NovelToon NovelToon

My Life As New Person

Part 1, Menjadi orang baru

Di Pagi hari yang disertai kicauan burung, suara angin yang seperti menyapaku di pagi hari yang baru ini, hari ini adalah hari dimana aku terbangun dari kematianku, tepat kemarin malam aku meninggal dunia karena aku tidak memerhatikan jalan dengan benar. dimalam itu aku berjalan pulang dari kantorku menuju rumahku yang sepi.

“kembali lagi kedalam kamarku yang sepi” ucapku menghembuskan nafas

aku berjalan melewati lampu merah yang berubah jadi hijau dan aku melewatinya, dengan langkah berat untuk kembali kerumah karena tak akan ada yang menyapa juga. suara jangkrik berbunyi, peluit penjaga ketertiban jalan berbunyi keras, dengan tak memedulikannya aku berjalan ke arah rumah.

beberapa langkah lagi menuju kerumah tiba tiba seseorang mendorongku kemudian aku pun terjatuh, tentu saja aku berusaha bangkit dari jatuh ku tetapi sebelum aku berhasil berdiri tegak tiba tiba jatuhlah sebuah pot tepat di atas ku yang letak awalnya berada di sebuah apartemen lantai kelima. Pot itu jatuh dengan cepat dan berhasil menimpa kepalaku hingga berdarah darah. Aku pun kembali tergeletak ketanah disertai dengan orang orang menghampiriku untuk menolongku begitu pikirku, suara langkah kaki dari orang orang yang mendekatiku terdengar jelas dan suara orang orang yang panik karena melihat kepalaku mengeluarkan darah dengan cukup deras.

"Apa aku akan mati seperti ini tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat?" ucapku pelan dalam hati sebelum akhirnya tubuhku semakin lemas dan akhirnya secara perlahan aku menutup mataku.

Dimalam itu sudah jelas bahwa aku mati pikirku dalam benakku, tetapi mengapa aku bisa terbangun kembali dan tiba tiba berada di dalam hantaran padang rumput yang luas yang disekitarnya terdengar suara kicauan burung hembusan angin yang menggerakkan daun daun pohon dan rumput juga ikut bergoyang dengan pelan.

Bukankah aku telah mati? ucapku melihat dan meraba tubuh dengan bingung, Setelah cukup lama berfikir dan terbingung terdengarlah suara keras dari arah perutku seolah akan terjadi sesuatu yang besar.

Benar juga dari kemarin sewaktu aku pergi bekerja aku belum ada makan satu butir nasi pun" ucapku dengan mengelus perutku pelan.

Aku Pun bangkit dari tempatku duduk dan melihat ke sekeliling berharap ada sebuah kota supaya aku bisa memakan sesuatu tapi harapanku hancur seketika karena di sekelilingku tidak ada sebuah rumah satupun maupun manusia lain selain diriku.

tak putus asa aku pun pergi dari tempat awalku untuk pergi mencari sesuatu yang bisa dimakan.

berjam jam ku berjalan dengan tubuh yang sudah lemas aku tergopoh gopoh mencari sesuatu untuk dimakan tapi semua yang kulihat adalah hal yang baru bahkan untuk tanamannya, semua tanaman disana tak ada satupun yang aku ketahui apakah bisa dimakan atau tidak. Disana terdapat tanaman yang bentuknya sangat aneh sehingga aku pun ragu untuk memakannya, tetapi karena lapar yang sudah tak tertahan ini aku pun memakan salah satu tumbuhan yang mirip seperti jamur, dengan pengetahuanku yang cukup luas mengenai jamur aku memakan jamur yang tidak bewarna terang.

Aku memakan semua tumbuhan yang menyerupai jamur itu hingga akhirnya aku sudah tidak merasa lapar lagi, dan kini setelah rasa lapar ku hilang muncullah satu masalah lagi yaitu air, Disebabkan aku yang telah berjalan berjam jam membuatku sangat kehausan aku pun menoleh ke kanan dan kiri dan beruntungnya aku tak jauh dari tempatku terdapat sebuah mata air.

Aku bergegas kesana dan ku tadahkan air di tanganku lalu ku meminumnya hingga hilanglah rasa dahagaku.

Setelah puas meminum air tersebut ku terduduk dengan wajah puas. Aku menoleh ke langit dan berucap Apakah ini adalah sebuah keberuntungan atau kesialan lainnya? aku termenung mendongakkan kepalaku ke langit dan berfikir sejenak.

