Alaska terbangun dari tidurnya. Suara keributan dan jeritan terdengar jelas di telinga kecilnya.
Alaska mengerjapkan matanya perlahan, melihat ke arah jam weker yang berada di atas meja kecil, tepat di samping tempat tidurnya. Jam menunjukkan pukul 01.30.
Suara benda jatuh dan jeritan kembali terdengar jelas di telinganya. Dia mencoba menajamkan pendengarannya.
"Itu seperti suara Bunda," ucap Alaska panik, dia langsung turun dari tempat tidurnya, lalu segera melangkah keluar dari kamar.
Saat dia akan berlari menuju tangga, sebuah tangan kekar menahannya. Tangan itu membekap mulut Alaska yang akan menjerit karena terkejut.
"Tenang Nak, jangan berteriak.Turuti perkataanku, kamu pasti akan selamat.!" Bisik seseorang itu, yang terdengar sangat menakutkan bagi Alaska kecil.
Alaska mengerti, jika ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi di dalam rumahnya. Rasa penasaran dan ketakutan seketika menyeruak di hatinya.
"Diamlah di sini, apapun yang kamu lihat dan dengar, jangan pernah keluar dari sini.!" Lelaki itu berbisik lagi, seperti sebuah perintah yang tidak boleh di bantah oleh Alaska.
Lelaki itu dengan cepat memasukkan tubuh Alaska ke dalam lemari kecil, yang berada di lantai dua tepat di ruang tengah atau ruang keluarga yang biasa di pakai keluarga mereka untuk bersantai.
Dengan penuh ketakutan Alaska menurut, tubuh kecilnya kini meringkuk di dalam lemari kecil. Rasa takut dan penasaran semakin di rasakannya, dia hanya bisa berdo'a dalam hati, semoga semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk.
Melalui lobang kecil Alaska bisa mengintip apa yang sedang terjadi.Tampak, empat laki-laki dewasa dengan tubuh tegap dan tato naga di lengan mereka sedang menyeret dua kakak lelakinya.
Kedua kakak lelakinya mencoba melepaskan diri dengan cara meronta, menjerit dan menangis. Sedangkan dari tangga bawah, dua orang laki-laki bertubuh tinggi besar dengan tato naga di lengannya, menyeret kedua orang tua nya yang sudah tidak berdaya, dengan wajah dan tubuh penuh luka. Tubuh mereka di tarik paksa dan di lemparkan tepat di samping kedua kakaknya.
"Kami hanya menemukan dua bocah ini, sedangkan, kamar anak perempuan itu kosong, kami sudah mencarinya," ucap salah satu lelaki berkepala botak dan berwajah sangar.
Di balik lemari, Alaska mencoba menahan ketakutannya, apa lagi saat mendengar jika mereka sedang mencari dirinya.
"Biarkan saja, menurut Jack anak itu sudah di bawa pergi oleh si tua Sumi," jawab lelaki dengan luka bakar di sebagian wajah dan tangan kanannya. yang merupakan pimpinan Mereka.
"Apa Mereka mengenal Bi Sumi.??"Tanya Alaska dalam hati, tampak tubuh kecilnya sampai mengigil ketakutan. Namun, dia terus mencoba menajamkan pendengaran dan penglihatannya.
Alaska melihat dengan jelas sang bunda dalam keadaan tidak berdaya dan setengah sadar tidak memakai sehelai benang pun, sehingga membuatnya bingung, dan bertanya di dalam hatinya, kenapa bundanya sampai tidak mengenakan pakaian. Sedangkan, sang ayah tampak sudah tak sadarkan diri, dengan luka lebam sudah memenuhi wajah dan tubuhnya.
"Andika Vista, kamu tidak akan pernah bahagia. Rasakan semua pembalasaku ini,!" teriak lelaki dengan luka bakar dan bertato naga itu, sambil tertawa terbahak-bahak. Suaranya sampai menggema ke seluruh ruangan.
Setelah berhenti tertawa dengan tatapan garang, lelaki itu mengambil pistol dari pinggangnya, dan.....
Dor.. Dor..Dor.
Tiga tembakan mematikan tepat mengenai dada kiri dan kanan, serta kepala sang ayah. Seketika jeritan dan tangisan dari kedua sang kakak terdengar sangat memilukan. Begitu juga dengan Alaska, tubuhnya semakin menggigil ketakutan, dia menahan isak tangis sambil menggigit bibirnya sampai berdarah.
