NovelToon NovelToon

Just Call My Name

Bab 1. Istri lumpuh

"Morning sayang!" seorang lelaki memasuki rumahnya dan menemui sang istri yang sedang terduduk di kursi roda sambil tersenyum.

Lelaki tersebut ialah Arkhan, sang CEO di perusahaan tambang ternama yang sudah turun temurun diwarisi oleh keluarganya. Arkhan memang sangat kaya raya, bisa dibilang ia adalah sang konglomerat di kota. Namun, kehidupan rumah tangganya tak seindah yang orang lain bayangkan, sebab kini ia harus menerima kenyataan bahwa sang istri telah didiagnosa mengalami kelumpuhan permanen pada kedua kakinya. Meski begitu, Arkhan tetap menyayangi istrinya dan berjanji akan selalu merawat wanita itu.

"Morning too sayang, kamu udah pulang dari Sulawesi? Kok cepat banget sih? Bukannya kata kamu bisa sampai tiga Minggu ya?" ucap sang istri yang keheranan melihat suaminya pulang.

"Iya sayang, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan gak ada hambatan. Jadinya aku bisa pulang lebih cepat dari yang direncanakan," jawab Arkhan sambil berjongkok di depan istrinya.

Berliana Samudra atau yang biasa dipanggil Liana, adalah mantan model terkenal yang cantik dan juga seksi. Ia dahulu pernah menjadi model dari berbagai macam produk-produk terkenal, hampir seluruh owner pebisnis menginginkan jasanya sebab kepopuleran ia yang bisa mendatangkan banyak sekali pembeli. Sampai akhirnya Liana bertemu dengan Arkhan saat sedang melakukan sesi pemotretan, mereka menjalin cinta dan lalu menikah di usia Liana yang menginjak 22 tahun.

Dalam tiga tahun pernikahan mereka, keduanya dikaruniai satu orang anak perempuan yang cantik dan juga lugu. Kehidupan rumah tangga mereka selalu berjalan mulus dan tidak pernah ada berita buruk mengenai keduanya, sehingga orang-orang berpikir sangat enak menjadi Berliana maupun Arkhan, sebab hidup bergelimang harta dan bisa mendapatkan apapun yang mereka mau.

Tapi semua berubah saat peristiwa naas itu terjadi dan menimpa Berliana, ya setahun lalu wanita itu harus mengalami kecelakaan tragis di jalan tol saat hendak pergi ke luar kota melakukan pemotretan. Peristiwa itu membuat kedua kakinya lumpuh dan ia tidak bisa berjalan selamanya, bahkan sang asisten yang juga merupakan sepupunya harus meninggal karena kejadian tragis itu. Kehidupan Berliana pun berubah drastis setelah kejadian tersebut, kini ia harus hidup dalam kesedihan dan kesengsaraan.

Sudah tidak ada lagi yang namanya terkenal, job-job yang biasanya menumpuk pun kali ini telah tiada. Karir Berliana hancur seketika karena peristiwa tersebut, dan kini ia hanya bisa hidup di atas kursi roda. Berliana sempat hancur dan mengalami depresi atas semua itu, tapi kehadiran sosok Arkhan di sampingnya berhasil membuat Berliana melewati semuanya dan bisa menerima takdirnya.

Sejak dirinya divonis tidak bisa berjalan lagi, Berliana memang sudah tak pernah melayani suaminya seperti dulu. Ia pun sempat berpikir bahwa Arkhan akan mengkhianatinya dan mencari kepuasan lain di luar sana, apalagi Arkhan adalah lelaki kaya raya yang pastinya bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan. Namun, hingga kini Berliana tak pernah mendapat kabar tentang Arkhan bermain di luar sana dengan wanita lain.

"Oh ya, princess kesayangan aku kemana? Aku udah kangen nih sama dia, aku pengen gendong dia sayang," tanya Arkhan.

"Siena lagi main di kamar sama suster Arin, mas. Kamu samperin aja sana kalau emang kamu kangen sama dia!" jawab Berliana.

"Iya deh nanti aku kesana, tapi sekarang aku mau mandi dulu. Gak mungkin dong aku gendong Siena dalam keadaan kayak gini, yang ada nanti Siena malah nangis gara-gara bau badan aku," ucap Arkhan.