Keheningan mulai terdengar dan lagi lagi aku merasakan hal yang serupa seperti sebelumnya, dan secara tiba tiba terdengar suara aneh yang muncul di kepalaku.

Selamat anda telah berhasil mendapatkan kemampuan baru yakni ketahanan terhadap racun" suara itu terdengar menggema di kepalaku dan membuat kepalaku menjadi sangat kesakitan, memegang kepalaku dengan keras dan menjerit kesakitan.

Argh, suara apa ini?" aku menggeliat seperti cacing kepanasan berguling ke kanan dan ke kiri disertai dengan suara teriakanku lambat laun rasa sakit itu hilang dari kepalaku.

Ada apa ini?, kenapa tiba tiba ada suara aneh di kepalaku barusan? apa maksudnya ketahanan terhadap racun?" aku berfikir dengan sangat keras berusaha memahami apa yang terjadi pada tubuhku ini.

Aku berfikir cukup lama sehingga langit pun mulai berubah warna, dari warna biru cerah menjadi kuning ke oranye.

menyudahi kegiatan berfikir, aku berusaha mencari tempat perlindungan yang aman untuk diriku dari mahluk buas, dan beruntungnya aku beberapa menit ku berjalan aku berhasil menemukan sebuah gua terlantar, terlihat gua tersebut diselimuti oleh lumut dan rumah dari laba laba, yang membedakan disini ialah sarang laba laba disana cukup besar untuk ukuran laba laba pada umumnya.

Aku tak menghiraukan hal tersebut dan aku memasukinya, Didalam aku melihat sekeliling untuk memastikan tak ada bahaya yang mengancam hidupku, Dan setelah berkeliling cukup lama akhirnya aku yakin bahwa di Goa ini tak ada satupun mahluk hidup lainnya.

Aku mencari tempat yang nyaman untuk tidur

setelah menemukan tempat yang nyama aku pun tertidur dengan cepat karena rasa kantukku yang sudah tertumpuk.

Aku yang secara tiba tiba berada di sebuah padang rumput dan menemukan tumbuhan serta binatang yang aneh dan juga suara yang tiba tiba menghantui kepalaku dan dengan itu semua akhirnya aku tertidur lelap.

Keesokan harinya aku terbangun dari tidurku, aku merenggangkan tubuhku dan terdengar bunyi dari sendi sendi ku yang kaku.

Ku menengok keluar Goa dan kembali masuk kedalam, Didalam aku pun membuat sebuah keputusan tentang apa yang harus kulakukan.

Aku pun memutuskan untuk tinggal sementara didalam Goa hingga aku cukup berani untuk pergi dan cukup kuat untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini.

Aku menetap di dalam Goa tersebut cukup lama, malam berganti siang, siang berganti malam. Aku bertahan hidup bermodalkan memakan jamur yang pernah kutemukan pertama kali dan meminum dari sumber air itu. Dan lagi lagi keheningan mulai menerpa diriku, aku berfikir apakah aku akan berakhir sama seperti waktu itu? Aku berfikir cukup lama hingga akhirnya terdengar suara perempuan tak jauh dari sana dengan cukup keras.

"Tolong aku"

Terdengar suara teriakan wanita yang cukup keras dan tanpa pikir lama aku berusaha kesana untuk mencari tau apa yang sedang terjadi daripada harus sendirian aku berfikir mungkin bisa berteman dengan orang itu mungkin?.

Bab 2, ketidaktahuan

Aku berlari menuju arah suara tersebut dan alangkah terkejutnya aku karena disana terdapat monster yang hendak menyerang Wanita itu, terlihat bahwa Wanita itu terjatuh dan menatap wajah monster itu dengan wajah penuh ketakutan, wajahnya terlihat ingin berteriak namun karena sangat

ketakutan ia tak bisa melakukannya.

Aku yang hendak menolongnya juga bingung bagaimana cara melawannya.

Aku yang belum pernah melawan satu monster pun semenjak kedatanganku kesini namun aku memberanikan diri melangkah menuju Wanita itu untuk menolongnya begitulah yang ingin kulakukan tetapi setelah tepat berada didepan monster itu diriku tak berkutik sama sekali akibat ketakutan.

Keringat dingin membasahi wajahku kakiku juga ikut gemetaran akibat terlalu takut.

Tanpa kusadari monster itu mengayunkan tangannya untuk Menyerang ku, serentak aku melindungi area vital ku yaitu rusukku.

