NovelToon NovelToon

Pengorbananku Di Hargai Pengkhianatan

BAB 1. GELISAH _PDHP

"Dari mana mas? tanya Luna kepada suaminya yang baru pulang pukul dua dini hari. Padahal jam pulang kantor itu pukul lima sore. Tapi Bram kembali kerumah sampai pukul dua dini hari. Bram beralasan kalau dirinya lembur di kantor. Luna sudah ngecek ke kantor, tidak ada satupun karyawan yang lembur.

Hati Luna sangat gelisah saat itu, selama ini setiap kali suaminya telat pulang dan selalu bilang lembur. Luna masih berusaha untuk percaya.Tapi entah mengapa Luna tampak gelisah dan seolah dirinya tidak percaya sedikitpun kali ini kepada suaminya.

Apalagi akhir akhir ini, suaminya selalu lembur. Dan Luna cek ke kantor, dia selalu tidak Ada. "Ada apa ini? mengapa mas Bram selalu pulang larut malam? pertanyaan itu yang timbul di hati Luna.

"Jawab mas! Mas dari mana? tanya Luna kepada suaminya yang tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Kan, aku sudah bilang kalau aku lembur!" ucap Bram.

"Lembur?

"Sampai jam segini?

"Iya," jawab Bram singkat.

"Mas tidak perlu bohong! Luna sudah cek ke kantor tapi mas tidak ada! Lebih baik mas jujur sama Luna, mas darimana saja?"

"Kau kalau di bilangin ngak pernah percaya! ah sudah lah, aku capek mau tidur, Ngantuk!" ucap Bram sambil meninggalkan Luna di ruang tamu sendirian.

Sedangkan Bram memilih untuk masuk kedalam kamar dan membaringkan tubuhnya, Setelah mengganti bajunya. Luna sangat kesal, ditinggal begitu saja oleh suaminya. Luna menyusul Bram masuk ke kamar. Ia sudah melihat Bram tertidur pulas mengarungi alam mimpinya.

Karna masih penasaran, Luna mencari ponsel milik Bram. Tapi, ketika dirinya sudah menemukannya, Luna terhenyak ketika melihat ponsel milik Bram pola ponselnya sudah di ganti. Dan WhatsApp juga sudah tidak bisa di buka oleh Luna lagi, karna sudah menggunakan kode pin. Hal itu membuat Luna semakin curiga sama suaminya.

"Apa yang kamu sembunyikan dariku mas? kenapa kamu seperti ini, pakai kamu ganti pola ponselmu segala?" gumam Luna dalam hati sambil memperhatikan raut wajah suaminya yang sudah tertidur pulas.

Malam itu, Luna sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Pikirannya berkecamuk. Ia mencoba membuka layar ponsel suaminya. Tapi tak kunjung dapat ia buka. Membuat luna semakin penasaran.

Keesokan paginya, Bram terbangun dari tidurnya. Dia sudah tidak menemukan Luna di sampingnya. Ia mencari cari istrinya.

"Lun..... sayang kamu dimana?

"Lun....!!!

Tak ada sahutan dari Luna, Kaena Luna sudah lebih awal pergi ke kantor. Ia terus mencari keberadaan Luna, hingga salah satu tetangga yang mendengar Bram memanggil nama istrinya, menghampiri Bram.

"Loh nak Bram cari Luna toh?"

"Iya Bu, ibu lihat Luna?"

"Luna sudah pergi ke kantor." emangnya Luna tidak pamit?

"Bram terdiam tidak menjawab.

"Loh nak Bram kok bengong? ngak ngantor hari ini?

"Ngantor Bu, ini sudah mau siap siap." ucap Bram yang dibalas anggukan dari ibu Armi yang merupakan Adik dari Ayah Bram. Kebetulan tempat tinggal Ibu Armi tidak terlalu jauh dari rumah Yang di tempati oleh Luna dan juga Bram.