Belum sempat hilang keterkejutan Alaska, suara tembakan kembali terdengar, kali ini suaranya terdengar lebih dari tiga kali.
Dor..
Dor...
Dor..
Dor..
Dor..
Dor.
Suara tembakan beruntun terdengar jelas di telinga Alaska, di sertai jeritan kesakitan dari kedua kakak lelakinya. Hampir saja Alaska berteriak, saat tubuh salah satu kakak laki-lakinya ambruk tepat di hadapannya. Tubuhnya tengkurap, tetapi wajahnya menyamping menghadap Alaska, dengan dar*h yang mengalir deras dari sudut bibirnya.
Alaska hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Air mata sudah membanjiri wajahnya. Sekuat mungkin dia menahan isak tangisnya.
Alaska menangis dalam diam.
Lelaki dengan luka bakar dan bertato naga itu perlahan mendekati sang bunda. Alaska tidak mengerti apa yang sedang di lakukan lelaki jahat itu, yang dia lihat lelaki itu menyentuh tubuh bundanya yang sudah tidak berdaya, dengan posisi membelakanginya, dan berada di atas tubuh bundanya.
Hampir lima belas menit, Alaska Melihat tubuh lelaki itu berada di atas tubuh bundanya. Setelah selesai semua lelaki yang berada di sana terdengar tertawa terbahak-bahak, tawa mereka sangat menyeramkan bagi Alaska.
"Amira Anastasia, aku tidak akan membun*hmu, tetapi kamu akan menjadi mayat hidup. Dan kejadian malam ini, tidak akan bisa kamu lupakan sampai akhir hidupmu,!" ucap lelaki itu, tawanya yang menyeramkan kembali menggema.
"Ayo, kita pergi sekarang.!" perintah lelaki itu, yang di jawab anggukan oleh anak buahnya.
Para lelaki asing dan jahat itu pun melangkah pergi meninggalkan rumah Alaska.
Di tengah ketakutannya, Alaska mencoba menghitung berapa kaki yang sedang meninggalkan mayat orang tua dan dua saudaranya.
Setengah jam Alaska menunggu kepergian mereka, sampai keadaan rumahnya benar-benar sunyi dan hening. Dengan napas terengah-engah, berlahan Alaska membuka pintu lemari kecil itu, hampir saja dia kehabisan napas, air mata sudah membasahi wajahnya dan keringat dingin yang juga membasahi tubuh kecilnya.
Tangis Alaska pun pecah, melihat keadaan ayah bunda dan kedua kakaknya. Dia menjerit dan menangis sejadi-jadinya, sambil memeluk dan memanggil nama mereka.
Ketika Alaska memeluk bundanya, dengan napas berat, kedua mata sang bunda terbuka.
"A-Alaska."Ucap Bunda terbata-bata, mencoba meraih wajah Alaska. Namun, belum sempat jemari tangan itu meraih wajah Alaska, napas sang Bunda tiba-tiba berhenti, dan seketika tangannya langsung jatuh terkulai.
"Bundaaaaa.." Alaska menjerit, dengan tangisan yang sangat memilukan.
Di tengah kesedihannya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang pundaknya. Alaska terkejut, ketakutan kembali menyelimuti dirinya, bahkan tubuhnya mulai menggigil lagi.
"Non Alaska."Sebuah suara lembut yang sangat familiar terdengar di telinga kecil Alaska. Dengan rasa takut, dia memberanikan diri memutar tubuhnya, tampak wanita setengah baya yang sangat di kenalnya, menatap nanar ke arahnya.
"Bi Sumi."Teriak Alaska, langsung berlari ke dalam pelukan wanita setengah baya itu.
Bi Sumi pun langsung memeluk tubuh mungil Alaska.
"Non ikut bibi, kita harus pergi dari sini sekarang,!" ucap Bi Sumi, sambil menghapus air mata Alaska.
Hatinya begitu sedih dan sesak melihat keadaan empat majikannya yang sangat mengenaskan. Segera dia menggendong tubuh mungil Alaska, dan bergegas turun dari lantai dua.
"Tetapi Bi.." Protes Alaska, yang terus menatap orang tua dan kedua saudara laki-lakinya, sampai dia tidak bisa melihat lagi. Dia hanya bisa menangis pilu.