Aku terpental cukup jauh dan mendapatkan luka yang cukup serius.

Wanita itu melihat ke arahku dan ingin menghampiriku tetapi karena monster itu mendekatiku ia mengurungkan niatnya.

Bukan salahnya untuk lari dalam situasi ini. Suara burung terbang menjauh dari hutan dan suara Binatang yang berlari menjauh dari hutan, aku yang tergeletak memegang dadaku yang mencucurkan darah yang cukup banyak,

aku melihat tanganku yang sudah dilumuri oleh darahku sendiri.

Dalam benakku terfikir apakah akan berakhir seperti ini?, aku yang termenung akan nasibku tiba tiba terdengar suara aneh Kembali dari kepalaku.

Apakah anda ingin menggunakan kemampuan penyembuhan?”

Aku yang sudah tak bisa berfikir dengan jernih mengiyakan suara itu dan secara Ajaib Lukaku yang sangat parah sembuh tak bersisa. Aku pun bangkit dan menghindari serangan monster itu.

Dari kejauhan Nampak Wanita itu tak percaya dengan apa yang terjadi namun aku menghiraukannya, aku melihat kearah monster itu untuk mencari celahnya agar bisa diserang.

Aku terus menghindar dari serangannya dikarenakan serangannya yang tak terlalu cepat memudahkan ku untuk menghindarinya.

Aku terus menghindar hingga aku berhasil menemukan titik buta yang bisa untuk membuatnya mendapatkan luka yang cukup parah tetapi aku tidak memiliki senjata yang bisa ku gunakan untuk mengalahkannya.

Aku melihat sekeliling dan berhasil menemukan sebuah dahan pohon yang cukup tajam, aku mengambilnya dan aku gunakan dahan pohon itu sebagai

senjataku.

Aku memegang kayu itu dengan erat dan berlari menuju titik

buta monster itu Ketika sedang lengah.

Argh

Monster itu berteriak kesakitan dan memegang area tubuhnya

yang terkena serangan ku.

Seperti yang kuduga bahwa bagian itu adalah kelemahannya! Aku pun berusaha menyerang Kembali monster itu pada bagian yang sama tetapi monster itu menjadi lebih waspada.

Gerakan monster itu menjadi lebih baik dari sebelumnya dan karena hal itu membuatku manjadi kesusahan untuk mengalahkannya.

Waktu demi waktu monster itu kehilangan banyak darahnya sehingga ia pun jatuh tersungkur.

"Huh…huh, Apakah aku berhasil mengalahkannya?” Aku mengusap

kepalaku mengelap kepalaku yang dipenuhi banyak keringat.

Wanita tadi yang tidak percaya akhirnya mendekatiku dan berterima kasih.

Te…terima kasih telah menyelamatkanku”

Wanita itu mendekatiku dengan wajah yang merasa bersalah.

Sepertinya ia merasa bersalah karena telah membuatku mengalami hari yang buruk, namun aku memberitahunya bahwa tak usah dipikirkan.

Aku Pun mendekati monster itu dan mencolek tubuhnya dengan

dahan kayu yang kupegang untuk memastikan apakah ia masih hidup atau tidak.

Dan secara tak sadar aku mulai kehilangan kesadaranku dan aku pun terjatuh tersungkur di atas tanah.

Aku pun membuka mataku secara perlahan, Aku yang perlahan membuka mata merasakan sensasi hangat di kepalaku serta aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh kepalaku.

Aku terbangun dan ku tersadar bahwa aku sedang tepat berada di paha Wanita yang telah ku selamatkan.

Spontan aku langsung berdiri dan terkejut, Aku sedikit berteriak akibat terkejut.

A…apa yang terjadi? Kenapa aku bis…

Wanita itu spontan menjauh dariku dan memalingkan wajahnya

dan meminta maaf kepadaku, Aku yang heran bertanya mengapa ia meminta maaf tapi

ia tetap bersikukuh meminta maaf.

Suara angin menerpa kita berdua, aku mendongakkan kepalaku

ke langit dan termenung sejenak, aku yang tersadar dari pikiranku lantas

mendekati Wanita itu dan aku pun menanyakan Namanya.

Na…namaku Friska”

Disela ucapannya angin yang cukup keras berhembus, aku pun

menyarankan Friska untuk mampir kedalam Goa yang aku tinggali dan ia menyetujuinya.

Dijalan menuju Goa Frisca mulai bertanya banyak hal kepadaku mulai dari nama hingga kenapa aku bisa berada disini, dan tanpa rasa curiga aku memberitahunya semua kecuali kematianku.

