Arya Wijaya Kusuma : Anak pertama dari pasangan suami istri Raden Kusuma dan Dewi Wijaya, orang kaya nomor 1, Arya mempunyai satu adik laki-laki yang bernama Arga Wijaya Kusuma. Arya adalah seorang siswa kelas 12 SMA, ia banyak di idolakan oleh para siswi, walupun ia siswa berprestasi, tetapi sifatnya dingin dan sangat cuek.
Putra Sanjaya : Ia adalah sahabat Arya sejak kecil, rumah nya bersebelahan dengan rumah Arya. Putra adalah anak dari orang kaya nomor 2 setelah Papa Arya, Putra adalah anak tunggal, Ia juga banyak di idolakan oleh siswi, sifatnya juga sama seperti Arya yaitu dingin dan cuek.
Syafa Wibawa : Ia adalah anak tunggal dari pasangan suami istri Aditya Wibawa dan Sara Fauziah. Orang kaya nomor 3, Syifa seorang siswi SMA kelas 12, sekelas dengan Arya. Selain cantik, imut, Ia juga pintar dan cerdas. Sifatnya sangat ramah, Ia juga di idolakan para siswa siswa di sekolahnya. Putri Febrianti adalah sahabat Syafa.
Putri Febrianti : Ia adalah sahabat Syafa sejak kecil, rumah nya bersebelahan dengan rumah Syafa, Putri adalah anak orang kaya nomor 4. Putri adalah anak tunggal, Ia juga mempunyai wajah yang cantik, imut, dan juga ramah, tapi sedikit galak. Ia juga menjadi ketua bela diri disekolahnya.
...****************...
Kringggggg
Pukul 05.00 suara alarm Syafa menggema di seluruh kamar.
“Huuuuamm, (sambil mengucek mata) sebaiknya aku wudhu terlebih dahulu, lalu sholat subuh, setelah itu mandi” ucap Syafa.
“Syafa sarapan dulu Nak, sudah jam 6” ucap Mama Syafa dari bawah.
“Iya Ma, sebentar lagi Syafa turun, ini lagi nyiapin buku sekolah” ucap Syafa dari atas.
“Pagi Ma, Pagi Pa” ucap Syafa sambil
menuju kearah meja makan.
“Pagi juga sayang” ucap serempak kedua orang tua Syafa.
“Nak bagaimana sekolah nya??” tanya Papa.
“Alhamdulillah baik Pa” ucap Syafa.
Setelah itu hanya ada dentingan suara sendok dan garpu, karena sudah peraturan dirumah jika makan tidak boleh berbicara.
“Papa berangkat dulu ya Ma” pamit papa Syafa.
“Syafa juga Ma berangkat dulu” pamit Syafa sambil menyalami tangan mamanya.
“Iya hati-hati ya Pa, Nak” ucap Mama Syafa.
“Assalamualaikum” ucap Syafa dan
Papanya.
“Wa'alaikumussalam wr wb" ucap mama Syafa sambil melambaikan tangan.
...****************...
Di Mobil
“Pa, nanti Syafa ada ekstrakurikuler jadi pulangnya agak telat” ucap Syafa.
“Iya gak papa Nak, nanti biar Pak Totok yang jemput” ucap Papa Syafa.
Pak Totok adalah supir keluarga Syafa sejak Syafa belum lahir.
...****************...
Di Sekolah
“Pa, Syafa sekolah dulu” pamit Syafa sambil menyalami tangan Papanya.
“Iya Nak, semangat belajar nya” ucap papa.
“Syafa masuk sekolah dulu Pa, Assalamualaikum" ucap Syafa
“Wa'alaikumussalam wr wb, Nak” ucap Papa Syafa.
Setelah melambaikan tangan, Syafa pun berjalan menuju kelas, nampaknya sekolah saat ini sudah ramai, banyak siswa siswi yang kesana kemari.
...****************...
Di Koridor
“Syafa, Syafa” ucap Putri sambil ngos-ngosan.
“Iya Put, ada apa sampe kamu lari lari kayak gitu” ucap Syafa menggelengkan kepala dengan tingkah sahabatnya itu.
“Hehehe maaf tadi aku hampir telat jadinya lari lari kayak gini" ucapnya sambil cengengesan tak berdosa.
“Yaudah ayok ke kelas bentar lagi bel tu”
ucap Syafa pada Putri yang berada disampingnya.
“Yaudah hayuk Gasss” ucap Putri.
...****************...
