Kediaman Keluarga Askara.
Tepat di hari pernikahan anak bungsu dari keluarga Askara yaitu Keisha Andira Askara dengan Axel Andreas yang merupakan anak tunggal dari keluarga Andreas, dihebohkan dengan kaburnya calon mempelai pengantin yang hanya meninggalkan secarik kertas di dalam kamarnya.
Axel begitu murka saat membaca surat tersebut, ia tak pernah menyangka bahwa wanita yang dicintainya itu akan tega meninggalkannya di hari mereka akan mengucapkan janji suci dan akan hidup bersama selamanya.
"Maafkan aku Axel, aku terpaksa meninggalkanmu. Ini semua demi kakakku. Kakakku yang lebih mencintaimu, dia juga yang memintaku untuk pergi meninggalkanmu. Aku sangat menyayangi Kak Kayla, aku rela berkorban untuknya. Jadi aku merelakan kamu untuk menikah dengan kakakku, bukan denganku. Selamat tinggal Axel, aku doakan semoga kamu bahagia bersama Kak Kayla."
Goresan tinta di atas kertas yang telah ditulis oleh Keisha itu telah membuat Axel begitu murka, ternyata pernikahannya dengan Keisha gagal disebabkan oleh kakak kandungnya sendiri yaitu Kayla Andira Askara. Di saat itu langsung saja Axel mendekati Kayla yang sedang berdiri mematung tidak jauh darinya bersama dengan keluarganya dan juga keluarga Askara.
"Ini semua gara-gara kamu, kamu yang menyebabkan calon istriku pergi," tuding Axel dengan sangat murka sembari menatap Kayla dengan tajam seakan ingin menerkamnya.
Bukan hanya Kayla, tetapi kedua orang tua mereka itu pun juga ikut terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh Axel.
"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti," tanya Kayla.
"Jangan pura-pura bodoh. Baca surat ini," ucap Axel dan menyerahkan surat itu.
Baik Kayla maupun kedua orang tua mereka dibuat terkejut dan tak percaya dengan pengakuan yang tertulis di dalam surat tersebut. Tak heran jika kedua keluarga itu pun memandang Kayla dengan tatapan yang begitu tajam.
"Tidak. Axel, Ma, Pa, Om, Tante, aku tidak tahu apa-apa soal ini. Apa yang dikatakan Keisha dalam surat ini bohong, aku sama sekali tidak pernah mencintai Axel. Bagaimana mungkin aku mencintai Axel, bahkan aku saja baru beberapa kali bertemu dengannya. Sudah jelas ini adalah fitnah," ucap Kayla.
Akan tetapi ucapannya itu sama sekali tak ada yang mau mendengar, bahkan Axel sendiri sudah begitu sangat marah. Ia pun membanting foto-foto Keisha yang ada di sekitarnya hingga bingkai foto itu hancur berkeping-keping dan berserakan di atas lantai.
"Axel hentikan! Hentikan Axel!" Teriak Alexander Andreas, ayah Axel.
Alex mencoba menenangkan anaknya yang terus saja berteriak sembari menghancurkan barang-barang lain yang ada di dalam kamar Keisha itu.
"Hentikan Axel, kenapa kamu seperti ini Nak," ucap Roseline Bagaskara, ibunya Axel.
Hati Roseline begitu hancur melihat anaknya yang saat ini sangat kecewa karena ditinggal oleh calon istrinya, di hari pernikahannya sendiri.
"Ma, Pa, aku sama sekali tidak mengetahui tentang hal ini. Kenapa Keisha pergi itu bukan karena para Ma, Pa. Aku sama sekali tidak pernah mengatakan padanya bahwa aku mencintai Axel. Bahkan aku sendiri tidak terlalu mengenal Axel," ucap Kayla yang terus meyakinkan kedua orang tuanya, hingga kedua orang tuanya tampak berpikir.
"Kayla, Mama percaya dengan kamu. Tapi sekarang kita harus bagaimana? Adik kamu sudah kabur di hari pernikahannya. Jangan sampai para tamu di luar sana semuanya mengetahui tentang hal ini, keluarga kita dan juga keluarga Axel akan sangat malu karena ulah Adik kamu," ucap Karina Andira Maddison, ibunya Kayla dan Keisha.
