Di makam sekarang hanya tersisa Hilya dan ayahnya yang bernama Irwanto. semuanya sudah pulang termasuk sahabat Hilya.
"Hilya sudah cukup nak sedihnya, ikhlaskan kepergian bunda mu, ayo kita pulang" ucap Irwanto pada putrinya
"Hilya masih ingin di sini Yah, Hilya masih ingin bersama bunda" ucap Hilya yang duduk di pusaran makam bundanya.
"Hilya jika kamu tidak mengikhlaskan kepergian bunda mu, bunda mu tak akan tenang sayang" ucap Irwanto lagi.
"kita pulang sekarang ya" ucap Irwanto lagi
mendengar ucapan dari sang ayah, Hilya pun memejamkan matanya sejenak dan mau untuk pulang.
"ayo Yah, kita pulang" ucap Hilya yang berdiri.
mereka pun pulang ke rumah mereka yang jaraknya memakan waktu 20 menit perjalanan.
malamnya Hilya dan ayahnya sedang makan bersama. jujur hati Hilya masih sangat sakit namun rasa sakit Hilya bertambah saat ayah Hilya mengatakan sesuatu.
"Hilya besok ayah akan balik ke Jakarta sayang, ayah tidak bisa lama-lama meninggalkan pekerjaan ayah" ucap Irwanto yang memang bekerja di sebuah perusahaan besar di jakarta.
"apa ayah tidak bisa tinggal di sini dulu untuk beberapa hari?" tanya Hilya
"tidak bisa sayang, atasan ayah tadi telpon karena ada beberapa berkas meeting yang harus ayah selesaikan" jelas Irwanto pada putrinya.
"eumm, gimana baik di ayah aja" ucap Hilya dengan perasaan sedih.
"kamu setelah naik kelas 12 bisa pindah ke Jakarta saja" ucap Irwanto
"sepertinya tidak yah, Hilya bakal di sini saja" ucap Hilya yang pergi dari meja makan
di kamar Hilya menangis mengingat bundanya, hatinya semakin sedih saat mengingat kembali ucapan ayahnya yang akan meninggalkan dia sendiri dalam keadaan masih berduka.
keesokan harinya Hilya terbangun dan langsung bersiap-siap untuk ke sekolah. setelah rapi Hilya turun ke bawah dan mendapati ayahnya yang sedang menyiapkan sarapan untuk Hilya.
"Hilya makan dulu" ucap Irwanto pada sang putrinya
"Hilya makan di kantin aja nanti, Hilya berangkat dulu" ucap Hilya yang mencium tangan ayahnya dan kemudian pergi.
Hilya berangkat ke sekolah dengan motornya. sesampainya di sekolah Hilya langsung memarkirkan motornya dan pergi menuju taman.
Hilya terduduk sendiri di taman dengan air matanya yang mulai mengalir. tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sebuah sapu tangan untuk Hilya.
"nih hapus air mata kamu, banyak orang yang gak bisa menerima kenyataan. tapi aku yakin kamu pasti bisa" ucap seseorang tersebut yang ternyata Abian
"makasih" sahut Hilya sambil mengambil sapu tangan tersebut dan menghapus air matanya.
"kamu jangan sedih lagi ya, cewek semanis kamu tidak pantas untuk menangis. Ikhlasin kepergian bunda kamu" ucap Abian lagi yang membuat Hilya melihat kearah Abian dan tersenyum.
"aku pergi dulu ya" ucap Abian dan dianggukin oleh Hilya.
Hilya masuk ke kelasnya dan langsung di sambut oleh keempat sahabatnya. Meskipun pun Disa, Kia dan Fia beda kelas, mereka juga datang ke kelas Hilya dan Syifa untuk menyemangati Hilya.
"Hilya" panggil Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan
"kamu gak apa-apa kan" tanya Syifa
"iya aku udah gak apa-apa kok" ucap Hilya yang sedikit tersenyum.