"Ahaha, kamu benar mas. Daritadi sebenarnya aku juga mau bilang begitu, tapi aku takut kamu kesinggung makanya aku diam aja walau rasanya gak enak," kekeh Berliana.

"Hadeh kamu ini, emangnya aku sebau itu apa? Perasaan enggak deh," ucap Arkhan.

"Gak kok mas, kamu tetap wangi walau abis dari luar. Tadi aku cuma bercanda," ucap Berliana.

"Ya ya ya, udah yuk ke kamar sama aku sayang!" ajak Arkhan.

Arkhan mendorong kursi roda istrinya menuju kamar, disana lah sebelumnya mereka sempat memadu kasih dan cinta. Arkhan termasuk tipe lelaki yang hyper, ia tak pernah puas bermain dengan Berliana dan selalu ingin menyentuhnya. Tapi semua berubah saat peristiwa kecelakaan itu menimpa Berliana, sejak itulah Arkhan tak pernah merasakan lembutnya apem wanita. Ia sempat berpikir untuk menyewa perempuan di luar sana demi bisa memuaskan hasratnya, namun karena janji setianya pada Berliana, pria itu pun memilih mengurungkan niatnya.

"Mas, selama ini kamu kan gak pernah aku layani, apa kamu gak kepengen buat begituan lagi mas?" tanya Berliana tiba-tiba.

Arkhan meneguk ludahnya, ia memelankan langkah saat hendak memasuki kamarnya. Jujur ia bingung harus menjawab apa setiap kali Berliana menanyakan tentang itu, karena memang ia sangat ingin menuntaskan gairahnya yang sudah terpendam dari lama.

"Ya kalau ditanya kepengen atau enggak, jelaslah jawabannya aku pengen banget sayang. Tapi, aku kan gak bisa paksa kamu buat puasin aku dalam kondisi kamu yang seperti ini," jawab Arkhan.

"Kalau emang kamu mau, aku bisa kok lakuin itu buat kamu. Kita coba aja dulu mas, siapa tahu berhasil kan?" ucap Berliana.

"Hus jangan ngada-ngada deh ah! Udah aku gapapa kok, aku bisa tahan keinginan aku itu!" ucap Arkhan menolak.

"Kamu serius mas? Aku rasa gak mungkin deh kamu kuat tahan itu, soalnya dulu aja kamu kan selalu minta jatah dari aku. Biarin aku puasin kamu ya mas?" ucap Berliana.

Arkhan tersenyum dan berhenti sejenak, ia kembali berlutut di dekat sang istri lalu mengusap wajahnya dengan lembut. Berliana yang keheranan pun terus menatap ke arah sang suami, ia tak mengerti mengapa pria itu malah berjongkok dan mengelus wajahnya seperti itu. Apakah Arkhan akan menagih ucapannya yang barusan.

"Kamu gak perlu pusing mikirin soal aku, karena aku udah puas kok main solo. Aku juga gak mau maksa kamu sayang," ucap Arkhan.

"Tapi main solo kan gak seenak main seperti biasa mas, aku yakin kamu pasti kurang puas. Oh ya, gimana kalau aku mainin punya kamu pake tangan dan mulut aku? Mau ya?" ucap Berliana.

Arkhan tersenyum dan mengecup pipi kanan sang istri, "Iya boleh, terserah kamu deh sayang." Berliana ikut tersenyum mendengarnya.

"Yaudah, yuk kita ke kamar mas!" ajak Berliana.

Arkhan mengangguki ucapan Berliana barusan, ia pun kembali melangkahkan kaki dan mendorong kursi roda itu menuju kamarnya. Mereka akhirnya memasuki kamar yang dulu menjadi saksi panasnya percintaan mereka, tapi sudah lama kamar itu hening sebab tak ada lagi permainan panas dan ganas yang biasanya dilakukan oleh sepasang suami-istri itu.

