NovelToon NovelToon

I'M The One You Hurt

Saling Mencintai.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

...HAPPY READING......

.

.

"Alvin, selamat ya, aku sangat bahagia. Akhirnya grup kalian berlima bisa diterima oleh masyarakat banyak," ucap gadis cantik bernama Ayara, mengandeng mesra tangan kekasihnya keluar dari gedung rekaman menuju ke arah mobil Alvin berada.

"Huem, terima kasih," jawab Alvin hanya tersenyum kecil. Tidak seperti hari-hari biasanya yang akan bercerita heboh sambil merangkul mesra kekasihnya.

Namun, meskipun merasa ada keanehan pada sikap sang kekasih. Ayara menepis pikiran buruk bahwa pacarnya mungkin saja sedang lelah setelah melakukan beberapa kali wawancara.

Hari ini akhirnya Alvin dan bersama keempat sahabatnya kembali menemui Agensi yang akan menerbitkan mereka sebagai boyband setelah menang ikut beberapa kali audisi di kota S.

"Masuklah!" titah pemuda itu membuka pintu mobil buat Ayara sang kekasih. Lalu setelah memastikan gadis itu masuk dia berjalan memutar mobil dan masuk lewat pintu mobil sebelahnya.

"Kita mau makan apa?" tanya Alvin setelah menyusul masuk dan duduk di bangku kemudi.

"Aku mau makan makanan yang segar-segar dan pedas,"

"Tumben sekali, biasanya kau tidak suka makan seperti itu?" meskipun bertanya tapi Alvin langsung menjalankan kendaraan roda empatnya menuju di mana makanan yang diinginkan oleh Ayara.

"Entahlah, aku juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini aku ingin makan, makanan seperti itu. Jika memakan, makanan biasa saja, perutku akan terasa mual." jawab gadis cantik itu jujur. Sebab karena Alvin terlalu sibuk untuk latihan membuat dia lupa menceritakan hal tersebut. Padahal biasanya masalah sekecil apapun. Ayara yang biasa disapa Aya, oleh orang-orang terdekatnya termasuk Alvin sendiri.

Tidak ada hal yang gadis itu rahasiakan dari kekasihnya. Masalah ibu dan saudara tirinya yang jahat saja Aya selalu bercerita. Dikarenakan hal itulah setelah berpacaran selama hampir dua tahun bersama Alvin. Dia memiliki harapan besar bahwa Alvin adalah laki-laki yang dikirim oleh tuhan untuk membahagiakan dirinya.

Sampai-sampai sejak tiga bulan lalu dia sudah memberikan mahkotanya pada laki-laki yang mempunyai cita-cita menjadi seorang penyanyi terkenal itu. Alvin bukanlah dari keluarga biasa. Dia anak seorang pengusaha terkenal sama seperti Ayara.

Akan tetapi pemuda yang baru saja berumur sembilan belas tahun itu tidak pernah tertarik untuk meneruskan ayahnya sebagai pengusaha.

Untung saja dia bukanlah anak tunggal, tapi Alvin masih memiliki satu orang adik laki-laki sudah berumur tujuh belas tahun. Jadi ada yang akan meneruskan perusahaan keluarganya.

"Mau ke restoran atau tempat biasa yang kita datangi?" Alvin kembali bertanya. Dia memang salah satu cowok idaman. Tidak hanya tampan, kaya dan bertalenta. Namun, Alvin adalah laki-laki yang sangat romantis pada kekasihnya. Dia selalu memperlakukan Ayara seperti ratu dihatinya.

"Bagaimana jika bukan kedua tempat itu?" Aya tersenyum kerena dia sudah memiliki tempat yang ingin dia datangi.

Alvin meyergit heran, lalu diapun berkata. "Sebutkan tempatnya ada di sebelah mana?" tanpa bertanya dia langsung menyetujui kemanapun yang diinginkan oleh sang kekasih.

"Benarkah! Wah, kau yang terbaik!" seru Ayara girang karena Alvin tidak menolak keinginannya.. Padahal dia belum menyebutkan tempat makan yang akan mereka datangi.

Cup!

"Huem, tentu saja. Memangnya kapan aku membohongimu," Alvin tersenyum sambil menggenggam satu tangan Aya dan ia kecup berulangkali. Sedangkan tangan satunya masih memutar setir mobil.