Bi Sumi tidak menghiraukan Alaska, dia langsung membawa tubuh mungil itu meninggalkan rumah mewah dan megah yang merupakan pemilik dari seorang pengusaha dan pembisnis sukses yang bernama Andhika Vista.
Di depan rumah itu, sudah menunggu sebuah sepeda motor matic berwarna merah, Bi Sumi begegas menaiki motor, dan menempatkan tubuh mungil Alaska di tengah-tengah mereka.
Motor pun melaju kencang membelah jalan yang sangat sepi, di tengah langit yang masih gelap gulita, Karena saat itu jam baru menunjukan pukul 03.00 dini hari.
*********
Apakah motif dari perampokan dan pembanta*an di rumah orang tua Alaska..??
Bagaimana nasib Alaska selanjutnya.??
Kemana bi Sumi akan membawa Alaska? dan apakah bi Sumi terlibat pada perampokan itu??
Temui kisah serunya di novel terbaru author.
Hallo author hadir dengan novel terbaru, kali ini ingin membawa sedikit warna berbeda dari tiga karya author sebelumnya.
Novel kali ini, ceritanya berbau kriminal dan dendam.
Semoga novel ini bisa menghibur dan menjadi salah satu pilihan kalian🤗🥰
Ikuti terus juga novel Penyesalan Zaidan yang masih Up 👇👇
Bab 2
Alaska kecil menatap rumah minimalis di hadapannya, Bi Sumi segera mengajaknya untuk turun, dan langsung membawa Alaska ke dalam.
Di dalam rumah, tampak sudah menunggu seorang lelaki setengah baya dengan wajah dingin dan aura yang menakutkan bagi Alaska.
"Kita akan segera membawa anak si Andhika ini menghadap Bos besar," lelaki itu berkata, sambil menatap tajam Alaska.
Alaska beringsut memeluk pinggang bi Sumi.
"Kenapa malam ini, banyak sekali orang-orang yang menakutkan,?" Alaska bertanya pada dirinya sendiri. Tubuhnya kembali bergetar karena rasa takut. Dia teringat kembali peristiwa yang baru saja di lihatnya.
Alaska ingin sekali menangis, namun, dia merasakan lidahnya terasa kelu untuk berucap. Air mata yang baru saja keluar deras pun, tiba-tiba mengering. Dia merasakan dadanya begitu sesak, dan tanpa di sadarinya kilatan amarah tampak menyala di bola matanya.
"Jangan takut Non, ini namanya pak Bram" Bi Sumi mencoba menenangkan Alaska.
Bi Sumi tidak berani untuk menatap mata coklat Alaska, penyesalan tiada tara menguasai hatinya. Dia tidak menyangka jika mereka akan menghabisi nyawa majikannya dengan cara yang sadis. Bahkan dengan tega mereka melakukan perkosa*an.
Rasa bersalah membuat dadanya begitu sesak. Untuk menebus semua kesalahannya, dia berjanji akan merawat dan membesarkan Alaska, walaupun nyawa taruhannya.
"Aku meminta ijin kepada Bos besar untuk merawat dan membesarkan Non Alaska" ucap Bi Sumi lirih.
Bram tersentak mendengar perkataan Bi Sumi.
"Jangan nekad kamu Sum,!! bentak Bram, membuat Alaska terlonjak.
Aneh, Alaska tidak merasa ketakutan, namun, dia menatap tajam ke arah Bram. Sedangkan, Bram yang sadar dengan tatapan Alaska, maju beberapa langkah mendekati Alaska yang berada di belakang Bi Sumi.
"Mau apa kamu Bram,? jangan sentuh Non Alaska,!" Bentak Bi Sumi.
Bram menatap Alaska, dengan seringai yang menakutkan.
"Kamu tahu gadis kecil? akulah yang menyelamatkanmu. Jika aku tidak menyuruhmu untuk mengumpat, mungkin nasibmu sudah sama dengan orang tua dan kedua saudaramu,!" Bram tersenyum sinis.
"Kamu melakukan itu juga atas perintah Bos besar Bram" sergah Bi Sumi.
Kembali Bram tersenyum sinis.
"Sepertinya anak ini akan tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik" Bram berkata, dengan tatapan yang membuat Alaska jijik.