Tanpa basa-basi lagi, Berliana meminta Arkhan untuk membersihkan tubuhnya sebelum memulai aksi panas mereka. Setelah kurang lebih menunggu selama lima menit, Arkhan keluar dari kamar mandi mengenakan handuknya. Berliana pun tersenyum dan mulai melakukan tugasnya untuk memuaskan sang suami, meski hanya melalui tangan dan mulutnya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Bab 2. Tawaran Wisnu

Keesokan harinya, Arkhan bangun dan melihat Berliana masih tertidur pulas di sebelahnya. Senyum mengembang di bibirnya seraya menggerakkan tangan untuk mengusap wajah mulus sang istri, ia kecup kening Berliana sambil mengingat momen panas mereka semalam yang sudah lama tak mereka lakukan. Meski tidak sampai ke inti, namun Arkhan cukup senang karena istrinya itu begitu perduli pada dirinya.

Arkhan pun bangkit dari ranjang dengan perlahan dan hati-hati, ia tidak ingin mengganggu istirahat sang istri yang mungkin saja lelah setelah peristiwa semalam. Ia mengambil handuk dari dalam lemari dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Berliana masih tetap di ranjang seorang diri menikmati mimpinya.

Tanpa diketahui oleh Arkhan, rupanya sedari tadi Berliana sudah bangun dan ia sadar saat Arkhan mengecup serta mengusap wajahnya. Berliana pun membuka matanya, ia tersenyum lebar sembari mengusap sprei di sebelahnya yang menjadi saksi bisu peristiwa panas semalam. Ia sangat senang sebab berhasil memuaskan suaminya, karena sudah lama mereka tak melakukan itu.

"Mas, aku minta maaf ya karena gagal jadi istri yang baik buat kamu? Aku benar-benar nyesel banget dengan kondisi aku yang sekarang ini, semoga kamu tetap setia sama aku mas!" ucap Berliana lirih.

Wanita itu coba bangkit dan bersandar pada sandaran ranjang, ia mengambil ponselnya lalu seperti biasa memposting foto disertai caption yang menarik. Meski sekarang ia sudah tak seterkenal dulu, namun ia masih berusaha untuk mengembalikan semua kepopulerannya yang sempat membludak sebelum ia mengalami peristiwa yang merenggut dua kakinya.

Beberapa menit kemudian, Berliana meletakkan kembali ponselku di atas nakas saat menyadari Arkhan telah selesai mandi. Ia tak ingin Arkhan tahu kalau ia sudah terbangun, itu sebabnya ia kembali berbaring di ranjang dan pura-pura terlelap dengan memejamkan matanya.

Arkhan kembali menemui Berliana sesudah menyelesaikan mandinya, ia menatap ke kasur dimana Berliana berada. Tampak wanita itu tengah tertidur pulas disana, mungkin Berliana kelelahan setelah melayani hasrat sang suami. Arkhan pun mendekati istrinya dan duduk di pinggir ranjang, tangan terulur mengusap wajah sang istri dengan lembut lalu mengecupnya. Ia tak tahu jika sebenarnya Berliana sudah sadar dan tidak benar-benar tertidur.

"Istirahat yang puas ya baby, aku senang punya istri perhatian seperti kamu. Aku juga minta maaf karena sudah mengkhianati kamu, maafkan aku baby!" ucap Arkhan lirih.

Ya tak ada yang tahu jika selama ini Arkhan sudah bermain dengan banyak wanita di luar sana untuk memuaskan dirinya, sebab Arkhan pandai menyimpan rahasia tersebut sehingga semua orang berpikir bahwa dirinya adalah suami yang setia dan tidak mungkin berkhianat dari sang istri.

"Jujur aku sedih banget, tapi aku terpaksa karena aku gak bisa tahan hasrat yang selama ini aku pendam," ucap Arkhan.

Pria itu beranjak dari ranjang dan mengambil pakaian di lemari, setelah selesai baru Arkhan menghampiri Berliana kembali untuk pamitan padanya. Arkhan mengecup kening serta mengusap wajahnya lembut, lalu ia pun pergi keluar dari kamar untuk segera pergi bekerja.

Berliana kembali membuka matanya sesudah Arkhan pergi dari kamarnya, air mata menetes begitu saja membasahi pipinya setelah ia mendengar perkataan Arkhan tadi. Berliana sama sekali tak mengerti apa yang dimaksud pengkhianatan oleh suaminya itu, tapi pikirannya langsung mengarah pada sebuah perselingkuhan yang mungkin saja dilakukan Arkhan mengingat kondisinya saat ini sedang lumpuh dan tak bisa melakukan apa yang diinginkan sang suami.

