Malam itu setelah usai bekerja lembur di pabrik Michiko Uehara gadis berusia 20 tahun,berperawakan,langsung semampai dan berambut coklat lurus ini berjalan sendirian di lorong pabrik dia melewati gudang penyimpanan barang karena betugas piket hari ini.
Michi hanya seorang buruh pabrik sepatu dan malam ini giliran dirinya bertugas piket untuk memeriksa kelengkapan barang di grupnya.
"Nah...sudah lengkap semuanya"ucapnya masih bersemangat.
Beberapa temannya yang juga bertugas piket dari grup meja lain,sudah lebih dahulu pergi meninggalkannya,dan kini Michi sendirian di gudang,dia bertugas untuk mematikan lampu utama dan menutup pintu gudang.
Namun saat dirinya baru keluar gudang penyimpanan ada seseorang yang menariknya kedalam gudang lagi,tangan besar dengan kekuatan besar.
"Lepaskan siapa anda lepaskan saya"Michi berusaha berontak,dia belum mengenali dengan jelas siapa pria yang menyeretnya masuk kedalam gudang ini,karena lampu menyala temaram,lampu utama di matikan olehnya tadi saat dirinya bersiap keluar gudang.
Tapi pria besar itu tidak juga melepaskannya,Michi meronta dan berteriak meminta pertolongan tapi tak ada satu orang pun yang mendengar teriakannya.
Michi berusaha sekuat tenaga melawan pria di hadpannya ini.
Michi sangat ketakutan gadis berusia 20 tahun itu sangat ketakutan melihat pria di hadapnnya ini yang sepertinya sedang mabuk.
Pria itu tak melepaskan dirinya meski dirinya sudah melawan sekuat tenaga namun tetap saja kalah.
Srek...
Lengan kemeja seragam Michi sobek saat pria itu terus memaksa Michi melayani nafsu bejatnya.
Michi akhirnya mengenali pria di hadapannya ini,saat pria itu begitu dekat dengan wajahnya,dia adalah CEO perusahaan ini yang bernama Agung.
"Ayolah Katrine jangan sok jual mahal bukan kah kita biasa melakukannya"ucapnya dengan nada mabuk.
"Saya bukan Katrine saya Michi pak lepaskan saya pak"Michi terus berontak.
"Hem...sejak kapan kau ganti nama sayang..."Agung mulai mencumbui wajah Michi.
Saat ini Agung sudah berhasil mengunci tubuh Michi.di bawahnya dan Michi sulit bergerak.
"Aaaaaa"Michi berteriak saat Agung mulai melepaskan semua yang di pakainya.
Michi menangis sekancangnya namun Agung yang masih dalam pengaruh alkohol tak mendengarkannya dan terus berbuat sesukanya pada Michi.
Hingga akhirnya kesucian Michi di renggut oleh Angung malam itu juga.
Michi berjalan terseok seok menuju pintu gudang namun Agung tak melapaskannya sebelum dia puas,hingga akhirnya Michi pingsan disana.
Hingga malam semakin larut hingga waktu menunjukan pukul 2 dini hari.
Agung tersadar dari tidurnya dia tertidur setelah menggagahi Michi berkali-kali hingga Michi pingsan.
Agung terkejut saat mendapati dirinya.berada di gudang bersama seorang gadis yang tidak dia kenal bahkan tanpa pakaian.
Agung melihat bercak darah di lantai.
"Akh sial"gumamnya dia menyadari kesalahannya semalam.
Sore menjelang malam krmarin Agung meneguk minuman beralkohol tinggi di kantornya,dirinya kecewa setelah melihat foto kiriman dari orang suruhannya yang bertugas mengawasi gerak gerik pacarnya di luar negeri,saat dia mabuk karena meminum alkohol dirinya yang sangat kecewa karena dia mendapatkan laporan pacarnya selingkuh di luatan sana,malah memutuskan berjalan-jalan di lorong gudang setelah menegak minuman beralkohol tinggi itu.