Ia mendengar dengan seksama dan disela ucapanku akhirnya kita sampai di Goa yang ku tinggali selama beberapa hari, kita masuk kedalam dan aku mulai menjelaskan interior yang ada didalam walaupun didalam hanya ada tempat tidurku yang dibuat dengan batu dan diisi oleh rumput.

Ia bertanya bagaimana caraku untuk bertahan hidup disini yang notabene tempat ini banyak monster, lalu aku menjelaskan bahwa caraku bisa tetap hidup adalah dengan memakan jamur dan meminum air dari sumber mata air

yang tak jauh dari sini.

Ketika aku mengulurkan tanganku yang menggenggam sebuah jamur

alangkah terkejutnya Friska melihat jamur yang kupegang.

Tu…tunggu dulu kau memakan jamur ini?” ucap Frisca dengan nada terbata bata.

Frisca melangkah mundur dan wajahnya Nampak pucat dan ketakutan.

Aku yang terbingung oleh perilaku Frisca bertanya kenapa ia begitu takut hanya dengan melihat jamur ini, Frisca Pun menjelaskan ku tentang

jamur itu dengan nada yang terbata bata, Ketika ia menjelaskan ku tentang jamur itu tubuhnya sudah dipenuhi oleh keringat dingin.

Aku mendengar dengan saksama hingga akhirnya aku menjatuhkan jamur yang kupegang karena terkejut dengan ucapan Frisca.

Ja….jadi jamur ini memiliki tingkat racun yang sangat tinggi?, bahkan hanya dengan kehadirannya membuat monster buas yang sangat kuat ketakutan?” ucapku terbata bata.

Aku mengambil Langkah kecil kebelakang dan kini wajahku

dipenuhi oleh keringat.

Frisca yang ketakutan terheran bagaimana caranya aku masih bisa

hidup sedangkan aku telah memakan jamur itu ia menanyakan hal itu kepadaku, aku

mulai mengingat semua hal dan ingatanku terhenti Ketika aku meminum air di mata

air yang tak jauh dari sini.

Kemudian aku menjelaskannya tentang hal itu dan karena

penasaran ia menanyakanku tempat keberadaan mata air itu dan aku pun

menuntunnya hingga sampai ke tempat itu dan alangkah terkejutnya Frisca setelah

melihat Mata air itu.

Ia menjelaskan bahwa air yang kuminum memiliki anti biotik

yang tinggi dan bukan hanya itu ternya air yang kuminum bisa menyembuhkan beberapa

jenis luka yang tidak bisa disembuhkan oleh obat lain.

Di benakku teringat alasan mengapa ia tiba tiba bisa sembuh

dari lukanya yang cukup parah dan ia menjadi tau alasan kepalanya menjadi sakit

Ketika ia selesai memakan jamur dan meminum air itu.

Hari itupun berlalu dengan keringat dingin yang membasahi

kita berdua akibat ketidaktahuanku.

Bab 3, pertemuan tak terduga

Hari pun berlalu di keesokan harinya sinar matahari menyinari hingga ke mataku menyuruhku untuk bangun dan jangan bermalas-malasan.

Aku pun membuka mataku dan berdiri untuk merenggangkan badanku yang kaku sehabis pertarungan kemarin. Aku melihat sekeliling dan melihat Frisca tak jauh dari tempatku tidur. Melihat Frisca yang tidur layaknya bayi yang baru selesai menangis aku pun enggan untuk membangunnya toh kemarin dia pasti kesulitan mencerna informasi yang mendadak menyerang kepalanya.

Aku pun memutuskan untuk keluar dari Goa untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Aku sempat melihat sekeliling sejenak hingga aku teringat bahwa aku memiliki daging monster yang kubawa setelah pertarungan kemarin. Sebagai mahluk yang bersusah payah untuk bertahan hidup tidak masalah bukan untuk memakannya pikirku dalam benak.

Aku menghiraukan rasa curigaku dan aku berjalan mendekati daging monster itu, Yap sesuai dugaanku daging itu memiliki tekstur yang sangat keras, bahkan aku yang sudah berhasil membuat pisau dari batu bisa untuk memotong daging rusa tetapi kini dihadapan ku terdapat daging monster yang sangat sulit untuk dipotong bukan hanya dagingnya tapi kulitnya pun sangat keras.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk memotong daging monster itu dan usahaku tidak sia sia aku berhasil menyayat daging monster itu.