Ibu Armi berlalu meninggalkan Bram, Bram masuk kedalam rumah. "Apa Luna masih marah kepadaku?" dan kenapa Luna meninggal Ku tanpa membangunkan aku?" gumamnya dalam hati. Sembari melangkah masuk kedalam kamar mandi berniat untuk membersihkan diri.

Setalah kurang lebih lima belas menit di dalam kamar mandi, Bram bergegas menggunakan baju kerjanya. "Biasanya Luna menyiapkan baju kerja ku kenapa ini hari tidak? gumam Bram dalam hati.

Bram memastikan penampilannya Sudah tampak rapi ia bergegas masuk kedalam mobil miliknya, dan melajukannya ke arah jalan raya menuju kantor Darmawangsa Group. Yang mana perusahan ini merupakan perusahaan milik paman Luna.

Sepanjang perjalanan, Bram merutuki dirinya sendiri yang telat bangun dan ceroboh. Ia kwatir Luna akan mencurigainya. Padahal Luna memang sudah lama curiga kalau Bram menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi Luna tidak tau pasti, apa yang di sembunyikan oleh suaminya darinya.

Bersambung.....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏

JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓

JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." MENJANDAKAN ISTRI DEMI JANDA"

BAB 2. PESAN WHATSAPP _ PDHP

Keesokan harinya Bram pulang lebih awal. Ia khawatir kalau Luna akan semakin mencurigainya.

"Assalamualaikum," Sapa Bram ketika dirinya sudah menghentikan mobil miliknya dan keluar dari dalam mobil.

"Waalaikumsalam Mas." sahut Luna seolah dirinya tidak memiliki curiga terhadap suaminya.

Luna membantu suaminya membawa tas dan jas seperti biasa ia lakukan setiap hari. Luna menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Masak apa kamu sayang?" tanya Bram kepada Luna berbasa-basi.

"Masak makanan kesukaan Mas. Sebenarnya Luna ragu untuk memasak. Tadi Luna kira Mas lembur lagi hari ini. Tapi entah mengapa kata hatiku mengatakan kalau mas pulang agak cepat hari ini. Sehingga luna akhirnya memasak."ucap Luna sambil menghidangkan menu makanan kesukaan suaminya.

"Wah, kalau menunya seperti ini pasti aku akan makan lahap." ucap Bram senyum sumringah menatap Luna. Luna membalas Bram dengan senyuman. Lalu mempersilahkan suaminya untuk mencicipi menu makanan itu, dan Luna juga meminta komentar dari suaminya tentang masakannya.

"Bagaimana mas, enak tidak?" tanya Luna penuh selidik.

"Luar biasa, kamu memang sangat mengetahui makanan kesukaan Mas membuat mas semakin jatuh cinta kepadamu." ucap Bram sambil mengedipkan matanya sebelah kepada Luna membuat Luna tersipu malu.

Makan malam telah usai, kini Bram sibuk dengan layar ponselnya. Dari layar kaca meja rias Luna, ia memperhatikan pola ponsel milik suaminya dan Luna sudah menghafal Bagaimana cara membuka layar ponsel suaminya.

Hati luna bergetar seolah dirinya seperti Ingin mencuri sesuatu. Ia berdoa agar suaminya tidur lebih awal. Ia ingin sekali melihat apa saja yang disembunyikan suaminya di layar ponselnya. Entah karena faktor kelelahan, akhirnya Bram tertidur pulas dengan memegang ponsel di tangannya.

Luna memperhatikan suaminya yang sudah tertidur pulas. Lalu pelan-pelan ia meraih ponsel itu. Luna mulai membuka pola ponsel itu dan akhirnya terbuka juga. Apalagi beberapa minggu belakangan ini, tak ada lagi cumbu mesra penghantar tidur untuk mereka berdua. Ini semakin meyakinkan luna jika Bram memang sedang menyembunyikan sesuatu.

Luna masih penasaran apa yang disembunyikan dari suaminya. Setelah Luna membuka layar ponsel suaminya, Luna segera keluar kamar untuk mengecek isi benda pipih itu. Mencari tahu apa yang sebenarnya ia sembunyikan.