"Cukup Bram,! aku akan ikut denganmu untuk menemui Bos besar" Bi Sumi berkata, sambil membawa Alaska ke dalam pelukannya.
"Keluarga tuan Andika sudah sangat baik kepadaku dan keluargaku, tetapi, aku justru membantu kalian berbuat jahat. Aku akan memohon kepada Bos besar untuk menjaga dan merawat Non Alaska, walaupun nyawa taruhannya." Tegas Bi Sumi.
Bram menarik napas kasar.
"Terserah kamu saja Sum! ayo kita berangkat, sebelum fajar menyingsing," Bram berkata sambil berlalu.
Bi Sumi menghela napas lega, dengan lembut dia mengelus rambut Alaska dan kembali menggendong Alaska, mengikuti langkah Bram.
Alaska mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, apakah Bi Sumi dan Bram terlibat dalam kasus pembantai*n ini.
Mereka pun segera menaiki mobil jeep berwarna hitam, dan dengan kecepatan tinggi, mobil pun langsung melaju kencang membelah jalan raya yang masih lengang, mengejar waktu sebelum adzan subuh.
**************
Akhirnya mereka sampai di sebuah pelabuhan, tampak suasana yang agak sepi dan dingin. Bi Sumi mendekap hangat tubuh Alaska yang berada di gendongannya.
Mereka menuju sebuah kapal pesiar yang besar dan mewah. dengan penjagaan yang ketat. Tampak beberapa laki-laki terlihat di sekitar kapal.
Kehadiran mereka sudah di tunggu, dan mereka segera memasuki kapal. Tampak seorang laki-laki dengan tubuh atletis, berkulit putih bersih memakai topeng Zoro sehingga sebagian wajahnya tertutup. tetapi terlihat jika lelaki bertopeng itu memiliki wajah yang tampan. Alis tebal, mata setajam elang, dan memiliki rahang wajah yang tegas.
Lelaki bertopeng itu, menatap lekat Alaska yang berada di dalam gendongan Bi Sumi.
"Aku hanya meminta anak ini, kenapa wanita tua ini juga ikut, hah,?" tanya lelaki bertopeng itu.
"I-iya Tuan, tolong biarkan saya merawat dan membesarkan Non Alaska"Jawab Bi Sumi gugup, dengan wajah ketakutan.
Lelaki bertopeng itu pun tertawa, terdengar tawa yang menggema di seluruh ruangan.
Bi Sumi menelan Salivanya, Alaska memberikan pelukan hangat untuk menenangkan Bi Sumi, tentu saja perlakuan Alaska membuatnya tersentak dan terharu.
Bi Sumi mengelus lembut rambut Alaska. Sedangkan lelaki bertopeng itu tertawa mendengar permintaan Bi Sumi.
"Kamu sudah bekerjasama untuk melakukan pembantai*n! membuat anak ini harus kehilangan keluarganya, dan sekarang kamu ingin merawatnya,? Apa tujuanmu sebenarnya, hai wanita tua?"
"M-maaf Tuan, saya tidak punya pilihan. Saya mohon, ijinkan saya untuk menebus semua kesalahan ini dengan merawat dan membesarkan Non Alaska," Bi Sumi berkata, dengan air mata yang mulai mengalir di wajah tuanya. Tampak penyesalan yang tiada tara di matanya.
"Baiklah, aku akan memberikanmu kesempatan, tetapi, jangan pernah kamu mencoba berkhianat, aku bisa membuatmu menyesali kematianmu di hari tuamu,! tegas lelaki bertopeng berkata dengan suara dingin, melangkah mendekati Bi Sumi dan Alaska.
Berlahan, dia mengusap lembut rambut Alaska, dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di artikan.
"Kita berangkat sekarang,!" Perintah lelaki bertopeng itu, sambil melangkah pergi meninggalkan mereka.
Para penjaga segera melaksanakan perintah. Kapal Pesiar pun segera bergerak meninggalkan pelabuhan.
"Mereka mau membawa kita kemana Bi,?" tanya Alaska dengan suara pelan.
"Bibi juga tidak tahu, Non tenang saja Bibi selalu ada di samping Non," Bi Sumi mencoba menenangkan Alaska.
Alaska mengangguk.
Kapal pesiar pun semakin bergerak menjauhi pelabuhan.