Di Kelas
Ternyata sudah banyak yang berangkat, Syafa dan Putri duduk bersebelahan.
Tak lama rombongan Arya CS datang ke kelas, para siswi banyak yang terpesona olehnya, kecuali Syafa yang biasa aja dengan kehadiran Arya CS.
Terdengar bisik bisik para siswi yang tak lain adalah.
"Pangeran gue datang."
"Astaga para cogan lewat."
"Astaga suami gue."
"Pacar gue noh."
Kurang lebih begitu bisikkan para siswi ketika melihat sang idola masuk ke dalam kelas.
“Apasih yang dikagumi dari mereka?” tanya Syafa terheran heran.
"Tau tu, tapi memang bener sih, mereka itu ganteng ganteng banget" ucap Putri.
"Ahh lu mah sama aja kayak mereka” ucap Syafa sebal.
"Hehe, gimana lagi orang mereka meresahkan" ucap Putri cengengesan.
Tak lama Pak Guru pun memasuki kelas untuk mengajarkan materi kepada kami.
Setelah berkutat lama dengan buku dan pulpen, akhirnya bel yang ditunggu tunggu para siswa siswi akhirnya berbunyi. Tanda waktu istirahat telah tiba.
...****************...
Di Kantin
“Sya, mau pesen apa?” tanya Putri.
"Kayak biasa dong, bakso sama es teh manis" ucap Syafa.
"Okedeh bentar ya” ucap Putri sambil
pergi ke antrian.
Tak jauh dari meja yang ditempati Syafa dan Putri, terlihat meja Arya CS.
Ada kedua sepasang mata yang saling bertemu, hingga sepertinya enggan melepas pandangan itu.
Coba tebak siapa?? Betul itu adalah Syafa dan Arya, yang tadi tak sengaja saling melihat satu sama lain.
Hingga tiba tiba ada suara deheman dari adek Arya yang membuat pandangan mereka terputus.
"Ehem lagi liatin siapa sih bang? sampai gak kedip itu mata” ucap Arga baru datang sambil celingak-celinguk mencari seseorang.
"Dasar anak nakal, kepo banget sama urusan Abangnya" ucap Arya memukul pelan jidat sang Adik.
Memang Arga sering bergabung dengan Arya CS, tak lama makanan mereka pun datang, dan langsung saja mereka melahap hingga tanpa sisa sedikit pun.
Tak lama bel masuk kembali berbunyi, dan mereka yang berada di kantin kini mulai memasuki kelasnya masing-masing untuk mengikuti pembelajaran.
...****************...
Di Kelas
Selamat siang anak anak, ada PR ya?” tanya Bu Devita guru Agama Islam.
“Ada Bu” ucap siswa siswi.
"Kalo begitu silahkan dikumpulkan" ucap Bu guru.
Lalu, ketua kelas pun mengumpulkan buku para siswa siswi diatas meja guru.
“Baiklah anak-anak kita masuk materi xxxxxxxx" ucap Bu Devita menjelaskan materi yang disampaikan.
Tak lama bel pulang pun berbunyi, kami bersiap siap untuk pulang, tak lupa sebelum pulang kami berdoa terlebih dahulu, setelah itu kami dipersilahkan untuk pulang.
...****************...
Di Koridor
"Ayok kelapangan, katanya mau belajar bela diri" ajak Putri.
Putri adalah Ketua bela diri disekolah, maka dari itu dia sedikit tomboy, bukan sedikit tapi tomboy dan juga galak, itu sih kata para siswa siswi.
"Ayok, temenin aku ganti baju dulu ya” ucap Syafa.
"Yaudah ayok" ucap Putri, lalu setelah mengganti baju mereka pun berjalan menuju ke lapangan.
Saat diperjalanan menuju ke lapangan tak sengaja Syafa menabrak seseorang yang cukup keras.
“Aduhh lutut ku” ucap Syafa karena Syafa tadi lari lari, dan sekarang ditambah di tabrak dan akhirnya jatuh.
Kedebug
(anggap aja suara orang jatuh ya).
"Jalan tu pake kaki, kalau lihat itu pake mata, PAHAM gak lo???" bentak seseorang itu.
"Lo tu bukannya bantuin malah marah marah gak jelas, lo juga salah gak lihat kalau ada orang" ucap Syafa sambil memegangi lututnya yang terluka.
"Ehh Sya, lo gapapa kan?” tanya Putri panik melihat sahabatnya yang luka.
