NovelToon NovelToon

Legend Of Shu En

L.O.S.E 1 - Despair

L.O.S.E 1 - Despair

ARC 1 - Fall To Rise

Cerita ini dimulai dari Benua Bulan Biru yang merupakan salah satu dari banyaknya benua di dunia kultivator. Dunia kejam tanpa belas kasih itu telah merenggut masa kecil dari bocah bernama Shu En.

Manusia selalu dimabukkan oleh sesuatu entah itu ambisi, tahta, harta, wanita dan sebagainya. Mereka saling membunuh, saling menjatuhkan untuk mencapai posisi teratas diantara yang lainnya.

Malam yang pilu dan kelam itu melahap Ibukota Shuyang di Kekaisaran Shu. Tangisan bocah berumur tujuh tahun menggema saat melihat kematian Ayah, Ibu beserta keluarganya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain meronta, menjerit dan menerima kenyataan pahit itu.

Ambisi dan kecemburuan pria bernama Shu Liang kepada kakaknya telah membuat Shu En menderita. Dengan bantuan dari Kekaisaran Tang yang menawarkan kerjasama dengan syarat harus memberikan harta suci kekaisaran, Shu Liang menjalankan rencananya dengan sempurna.

Dibutakan oleh ambisi untuk mengambil alih tahta kekaisaran, Shu Liang membantai semua penduduk Ibukota Shuyang dan semua pejabat yang melindungi Kaisar Shu Jiang.

Namun dipuncak rencana mereka, Shu Liang dikejutkan dengan laporan bawahannya yang memberitahu jika Shu En dibawa pergi oleh Ling Shui.

Hingga akhir hayatnya Ling Shui mengorbankan nyawanya demi sang anak. Kematian Ling Shui membuat rencana Shu Liang bisa dikatakan berhasil sepenuhnya. Namun Shu Liang tidak menyadari apa yang menimpa Shu En setelah malam yang berapi-api itu. Shu En masih hidup dan dibawa pergi oleh siluman Harimau Putih menuju negeri yang jauh diseberang sana.

Tap... Tap... Tap...

Langkah kaki Harimau Putih yang bergerak cepat terdengar. Harimau Putih itu melompat dan menapaki udara dengan kekuatannya. Sementara itu diatas tubuhnya terlihat Shu En yang tidak sadarkan diri memegang sebuah surat.

____

Disebuah hutan yang ada di Kekaisaran Zhang terlihat seorang gadis muda sedang mengasah kemampuan memanahnya. Keanggunan dan parasnya yang cantik membuat para prajurit yang berjaga berdecak kagum.

”Kaisar, Jendral Chi datang. Sepertinya dia membawa kabar penting untukmu.” Seorang wanita yang terlihat lebih tua berkata.

”Kakak Zi Ran, berhenti memanggilku Kaisar! Aku lebih suka dipanggil Ratu!” Gadis cantik itu sontak saja menegur.

”Baiklah, Ratu Zhang.” Wanita itu menjawab sembari tersenyum hangat.

Tak lama seorang pria paruh baya datang dan memberi hormat kepada gadis muda bernama Zhang Xue. Pria paruh baya yang bernama Chi Huangshan itu memberitahu Zhang Xue tentang seekor Harimau Putih yang mengamuk didepan istana.

”Yang Mulia Ratu, harimau putih itu membawa bocah tidak dikenal dan kami tidak bisa menghentikan amukannya!”

Setelah Chi Huangshan menjelaskan lebih rinci, barulah Zhang Xue memahami. Zhang Xue langsung bergegas kembali ke istana bersama wanita bernama Hong Zi Ran.

Didalam perjalanan menuju istana, keduanya menyadari bahwa telah terjadi sesuatu yang besar mengingat kegundahan yang mereka alami belakangan hari ini.

”Xuexue, belakangan ini aku tidak bisa tidur dengan tenang dan merasa khawatir. Harimau Putih yang dimaksud Jendral Chi adalah Baihu bukan? Itu adalah siluman peliharaannya Kakak Shui!” ucap Hong Zi Ran.

Zhang Xue mengangguk lembut namun wajahnya memucat. Gadis ini berharap bahwa apa yang terjadi di Istana Zhang tidak seperti yang ia pikirkan.

Namun setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, Zhang Xue mengetahui dengan jelas bahwa Harimau Putih yang mengamuk didepan Istana Zhang adalah siluman peliharaan Ling Shui.

