NovelToon NovelToon

System Break the Limit - Qing Shandian' Journey

Ch.00 - Pengenalan

Di suatu tempat, ada sebuah dunia dengan Kultivator sebagai dominasi mayoritas penghuninya. Banyak orang berjuang dengan segenap usaha dan tekad untuk berkultivasi demi menjadi yang terkuat. Di dunia ini, terbagi menjadi 4 Benua, yaitu: Benua Tianxia, Benua Tiankong, Benua Tiantang, Benua Shangdi.

Di Dunia ini, mereka mengandalkan Qi Spiritual untuk menerobos setiap tingkatan pada jalur kultivasi. Sedangkan jalur kultivasi sendiri, terbagi menjadi 21 tingkatan dan masing-masing dari tingkatan itu dibagi menjadi Bintang 1 - 9 , diantaranya:

Qi Refining

Tempered Body

Qi Transformation

Qi Foundation

Golden Core

Nascent Soul

Soul Formation

King Stage

Emperor Stage

Sovereign

Nirvana

Saint

Saint King

Holy God

Quasy God

Half God

True God

Holy God Emperor

Quasy God Emperor

Half God Emperor

God Emperor

Selain Tingkat Kultivasi, sebuah Teknik Kultivasi dan Teknik Bertarung juga akan menjadi pendukung penting bagi seorang kultivator. Semakin tinggi tingkat sebuah teknik, akan semakin menakutkan potensi yang bisa dikembangkan seseorang. Adapun Teknik tersebut, dikelompokkan menjadi 4 Kelas, yaitu: Bumi, Langit, Surga, Dewa.

Dari 4 Kelas tersebut, setiap Kelas terbagi menjadi Tingkat Rendah, Tingkat Menengah, Tingkat Tinggi.

Ada juga Binatang Spiritual yang menghuni dunia ini. Binatang Spiritual ini bisa dijadikan sebagai Binatang Kontrak. Mereka terbagi menjadi 7 tingkatan. Setiap Tingkatan terbagi lagi menjadi 3 sub-tingkat: Tingkat Rendah, Tingkat Menengah, Tingkat Tinggi atau Puncak. Setiap sub-tingkat pada tingkatan Binatang Spiritual mewakili setiap tingkatan tingkat kultivasi manusia.

...----------------------------------------...

Kota Anggrek Bulan, Klan Qing, sebuah Klan kuat yang pernah mendominasi Benua Tiankong, terpaksa harus mengasingkan diri ke Benua Tianxia karena suatu tragedi. Tepatnya, mereka mengasingkan diri di Kota Teratai Salju.

Pada hari itu, pertarungan besar yang mengguncang bumi tidak terelakkan. Sosok misterius tiba-tiba datang dan melakukan pembantaian. Demi kelangsungan hidup para generasi muda, Leluhur Klan, Pemimpin Klan, para Tetua, semua bergandengan tangan melawan sosok misterius itu. Banyak eselon atas di Klan Qing yang terlibat dalam pertemuran, gugur, saat terjadinya pembantaian berdarah oleh sosok misterius itu. Namun, usaha mereka tidak sia-sia. Meski banyak eselon atas Klan Qing yang gugur, sosok misterius itu juga terluka parah dan hidupnya hanya bergantung pada seutas benang, hingga dia-pun terpaksa harus melarikan diri untuk hidupnya. Sementara di Klan Qing sendiri, hanya tersisa tingkat Sovereign sebagai kultivator terkuatnya.

...... ... ......

Waktu terus berlalu, 100 tahun berlalu dalam sekejap mata. Meski begitu, tragedi pembantaian yang terjadi di Klan Qing di Kota Anggrek Bulan, Benua Tiankong, tidak akan pernah terlupakan oleh para kultivator yang menyaksikan pertempuran berdarah itu.

Sampai suatu hari, di langit, diatas Kota Teratai Salju, Benua Tianxia, muncul fenomena mengerikan yang hampir meluluh-lantakkan seluruh kota.

Hujan disertai badai petir, angin topan, gempa. Berbagai bencana alam melanda Kota Teratai Salju saat kelahiran putra pertama pasangan Qing Yuan dan Lin Lianhua. Seisi kota dibuat gempar oleh fenomena ini. Bahkan di kediaman Klan Qing, banyak anggota Klan yang heran, cemas, dan ketakutan. Hingga akhirnya, fenomena itu mereda saat prosesi kelahiran usai.