"Diam! Kamu tidak perlu mengelak lagi. Di dalam surat ini sudah tertulis jelas jika Keisha pergi itu karena kamu. Pasti memang kamu yang telah memintanya untuk pergi kan. Kamu tidak ingin melihat Keisha menikah denganku, karena kamu yang ingin menikah denganku. Iya kan? Jawab!" Bentak Axel.
"Maaf Nak Axel, dengarkan dulu penjelasan Kayla," ucap Karina.
Sebagai seorang ibu, tentunya ia sangat tidak rela melihat anaknya di bentak oleh orang lain. Mengingat juga bagaimana sikap Kayla yang begitu sangat patuh dan begitu menyayangi kedua orang tuanya. Bahkan Kayla sama sekali tidak pernah membuat masalah, berbeda dengan adiknya Keisha yang selalu saja membuat ulah seperti yang ia lakukan hari ini.
"Axel, aku tidak melakukan hal itu. Aku tidak pernah meminta Keisha untuk meninggalkanmu, apalagi sampai aku yang mau menggantikan posisinya untuk menikah denganmu. Aku sama sekali tidak pernah melakukan itu, tolong percaya padaku Axel," ucap Kayla yang tetap kekeh, karena ia memang sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini.
"Stop! Kalian berdua tidak perlu ribut-ribut seperti ini. Malu jika sampai para tamu undangan mendengarnya. Pikirkan apa solusinya dari masalah ini," ucap Alex.
"Pak Alex, Bu Roseline, saya benar-benar minta maaf atas Kejadian ini. Saya juga tidak tahu kenapa anak saya Keisha harus kabur di hari pernikahannya. Tapi saya yakin jika yang tertulis di dalam surat ini pasti ada kesalahpahaman. Karena saya tahu betul bagaimana sikap anak sulung saya, Kayla. Dia tidak mungkin mempunyai perasaan terhadap Axel, apalagi meminta adiknya pergi. Kayla sendiri sudah mempunyai kekasih yang saat ini sedang berada di luar negeri," ucap Raymond Gleen Askara, ayah Kayla dan Keisha.
"Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang? Di luar sana ada para tamu undangan yang sudah menunggu kedua calon mempelai, tidak mungkin jika kita membatalkan pernikahan ini secara mendadak. Tamu di luaran sana adalah tamu penting juga untuk kita," ucap Alex.
"Bagaimana kalau Axel menikah saja dengan Kayla, karena hanya ini satu-satunya cara supaya keluarga kita tidak malu, pernikahan ini harus tetap berjalan," ucap Roseline.
Semuanya tampak terkejut mendengar ucapan Roseline, terutama dengan Kayla yang tentu saja menolak mentah-mentah. Jika ia menerimanya, bukankah itu artinya ia membenarkan fitnahan yang telah ditudingkan oleh adiknya itu?
"Tidak, aku tidak mau menikah dengan Axel. Aku sama sekali tidak mencintainya," tolak Kayla.
"Kamu pikir aku mau menikah denganmu, sama sekali tidak. Tapi benar kata ibuku, jika kamu tidak mau menikah denganku maka keluarga kita akan malu. Lagipula kamu tidak usah berpura-pura menolak, ini kan yang kamu inginkan? Kalau kamu tidak mau menikah denganku, maka aku akan menghancurkan keluargamu. Terutama adikmu itu, aku akan mencarinya sampai ke ujung dunia pun," ancam Axel. Ia yang sebenarnya sudah sangat membenci Kayla itu pun terpaksa menyetujui permintaan ibunya. Karena menurutnya ini adalah kesempatan untuk membalas dendam kepada wanita itu.
"Kayla, tolong Nak. Ini juga demi keluarga kita," pinta Karina.
"Tapi Ma, aku punya kekasih. Bagaimana dengan kekasihku?" Ucap Kayla.
"Kekasih? Kekasihmu itu sampai sekarang belum mau menikahi kamu, bahkan sampai Adikmu yang mau menikah terlebih dulu. Umur kamu saat ini sudah 25 tahun, mau sampai kapan kamu menunggu kekasihmu itu Sayang. Sudahlah, kamu menikah saja dengan Axel ya," pinta Karina.