************
Sementara itu di sebuah rumah megah dan mewah, milik salah satu pembisnis dan pengusaha sukses yang bernama Andhika Vista, terlihat suasana rumah yang begitu ramai tetapi juga aura menegangkan yang sangat terasa.
Suara sirine dari ambulans dan mobil polisi, menambah suasana semakin ramai akan tetapi sangat mencekam.
Banyak wartawan dan petugas kepolisian yang berada di sana, police line pun sudah terpasang di rumah itu.
Semua media ramai menyiarkan berita kriminal yang terjadi di rumah mewah Andhika Vista, karena dia termasuk urutan tiga besar orang terkaya di Asia.
Kejadian di ketahui, berawal dari dua petugas Security yang bekerja di rumah mewah itu untuk berganti shiff Saat itu, kedua security terkejut menemukan pintu gerbang yang tidak terkunci, dan saat di cek di pos penjagaan, ternyata, salah satu security itu sudah tidak bernyawa, dengan beberapa luka tusuk di tubuhnya, sedangkan salah satu petugas security menghilang bersama asisten rumah tangga senior dan anak bungsu dari pengusaha tersebut.
Selain di temukan mayat salah satu security, penjaga kebun, supir dan dua asisten rumah tangga pun turut menjadi korban pembunuh*n.
Lebih mengejutkan lagi, di lantai dua di temukan empat jenazah pemilik rumah yang meninggal dengan keadaan mengenaskan.
Cctv di rumah megah itupun sudah di rusak, tidak ada jejak sedikitpun dari para pelaku. Begitu juga dengan Cctv di pintu gerbang penjagaan saat memasuki komplek kawasan rumah mewah tersebut, semua petugas Security tertidur pulas, di duga jika kejahatan ini, benar-benar sudah di rencanakan matang oleh para pelaku, dan di yakini juga, jika pelaku adalah orang yang sudah mengetahui seluk beluk lingkungan sekitar.
Harta benda keluarga yang hilang juga hanya lap top dan beberapa ponsel, serta brankas tempat penyimpanan arsip-arsip, beberapa emas batangan dan uang dolar.
Polisi menyakini, jika perampokan dan pembunu*an yang terjadi kepada keluarga pengusaha Andika Vista ini, bukan hanya perampokan semata. Karena barang-barang berharga dan mobil mewah tidak di ambil. Polisi menyimpulkan, jika ada motif balas dendam pada perampokan ini.
Polisi juga menyimpulkan, jika salah satu Security yang bernama Nugroho dan Asisten Rumah Tangga senior yang bernama Sumiati yang meghilang, ikut terlibat atas rencana perampokan dan pembunuh*n. Sedangkan, anak bungsu dari korban yang menghilang yang bernama Alaska Tania yang berusia 6 tahun, di perkirakan di culik oleh para pelaku.
Investigasi pun segera di lakukan oleh para penyidik, di bawah pimpinan Inspektur Kepolisian Chandra Irawan.
**************
Apa sebenarnya, hubungan Bi Sumi dengan kasus ini,?
Kemanakah, kapal pesiar membawa Alaska berlabuh.??
Siapa sebenarnya lelaki bertopeng itu.??
Akankah para penyidik mampu mengungkap kasus pembunuhan ini.??
Ikuti kisah serunya, dan berikan dukungan kaiian.
Jika ada persamaan tokoh, nama atau tempat, mohon maaf🙏. Ini hanya imaginasi dari penulis 😊.
Jangan lupa, dukungan untuk karya author lainnya, terutama yang masih up 👇
Bab 3
Alaska tetap terjaga, dia tidak berani untuk memejamkan matanya. Tiba-tiba dia merasa takut jika memejamkan mata.
"Berikan Tania kepadaku," suara bariton lelaki bertopeng itu, mengagetkan Alaska dan Bi Sumi.
"Berikan dia kepadaku,!" lelaki bertopeng itu, mengulangi lagi perkataannya.
"Bi Sumi!!" bentaknya, karena Bi Sumi hanya diam mematung.
"I-iya Tuan, maaf saya tidak paham" Bi Sumi segera menurunkan Alaska.
"Mulai sekarang, aku akan memanggilmu Tania" ucapnya.
Alaska hanya terdiam, dia hanya menatap lelaki bertopeng itu, dengan mata bulatnya. Lelaki itu tersenyum, dan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh kecil Alaska.