Potong demi potong aku mulai mencari potongan kayu untuk membuat kayu bakar supaya aku bisa memasak daging monster itu.

Setelah lama ku berusaha memotong serta mencari kayu untuk dibakar aku berhasil memasak daging monster itu, ku masukan jadi satu antara daging, jamur kemarin serta air yang katanya bisa menyembuhkan penyakit. Ku Aduk rata dengan mengerahkan sedikit tenaga.

Munculah asap tebal dari tempat ku masak, bau semerbak bunga yang baru mekar, bau dari masakan yang ku masak sangatlah harum hingga Frisca yang tertidur lelap terbangun dari tidurnya.

Ia mengusap matanya yang masih penuh kotoran mata, rambutnya yang berantakan seperti sarang burung.

Aku yang melihatnya sempat menahan tawa hingga akhirnya tak tahan dan aku mengeluarkan sedikit suara tawaku.

Frisca yang baru bangun tidur tidak sadar bahwa aku sedang menertawakannya, ia berjalan menuju arah masakan ku.

Ia menghirup aroma sedap dari masakan ku dan aku yang melihatnya sedikit senang bahwa ada orang yang sedikit menyukai aroma masakanku.

Ia menanyakan apa yang ku masak lalu aku menjelaskan padanya bahan yang ku masak.

Ia sempat terkejut sejenak lalu ia menghiraukannya dan ia duduk tepat disebelah ku.

Ia seperti tak sabar untuk memakannya walaupun ia masih dalam keadaan setengah sadar kepalanya yang naik turun seperti jungkat jungkit dan akhirnya kantuk yang ditahan tak lagi bisa ditahan, ia kembali tertidur dan kini ia bersandar tepat di kanan bahuku, dengan mukanya yang polos ia tertidur lelap di bahuku.

Menit demi menit masakan ku akhirnya matang dan kini baunya lebih harum dibandingkan sebelumnya dan Tanpaku sadari Frisca yang awalnya tertidur lelap di bahuku kini ia sedang menatap makanan yang ada didepannya.

Ia sudah sangat tak sabar, air liur yang keluar dari mulutnya menandakan bahwa ia sudah sangat kelaparan, aku yang melihatnya tersenyum sedikit lalu menuangkan makanan di wadah yang sudah kusiapkan.

Makanan panas dituangkan didalam wadah diselimuti oleh asap tebal, aku yang sudah kelaparan pun menuangkan makanan di wadah satunya.

Kini kita sudah saling memegang makanan masing masing lalu dengan lahap kita memakannya. Gluk gluk.

Kami meneguk makanan yang ku buat dan tanpa kita sadari makanan yang di wadah sudah habis, aku terus menuangkan makanan itu kedalam wadah dan kita terus memakannya hingga habis.

Aku duduk bersandar di batu yang cukup besar dan mengelus perutku yang membesar akibat aku yang memakan terlalu banyak. Aku menengok kearah Frisca dan tampak raut wajahnya sangat puas karena makananku.

Aku pun turut senang karena melihatnya puas dengan makananku.

Kami pun terus melanjutkan aktivitas kita sehari-hari dan kini telah 1 bulan kita tinggal bersama dalam Goa.

Setelah lama tinggal dalam Goa kita memutuskan untuk pergi dari Goa untuk mencari peradaban baru.

Frisca menyarankan untuk pergi ke arah Utara dari arah Goa dan lalu aku menyetujuinya.

Kami pun mengumpulkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk perjalanan kita yang cukup jauh.

Kami pun memulai perjalan di keesokan harinya.

Di pagi hari kami bangun dengan semangat diiringi oleh lantunan suara burung dan suara binatang, Angin kencang yang berhembus membuat rumput dan daun di pohon bergoyang.

Kami pun memulai perjalanan kita dengan perlengkapan yang sudah kita siapkan kemarin.

Kami berjalan cukup jauh hingga sudah tak nampak lagi hutan yang kita tinggali.

Aku mengusap kepala ku dikarenakan keringat yang memenuhi kepalaku.

Kami pun memutuskan untuk beristirahat setelah lama berjalan kaki.

Kami berbincang-bincang dan memakan perbekalan kita. Waktu yang kita habiskan cukup lama hingga akhirnya kita menyudahi kegiatan istirahat kita dan melanjutkan perjalanan.