Arkhan tiba di kantornya, ia bekerja di depan laptop yang ia miliki. Namun, pikirannya tidak bisa fokus sebab ia masih terus memikirkan mengenai pengkhianatan yang sudah ia lakukan terhadap istrinya. Arkhan benar-benar menyesal, rasanya ia ingin mengulangi waktu agar semua yang sudah ia lakukan ini tidak terjadi.

"Hadeh, kenapa saya terus-terusan mikirin soal itu ya?" gumamnya sambil mengerutkan kening.

TOK TOK TOK...

Tiba-tiba pintu ruangannya diketuk dari luar dan membuat Arkhan sedikit kaget, ia pun menghela nafasnya lalu meminta seseorang di luar untuk masuk. Saat pintu dibuka, yang Arkhan lihat adalah Charlie sang asisten pribadi yang selama ini bekerja untuknya. Tampak Charlie melangkah ke dekat Arkhan dan berhenti tepat di dekatnya.

"Permisi pak, saya mau kasih tahu kalau di depan ada teman bapak yang minta bertemu. Eee apa bapak mau temuin beliau?" ucap Charlie.

"Teman saya? Siapa?" tanya Arkhan penasaran.

"Pak Wisnu, pak. Beliau katanya mau bicara sesuatu sama bapak, dan sekarang beliau menunggu di depan," jawab Charlie.

"Ohh, yasudah kamu suruh aja dia masuk kesini!" perintah Arkhan.

"Baik pak!" Charlie menurut dan berbalik, ia melangkah perlahan ke luar dari ruangan itu untuk menemui teman Arkhan yang menunggu di luar.

Tak lama kemudian, pintu kembali diketuk dan Arkhan langsung saja mempersilahkan Wisnu atau sahabat sejatinya untuk masuk. Benar saja Wisnu pun muncul dari balik pintu, ia tersenyum sambil melangkah mendekati Arkhan dan duduk di hadapan Arkhan tanpa disuruh olehnya.

"Halo Arkhan! Akhirnya balik juga lu ke Jakarta, pasti kangen kan lu sama cewek-cewek gue?" ucap Wisnu sambil terkekeh.

"Hahaha, lu selalu aja ya bahas cewek tiap sama gue?" ujar Arkhan.

"Maklumlah bro namanya juga pebisnis wanita, jadi gue itu kesini mau tawarin lu klien gue yang lagi laris manis. Dia itu cantik banget, gue yakin lu pasti suka sama servis dia," ucap Wisnu.

"Siapa namanya?" tanya Arkhan.

"Qeiza Makaila, bro. Dia tuh top satu perempuan paling laris di tempat gue, pokoknya dijamin lu bakal puas banget sama dia!" jawab Wisnu.

"Wih keren juga tuh nama, dia orang blasteran apa gimana?" ujar Arkhan.

"Gue gak tahu dah soal itu, intinya dia waktu itu datang ke gue dan kasih tau kalau namanya itu. Udah ah gausah bahas nama, jadi gimana lu mau gak sewa dia buat semalam?" ucap Wisnu.

"Boleh deh, kebetulan gue lagi kepengen banget gara-gara istri gue tadi maksa ngajak main. Buat malam ini ya bro?" ucap Arkhan.

"Siap! Gue kosongin semua jadwal dia khusus buat lu, tapi harganya tiga kali lipat ya bro kayak biasa," ucap Wisnu.

"Santai aja, lu tahu kan gue siapa?" ucap Arkhan.

"Siap bos tambang!" sarkas Wisnu.

"Hahaha..." Arkhan tertawa terbahak-bahak hingga melupakan penyesalannya tadi.

Ya Arkhan justru menerima tawaran Wisnu untuk menyewa satu wanita lagi malam ini, padahal sebelumnya Arkhan sempat menyesal sebab sudah pernah bermain dengan banyak wanita di belakang istrinya. Namun, Arkhan memang tak memiliki pilihan lain karena gairahnya yang tinggi itu harus segera dipadamkan agar ia bisa tenang.

Setelah Wisnu pergi, Arkhan pun menghubungi istrinya melalui telpon dan mengabarkan jika malam nanti ia tidak pulang ke rumah. Berliana sempat kaget mendengar kabar itu, pasalnya Arkhan baru saja datang kemarin. Tapi setelah diyakinkan oleh pria itu, Berliana pun paham dan memutuskan mengiyakan saja ucapan Arkhan.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Bab 3. Call my name!