"Naiklah,!" lelaki itu memberikan punggungnya untuk Alaska.
Alaska merasa ragu, dia menoleh ke arah Bi Sumi.
"Kasihan Bi Sumi, yang telah menggendongmu dari pagi" ucapnya lagi.
Bi Sumi tersenyum dan mengangguk. Dengan ragu Alaska mendekati punggung lelaki bertopeng itu. Rasa takut dengan kehadiran orang asing membuat Alaska menjadi ragu.
"Ayo cepatlah naik Tania, kita tidak punya banyak waktu,!" perintahnya.
Alaska segera menaiki punggung leleaki itu, dengan ragu Alaska melingkarkan tangannya di leher lelaki itu. Segaris senyum mengembang di bibir lelaki itu.
"Kamu bisa memsnggilku Mike" ucap lelaki bertopeng itu, sambil berdiri dan hendak melangkah keluar dengan tubuh Alaska yang berada di punggungnya.
Alaska merasakan sesuatu yang berbeda, saat tubuhnya di gendong seperti ini. Dia teringat dengan Papahnya. Peristiwa tragis itu kembali hadir di pelupuk matanya. Kilatan amarah dan kebencian kembali terpsncar di bola matanya.
"Om Mike" ucapnya lirih. Tangannya semakin erat memeluk leher Mike.
Sesaat Mike mengurungkan langkahnya. Dia terdiam ketika Alaska memanggilnya Om. Pelukan Alaska yang semakin erat, membuatnya sadar jika sedang terjadi sesuatu pada jiwa Alaska.
Mike pun segera melangkah keluar, di ikuti Bi Sumi dan para penjaganya.
Perlakuan Mike kepada Alaska, membuat para penjaga saling melempar pandang tanpa ada yang berani bersuara. Mereka baru melihat Bos besarnya bersikap manis kepada orang lain. Apalagi sampai menyebutkan namanya.
Punggung Mike memberikan kenyamanan untuk Alaska, sehingga tanpa sadar dia menjatuhkan kepalanya, dan dalam hitungan detik dia sudah tertidur nyenyak di punggung Mike.
Bi Sumi dan para penjaga terpaku, melihat pemandangan langka di depan mereka. Bi Sumi menatap bahagia Alaska yang sedang terlelap.
Saat sampai di dalam mobil, Mike dengan hati-hati membaringkan tubuh kecil Alaska di kursi belakang bersamanya, dan memposisikan kepala Alaska di pahanya. Segaris senyum kembali menghiasi bibirnya.
Bu Sumi dan supir hanya diam membisu, mereka tidak berani untuk membuka suara sedikit pun. Mobil mewah dengan merk Lamborghini Aventador Silver pun melaju membelah jalan raya.
Beberapa saat, sampailah mereka di sebuah Mansion yang sangat besar dan mewah.
"Jangan ada yang bersuara!" perintah Mike saat mobil sudah berhenti.
Perlahan dengan hati-hati Mike mengangkat kepala Alaska dari pahanya. Dia turun terlebih dahulu, kemudian menggendong tubuh Alaska.
"Ikut denganku,!" perintahnya kepada Bi Sumi.
Bi Sumi mengangguk, dan dengan langkah cepat dia mengikuti langkah lebar Mike memasuki Mansion.
Mike membawa Alaska ke sebuah kamar yang terletak di lantai dua.Sebuah kamar mewah, warna dan hiasannya sangat indah, seperti kamar seorang putri Raja. Perlahan, Mike dengan sangat pelan dan hati-hati merebahkan tubuh Alaska di atas kasur yang berukuran sangat besar.
"Jaga dia, jangan sampai sedikitpun kulitnya tergores!"
Mike berkata dengan penuh penekanan.
"Baik Tuan, saya pasti menjaga Non Alaska dengan sebaik mungkin."Jawab Bi Sumi sambil mengangguk.
"Aku percayakan Tania kepadamu, jika terjadi sesuatu sekecil apapun kepadanya, kamu pasti tahu akibatnya!" Mike berkata, dengan tatapan tajam dan melangkah pergi meninggalkan Bi Sumi yang berdiri mematung. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, walaupun ruangan tersebut sangat dingin dari Ac yang terpasang di sana.
Setelah Mike keluar, Bi Sumi segera menghampiri Alaska, dia tidak menyangka di usianya yang sudah senja, harus terlibat dalam kasus kriminal.