"kamu jangan sedih lagi ya, kan ada kita" ucap Kia
"iya, kamu jangan sedih lagi ya" ucap Fia dan di anggukin oleh Hilya
"ya udah kita balik ke kelas dulu,bye" ucap Disa dan Kia.
Iya, ya udah yuk duduk keburu masuk guru nanti" ucap Hilya pada Syifa.
setelah melalui proses belajar bel istirahat pun berbunyi.
"ke kantin yuk" ajak Fia
"ayok, aku juga udah laper banget" sahut Disa
mereka pun pergi ke kantin, di kantin Hilya yang sedang duduk dengan keempat sahabatnya pun di hampiri oleh Abian.
"Hilya nih buat kamu" ucap Abian yang memberikan air ke Hilya
"makasih Bian" sahut Hilya tersenyum
"cieeeee" ucap Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan sambil ketawa
"apaan sih kalian" ucap Hilya malu dan membuat Abian tersenyum
"Sama-sama, oh ya gimana perasaan kamu sudah mendingan?" tanya Abian
"sudah kok" sahut Hilya lagi
"kamu jangan sedih lagi ya" ucap Abian yang membuat Hilya kembali salah tingkah.
"ya udah aku pergi dulu ya, mau latihan basket" ucap Abian
"iya" sahut Hilya sambil tersenyum
Abian pun pergi meninggalkan Hilya dengan yang lainnya.
"Cieeee,,,,eheeemmm" ucap Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan.
"apaan sih kalian" ucap Hilya yang malu
"idih wajahnya kayak kepiting rebus" ucap Syifa.
"apaan sih" ucap Hilya
setelah dari kantin mereka kembali belajar dan akhirnya pulang.
"aku duluan ya" ucap Hilya
"iya, Hati-hati ya" ucap Kia
Hilya mengambil motornya dan langsung pulang ke rumahnya.
waktu berjalan dengan begitu cepat, sudah tiga bulan bundanya Hilya meninggal. Hilya sudah mulai terbiasa dengan setiap keadaan. waktu demi waktu, hari demi hari dan bulan demi bulan hubungan Hilya dengan Abian pun semakin dekat. Hilya semakin terbawa perasaan dengan sikap mau pun perlakuan yang berikan oleh Abian.
hari ini hari terakhir Hilya menjalankan ujiannya, sebenarnya ayahnya selalu memaksa Hilya untuk mau pindah ke Jakarta namun Hilya menolak karena ingin tetap tinggal dan bersekolah di bandung.
Hilya sudah siap-siap untuk berangkat ke sekolah, namun ponselnya berdering yang di mana ayahnya menelpon.
"Halo ayah" ucap Hilya
("halo sayang, ayah mau bilang sesuatu sama kamu"ucap ayahnya di seberang sana)
"mau bilang apa Yah?" tanya Hilya
("sayang ayah mau kamu ke Jakarta setelah ujian nanti, karena ayah mau menikah dengan tante Dewi" ucap Irwanto)
"apa, secepat ini" ucap Hilya yang mendengar ucapan ayahnya di ponsel
("sayang ini sudah tiga bulan lebih bunda mu pergi, kita harus memulai hidup baru "ucap Irwanto yang membuat Hilya menitikkan air mata)
(" lusa pernikahan ayah akan dilaksanakan, nanti pulang sekolah kamu langsung ke bandara ayah akan mengurus segalanya"ucap Irwanto lagi)
"aku tidak akan datang ayah menikah saja, lagian ayah tidak membutuhkan restu ataupun izin dari ku kan" ucap Hilya yang langsung mematikan panggilannya.
Hilya menarik nafas berat dan menghapus air matanya lalu berangkat ke sekolah. sesampainya di sekolah Hilya menjadi banyak diam kembali karena kepikiran tentang ayahnya yang akan menikah.
selama ujian Hilya tak terlalu fokus dalam mengikuti ujiannya, dia terus kepikiran dengan ayahnya.