Malamnya, Arkhan telah menunggu di hotel yang ia sewa untuk menikmati pelayanan memuaskan dari wanita milik Wisnu. Pria itu duduk di sofa menunggu wanita tersebut datang sambil sesekali melihat jam, sudah hampir setengah jam ia menunggu, namun wanita itu tak kunjung datang dan membuatnya sedikit kesal. Belum pernah ia harus menunggu cukup lama seperti sekarang ini sebelumnya, biasanya para wanita itu justru datang lebih dulu dibanding dirinya.

"Haish, kemana sih tuh cewek? Saya kesal banget nih kalo udah gini, gak tepat waktu banget jadi orang! Masa iya pelanggan disuruh nunggu selama ini?" gumamnya dengan kesal.

Ting nong ting nong

Tiba-tiba bel dari luar berbunyi, Arkhan langsung bangkit dari duduknya dan menatap ke arah pintu.

"Ah pasti itu dia," ucapnya lirih.

Tanpa berlama-lama lagi, Arkhan segera melangkah ke dekat pintu untuk menghampiri wanita tersebut. Ia membuka pintu dan betapa terkejutnya ia melihat seorang wanita cantik berdiri di hadapannya, Arkhan sampai melongok dan tak bisa berkata-kata dibuatnya. Wanita itu sungguh cantik, ditambah senyumnya berhasil membuat Arkhan seperti hilang dari dunianya.

Sementara si wanita justru mengernyitkan dahinya sesaat setelah ia melihat pria yang harus ia layani malam ini, wanita itu merasa tidak asing pada pria di hadapannya tersebut dan ia yakin kalau mereka pernah kenal sebelumnya. Namun, wanita bernama Qeiza Makaila itu segera menepis pikirannya dan memilih tidak mengenal siapa lelaki tersebut.

"Hai om! Apa benar ini dengan om Arkhan yang mau saya layani?" tanya si wanita.

"I-i-iya benar, kamu ternyata lebih cantik daripada difoto ya? Nama kamu siapa dah saya lupa?" ucap Arkhan terkagum-kagum.

"Ahaha, om bisa aja. Nama saya Qeiza om, salam kenal ya om?" ucap si wanita.

"Oh ya ya ya, Qeiza cantik. Yuk langsung masuk aja, saya gak sabar mau digoyang sama kamu!" ucap Arkhan.

Qeiza pun mengangguk cepat dan mengikuti langkah kaki Arkhan ke dalam hotel tersebut, tak lupa Arkhan mengunci pintu agar tidak ada siapapun yang bisa mengganggu mereka. Arkhan segera membawa Qeiza ke ranjang karena ia sudah tidak sabar ingin merasakan milik wanita itu, Qeiza dengan senang hati menurut dan duduk di ranjang tersebut sambil tersenyum menggoda.

"Kamu suka gak sama kamar ini? Kalau menurut kamu kurang bagus, saya bisa sewa yang lebih bagus dari ini. Kamu tinggal bilang aja sama saya!" ucap Arkhan.

"Ah ini udah cukup kok om, saya mah main dimana aja suka kok yang penting om puas," ucap Qeiza.

Arkhan tersenyum dengan tangan bergerak mengusap wajah mulus wanita di hadapannya, ia sangat tertarik pada wanita tersebut sampai-sampai ia tak tahan lagi untuk segera melahapnya. Tak lupa ia juga membelai rambut Qeiza yang terasa halus tersebut sambil mendekatinya, Qeiza hanya memejamkan mata menikmati sentuhan Arkhan di area leher serta wajahnya.

"Kamu wangi sekali, apa kita sudah bisa mulai sekarang? Jujur saya sudah gak tahan lagi sejak lihat kamu datang, kamu seksi sayang!" goda Arkhan.

"Ahaha, om juga hot dan bikin aku bergairah. Ayo om kita mulai aja sekarang!" ucap Qeiza sambil juga membelai tubuh Arkhan dengan lembut.

"Of course, baby." Arkhan langsung menyerang Qeiza dengan melahap bibirnya, ia menyatukan bibir mereka dan memberi ciuman panas pada wanita itu.

