NovelToon NovelToon

IMAGINATION

Episode 1

...Selamat membaca & jangan lupa tinggalkan jejak kalau anda suka💕...

...*****...

"Aaaa kok gini sih endingnya?! Wahhh gk terima nih gue, ini Authornya ngeselin bet dah". Kesal gadis yang bernama Putri sambil melempar kembali novel yang ia baca ke kasur.

Sedang teman disebelahnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Hadeh kenapa lagi lu?". Tanya Novia teman si Putri sambil sibuk mengerjakan soal.

"Kan gini, si Alena punya cinta pertama yang namanya Bagas tapi Bagas dah punya pacar. Tuh cewek bodoh bet njiiir saking cintanya sama si Bagas dia rela ditembak mati karna mau misahin Bagas sama pacarnya. Bener-Bener cewek bodoh bin tolol! Mana endingnya ngegantung lagiii".

Putri masih nampak kesal hingga membuat orang yang ada disebelahnya menggerutu dalam hati..

Bukan hal langka baginya melihat Putri yang selalu mengamuk jika ending atau penokohan yang dibuat penulis tidak sesuai dengan ekspetasinya.

"Namanya juga cerita mau-mau Authornya lah!".

"Nyesel gue beli tuh novel, ngabis-abisin duit! siapa si yang buat? huh!".

"Entahlah, Gk ngerti gue dunia pernovelan. Tuh tugasnya dah jadi gue mau langsung pulang ya soalnya dah jam 8 malem, bokap gue bentar lagi jemput".

"Wiihhh dah jadi, kok cepet banget. Lo sendirian yang kerjain?". Manik mata Putri berbinar-binar melihat tugas kelompok yang sudah diselesaikan sahabatnya itu.

"Gk, tadi dibantu setan. Lo baca novelnya dah tiga jam begok!". Kesal Novia sambil menjitak kening mulus milik Putri.

"Ooo hehe, sorry.... Lo emang sahabat ter-ter deh muachh".

"Iuuw jijik. Dahlah gue mau pulang byebye".

"haha oke-oke hati-hati dijalan!".

"Sip".

Putri menghela nafas melihat kepergian temannya itu lalu merebahkan dirinya di kasur, alur cerita yang ia baca tadi masih terbayang-bayang dibenaknya...

"Kalo gue jadi Alena bakal gue hajar mah tuh cowok brengs*k!".

Putri pun memejamkan matanya hingga tak lama ia pun tertidur pulas.

{Ctak💥🎬}

Suara itu sangat jelas ditelinga putri lalu ia pun membuka matanya.

Putri terkejut mendapati dirinya yang sedang mandi disebuah sungai dikelilingi anak kecil yang tengah asyik memainkan air dengan pemandangan yang berlatar orange dipadukan dengan warna abu. Ini baru pertama kali bagi putri melihat pemandangan ini...

Ya! Putri yakin ia sedang berada di dalam mimpi atau sedang menghayal sebelum dirinya benar-benar terlelap hingga ia pun menikmatinya. Namun tiba-tiba..

{Ctak💥🎬}

Suara itu kembali lagi dan tiba-tiba ia sudah berada disekolah dengan banyaknya siswa siswi yang memakai seragam SMA termasuk dirinya.

"Ada apa nih?? Baru pertama kali gue mimpi tema sekolahan. Tapi kenapa orang-orangnya kayak nyata??".

Putri terheran-heran lalu ia pun menepuk-nepuk kecil pipinya dan juga mencubit lengannya untuk memastikan ia benar-benar sedang bermimpi...

"Aws sakitt!". Makinya pada diri sendiri.

"Astaga gue kan lagi tidur, gk mungkin! Ini gk mungkin!". Putri menggelengkan kepalanya tak percaya sambil melihat sekelilingnya.

Namun tiba-tiba suara para siswa/i yang tadinya tenang kini menjadi heboh dan berlarian melewatinya entah mereka mau kemana, Putri sendiri tak tahu.