Hong Zi Ran yang berada disamping Zhang Xue juga terkejut melihat hal ini. Sebelum Hong Zi Ran mengambil tindakan, Zhang Xue terlebih dahulu berseru lantang meminta prajurit yang mengelilingi Harimau Putih itu untuk mundur.

”Yang Mulia Ratu!”

”Yang Mulia Ratu telah kembali!”

”Semuanya! Turunkan senjata kalian!”

Seketika para prajurit menjauh dari Harimau Putih dan memberi jalan untuk Zhang Xue mendekat. Apa yang Zhang Xue temukan saat melihat Harimau Putih bernama Baihu dari dekat adalah seorang bocah yang sedang menangis histeris.

”Berhenti menangis, bocah! Kau seorang lelaki bukan?! Bangkit dan balasan kematian Ibumu!” ujar Harimau Putih Baihu yang hanya didengar oleh Shu En, Zhang Xue dan Hong Zi Ran.

Melihat bocah tersebut, Zhang Xue langsung menyadari jika bocah itu adalah anak dari Ling Shui. Dengan lembut Zhang Xue meminta Harimau Putih Baihu untuk diam dan mulai menenangkan Shu En.

Namun Shu En malah menangis semakin keras dan suaranya terdengar jelas sangat penuh keputusasaan disana. Saat Hong Zi Ran mencoba menenangkan Shu En selama beberapa menit, barulah Shu En diam dan tertidur dipelukan wanita itu.

”Kakak Zi Ran, apa yang terjadi pada Kakak Shui?” Zhang Xue memegang lembut pipi Shu En dan bertanya-tanya.

”Anak ini sepertinya sangat trauma dan menderita...” Wajah Hong Zi Ran pucat pasi saat merasakan kehangatan Shu En yang terluka dan menderita.

”Xueuxe, aku rasa Kakak Shui sudah...” Hong Zi Ran tidak melanjutkan ucapannya seolah-olah suaranya tertelan.

”Ini...” Lalu pandangan mata sendu Hong Zi Ran jatuh pada sebuah surat yang dipegang erat oleh Shu En.

”Sebuah surat?”

”Xuexue, bisakah kau membacanya?” pinta Hong Zi Ran.

Zhang Xue menganggukkan kepalanya dan mengambil surat yang dipegang Shu En, lalu membacanya dengan seksama.

Teruntuk Xuexue yang jauh disana...

Bagaimana kabarmu?

Saat kau membaca surat ini, aku rasa diriku ini sudah tiada.

Sekarang kau telah menjadi Ratu yang hebat.

Bagaimana kabar Ranran dan Rongrong? Apa mereka baik-baik saja?

Apa Nenek Su masih marah padaku?

Hihihi maaf karena telah meninggalkan kalian dan memilih untuk menjalani hidupku yang baru disini.

Aku tidak menyesal sedikitpun telah mengambil keputusan untuk pergi saat itu.

Walaupun ada penyesalan, penyesalanku hanyalah satu karena tidak dapat melihat anakku tumbuh dewasa.

Aku membayangkan seperti apa En‘er dimasa depan?

Xuexue, Ranran dan kalian yang disana membaca surat ini, tolong jaga En‘er untukku...

Selepas membaca surat yang ditulis Ling Shui, air mata yang menggenang dipelupuk mata Zhang Xue tumpah. Zhang Xue membekukan surat tersebut dan meneteskan air matanya karena mengetahui Ling Shui telah tiada.

”Kakak Shui... Dia selalu saja seenaknya!” Hong Zi Ran juga menangis saat membayangkan kematian Ling Shui.

Baik Zhang Xue ataupun Hong Zi Ran, keduanya belum mengetahui apa penyebab kematian Ling Shui. Mereka berdua membawa tubuh Shu En ke Istana Zhang setelah siluman harimau putih itu menghilang dan menunggu waktu yang tepat untuk menanyakan semuanya kepada Shu En.

L.O.S.E 2 - The Holy Sun Sect

L.O.S.E 2 - The Holy Sun Sect

ARC 1 - Fall To Rise

Shu En menemukan dirinya berada disebuah ruangan yang megah dan dipenuhi dengan berbagai barang mewah. Dengan tubuh yang terbaring lemah, Shu En kembali bertemu dengan realita yang kejam setelah dirinya pingsan.