Michi tersadar dari pingsannya mendapati Agung sudah memakai pakaiannya,Michi ketakutan saat itu bahkan gadis itu masih polos seperti bayi,dia gemetaran ketakutan memgingat kejadian yang di alaminya semalam,memeluk dirinya sendiri karena takut dengan.orang yang ada di hadpannya akan melakukan hal yang sama padanya lagi.
Agung yang melihat itu mendekat pada wajahnya.
"Jangan ceritakan hal ini pada siapa pun"bisiknya mengamcam,bahkan dia menarik rambut Michi ke arah belakang sangat keras hingga kepala Michi mendengak ke arahnya.
"Kalau tidak ingin diri mu lebih hancur dari ini mengerti?!"ucap Agung dingin.
Agung memang pria yang sangat tampan namun arogan dan sombong dia bahkan tak segan memecat seseorang tanpa pesangon hanya karena masalah kecil saja.
Agung mengeluarkan dompetnya dan melemparkan satu ikat uang berwarna merah ke arah Michi.
"Untuk bayaran mu semalam"ucap Agung tanpa belas kasihan,dan dia pun berlalu dari hadapan gadis yang ternoda itu.
Michi menangis sesegukan dia memamakai lagi pakaiannya dan tidak mengambil selembar pun uang yang di lemparkan Agung padanya.
Michi kesulitan melangkah menuju tempat kostnya yang letaknya cukup jauh dari pabrik.
Sampai di kamar kostnya dirinya menangis sejadi-jadinya karena peristiwa semalam yang sangat menyakiti dirinya.
"Hiks...hiks...apa salah ku ya...allah kenapa kau menghukum ku seperti ini"Michi tersedu meratapi nasib buruknya yang di alami malam ini.
Di perkosa dan di hina oleh pria yang menodainya sungguh sangat menyakitkan bagi Michi.
Hingga tiga hari berlalu.
Michi tak kunjung datang bekerja di pabrik lagi hingga sahabatnya menemuinya di kostannya.
Melihat keadaan Michi yang sangat tak karuan membuat sahabatnya Pingki sangat khawatir.
"Michi elu kenapa?kok nggak kerja-kerja pak Narto nanyain loh,elu nggak ada kabarnya?"tanya Pingki khawatir.
"Elu sakit?"tanya Pingki.
Michi hanya mengangguk saja,dirinya tak bicara sepatah kata pun.
"Kita ke klinik ya sekarang"ajak Pingki.
Michi hanya menggeleng saja tidak mau kamana-mana,Pingki jadi bingung.
"Chi bilang elu kenapa?"tanya Pingki lembut.
"Gue nggak apa-apa Ki...mungkin gue bakalan cari tempat kerja baru"ucap Michi akhirnya dia berbicara juga.namun dirinya tak menceritakan kejadian yang di alaminya beberapa malam yang lalu itu.
Hingga akhirnya Michi keluar dari pabrik dan bekerja di pabrik Roti yang tak jauh letaknya dari sana.
Namun eaktu trrus berlalu dengan cepat dan tak terasa dua bulan kemudian.
Michi merasa ada yang aneh dengan tubuhnya,dirinya sering merasa pusing dan mual,bahkan dirinya mengamati dirinya belum kedatangan tamu periodenya selama dua bulan ini.
"Nggak mungkin kan?"gumamnya saat melihat kalender di kamarnya.
Tak lama ada yang mengetuk pintu kamar kostnya,dan dia pun membukanya ternyata itu Pingki sahabatnya yang mengantarkan makanan untuknya.
Pingki melihat gelagat aneh Michi yang terlihat sangat khawatir.
"Elu kenapa?"tanya Pingki lembut.
"Ki...kayanya gue hamil"ucap Michi pelan.
"HAH...."Pingki terkejut sampai berteriak.
"Ups sorry elu kaget ya...sama Satria?"Pingki langsung mengecilkan suaranya,karena yang dia tahu Michi memang mempunyai kekasih bernama Satria tapi pria muda itu jarang datang karena bekerja di luar kota.
"Bukan"ucap Michi.
"Terus sama siapa elu nggak selingkuh kan?"tanya Pingki penasaran.
Michi menggeleng,dan akhirnya dia menceritakan semua kejadian malam itu pada Pingki dan alasan dirinya keluar dari pabrik tersebut.