"Murid baru masuk sekolah kita! Katanya dia lulusan Korea".

"Laki-Laki atau perempuan???".

"Dari gosip yang aku dengar si laki perempuan dan mereka sepasang kekasih".

Seru mereka yang dapat di dengar Putri.

*Kalimatnya kayak gk asing*

Putri nampak berfikir...

Bersiaplah! Panggung akan segera dimulai🔔

Sebuah suara yang terdengar dari atas mengejutkan Putri.

*Ha? Pa....Panggung?*.

Putri bertanya-tanya dalam hati, entah mengapa lehernya tiba-tiba kehilangan pita suara.

Sebuah suara langkah kaki terdengar. Ia pun dapat melihat seorang laki-laki dan perempuan tengah bergandengan tangan dan berjalan mendekat ke arahnya.

Putri membelalakkan mata, ia salfok melihat laki-laki yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapannya.

*Ya ampuunn... Gue baru tau ada manusia sesempurna ini didunia! Apa tuhan lagi ngeliatin gue jodoh dimasa depan??? Oh my god*. Pekik Putri dalam hati.

"Hye Alena, apa kabar?". Sapa laki-laki tersebut yang spontan membuat Putri terkejut dan juga bingung.

"Baik, aku kira kamu sudah lupa.." Jawab Putri tiba-tiba tanpa dipandu.

Padahal ia sudah berteriak dalam hati untuk bertanya siapa pemuda di depannya ini dan juga mengapa dia memanggilnya dengan nama Alena namun suara Putri seperti terikat di dalam.

"Haha mana mungkin aku melupakan gadis culun sepertimu, eh tapi aku lihat-lihat sepertinya kamu agak berbeda... Hmm apa kamu memakai sesuatu diwajahmu??".

Tanya laki-laki tersebut terdengar seperti meremehkan di telinga Putri.

"Tidak, wajahku memang seperti ini dari dulu hanya saja penampilanku yang sedikit berubah".

Suaranya terdengar lembut padahal dalam hati Putri sedang memaki-maki pria yang ada di depannya. Berani-Beraninya dia mengatai Putri yang cantik jelita ini gadis culun.

"Oh begitu...Tapi kamu tetap terlihat jelek seperti dulu haha penampilanmu tak merubah apapun".

Putri diam sambil menikmati perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dalam hatinya.

*Baru pertama kali gue ngerasain sakit hati sampe segininya..Oh mungkin karna gue di bilang jelek ya? Pengen gue hajar nih cowok tapi tangan gue kok gk bisa digerakin yaa??!!*

"Oh ya Alena... Perkenalkan ini Salsa pacarku".

"Hye... Aku Salsa dari Bandung, aku dengar kamu teman kecilnya Bagas. Senang berkenalan dengan mu". Ucap Salsa terdengar sangat ramah sambil menjulurkan tangan kanannya.

*Bagas??? Oh gue ngerti sekarang! Ternyata gue lagi di dalam tubuhnya Alena si cewek bodoh*.

Putri memaki tubuh yang sedang ditempatinya ini. Ia sendiri jadi membenarkan perkataan Bagas dan tak jadi sakit hati namun ia merasakan kembali hatinya yang berdenyut. Sudah tentu itu bukan berasal dari Putri melainkan respon alami dari Alena.

Mata Alena menatap benci ke arah tangan Salsa yang belum mendapat sambutan. Melihat itu, Bagas langsung menurunkan tangan kekasihnya...

"Pacar?? Bukannya kamu dulu telah berjanji akan bersamaku? Mengapa sekarang kamu kembali dan malah memperkenalkan gadis lain dihadapanku Bagas??".

Hati Alena terasa sangat sesak dan Putri dapat merasakan itu.

*Oh ini ya yang dirasain Alena, cemen!*.

