"Kau yakin dapat peran itu Sara, kau terlihat bagus tadi?" Aku menggeleng dengan pertanyaan Nicole. Duduk melemaskan kakiku dengan napas terengah setelah melakukan tarian.
"Kau tahu siapa coreographernya. Peter Gordon, Peter hanya membuka lowongan pekerjaan untuk yang sudah pernah 'hang out' dengannya. Kurasa itu akan menjadi Ashley, Emily dan Meghan. Aku hanya mencoba yang terbaik, ada Director akan ada di sana ikut melihat audisi tadi, jadi kupikir aku akan mencoba saja."
Aku Sara Adams, 27 tahun, first soloist profesional ballet NYC Ballet Company, ballet adalah pekerjaan impian untukku, dan bisa masuk ke sini juga impianku.
NYC Ballet Company adalah tempat di mana penari terbaik berkumpul. Kami adalah yang terbaik dan yang beruntung dari tahun-tahun pendidikan kami di beberapa ballet school di US.
Ada sekitar 200 penari di sini, rank paling bawah adalah corps de ballet, ini adalah penari-penari yang muncul di latar, mereka membentuk kesatuan sempurna saat menari di sebuah tarian untuk mendukung penari utama atau solo. Kami semua mulai tahun-tahun awal profesional ballet di corps de ballet.
Setelah tahun-tahun di Corps de Ballet kau akan dipromosikan ke Second Soloist dan selanjutnya First Soloist. Pengakuan atas teknik dan kerja kerasmu yang sudsh sempurna sehingga kau bisa tampil di peran yang mengharuskan semua perhatian tertuju padamu.
Dan akhirnya principal, level tertinggi para ballerina. Kesempurnaan teknikmu, bakat artistic, dan determinasi bertahun-tahun karier sejak usia sangat muda akan membawamu kesini. Beberapa dari kami sudah memulai ballet dari umur 4 atau 5 tahun.
Principal biasanya menjadi wajah sebuah ballet dance company, mereka menari dan menjadi bintang utama di karya-karya klasik terkenal, kau sebut saja 'Swan Lake', 'The Sleeping Beauty' and 'The Nutcracker'. Mereka melakukan pas de ux istilah yang digunakan untuk tarian berpasangan di classic ballet dengan sempurna, tubuh kami dipahat dari sejak usia muda untuk memerankan putri-putri ballet itu di grand theater dengan semua mata tertuju kepada kami.
Karena itulah profesional ballet menjadi sangat kompetitif, kau mungkin terbaik di sekolahmu, tapi semua yang di sini juga yang terbaik. Akhirnya agar kau tak patah kau harus hanya menikmatinya dan berusaha yang terbaik.
"Kurasa Meghan sudah mengamankan tempatnya di pasti akan terpilih, aku sudah mengamatinya, dia sudah bermain mata dengan Peter beberapa hari ini."
"Kau memang sumber gosip." Aku tertawa menanggapi Nicole.
Mereka akan bekerja di All Balanchine, komposisi ini akan memerlukan tiga penari utama wanita dan satu pria. Saat ini aku akan mencoba melakukan apapun untuk mendapatkan peran utama, aku sangat perlu mendapatkan tambahan uang untuk pengobatan Ibuku, tapi yang ini nampaknya memang bukan untukku, aku sama sekali tak punya harapan.
"Aku lebih ingin dipilih audisi dengan Nicholai Manturov, aku sangat menginginkan peran itu." Kami bekerjasama dengan Bolshoi ballet, mereka mengirim principal terkenal dan tampan mereka Nicholai Manturov untuk pementasan Don Quixote. Dan kali ini Director kami memilih dari first soloist bukan principal dancer.
"Hmm ...si tampan Nicholai itu. Kuharap kau berhasil. Aku tak punya kesempatan." Nicole masih di second soloist. Aku tiga tahun ini naik ke first soloist. "Kapan pengumuman audisinya?"
"Pemilihan dari director audisinya besok, setelah pengumuman pemeran utama La Balanchine."
"Kuharap kau mendapatkanya, kurasa jika kau dapat ini kau akan di naikkan ke principal. Diantara semua soloist kau yang paling cemerlang untuk sekarang. Mira sudah pensiun, director pasti ingin mencari pengganti posisi principal."
