Bella sedang menangis tersedu sedu meratapi kehidupannya yang suram.
Bahkan air dari shower tidak dapat meredam suara tangis Bella.
Tiga tahun yang lalu Ia masih hidup dengan penuh ambisi dan semangat untuk masuk ke Universitas negeri favoritnya.
Ia berjuang keras dalam seleksi masuk penerimaan mahasiswa baru.
Dan semua kerja kerasnya membuahkan hasil, Ia bisa masuk di Universitas impiannya.
Dan hari ini semua kebahagiaan itu sudah tidak ada. Bella merasa menjadi perempuan paling kotor di dunia karena perbuatan Ilham kekasihnya.
Jika Bella bisa memutar waktu ia akan meminta pada Tuhan untuk tidak dipertemukan dengan Ilham, manusia paling jahat dan manipulatif yang pernah Ia kenal.
Entah berapa kali ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Jika bukan memikirkan keluarganya yang masih hidup susah, ia pasti tidak segan untuk melompat dari gedung tinggi dan mengakhiri hidupnya.
Saat ini Bella hanya ingin kembali ke masa lalunya saat ia sedang berusaha mengikuti tes seleksi masuk ke Universitas favoritnya.
" Sudah Nduk ini sudah malam, sebaiknya kamu istirahat saja sudah tidak usah belajar lagi dilanjut besok "
Ibu Bella khawatir dengan anaknya yang tidak berhenti belajar.
Semenjak Ia memiliki keinginan untuk masuk universitas negeri di Depok, Bella selalu belajar setiap hari dari pagi sampai malam.
Ia benar benar menyiapkan diri untuk tes seleksi yang akan diadakan seminggu lagi secara online.
" Iya Bu sebentar lagi Bella selesai kok Bu. Ibu tidur duluan saja "
" jangan terlalu keras belajarnya Ndut Nanti kamu malah sakit"
" Enggak Bu, Bella nggak papa kok Sebentar lagi selesai"
" Yowes bener ya sebentar lagi tidur" ujar Ibu Bella Seraya keluar dari kamar.
Untuk anak perempuan yang lahir di kampung sepertinya, bermimpi menjadi seorang sarjana adalah sebuah hal yang sangat tinggi.
Di tambah lagi ia berasal dari keluarga sederhana.
Bapak dan ibunya adalah petani yang bekerja di lahan orang lain.
Selama ini ia bersekolah berkat bantuan beasiswa dari daerahnya.
Tapi Bella tidak berkecil hati, ia ingin merubah nasibnya dan keluarganya menjadi lebih baik.
Dan dengan menjadi seorang sarjana dari perguruan tinggi negeri yang terkenal, ia merasa akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Oleh karena itu ia berjuang sangat keras untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dilakukan secara online besok.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam, Bella menutup bukunya dan siap-siap untuk tidur.
Sebelum tidur ia berdoa agar ia dapat lolos di seleksi mahasiswa baru nanti.
Hari yang ditunggu pun tiba, seleksi mahasiswa baru akan dilakukan 10 menit lagi.
Bella sudah stand by di depan laptop yang ia pinjam dari guru matematikanya di sekolah.
Dan ujian pun dimulai.
Ada beberapa soal yang harus Bella kerjakan, ia mengerjakan dengan sangat teliti agar tidak terjadi kesalahan.
Untuk satu mata pelajaran diberikan waktu selama enam puluh menit dan dari soal yang diberikan, Bella merasa bisa mengerjakan soal-soal itu.
Tapi walaupun begitu, setelah proses seleksi itu tetap saja bila merasa deg-degan.
Hasil dari seleksi akan diumumkan satu bulan dari sekarang di website resmi Universitas tersebut.
Dan selama satu bulan itu Bella tidak bisa makan dengan enak, tidur dengan nyenyak, dan selalu merasa resah.
Bapak dan ibunya sampai khawatir melihat kondisi Bela
" Sudah Nduk kalau kamu sudah melakukan yang terbaik biar Gusti Allah yang ngebantu kamu. Kamu nggak perlu menyiksa diri seperti itu Nduk."
Ibunya memberikan nasihat untuk Bella pada waktu makan malam.
" Apapun hasilnya nanti bapak sama ibu sudah bangga sama Bella karena sudah begitu berusaha keras " Bapak ikut menenangkan Bella yang terlihat tidak bersemangat.