"Hahahaha apa kamu sedang bermimpi? Mana mungkin aku menyukai gadis jelek sepertimu, lupakanlah kata-kataku yang dulu Alena. Aku mengucapkan itu karna kita masih kecil dan penglihatanku masih buram". Bagas mengejek.

"Mengapa kamu tega melakukan itu Bagas..." Alena menangis.

"Karna aku tak mencintaimu, minggir!". Bagas pun pergi sambil menggandeng kembali tangan kesasihnya dan meninggalkan Alena tanpa belas kasihan.

Hati yang tadinya sakit sudah menghilang dan Putri seperti orang random saat ini. Ia pun menghapus kasar air matanya.

"Dih! yang suka sama lo siapa?!". Ketus putri dan kini suaranya sudah bisa dilafazkan...

"Huh!". Putri bernafas lega. "Akhirnya... Apa panggungnya sudah selesai?". Putri kebingungan.

Sudah, ketika berada di panggung, anda tidak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti taqdir Alena🔔

Suara itu terdengar lagi...

"What?! Berarti gue bakal mati mengenaskan??".

Oh tidak! Tuhan cobaan macam apa ini, apa ini karma karna Putri sudah memaki-maki novel yang ia baca tadi? Ini sangat sulit untuk diterima oleh akal sakitnya:(

...🕊*****🕊...

Apa yang akan terjadi dengan Putri selanjutnya???

See you next Chapter! Jangan lupa Vote💓😉

Semoga suka ya dengan karya kedua nana😘

Episode 2

...Tinggalkan jejak jika anda suka & selamat membaca💓🔥...

...*****...

...{Putri pov : Aku masih tidak percaya dengan apa yang sedang aku alami dan lihat saat ini, namun yang pasti semuanya terasa begitu nyata~}...

Putri yang sudah berubah nama menjadi Alena kini berjalan di lorong menuju kelasnya dengan wajah kesal.

"Alena kelas 11 Bahasa". Gumam Putri sambil mencari kelas yang bertuliskan 11 Bahasa.

Huh! Untung saja sang penulis berbaik hati menyebutkan nama kelas Alena di novelnya hingga Putri tak terlihat seperti orang bodoh di koridor tadi.

Saat sudah menemukan kelas yang ia cari, dengan langkah malas Putri memasuki kelas tersebut dan langsung saja ia mendapat sambutan melengking dari tiga orang yang duduk di meja tengah.

Putri mematung sebentar kemudian ber "oh" ria tatkala mengingat siapa tiga gadis heboh yang menyapanya. Siapa lagi kalau bukan..

*Yang rambut pendek pasti Maya*

*Muka agak kalem Zahra*

*dan satunya lagi rambut agak pirang pasti itu Evline, tidak diragukan lagi*

Batin Putri mendikte sahabat bar-barnya Alena.

Entah mengapa Alena yang diciptakan lemah lembut dan ayu ini harus diberikan teman seperti mereka:)

Namun sekarang tidak lagi karna yang ada di dalam tubuh Alena adalah Putri manusia paling bar-bar di sekolahnya yang nyata. Nampaknya mereka cocok jika disatukan dengan Putri.

"Alena...! Kamu gk papa kan??". Sambut Evline sambil membolak balikkan tubuh Alena untuk memastikan tidak ada bagian kulit yang lecet.

"Ya ampuun adikku kamu baik-baik saja kan? Apa tadi kamu sempat melakukan percobaan bunuh diri?". Maya terlihat mengkhawatirkannya.

Mengenai panggilan dari Maya, Putri tak terlalu bingung karna di dalam novel sendiri dijelaskan kalau Maya memang memanggil Alena "adik" mengingat Alena yang paling lugu di antara mereka.

Putri memutar bola matanya malas lalu duduk di kursi sebelah Zahra yang kosong.

"Alena kok tumben kamu sediam ini? apa tadi Bagas melakukan sesuatu?". Kini Zahra yang bertanya membuat Putri menghela nafas.