"Aku tidak mau Ma, aku tidak mau menikah dengannya," tolak Kayla lagi.
"Sudahlah Mom, Dad, lebih baik kita pergi sekarang dari sini. Tapi lihat saja, aku pasti akan menghancurkan keluarga ini karena telah membuat keluarga kita malu," ucap Axel yang mengajak kedua orang tuanya itu untuk pergi.
"Stop! Tolong jangan lakukan itu, aku minta maaf atas nama Adikku. Oke aku akan Menjadi Mempelai Pengganti adikku, aku akan menikah denganmu dan mengabdi padamu Axel," ucap Kayla yang langsung saja menyetujuinya.
Meskipun hatinya begitu sangat menolak, tetapi ia tidak mau keluarganya celaka karena keegoisannya.
Sedangkan saat ini Axel terlihat tersenyum puas, karena tujuannya untuk membalas dendam akan berjalan dengan lancar, menurut Axel Kayla lah yang menyebabkan ia gagal menikah dengan Keisha.
****
Pernikahan Axel dan Kayla berlangsung dengan sangat lancar tanpa hambatan apapun. Meskipun Axel tidak jadi menikah dengan Keisha, tetapi bagi keluarga Andreas dan Askara sama saja, karena pada akhirnya dua keluarga itu telah menjadi keluarga dan mempererat tali persahabatan juga rekan bisnis.
Akan tetapi sama sekali tidak terpancar wajah bahagia dari kedua mempelai pengantin, baik Kayla maupun Axel. Karena mereka berdua sama-sama menikah karena terpaksa dan mendadak. Bahkan Kayla sendiri tak pernah menyangka jika ia akan menikah dengan calon suami adiknya sendiri dan Kayla juga tidak tahu bahwa ini merupakan awal dari penderitaan hidupnya.
Bersambung …
Kayla Andira Askara.
Axel Andreas.
Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, Axel memutuskan untuk tidak menginap di kediaman orang tuanya maupun kediaman orang tua Kayla. Ia mengajak istrinya untuk langsung pulang ke apartemen miliknya malam itu juga.
"Axel, apa tidak bisa besok saja baru kalian kembali ke apartemen," kata Roseline.
"Tidak Mom, malam ini juga aku harus pulang ke apartemenku," jawab Axel.
"Iya Axel, kalau kamu tidak mau menginap di di rumah orang tua kamu, bagaimana kalau malam ini kalian menginap di rumah Mama saja dulu," kata Karina.
"Maaf Ma, tapi malam ini juga aku mau langsung membawa Kayla pulang ke apartemen. Tolong izinkan aku ya, biar kita berdua bisa mandiri untuk menjalani rumah tangga ini," kata Axel.
"Ma, Mom, kalau menurut aku apa yang dikatakan Axel itu benar. Lebih baik malam ini kita berdua langsung pulang ke apartemen, supaya kita bisa langsung hidup mandiri dan merasakan bagaimana hidup berumah tangga," ucap Kayla.
"Sudahlah Ma, biarkan saja. Lagipula Axel dan Kayla kan sudah sah menjadi pasangan suami istri, jadi biarkan saja apa yang sudah menjadi keputusan mereka," ucap Raymond.
"Ya saya juga setuju," sahut Alex.
Karena ayah mereka menyetujui dan ini juga merupakan permintaan Kayla dan Axel, akhirnya kedua ibu mereka itu pun menyetujuinya saja. Hingga kini mereka pun telah berpisah kembali ke kediaman masing-masing.
****
Selama dalam perjalanan pulang ke apartemen, Kayla dan Axel hanya diam saja, hening, tidak ada pembicaraan diantara mereka karena keduanya sama-sama bingung harus membicarakan soal apa. Bahkan pada awalnya mereka berdua pun sama sekali tidak pernah mengobrol hal yang berarti, hanya sesekali bertegur sapa saat Axel mengunjungi Keisha dan tidak sengaja bertemu dengannya.
Tidak berapa lama kemudian, mereka pun telah tiba di apartemen milik Axel. Apartemen yang tadinya telah ia impikan untuk hidup berbahagia bersama istri tercintanya, Keisha. Akan tetapi pada kenyataannya ia malah menikah dengan Kayla, kakak kandung Keisha. Semua itu sungguh di luar dugaan Axel sebelumnya. Akan tetapi mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi. Kini Axel pun terpaksa harus menjalani rumah tangga tanpa cinta itu dengan niat awalnya yaitu untuk membalas dendam.