" Iya Pak, Bu doain Bella ya agar lolos di seleksi masuk itu. Nanti Bella bisa tinggal dengan Mbak Ningrum kakak kelasku yang sudah berkuliah di kampus itu"
" Lalu nanti makannya bagaimana Nduk?" Tanya ibu Bella.
" Ibu nggak usah khawatir nanti Bella akan cari kerja sampingan untuk biaya kuliah dan biaya makan. Bapak Ibu doakan Bela saja biar kuliah Bella nanti lancar ya Bu, Pak"
Bella tahu kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk menyekolahkan Bela di luar kota.
Jangankan untuk melanjutkan kuliah di luar kota, sebetulnya untuk Bella berkuliah Saja keluarganya sudah dipastikan tidak mampu untuk membiayai.
Maka dari itu sebelum Bella mendaftar di Universitas Negeri tersebut, ia sudah menghubungi kakak kelasnya yang berkuliah di sana.
Untungnya kakak kelasnya mau memberikan tumpangan selama satu bulan.
Mbak Ningrum bahkan akan membantu mencarikan kerja sampingan untuk Bella.
Hal itu membuat Bela sangat yakin untuk melanjutkan sekolahnya keluar kota.
Hari pengumuman pun tiba.Bella sudah stand by di depan laptop dari sepuluh menit sebelum waktu pengumuman tiba.
Tapi pada saat pengumuman sudah keluar, Bella ragu-ragu membuka website kampus itu karena takut dengan hasilnya nanti.
Bapak Anwar yang merupakan guru matematika di sekolahnya sampai gemas melihat Bella.
" Kalau kamu takut untuk melihat, sini biar Bapak saja yang mewakili"
Pak Anwar sudah mau mengambil laptop di depan Bella, tapi Bella menahannya.
" Bela aja yang lihat Pak , sebentar bilang nyiapin hati dulu "
Setelah berdoa, bila mulai membuka website universitas negeri itu.
Dan betapa terkejutnya ketika ia melihat hasilnya, bahwa bila dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa baru.
Bella dan Pak Anwar sangat senang dengan hasilnya.
Bahkan Bella tidak henti-hentinya berterima kasih kepada Pak Anwar, karena selama ini Pak Anwar yang banyak membantu Bella.
" Terima kasih banyak bapak udah membantu Bella selama ini, Bella benar-benar berhutang Budi kepada bapak"
" Nggak utang Budi kok Bel, Bapak udah seneng banget kamu keterima di kampus itu. Sekolahnya yang rajin ya Bel jangan ikut ikut pergaulan yang negatif "
Bella mengangguk mendengar nasehat deh Pak Anwar.
Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah padanya.
Dari awal Pak Anwar sudah melihat potensi Bela yang luar biasa.
Ia adalah sosok siswa yang sangat giat belajar, pintar, tekun dan tidak pantang menyerah.
Oleh karena itu ketika Bella datang kepadanya tiga bulan yang lalu dan bilang bahwa ia ingin mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru di Universitas Negeri itu, Pak Anwar sangat mendukung.
Dan ketika hari ini hasilnya adalah Bella diterima menjadi mahasiswa baru di sana, membuat Pak Anwar sangat terharu.
Ia sudah menganggap Bela seperti anak yang sendiri.
Bella pulang ke rumahnya dengan senang, dia tidak sabar untuk memberitahukan kedua orang tuanya bahwa ia lolos dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa baru.
" Bu..Pak" Bela Mencari kedua orang tuanya di dalam rumah tapi tidak ada jawaban dari kedua orang tuanya.
Sepertinya kedua orang tuanya sedang berada di sawah.
Bella langsung mengambil sepeda onthel yang terparkir di samping rumahnya dan menuju sawah tempat Bapak dan ibunya bekerja.
Di dalam perjalanan tidak henti-hentinya Bella tersenyum karena bahagia dengan hasil hari ini.
Terima kasih Ya Allah, sudah mengabulkan doa-doa ku selama ini terima kasih Ucapkanlah dalam hati.
Bella mengayuh sepeda ontelnya dengan cepat, ia tidak sabar untuk memberitahukan kedua orang tuanya tentang kabar gembira ini.