"Wahai sahabat Alena yang super perhatian. Bisakah kalian diam? Biarin gue nafas bentar untuk mengikuti alur selanjutnya".

Putri yang sudah lelah pun menelungkupkan kepalanya di meja. Ia sangat pusing memikirkan nasibnya saat ini dan juga akhir dari kehidupannya nanti.

Ketiga sahabat Alena dibuat melongo. Mereka bingung dengan apa yang baru saja dikatakan Alena ditambah lagi gaya bahasa Alena yang terdengar asing ditelinga mereka.

Namun tiba-tiba guru datang dan mereka pun mulai belajar. Putri dapat mengira-ngira pembelajaran berlangsung sekitar 10 menit lalu selesai membuat dirinya mengernyitkan dahi.

Apa di dunia fiksi waktu belajarnya memang sesingkat ini? dia bahkan tidak menangkap jelas penjelasan guru di depannya. Oh sudahlah Putri tak ingin ambil pusing dan sekarang ia bingung harus melakukan apa karna panggung belum di mulai..

"Yuk kantin". Seru Zahra membuat lamunan Putri buyar.

"Hah? Udah jam istirahat?". Bingung Putri padahal baru jam pertama.

"Lah kok kamu jadi aneh gini Len? Kita kan istirahat nya emang sehabis belajar". Jelas Maya.

"Terus masuk lagi???". Putri penasaran.

"Iya terus pulang. Huh! Apa yang telah Bagas lakukan sampai-sampai kamu mendadak amnesia begini. Lihat saja nanti akan ku beri dia pelajaran". Ancam Evline sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Dahlah jangan urus si Bagas itu lagi, gue dah laper nih. Yuk buruan ajak gue ngantin". Ujar Putri yang sudah tak sabaran melihat makanan di dunia fiksi ini.

"Kenapa gaya bahasamu begitu aneh Alena? Apa yang salah denganmu?".

Sial! Putri lupa kalau bahasa mereka sudah di setting. Namun untungnya mereka masih bisa diberikan kepahaman untuk memahami kalimat tak berahlak Putri.

"Mmm gue baru ngafal kosa kata prancis, jadi agak bercampur". Putri beralasan.

"Waah...Bisakah kau mengajari kami??". Antusias Evline.

"Tentu". Putri tersenyum hingga tak terasa mereka sudah tiba di kantin saking asyiknya mengobrol sepanjang perjalanan.

*Kantinnya gede bener, gk kayak kantin sekolah gue*

Putri membatin.

"Ayok Len.." Zahra mengajak Alena duduk dideretan kursi yang kosong.

"Biar aku yang pesankan.." Maya bangkit lalu pergi memesan makanan. Tak sampai satu menit ia sudah kembali dengan membawa empat mangkuk bakso yang sangat menggiurkan di mata Alena.

"Waahh hmm sedapnya.." Putri mencium aroma bakso dihadapannya.

Putri menggosok-gosok telapak tangannya saking antusiasnya lalu mulai menyendok kuah baksonya namun..

{Ctak🎬💥}

Putri membuka mata dan sekarang ia sedang berada di sebuah kamar dan mengenakan pakaian santai. Tanpa bertanya pun Putri sudah tau kalau dia sedang berada di kamar Alena.

"Bakso gue?? Bakso gue?! Huaaaaa kembalikan bakso gueee". Putri sangat kesal hingga menendang-nendang selimutnya.

Kini Putri sedang berada dalam adegan bangun tidur di siang hari.

Bersiaplah🔔

Suara itu kembali lagi..

Ceklek

Pintu kamar Alena terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya seumuran emaknya Putri.

"Alena kamu sudah bangun sayang?". Tanya wanita itu sambil berjalan mendekat.

"Sudah ma.." Alena tersenyum.

"Baguslah. Oh ya Alena mama mau kasih tau kamu kalau nanti malam kita ada acara makan bersama di rumahnya Bagas".

*Udah tau*

"Wah benarkah?? Aku tak sabar untuk berdandan yang cantik malam nanti". Antusias Alena.