Setelah menekan password apartemen, segera saja Axel dan Kayla masuk ke dalam apartemen tersebut.
"Kamarmu ada di sebelah sana," ucap Axel menunjuk sebuah kamar yang letaknya ada di lantai bawah.
"Kamarku? Maksudmu apa?" Tanya Kayla.
"Ya itu kamarmu. Apa menurutmu kita akan tidur bersama? Jangan pernah bermimpi," ucap Axel.
"jadi kita pisah ranjang?" Tanya Kayla yang merasa sangat senang, karena sejujurnya ia sudah sangat takut saat membayangkan akan menyerahkan dirinya malam ini kepada pria yang sama sekali tidak dicintainya.
"Ya sudah jelas lah. Kamarku ada di lantai atas, ingat meskipun kita tinggal bersama dan kita juga sudah menikah. Tetapi aku tidak akan pernah menganggapmu adalah istriku, jadi jangan pernah sekalipun kamu berani menginjakkan kakimu itu masuk ke kamarku tanpa seizinku atau aku yang memintanya. Jika kamu berani melanggarnya, aku pastikan kalau aku akan menghukummu. Jalani saja hidupmu sehari-hari seperti biasa saat kamu sebelum menikah denganku," ucap Axel.
Kayla pun mengangguk menyetujuinya, lalu segera saja ia masuk ke dalam kamar yang telah ditunjuk oleh Axel tadi. Sedangkan Axel langsung saja melangkahkan kakinya ke lantai atas menuju ke kamarnya.
"Apa maksud Axel tadi? Aku tahu dia menikah denganku karena terpaksa, bahkan aku juga seperti itu. Tapi bukankah kita tidak boleh mempermainkan pernikahan? Aku harus sabar, aku harus menerima apapun perlakuan Axel terhadapku. Mungkin ini memang sudah menjadi jalan takdir hidupku karena sudah menjadi mempelai pengganti," batin Kayla.
Setelah membersihkan diri, karena tubuhnya begitu terasa sangat lelah, kini Kayla pun merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya itu.
Tok … tok … tok …
Suara ketukan pintu yang begitu keras membuat Kayla pun terbangun dari tidurnya. Padahal baru saja 5 menit yang lalu ia memejamkan matanya itu, tetapi sudah diganggu oleh suara ketukan pintu yang sangat berisik di telinganya. Lalu segera saja ia beranjak dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu tersebut.
"Axel, ada apa? Aku sudah sangat mengantuk dan ingin tidur," kata Kayla.
"Enak sekali kamu berbicara seperti itu. Setelah apa yang kamu lakukan, sekarang kamu mau tidur dengan nyenyak, iya? Jangan harap Kayla," ucap Axel.
"Maksud kamu apa? Apa yang sudah aku lakukan?" Tanya Kayla.
"Jangan berpura-pura bodoh dan lupa dengan apa yang sudah kamu lakukan hingga membuat Keisha meninggalkanku," kata Axel yang lagi-lagi menuduh Kayla.
Kayla pun terdiam, rasanya untuk melawan Axel pun ia sudah ada tenaga dan tidak ada gunanya. Karena Axel sama sekali tidak akan pernah mendengarkan penjelasannya itu.
"Lalu apa yang kamu inginkan dariku malam-malam seperti ini Axel?" Tanya Kayla.
"Bersihkan kamar mandiku sekarang, karena aku ingin menggunakannya. Setelah seminggu tidak berada di sini, menurutku kamar mandi itu belum layak untuk digunakan," ucap Axel.
Memang satu minggu sebelum di hari pernikahannya dan Keisha, Axel sengaja tidak datang ke apartemennya karena ia ingin datang nanti di saat malam pengantinnya bersama Keisha. Akan tetapi apa yang dikatakannya tentang kamar mandi itu hanyalah bohong belaka, karena ini merupakan bagian dari niat awalnya untuk membuat hidup Kayla menderita.