Seorang bayi mungil yang tampan, telah terlahir ke dunia. Pasangan Qing Yuan dan Lin Lianhua sangat bahagia, dan dia diberi sebuah nama... 'Qing Shandian'

System Break the Limit, Qing Shandian's Journey... Dimulai ...

Ch.01 - Kelahiran Qing Shandian

Kota Teratai Salju, Benua Tianxia, adalah sebuah kota besar padat penduduk, namun tenang dan damai. Banyak kultivator dari berbagai tingkatan serta dari berbagai kota singgah di kota ini untuk membeli kebutuhan mereka, maupun menjual berbagai item yang berguna bagi kultivator.

Kota Teratai Salju, memiliki seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Dia berasal dari salah satu anggota keluarga Klan Liu, Liu Huan.

Di kota ini, ada setidaknya beberapa Klan yang menjadi kekuatan utama Kota Teratai Salju. Diantaranya, Klan Liu, Klan Qing, Klan Luo, Klan Shangguan, dan Klan Huo.

………

Kediaman Klan Qing.

Saat ini, hiruk pikuk di salah satu kediaman di Klan Qing sedang berlangsung. Dari jauh, terlihat seorang wanita paruh baya sedang berjalan dengan tergesa-gesa dan dia dipimpin oleh seorang tetua dari Klan Qing, Qing Rui.

"Tabib, cepat! Ikuti aku." Dengan suara yang sedikit serak, Tetua Qing Rui menginstruksikan tabib wanita itu untuk mengikutinya.

"Tetua Rui, sebenarnya ada apa? Kenapa terburu - buru seperti ini?" Tabib wanita itupun menjawab dengan suara yang terdengar ragu disertai ekspresi wajahnya yang kebingungan.

"Ikuti saja aku, kamu akan segera tahu sebentar lagi. Aku tidak mau sesuatu yang baik hilang." Jejak ekspresi khawatir tampak jelas terlihat ketika Tetua Rui membalas.

Tidak berselang lama, Tetua Rui dan Tabib itu akhirnya tiba di salah satu rumah yang terbilang cukup besar. Ya, disinilah Qing Yuan dan Lin Lianhua tinggal.

"Salam Tetua Rui." Ucap salah satu penjaga.

"Emmm... Bagaimana keadaan di dalam? Apakah semua baik-baik saja." Tetua Rui membalas dengan sedikit kerutan di dahinya.

"Semua dalam keadaan baik, Tetua Rui. Tuan Yuan ada di dalam sedang menunggu kedatangan tabib. Silakan masuk, kami akan terus berjaga." Penjaga itu menjawab dengan tenang sambil mempersilakan Tetua Rui dan Tabib untuk masuk.

"Baik. Tetap di luar, tambah personel keamanan. Jangan sampai sesuatu terjadi."

Ucap Tetua Rui dengan tegas.

"Baik Tetua Rui, kami akan memperketat penjagaan." Balas penjaga itu dengan nada mantap.

Tetua Rui dan Tabib wanita memasuki rumah. Sesampainya mereka di salah satu ruangan, tabib wanita itu terkejut karena istri Qing Yuan, Lin Lianhua terlihat sedang menahan sakit dengan nafas tersengal sengal.

Qing Yuan segera berdiri dan menghampiri tabib itu. Dia berkata dengan tergesa-gesa, "Tabib, cepat! Tolong istriku. Dia terlihat sangat kesakitan."

Tabib itu dengan segera, bergegas menghampiri istri Qing Yuan. Ketika dia mau memeriksa, hanya sekali pandang dia sudah tahu, bahwa istri Qing Yuan mau melahirkan.

"Tetua Rui, Tuan Yuan, tenanglah, jangan cemas. Nyonya Lianhua mau melahirkan. Sebaiknya kalian berdua tunggu di luar. Saya akan mengurus persalinannya dengan sebaik mungkin." Tabib itu berkata dengan tenang sembari menyiapkan segala keperluan untuk proses persalinan.

Tanpa menunggu lama, Qing Yuan dan Tetua Rui keluar ruangan. Mereka berjaga di depan pintu. Menunggu dengan sabar, namun dari kilau mata mereka, tersirat kekhawatiran yang dalam.