"Astaghfirullah Michi kenapa elu nggak lapor polisi waktu itu pas setelah kejadian itu,kenapa nggak cerita sama gue hiks...hiks..."Pingki jadi menangis mendengar cerita pilu sahabatnya ini.
"Gue nggak bisa cerita waktu itu karena malu dan takut Ki...hiks lagi pula gue sadar gue nggak akan menang ngelawan orang berkuasa kaya pak Agung hiks...hiks..."Michi menangis.
Pingki memeluk tubuh sahabatnya itu,mencoba menguatkan hatinya.
"Hiks...hiks...padahal malam ini Satria mau datang Ki...tapi gue udah hancur gini,gue nggak pantes buat dia Ki...Satria itu cowo baik-baik nggak pantes sama gue yang udah ternoda ini hiks...hiks..."Michi terus menangis.
"Elu juga cewe baik-baik Michi baik banget malahan cuma emang nasib baik sedang nggak berpihak sama elu,udah elu nggak usah nangis,elu harus minta tanggung jawab pak Angung besok"Pingki menyarankan.
"Tapi dia mana mau tanggung jawab Pingki hiks...hiks..."Michi semakin tersedu mengingat sifat Agung yang sangat sombong dan arogan.
Pingki bungung juga,karena dia sendiri pun sangat tahu karakter CEO tempatanya bekerja itu seperti apa sangat arogan dan egois dan sombong pokonya sangat buruk deh sifatnya,meski mempunyai wajah tampan bak pangeran dari negeri dongeng namun tetap saja dia bagaikan penjahat berkedok pangeran,menurut Pingki.
Hingga tangis keduanya reda keduanya masih belum menemukan cara untuk masalah Michi ini.
Dan tak.lama suara ponsel Michi berdering,ternyata Satria yang menelponnya dia memberitahu kalau dirinya sudah tiba di tempat mereka janjian bertemu malam ini.
"Gue pergi dulu ya...Ki..."ucap Michi lirih.
"Apa yang mau elu jelasin sama Satria nanti?"tanya Pingki.
"Gue akan jelasin semuanya sama dia,dan mungkin dia akan terkejut dan kemungkinan terbesar kita putus Ki"ucap Michi pasrah.
Pingki bungung dengan masalah sahabatnya ini dia bingung karena sulit memberikan solusi yang tepat pada masalah ini,dia masih mencari caranya,dan menunggu Michi di kamar kostnya
...🌲🌲🌲🌲🌲...
Michi berjalan kesebuah kafe tempat dirinya janjian bersama Satria,dan ternyata pemuda tampan dan gagah itu sudah setia menunggunya disana dengan minuman yang sudah dia pesan sejak tadi.
Michi berjalan ke arah meja yang di duduki Satria.
"Maaf nunggu lama ya?"Michi tersenyum dia sebenarnya sangat senang bertemu dengan kekasihnya ini karena jarak memisahkan mereka berdua hingga begitu jarangnya mereka bertemu.
Bahkan sudah tiga tahun mereka menjalani ikatan jarak jauh ini,sejak perkenalan mereka di pabrik yang sama dan saling jatuh cinta,hingga akhirnya Satria di kirim ke pabrik yang di luar kota hingga akhirnya harus rela berpacaran jarak jauh dengan Michi gadis polos yang saat itu baru lulus SMA dan langsung bekerja di pabrik bersamanya.
Mereka berbincang-bincang membahas masalah kecil di tempat kerja.
Hingga akhirnya,kata-kata itu keluar dari mulut Michi.
"Aku ingin putus"Ucap Michi tertunduk dia menahan tangisnya.
"Putus? kenapa?"Satria meminta penjelasan dia tidak terima begitu saja.
"Karena aku hamil"jelas Michi.
Duar....
Bagai di lempar Boom ke wajahnya Satria sungguh terkejut medengar pernyataan kekasihnya orang yang paling dia cintai hamil,bagaimana tidak karena selama ini mereka jarang bertemu bahkan Satria sangat menjaga Michi dia tak pernah berani menyentuh gadis itu meski sehelai rambut pun.