Langsung saja Kayla mengikuti Axel menuju ke lantai atas dan masuk ke kamarnya. Kamar Axel begitu luas dan asri yang membuat Kayla pun berpikir, seandainya saja ia adalah istri yang diinginkan Axel, sudah pasti ia akan tidur di dalam kamar ini bersama dengan Axel. Akan tetapi nyatanya ia hanyalah istri yang tak dianggap.
Kayla masuk ke dalam kamar mandi yang dimaksud oleh Axel, di dalam sana ia melihat kamar mandi yang sudah begitu tampak bersih bahkan kamar mandi itu juga bisa digunakan untuk tidur karena terlalu bersih.
"Apa yang harus aku lakukan di sini Axel? Sedangkan kamar mandi ini sudah sangat bersih," kata Kayla.
"Apa matamu itu buta. Kamar mandi ini sudah seminggu tidak digunakan, tentu saja berdebu dan ada kumannya. Aku mau kamu bersihkan kamar mandi ini sekarang, gunakan air yang banyak supaya lebih bersih," titah Axel.
"Tapi ini sudah malam Axel. Airnya juga begitu dingin, aku tidak bisa kedinginan," kata Kayla.
"Aku tidak peduli, lakukan sekarang tugasmu jika kamu ingin tidur," kata Axel tersenyum smirk.
Lalu dengan sangat terpaksa Kayla pun membersihkan kamar mandi yang sebenarnya sudah sangat bersih itu. Karena kamar mandi itu cukup besar, hingga 1 jam Kayla baru selesai membersihkan kamar mandi tersebut. Karena sedari tadi ia juga terus diawasi oleh Axel yang memastikan setiap jengkal lantai kamar mandi telah disikat oleh Kayla. Hingga Kayla pun merasa kedinginan karena dinginnya air di dalam kamar mandi, bahkan Axel sendiri melarangnya untuk menggunakan air hangat karena menurutnya itu adalah pemborosan. Setelah itu pun Kayla diperbolehkan untuk kembali ke dalam kamarnya.
Penderitaanmu baru dimulai Kayla, setiap hari akan ada kejutan yang akan membuat hidupmu semakin menderita. Ini adalah akibatnya karena kamu telah membuat calon istriku pergi meninggalkanku," gumam Axel yang tersenyum dengan puas.
Sedangkan Kayla di saat itu sudah kembali ke kamarnya. Setelah mengganti pakaiannya yang tadi sudah basah, Kayla pun segera saja beristirahat karena tubuhnya sudah sangat lelah dan merasa kedinginan.
****
Di sebuah bandara pada kota X, terlihat seorang pengusaha muda yang saat itu baru saja tiba dari Jepang karena menjalani bisnisnya yang berada di negari Sakura itu. Ia sedang menunggu seseorang yang tadi diteleponnya untuk datang menjemputnya.
Hingga tidak berapa lama kemudian, seseorang yang dinantikannya itu pun telah tiba-tiba dan langsung saja menghampirinya.
"Selamat datang kembali di Indonesia Devano Anggara. Tidak disangka setelah 3 tahun kamu berada di Jepang, akhirnya hari ini kamu kembali lagi ke tanah air," ucap Azka Nugroho, yang merupakan sahabat Devano.
Lalu mereka berdua pun saling berjabat tangan dan berpelukan untuk melepas rasa rindu mereka setelah lama tidak bertemu.
"Terimakasih Azka karena kamu telah datang menjemputku," ucap Devano.
"You are welcome and no problem, bagaimanapun juga kamu adalah sahabatku. Aku tidak menyangka kamu benar-benar bisa mewujudkan impian kamu di luar negeri. Kamu sekarang sudah menjadi pengusaha yang hebat, aku salut dengan usahamu Dev," ucap Azka.
"Terima kasih Azka, ini juga karena dukungan darimu dan juga keluargamu. Kalian selalu mendorongku dengan semangat supaya aku bisa berhasil. Aku juga bersyukur karena akhirnya aku berhasil merintis usahaku di sana. Dan kini aku kembali untuk menjalankan rencanaku berikutnya, yaitu melamar kekasihku tercinta, Kayla," ucap Devano.