………

Saat ini, seluruh Kota Teratai Salju sedang keadaan hiruk pikuk. Teriakan terdengar dimana-mana. Banyak penduduk biasa serta kultivator dengan basis kultivasi rendah melarikan diri, mencari tempat aman untuk berlindung. Diatas langit Kota Teratai Salju mendadak mulai terlihat gelap dengan cepat. Bukan malam, tapi awan hitam yang padat bergulung-gulung menutupi langit Kota Teratai Salju. Hembusan angin yang kencang menderu-deru, disertai guncangan tanah yang hebat. Tak berselang lama, suara petir bersahutan, menggelegar, disertai baut petir yang menyambar segala sesuatu ...

Kediaman Pemimpin Kota Teratai Salju.

Saat ini, terlihat seorang pria paruh baya sedang berdiri diam dengan tangan dibelakang punggungnya diatas sebuah bangunan megah. Dia menatap dan merasakan fenomena yang melanda kotanya sambil bergumam, "Ada apa sebenarnya? Apa yang menyebabkan fenomena seperti ini terjadi? Mungkinkah lahir harta alam tingkat tinggi?"

Sambil menatap langit dengan alis berkerut, dia terlihat seperti menara kokoh yang tidak tergoyahkan. Ya, pemimpin Kota Teratai Salju, Liu Huan, adalah seorang kultivator tingkat Kaisar bintang 7. Dia merupakan salah satu orang terkuat di Kota Teratai Salju.

………

Tidak jauh dari Kota Teratai Salju, tepatnya 20 kilometer dari kota itu, ada sebuah hutan luas yang terkenal di akan berbagai jenis binatang spiritual yang menghuni kawasan hutan. Diantaranya, salah satu pemimpin binatang monster, Raja Serigala Putih Bersayap, yang saat ini juga sedang memandang langit yang terlihat gelap dengan petir yang menyambar di kejauhan. Raja Serigala Putih Bersayap, merupakan Binatang Spiritual Tingkat ke-3 Tingkat Tinggi, atau setara dengan kultivator manusia tingkat Kaisar.

"Apa yang sedang terjadi hingga fenomena seperti itu muncul? Perasaan apa ini sebenarnya?..." Kata Raja Serigala Putih Bersayap sembari menatap fenomena di kejauhan.

[ Note: *Disini, Binatang Spiritual mulai dari Tingkat ke-3 Tingkat Rendah sudah bisa bicara ya ... Namun untuk berubah wujud menjadi manusia, setidaknya harus mencapai Tingkat ke-4 ]

………

Di tempat lain, di Kota Mawar Biru.

Disebuah bangunan megah, kediaman Klan Lin, berdiri di teras dengan tatapan merenung dan harapan, seorang pria paruh baya dengan jubah biru menatap lekat ke arah Kota Teratai Salju. Dalam hatinya, ada rasa cemas, gundah, gelisah, namun juga membawa secercah harapan. Dia adalah kakek Lin Lianhua.

Dengan suara pelan seperti berbisik, dia berkata, "Semoga kamu disana aman dan sehat. Aku berharap, kamu bahagia bersama keluarga kecilmu, cucuku. Aku akan menanti kedatangan cicitku di rumah ini suatu hari nanti."

Setelah berucap demikian, dia membalikkan badan, masuk kedalam ruangannya lagi.

………

Kembali ke kediaman Klan Qing, rumah Qing Yuan. Saat ini, suasana dalam ruangan sangat sunyi. Tidak ada yang bersuara bahkan sepatah katapun. Selain Tetua Qing Rui, Qing Yuan, juga hadir anggota keluarga dan Tetua yang lain. Diantaranya, <> Qing Jun dan orang tuanya, Qing Hai dan Sangguan Yu. <> Luo Fei dan orang tuanya Qing Lin dan Luo Feng. <>Lin Shihai dan Xue Lanmei, orang tua Lin Lianhua. <>Tetua Qing Rou, Qing Li'an, Qing Fan, serta saudara-saudara Qing Yuan, Qing Tian, Qing Yu, dan Qing Xue.

Tidak terasa waktu berlalu. Dalam keheningan, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan, tempat persalinan.

"Oeekk.. Oeekk.. Oeeekkkk....."

Semua langsung terbangun dari keadaan hening mereka. Qing Yuan segera berlari menuju pintu ruangan dimana Lin Lianhua melahirkan, disusul oleh ayah dan ibu Lin Lianhua, serta Tetua Qing Rui.