Sesampainya di sawah Bella bertanya kepada tetangganya yang juga bekerja di sawah itu.
" Bulik ngeliat Ibu dan Bapak nggak? " ucap Bella dengan nafas ngos-ngosan.
" Tadi lagi nanam di sebelah Kulon" jawab tetangga Bella.
" Makasih banyak bulik" Bella berjalan ke arah Kulon dengan langkah yang ringan.
Dari kejauhan ia melihat ibunya sedang menanam padi.
"Ibu" Teriak Bella memanggil ibunya.
Ibunya langsung melihat ke arah suara berasal, dan melihat Bella sedang berjalan cepat ke arahnya.
" ibu, Alhamdulillah Bela lolos dalam penerimaan masuk Universitas Bu. aku seneng banget "
" Alhamdulillah gusti Allah Alhamdulillah" Bella memeluk Ibunya, Ia tidak peduli kalau bajunya akan kotor dengan lumpur.
Tidak lama kemudian Bapaknya tiba dan ikut bergembira bersama mereka berdua.
Sepulangnya dari sawah, Bella langsung menghubungi Mbak Ningrum.
Ia memberitahukan bahwa ia lolos dalam penerimaan calon mahasiswa baru dan harus melakukan orientasi minggu depan.
" Alhamdulillah Bela, akhirnya semua perjuangan kamu membuahkan hasil, Nanti kabari saja jika kamu sudah jalan dari Klaten ya" begitu isi pesan dari Mbak Ningrum.
Setelah hari itu, Bela mulai mengemas barang-barang yang ia butuhkan.
Ia juga mulai berpamitan dengan teman-temannya, tetangga-tetangganya, dan juga para guru.
Para tetangga Bela bahkan membuat acara selamatan karena ikut senang dengan kabar Bella yang lolos dalam seleksi.
Beberapa gurunya bahkan memberikan uang untuk Bella karena tahu Bella berasal dari keluarga kurang mampu.
Beberapa tetangganya juga memberikan uang dan sembako untuk dibawa Bella ke Depok.
Walaupun ibu dan bapaknya Bella berat melepas Bella untuk merantau ke Depok, tapi kedua orang tuanya mensupport keinginan Bella untuk berkuliah.
Berbekal dari uang pemberian guru dan tetangganya, Bella membeli tiket kereta api dan sisanya akan ia gunakan untuk biaya hidup selama ia Merantau di Depok.
Besok adalah tanggal keberangkatan Bella, semua tas dan kardus kardus yang akan di bawa Bella sudah siap di depan kamarnya.
Malam ini Bella sengaja tidur bertiga dengan bapak dan ibunya.
Bella tidak henti-hentinya memeluk ibunya, Iya pasti akan kangen dengan ibu dan bapaknya selama berkuliah di Depok.
" Jaga diri baik baik ya Nduk, jangan ikut pergaulan anak anak ibu kota ya Nduk "
" Nggeh Bu, Aku akan selalu ingat pesan Ibu dan Bapak "
Bella mengencangkan lengannya dan memeluk Ibunya lebih erat.
Pagi ini suasana di rumah Bella beda dari biasanya.
Dari subuh Ibunya sudah bangun awal untuk menyiapkan bekal untuk Bella makan di dalam kereta.
Dari semalam Bapak sudah meminjam mobil dari tetangganya Untuk mengantarkan Bella ke stasiun pagi ini.
Tidak tanggung-tanggung Bella akan diantar oleh kedua orang tuanya dan para tetangganya dengan mobil tersebut.
Memang di desa Bella, baru Bella saja yang berkuliah di universitas negeri.
Tetangganya yang lain memilih untuk berkuliah di kota Klaten atau kota kots besar sekitaran Klaten.
Suasana Haru terasa sekali pada saat Bella harus berpisah dengan kedua orang tuanya.
Mereka tidak berhenti menangis bahkan tetangga-tetangganya pun ikut menangisi kepergian Bella pada.
Bella diberikan banyak nasihat, petuah, dan juga doa.
Itu semua membuat Bela semakin yakin dan kuat untuk memulai kehidupan barunya sebagai mahasiswa.
Suara pengeras di bagian informasi sudah memberitahukan bahwa kereta api Bengawan jurusan Jakarta sudah siap untuk berangkat.
Dengan berat hati Bela meninggalkan kedua orang tuanya yang sangat ia sayangi.