"Kuharap begitu, tapi Katya juga berpeluang, dia brilliant, dan muda."
"Aku akan latihan lebih keras lagi Don Quixote buat nanti."
Director akan menyeleksi 3 orang calon tapi yang menentukan siapa yang akan menemani Nicholai adalah dia sendiri ketika dia mencoba pairing Don Quixote.
Jadi aku setelah tempat latihan sudah tak digunakan lagi mencoba latihan lagi. Aku harus dapat peran ini, biaya kesehatan untuk penyakit diabetes Mom membuatku sangat binggung. Dia tidak punya asuransi, Mom adalah single parent, untuk pendidikanku dia mengorbankan banyak hal. Sekarang satu-satunya harapanku adalah naik segera ke principal balerina untuk sekedar bernapas.
Malam tidak ada reharsal atau latihan lagi di banyak ruangan latihan, ada banyak studio kosong yang bisa dipakai. Aku berlatih bagian Kitri untuk Don Quixote yang akan jadi bahan audisi beberapa hari lagi.
Jika ini tidak berhasil, aku tak bisa naik ke principal aku tak tahu bagaimana lagi. Hidupku tak pernah mudah, karier balerina cukup menjanjikan tapi jalan untuk mencapai principal sangat terjal.
Diantara gerakan-gerakan itu aku merasa sangat lelah, aku seperti mengejar sesuatu yang tak bisa kukejar. Aku ingin menangis tapi tak bisa.
Tapi jika aku berhenti sekarang, tidak akan ada harapan.
"Mau kubantu. Kitri tak perlu sesedih itu." Aku tak sadar orang lain memperhatikanku. Seorang yang tak kukenal, tak pernah kulihat berdiri di belakangku.
"Ehm tidak tak apa ..." Aku memperhatikan wajahnya, tadi dia di pojok agak gelap, sekarang baru aku melihat jelas. "Nicholai ... kau Nicholai Manturov." Dia tersenyum.
"Ahh rupanya kau mengenalku." Pria dengan rambut gelap tampan ini adalah pria Italia yang menjadi principal di Bolshoi Ballet.
\=\=\=\=\= bersambung besok.
Hai semua selamat datang ke Novel baru yaa.
Terima kasih masih mengikuti cerita-cerita mak
Sosok atletisnya datang padaku. Sejenak aku menahan nafas. Ini mungkin kesempatanku untuk mendapat perhatiannya.
"Kau sudah ke sini bukankah penilaian pairing seminggu lagi. Selamat datang di NY, aku Sara Adams." Berusaha mengenalkan diriku, aku menjabat tangannya.
"Nicholai, tapi kau sudah tahu. Masih latihan jam begini."
"Ahh iya, aku perlu memantapkan gerakanku lagi. Apa kau tersesat?" Kenapa dia malah berkeliaran di tempat ini.
"Tadi aku berkunjung ke Directormu, kami bicara sampai lupa waktu. Aku ingin melihat-lihat ruang latihan di sini, ini pertama kalinya aku ke sini. Walaupun aku sudah pernah ke Julliard dan SAB."
"Kau pasti banyak paling jalan-jalan." Dia adalah penari pria yang terkenal dari Bolshoi. Karena dia terkenal dia sering diundang ke berbagai sekolah ballet entah di Eropa atau Amerika. Aku memang mendengar Julliard dan SAB mengundangnya tahun lalu.
"Hanya beberapa sebenarnya, tidak banyak seperti yang kau bilang." Dia merendah. "Mau kubantu?"
"Kau bersedia?" Aku menyisipkan senyum diantaranya, terkejut dia menawarkan bantuan untukku, dia sangat baik hati.
"Grand pas deux?" Dia mengulurkan tangannya.
Aku menyambut tangannya dengan segera.
"Dalam hitunganku." Gerakan demi gerakan mengalir dengan baik. Untungnya aku tidak melakukan kesahahan sedikitpun. Walau belum sempurna tapi nampaknya kami dapat melakukan step-stepnya dengan baik.
"Terima kasih."
"Kembali." Dia tersenyum. Namanya Rusia tapi dia tidak terlihat seperti Russian.
"Kenapa kau terlihat seperti orang Spanish daripada Russian?"
"Ibuku Italian, aku mewarisi wajahku dari dia tapi namaku dari Ayahku.