"Kamu bercanda kan Chi...ayolah jangan begini ini nggak lucu sayang"Satria masih tak percaya dengan pernyataan mendadak dari Michi.
"Aku nggak bercanda Sa...ini semua benar aku hamil saat ini"ucap Michi lirih.
Brak....
Satria menggebrak meja hingga gelas minuman yang ada di meja tersebut jatuh dan menumpahkan isinya.
"Kau selingkuh di belakang ku sampai sejauh itu Chi...astagfirullah Chi....apa kamu sadar dengan perbauatan mu itu?!"Bentak Satria.
"Aku nggak selingkuh Sa..."Michi mencoba menjelaskan.
"Nggak selingkuh tapi hamil? Mau alasan apa lagi kamu hah?!"Satria marah.
"Dengerin aku dulu"
"Sudah....aku nggak mau denger alasan apa pun di balik panghianatan ini,bagi ku berkhianat tetap berkhinat,kau sudah menghiaynati kepercayaan ku selama ini Chi"Ucap Satria dingin dia lalu pergi meniggalkan gadis itu menangis sendirian di kafe tersebut.
Rasa sakit yang di torehkan Michi benar-benar membuat luka terdalam.di hati Satria,bagaimana tidak dirinya selalu menjaga gadis itu sepenuh hatinya tak pernah dia berani menyentuh Michi meski sehalai rambut pun itu semua demi Michi demi mejaga gadis itu tetap suci karena Michi.yang dia kenal adalah gadis polos yang belum mengenal dunia luar.
Michi kembali ke kostannya dan ternyata Pingki masih menunggunya disana,saat melihat sahabatnya Michi langsung menghambur memeluk tubuh sahabatnya itu.dan menangis di pelukan Pingki,Pingki mengelus lembut punggung Michi dia tahu sahabatnya ini.sangat membutuhkan sandaran saat ini,Pingki membiarkan sahabatnya menangis sampai puas di pelukannya.
"Kita putus Ki...gue putus sama Satria dia salah faham Ki...hiks...hiks..."
"Ya...mungkin dia masih kaget Chi...jadi begitu,nanti juga dia ngubungin lu lagi kalo dia kangen sama elu"Pingki mencoba menghibur Michi.
"Nggak mungkin Ki...nggak mungkin dia masih mau ngehunbungin gue setelah dia tahu gue hamil sama orang"
"Tapi elu hamil kan karena bukan mau elu,ini karena perbuatan manusia bedebah gila itu"Pingki kesal.
"Tapi dia nggak mau dengerin penjelasan gue Ki...dia langsung pergi"
"Heuh...cowo cuma bisa emosi ajah bawaannya nanti ujung-ujungnya nyesel"gerutu Pingki.
"Gini aja lah besok.gue temenin elu nemuin pak Agung setelah pulang kerja,jangan pas jam kerja nanti elu di seret-seret suruh keluar lagi,elu harus minta tanggung jawab sama dia Chi biar bagaimana pun itu anak dia"jelas Pingki yang tidak mempunyai ide lain.
Meski dirinya sendiri pun sangat takut bertemu dengan CEO arogan itu tapi demi sahabatnya dia akan melewati ketakutan itu.
Dan ke esokan sorenya.
Pingki dan Michi menunggu Agung di area parkir khusus petinggi perusahaan.
Dan saat Agung melangkah dengan angkuhnya menuju mobilnya bersama asistennya dirinya terkejut saat melihat dua gadis muda menghadangnya dengan sangat berani.
Agung menatap malas,dia lalu menyuruh asistennya menangani dua gadis muda itu,saat Agung ingin membuka pintu mobil Michi berkata hingga dia menghentikan gerakannya.
"Saya hamil pak Agung dan ini anak anda"ucap Michi tegas dan penuh keberanian.
Agung menoleh dan mendekat padanya,wajahnya dia dekatkan pada wajah gadis kecil itu karena tubuhnya lebih tinggi dari Michi.
"Hei...gadis kecil...kalau mau mengarang cerita jangan disini sebaiknya kau kirim ide cerita mu itu ke penerbit"bisiknya sinis.