"Tidak pernah! Kau yang terbaik, jika tidak ada dirimu entah akan seperti apa hari-hari yang aku lalui," jawab Aya dengan suara sendu. Mengigat ayahnya yang selalu berlaku pilih kasih antara dia dan saudara tirinya membuat Aya tidak pernah betah dirumah.

Gadis itu selalu menghabiskan hari-harinya bersama Alvin. Dia selalu hadir saat Alvin latihan dan ikut audisi. Intinya apapun yang berhubungan dengan musik.

"Sudahlah tidak perlu bersedih. Ada aku yang akan selalu bersamamu," Alvin menarik tubuh Aya agar bersandar pada lengannya.

"Terima kasih! Tapi... aku takut, Vin," Aya menjauhkan tubuhnya untuk menatap muka Alvin.

"Takut?"

Ayara mengangguk membenarkan. "Iya, takut kau akan meninggalkan aku setelah menjadi artis atau musisi terkenal," ungkap Aya tidak bisa menahan rasa takut kehilangan Alvin. Dia juga tidak bisa menyembunyikan masalah sekecil apapun pada pemuda itu.

"Aya, apa yang kau katakan? Aku tidak akan pernah melakukan itu, kau tahu kan jika aku sangat mencintaimu," seru Alvin sampai megetepikan mobilnya ke sisi jalan. Lalu dia genggam kedua tangan gadis itu dan didekatkan ke dadanya.

"Apa kau ragu bahwa aku sangat mencintaimu?" tanya Alvin menatap mata Aya penuh cinta.

"Alvin, aku... aku bukan tidak percaya padamu. Aku hanya, hanya takut jika kau akan membuang ku setelah kau berhasil nanti," air mata Ayara pun menetes di pipi mulusnya.

"Berhasil seperti apa, huem?" dengan sigap Alvin menyapu air mata kekasihnya. "Aya, aku ingin menjadi penyanyi bukan karena masalah uang, kau tahu itu. Tapi karena cita-cita ku sejak dulu. Jadi jangan pernah berpikiran buruk seperti ini lagi," lanjutnya sangat menyakinkan. Sehingga Ayara langsung memeluk dirinya sambil kembali menangis.

"Vin, maafkan aku," lirih Aya yang memiliki harapan besar pada kekasihnya. " Kau tahu sendiri jika aku tidak pernah dianggap oleh papaku sendiri. Makanya aku takut ini terjadi pada hubungan kita,"

Cup!

"Tidak perlu minta maaf, aku mengerti. Maafkan aku juga sudah membuat mu khawatir pada hubungan kita," Alvin balas memeluk sang kekasih dan mencium pucuk kepalanya. Dia sangat tahu bahwa Ayara tidak pernah mendapatkan perhatian dari ayahnya lagi semenjak beliau menikah dan punya anak bersama istri mudanya.

Maka dari itu Alvin selalu mengistimewakan Ayara. Selama ini sesibuk apapun dia, pasti akan menomorsatukan gadis itu terlebih dahulu.

Cup!

"Sudah jagan menangis lagi, nanti Ayara ku tidak akan cantik lagi," goda nya menjauhkan tubuh mereka dan kembali lagi menyeka air mata gadis yang dia cintai.

Ya, Alvin memang mencintai Ayara, begitu pula sebaliknya. Mereka berdua saling mencintai. Sepertinya tidak akan dapat terpisahkan lagi, kecuali oleh maut yang memisahkan.

"Alvin jangan berbicara seperti itu, aku kan jadi malu," seru Aya tersenyum dengan hidung mancung memerah gara-gara menangis.

Cup!

"Aku sangat suka melihat wajah malu mu, sangat menggemaskan," Alvin ikut tersenyum tampan. Sehingga selalu mampu membuat seorang Ayara jatuh cinta padanya. Padahal sebelum berkenalan dengan Alvin, gadis itu begitu tertutup dan menjauhi setiap pemuda yang menyatakan cinta padanya.

"Hanya itu saja? Tidak ada yang lainya?" Aya ikut menggoda kekasihnya.

"Tentu saja tidak, aku menyukaimu dari segi apapun itu. Aku mencintaimu, Ayara ku. Kau seperti kehidupan kedua bagiku," ungkap Alvin menarik tengkuk Aya dan langsung menyambar bibir sang kekasih yang selalu menjadi candu untuk nya.