"Gapapa kok Put, tenang aja hehe” ucap Syafa yang masih sempat sempatnya nyengir sambil menahan sakit.
"Ehh Arya, Lo tu harusnya bantuin ngobatin, terus bawa Syafa ke UKS, bukannya diem aja" ucap Putri memarahi Arya.
"Bodmat yang salah dia bukan gw, kenapa gw repot repot bantuin dia” ucap
Arya sambil pergi
meninggalkan mereka berdua.
"Dasar Kutub gak punya hati" ucap Syafa mengumpati Arya.
"Yaudah pulang aja yuk, gak usah latihan dulu, besok aja latihannya” ucap Putri.
"Yaudah yuk" ucap Syafa, Putri akhirnya memapah Syafa sampai ke parkiran.
"Mana ni ya pak Totok kok belum datang" ucap Syafa.
“Bareng gw aja yuk, kan udah lama kita gak pulang bareng" tawar Putri.
"Yaudah hayuk gasss” ucap Syafa.
Mereka menaiki mobil Putri, karena supir Putri sudah menunggu mereka berdua.
Di Rumah
Ting tong ting long (suara bel rumah Syafa yang di pencet tak sabaran oleh orang yang berada diluar)
Ceklek
“Assalamualaikum Ma” ucap Syafa dan Putri, Putri memanggil Mama Syafa dengan
sebutan Mama, begitupun Syafa ke Mama Putri, karena orang tua mereka sahabatan sejak mereka kecil.
"Wa'alaikumussalam wr wb, Nak ya Allah kenapa kamu bisa sampai luka kayak gini??” tanya Mama Syafa cemas melihat Syafa yang dipapah oleh Putri, ditambah luka di bagian lututnya.
"Gapapa kok Ma, tadi jatuh di koridor jadinya luka kayak gini hehe” ucap Syafa berbohong, karena ia tidak mau kalau Mamanya sampai khawatir jika tau yang sebenarnya.
"Iya udah kalau begitu, ayok masuk dulu” ucap Mama sambil membantu memapah Syafa menuju ke ruang tamu.
“Bi, minta tolong ambilkan kotak P3K ya” ucap Mama Syafa kepada Ni Yem yang baru saja dari arah taman belakang.
"Iya sebentar Bu” ucap Bi Yem lalu mencari kotak P3K.
Bi Yem adalah istri dari Pak Totok, beliau berdua sudah bekerja dirumah keluarga Syafa sejak Syafa belum lahir, jadinya wajar kalau mereka sudah sangatlah akrab.
Setelah ketemu Bi Yem lalu menuju ruang tamu menyerahkan kotak P3K "Ini obatnya Bu” ucap Bi Yem.
"Biar Putri aja yang ngobatin Ma” ucap Putri saat melihat Mama Syafa ingin mengobati luka Syafa.
"Iya udah ini Nak, makasih ya Nak sudah bantuin Syafa dari pulang sekolah sampai dirumah” ucap Mama sambil mengelus kepala Putri.
“Iya Ma sama-sama" ucap Putri lalu tersenyum kearah Mama.
"Bi, tolong ambilkan minuman dan cemilan ya" ucap Mama Syafa.
"Iyaa Bu" ucap Bu Yem.
"Gak usah repot-repot Ma, nanti Putri malah ngerepotin" ucap Putri tak enak.
"Enggak ngerepotin kok Nak" ucap Mama sambil tersenyum kearah Putri.
"Ini Non minuman sama cemilan nya” ucap Bi Yem menyerahkan jus dan juga beberapa cemilan ringan diatas meja.
"Makasih ya Bi, maaf ngerepotin” ucap Putri.
"Sama-sama Non, enggak ngerepotin kok Non" ucap Bi Yem “Yasudah Bibi kedapur dulu" sambil melangkah ke dapur.
"Iyaa Bi" ucap Putri.
"Put, bantuin aku kemar ya” ucap Syafa saat Putri selesai mengobati lukanya itu.
"Iya ayok, Ma Putri ke kamar Syafa dulu ya" ucap Putri kepada Mama.
"Iya Nak, hati-hati ya jalannya” ucap Mama.
...****************...
Di Kamar
"Makasih ya Put udah nolongi aku, ngobatin lukanya juga" ucap Syafa sungkan.
"Sama-sama, santai aja kalik kita kan sahabatan dari dalam perut, jangan sungkan kayak gitu, kayak sama siapa aja" ucap Putri.