Agung benar-benar menghina Michi.
"Tapi ini benar-benar anak anda pak hasil perbuatan anda waktu itu"ucap Michi tegas.
"Aku...berbuat itu?hahaha itu karena aku mabuk bodoh bila aku sadar aku tak akan tertarik dengan mu,tak ada menariknya tubuh mu itu bagaikan papan pencuci pakaian"hina Agung.
Pingki sangat kesal dengan perkataan Agung yang menghina Michi dan tak mau bertanggung jawab.
"Gugurkan saja bila kau benar-benar hamil"ucap Agung seringan kapas.
Sang asisten hanya terdiam mendengar percakapan ini.
"Tidak mau itu dosa pak"ucap Michi polos.
Dan wajah polos itu di tangakp oleh mata Angung entah kenapa jantungya berdetak lebih kencang saat melihat mata polos itu.
"Ck...pasti masalah uang kan?"hinanya lagi.
"Andri berikan dia uang untuk menggugurkan kandungan"ucap Agung benar-benar seringan kapas dan tak berperasaan.
"Tidak mau aku tidak mau berbuat dosa pak...seharusnya anda sadar dan bertobat pak bukan malah menambah dosa"ucap Michi kesal.
"Heuh..gadis menyebalkan sok ceramah lagi,minggir"Agung malah mendorong tubuh Michi hingga Michi terjatuh di aspal.
"Akh..."Michi terjatuh dan memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Ck...akting seharunya kamu itu ikut casting jadi artis sana" Agung benar-benar meremehkan.
Pingki membantu Michi berdiri namun saat Michi berdiri celana jeans yang di kenakannya basah dengan darah jeans biru muda itu benar-benar tembus dengan darah yang keluar dari daerah jalan lahir.
Andri dan Agung yang melihat itu terkejut.
"Sial...Ndri bawa anak ini ke klinik terdekat jangan Sampai ada yang melihat apa lagi tahu masalah ini mengerti?!"ancam Angung pada Andri.
"Baik Pak"ucap Andri.
Andri akhirnya membawa Michi yang kesakitan bersama Pingki kesebuah Klinik terdekat.
Dan ternyata saat di periksa Michi mengalami ke guguran,Andri memberitahukan berita ini pada Agung dan Agung tidak mau ambil pusing dan akhirnya menyuruh Andri memberikan uang tutup mulut kepada Michi.
Andri memberikan amplop berisi uang kepada Michi setelah selesai di tangani dokter,Michi sangat marah.
"Ini dari pak Angung beliau bilang jangan pernah muncul kembali di hadapannya,bila tidak ingin terjadi hal buruk pada diri mu lagi"jelas Andri.
"Katakan pada bos anda saya memang tidak akan muncul di hadapannya lagi tapi bayangan saya akan selalu menghantui dirinya"ucap Michi dingin.
"Dan saya doa kan bos anda tidak akan pernah mendapatkan keturuan,karena telah membunuh bayinya sendiri"ucap Michi dingin.
"Dan biasanya doa orang teraniaya itu langsung di kabulkan"celetuk Pingki yang sama geramnya dengan Michi.
...🌲🌲🌲🌲🌲...
Benda-benda berserakan di ruang kantor Agung dia kesal dan membuang semua benda di mejanya dengan sembarangan.
Dirinya kesal saat mendapstksn laporan dari Andri yang mengatakan doa Michi untuknya dan seolah dirinya akan selalu di hantui oleh bayangan gadis kecil itu.
"Sialan...kurang ajar...awas kau gadis kurang ajar...berani-beraninya menyumpahi ku seperti itu"Agung meremat gelas di tangannya dan melemparnya kesembarang arah hingga oecahannya berserakan kemana-mana.
Andri sang asisten hanya mengelus dadanya saja karena kelakuan bksnya yang sangat sulit di tebak.
"Awasi gadis itu dan jangan selalu pastikan dirinya tidak berbicara dengan orang lain,dan jangan lupa awasi juga temannya yang bersamanya tadi,pastikan keduanya tidak berbicara mengenai masalah ini bisa gawat bila papah ku tahu masalah ini"perintah Agung.