Belum sempat Qing Yuan membuka pintu, semua orang yang ada dalam ruangan melonjak kaget akan suara petir yang sangat keras yang menghujam bumi sebanyak 9 kali saling bersahutan. Setelah hilang suara keras sambaran petir, suasana menjadi hening kembali.

Qing Yuan yang lebih dulu tersadar, akhirnya berkata dengan sangat serius sambil menatap langit yang perlahan mulai menampakkan lagi kilau cerahnya. "Pertanda apa ini sebenarnya?! Belum pernah sekali pun hal seperti ini terjadi. Apakah sesuatu yang besar akan terjadi di Benua Tianxia ini?"

"Semoga saja ini bukan pertanda buruk. Kita berharap saja sesuatu yang baik. Mungkin, hal yang besar akan terjadi kelak." Sahut Tetua Rui dengan wajah penuh khidmat, yang diangguki oleh anggota klan yang hadir.

"Ayo kita masuk dan lihat cucuku." Lanjut Tetua Rui dengan wajah ceria dan bahagianya.

Dalam ruangan, terlihat sosok bayi mungil yang telah dibalut dengan kain putih bersih, dengan tenang berada dalam pelukan Lin Lianhua.

Lin Lianhua pun menoleh ke arah Qing Yuan dan yang lain sambil berkata dengan suara agak lemah, "Yuan, anak kita telah lahir. Dia sangat tampan dan sehat."

Qing Yuan berjalan mendekat, dia duduk di pinggiran ranjang sambil mengusap lembut kepala Lin Lianhua, lalu berkata,

"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah semua baik-baik saja?"

Lin Lianhua menjawab dengan anggukan lemah dengan wajah yang terlihat sedikit pucat. Melihat itu, Qing Yuan menyalurkan Qi nya kedalam tubuh Lin Lianhua untuk menambah kekuatannya yang terkuras akibat melahirkan.

Setelah dirasa cukup dan kondisi Lin Lianhua terlihat lebih baik, Qing Yuan mengambil bayi mungil itu dari pelukan Lin Lanhua sambil berkata,

"Terimakasih, telah melahirkan seorang putra untuk kita. Memang benar, dia terlihat sangat tampan sepertiku. Tapi lebih tampan aku, ayahnya.. Hehehe.."

Diakhir ucapannya, Qing Yuan tanpa malu membual yang diikuti kekehan serta tawa ayahnya Tetua Rui dan mertuanya Lin Shihai dan Xue Lanmei.

Mereka bergantian menggendong dan mengamati bayi mungil itu dengan wajah penuh kebahagiaan.

"Selamat Tuan Yuan, Nyonya Hua, Tetua Rui, Tetua Shihai, Tetua Mei, kalian telah dianugerahi seorang putra dan cucu yang gagah, tampan dan sehat." Ucap sang Tabib, setelah dia selesai membersihkan dirinya dan mengemas peralatannya.

"Haha... Terimakasih Tabib Ying, tanpa bantuanmu, semua tidak akan berjalan lancar." Balas Qing Yuan. Kemudian dia melanjutkan dengan senyum lebar dia berkata, "Hari sudah mulai gelap, Tabib Ying lebih baik tinggal dan beristirahat di kediaman Klan kami, besok, biar seseorang mengantarkan Tabib Ying kembali."

"Terimakasih atas keramahannya, Tuan Yuan. Saya senang dapat membantu persalinan Nyonya Hua. Lagipula, ini adalah tugas saya sebagai tabib." Jawab Tabib Ying dengan suara lembut.

Qing Yuan dan yang lain mengangguk. Lalu Tetua Rui memanggil pelayan untuk mengantarkan Tabib Ying ke Rumah Tamu.

Qing Yuan memandang bayi mungil di pelukan ibu mertuanya dengan tatapan hangat. Kemudian, dia memandang Lin Lianhua, Ayah, serta mertuanya. Setelah hening sesaat, Qing Yuan berkata dengan serius namun tetap tenang, "Anakku lahir dengan fenomena alam yang mengerikan. Pertanda petir terakhir kali, aku bahkan tidak bisa mengetahui apa artinya. Oleh karena itu, aku sebagai ayahnya akan memberikan dia sebuah nama... Qing Shandian... Dengan harapan, kelak dia akan tumbuh kuat, sekuat dan seganas petir, secepat dan setangkas kecepatan petir. Semoga suatu hari, dia bisa membawa dan membangkitkan kembali kejayaan Klan Qing kita, serta bisa menuntut balas atas tragedi dimana lalu yang menimpa Klan kita."