"Baguslah kalau kamu senang". Wanita itu mengelus sekilas rambut Alena lalu keluar.

"Huh!". Putri menghela nafas lega.

Karna gabut, Putri pun beranjak dari kasurnya lalu melihat-lihat barang mewah yang ada dikamar Alena. Kadang ia sempat terkagum, bahkan kamarnya Novia yang dibilang cukup kaya pun tak semewah ini pikir Putri.

Putri lalu berjalan ke arah lemari pakaian milik Alena.

"What! Bajunya yukensi semua. Baju kaos, celana pendek, rok jepang? ya ampun cuma baju tidurnya yang waras... Apa gue akan pakai ini semua?".

Putri geleng-geleng kepala. Ia tak terbiasa memakai pakaian sependek ini, bahkan belum pernah mengingat kehidupannya yang ada di kampung, beh langsung jadi bahan gosipan wargaak😌

Oh iya Putri baru ingat, ia sama sekali belum melihat wajah Alena. Karna penasaran Putri pun berpindah ke lemari cermin disebelahnya melihat apakah benar Alena sejelek yang dikatakan Bagas.

Putri melebarkan matanya..

"Cantik banget njiiir! Busettt kalo di dunia nyata mah langsung jadi seleb. Buta memang si Bagas". Putri terkagum melihat pantulan wajahnya dicermin.

Lekuk tubuh Alena juga sangat menarik, Tidak gemuk tidak kurus, kulitnya putih dan halus. Tinggi pulak persis seperti body idamannya.

"Awas aja ko Bagas! Gue bakal buat lo kelepek-lepek sama gue huh!".

Putri mengggerutu lalu kembali duduk di pinggiran kasur sambil memikirkan nasib yang sedang menimpanya.

Rasanya ini sangat mustahil.

Tiba-Tiba sebuah ilusi lampu muncul dibenaknya...💡

"Oh iya! orang tua Alena kan orkay! daripada duduk merenung kek orang dongo mending gue keluar belanja kan sekalian beli baju yang bermutu, kapan lagi bisa nikmatin hidup jadi orang kayaa". Antusias Putri lalu keluar dari kamarnya.

"Wow!".

Putri takjub melihat rumah megah yang sedang di tempatinya ini. Benar-Benar rumah impian Putri.

"Ckck mengagumkan". Putri masih terpana.

"Alena". Panggil mamanya yang kebetulan baru keluar dari kamar.

"Mak eh ma". Putri mendadak salah tingkah.

*Mulut kampung gue*

"Apa yang sedang kamu lakukan disini seperti orang linglung begitu?.

"Mm Alena mau belanja.. Mama apa Alena boleh minta uang?". Putri berbicara lamban.

"Hah?". Mamanya nampak terkejut.

"Tidak biasanya kamu meminta sayang, apa kamu sedang membutuhkan sesuatu?".

Oh Shiiit! Putri lupa kalau Alena selalu diberikan uang yang banyak ketika akan berangkat sekolah dan dia tak pernah meminta lagi.

"I-Iya ma...Alena mau makan eskrim".

Mamanya tersenyum.

"Tunggu sebentar ya sayang, mama ambilin uang".

Oh god! Lihatlah betapa bahagianya Putri saat ini. Dikehidupan nyata mungkin ia akan dimaki-maki terlebih dahulu oleh emaknya sebelum keinginannya dituruti.

Huh! Putri jadi rindu makian emaknya tapi itu nanti dulu, sekarang Putri hanya ingin hidup tenang & bahagia menjadi Alena serta menikmati kasih sayang orang tuanya Alena. Kalau di kehidupan nyata mah boro-boro disayang, hampir setiap hari nama Putri cosplay menjadi penghuni kebun binatang.

"Ini. Apa kamu cukup?". Mamanya kembali dan memberikan uang seratus ribuan.