...BERSAMBUNG......

.

.

.

Hai... hai... Terima kasih karena kalian sudah mau membaca karya receh, Mak autour, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya ya🥰🥰

Like.

Vote.

Bintang lima.

Subscriber.

Hadiah kopi ataupun bunganya.

Terima kasih 🙏😘😘😘

Ingin Bersamamu.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

...HAPPY READING......

.

.

Setelah melakukan ciuman di dalam mobil sampai beberapa menit. Barulah Alvin melepaskan pangutan bibir mereka. Lalu tangannya terangkat untuk mengelap bibir kekasihnya yang basah oleh Saliva mereka yang sudah menjadi satu.

Cup!

"I love you," ucap pemuda tampan itu sedikit berbisik, yang dibalas oleh Ayara dengan tersenyum manis. Sebab ini bukanlah kali pertama Alvin mengucapkan kata aku mencintaimu. Namun, hampir disetiap saat ketika mereka lagi bersama.

"Sekarang ayo kita berangkat ke Restoran atau ke cafe manapun yang kamu inginkan. Sebagai permintaan maaf ku yang sudah membuat dirimu menangis," ajak Alvin mulai menjalankan kembali kendaraan mewahnya. Akan tetapi sebelum itu dia mengacak rambut kekasihnya lebih dulu.

"Kenapa diam saja, ayo tunjukkan di mana tempatnya," kata Alvin karena Ayara hanya tersenyum menatap dirinya. Dapat pemuda itu lihat bahwa kilatan cinta dari Aya benar-benar tulus untuk dirinya.

"Jalan saja terus, tapi... tempatnya agak jauh ya," jawab Aya kembali memperbaiki cara duduknya agar tidak menggangu Alvin yang lagi membawa kendaraan.

"Tidak apa-apa jauh juga, selagi bersama dirimu. Maka tidak ada masalah,"

"Agh, kau pandai sekali mengombal. Awas ya, disaat kau sudah menjadi penyanyi terkenal nanti, tidak boleh merayu para fans mu," cebik Ayara berpura-pura marah sembari memperingati sang kekasih.

"Tentu saja tidak, aku seperti ini hanya dengan gadis yang aku cintai saja," jawab Alvin sambil menambah kecepatan laju mobilnya.

"Aku percaya padamu," Aya tersenyum mendengar perkataan Alvin. Dia benar-benar merasa bersyukur mendapat pemuda setampan dan sebaik kekasihnya.

Tidak ada keinginan lain lagi yang Aya inginkan. Cukup hidup bersama Alvin sampai akhir hayatnya saja. Ayara tidak memiliki ibu sejak dia masih berumur dua tahun. Lalu ayahnya menikah lagi dengan janda beranak satu. Wanita tersebut adalah sekertaris perusahaan papanya.

Di awal pernikahan sampai dua tahun kemudian, ibu tirinya masih bersikap baik. Namun, semuanya berubah setelah beliau memiliki anak sendiri.

Jadi Ayara memiliki adik perempuan, satu ayah, tapi lain ibu. Dia dan sang adik hanya beda umur tiga tahun kurang lebih. Sedangkan anak bawaan dari ibu tirinya adalah laki-laki yang saat ini lagi kuliah diluar negeri. Sebab Tuan Edward tidak pernah membedakan anak tirinya dengan anak kandungnya sendiri.

Semenjak ibu tiri Ayara memiliki anak sendiri itulah kehidupan Aya mulai berubah seratus delapan puluh derajat. Apalagi ketika Arianti adiknya sudah besar. Sang adik kerap kali melakukan kesalahan lalu dituduhkan pada dirinya.

Ayara yang tidak suka dengan keributan akhirnya selalu mengalah. Namun, atas sikap baiknya itu malah disalahgunakan oleh sang adik. Arianti memiliki paras wajah seperti ibunya jadi tidak terlalu cantik. Sedangkan Ayara begitu mirip dengan Tuan Edward ayahnya. Memiliki hidung mancung, kulit putih dan tubuhnya tinggi semampai, benar-benar sangat sempurna.

Tuan Edward yang sibuk mengurus perusahaan jadi memasrahkan istrinya yang bernama Rose untuk mengurus anak-anaknya. Jadi tidak pernah tahu apa saja yang terjadi di rumah.