Di sini Luna sekarang, duduk di sofa ruang tamu. Pertama luna cek panggilan masuk. Tertera nama seseorang di sana panggilan masuk pada pukul 5lina sore. Itu kan, waktu Bram akan pulang dari kantor. Yang Bram mengatakan kalau itu panggilan dari teman kantornya, melainkan seorang perempuan yang bernama Vanessa.

"Siapa dia sebenarnya? dan untuk apa ia mengajak Mas Bram? hingga Mas Bram sampai membohongiku, sudah itu panggilan darinya terlalu sering. Dan setiap kali mendapat sambungan telepon darinya, Mas Bram selalu beralasan lembur.

Tak membuang waktu lama, Luna segera membuka aplikasi berwarna hijau, dan benar isi chat teratas tertulis nama Vanessa. foto profilnya boneka. Luna langsung membuka isi chat mereka.

"Mas, jangan lupa nanti malam datang ke rumah ya, Aku kangen nih."

"Iya sayang, nanti setelah pulang kerja aku ke sana."

Luna menutup mulutnya rapat-rapat agar tak ada suara lolos dari mulutnya. Karena tersentak saat membaca cat janjian mereka, seketika terasa nyeri di hati ini. Melihat suaminya menyebut kata sayang pada perempuan lain. Tak ada chat lain selain dua chat itu. Mungkin chat sebelumnya sudah dihapus oleh Bram.

Selain chat dengan Vanessa, tak ada lagi yang menurutnya aneh. Dari aplikasi itu, beralih ke aplikasi berwarna biru. Baru saja luna klik aplikasi warna biru itu, sebuah notifikasi terlihat pada jendela layar. Sebuah cat pesan dari messenger Vanessa masuk.

"Mas, Terima kasih ya untuk semalam, kamu luar biasa." Disertai dengan emoticon kiss dan gambar hati.

Ketika pandangan mata luna meremang, dipenuhi oleh bulir bening yang menyisakan keluar dari sarangnya.

Air bening mengalir begitu deras di wajah cantik Luna. Seiring dengan suasana hati yang perih bak tertusuk sembilu. Sakit dan perih itu yang luna rasakan.

Luna tidak membuka notifikasi itu, hanya membaca dari tirai layar ponsel milik suaminya Bram. Luna tak ingin Bram curiga kalau Luna telah membuka ponselnya.

"Entah Apakah ini sebuah musibah atau sebuah anugerah. Yang jelas Allah masih sayang pada Luna, Allah telah tunjukkan pada Luna karena beberapa hari belakangan ini luna sibuk mencari kesalahan apa yang ia lakukan pada Bram atas perubahan sikapnya. Kini semua telah Allah tunjukkan mengapa ia berubah, rupanya ini jawabannya.

Setiap kali Luna bertanya kepadanya Bram selalu mengatakan lembur, tapi setiap kali Luna mencari tahu mengecek ke kantor tak pernah Bram lembur di kantor. Apa mungkin Bram di rumah wanita itu? jawabannya hanya Bram yang mengetahuinya. Tapi dari isi chat yang dibaca oleh Luna, kalau selama ini Bram berada di rumah wanita itu.

Luna mendongakkan kepalanya. Dalam hati Luna terus beristighfar, sembari menata hati.

"Apakah kau sudah bosan denganku Mas? hingga kau berpaling pada wanita lain.

" Apakah rumah tangga kita selama sepuluh tahun ini harus hancur karena pengkhianatan mu mas!

" Apakah kau lupa saat kita dulu mulai semuanya dari nol? hingga kini kau sukses seperti sekarang ini?

" Apakah kau lupa aku menentang seluruh keluargaku untuk dapat menikah denganmu, karena aku sangat mencintaimu?

"lantas saat kau sudah sukses dan bekerja di perusahaan pamanku, dan jabatanmu sudah tinggi di sana kamu telah terbuai dengan wanita lain?"