"Hilya kamu kenapa sih?" tanya Fia
"aku gak apa-apa kok" jawab Hilya sambil tersenyum
"seriusan?" tanya Disa lagi dan diangguki oleh Hilya
"oh ya ke kantin yuk, aku laper" ucap Kia
"ayo" sahut mereka semua kecuali Hilya
"aku gak ikut ya, aku ada urusan bentar"ucap Hilya dan keluar duluan dari kelas
"Hilya kenapa ya" ucap Kia
"gak tau juga" sahut Disa
"yaudah kita ke kantin aja yuk" ucap Disa
"ayok" ucap Kia, Disa, Syifa, dan Fia barengan
Kia, Disa, Syifa, dan Fia pergi ke kantin sedangkan Hilya duduk sendirian di taman sekolah.
"sedih lagi" ucap Abian
"eh, engga kok" sahut Hilya sambil tersenyum
"tumben gak gabung sama mereka, lagi ada masalah ya" ucap Abian
"engga kok, aku gak laper aja makanya gak ikutan ke kantin" ucap Hilya
"kamu pinter ya dalam menyembunyikan kesedihan kamu" ucap Abian yang melihat kearah Hilya
"jangan sedih terus, kamu tuh harus bahagia, aku gak mau lihat kamu sedih terus" ucap Abian yang membuat Hilya melihat Abian
"Oh ya besok kan libur, kamu ikut aku ya" ucap Abian
"kemana" tanya Hilya
"udah pokoknya besok aku jemput ya" ucap Abian
"tapi.....
...****************...
...****************...
...****************...
...****************...
Hai guys terimakasih atas dukungan kalian untuk cerita ini, terus dukung author di karya-karya menarik lainnya ya.
Jangan lupa juga ikut mampir ke cerita author yang lainnya dan cerita baru juga yang berjudul ZESHA.
...----------------...
...----------------...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
...****************...
"oh ya besok kan libur, kamu ikut aku ya" ucap Abian
"kemana" tanya Hilya
"udah pokoknya besok aku jemput ya" ucap Abian
"tapi.." ucap Hilya namun langsung di sela oleh Abian
"ah gak ada tapi-tapian, pokoknya besok aku jemput jam 9 pagi oke" ucap Abian sambil tersenyum dan kemudian pergi.
saat Abian sudah pergi, Hilya yang duduk sendiri di taman di kejutkan oleh keempat sahabatnya Kia, Disa, Syifa, dan Fia.
"cieeeeee" ucap Kia, Syifa, dan Fia barengan sedangkan Disa hanya tersenyum tipis
"habis ngapain tadi berdua" ucap Syifa
"ih apaan sih" sahut Hilya yang salah tingkah
"hahahhaaha" tawa Kia, Syifa, dan Fia barengan
"yu masuk kelas yu" ucap Hilya yang mencoba mengalihkan pembicaraan
"ngomong apaan tadi dia" tanya Fia
"iya-iya tadi dia ngomong apa?" tanya Kia lagi
"ihh kalian gak boleh kepo" ucap Hilya yang berlari ke kelas
"ih Hilya tungguin aku" teriak Syifa.
Hilya, Kia, Disa, Syifa, dan Fia pun masuk ke kelas masing-masing. setelah mengikuti ujian terakhir, bel pulang pun berbunyi, dan merekapun pulang ke rumah masing-masing.
"eh neng sudah pulang" ucap bik Murni
"iya bik" jawab Hilya sambil tersenyum senang
"ya ampun neng, sumringah banget tuh wajah" ucap bik Murni yang sedang menggoda Hilya.
"apaan sih bik, biasa aja kali" ucap Hilya lagi
"Hilya masuk ke kamar dulu ya bik" ucap Hilya sopan
"Iya neng" sahut bik Murni.
malam pun tiba, Hilya makan malam bersama bik Murni.
"Neng tadi bapak telpon, katanya neng di suruh pindah ke Jakarta besok" ucap bik Murni
"Hilya gak mau bik, Hilya gak mau melihat ayah menikah dengan orang lain dan mengantikan posisi bunda" ucap Hilya yang sedang makan dengan raut wajah yang mulai sedih.
bik Murni yang mendengar ucapan Hilya juga ikut sedih karena bik Murni tau betul perasaan dan sifat Hilya apalagi bik Murni sudah merawat Hilya dari kecil.