Sudah berulang kali Ayara mengadu pada Tuan Edward. Bahwa dia sering kali mendapatkan perlakuan buruk dari ibu dan adik tirinya. Namun, sayangnya beliau tidak pernah percaya pada anaknya sendiri dan lebih percaya pada Rose dan juga anaknya dengan wanita itu.

Dulunya ibu kandung Ayara menikah dengan Tuan Edwar tanpa restu dari mertuanya. Dari awal menikah sampai ibu kandung Ayara menghembuskan nafas terakhirnya, karena mengalami kecelakaan beruntun dan langsung merenggut nyawanya. Kejadian tersebut tepatnya setelah tujuh tahun pernikahan dia dan Tuan Edward.

Mirisnya, keluarga Tuan Edward bukan hanya tidak menyukai istri dari anaknya saja. Namun, juga tidak menyukai cucu mereka. Yaitu Ayara Febriani Jasmeen. Nama Jasmeen adalah nama ibu kandung Ayara. Entah memiliki firasat atau bagaimana, ketika Ayara baru lahir Jasmeen menyematkan namanya pada nama belakang sang putri.

Jasmeen seakan tahu jika Ayara tidak akan di terima dan sukai oleh keluarga suaminya. Sehingga dia tidak menggunakan nama belakang keluarga besar Tuan Edward.

"Belok kiri, nanti tempatnya sebelum turunan itu," ucap Ayara begitu mobil mereka sudah hampir sampai ke Restoran yang ia inginkan. Tidak banyak protes Alvin menuruti permintaan kekasihnya.

"Baiklah penguasa hatiku, kita akan makan sesuai apa yang kau inginkan," jawab Alvin malah kembali menggoda kekasihnya.

"Tunggu saja di dalam, aku akan membukakan pintu mobil untuk Ayara ku," ucapnya lagi setelah memarkirkan mobilnya di samping mobil pengunjung lain.

Ayara hanya mengangguk dan tersenyum. Setiap lagi bersama dengan Alvin, gadis itu selalu tersenyum bahagia. Beda halnya bila sudah kembali ke rumah. Dia lebih sering mengurung dirinya di dalam kamar, karena tidak ingin bertengkar dengan ibu dan adik tirinya.

"Alvin... terima kasih," Aya menerima uluran tangan kekasihnya. Mereka berdua berjalan dengan saling bergandengan tangan.

"Tidak perlu berterima kasih, karena sudah seharusnya aku memperlakukan mu seperti seorang ratu," Alvin semakin mengenggam erat tangan Ayara. Seolah takut ada yang memisahkan mereka berdua.

Begitu sampai di dalam, pegawai Restoran langsung menyambut ramah. Lalu Aya pun memesan makanan yang ia inginkan.

Sedangkan Alvin memesan makanan untuk dirinya sendiri . Lalu pasangan muda itu memilih naik kelantai dua. Agar bisa menikmati makanan mereka sambil melihat pemandangan dari atas. Kebetulan sekali Restoran tersebut terletak di atas bukit yang cukup tinggi di kota tersebut.

"Wah, ternyata tempatnya sangat indah dari yang ada di sosial media," seru Aya setelah mereka duduk di pinggir dinding kaca besar.

"Sosial media? Memangnya kau juga belum pernah datang ketempat ini?" ulang Alvin memastikan jika dia tidak salah dengar.

"Iya, sosial media, aku tahu tempat ini dari sosial media. Ada pengunjung yang live streaming saat makan di sini dan aku tiba-tiba ingin mencicipi makanan di sini," jawab Aya semakin tidak sabar untuk mencicipi makanan mereka yang belum datang.

"Sejak kapan kau tertarik dengan makanan seperti ini?" dua tahun selalu bersama, membuat Alvin sangat mengetahui bagaimana kekasihnya itu.

"Mungkin sejak satu Minggu lalu," jawab Aya tertawa karena tahu jika Alvin pasti bingung degan perubahan sikap nya. "Aku merasa makanan yang aku lihat, seperti menyuruhku segera mencicipinya. Mungkin juga makanan tersebut memang memanggil namaku seperti ini. Aya... ayo datanglah ke sini. Kami menunggu mu," Ayara semakin tertawa setelah menyebutkan kekonyolan dirinya. Sebab dia sendiri juga tidak tahu kenapa bisa seperti itu.

