The Mysterious Bloody Carnation
Tuduhan Salah Sasaran
Brianna Esme
Apa lagi yang harus kujelaskan? Aku sungguh tidak bersalah dalam kasus ini!
Brianna menggebrak meja di hadapannya. Ditatapnya sosok pria muda berseragam kepolisian itu dengan tajam. Ia menggeram pelan. Ia, tentu merasa marah dan tak terima atas tuduhan salah sasaran yang dilayangkan mereka kepadanya.
Mr. Ethan
Tapi, Nona ..., semua bukti sungguh mengarah kepadamu.
Mr. Ethan
Kamu tidak bisa mengelak jika kamu tidak memiliki bukti bahwa kamu memang tidak bersalah dalam kasus pembunuhan berantai ini.
Brianna Esme
Atas dasar apa kamu mengatakan ini?
Mr. Ethan
Pembunuh itu selalu meninggalkan jejak berupa bunga anyelir merah—sedang berdasarkan penyelidikan kami di toko-toko bunga yang menjual bunga tersebut, kami mengetahui kalau kamu sering membeli bunga jenis itu dan tidak pernah yang lain.
Brianna Esme
Memangnya hal seperti itu sudah cukup menjadi dasar untuk menetapkanku sebagai tersangka?
Mr. Ethan
Tentu bukan hanya itu.
Mr. Ethan
Berdasarkan penyelidikan, tiga dari delapan korban pembunuhan berantai ini adalah orang yang dekat denganmu.
Mr. Ethan
Pertama, ada mantan kekasihmu, Hwan Ha-Neul. Di sini, kalian memutuskan untuk berpisah karena Hwan Ha-Neul yang berselingkuh.
Mr. Ethan
Tiga hari setelah kalian berpisah, Hwan Ha-Neul ditemukan meninggal dalam keadaan kedua bola mata tercongkel. Ada anyelir merah di sana yang ditinggalkan oleh pelakunya.
Mr. Ethan
Dari seorang saksi dan bukti pesan terakhir korban, kami menemukan fakta bahwa kamu adalah orang terakhir yang ditemuinya.
Brianna Esme
Aku cuma mau mengambil kembali barangku yang ada padanya dan mengembalikan semua pemberiannya kepadaku.
Mr. Ethan
Tapi itu tidak bisa dijadikan bukti.
Brianna Esme
Kenapa tidak?
Mr. Ethan
Hanya perkataan tidaklah cukup, Nona ...!
Mr. Ethan
Lagi pula, dendam dan sakit hati bisa membutakan seseorang.
Brianna pun mengerutkan keningnya. Disorotnya sosok polisi tersebut dengan dingin.
Brianna Esme
Tapi ini kasus pembunuhan berantai, Sir ...!
Brianna Esme
Jika jejak yang ditinggalkan selalu sama, yaitu anyelir merah, bukankah artinya pelakunya juga sama?
Brianna Esme
Meski kamu bilang tiga orang di antara mereka adalah orang yang mungkin pernah dekat denganku, tapi bisa saja itu hanya kebetulan, kan?
Brianna Esme
Aku rasa akan lebih tepat jika kamu mengatakan bahwa seorang psikopat yang menjadi pelakunya.
Mr. Ethan
Perkataanmu masuk akal juga.
Mr. Ethan
Tapi, itu tetap tak akan berguna, selagi kamu tidak memiliki buktinya, Nona ...!
Brianna Esme
Katakan ..., siapa dua korban lainnya dan bagaimana kamu bisa mengaitkan kematian mereka denganku?!
Benang Merah
Mr. Ethan
Rose Rouge sepupumu, bukan?
Mr. Ethan
Benar, dia telah terbunuh.
Mr. Ethan
Mayatnya ditemukan dua minggu lalu dalam keadaan tanpa busana, lidah yang terpotong, dan dua jari di masing-masing tangannya menghilang.
Mr. Ethan
Dari keterangan orang tua Nona Rose, kamu adalah satu-satunya orang yang sedang bermasalah dengannya.
Mr. Ethan
Hubungan kalian sebagai sepupu amatlah buruk. Kalian sering bertengkar untuk banyak hal, bahkan yang sepele sekalipun.
Brianna Esme
Di mana mayatnya ditemukan?
Mr. Ethan
Area belakang Kafe Eunhasu yang jaraknya sekitar satu kilometer dari Taman Kota.
Mr. Ethan
Dari kamera pengintai, dia tertangkap sedang bersamamu, dua jam sebelum mayatnya ditemukan. Juga ditemukan bukti bahwa kalian sempat terlibat perkelahian kecil.
Brianna Esme
Tapi aku pulang duluan.
Brianna Esme
Aku tidak tahu kalau dia akan meninggal di hari itu.
Brianna Esme
Tapi kenapa aku tidak mengetahui kabar itu?
Mr. Ethan
Orang tuanya—paman dan bibimu, mungkin menyembunyikan hal ini karena curiga padamu. Mereka juga tahu mengenai rekaman itu.
Mr. Ethan
Ditemukannya anyelir merah di sana, membuat mereka semakin curiga kepadamu, karena sepengetahuan mereka, anyelir merah merupakan bunga favoritmu.
Mr. Ethan
Benarkah itu, Nona?
Brianna Esme
Aku memang menyukai bunga anyelir merah. Tapi ...—
Brianna Esme
Tapi kenapa paman dan bibiku tidak mempercayaiku?