*What! Mana cukup buat beli baju*

Putri menghela nafas pasrah, ya tidak salah juga sih kan dia cuma mengatakan mau beli es cream, andaikan Putri mengatakan akan membeli pakaian pasti mamanya akan memberikan yang lebih banyak.

"Cu-Cukup ma...Kalo gitu Alena pergi dulu ya ma". Putri salah tingkah lalu meraih kunci mobil yang tergeletak di meja.

"Eh.. Alena itu kan kunci mobil mama sayang, kunci mobil kamu mana?".

*Duh gue lupa lagi kalo keluarga Alena punya mobil pribadi*

"Mmmm Alena lupa tempat naruh kuncinya".

"Oh begitu, ya sudah nanti mama bantu carikan...Kamu hati-hati di jalan".

"Hehe iya ma". Alena cepat-cepat berjalan keluar menuju bagasi.

"Mobil mama pasti yang warna hijau". Tebak Putri karna disebelah mobil tersebut hanya ada mobil sport hitam dan itu milik Alena.

Putri hendak masuk ke dalam mobil tersebut namun tiba-tiba ia teringat sesuatu...

"Gue kan gk bisa nyetir!".

...🕊*****🕊...

Dasar Putri🤦🏻

See you next Chapter👋🏻💓

Episode 3

...Tinggalkan jejak jika anda suka & selamat membaca💓🔥...

...*****...

...{Putri pov : Hah. Ini benar-benar nyata, meski ini terasa aneh namun aku akan berusaha mencari titik terang hingga menemukan jalan keluar}...

Putri mondar-mandir di area bagasi memikirkan cara agar ia bisa keluar berbelanja, apa ia harus meminta bantuan mamanya? Oh tidak-tidak... Bisa-Bisa mamanya akan curiga nanti.

Saat pikiran dan hatinya tengah asyik beradu jotos, tanpa sengaja matanya melihat Bagas yang baru saja keluar dari rumahnya dan hendak menaiki motor. Ya! posisi rumah Alena dan Bagas memang bersebelahan.

Ide jahil muncul dibenak Putri... Ia pun berlari kecil ke arah Bagas.

"Bagas!". Panggil Putri hingga membuat Bagas menoleh lalu mengernyitkan dahinya.

"Ap-". Belum sempat Bagas selesai bicara, Putri sudah lebih dulu menyeret tangannya menuju bagasi dan memasukkan Bagas dengan paksa ke dalam mobil.

"Hey apa yang kamu lakukan?!". Bagas bingung.

"Anterin gue ke supermarket". Balas Putri dengan santai sambil melipat tangannya ke depan dada.

"What!! Kamu kira aku supir??!".

"Ya! Mulai sekarang lo akan jadi supir gue".

"Perempuan gila!". Bagas geleng-geleng kepala. Namun tiba-tiba ia tersenyum miring. "Ou apa kewarasanmu sudah hilang karna aku mempunyai pacar? Hahaha".

"Eh jangan kepedean lu ya! Mau lo punya pacar kek, mau lu nikah bodo amat! Sekarang anterin gue ke supermarket cepet!".

"Hah??". Bagas tak percaya dengan jawaban Alena. Bukannya tadi pagi Alena nyaris seperti pengemis? Dan satu lagi, sejak kapan Alena bisa berbicara seketus ini?.

"Heh ngapain bengong! Jalanin mobilnya cepeet".

"Tapi-".

"Gk ada tapi-tapian! Jalan atau gue cium lo sekarang juga".

Bagas melebarkan matanya lalu menjalankan mobilnya segera, entah mengapa ia jadi takut melihat keganasan Alena saat ini.

Sepanjang perjalanan Putri hanya menatap jendela sambil membandingkan jalan yang dilewatinya dengan dunia nyata, suasananya tak berbeda jauh yang membedakannya hanyalah jumlah kendaraannya saja dalam kata lain disini lebih sepi, hingga tak terasa mereka sudah tiba di depan supermarket.