"Tidak! aku tidak rela kau mencampakkan aku begitu saja mas!" batin Luna geram.

Luna melanjutkan mengecek media sosial berwarna biru akun sosial suaminya. Dan berselancar Di sana, Ia terus menggulir layar ponsel suaminya tak ada postingan suaminya yang ganjal. Ibu jari Luna kemudian mengerahkan pada fitur kembali ke messenger

Seketika mata Luna membulat sempurna. Melihat chat suaminya yang dengan seorang wanita bernama Vanessa. Yang Luna yakini Dia adalah orang yang sama.

"Mas kapan kamu akan menceraikan istrimu?

"Aku akan memikirkannya nanti, selagi dia belum curiga, Tak perlulah buru-buru menceraikannya."

"Tapi aku mau memilikimu seutuhnya Mas!"

"Iya sayang, kamu yang sabar ya nanti akan Mas urus dulu."

"Iya, tapi jangan lama-lama ya. Aku sudah tidak sabar ingin bersanding denganmu."

Itu rentetan isi chat mereka. Hati Luna semakin sakit bagai tertusuk duri tajam bertubi tubi. Istri mana yang tak sakit hati mendapati suami yang di cintanya telah berpaling pada wanita lain. Semua bukti ini sudah cukup jelas bagi luna. Sudah cukup memberi jawaban atas perubahan sikap Bram.

lalu Luna screenshot semua pesan Whatsapp dan pesan messenger yang masuk ke layar ponsel suaminya. Lalu ia kirimkan ke layar ponselnya untuk bukti-bukti kelak jika diperlukan. Kemudian ia menghapus seluruh yang dikirimkan oleh Luna dan screenshot yang ia ambil sendiri, agar Bram tidak mengetahuinya.

Luna segera masuk ke kamar dan meletakkan kembali ponsel ke atas nakas. Jam dinding menunjukkan pukul 24.03 tengah malam , Luna mengambil wudhu dan menunaikan sholat tahajud sholat sunnah yang sering luna kerjakan selama ini.

Usai melaksanakannya hatinya merasa tenang. Dalam kedamaian Luna bersujud. bermunajat memohon pada sang khalik sang pemilik hati agar luna kuat demi anaknya Khairul.

Pagi hari seperti biasa jam 06.30 pagi, Luna sudah menghidangkan makanan di meja makan. Sengaja Luna lebih banyak diam tak banyak bicara seperti biasanya. Luna mencoba cuek pada Bram. Kalau dia bisa seperti itu, kenapa aku nggak! yang penting Luna sudah melaksanakan kewajibannya menyiapkan makanan untuknya, meskipun rasanya tidak setulus sebelumnya.

Bersambung.....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏

JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓

JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." MENJANDAKAN ISTRI DEMI JANDA"

BAB 3. SINGA SIAP MENERKAM _ PDHP

Terlihat Bram keluar kamar sudah rapi, mengenakan baju kemeja putih dan menenteng tas laptop di tangannya. Luna berjalan menuju kamar Khairul, rasanya belum siap Luna menatap wajah suaminya yang sudah jelas telah mengkhianati cintanya.

Khairul masih nyenyak tidurnya. Dengan lembut, luna mengusap pipi tembam putranya. Ia menggeliat dan kembali terlelap.

"Khairul... bangun Nak, sudah siang!" ucap Luna sambil duduk

lembut di sampingnya. Luna mengusap rambutnya lurus putranya perawakan rambut ayahnya. Khairul kembali menggeliat dan perlahan membuka matanya.

"Hmmm Iya Ma." ucapnya dengan mengucek mata.