"Hehe iya sih, tapi tetap aja aku harus berterima kasih dong" ucap Syafa.
"Iya deh iya sama sama, yaudah sana mandi dulu, bau asem tau, jangan lupa sholat Dzuhur" ucap Putri.
"Iya iya bawelll banget sih, jadi gumush tau aku sama kamu" ucap Syafa sambil mencubit pipi tembem Putri.
"Ishh dasar, dari dulu gak pernah berubah kamu ya" ucap Putri sambil mencubit pipi tembem Syafa balik.
Akhirnya mereka berdua saling cubit mencubit, setelah itu mereka tertawa bersama sama.
"Yaudah aku mau pulang dulu karena udah sore juga, cepet sembuh yaa, Assalamualaikum" ucap Putri melangkah keluar kamar.
"Iya siap, hati-hati Put, Wa'alaikumussalam wr wb" ucap Syafa.
Putri menuruni anak tangga satu persatu, setelah sampai diruang tamu, Ia menghampiri Mama yang masih berada di ruang tamu.
"Ma, Putri pulang dulu ya (sambil menyalami tangan Mama Syafa) Assalamualaikum" pamit Putri.
"Ehh iya Nak makasih ya, Wa'alaikumussalam wr wb, hati hati Nak" ucap Mama Syafa.
Setelah Putri tadi pamit pulang karena sudah sore, Syafa lalu pergi kekamar mandi untuk mandi dan berwudhu, walaupun dengan sedikit pincang jalannya ia tetap berusaha menahan rasa sakit untuk mandi dan mengambil wudhu. Selesai melaksanakan sholat Dzuhur Ia pun terlelap ke alam mimpi karena hari ini cukup melelahkan bagi Syafa.
...****************...
Pukul 3 sore Syafa terbangun, karena ia mendengar suara adzan Ashar yang berkumandang.
"Hoaammm" lalu ia pun pergi ke kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan sholat Ashar.
Setelah selesai sholat, ia pun turun kebawah untuk menemui Mama dan Papanya yang ternyata sedang berada diruang tamu, sedang menonton TV.
"Assalamualaikum Ma, Pa" ucap Syafa saat sudah berada diruang tamu.
"Wa'alaikumussalam wr wb Nak" ucap kedua orang tua Syafa.
"Bagaimana lututnya Nak?? apa sudah mendingan??" tanya Mama sambil melihat lutut Syafa.
"Alhamdulillah, sudah mendingan kok Ma, walaupun masih sedikit perih kalau buat jalan" ucap Syafa sambil tersenyum manis, lalu duduk di sofa dekat Mamanya..
"Itu kenapa, kok bisa sampai luka kayak gitu lututnya??" tanya Papa melihat kearah lutut Syafa yang di perban.
"Tadi kesandung Pa saat mau ke lapangan, jadinya gini deh hehehe" ucap Syafa.
"Lain kali hati hati, ooo iya tadi Papa mau ngabarin kalau Pak Totok gak bisa jemput, soalnya nganterin Papa ketemu rekan bisnis Papa, tapi ponsel kamu gak bisa dihubungi" ucap Papa.
"Iyaa Pa, ponsel Syafa habis baterai nya jadinya gak bisa dihubungi" ucap Syafa.
Setelah cukup lama berkumpul dan bercanda ria bersama Mama dan Papanya, Syafa pun pamit ke kamarnya untuk mandi dan melaksanakan sholat Magrib. Setelah sholat ia pun lanjut belajar materi besok.
...****************...
Ditempat lain
Ada seseorang yang sedang melamun di balkon kamarnya, ia sedang memikirkan kejadian tadi siang disekolah, yang mana dirinya menabrak seorang gadis, dan parahnya ia malah gak membantu dan enggak meminta maaf.
"Arrggggghhhhhh, kenapa sih gw mikirin dia mulu" ucap Arya. Yaa benar orang itu adalah Arya yang tadi tak sengaja tabrakan dengan Syafa saat dirinya juga sedang buru buru.
"Tapi dia manis juga kalo dilihat lihat, imut lagi wajahnya" ucap Arya "gak gak, gw ngomong apaan sih" tanpa Arya sadari ada sepasang mata yang mengintip dari arah pintu.
"Hayo Abang ngelamunin cewek ya?” ledek Arga.
"Apaan sih lu anak kecil gak usah ikutan urusan orang dewasa" ucap Arya.