"Siapa sebenarnya Mike? apa hubungan dia dengan Tuan Andhika?" tanya Bi Sumi, sambil mengelus dan memandang lekat wajah Alaska.
****************
Di sebuah ruangan yang cukup luas, tampak seorang laki-laki dengan paras wajah sempurna, dengan mata setajam elang, bibir tipis dan rahang wajah yang tegas.
Lelaki itu, menatap lekat sebuah foto sepasang lelaki dan perempuan yang berpose sangat mesra, terlihat binar kebahagiaan dan cinta di mata mereka.
Terdengar helaan napas yang begitu berat, bagaikan ada beban yang seakan tidak mampu untuk di pikulnya.
Lelaki itu mengelus lembut foto itu, terlihat segaris senyum tersungging di bibir tipisnya dan secercah kebahagiaan di matanya. Namun, senyum itu sirna seketika, mata elang itu terlihat mulai berkabut, setetes air jatuh ke wajahnya. Lelaki itu segera menghapusnya. Dengan penuh kemarahan dan wajah yang memerah, dia segera memasukkan foto itu kembali ke dalam laci lemarinya.
"Wajah anak itu sama persis denganmu" ucap lelaki itu, sambil menghapus kasar air matanya.
Kembali lelaki itu menggunakan topeng Zoronya, dan dengan langkah tegak dan wajah dingin melangkah keluar dari ruangan kerjanya.
*************
Sementara itu, berita dalam negeri masih di hebohkan dengan pembantai*n yang terjadi kepada keluarga pengusaha dan pembisnis sukses Andhika Vista, bahkan beritanya masih terus di siarkan dan menjadi topik hangat perbincangan sampai di mancanegara.
Para Intel dari BIN dan penyidik bekerja keras untuk menangani kasus tersebut. Termasuk pencarian dari anak bungsu korban yang menghilang bersama menghilangnya salah satu Asisten rumah tangga dan penjaga rumah.
Sudah hampir seminggu kasus ini bergulir, namun, pihak yang berwajib belum bisa menemukan titik terang sedikit pun dari kasus tersebut.
Di sebuah kantor Polisi, ada dua orang petugas polisi yang di tugaskan sebagai penyidik pada kasus keluarga Andhika Vista. Tampak mereka sedang terlibat pembicaraan serius.
"Sepertinya, ada seseorang yang mempunyai pengaruh besar atas kasus ini." Ucap salah satu petugas yang bernama Rendi.
"Kalau benar, kasus ini bukannya hanya sebatas pembunuh*n dan perampokan, apa lagi data-data penting yang di miliki korban lenyap."Timpal petugas satu lagi, yang bernama Roni.
Rendi menghela napas. Lelaki bertubuh tegap, dengan kumis tipis mengambil sebatang rokok, dan menghisapnya dalam-dalam.
"Menurutmu, apa kasus ini ada hubungannya dengan para Mafia kelas kakap, yang mempunyai ruang gerak yang sangat licin, sehingga pihak kepolisian tidak punya bukti dan sangat sulit untuk menangkap mereka.?"Rendi menatap lekat Roni yang sedang menyesap kopi hitam di depannya.
"Aku belum bisa memastikan, semoga benang merah pada kasus ini bisa segera di temukan dan di selesaikan."Jawab Roni, di balas anggukkan oleh Rendi.
Tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel mereka secara bersamaan.
{ Jangan pernah melanjutkan penyelidikan kasus ini, jika keluarga kalian ingin selamat ].
Mereka hanya saling tatap, satu pesan bersama sebuah foto, masuk kembali ke ponsel mereka. Dan mereka pun kembali saling tatap dengan kekhawatiran yang sangat terlihat di wajah mereka.
*********************
Apa sebenarnya, hubungan lelaki bertopeng yang bernama Mike dengan Alaska? dan siapa dia sebenarnya?
Apakah polisi bisa mengungkap kasus pembunuh*n, perampokan dan penculikan yang menimpa keluarga Alaska?
Atau sebaliknya, kasus ini akan di tutup karena melibatkan banyak pihak yang mempunyai pengaruh besar?
Masih bab awal, masih banyak fakta yang belum terkuak.
Ikuti setiap babnya, jangan lupa untuk mampir di semua karya author😊👇🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!