Lin Lianhua yang berada disampingnya mengangguk setuju, begitu pula dengan ayah Qing Yuan, Tetua Qing Rui, juga mertuanya Lin Shihai dan Xue Lanmei. Mereka juga berharap hal yang sama. Karena mereka sendiri juga sadar pentingnya sebuah kekuatan. Tanpa kekuatan, sebagai kultivator, seseorang hanya akan menjadi bahan tertawaan, hinaan, dan cacian, serta membuat malu nama Klan.

Mereka bergumam pelan sambil memandang bayi kecil yang tertidur pulas dengan tatapan hangat,

"Qing Shandian..."

...………...

*** Bersambung …

Ch.02 - Belajar Berkultivasi

Waktu berlalu dengan cepat. Tanpa terasa dalam 8 tahun, hari-hari telah terlewati dengan damai.

Saat ini, di kediaman Klan Qing, di sebuah halaman yang tenang, terlihat seorang anak berusia 8 tahun mengenakan jubah hitam sedang duduk bersila dengan mata terpejam. Nafasnya yang tenang, menunjukkan bahwa dia saat ini sedang dalam mode pelatihan. Rambut putihnya sedikit melambai-lambai ketika tertiup angin. Dia terlihat tampan dan gagah dengan penampilan itu. Ya, dia adalah bayi yang lahir 8 tahun lalu, putra Qing Yuan dan Lin Lianhua, Qing Shandian.

Selama masa tumbuh kembangnya, sejak dia berusia 6 tahun, dia sudah menunjukkan bakat serta ketekunannya. Dia termasuk anak yang cerdas, cepat tanggap, mudah memahami segala sesuatu. Bahkan orangtuanya pun terkejut mengetahui hal itu. Dari usia 6 tahun, dia sudah pandai membaca serta menulis. Dia memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, seolah-olah itu adalah hal yang sangat berharga. Sedari usia itu juga, dia mempelajari banyak pengetahuan dari sekian banyaknya buku dan catatan yang tersedia dalam perpustakaan klan-nya. Dimulai dari pengenalan benua Tianxia, analogi tubuh dan pengobatan, dasar kultivasi, tingkatan kultivasi, teknik bertarung, alkimia dan lain-lain.

Saat ini, adalah hari pertamanya mencoba belajar berkultivasi. Dia menggunakan Teknik Kultivasi Klan Qing, 'Teknik Sembilan Putaran Naga Petir'. Dia dengan tenang duduk dalam mode pelatihannya. Perlahan namun pasti, dia akhirnya bisa merasakan bahwa aliran Qi Spiritual disekitarnya berputar-putar seperti pusaran yang bergerak cepat, dan secara perlahan memasuki setiap pori-pori tubuhnya, mengalir dan terkumpul menuju dantiannya.

Detik berganti menit, menit berganti jam. Dua jam telah berlalu sekelip mata. Qing Shandian masih tetap tenang dalam meditasinya. Pusaran Qi Spiritual disekitarnya semakin padat dan berputar semakin cepat. Tubuh Qing Sandian dengan rakus menyerap setiap untaian Qi Spiritual disekitarnya. Semakin banyak Qi Spiritual yang dia serap, dan terkompres dalam dantiannya. Hingga beberapa saat kemudian, terdengar bunyi teredam dalam tubuhnya, yang menandakan bahwa dia telah mendapatkan terobosan pertamanya, dan secara resmi telah memasuki dunia kultivator.

"Boomm"

"Boomm"

"Boomm..."

Siapa yang mengira, bahwa Qing Shandian diusaha pertamanya belajar berkultivasi sudah mendapatkan tiga kali terobosan beruntun. Jika orang lain mengetahui hal ini, sudah bisa dipastikan bahwa mereka akan sangat terkejut. Orang lain memmbutuhkan waktu setidaknya berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, sementara Qing Shandian hanya dalam sekali jalan mendapatkan tiga kali terobosan dalam uji coba pertamanya.