"Baik pak" Andri hanya menuruti saja perintah bosnya itu.
Satu minggu kemudian.
Andri melaporkan kepada Angung tentang Michi,selama satu minggu ini Michi sudah pindah ke kota lain bersama temannya Pingki dan menrintis sebuah usaha kecil dengan uang yang di berikan oleh Agung tempo hari.
"Sepertinya anda sudah tenang pak karena mereka tidka akan mengusik anda lagi,dan mereka memilih melupakan kenangan buruk dari kota ini"jelas Andri.
"Sialan kau,kau fikir aku adalah kenangan buruk gadis itu begitu?!"sentak Agung.
Memang iya kan pak...bagiamana anda bukan kenangan buruknya anda memperkosanya dan tidak mau bertanggung jawab dan langsung membunuh bayi di kandungan gadis itu apa anda tidak sadar kalau anda itu sangat kejam.
Batin Andri.
"Terus awasi mereka terutama gadis kecil itu jangan sampai kecolongan sedikit pun"perintah Agung pada Andri.
"Baik pak"Andri hanya menuruti saja ucapan Agung karena dia memang tidak bisa menolak perintah atasannya ini atasan yang sangat kejam bila sudah bertindak sesukanya.
5 tahun kemudian.
Seorang wanita muda sedang sibuk menata kue-kuenya di etalase tokonya senyum ceria selalu di tunjukannya,seolah tak pernah ada luka yang menyakitinya.
Wajah cerianya membuatnya semakin terlihat bersinar dan cantik di pagi yang cerah ini.
Tring...
Bunyi suara lonceng ketika pintu tokonya di buka.
"Masih pagi,toko belum buka Devan..."ucap Michi mengetahui siapa yang sepagi ini ke toko kuenya.
"Aish...aku kan langganan setia mu Chi..."ucapnya kesal.
"Ya tapi toko belum buka Devan,mau beli apa sih memangnya?"tanya Michi malas.
"Biasa Pastel terenak buatan tangan ajaib mu itu"goda Devan sambil.mengerlingkan sebelah matanya.
"Heuh...dasar genit"Michi kesal.
Dia lalu mengambilkan pastel isi ayam jamur kue kesukaan Devan setiap pagi,dia selalu datang ke toko kue Michi untuk membeli aneka kue buatan Michi dan diantara semua kue yang ada pastel isi ayam jamurlah favoritnya.
"Nih..."Michi memberikan satu box isi pastel tersebut pada Devan.
"Hem...aromanya benar-benar menggida apa sih resep rahasianya kok bisa bikin nagih begini ya?"tanya Devan sambil memakan satu buah pastel tersebut.
"Nggak ada yang special kok biasa ajah resep umum"jelas Michi.
"Nih uanganya"
"Oke terima kasih"Michi menerima uang tersebut.
Dan Devan pun pergi dari toko Michi dengan mobilnya menuju kantornya.
Derap langkah terdengar dari arah dapur.
"Si Devan?"tanya Pingki.
"Hem...biasa lah hehe tapi dia pelanggan setia kita loh dari awal kita buka disini"jcap Michi seolah mengenang masa lalunya ketika pertama kali merintis usaha kue ini.
"Iya sih tapi kayanya dia suka deh sama elu Chi hihi"
"Apaan sih nggak lah mana ada yang mau sama gue Ki...gue kan udah rusak,elu tahu sendiri"ucap Michi lesu.
"Michi sahabat ku yang terbaik di dunia ini,nggak menutup kemungkinan say...cinta akan membawa kebahagiaan untuk mu say..."
"Apaan sih Ki...ya cowo-cowo mungkin bisa suka sama gue karena mereka nggak tahu masa lalu gue"Michi kesal.
"Ah...udahlah jangan bahas lagibikin gue inget sama iblis itu ajah"ucap Michi kesal.