Di dalam gerbong ia mencari nomor kursi yang tertera di tiket keretanya.
Jika menurut jadwal, ia akan tiba di Stasiun Gambir sekitar jam lima sore.
Mbak Ningrum akan menjemputnya di sana, dan mereka berdua akan meneruskan perjalanan dengan menggunakan kereta Commuter Line untuk menuju Depok.
Di dalam perjalanan Bela sangat menikmati pemandangan maklum saja karena Ini adalah pertama kalinya bila menaiki kereta luar kota.
Sambil menikmati pemandangan, Iya sempat berkhayal akan seperti apa hidupnya nanti di Depok.
Apakah ia bisa mengikuti semua perkuliahan dengan baik atau apakah ia akan mendapatkan teman yang banyak?
Tapi saat ini, Bella terlalu bahagia untuk memikirkan tentang kemungkinan-kemungkinan buruk.
Dia begitu optimis dapat menjalani semuanya dengan baik dan bisa lulus tepat waktu.
Masih dua jam lagi untuk Bella tiba di Stasiun Gambir.
Ia sudah bingung harus melakukan apalagi di dalam kereta, karena walaupun ia mencoba untuk tidur matanya tidak bisa tertidur.
Ia mulai membaca buku-buku yang ia bawa dari rumah.
Diambil novel kesayangan dari dalam tas, judulnya adalah Perahu Kertas, karya dari penulis kesayangannya Dee Lestari.
Walaupun ia sudah berkali-kali membaca novel tersebut, tapi ia tidak pernah bosan.
Menurutnya Mbak Dewi Lestari adalah penulis novel yang hebat yang bisa membawa pembacanya memasuki dunia seperti yang ada di dalam novel.
Ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk.
Ia mengambil ponsel yang ia taruh di dalam tasnya dan ternyata pesan tersebut adalah dari Mbak Ningrum.
Mbak Ningrum memberitahukan bahwa ia sudah menunggu Bella di lobi Stasiun Gambir.
Mba Ningrum juga memberitahukan arahan arahan untuk menuju ke lobi.
Iya beruntung sekali karena mempunyai Mbak Ningrum yang dapat membantunya hidup di Depok.
Mbak Ningrum dan Bella dulunya sama-sama tergabung dalam ekstrakurikuler menari.
Mbak Ningrum lebih tua satu tahun di atas Bella.
Pada waktu mereka sama-sama masih aktif di ekstrakurikuler menari, Mbak Ningrum sering bercerita bahwa ia sedang mengikuti seleksi calon mahasiswa di universitas negeri ini.
Dari cerita Mbak Ningrum itulah membuat Bella menjadi tertarik untuk berkuliah di tempat yang sama.
Walaupun satu kampus tapi mereka berbeda jurusan.
Mbak Ningrum mengambil jurusan sastra Jawa sedangkan Bella mengambil jurusan psikologi.
Bella memang tertarik dengan ilmu psikologi dari awal.
Pada waktu SMA ia sering membaca buku tentang psikologi perpustakaan sekolahnya.
Bahkan petugas perpustakaan sudah hafal dengan semua bacaan Bella.
Jika ada buku baru mengenai psikologi, maka Bella akan diberitahukan oleh Mas Aji petugas perpustakaan.
Dari kebiasaannya membaca buku menjadikan Iya banyak tahu informasi tentang dunia luar.
Bella juga mempunyai pengetahuan umum yang luas dan nilai akademiknya selalu baik.
Dari SD ia selalu menjadi juara kelas, dan ketika SMA Ia menjadi juara umum di SMA nya.
Dari kecil Memang Bella senang sekali belajar dan membaca.
Disaat teman-teman yang lain bermain, Bella lebih memilih untuk membaca buku.
Bahkan Iya tidak pernah tertarik untuk berpacaran pada saat sekolah walaupun ada beberapa laki laki yang mendekatinya.
Prinsipnya adalah ia akan berpacaran ketika sudah kerja nanti.
Dan sampai saat itu tiba, dia akan fokus belajar dan membuat dirinya lebih baik dari hari ke hari.
Walaupun sudah sore Stasiun Gambir masih terlihat sangat ramai dengan banyak orang yang hilir mudik.
Bella yang baru turun dari keretanya dan sedang mencari cari nomor peron mengikuti petunjuk dari Mbak Ningrum.