"neng yang sabar ya" ucap Bik Murni yang menggenggam tangan Hilya
"bik kalau ayah telpon lagi, tolong bilang kalau ayah mau menikah maka menikahlah dan tidak perlu menunggu atau mengharapkan kedatangan Hilya" ucap Hilya yang kemudian pergi.
"eh neng, makanannya belum di habisin" ucap bik Murni dengan tau wajah sedih.
"Hilya sudah kenyang bik" ucap Hilya yang pergi masuk ke kamarnya.
di kamar Hilya kembali menangis mengingat bundanya.
"bunda Hilya kangen sama bunda, Hilya tidak bisa terima jika ayah mengantikan posisi bunda dengan wanita lain" ucap Hilya yang memeluk foto bundanya dan mengeluarkan air matanya.
saat Hilya sedang merindukan bundanya, ponsel dia pun berbunyi yang ternyata Abian yang melakukan panggilan video dengan Hilya.
Hilya langsung menghapus air matanya dan menerima panggilan tersebut.
"hai Hilya" sapa Abian di seberang sana
"Hai" sahut Hilya
"kamu kenapa?, kok mata kamu sembab, habis nangis ya" tanya Abian yang melihat mata Hilya
"engga kok, aku gak apa-apa" elak Hilya
"oh ya btw kenapa nelpon?" tanya Hilya lagi
"emang gak boleh kalau aku telpon kamu" tanya Abian
"ya boleh-boleh aja sih" ucap Hilya yang kemudian melihat ada seseorang yang iya kenal bersama Abian.
"eh, bentar kamu lagi sama Disa?" tanya Hilya
"iya nih, aku lagi sama Disa, tadi kebetulan ketemu pas akau ke cafe juga" ucap Abian
"Hilya" panggil Disa
"Hey, kamu ngapain ke Cafe malam-malam" tanya Hilya
"bosan aja di rumah, kamu taukan di rumah aku gimana" ucap Disa
"kenapa gak ke rumah aku aja" tanya Hilya
"Gak enak aja gangguin kamu terus" ucap Disa yang emang sudah sering ke rumah Hilya
"eh beneran deh kata Abian mata kamu sembab, habis nangis?" tanya Disa
"engga kok" elak Hilya
"oh ya udahan dulu ya, aku mau tidur" ucap Hilya
"iya, tidur nyenyak ya" ucap Disa
"eh Hilya besok jangan lupa ya" ucap Abian cepat sebelum Hilya mematikan panggilannya
"iya" ucap Hilya sambil tersenyum dan mematikan ponselnya
"Kira-kira Abian besok mau ajak aku ke mana ya" ucap Hilya yang ngomong sendiri
"semenjak bunda gak ada cuma Abian dan keempat sahabat ku yang bisa membuat aku kembali tersenyum" ucap Hilya
"mending aku tidur aja deh" ucap Hilya lagi dan tidur.
keesokan harinya setelah sholat subuh Hilya duduk di kasurnya sejenak, kemudian dia melepaskan mukenanya dan membereskan tempat tidurnya.setelah membereskan tempat tidurnya, Hilya menatap ponselnya yang ternyata sudah ada panggilan tak terjawab sebanyak 37 kali.
"sudah sebanyak 37 kali ayah menelpon ku" ucap Hilya sambil melihat ponselnya.
Hilya pun menghiraukannya, dia mengambil ponselnya dan turun ke bawah untuk melihat bik Murni yang memasak.
"pagi bik" sapa Hilya yang duduk di kursi
"pagi neng" sahut bik Murni yang sedang memasak
"nasi goreng ya bik" ucap Hilya
"iya neng" sahut Bik Murni
"wah Hilya gak sabar pengen makan" ucap Hilya
tiba-tiba ponsel Hilya kembali berbunyi.
dengan menarik nafas panjang saat melihat ternyata ayahnya yang kembali menelpon. Hilya pun menerima panggilan dari ayahnya.