Saat ini Qing Shandian tiba-tiba mengakhiri mode pelatihannya, dan secara pelan mulai membuka kedua matanya. Dia tertegun, terkejut untuk sesaat sebelum kemudian tersenyum senang, sambil dengan lirih berkata,

"Aku sekaranng telah menjadi seorang kultivator. Tidak aku sangka, di percobaan pertamaku, aku berhasil membuat tiga kali terobosan. Sekarang aku berada di Tahap Qi Refining Bintang 3. Tubuhku terasa penuh energi dan kekuatan."

Namun, setelah berkata demikian, dia tiba-tiba saja mengerutkan keningnya. Di kedua matanya seolah ada kekhawatiran dan ketidakpuasan. Ada sedikit penyesalan dalam sorot matanya. Dia dengan tegas berkata pada dirinya sendiri, "Uhh.. Aku terlalu ceroboh. Seharusnya aku mulai selangkah demi selangkah. Jika di lain waktu aku menerobos sembarangan seperti ini, fondasiku akan sangat rapuh. Aku perlu memaksimalkan fondasiku agar lebih kokoh daripada kebanyakan orang. Ya ya... Harus! Aku harus menjadi yang terkuat untuk melindungi keluargaku kelak."

Setelah memotivasi dirinya sendiri, dia perlahan bangkit, menepuk-nepuk jubahnya dari debu yang menempel, dan berjalan masuk ke dalam rumah.

Sesampainya dia di dalam, dia mendadak menghentikan langkahnya, ketika dia melihat orangtuanya yang menatapnya dengan tatapan aneh. Dia berkata dengan suara yang sedikit ragu, "Ehemm.. Ayah, Ibu, kenapa kalian menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh dengan wajahku? Apa sesuatu telah terjadi di Klan?"

Mendengar pertanyaan Qing Shandian, mereka berdua seketika tersadar akan keterkejutan mereka. Dengan sedikit ragu juga, ayahnya melangkah maju, memperhatikan Qing Shandian dengan lebih cermat lagi. Dia berkata dengan nada pelan, dengan ada sedikit nada keterkejutan dalam suaranya. "Tidak salah lagi! Ini memang nyata. An'er, sejak kapan kamu menjadi kultivator? Apalagi, dari auramu, ayah bisa dengan pasti mengatakan, bahwa kamu saat ini berada di Tahap Qi Refining Bintang 3. Katakan, bagaimana kamu melakukannya? Apa kamu diam-diam memiliki seorang guru dibelakang ayah dan ibumu?"

Mendapatkan rentetan pertanyaan interogasi dari ayahnya, Qing Shandian bingung bagaimana harus menjelaskan. Dia tersenyum kikuk dengan kedutan di bibirnya. Bahkan sebelum dia sempat menjawab pertanyaan ayahnya, ibunya pun melangkah maju dengan tidak sabar dan memegang kedua bahunya.

"An'er, benar kata ayahmu. Katakan, bagaimana kamu melakukannya? Apa kamu mempunyai seorang guru dibelakang kami yang tidak kami ketahui? Dan juga, sejak kapan kamu berkultivasi?" Cecar Lin Lianhua dengan nada penasaran. Sebagai orangtua, tentu mereka tidak ingin melewatkan tumbuh kembang putranya. Terlebih, usia Qing Shandian baru menginjak 8 tahun.

"Uhh... Ayah, Ibu, aku akan menjelaskannya. Sejujurnya, aku tidak mempunyai seorang guru dibelakang kalian, sungguh. Dan juga, baru hari ini aku mencoba berkultivasi. Awalnya, aku hanya ingin merasakan Qi Spiritual disekitarku. Namun tanpa sengaja, aku larut dalam meditasi, hingga... Yahh... Ayah sudah mengatakannya dengan benar. Aku mendapat tiga kali terobosan sekaligus, mencapai Bintang 3 Tahap Qi Refining tanpa sengaja." Qing Shandian menjawab dengan perasaan sedikit takut dihatinya. Dia takut bahwa orangtuanya akan memarahinya karena kecerobohannya. Namun, tanpa di duga, ayahnya justru tertawa keras.

"Hahahahaha... Luarbiasa... Sungguh bakat yang sangat hebat. Jenius! Hahahahaha... Belum ada satu hari, tapi sudah mendapat tiga kali terobosan sekaligus, mencapai Bintang 3 Tahap Qi Refining. Hmmm... Ayah dan ibumu sangat terkejut ketika merasakan aura seorang kultivator sebelum kamu masuk. Kami tidak menduga, bahwa itu adalah kamu." Qing Yuan berkata dengan ekspresi sangat bahagia.