"Mau beli apa?". Tanya Bagas ragu-ragu.

"Celana, Baju kaos, hodie dan yang lainnya". Jawab Putri ketus melupakan kalau ia sedang membawa uang seratus ribu.

"Hey ini supermarket bukan toko pakaian, dasar bodoh".

"Oh iyaya". Putri menepuk jidatnya. "Ya udah si kalo gitu anterin gue ke toko pakaian".

"No! Untuk apa aku menurutimu? Memang kamu siapa ha?".

"Ya sudah kita diam saja disini sampe malam".

Bagas menggerutu dalam hati lalu menuju ke toko pakaian yang letaknya tak jauh dari supermarket.

"Thank you! Lo tunggu disini aja okey".

"Hey". Bagas menahan tangan Alena membuat Putri sedikit terkejut, tangan Bagas sangat lembut.

"Aku akan ikut ke dalam, kau tidak boleh sendiri". Putri mengangkat sebelah alisnya.

"Apa lo baru aja ngungkapin rasa perhatian ke gue? Atau, gue salah denger?".

"Jangan terlalu percaya diri, apa kamu ingat? aku pernah disalahkan karna kecerobohanmu di masa lalu dan aku tidak ingin itu terulang".

"Gue gk ngerasa ya, bye!". Putri keluar dari mobil tanpa menghiraukan perkataan Bagas. Tentang masa lalu yang disebut Bagas, hanya Alena yang tau dan Putri tak ingin memperberat hidup dengan memikirkan itu.

"Ada apa dengan Alena?". Bagas mulai merasa aneh lalu ikut keluar dari mobil.

Putri berkeliling untuk mencari celana panjang terlebih dahulu sedang Bagas terus mengekorinya dari belakang hingga yang dicari pun ketemu membuat Putri heboh sendiri.

"Huh! akhirnya gk jadi pakai yukensi". Putri tersenyum senang lalu mengambil dua buah celana jeans dan satu kulot.

Bagas yang melihat itu sedikit heran, namun ia lebih memilih untuk diam saja daripada mendapat solotan lagi dari Putri.

"Tinggal baju.." Putri berjalan ke arah deretan hodie dan sweater namun Putri tiba-tiba ingat kalau dia cuma membawa uang seratus ribu.

"Terima nasib aja deh gue". Putri menghembuskan nafas pasrah.

"Tidak jadi beli?". Tanya Bagas keheranan.

"Gk usah, yuk ke kasir". Ajak Putri lalu mereka berdua pun menuju kasir.

"Ini mbak". Putri menyerahkan barang yang ia beli ke kasir.

"Totalnya 30.000 saja".

"What?!". Putri melototkan matanya. "30.000?". Putri geleng-geleng tak percaya, mana mungkin ada celana sebagus dan sebanyak ini dengan harga tiga puluh ribu kecuali rombengan tapi ini??? tokonya eliteee coy.

"Toko kami menyediakan brand terbaik nyonya, jadi wajar semahal itu".

"Mahal lo bilang? Ya ampunn ini bahkan lebih murah dari harga eskrim".

Kalau tau akan semurah ini mengapa tadi Putri tak memborong sekalian sweater yang disukainya, siapa tau harganya cuma lima ribu. Putri pun segera menyodorkan uangnya lalu mengambil celana yang telah dibungkus tersebut dan segera berjalan menuju pintu keluar. Bagas dan mbak kasir yang melihat itu dibuat keheranan.

"Nyonya kembaliannyaaaa!". Kasir tersebut memanggil Alena dengan berteriak.

"Ambil ajaaa!". Sahut Alena tanpa menoleh.

"Alena tunggu!". Bagas mengejar langkah Alena sampai di parkiran.

"Hey! Kenapa kamu terburu-buru?". Bagas menggapai pundak Alena hingga Alena terpaksa berbalik.

"Tau ah pusing gue sama dunia kalian". Putri menepis tangan Bagas dari pundaknya lalu masuk ke dalam mobil.