"Ahh ternyata begitu. Terdengar seperti perpaduan sempurna untuk balet." Italia, tempat lahirnya ballet, Russia salah satu negara terkemuka di Ballet, menghasilkan banyak belerina terkenal kelas dunia.
Dia tertawa kecil menanggapi pujianku. Aku membaca sedikit tentangnya, karena bakat dan ketampanannya di usia 25 dia sudah menjadi principal, berbeda denganku yang masih berjuang di soloist saat usia 25.
"Bersemangatlah, semoga kita bisa bertemu lagi nanti."
"Terima kasih sekali lagi."
Penjumpaan yang sangat mengejutkan. Untuk bertemu dengannya aku harus melewati ujian Director Artistic terlebih dahulu.
\=\=\=\=\=\=
Sudah kubilang aku tak akan memperoleh peran di All Balanchine. Aku melihat pengumuman yang tertempel dengan pasrah. Lebih baik fokus di audisi Don Quixote.
"Kau mendaftar Don Quixote." Katya Melnikov yang menjadi salah satu calon terkuat di posisi principal ternyata mendapat peran di All Balanchine.
"Iya. Aku akan mencoba itu."
"Aku yang akan mendapatkannya. Nicholai yang tanpan itu hanya akan melihatku." Sonya yang juga salah satu calon kuat untuk principal, yang ini punya kepribadian yang agak terus terang, vokal, sombong. Apapun kau menyebutnya.
"Baik-baik kau yang akan mendapatkannya. Orang lain hanya pajangan." Nicole yang membalasnya, sebagai sesama vokal mereka tidak pernah cocok.
"Kau hanya second soloist, kau tidak punya kualifikasi, diamlah Nicole."
"Biarpun aku tak punya kualifikasi, setidaknya kau tak perlu memyombongkan dirimu sendiri." Mereka masih bertengkar berdua.
Tidak perduli apapun, aku harus mendapatkannya. Biaya obat di Amerika mencekik leher untuk siapapun, negeri ini yang dikatakan sebagai tanah dengan segudang kesempatan juga punya harga yang tak rasional untuk layanan kesehatannya. Seluruh dunia tahu itu.
Insulin sebagai contoh yang dibutuhkan ibuku hampir 6 vial dosis per bulan di farmacy amerika itu hampir bernilai 600 dollar, sementara di Kanada itu hanya 70 dollar, belum lagi biaya obat-obat lain dan dokter. Aku hanya yang bekerja untuk kami, rasanya setiap bulan aku menangis melihat rekeningku terkuras tanpa sisa. Tapi tak ada yang bisa kulakukan selain bersikap supportive padanya, dia sudah melakukan semuanya agar aku bisa masuk sekolah ballet terbaik seperti cita-citaku, sekarang dia sakit aku melakukan yang aku bisa untuk mendukungnya.
"Aku mau siap-siap ke ruang audisi dulu." Aku tak memperdulikan pertengkaran mereka berdua.
"Sara, bagaimana persiapanmu hari ini." Matthew Harris, patner tariku menyapaku di perjalanku.
"Hmm..kuharap aku berhasil. Aku sangat perlu ini."
"Aku akan mendukungmu." Matthew yang manis ini punya hubungan dekat denganku. Bisa dibilang kami teman mesra, hanya aku tak mengatakannya dia kekasihku.
"Katya terpilih untuk peran All Balanchine, jadi mungkin peluangku lebih besar. Aku menari sebaik-baiknya kemarin tapi nampaknya tidak beruntung."
"Kalau kau ingin beruntung dengan Peter kau tahu bagaimana caranya. Sudah kubilang kau sia-sia mengikuti itu." Aku cuma meringis masam.
Kami masuk studio dimana audisi diadakan ada 12 fist soloist yang akan ikut ini. Yang akan menilai Director artistic kami dan beberapa principal dancer senior yang sudah menjasi koreographer. Mereka belum datang jadi kami memanfaatkan waktu untuk bersiap dan pemanasan.
Tak lama mereka datang, tapi ada sosok yang seharusnya tak di sana.
Nicholai Manturov, dia ikut menilai..?!
Di tengah keterkejutanku melihat Nicholai yang berdiri di belakang tim penilai. Director kami Philippe Moris maju ke depan.
