Jethro McLeon, duda berusia tiga puluh tahun dan beranak satu itu sudah dua kali mengalami kegagalan pernikahan.
Pertama kali Jethro menikah dengan gadis yang ia cintai bernama Milea. Jethro menikah dengan Milea saat usianya masih dua puluh tahun, ia menikah dengan Milea demi memenuhi keinginan gadis yang ia cintai sebelum meninggal. Ya, Milea mengidap penyakit leukimia yang sudah ia idap kurang lebih dua tahun. Tiga bulan setelah Jethro dan Milea menikah, Milea pun pergi meninggalkan Jethro untuk selama-lamanya. Setelah kepergian Milea untuk selama-lamanya, Jethro menutup diri untuk semua wanita.
Tiga tahun kemudian, Jethro pun terpaksa kembali menikah dengan wanita yang tak sengaja ia tiduri saat dirinya mabuk. Saat itu Jethro menghadiri pesta ulang tahun temannya di sebuah klub malam, Jethro pun memuaskan dirinya dengan bermabuk-mabukkan. Karena Jethro mabuk berat, salah seorang teman Jethro pun meminta salah satu temannya yang lain untuk mengantar Jethro, tapi entah bagaimana ceritanya keesokan paginya, Jethro malah kedapatan oleh Tuan McLeon sedang tidur bersama seorang wanita di apartemen Jethro dan dalam keadaan tanpa busana.
Tak ingin sampai ada gosip miring yang pastinya akan mencoreng nama keluarga McLeon dan menurunkan harga saham McLeon Group, maka Tuan McLeon pun langsung menikahkan Jethro dan Rebecca, wanita yang bersama Jethro.
Dari pernikahannya dengan Rebecca, Jethro memiliki seorang anak laki-laki yang di beri nama Jacob McLeon. Namun saat Jacob masih berusia dua tahun, Rebecca pergi bersama dengan selingkuhannya meninggalkan Jacob dan Jethro. Setelah di selidiki ternyata selingkuhan Rebecca adalah teman lama Jethro saat masih SMA. Jethro dan Rebecca pun bercerai.
Setelah bercerai dengan Rebecca, Jethro yang sempat mencair karena kehadiran Rebecca dan Jacob, kini kembali dingin seperti saat dirinya kehilangan Milea. Jethro kembali menutup dirinya dari wanita. Jacob pun diasuh oleh Kakek-Neneknya, sedangkan Jethro, ia memilih untuk tinggal di apartemen mewah-nya sendirian dan menyibukkan dirinya dengan bekerja, bekerja dan bekerja, karena saat itu Jethro sudah menggantikan posisi Ayah-nya, Tuan McLeon sebagai CEO McLeon Group.
***
Empat tahun kemudian.
Tahun-tahun berlalu tak terasa sudah empat tahun Jethro menjadi duda tampan incaran banyak wanita, baik itu gadis rasa perawan, gadis rasa janda dan janda rasa gadis. Tapi sayang tak ada satu pun yang berhasil menaklukkan hati Jethro.
Dua kali menjadi duda membuat dia trauma untuk kembali menikah, sekarang fokus Jethro hanya untuk membesarkan Jacob, anak semata wayangnya yang sekarang sudah berusia enam tahun.
Pukul 19.00
Saat ini Jethro sedang berada dalam perjalanan menuju hotel dimana dirinya harus menghadiri acara pernikahan anak salah satu kolega bisnisnya.
[Panggilan Video]
"Pokoknya kalau besok Daddy ingkar janji, Jacob marah sama Daddy!" ucap seorang anak laki-laki di seberang telepon. Meski nada suaranya agak membentak tapi wajah-nya sangat menggemaskan.
"Iya Sayang, Daddy janji, besok Daddy akan menjemput mu dirumah Grandpa dan kita akan jalan-jalan seharian. Pegang janji Daddy." jawab Jethro pada sang anak.
"Kalau besok Daddy tidak datang bagaimana?" tanya Jacob.
"Daddy pasti datang, percayalah." jawab Jethro.
"Sudah yah, Daddy tutup panggilan video-nya yah. Sampaikan salam Daddy untuk Grandpa dan Grandma mu." kata Jethro lagi.
"Bye Daddy.." balas Jacob.
"Bye Sayang." balas Jethro.
Jacob pun mengakhiri panggilan video-nya lebih dulu. Setelah panggilan video dengan anak semata wayangnya berakhir, Jethro pun memasukkan lagi ponsel-nya ke dalam saku tuxedo yang ia pakai.
***
Bersambung...
"Apa Mommy-nya Jacob tidak pernah menghubungi mu?" tanya Alex yang saat ini duduk di kursi penumpang bagian depan sebelah supir.
Alex adalah sahabat sekaligus asisten Jethro.