Bersambung …
Karena sudah tak sabar lagi ingin menemui sang kekasih, Devano pun langsung saja meminta Azka untuk langsung menuju ke rumah Kayla. Setelah beberapa hari ini ia sengaja mengabaikan sang kekasih karena ingin memberikan kejutan, saat ini Devano pun tidak sabar lagi ingin menemui pujaan hatinya itu karena merasakan rindu yang amat mendalam.
"Dev, kamu yakin mau langsung ke rumah Kayla? Nggak mau pulang ke rumah dulu gitu," tanya Azka.
"Nggak perlu Az, aku sudah sangat merindukan Kayla. Aku juga sudah nggak sabar mau melihat bagaimana reaksi Kayla saat melihat aku sudah kembali ke Indonesia," ucap Devano.
Tiba-tiba Azka terdiam, ia teringat beberapa hari yang lalu kekasih sahabatnya itu menghubunginya untuk menanyakan sang kekasih yang tidak bisa dihubungi. Dari suaranya lewat telepon, Azka tahu jika Kayla sedang memiliki masalah. Akan tetapi Kayla tidak bisa menceritakan hal itu kepadanya, sehingga ia pun hanya bisa berpikir positif di saat itu.
****
Hingga beberapa saat kemudian, kini Devano dan Azka pun sudah berada di depan pagar kediaman keluarga Askara. Segera saja satpam penjaga rumah membukakan pagar rumah untuk tamu yang datang, sedangkan Azka segara saja pergi sesuai permintaan sahabatnya itu.
"Apa kabar Pak Danu? Ini saya bawakan oleh-oleh dari Jepang untuk Bapak," ucap Devano sembari memberikan sebuah bingkisan kepada satpam.
"Saya baik Tuan Devano. Terimakasih Tuan atas oleh-olehnya. Saya tidak menyangka jika Tuan Devano sudah kembali ke Indonesia," ucap Danu yang sebenarnya cukup terkejut melihat kedatangan Devano.
"Iya Pak sama-sama. Saya memang sengaja tiba-tiba datang karena mau memberikan kejutan untuk Kayla. Kayla-nya ada kan di dalam?" Tanya Devano.
"Sebaiknya Tuan Devano langsung saja masuk ke dalam, di dalam ada Tuan dan Nyonya juga," ucap Danu.
"Baiklah, terimakasih ya Pak Danu," ucap Devano lalu segera saja melangkahkan kakinya menuju ke rumah keluarga Askara.
Sedangkan di saat itu Danu menatap Devano kasihan, ia yang mengetahui bagaimana kondisi Kayla saat ini tetapi tidak tega untuk mengungkapkan hal tersebut. Menurut Danu biar saja keluarganya langsung yang menyampaikan hal itu kepada Devano.
Tok … tok … tok …
Ting … tung …
Suara bel dan ketukan pintu itu pun terdengar sangat jelas, hingga seorang ART segera saja membukakan pintu tersebut. Saat pintu terbuka, Mbok Ani, Asisten Rumah Tangga yang sudah lama bekerja di kediaman Askara itu pun sangat terkejut melihat kedatangan Devano, mengingat apa yang sudah terjadi dalam keluarga tersebut.
"Selamat siang Mbok Ani," ucap Devano tersenyum.
"Tu-Tuan Devano," ucap Mbok Ani yang lidahnya terasa kelu saat mengucap nama tersebut.
"Hai Mbok, Mbok apa kabar? Kenapa Mbok Ani seperti terkejut begitu melihatku?" Tanya Devano.
"Saya baik Tuan. Iya Mbok hanya terkejut saja tiba-tiba melihat Tuan Devano ada di sini," ucap Mbok Ani.
"Oh iya Mbok, aku memang sengaja tidak mengabari siapapun, bahkan Kayla juga tidak tahu karena aku mau memberikan kejutan untuk semuanya. Om, Tante dan Kayla ada di rumah kan Mbok?" Tanya Devano.
Mbok Ani terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Untung saja tepat di saat itu Raymond dan Karina muncul di hadapan mereka.
"Itu Nyonya dan Tuan Askara Tuan. Saya permisi dulu," ucap Mbok Ani lalu segera saja pergi.
"Devano?" Ucap Karina yang begitu terkejut melihat kedatangan kekasih dari anaknya itu, begitu juga dengan Raymond yang merasa ini adalah mimpi.