"Bangun yuk, mandi. Terus sarapan kan, hari ini Khairul harus sekolah." terang luna merapikan baju anaknya yang tersingkap. Luna menuntunnya Turun Dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi.

letak kamar mandi yang berdekatan dengan dapur dan meja makan. Terlihat Bram sedang menikmati sarapannya sambil tangannya asik dengan gawainya. Sesekali terlihat ia senyum-senyum sendiri menatap benda pipih itu. Hingga Luna dan Khairul memasuki kamar mandi pun ia tak sadar. Luna yakin dia mungkin sedang berkirim pesan dengan Vanessa gundiknya itu.

"Ma ....Mama kenapa, Kok cemberut gitu?" ucap Khairul tiba-tiba mungkin memperhatikan mimik wajah luna yang tak seperti biasanya.

"Nggak kok Sayang, Mama nggak apa-apa." jawab luna mengulas senyum untuk buah hatinya.

Setelah selesai memandikan Khairul, luna dan Khairul kembali ke kamar Khairul untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Luna mencarikan baju seragam Khairul di dalam lemari bajunya. Sedangkan ia sendiri Luna suruh mencari kaos dalam dan miliknya biar cepat.

"Lun...."Aku berangkat ya!"

terdengar teriakan Bram akan berangkat ke kantornya. Ngak ada niat untuk menghampiri luna dan Khairul di kamar sekedar untuk berpamitan. Benar-benar sudah berubah. Sepertinya dia memang sudah tak peduli lagi dengan Luna dan juga Khairul.

Luna mempersiapkan Khairul untuk berangkat sekolah. Karena setelah itu dia harus pergi ke kantor, yang kebetulan Luna sebagai seorang pegawai negeri sipil.

Luna tak menyahuti teriakannya. Bagi Luna itu sudah tak penting lagi.

Luna membuang nafas kasar mendengar teriakannya. Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil menyala dan perlahan menjauhi rumah mereka. "Kamu boleh acuh sekarang Mas, tapi lihat nanti kamu pasti akan menyesal!" cetus Luna dalam hati.

Khairul menghabiskan sarapannya dengan lahap tanpa banyak bicara seperti malam tadi. Mungkin ia juga tahu waktunya sudah mepet untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa Ia juga meraih segelas susu yang sudah disiapkan oleh luna dan meminumnya hingga habis tanpa sisa.

luna menyalakan mesin motor miliknya dan Khairul sudah siap duduk di jok belakangnya. Padahal bisa saja Bram menghantarkan mereka terlebih dahulu, baru dia berangkat ke kantor. Tapi itu sudah tidak dilakukan Bram lagi dan memilih membiarkan istri dan anaknya naik motor pergi ke sekolah dan ke kantor.

"Ayo nak." ujar luna meraih tangannya dengan menggandengnya hingga depan pintu ruang kelasnya.

Luna mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh bocah berusia enam tahun ini. Luna memandangi wajah polos yang murah senyum itu.

"Belajar yang rajin ya nak, nanti jam 12.00 Mama jemput kamu lagi." ujar Luna menangkup kedua pipi tembem putranya. Untung saja kantor Luna tidak terlalu jauh dari sekolah Khairul. Sehingga dia bisa menyempatkan diri untuk menjemput Khairul putranya.

"Iya Ma." jawabnya tersenyum

"Iya nak, jangan nakal. Sayangi teman okey!" dia mengangguk kemudian meraih tangan luna dan mencium punggung tangan luna.

Khairul pun berlalu memasuki ruang kelasnya. Luna memandangi punggungnya yang tertutupi tasnya. Setelah memastikan ia sudah masuk, Luna bergegas untuk pergi ke kantor karena masih banyak tugas negara Telah menanti.

Lalu Luna berangkat ke kantor yang lokasinya tidak terlalu jauh dari sekolah Khairul.

****

Siang harinya Luna menjemput Khairul di sekolah. lalu menghantarkannya pulang ke rumah. Memberikan Khairul makan siang terlebih dahulu. Setelah istirahat sebentar, Ia pun menghantarkan Khairul Kembali ke pengajian. Kemudian Luna kembali berangkat ke kantor sampai sore tiba.