Di Perjalanan aku menjumpai banyak hal yang benar benar baru, aku yang memang tinggal di hutan sudah seperti penghuni tetap disana dan juga karena aku yang tak pernah keluar hutan aku jadi tidak mengetahui hal hal yang selain dari hutan.

Aku berjalan dengan kagum yang mengiringi perjalanan kita.

Dan kita terhenti pada suatu suara yang cukup keras dari arah yang tak jauh dari tempatku dan Frisca berada dan arahnya datang dari Utara.

Aku menengok kearah Frisca seolah memberi kode dan ia menganggukkan kepalanya seolah mengerti apa yang kulakukan.

Tanpa berlama lama kita bergegas kearah dari suara keras itu berada.

Kami berlari dengan cepat dan alangkah terkejutnya kita berdua bahwa tempat dimana terdengar suara itu ternyata adalah suara dari sekumpulan orang yang sedang diserang oleh suatu monster.

Disana terlihat ada orang yang sudah tumbang yang disertai luka parah di bagian dadanya, ada yang sudah tak bernyawa dan sisanya masih bersusah payah untuk melawannya.

Pria yang ada disana sedang membawa pedang dan menggunakan pedang itu sebagai senjatanya.

Walaupun orang disana sudah menyerang menggunakan pedang yang notabenenya tajam tapi tak membuat luka sedikitpun.

Aku dan Frisca yang melihat dari kejauhan sedikit kebingungan bagaimana cara untuk menolong mereka tanpa membuat diri sendiri tak terluka parah.

Lalu aku memiliki ide dan aku menjelaskannya kepada Frisca.

Setelah mendengar secara seksama Frisca pun mengerti akan ide yang ku buat dan tanpa berlama-lama kita mulai melakukan strategi yang sudah di setujui bersama.

Dan benar saja setalah kulihat titik buatnya dan menyerangnya kita berhasil mengalahkannya dan tentu memakan waktu yang cukup lama untuk mengalahkannya.

Manusia yang tersisa terkejut kita bisa membunuhnya dan akhirnya mereka berterima kasih kepada aku dan Frisca.

Aku bertanya kepada salah seorang yang berada disana yakni apa yang terjadi? Kenapa kalian tiba tiba bisa diserang monster?.

Mereka menjelaskan bahwa tak ada satupun dari mereka mengetahui alasan mereka diserang tapi dari salah satu ucapan mereka diduga bahwa karena mereka tak sengaja memasuki sarang Monster dan membuat mereka marah.

Setelah mendengar cerita mereka aku pun berkeliling untuk memastikan bahwa sudah tak ada monster lagi.

Aku berkeliling dan tak menemukan satu monster satupun tapi bukannya menemukan seekor monster aku menemukan seorang wanita dalam kereta kuda, ia nampak kesakitan didalam.

Aku yang melihatnya kesakitan lantas membuka pintunya dan mengeluarkan wanita itu. Dari kejelasan salah satu orang disana dapat disimpulkan bahwa wanita yang didalam tak sengaja terserang oleh monster yang telah ku bunuh dan luka yang diterimanya cukup dalam.

Orang orang yang disekitar sana terlihat panik setelah melihat wanita yang didalam terluka.

Mereka bersedih karena mereka berfikir sudah tak bisa menyelamatkan nyawa wanita itu.

Wajah dari wanita itu memelas minta pertolongan kepadaku dengan wajah yang sangat kasian.

Aku yang melihatnya memohon kepadaku dengan wajah memelas tak berani menolaknya, aku pun menyuruh Frisca menyerahkan botol yang berisi air yang bisa menyembuhkan luka.

Frisca menuruti perkataan ku, ia mengambil botol yang berisi air yang dapat menyembuhkan luka dan menyerahkannya kepadaku.

Aku pun mengambilnya dan berbalik badan untuk menghampiri wanita itu.

Aku mendekatinya lalu kubuka mulut wanita itu dan menegakkan air dari botol yang kupegang.

Orang yang disekitar ku hanya bisa melihat dengan tatapan berharap tinggi padaku.

Setelah selesai menelan air itu, luka yang ditubuhnya pun menghilang sedikit demi sedikit hingga sudah tak terlihat lagi.

Aku beranjak untuk berdiri dan menghampiri Frisca untuk melanjutkan perjalanan kita.

Sebelum kita beranjak pergi orang orang yang bersama wanita itu berterima kasih kepadaku dengan menundukkan kepalanya berulang kali.

Disertai dengan ucapan terima kasih kami pun melanjutkan perjalan kita untuk menuju kota terdekat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!