"Tidak. Untuk apa juga dia menghubungi ku!" jawab Jethro sambil menatap ke arah jalanan.
Dari nada suaranya, jelas sekali Jethro sangat tidak suka Alex membahas tentang mantan istrinya itu.
"Ya, mana tau saja dia ingin menanyakan kabar Jacob." balas Alex.
"Untuk apa dia menanyakan kabar Jacob! Tidak akan pernah aku beritahu pada dia kabar Jacob!" jawab Jethro.
"Jangan begitu Jethro, biar bagaimana pun Becca adalah ibu kandung Jacob." nasehat Alex.
"Apa ibu seperti dia masih pantas di anggap sebagai seorang ibu? Dia sudah meninggalkan anaknya yang masih kecil demi laki-laki lain! Kalau dia hanya menyakitiku, aku tidak masalah! Masalahnya dia juga menyakiti hati anak ku! Aku tidak akan pernah lupa malam dimana dia meninggalkan Jacob yang sedang panas tinggi! Bisa-bisanya dia meninggalkan Jacob sendirian di apartemen! Benar-benar tidak manusiawi!" jawab Jethro. Rahangnya mengeras tatkala ia kembali mengingat hari dimana Rebecca meninggalkannya dan Jacob.
Saat itu Jacob sedang panas tinggi sedangkan Jethro, ia dalam perjalanan pulang sehabis dari perjalanan bisnis di luar kota. Saat Jethro sampai di apartemen, Jethro tak menemukan siapa-siapa selain Jacob yang sedang mengigau di dalam kamar. Pengasuh Jacob saat itu sedang keluar karena disuruh Rebecca untuk membeli kompres instan di apotik. Setelah menyuruh pengasuh Jacob pergi, barulah Rebecca keluar dari apartemen dan sampai hati meninggalkan Jacob sendirian. Setelah itu Rebecca tidak pulang-pulang lagi dan setelah di selidiki ternyata malam itu Rebecca pergi bersama selingkuhannya.
Alex hanya bisa menghela nafasnya kasar. Walau belum menikah dan punya anak, tapi Alex bisa merasakan kekesalan yang Jethro rasakan, tapi masalahnya sekarang sudah empat tahun berlalu, harusnya Jethro bisa melupakan masalah itu karena biar bagaimana pun Rebecca adalah ibu kandung Jacob.
Dua puluh menit kemudian.
Setelah dua puluh menit dalam perjalanan, akhirnya mobil yang membawa Jethro dan Alex pun sampai juga di gedung hotel tempat resepsi berlangsung.
Jethro dan Alex pun turun dari mobil lalu berjalan memasuki gedung hotel.
Saat sedang berjalan menuju lift yang akan membawa-nya ke ruang resepsi, tak sengaja mata Jethro melihat seorang wanita paruh baya menarik seorang gadis menuju lift yang lain. Nampak sekali gadis itu tidak mau menuruti kemauan si wanita paruh baya.
Gara-gara itu, Jethro pun menghentikan langkahnya sejenak dan mengerutkan keningnya memperhatikan si wanita paruh baya dan si gadis itu.
"Ada apa?" tanya Alex yang heran kenapa tiba-tiba Jethro berhenti.
"Tidak pa-pa. Ayo." jawab Jethro kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju lift.
Sesampainya di lift, entah kenapa otak Jethro terus kepikiran dengan gadis itu.
Ting. Pintu lift pun terbuka.
Alex pun keluar lebih dulu dari dalam lift.
"Kau temui lah dulu Tuan Anderson, aku ada urusan sebentar." ucap Jethro lalu menutup pintu lift.
"Hah? Tunggu, aku ikut dengan mu!" jawab Alex, tapi sayang terlambat, pintu lift keburu tertutup.
Alex hanya bisa menghela nafasnya kasar.
"Dasar! Bilang saja kau mual menghadiri acara pernikahan, sok-sok bilang ada urusan! Urusan apa! Semua urusan mu ada dalam agenda ku!" gerutu Alex.
Selain menjadi duda dingin, kini Jethro memiliki phobia menghadiri pernikahan. Biasanya setiap ada undangan pernikahan dari kolega bisnis McLeon Group, kalau tidak hanya Alex yang datang, pasti Tuan McLeon itu sendiri yang datang, Jethro tidak pernah mau menghadiri acara pernikahan. Namun karena kesehatan Tuan McLeon sedang terganggu, dan tidak bisa hanya di wakilkan oleh Alex, maka mau tidak mau Jethro pun datang menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu kolega bisnis paling setia McLeon Group.
***
Bersambung...
