mari." Ucap Kayra menurut dan tak pernah melawan.
Didalam mobil dan menuju ke tempat yang di rencanakan Ayana." Kemana kita akan pergi ma, ini kan bukan jalan menuju arah pulang?." Tanya Kayra semakin bingung.
"Tunggu sampai. Baru ibu akan memberitahukannya." Jawab Ayana tersenyum.
Sesampai Taman hiburan dan mereka turun dari mobil bersama." Kenapa ke Taman hiburan ma." Tanya Kayra bingung.
"Ini lah kejutan yang ibu buat untuk mu sayang." Jawab Ayana tersenyum bahagia.
"Wah, ini begitu indah ma. Mama memang keren deh. Apa mama sudah menyiapkannya lama." Ucap Kayra kagum kembali bertanya.
"Ini semua papa kamu yang buat sayang. Papa yang kasih mama tiket Taman hiburan ini sayang." Jawab Ayana memegang pipi Kayra.
"Kenapa papa tidak ikut bersama kita ma?." Tanya Kayra terus.
"Papa sedang ada pekerjaan sayang. Kan kamu tahu kalau papa sibuk, jadi papa ga bisa bersama kita deh. Gapapa kan sayang." Jawab Ayana menenangkan Kayra yang banyak pertanyaan.
"Baik ma, kalau begitu mari kita bermain bersama!." Sorak Kayra langsung menarik tangan ibunya untuk masuk ke dalam taman hiburan tersebut.
"Baik sayang, jangan cepat cepat dong." Ucap Ayana bahagia melihat anaknya ikut bahagia.
Merekapun menikmati taman hiburan tersebut dengan penuh kebahagiaan. Dari memulai bermain baling baling, naik kuda kudaan dan memainkan banyak permainan dengan puas dan tidak ada halangan.
Mereka berdua pun kelelahan bermain dan membeli es krim agar menenangkan mereka yang kelelahan. Ayana dan Kayra pun duduk istirahat di dekat Taman hiburan tersebut, sambil memakan es krim mereka masing masing.
"Hem, enaknya ma." Ucap Kayra menikmati es krim tersebut.
"Iya sayang, ini memang enak. Apa kau menyukainya sayang?." Tanya Ayana menatapnya sambil menjilat es krimnya.
"Sangat senang ma, lain kali kita bermain seperti ini lagi ya ma." Ucap Kayra tersenyum bahagia.
"Baik sayang." Ucap Ayana bahagia melihat anaknya terutama sangat bahagia.
Ditengah kebahagian mereka. Dari kejauhan ada Evano yang melihat mereka berdua dari kejauhan dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.
"Mereka lebih bahagia jika tidak ada aku. Saat aku di samping Ayana. Ayana selalu saja tidak merasa nyaman bersama ku. Apa ini semua menyangkut dengan ibuku. Tidak mungkin."
"Karena aku tau jelas seperti apa ibuku. Tidak mungkin ibuku mau melakukan hal seperti itu." Ucap batin Evano merasa bersalah kepada Ayana.
"Sudahlah, yang terpenting aku bisa melihat mereka bahagia. Aku harus pergi dari sini, sebelum mereka melihat ku." Ucap Evano pergi dari tempat itu.
Disisi lain." Ma." Panggil Kayra sambil memegang es krim.
Menoleh." Iya sayang, ada apa?." Tanya Ayana.
"Kenapa papa tidak ikut dengan kita ma?." Tanya Kayra.
"Papa sedang,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!