Setelah mencari beberapa saat, ia menemukan nomor peron 10.
Menurut informasi yang diberikan oleh Mbak Ningrum, Bella hanya perlu lurus saja masuk ke dalam peron 10, mengikuti tangga dan nanti Mbak Ningrum menunggu di depan outlet Roti O.
Karena Bella membawa banyak barang, banyak Porter yang menawarkan jasanya kepada Bella.
Tentu saja Bella menolaknya, karena Bella hanya seorang calon mahasiswa miskin dari kampung.
Walaupun ia kesulitan membawa barang-barangnya, tapi Bella tidak patah semangat.
Setelah berjalan selama kurang lebih 10 menit, akhirnya Bella melihat outlet Roti O.
Dicarinya keberadaan Mbak Ningrum dan ia menemukan Mbak Ningrum sedang duduk di kursi depan outlet Roti O.
Dengan semangat Bela menghampiri Mbak Ningrum.
" Mbak Ningrum " Panggil Bella kepada perempuan yang menggunakan baju putih dan celana coklat serta kerudung warna Senada.
Mba Ningrum menoleh ke arah Bella dan menghampirinya.
" Ya Allah akhirnya sampe juga Bel, gimana tadi perjalanannya capek pasti ya? "
" Nggak kok Mbak aku malah enjoy banget selama di dalam kereta " Ucap Bella sambil tersenyum.
Mbak Ningrum langsung membantu membawakan kardus bawaan Bella yang jumlahnya ada dua buah.
Untuk ke Depok mereka harus naik dari peron 8 lalu naik commuter line tujuan bogor dsn turun di stasiun Universitas Indonesia.
Sepanjang perjalanan mereka terus mengobrol.
Bella banyak menanyakan tentang perkuliahan, bagaimana Mata kuliahnya, bagaimana dosen-dosennya dan bagaimana teman-teman di sana.
Dari cerita Mbak Ningrum, kampus mereka sangat asik dan seru.
Itu membuat Bella semakin bersemangat untuk kuliah di sana.
Mba Ningrum juga ikut dalam kegiatan BEM dan juga kegiatan rohani.
Perjalanan mereka dari Stasiun Gambir menuju Depok kurang lebih sekitar tiga puluh menit.
Setelah keluar dari stasiun, mereka berjalan kaki kurang lebih sepuluh menit untuk mencapai kosan Mbak Ningrum.
Kosan Mbak Ningrum dekat dengan kampus mereka, jika berjalan kaki itu hanya memerlukan waktu sekitar tujuh sampai sepuluh menit untuk sampai ke fakultas Mbak Ningrum.
Sedangkan jika menuju ke Fakultas Psikologi memerlukan waktu lebih lama yaitu sekitar lima belas menit sampai dua puluh menit.
Tapi untuk orang desa seperti Bella yang terbiasa berjalan jauh, hal itu tidak menjadi masalah.
Kosan Mbak Ningrum hanya berisi satu kamar dan satu kamar mandi.
Kosan dengan nuansa putih dan coklat ini sangat terawat dengan rapi.
Karena menurut Mbak Ningrum Ibu kosnya tinggal di sebelah kos-kosan ini.
Kos-kosan Mbak Ningrum juga sangat ketat aturannya, tidak boleh ada laki-laki masuk ke dalam kosan khusus Putri ini.
Dan tentu saja itu tidak menjadi masalah untuk Bella. Niatnya memang hanya untuk belajar bukan untuk berpacaran.
Besok perkuliahan baru akan dimulai, bila begitu semangat menjalani perkuliahannya.
Pagi ini Bella dan Mbak Ningrum berangkat ke kampus lebih awal, Mbak Ningrum mengajak Bella keliling kampus agar Bella familiar dengan kampusnya ini.
Kampus Bella ini dipenuhi dengan pohon-pohon jadi udaranya masih sejuk.
Mereka berkeliling kurang lebih 1 jam dengan sepeda yang bisa mereka pinjam di area kampus.
Setelah itu Bella dan Mbak Ningrum berpisah karena mereka berdua sama-sama ada kelas. Bella menuju ruangan kelasnya.
Di dalam kelas sudah ada beberapa mahasiswa baru dari berbagai kota. Bella berkenalan dengan beberapa teman barunya, yaitu Tanti dan Rika.