Sesampainya di lantai bawah, Jethro pun langsung mencari keberadaan si wanita paruh baya dan si gadis muda itu. Namun ternyata si wanita paruh baya dan si gadis muda itu sudah tidak ada lagi di tempatnya. Jethro yang masih di hantui rasa penasaran pun mencari kesekeliling tempat itu, saat melewati pintu tangga darurat, tak sengaja Jethro mendengar suara-suara dari dalam tangga darurat.
Perlahan Jethro pun membuka pintu tangga darurat itu sedikit. Ternyata yang sedang ribut-ribut di dalam tangga darurat adalah si wanita paruh baya dan si gadis muda tadi.
PLAAAK... Si wanita paruh baya menampar pipi si gadis muda.
"Dasar keponakan gak berguna! Apa sih susahnya tinggal menemui Tuan Norman! Tuan Norman itu sudah memberi uang sangat banyak untuk Paman mu hanya untuk makan malam berdua dengan mu! Kalau kamu begini, itu berarti kami harus mengembalikan semua uang Norman!" bentak si wanita paruh baya itu.
"Memangnya aku tidak tahu! Paman dan Bibi mau menjual ku pada si tua bangka itu kan! Pokoknya aku tidak mau!" balas si gadis muda.
"Hey! Kalau kami mau menjual mu memang kenapa? Setidaknya kami menjual mu pada orang kaya! Anggap saja uang yang Tuan Norman berikan pada kami untuk membeli mu itu sebagai balas jasa mu pada kami yang telah membesarkan mu dari kamu berumur lima tahun! Kalau bukan karena kami berbaik hati ingin mengasuh mu, mana ada keluarga lain yang mau mengasuh mu setelah kedua orangtua mu meninggal! Jadi jangan anggap kami menjual mu pada Tuan Norman!" ucap si wanita paruh baya.
"Tapi si tua bangka itu sudah punya tiga istri, Bibi!" Balas si gadis muda itu.
"Ya kalau begitu kamu jadi istri keempatnya!" balas si wanita paruh baya dengan suara meninggi.
"Ayo, Bibi tidak mau mendengar penolakan mu lagi! Jangan buat Paman dan Bibi mu malu! Malam ini kamu dan Tuan Norman hanya makan malam saja sambil membicarakan pernikahan kalian! Ayo cepat!" paksa si wanita paruh baya itu sambil menarik tangan si gadis muda.
Si gadis muda itu bersikeras tidak mau ikut dengan Bibi-nya, ia memegang pegangan tangga untuk menahan dirinya. Si wanita paruh baya yang sudah emosi karena si gadis muda tidak mau mengikutinya pun akhirnya menjambak rambut si gadis muda.
Melihat si wanita paruh baya begitu kasar memaksa si gadis muda, Jethro yang sejak tadi mengintip pun akhirnya tidak tahan untuk tidak ikut campur.
"Hentikan!" teriak Jethro.
Dan suara teriakan Jethro pun berhasil membuat si wanita paruh baya itu melepaskan tangannya dari rambut si gadis muda.
"Siapa kamu! Pergi sana! Jangan ikut campur urusan saya dan keponakan saya!" ucap si wanita paruh baya.
"Oh.. jadi Anda Bibi gadis ini? Apa Anda tidak malu menjual keponakan Anda pada pria tua bangka yang sudah tiga kali menikah?!" sindir Jethro.
"Hei! Berarti kau menguping pembicaraan kamu yah!" bentak si wanita paruh baya.
"Bukan aku sengaja menguping, tapi suara mu besar sekali sampai keluar, aku yang tadinya hanya ingin melintas, jadi penasaran dan tak sengaja mendengar pembicaraan kalian!" jawab Jethro.
Si wanita paruh baya itu memutar bola matanya malas.
"Sudah sana, jangan ikut campur urusan kami! Aku melakukan itu karena aku menyayangi keponakan ku ini! Aku ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keponakan ku ini!" jawab si wanita paruh baya.
"Bohong! Bibi dan Paman ku melakukan ini bukan karena sayang pada ku, mereka menjual ku untuk memperkaya diri mereka sendiri!" sahut si gadis muda itu.
Tak perlu si gadis muda itu perjelas pun Jethro sudah tau karena Jethro mendengar semuanya tadi.
"Tutup mulut mu kurang ajar!" bentak si wanita paruh baya.
"Tuan, tolong aku, aku tidak mau menemui si tua bangka itu, tolong aku Tuan." mohon si gadis muda itu.
Deg. Jethro menatap bola mata gadis itu. Bola mata yang sudah lama ia rindukan. Bola mata yang sekarang memohon perlindungan padanya sama dengan bola mata istri pertama-nya Milea, gadis yang sangat ia cintai. Bola mata gadis itu persis seperti bola mata Milea saat memohon pada Jethro untuk mengabulkan permintaan terakhirnya yaitu menikah dengan Jethro.
***
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!