"Kau ini ada-ada saja, jika begitu kenapa tidak datang saja ke sini dan makan sepuasnya,"

"Aku tidak mau sendirian, tapi ingin kau yang menemaniku. Karena kau sangat sibuk jadinya aku tidak berani mengaggu waktu latihan kalian," jawab Aya jujur.

Bagi Ayara melihat Alvin bisa masuk dapur rekaman adalah suatu kebahagiaan. Dia ikut merasa bahagia setelah berjuang bertahun-tahun, akhirnya Alvin dan teman satu grup boyband nya bisa menang dari audisi bergengsi yang di adakan oleh ibu kota mereka.

"Seharusnya kau bilang saja, tidak perlu menahannya. Aku pasti akan meluangkan waktu ku untuk menanimu," ucap Alvin menatap lekat wajah kekasihnya.

"Tidak apa-apa, kita bisa makan sekarang. Tapi... eum," Ayara tidak melanjutkan lagi ucapannya. Dia malu untuk mengatakan keinginannya yang lainnya lagi. Alvin sudah mau mengantarnya ke Restoran tersebut saja dia sudah merasa bersyukur.

"Tapi apa? Ayo katakan, jangan membuatku menebaknya sendirian,"

"Eum... bisakah kau yang menyuapi aku? Tapi jika kau mau, bila tidak juga tidak apa-apa," Ayara mengelengkan kepalanya cepat. Ingin menunjukkan bahwa dia tidak memaksa agar Alvin mau menyuapinya.

"Baiklah, biar aku suapi," jawaban Alvin tentu saja membuat Ayara begitu bahagia. Dia langsung berdiri dari tempat duduknya dan memeluk tubuh sang kekasih.

...BERSAMBUNG.....

Fans Pertama.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

...HAPPY READING......

.

.

"Apa masih mau nambah?" tanya Alvian setelah menyuapi satu sendok makanan yang terakhir kedalam mulut Ayara. Gadis cantik itu sudah seperti anak kecil, makan disuapi oleh kekasihnya. Tidak perduli jika mereka berdua menjadi pusat perhatian orang-orang yang ikut makan di lantai atas.

"Tidak, aku sudah kenyang," Aya menerima gelas air putih yang diberikan oleh Alvian. Gara-gara menyuapinya pemuda itu sampai membiarkan makanan miliknya menjadi dingin.

"Katanya sangat ingin dengan makanan di Resto ini, tapi kenapa hanya makan sedikit," ucap Alvian karena apa yang disebutkan oleh Ayara tidak sama dengan kenyataannya.

"Entahlah begitu aku mencicipi makanan nya perutku tiba-tiba langsung kenyang. Maaf ya, karena aku sudah merepotkan mu," jawab gadis itu merasa tidak enak pada kekasihnya. Walaupun Alvian selalu menuruti kemauannya bukan berarti Aya akan berbuat semena-mena dirinya sendiri.

"Sudahlah! Tidak apa-apa, tunggu aku makan ya," Alvian hanya tersenyum sambil menarik piring makanan miliknya. Ayara hanya mengangguk dan menatap kekasihnya makan yang terlihat sangat enak. Berulangkali gadis itu menelan Saliva nya sendiri. Namun, ingin meminta pada Alvian dia masih punya rasa malu. Bagaimana mungkin ada gadis yang tidak tahu diri seperti dirinya. Setelah mengajak makan di Restoran tersebut, Aya minta di suapi walaupun hanya sedikit. Lalu sekarang malah mau meminta makanan milik Alvian.Tidak, tidak! Ayara harus tahu diri, dia adalah seorang gadis.

"Ini," tanpa bertanya Alvian menyendokan makanan miliknya kearah mulut Ayara.

"Kenapa? Makan saja, aku hanya melihat mu," Ayara tersenyum seraya menggaruk lehernya yang tidak gatal. Gadis itu merutuki matanya karena sudah melihat Alvian makan. Sehingga berakhir sang kekasih menawarinya lagi.

"Ayo bukalah mulutmu, aku tahu kau mau makanan punyaku, kan?" pemuda itu tersenyum karena gemas pada tingkah aneh kekasihnya. Namun, dia sangat senang karena untuk membahagiakan Aya tidak perlu harus ke tempat-tempat mewah. Padahal gadis itu merupakan anak orang kaya juga, sama seperti dia.