Mr. Ethan
Mungkin karena sikap tertutupmu.
Brianna terperanjat mendengar pernyataan pria itu. Memang benar, ia adalah seorang gadis yang cenderung tertutup pada dunia luar. Orang-orang, bahkan sering menjulukinya dengan panggilan-panggilan aneh seperti 'Kulkas' dan 'Manusia Kutub', atau yang lebih manusiawi adalah 'Ice Princess'.
Brianna Esme
Aku memang seorang antisosial, cenderung sosiopat—namun aku bukan psikopat yang membunuh korbanku dengan cara mengerikan seperti itu.
Mr. Ethan
Bukankah manipulatif adalah salah satu sifat seorang psikopat?
Brianna Esme
Apa maksudmu?
Mr. Ethan
Maksudku, jangan berbelit-belit dengan kata-katamu.
Brianna Esme
Kamu yang berbelit-belit, Sialan!
Mr. Ethan
Tenanglah ...! Tak perlu marah seperti ini.
Brianna Esme
Kamu yang membuatku emosi seperti ini.
Brianna mendengus, lalu memalingkan mukanya. Polisi Ethan yang melihat gadis itu tengah merajuk, tampak kebingungan.
Mr. Ethan
Aku akan melanjutkan ceritanya.
Mr. Ethan
Korban ketiga adalah seorang wanita bernama Hae Aejeong.
Mr. Ethan
Terkejut mendengar namanya, Nona?
Mr. Ethan
Kamu ... benar-benar tak akan bisa lepas dengan mudah berkat adanya benang-benang merah yang mengikatmu itu.
Semakin Rumit
Mr. Ethan
Hae Aejeong ... teman lamamu, bukan?
Mr. Ethan
Setidaknya, dia satu-satunya orang yang pernah dekat denganmu.
Mr. Ethan
Sayang sekali pada akhirnya persahabatan itu berubah menjadi permusuhan.
Mr. Ethan
Jika boleh tahu, apa alasannya?
Brianna Esme
Aku tidak tahu.
Brianna Esme
Dia yang memulainya. Dia yang tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai rivalku.
Brianna Esme
Aku ... sangat tidak memahaminya waktu itu. Tidak—bahkan hingga sekarang pun, aku masih tidak memahaminya.
Brianna Esme
Jika memang ingin tahu, kenapa kamu tidak menanyakan itu secara langsung kepadanya saja.
Mr. Ethan
Dia sudah meninggal, Nona ...!
Mr. Ethan
Apa kamu memintaku untuk berkomunikasi dengan arwah?
Brianna Esme
Anggap saja begitu.
Mr. Ethan
Tapi aku tidak memiliki kemampuan semacam itu.
Brianna menatap Ethan dengan datar. Sosok yang ditatap pun jadi merasa kebingungan sendiri. Suasana berubah menjadi semakin canggung. Mereka larut dalam keheningan selama beberapa saat.
Ethan menyerahkan sebuah buku tebal kepada Brianna. Sampulnya berwarna merah darah, lalu, dengan tinta emas, tertulis nama Hae Aejeong di sana.
Mr. Ethan
Benar, kami menemukannya.
Mr. Ethan
Itu buku harian Hae Aejeong sejak SMA.
Mr. Ethan
Aku sudah membacanya. Dari sana, aku sudah mengambil kesimpulan bahwa alasan kenapa ia menjadi musuhmu adalah karena ia iri dengan segala hal yang kamu miliki.
Brianna Esme
Apa maksudnya?
Mr. Ethan
Karena kamu adalah gadis populer yang cantik, pintar, dan berprestasi di sekolah kalian dulu. Sedang ia, meski cukup manis, tapi ia hanya bisa digolongkan sebagai murid standar.
Brianna Esme
Lalu, apa alasanmu menjadikanku tersangka atas kasus Hae Aejeong ini?
Mr. Ethan
Di beberapa lembar buku hariannya tertulis, bahwa dia sedang merasa selalu diikuti. Ada yang menguntitnya di mana pun dan kapan pun ia berada.
Mr. Ethan
Dia tinggal sendiri di apartemen.
Mr. Ethan
Lalu, kamu tahu apa yang mengejutkan?
Mr. Ethan
Kami menemukan ini di apartemennya.
Ethan memperlihatkan sebuah gantungan kunci akrilik berbentuk bulat kepada Brianna. Di sana, terukir dengan jelas huruf B dan E yang menggambarkan inisial nama seseorang. Ada pula ukiran anyelir kecil yang sepertinya menjadi favorit sang empu.
Brianna Esme
Aku punya banyak yang seperti itu sebagai tanda identitas.
Mr. Ethan
Bagus—kamu mengakuinya.
Mr. Ethan
Mungkin saja kamu tak sengaja meninggalkan identitasmu ketika melakukan aksimu.
Brianna Esme
Bisa saja itu milikku waktu SMA, kan?!
Mr. Ethan
Jangan selalu mengelak tanpa bisa memberi bukti, Nona ...!
Brianna Esme
Apa yang akan kamu lakukan sekarang?
Brianna Esme
Mau memenjarakanku di balik jeruji besi?
Mendengar pertanyaan Brianna, Ethan pun tersenyum tipis, lalu menghela napasnya panjang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!