Tanti berasal dari Jambi sedangkan Rika berasal dari Sukabumi.
Perkuliahan pertama hari ini berjalan dengan lancar. Satu kelas bella berisi dua puluh lima orang.
Karena Intens mengobrol di hari pertamanya, mereka menjadi dekat satu sama lain.
Seminggu sudah bila berkuliah di kampus barunya pada ma selain berkuliah iya juga mengambil kerja sampingan sebagai input data dan penulis artikel online.
Dulu dipikiran Bela, kerja sampingan adalah bekerja di suatu restoran atau di tempat lainnya yang membutuhkan kita untuk bergerak.
Ternyata Ia baru mengetahui dari Mbak Ningrum, bahwa sekarang banyak sekali kerja sampingan yang bisa dilakukan secara online.
Jadi memudahkan Bella untuk mengatur waktu dan juga bisa mengambil beberapa pekerjaan dalam satu waktu.
Walaupun ia tidak memiliki laptop, tapi ia bisa mengerjakan pekerjaan sampingannya di perpustakaan kampusnya.
Bella senang dengan kehidupan barunya, dari pagi sampai siang biasanya ia akan berkuliah, dan setelah itu ia akan mengerjakan pekerjaan sampingannya di perpustakaan.
Di awal kuliah, Bella sudah mengajukan untuk mengikuti program beasiswa dari kampusnya.
Dan alhamdulillah pengajuan beasiswa Bella disetujui oleh pihak kampus.
Sehingga bella mendapatkan potongan beasiswa yang lumayan besar.
Dengan kerja sampingan yang ia lakukan sekarang sudah cukup untuk membayar biaya kuliah dan untuk kehidupannya selama menjadi mahasiswa perantau.
Karena beasiswa yang diikuti Bella adalah beasiswa prestasi, maka Bella diwajibkan untuk memiliki nilai indeks prestasi atau IP minimal 3,5 dan harus berkelakuan baik selama menjadi mahasiswa di kampusnya.
Bella juga diminta untuk mengikuti beberapa kegiatan organisasi kampus dan Ia mengikuti organisasi kerohanian di kampusnya.
Bella menuju ke ruang organisasi kerohanian, yang berada tidak jauh dari masjid kampusnya.
Di ruangan tersebut ada satu orang laki-laki memakai baju koko berwarna hitam sedang membaca buku.
" Assalamualaikum "
Dan salam Bela dibalas oleh seorang pria tampan yang selanjutnya ia ketahui adalah kakak tingkatnya yang juga merupakan ketua organisasi kerohanian.
"Waalaikumsalam"
" Halo Kak aku Bella, mau daftar untuk organisasi kerohanian betul di ruangan ini ya Kak? "
" Betul bisa daftar di sini ya" Kakak kelasnya itu memberikan Bella sebuah kertas yang tertulis form pendaftaran organisasi kerohanian.
" Bisa diisi dulu ya semuanya, dan kalau sudah selesai diberikan ke saya lagi "
Bella mengambil form yang dibelikan oleh kakak tingkatnya itu dan mulai mengisinya. Setelah mengisi ia memberikan lagi kepada kakak tingkatnya.
" ini Kak udah aku isi semua, betul begitu kan Kak yang isinya "
Kakak tingkatnya itu memeriksa form yang diisi oleh Bella.
"Ya sudah betul semua kok, nanti aku akan invite kamu ke grup kita dan kamu bisa pantau aja di grup itu, kalau misalkan ada kegiatan atau apapun itu nanti bisa turut berpartisipasi ya"
" Oke Kak terima kasih banyak untuk bantuannya. Dengan Kak siapa ya? "
" Oh iya belum berkenalan ya, saya dengan Ilham Fakultas Ekonomi tingkat 2"
Di situlah pertama kali nya Brlla bertemu dengan laki-laki yang nantinya akan menghancurkan kehidupan Bela yang indah secara berkeping-keping.
Membuat hidupnya begitu menderita sampai Ia berpikir untuk membunuh dirinya sendiri.
Jika ia tahu dengan bertemu dengan Ilham akan membuat hidupnya menderita, Bella mungkin tidak akan mendaftar untuk organisasi kerohanian sehingga tidak pernah bertemu dengan Ilham.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!