Begitu pula dengan Lin Lianhua, dia tersenyum lembut pada putranya. Kemudian, Lin Lianhua menambahkan,

"Ayah ibu sangat bahagia, bahwa kamu akhirnya menjadi seorang kultivator. Namun, kamu tentunya juga harus ingat dan menanamkan ini dalam dirimu, bahwa setinggi apapun kultivasi seseorang, tanpa fondasi yang kuat dan kokoh, pada akhirnya mereka hanya akan terlihat konyol seperti badut. Mereka tidak akan mampu melawan seseorang dengan fondasi yang kokoh, yang berada dua atau tiga bintang dibawahnya. Dan lagi, tanpa fondasi yang kokoh, kita tidak akan mampu bertarung untuk jangka waktu yang lama jika menghadapi lawan yang merepotkan. Mulai sekarang, lakukan selangkah demi selangkah. Tidak perlu untuk tergesa-gesa. Ingat nasehat ibu baik-baik." Pungkas Lin Lianhua diakhir ucapannya sambil mengusap kepala Qing Shandian.

"Baik, Bu. Aku akan selalu ingat nasehat ibu, dan melakukan yang terbaik selangkah demi selangkah. Mulai besok, Aku akan melatih fisik dan meningkatkan stamina terlebih dahulu hingga batas An'er. Baru kemudian, An'er akan melanjutkan berkultivasi lagi." Qing Shandian menjawab dengan suara tegas, namun lembut. Dalam sorot matanya, tersirat tekad yang kuat.

Qing Yuan dan Lin Lianhua mengangguk dan tersenyum lembut melihat sikap putranya yang patuh dan tetap sopan. Meski sudah menjadi seorang kultivator, putra mereka tetap rendah diri dan tidak menyombongkan atau membanggakan diri setinggi langit. Ini adalah sesuatu yang telah mereka ajarkan untuk Qing Shandian sedari kecil.

"Baiklah, sekarang pergilah, bersihkan dirimu. Setelah itu kita makan siang bersama. Nanti, setelah makan ayah akan mengajarimu teknik penyembunyian aura. Jangan sampai banyak orang tahu tentang kamu telah menjadi kultivator untuk saat ini." Tutur Qing Yuan sambil tersenyum hangat. Sinar kebanggaan terlihat jelas dikedua matanya.

"Baik, ayah. Kalau begitu, aku mandi dulu." Usai berkata demikian, Qing Shandian segera bergegas membersihkan badannya.

Ketika bayangan Qing Shandian sudah tidak terlihat, Qing Yuan dan Lin Lianhua saling pandang, hingga pada akhirnya, dengan sedikit mengernyitkan alisnya, Qing Yuan bertanya pada Lin Lianhua dengan serius, "Istriku, bagaimana menurutmu? Haruskah kita memberitahukan ini pada orang tua kita dan para tetua?"

Lin Lianhua terdiam, dengan tangan menopang dagu, Lin Lianhua merenung untuk sesaat sebelum dia menjawab, "Emm.. Menurutku jangan sekarang. Akan lebih baik jika hanya sedikit orang yang mengetahui tentang bakat An'er untuk sementara waktu, cukuplah kita yang tahu. Bakatnya akan menimbulkan rasa iri, dan bisa jadi akan menjadi incaran orang jika hal ini sampai tersebar. Aku tidak ingin tragedi Klan Qing bertagun-tahun silam terulang kembali. Ajarkan saja An'er tentang Teknik Penyembunyian Aura. Menurutku itu jauh lebih baik. Akan ada saatnya ketika semua orang harus tahu."

Qing Yuan dengan hati-hati mendengarkan saran istrinya, sebelum mengangguk lalu berkata dengan suara dalam, "Ya... Kamu benar, akan lebih baik jika hanya sedikit orang yang tahu. Akan ada saatnya ketika semua orang harus tahu."

Kemudian dia melanjutkan dengan sedikit menggoda, "Istriku memang selalu yang terbaik. Selalu sangat berhati - hati seperti biasanya. Tampil cantik, anggun dan bijaksana."

Mendengar rayuan Qing Yuan, pipi Lin Lianhua memerah karena malu, lalu mencubit pinggang Qing Yuan hingga menyebabkan dia tertawa terbahak-bahak.

...………...

*** Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!