"ada apa lagi yah?" tanya Hilya
("kenapa kamu begitu keras kepala Hilya, ayah sudah menyuruh mu untuk datang, besok pernikahan ayah Hilya, bagaimana bisa kamu tidak datang"ucap Irwanto dengan nada yang marah dan membuat Hilya kembali menitikkan air mata)
"Hilya akan tetap di sini yah, ayah jika mau menikah maka menikahlah" jawab Hilya
bik Murni yang melihat Hilya sudah mengeluarkan air mata langsung menghampiri Hilya dan mengusap kepalanya.
("kenapa kamu membantah ayah sekarang hah, ayah meminta mu untuk tinggal dengan ayah dan ibu baru kamu nanti, kamu bisa bersekolah di sini" bentak Irwanto)
("kamu jangan kurang ajar sama ayah, kalau kamu masih keras kepala, jangan harap ayah bakal kirim uang lagi ke kamu"sambung Irwanto)
("kalau kamu emang gak mau datang terserah, ayah tetap akan menikah tanpa kehadiran mu pun ayah akan tetap melakukan pernikahan besok"ucap Irwanto lagi dan mematikan ponselnya)
Mendengar ayahnya yang membentaknya Hilya sangat sedih, dia menangis di dalam pelukan Bik Murni.
"neng Hilya yang sabar ya neng" ucap Bik Murni yang terus mengusap kepala Hilya
"Bibi yakin neng Hilya anak yang tangguh, anak yang kuat" ucap Bik murni lagi
"sekarang kita sarapan aja, jangan ingat-ingat masalah tadi lagi" ucap bik Murni yang menaruh makanan untuk Hilya.
"makasih bik" ucap Hilya sendu
"Sama-sama neng, mari makan" ucap Bik Murni
("ya Tuhan malang bener nasib neng Hilya, tolong ya Allah kuatkan lah gadis kecil ini untuk menanggung beban ini"batin bik Murni yang melihat kearah Hilya)
"bik, Hilya mau siap-siap dulu ya, nanti teman Hilya jemput" ucap Hilya yang menaruh sendoknya di atas piring
"tapi neng abisin dulu makanannya" ucap Bik Murni
"Hilya sudah kenyang bik" ucap Hilya
"kenyang gimana, semalam neng Hilya makannya juga gak habis" ucap Bik Murni yang khawatir
"Hilya udah kenyang kok bik, beneran deh. Hilya ke kamar dulu ya" ucap Hilya dan pergi
"ya ampun neng, neng teh bisa sakit kalau begini terus. apa aku telpon adiknya nyonya saja ya buat ngasih tau masalah ini" ucap Bik Murni yang melihat kepergian Hilya.
Bik Murni pun membereskan kembali meja makan, dan setelah itu bik murni berencana untuk menelpon adik almarhumah nyonya nya yaitu tante Lola.
di kamar Hilya.....
...****************...
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...----------------...
...----------------...
Bik Murni pun membereskan kembali meja makan, dan setelah itu bik murni berencana untuk menelpon adik almarhumah nyonya nya yaitu tante Lola.
di kamar Hilya kembali menangis mengingat bentakan dari sang ayah, karena jujur saja ini pertama kali ia mendapatkan bentakan dari sang ayah.
"Hilya kangen bunda hikssss... hiksss" ucap Hilya yang menangis pelan
"ayah sekarang udah berubah bunda, ayah gak sayang lagi sama Hilya" ucap Hilya dalam tangisnya.
Hilya kemudian mengambil buku diary nya dia menuliskan suasana hatinya di dalam buku tersebut.
...* *hari ini, dimana hari pertama aku selesai melakukan ujian kenaikan kelas. biasanya setelah ujian, aku, bunda dan ayah akan pergi berlibur, tapi sekarang semenjak tidak ada bunda jangankan libur bersama ayah, mengucapkan kata selamat saja tidak ada lagi. bunda Hilya rindu bunda, Hilya belum bisa mengantikan posisi bunda dengan orang lain bunda. bunda tau, hari ini hari pertama aku mendapatkan bentakan dari ayah. Hilya tidak mau ayah menikah lagi bunda.......