Pukul 16.30 Luna sudah pulang dari kantor terlebih dahulu, lalu langsung menjemput Khairul dari tempat pengajian.

Luna melajukan kuda besinya membelah jalanan komplek perumahan. Sampai di rumah, Luna langsung berkutat dengan cucian, Memilih baju yang akan dimasukkan ke mesin cuci. Serta mengecek satu per satu saku baju dan celana. Khawatir ada benda yang tertinggal dan bisa jadi merusak benda tersebut jika ikut tergiling di dalam mesin cuci.

Kening Luna seketika mengernyit saat mata Luna menangkup sebuah noda merah muda di kerah kemeja milik Bram. Noda Itu tampak begitu jelas menempel pada kemeja lengan pendek polos berwarna putih itu.

Jelas sekali ini bukan lipstik punya Luna. karena Luna Jika di rumah jarang sekali memakai benda itu. Sekilas Luna mengingat Bram memakai baju ini, saat lembur malam itu dan kembali ke rumah pukul dua dini hari. Luna yakin ini lipstik milik perempuan yang bernama Vanessa itu.

Dugaan Luna semakin kuat setelah beberapa bukti ditemukan olehnya. Mungkin mulai saat ini Luna harus mencari tahu sendiri sejauh mana hubungan mereka. Sepandai-pandainya ia menyimpan kebohongan, pasti akan terbongkar juga. Itulah yang dirasakan oleh Luna satu demi satu telah Allah tunjukkan pada luna perbuatan suaminya Bram.

Luna meremas kuat noda lipstik itu di tangannya. Luna Tak rela pelakor itu merenggut kebahagiaan keluarganya. Dan Bram sudah berani membohonginya. Luna tak menyangka Bram tega menghancurkan rumah tangga mereka yang mereka bina selama sepuluh tahun ini. Dan lebih memilih berpaling Dengan wanita murahan itu." Luna emosi

"Lihat saja mas, aku yang terlihat lemah dan penurut selama ini, akan menjadi singa yang siap menerkam siapapun yang berani mengusik ketenanganku."

Segera luna menyelesaikan semua pekerjaan rumah, dan mulai menyusun langkah apa yang akan Luna lakukan untuk mengatasi semua permasalahan yang tengah menguji rumah tangganya.

Mengenai sikap datar dan dinginnya Bram sudah tak dipikirkan lagi. Karena Luna sudah menemukan jawabannya. Memang Luna juga harus belajar cuek seperti yang dilakukan Bram terhadapnya. Luna berusaha mendapat semua rasa sakit hatinya. Luna harus tegar demi Khairul.

Luna tak terima dengan pengkhianatan ini. sekian tahun Luna mencoba sabar dan bertahan mendampinginya dalam keadaan susah sekalipun, Luna ikhlas. Tapi jika sudah pada masalah perselingkuhan, Luna tak akan tinggal diam. "Apa ini balasan atas kesetiaan dan pengorbananku selama ini mas?" tanya Luna dalam hati

Luna meraih benda pipih miliknya dan mencoba menghubungi Bram di kantor.

Beberapa kali Luna mencoba menghubungi tapi tak diangkat. Luna mencoba menghubunginya sekali lagi.

"Hello..."

"Degh

Seketika pandangan luna meremang dia kaget bukan kepalang, mendengar suara seorang wanita yang mengangkat panggilannya. Asupan oksigen dalam tubuh luna akan menipis, dengan dada naik turun. Luna mencoba tenang menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya pelan-pelan.

"Halo ini siapa?

" Kenapa ponsel suami saya ada sama kamu? "Dimana Mas Bram? ucapnya tanpa basa-basi.

Panggilan telepon seluler itu langsung terputus.

Luna mendengus kasar CK, "Dia mematikan sambungan teleponnya."

"Pasti Bram sedang bersama perempuan itu." batin Luna geram.

Bersambung.....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏

JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓

JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA MORATA YANG BARU TERBIT." MENJANDAKAN ISTRI DEMI JANDA"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!