"Lagian lo dipanggil dari tadi gak nyaut nyaut, ternyata lagi ngelamun di balkon kamar. Awas ntar kesambet baru tau rasa, apalagi udah mau magrib kayak gini" ucap Arga sambil ketawa meledek Abangnya.
Setelah lama Arga tertawa meledek Abangnya, ia pun berhenti tertawa, "udah ketawa nya?" tanya Arya sambil berjalan keluar kamar menuju ruang makan.
"Etdah Bang, tungguin napa main tinggal tinggal aja, yang ngajak siapa, yang ditinggal juga siapa, dasar abang laknat" ucap Arga ngedumel sambil menyusul Arya ke ruang makan.
"Ngedumel mulu kayak cewek" ucap Arya yang sempat mendengar Arga ngedumel tentang dirinya.
Di ruang makan
Saat ini hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang sedang beradu, karena sudah menjadi aturan dari keluarga Wijaya untuk makan tanpa ada suara berbicara.
Selesai makan keluarga Wijaya Kusuma berkumpul diruang keluarga, ini sudah menjadi kebiasaan keluarga mereka setelah makan kumpul sebentar diruang keluarga sebelum melakukan aktivitas masing-masing.
"Ma, Pa tau gak? tadi tu bang Arya ngelamunin cewe" ucap Arga sambil ketawa dan melirik kearah Abangnya.
Arya hanya melirik adiknya dengan tatapan membunuh, yang memiliki arti mengancam Arga supaya tidak memberitahu Mama dan Papanya, namun bukan Arga namanya kalau takut dengan ancaman sang Abang.
"Yang bener Nak?? Syukurlah kalau gitu, tandanya masih suka cewek" ucap Mama bernafas lega.
"Mama, Arya masih normal tau, bukan maksud Arya gak suka sama cewek, cuman Arya males ngeledenin cewek, buang buang waktu aja cuman gara gara ngeledenin cewek" ucap Arya.
"Papa setuju tu sama Arya, daripada buang buang waktu gak penting buat cewek, lebih baik kan fokus sekolah dan gantiin Papa, setelah itu kamu menikah" ucup Papa diangguki keduanya.
"Papa pokoknya harus dukung Mama, ini juga demi kebaikan Arya, Arya sudah mau lulus dan itu juga supaya Arya bisa belajar buat nerusin perusahaan, nanti kalau ada pendamping kan dia juga yang enak, selain jadi pendamping dia, nanti kan ada yang membantu dia juga” ucap Mama.
"Iya Papa juga setuju sama Mama, kamu juga bentar lagi lulus, jadi Papa mau kamu mulai belajar ngelanjutin perusahaan Papa" ucap Papa.
"Arya masih mau fokus sekolah dulu, jangan jodohin Arya dulu, Arya mau fokus sekolah" ucap Arya tegas.
"No, gak bisa gitu dong, Mama dan Papa sudah ada seseorang buat jadi pendamping kamu. Suka gak suka harus suka, terima gak terima harus terima" ucap Mama tegas.
"Tidak ada PENOLAKAN!" ucap Papa tak kalah tegas dan tidak bisa diganggu gugat.
"Terserah Mama dan Papa aja lah, Arya ngomong pun gak bakal didengerin ucap
Arya.
"Kalau bang Arya gak mau buat Arga aja" ucap Arga dengan senangnya.
"Kamu anak kecil ikutan mulu, Abang kamu aja belum menikah ini, masak adeknya ngebet duluan mau menikah, masak Abangnya mau dilangkahin" ucap Papa.
"Becanda loh Pa, tapi kan kalau Abang gak mau gas buat aku aja" ucap Arga sambil ketawa ngakak.
"NO, kamu fokus sekolah dulu yang bener, jangan keluar masuk BK terus di sekolah, dirubah dulu sikapmu itu biar gak nakal lagi, kalau gak nurut fasilitas kamu Mama dan Papa sita” ucap Mama tegas, karena Arga ini sangat bandel disekolah.
"Setuju tu Ma, Pa, kalau Arga ngulangi lagi sita aja fasilitas nya, biar sekali kali diberi pelajaran" ucap Arya tertawa puas karena sudah membalas perkataan Adeknya.
"Apaan sih Bang ikutan aja sih lo, diem aja lo gak diajak" ucap Arga sinis menatap Abangnya yang menahan tawa.
"Setuju sama ucapan Abang, dia memang harus di tegasin biar gak ngulangin lagi" ucap Mama.