...Hilya kangen bunda* *...
setelah menuliskan semua isi hatinya di buku diary, Hilya melihat kearah Jam di kamarnya dan kemudian dia teringat akan janjinya dengan Abian. Hilya menghapus air matanya, menyimpan buku diary nya dan mulai bersiap-siap untuk pergi.
setelah Hilya siap dia pun kembali turun kebawah, dia sudah sangat berusaha menutupi mata sebabnya supaya Abian tidak tau kalau dia habis menangis.
"neng baru aja bibi mau nyamperin neng ke kamar" ucap Bik Murni
"ada apa bik" tanya Hilya
"itu di luar ada teman yang nyariin neng" ucap Bik Murni
"cowok ya?" tanya Hilya
"iya neng cowok, mana kasep pisah lagi" ucap Bik Murni yang membuat Hilya tersenyum
"bibi ada-ada aja, Hilya berangkat dulu ya bik" ucap Hilya yang tersenyum dan berpamitan pada bik Murni.
"ya ampun neng Hilya,, neng tu kalau tersenyum meni geulis pisan, semoga senyuman itu selalu melekat di wajahnya neng Hilya" ucap bik Murni yang melihat kepergian Hilya.
"udah lama ya" tanya Hilya yang baru keluar
"engga kok, baru aja" jawab Abian sambil tersenyum
"btw kamu cantik banget hari ini" ucap Abian yang memuji Hilya
"kamu bisa aja" jawab Hilya yang malu
"ya udah yuk berangkat sekarang" ucap Abian yang menyerahkan helm ke Hilya
"ayok" sahut Hilya yang memakai Helm nya.
Hilya pun naik ke motor Abian.
"pegangan ya" ucap Abian
"I..iya" jawab Hilya yang gugup dan kemudian mengambil bagian di pundaknya
"kalau naik motor pegangannya di sini, jangan sampai nanti kamu jatuh Hilya" ucap Abian yang menarik kedua tangan Hilya untuk memeluk pinggang nya.
Hilya yang mendapatkan perlakuan tadi mereka degdegan.
("makasih ya Bian kamu udah mau menjadi sumber senyumku sekarang. di saat ayah selalu membuat aku sedih, kamu selalu datang untuk membuat ku kembali tersenyum "batin Hilya)
mereka pun berangkat menuju ke suatu tempat yang ingin Abian tunjukkan pada Hilya.
sedangkan di rumah bik Murni menelpon mbak Lola.
" assalamu'alaikum bak Lola "ucap bik murni di ponselnya
(" Wa'alaikum salam bik, gimana kabar Hilya?"tanya Lola)
"itu mbak, Bapak mau nikah lagi" ucap bim Murni
("apa?, menikah lagi?, secepat ini"ucap Lola yang kaget)
"iya mbak, makanya neng Hilya marah dengan bapak, apalagi tadi bapak terus memaksa neng Hilya buat ke Jakarta, sampai-sampai neng Hilya di bentak mbak" ucap Bik Murni
("di bentak, ya Tuhan ada apa dengan mas Irwanto"ucap Lola yang terkejut)
"bahkan waktu ibu meninggal setelah sorenya mbak Lola pamit pulang ke Semarang, malamnya bapak juga berpamitan pada neng Hilya buat balik ke Jakarta" jelas Bik Murni
("keterlaluan mas Irwanto, dia meninggalkan anaknya sendiri dalam masa berduka, di mana letak hatinya sekarang "ucap Lola yang emosi)
(" sekarang Hilya mana bik?"tanya Lola yang mengkhawatirkan keponakannya tersenyum)
"neng Hilya sudah pergi dengan temannya, mungkin untuk menenangkan pikirannya" ucap bik Murni
("ya sudah bik, sekarang saya akan segera ke Bandung "ucap Lola)
"baik mbak" ucap bik Murni.
bik murni pun merasa lega karena kedatangan tante Lola nanti.
di motor, Hilya menikmati perjalanan yang ia lakukan bersama Abian, mereka juga ngobrol banyak hal di motor.