Qeiza tak segan-segan membalas, ia sangat liar dan ganas seolah tidak ingin mengecewakan pelanggan barunya itu. Namun, di dalam hatinya Qeiza mengingat peristiwa beberapa tahun silam yang nyaris merenggut nyawanya dan ia sangat yakin bahwa pria di depannya saat ini adalah pelaku utama yang melakukan hal keji tersebut padanya.

"Arkhan, aku tahu ini kamu. Andai saja kamu tahu, kalau aku bukan Qeiza si wanita malam, tapi aku adalah Zafina Deananda, perempuan yang pernah kamu sakiti dahulu. Kira-kira apa kamu masih mau cium aku kayak sekarang?" gumam Qeiza dalam hati sambil tersenyum seringai.

Tak terasa waktu berlalu cukup cepat, kini jam sudah menunjukkan pukul empat pagi dan kedua insan itu masih saling beradu kenikmatan. Qeiza berada di bawah kungkungan Arkhan, nafasnya sudah hampir habis dan tubuhnya telah dipenuhi keringat akibat permainan panas mereka. Meski begitu, Arkhan belum ada niatan untuk mengakhiri ini semua sebab ia sangat merasakan kenikmatan.

Akhirnya gelombang itu datang juga, Arkhan mempercepat goyangannya dan menyemburkan lahar yang sedari tadi ia tahan di atas perut rata Qeiza. Karena lelah, pria itu pun berbaring di sebelah Qeiza dan tersenyum ke arahnya. Qeiza menyambut dengan kecupan singkat pada bibir laki-laki itu, Arkhan pun membalasnya dan memberikan ciuman bertubi-tubi pada wajah sang wanita.

"Qeiza, saya boleh minta satu hal sama kamu sayang?" tanya Arkhan di sela-sela kegiatan mereka.

"Iya om, om mau minta apa dari aku?" ucap Qeiza.

"Tolong jangan panggil saya om lagi! Saya lebih suka kamu panggil saya dengan sebutan sayang, karena itu lebih menggairahkan," pinta Arkhan.

"Akh iya om, eh maksud aku sayang," ucap Qeiza.

Arkhan tersenyum dan mengusap puncak kepala wanita itu dengan lembut, ia benar-benar dibuat puas dengan permainan mereka yang luar biasa. Belum pernah Arkhan merasa sepuas ini saat bermain bersama wanita-wanita malam lainnya, baru dengan Qeiza ini lah Arkhan dapat merasakan kepuasan yang selama ini ia nantikan.

Kini Qeiza yang lemas bangkit dari tempat tidurnya meraih pakaian miliknya yang tergeletak di lantai, melihat itu sontak membuat Arkhan membuka mata dan keheranan. Arkhan tentu berupaya mencegah Qeiza, ia tak mau kehilangan wanita yang sudah benar-benar memuaskan dirinya.

"Hey Qeiza! Kamu mau kemana? Kamu disini aja dulu sayang, masih jam setengah enam kok. Nanti baru saya antar kamu pulang," ujar Arkhan.

"Gak bisa sayang, aku harus pergi sekarang. Aku pinjam kamar mandi kamu ya buat bersih-bersih?" ucap Qeiza sambil tersenyum dan mengecup bibir Arkhan sekilas.

"Tu-tunggu Qeiza!" Arkhan menahan tangan Qeiza dan mencegahnya pergi.

"Kenapa lagi sayang? Kamu masih kurang puas?" tanya Qeiza.

"Iya, saya mau main sama kamu lagi. Saya benar-benar puas dengan goyangan kamu, itu luar biasa sayang," jawab Arkhan.

Qeiza tersenyum dan mengusap wajah Arkhan, ia berbisik di telinga pria itu. "Kalau kamu pengen lagi, just call my name!" Arkhan merinding mendengar suara Qeiza, apalagi nafas wanita itu terasa di area lehernya.

"Of course, i will always call your name." balas Arkhan yang langsung melahap bibir Qeiza kembali.

Akhirnya mereka kembali berbaring di ranjang dengan bibir saling bertaut, Arkhan sangat tidak ingin mengakhiri kegiatan mereka dan ingin selalu bersama Qeiza. Ia melupakan sejenak pikirannya mengenai Berliana, sebab Qeiza berhasil membuat tubuhnya gemetar menikmati kepuasan itu.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!