"Papa setuju juga Ma dengan perkataan Abang, Papa kasih kamu kesempatan Arga, sekali lagi Papa denger kamu buat kesalahan sekecil apapun semua fasilitas kamu Papa sita, dan Papa gak akan kasih kamu sepeserpun" ucap Papa tegas.
"Iya Ma, Pa, Arga janji gak akan nakal nakal lagi kok" ucap Arga lesu.
"Hahaha rasain tuh, emang enak" ucap Arya tertawa keras melihat muka sang Adek.
Bukan apa apa Arya seneng Adeknya menderita, sebenarnya Arya itu sayang dengan Arga cuman karena aslinya Arya itu jail orangnya, tapi hanya untuk keluarganya.
"Tawa terus bang tawa terus. Ma, Pa, secepatnya jodohin Abang aja biar Abang kalau ngeledenin aku dimarahin sama kakak ipar" ucap Arga.
"Iya juga ya, bener kata Adek, Abang harus secepatnya menikah, sebentar lagi
juga dia lulus, gimana Pa?" tanya Mama.
"Papa si setuju aja, lagian Abang juga udah mau lulus, harus bisa jadi laki laki pekerja keras, mandiri, panutan banyak orang nantinya dan bisa banggain Mama dan Papa" ucap Papa.
"Pa, Ma, Abang belum mau menikah, Abang mau nyelesai in sekolah dulu, lagian Arya belum bisa gantiin Papa diperusahaan ucap Arya memohon.
"Tidak ada PENOLAKAN Bang" ucap Mama tidak ada yang bisa membantah.
"Huft, terserah" ucap Arya pasrah.
"Bwahaha kasian deh lu Bang dapet juga kan tu karma" ucap Arga.
"Dasar Adek Laknat" ucap Arya meledek.
"Dasar Abang Laknat" ledek balik Arga.
"Dasar Adek JOMBLO" ucap Arya.
"Dasar udah JOMBLO, ES Kutub" ucap Arga.
"Dasar kalian berdua JOMBLO akut makanya cari cewek biar gak jadi jomblo akut" ucap Mama sambil pergi ke kamarnya.
"JOMBLO akut" ucap Papa ngakak sambil pergi meninggalkan mereka.
"Mama, Papa, jomblo jomblo gini kami disekolah banyak fansnya ucap Arga dengan PD nya.
"Dih pede banget sih Lo, jelek kayak gitu mana punya fans" ledek Arya.
"Apan sih Bang sewot aja si JOMBLO" ucap Arga.
"Gak nyadar kali dirinya juga JOMBLO akut" ledek balik Arya.
"Kalau kakak ipar tau Abang kayak gini mungkin dia gak betah deket Abang yang JOMBLO ini" ucap Arga.
"Apaan sih anak kecil ikut campur urusan orang dewasa, masih bau kencur juga" ucap Arya.
"Dahlah males, mau masuk kamar daripada ngeladenin JOMBLO tua" ucap Arga tertawa ngakak sambil menuju kamar.
"Dasar JOMBLO akut huuu" ucap Arya balik.
Sikap Arya dan Arga kalo dirumah berubah 180⁰, Arya dan Arga jika dirumah selalu saja bercanda dan suka beradu mulut satu sama lain, berbeda dengan disekolah, disekolah mereka berdua memiliki sikap yang cuek, dingin, berlawanan 180° saat berada dirumah.
Tapi itu tidak menjadi masalah buat fans mereka berdua, mereka tetap terpesona dengan adek kakak itu, yang menjadi favorit para siswi disekolah.
Selain memiliki wajah yang tampan, kakak adek itu memiliki bakat dalam bidang akademik dan juga non akademik. Maka tak heran mereka berdua selalu menjadi perwakilan saat ada lomba lomba diluar maupun didalam sekolah, dan selalu saja pulang pulang mendapatkan juara bagi sekolah.
...****************...
Dikamar Syafa
Setelah selesai makan malam, Syafa menyiapkan buku sekolah dan melaksanakan sholat Isya. Setelah itu, ia pun terlelap ke alam mimpi, mungkin efek capek juga apalagi habis luka kakinya.
Dikamar Arya
"Arrggggghhhhhh kenapa gw gak bisa tidur sih, kenapa masih muncul bayangan cewek itu" ucap Arya.
"Tapi kenapa kayak ada perasaan aneh sih sama gw, apa gw besok minta maaf aja ya" ucap Arya, tak lama pun ia terlelap ke alam mimpi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!