"kita berhenti di cafe itu dulu ya" ucap Abian
"iya terserah sama kamu aja" jawab Hilya.
Abian pun berhenti di salah satu cafe.
"kita duduk di sini aja ya"ucap Abian
"boleh, di sini juga bagus pemandangannya" ucap Hilya sambil duduk.
"kamu mau pasan apa?" tanya Abian
"aku mau coklat cheesecake sama minumnya coklat dingin" ucap Hilya sambil tersenyum
"oke aku pesan dulu ya" ucap Abian dan pergi
Hilya terduduk sendirian dia kembali melamun mengingat kejadian tadi pagi, di tambah lagi ayahnya akan menikah besok.
Hilya memandangi setiap pemandangan yang di sekitar, dia juga berpikir dulu dia akan pergi jalan-jalan atau libur dengan bunda dan ayahnya, tapi sekarang dia pergi dengan Abian.
"hey lama ya" ucap Abian yang mengejutkan Hilya
"eh engga kok" ucap Hilya yang terkejut
"kamu kenapa, kok terkejut gitu, habis ngelamun ya" ucap Abian
"engga kok" jawab Hilya
"btw kita mau ke mana sih?" tanya Hilya
"ada deh, nanti kamu lihat aja sendiri" ucap Abian tersenyum
pesanan mereka pun sampai.
"kamu pesan nasi?" tanya Hilya
"iya aku leper, soalnya belum makan tadi hehe" ucap Abian sambil tertawa kecil
"ya ampun Bian kenapa kamu belum makan" tanya Hilya
"soalnya aku pengen cepat ketemu sama kamu" ucap Abian yang membuat Hilya salah tingkah
"ada-ada aja ih" ucap Hilya.
"hahahha" tawa Abian yang melihat tingkah Hilya
"btw kamu suka coklat?" tanya Abian sambil makan
"iya, aku suka banget sama coklat" ucap Hilya sambil memakan Coklat Cheesecake nya
"kenapa kamu suka banget coklat?" tanya Abian
"menurut aku coklat itu gak cuma manis doang, tapi bisa balikin mood seseorang yang hancur jadi baik kembali. makanya aku suka coklat karena aku mau mood aku tuh baik terus" ucap Hilya
"pantesan kamu manis kaya coklat" ucap Abian
"ihhh aneh deh" ucap Hilya
setelah selesai makan mereka berdua pun melanjutkan kembali perjalanannya. Hilya sangat menikmati perjalanannya dengan Abian. dia tertawa bahkan sesekali melepaskan kedua tangannya untuk menikmati angin dan juga suasana di perjalanan. Hilya juga sedikit demi sedikit sudah melupakan tentang kejadian tadi pagi.
setelah perjalanan yang panjang mereka pun sampai di pantai.
"pantai?" tanya Hilya yang turun dari motor
"iya indahkan?" tanya Abian lagi
"iya bagus benget pemandangannya" ucap Hilya takjub
"ayo kesini" ucap Abian yang kemudian menarik tangga Hilya.
"oh ya aku mau tutup mata kamu dulu" ucap Abian yang menutup mata Hilya dengan kain
"hah ngapain" ucap Hilya yang kebingungan
"udah percaya aja sama aku" ucap Abian
"kamu gak ada niat mau jahatin aku kan" ucap Hilya yang ketakutan saat matanya di tutup
"engga lah, kamu percaya aja sama aku" ucap Abian lagi
Abian menuntun jalan Hilya sampai ke pinggir pantai yang tempatnya sudah di dekor dengan indah.
(Ilustrasinya begini)
"awas hati-hati, angkat dikit kaki kamu" ucap Abian
"gini?" tanya Hilya yang mengangkat sedikit kakinya.
"iya Hati-hati" ucap Abian
"kamu duduk di sini" ucap Abian lagi
"sekarang aku buka kainnya, kamu buka matanya oke" ucap Abian dan di anggukin oleh Hilya.
****************
****************
****************
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!