"Aneh!". Komentar Bagas sambil mengitari mobil lalu duduk disamping Alena.

Kini mereka berdua sudah sampai di pekarangan rumah menuju bagasi dan berhenti disana, tanpa mengucap apapun Putri segera keluar dari mobil mengabaikan Bagas yang sedang cengo.

"Sudah pulang sayang". Sapa mamanya.

"Udah ma". Jawab Putri sambil menaiki tangga cepat-cepat dan masuk ke dalam kamarnya.

"Huh! Akhirnya sampai juga".

Putri meletakkan belanjaannya di atas meja lalu merebahkan badannya di kasur. Ia sudah lelah dengan semua lelucon yang ia hadapi hari ini dan saatnya beristirahat.

Baru saja mata cantik itu akan terpejam namun..

{Ctak🎬💥}

Bersiaplah🔔

Putri menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Pasrah gue! Pasraahh!!!". Putri berteriak sendiri seperti orang gila.

Ceklek

Pintu tiba-tiba terbuka dan seketika itu pula raut wajah Putri berubah drastis menjadi kalem.

"Alena kamu sudah siap sayang?". Tanya mamanya yang sudah berpakaian rapi.

"Sudah". Alena tersenyum manis.

"Mama sama papa tunggu kamu dibawah ya, kamu segera turun".

"Baik ma".

Pintu kembali tertutup.

"Sejak kapan gue pake baju ini? datengnya juga dari mana? Perasaan di lemari Alena gk ada".

Karna baju ini khusus disebut oleh penulis maka sistem akan menyediakannya🔔

"Ooooo gitu". Putri mangguk-mangguk, ia ingat kalau gaun biru yang sedang ia pakai ini ciri-cirinya persis seperti yang dibayangkan penulis dan juga dirinya.

Bersegeralah turun untuk menyambung eps berikutnya🔔

"Oke-Oke". Putri menurut lalu turun ke lantai bawah.

"Ma, Pa Alena udah siap".

Kedua orang tua Alena menoleh lalu tersenyum manis.

"Baguslah, ayo berangkat".

Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju rumah Bagas yang ada di samping rumahnya.

Saat sudah masuk di rumah Bagas, Putri kembali terkagum, rumah Bagas bahkan dua kali lebih mewah dari rumahnya Alena.

"Kalian sudah sampai, ayo duduk". Antusias seorang wanita yang bukan lain adalah mamanya Bagas.

Mereka pun duduk melingkar di meja makan sesekali bercanda ria, diceritakan keluarga mereka memang sedekat itu.

"Bagas, keluar nak! Alena sudah datang". Panggil mama Bagas dan Bagas pun keluar dari kamarnya dengan hanya mengenakan kaos oblong berwarna hitam, ia memang sengaja tak ingin tampil rapi dan terlihat tampan di depan Alena.

Namun justru itu membuat Putri sampai menganga.

*Menghindar ganteng, tapi diciptakannya sempurna banget*

"Ayo dimakan, jangan sungkan-sungkan". Pandu papanya Bagas.

"Iyaya mari-mari".

Kedua orang tua Bagas dan Alena pun mulai menyantap hidangan diselingi dengan obrolan-obrolan dan candaan yang membuat suasana menjadi ramai.

Sedang Bagas duduk tepat berhadapan dengan Alena sambil memberi Alena tatapan dinginnya. Alena menundukkan kepala, wajahnya pun berubah sendu. Jauh berbeda dengan Putri yang ada di dalam tubuh Alena, matanya kini berbinar-binar menatap banyaknya hidangan yang disiapkan keluarga Bagas.

*Omo! akhirnya kesampaian juga makan daging, ayolah Alena jangan lambat-lambat nyuapnya. Awas kalo panggung udah selesai, beres nih makanan!*

...🕊*****🕊...

Putri pick me🗣

See you next chapter👋🏻💓

Jangan lupa ramaikan......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!