"Om, Tante, apa kabar?" Tanya Devano lalu menyalami dan mencium punggung telapak tangan kedua orang tua dari kekasihnya itu.
"Ah iya Devano. Kita baik, bagaimana kabar kamu? Kapan kamu pulang ke Indonesia?" Tanya Raymond.
"Aku baru saja tiba dari Jepang dan langsung ke sini Om, karena aku sudah tidak sabar lagi untuk bertemu dengan Kayla. Kayla dimana ya?" Tanya Devano.
Raymond dan Karina saat saling bertatapan, mereka rasanya ingin menyembunyikan rahasia bahwa saat ini Kayla sudah menikah karena merasa tidak tega dengan Devano yang sangat bersemangat ingin bertemu Kayla. Akan tetapi bagaimanapun juga Devano harus tahu kenyataan ini, karena pada dasarnya dia memang tidak bisa lagi untuk mengharapkan Kayla.
"Kayla sedang tidak ada di rumah Dev," ucap Karina.
"Apa Kayla sedang keluar? Kalau begitu boleh nggak aku minta tolong Om atau Tante untuk menghubungi Kayla dan memintanya segera pulang. Tapi tolong jangan katakan jika aku ada di sini, aku ingin melihat bagaimana ekspresi Kayla saat melihat kedatanganku," ucap Devano.
"Tidak Dev, lebih baik sekarang kamu pergi saja," kata Karina yang membuat Devano itu pun merasa kebingungan.
"Tapi kenapa Tante? Kenapa Tante meminta aku pulang? Aku datang ke sini karena aku membawa kabar bahagia, aku sudah berhasil merintis usahaku di Jepang dan sekarang aku datang ke sini karena ingin melamar Kayla untuk menjadi istriku. Aku jamin Kayla tidak akan pernah menderita bersamaku, aku pasti akan bisa membahagiakannya Om, Tante," ucap Devano yang rasanya begitu menyayat hati karena merasa bersalah terhadap pria tersebut.
"Maaf Devano, tapi Kayla sudah tidak tinggal di rumah ini lagi," ucap Raymond.
"Maksud Om, apa Kayla sudah pindah? Oh pasti Kayla ingin belajar mandiri ya mulai dari sekarang, sebelum nantinya dia menikah denganku," ucap Devano begitu antusias.
"Bukan, bukan karena itu Dev," ucap Karina, ia bingung harus bagaimana caranya menjelaskan kepada Devano.
"Aku sudah menikah Dev, itulah kenyataannya," ucap Kayla yang tiba-tiba saja muncul bersama suaminya, Axel.
Di Saat itu pula Devano, Karina dan Raymond pun langsung menatap ke arah mereka.
"Kayla, akhirnya kamu pulang juga. Sudah dari tadi aku menunggumu," ucap Devano.
Kayla menatapnya dengan sendu, hatinya begitu perih mengingat bagaimana hubungan mereka saat ini. Padahal ia sudah sangat lama menanti kepulangan sang kekasih, tetapi kenapa di saat bertemu keadaannya semua telah berubah. Kini ia telah menjadi istri orang lain, sehingga tak bisa lagi untuk bersama dengan kekasihnya itu.
"Dev, apa kamu tidak mendengarnya tadi, aku mengatakan kalau aku sudah menikah," kata Kayla.
"Menikah? Apa maksud kamu? Bukankah yang menikah waktu itu Keisha?" Tanya Devano yang tak mengerti.
"Tidak Dev, bukan Keisha yang menikah tapi aku dan ini adalah suamiku, Axel," Ucap Kayla menunjuk pria dingin yang ada di sampingnya itu.
"Axel? Bukankah Axel itu kekasih Keisha, tapi kenapa bisa dia menikah denganmu? Kamu bohong kan Sayang," ucap Devano.
"Aku minta maaf Dave, tapi itulah kenyataannya. Saat ini Axel adalah suamiku," ucap Kayla.
Devano terdiam, ia tidak menyangka jika kepulangannya ke Indonesia yang berharap akan hidup berbahagia bersama sang kekasih malah harus kecewa mendengar kabar bahwa kekasihnya itu telah menikah dengan orang lain.
Bersambung …
Devano Anggara.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!