"Ha... ha... ketahuan, ya," Ayara tertawa sambil menerima kembali suapan dari tambatan hatinya.

"Memangnya kita ini baru berkenalan, aku tahu segalanya tentang kekasihku. Jadi jangan pernah membohongi ku," akhirnya karena Ayara menyukai makanan miliknya, pemuda itupun bergantian menyuapi dirinya sendiri dan juga kekasihnya. Mereka tidak hanya berbagi makanan, tapi juga makan mengunakan sendok yang sama

"Sudah, sudah! Aku benar-benar sudah kenyang. Terima kasih sudah mau berbagi makanan dengan ku," ucap Ayara dengan tulus.

"Tidak masalah, asalkan bisa membuatmu senang," jawab Alvian memangil salah seorang pelayan karena dia akan membayar makan dan minuman mereka.

"Iya... Tuan Alvian, kan?" kata si pelayan begitu melihat pemuda tampan tersebut.

"Iya, benar sekali. Apa kau mengenal kekasihku?" Ayara yang menjawab karena Alvian hanya diam saja sambil memikirkan apakah dia mengenal pelayan perempuan yang seumuran dengan mereka juga.

"Tentu saja kenal, kekasih Anda adalah idol yang menang juara satu, di kontes ajang pencarian bakat Minggu lalu, kan?" jawab si pelayan yang mengenal Alvian lewat sosial media. Saat ini ibukota S lagi trending membicarakan idol tampan dari grup boyband Alvian dan keempat sahabatnya.

"Wah, benarkah!" seru Ayara tersenyum bahagia melihat kekasihnya.

"Vin, kau dengar!" lanjutnya lagi ikut merasakan bahagia yang luar biasa karena kekasihnya benar-benar sudah menjadi seorang artis.

"Huem," Alvin pun ikut tersenyum balas menatap wajah cantik kekasihnya yang terus tersenyum. Membuat jantungnya selalu berdebar-debar.

"Eum... bolehkah Saya minta berfoto sebentar?" Pelayan tersebut merupakan anak gadis, jadi sudah pasti begitu senang bisa berfoto dengan artis seperti Alvin. Meskipun belum begitu terkenal, tapi tetap saja statusnya orang yang berkecimpung di dunia hiburan.

"Boleh," jawab Alvian singkat. Dia sudah tahu resiko dengan pekerjaan yang ia pilih. Harus siap ketika ada fansnya mengajak berfoto. Apalagi ini adalah fans pertamanya.

"Baiklah, kalau begitu kita berfoto bertiga ya, Saya sangat suka melihat kecantikan dan keramahan kekasih, Anda," ucap si pelayan mengambil gambar bukan dia dan Alvian saja. Akan tetapi juga bersama Ayara. Setelah itu barulah dia mengambil foto hanya berdua dengan Alvian.

Setelah selesai berfoto dan membayar makanan mereka. Pasangan remaja itu pergi meninggalkan Restoran. Ya, remaja! Sebab umur Aya dan Alvian hanya berbeda lima bulan lebih tua pemuda itu. Dua Minggu lagi adalah hari kelulusan mereka berdua yang sekolah berbeda tempat.

Keduanya bisa berpacaran karena tanpa sengaja bertemu di warung kaki lima. Semenjak pertemuan itulah mereka berdua bisa berteman dan akhirnya memutuskan menjalin hubungan. Sebab Alvin dan Aya memiliki banyak kesamaan. Jadi tidak susah bagi mereka berdua untuk memahami satu sama lain. Sehingga sudah kurang lebih sudah dua tahun, hubungan keduanya semakin erat. Orang-orang yang tahu hubungan mereka selalu menyebut pasangan yang romantis.

Keempat sahabat Alvian juga mengenal baik Ayara, karena hampir di setiap latihan gadis itu ikut menemani kekasihnya. Apabila lagi libur sekolah, Aya juga sering datang ke Apartemen Alvian, karena dia tinggal sendirian. Pemuda itu tidak mau tinggal bersama orang tuanya karena ayahnya tidak pernah menyukai cita-cita putranya.

Jadi sudah pasti Alvian sering bertengkar karena perbedaan cara berpikir dia dan ayahnya. Alhasil untuk menghindari sang ayah. Pemuda itu tinggal di apartemen yang tidak jauh dari tempat dia menimba ilmu selama tiga tahun belakangan ini.

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!