Dan akhirnya Pingki terdiam karena dia tak mau membuka luka hati Michi yang sudah kering itu,kering bukan berarti sembuh karena,gara-gara kejadian itu Michi sering gelisah ketakutan bila berjalan sendirian,dan suka gemetaran bila dekat-dekat pria yang berperawakan dan berpenampilan seperti Agung.
semoga ada seseorang yang benar-benar bisa menyembuhkan luka hati lu Chi,walau gue tahu hati lu masih mencintai Satria cinta pertama dalam hidup lu.tapi gue selalu berdoa elu bisa menemukan cinta terakhir elu.
Batin Pingki.
"O...iya Chi...kakak lu kemarinnya nanyain lu tuh"Pingki membahas hal yang lain.
"Oia gue janji kemarin mau kasih buat bayaran sekolah Tio,elu udah kirim belum ke mamah lu kalo belum sekalian ya gue titip buat kak Chio"
Michi sudah tidak mempunyai orang tua lagi,setelah lima tahun kemarin setelah Michi terkena musibah dia pun harus menarima kenyataan pahit lainnya tak lama ada kabar duka kalau bapaknya meninggal dunia karena penyakit yang memang sudah di deritanya sejak lama.
Michi hampir putus asa saat itu,hampir saja dirinya bunuh diri karena masalah yang bertubi-tubi menerpanya,tak kunjung usai. Untungnha Pingki selalu ada di sisinya mendukungnya dengan sepenuh hatinya agar Michi tetap tegar berdiri.
"Buktiin Chi...bhktiin sama si bejat itu elu bisa bangkit elu bisa sukses di atas kaki elu,buktiin ke si bejat itu karma itu ada dan elu akan melihat dirinya mengalami karma buruk suatu saat nanti,oleh karena itu elu harus bangkit,elu harus kuat,elu harus lihat penderitaan orang yang udah buat elu kaya begini Chi...please sadar Chi...sadar..."ucapan Oingkinyang histrtis dan menggebu-gebu waktu itu saat melihat Michi ingin melompat dari atap gedung tinggi.
Dan perkataan Pingki berhasil menghentikan niat Michi untuk bunuh diri,hingga akhirnya dirinya waktu itu memutuskan keluar kota bersama Pingki hingga saat ini.
Bahkan karena hal itu Michi tak pernah mau menginjak kota yang menorehkan luka di hidupnya.
Di sisi lain.
Devan yang sedang asik menikmati pastel ayam jamur tersebut di panggil oleh atasnnya.
"Ya pak...ada apa?"tanya Devan saat masuk keruangan atasannya itu.
"Kamu tolong pimpin meeting hari ini karena saya harus menghadiri meeting di luar kota nanti siang"ucap pria muda tersebut.
"Baik pak"ucap Devan.
Pria muda tersebut tersenyum saat melihat Devan.
"Ada apa pak?"tanya Devan bingung.
"Kau habis makan apa?mulut mu ada sisa makanan tuh"Bosnya menunjuk sudut bibir Devan.
Devan tersenyum malu.
"Hehe ini pak saya habis makan kue pastel kesukaan saya,apa bapak mau?enak loh pak saya langganan di toko itu sejak toko itu baru buka hehe"
"Oo ya...apa se enak itu?"
"Iya pak saya masih ada di boxnya kalau bapak mau akan saya bawa kesini untuk bapak cicipi siapa tahu bapak suka"
"Hemmm boleh juga"
Devan lalu keluar ruangan tersebut dan mengambil beberapa pastel di mejanya,dan membawanya ke ruangan bosnya.
"Ini pak silahkan di coba"Devan menaruh piring kecil berisi pastel itu di meja bosnya.
Si bos muda pun mencoba pastel tersebut,dan saat gigitan pertama yang dia rasakan memang sensasi yang berbeda,kulit pastel yang renyah dan empuk berpadu dengan isian yang seolah meluncur meledak di mulut membuat rasa pastel itu memang lain dari pada yang pernah dia makan dimana pun.
"Hemmm....benar kata mu ini enak"
"Dimana kamu membelinya?"
"Di toko langganan saya pak nama tokonya Kehidupan Kedua"
"Kehidupan Kedua? Hehe nama yang lucu untuk nama sebuah toko"
...🌲🌲🌲🌲🌲...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!