"Semuanya, kita akan langsung hari ini. Penilaian tiga besar lalu langsung ke tes pairing dengan Nicholai Manturov, dia kebetulan ingin menggeser jadwalnya lebih awal. Kalian bersiap kita akan segera mengambil undian." Aku melihat Nicholai, saat yang sama juga dia melihatku, sudut bibirnya sedikit terangkat. Kurasa aku berhalusinasi sekarang, apa ini artinya peluangku lebih besar.
"Ohh kita langsung ke penilaian tiga besar?" Matthew menaikkan alis.
"Ini akan jadi lebih mendebarkan." Aku berdebar-debar, mungkinkah Nicholai akan menolongku. Aku sangat berharap dengan ini.
Penilaian tarian kami akan dibagi setiap kali tampil dua pasangan. Aku mendapat sesi terakhir, aku menghela napas panjang, melakukan yang terbaik di tarian solo ini berharap bisa mendapatkan setidaknya tempat yang baik di mata Director dan para senior principal yang sudah menjadi choreographer.
"Kau bagus tadi Sara kau pasti akan masuk tiga besar."
"Kuharap begitu. Aku sangat menginginkan ini."
Debaran jantungku bertambah kencang saat melihat director dan senior principal berdiskusi saat penampilan kami selesai semua.
"Baiklah berkumpul semua, kami akan umumkan." David Osborne, penata tari yang akan menjadi penata tari proyek ini mengumpulkan 12 orang penari. Aku melihat ke Nicholai apa dia memberikan tanda untukku. Tapi nampaknya dia sedang bicara dengan yang lain.
"Yang lolos pertama Sonya, kedua Michelle dan yang terakhir..." Kumohon sebutkan namaku, kumohon... "Yang terakhir Sara." Aku hampir melompat kegirangan, tapi aku hanya bisa meremas erat-erat tangan Matthew, satu langkah sudah selesai.
"Sudah kubilang kau bagus." Matthew tersenyum padaku. Aku tersenyum kembali padanya.
"Aku sangat perlu ini setelah aku gagal di All Balanchine. Lebih perlu lagi untuk naik ke principal." Matthew tahu kesulitanku kadang dia membantuku, aku sangat berhutang banyak padanya. Tapi aku tahu tak bisa mengharapkan orang lain menyelesaikan masalahku.
"Baiklah, penilaian tahap 2 akan dilakukan jam 2 setelah makan siang."
Kami bubar, kali ini aku membawa kabar baik ini kepada Nicole yang telah selesai rehearsal. Dia punya show malam ini.
"Benarkah, kau mendapat show itu."
"Kau tahu sebenarnya aku pernah bertemu dengan Nicholai...." Kuceritakan kejadian dua hari lalu pada Nicole.
"Astaga benarkah dia baik hati sekali. Seharusnya ini akan jadi nilai tambahmu. Kalian pernah latihan bersama walaupun singkat."
"Dia membantumu begitu saja?" Matthew terlihat tak percaya.
"Iya, dia baik sekali bukan." Matthew tak berkata apapun.
"Semoga dia memilihmu karena sudah mengenalmu." Nicole juga mengatakan hal yang sama.
"Aku tak tahu, kuharap begitu, entahlah aku sangat berdebar-debar." Semoga aku bisa memenuhi harapannya.
Jam 2 segera tiba, dan kali ini aku kebagian giliran pertama. Kami sudah siap, Nicholai datang padaku sekarang. Kami bertemu di tengah studio di tengah tatapan Director dan penata tari yang akan menilai selain tentunya Nicholai sendiri akan diperhitungkan suaranya.
"Percaya saja padaku seperti yang kita lakukan sebelumnya, ..." kali ini dia berbicara pelan. Kami berjalan ke tengah studio, aku masih sangat berharap dengan apa yang akan terjadi tapi tak berani merusak suasana.
"Seperti yang sebelumnya..."
"Kau akan memenangkan ini." Satu kalimat itu sudah cukup membuat hatiku melonjak kegirangan. Aku manatapnya.
"Kau serius." Aku tentu saja harus memastikan apa yang kudengar. Dengan suara pelan dan tatapan penasaran aku bertanya lagi. "Aku akan menang?"
bersambung besok----
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!