Keringat dingin bercucuran dan kecemasan tergambar jelas diwajah Shu En, seolah-olah ia baru terbangun dari mimpi buruknya. Namun bagi Shu En sekarang ini dirinya juga dihadapkan dengan mimpi buruk yang nyata. Entah dalam mimpi atau dalam keadaan tersadar, kondisi mental Shu En sangatlah hancur.

Tanpa bersuara Shu En menumpahkan segala pilu dan derita yang ia rasakan. Shu En tidak menyadari jika Zhang Xue dan Hong Zi Ran mengamati bocah itu dari luar ruangan. Keduanya terlihat sangat iba melihat kondisi menyedihkan dari Shu En.

”Aoa yang harus kita lakukan Kakak Zi Ran? Aku tidak memiliki pengalaman untuk menenangkan seorang bocah.”

“Aku juga sama sepertimu, Xuexue. Terlebih bocah itu laki-laki.”

Keduanya saling memandang sebelum menghela nafas berat. Pada akhirnya Hong Zi Ran meminta Zhang Xue untuk memberi ruang kepada Shu En untuk menyendiri. Setelah Shu En berhenti menangis dan berdiam diri, barulah keduanya masuk kedalam ruangan tersebut.

Mengetahui kedatangan Zhang Xue dan Hong Zi Ran, seketika Shu En menyeka air matanya dan menatap keduanya waspada.

“Mmm... Ha-Hai?” Zhang Xue mencoba menyapa namun kesan pertamanya itu membuat Shu En membuang wajahnya.

‘Wah, dia langsung menjaga jarak dan membenciku...’ ujar Zhang Xue dalam hati.

Melihat Zhang Xue yang tidak dapat diandalkan, Hong Zi Ran pergi ke dapur untuk mengambil sup hangat dan minuman herbal yang ia siapkan untuk Shu En.

“En‘er.” sapa Hong Zi Ran sambil duduk ditepi ranjang, “Untuk sekarang makanlah. Kau lapar bukan?”

“Kami sudah membaca surat yang kau pegang. Mulai saat ini kau tidak perlu khawatir. Ini adalah rumahmu.”

Shu En menatap Hong Zi Ran yang nampak ramah dengan wajah keibuannya, ada perasaan yang hangat disana namun saat ini Shu En kehilangan nafsu makannya. Kesedihan dan putus asa benar-benar melahap dirinya.

“Biarkan aku sendiri...” ucap Shu En lirih.

Saat ini Shu En ingin menenangkan perasaannya yang hancur dan ia tidak ingin membuat kedua wanita yang menyelamatkannya menjadi khawatir.

Beberapa jam telah berlalu dan Shu En tidak menyentuh sedikitpun sup hangat yang dingin itu. Beberapa jam kemudian Zhang Xue dan Hong Zi Ran bergantian membawa makanan untuk Shu En.

Selama tiga hari Shu En mengabaikan makanan tersebut dan tidak melakukan aktivitas apapun selain meringkuk diatas ranjang dan menangis sendirian. Namun saat Shu En tertidur, secara bergantian Zhang Xue dan Hong Zi Ran mengusap rambut bocah itu berusaha menenangkannya dari mimpi yang buruk.

Dihari keempat Shu En mulai menyantap makanan yang dibawa Zhang Xue dan Hong Zi Ran sebelum akhirnya ia keluar kamar.

“Mandilah, setelah itu kita akan sarapan pagi bersama.” Didepan pintu kamar Zhang Xue sudah menunggu dan memberikan perintah.

Paras cantik dan tatapan dingin Zhang Xue membuat Shu En mengikuti perintah gadis itu. Disisi lain Zhang Xue kebingungan harus bersikap seperti apa kepada Shu En. Gadis itu adalah anak tunggal, tidak pernah berinteraksi dengan pria atau gadis yang sebaya dengannya.

Shu En yang sepuluh tahun lebih muda tentu membuat Zhang Xue semakin bingung harus bersikap seperti apa, terlebih ia merupakan salah satu kultivator dari sekte tersembunyi yang seluruh anggotanya perempuan. Tentu hal ini merupakan situasi yang rumit untuk Zhang Xue.

Setelah dituntun pelayan dan mengganti pakaiannya, Shu En menikmati sarapan pagi bersama Zhang Xue dan Hong Zi Ran. Setelah sarapan pagi, barulah Hong Zi Ran mengajak Shu En berkeliling istana sebelum akhirnya mereka bertiga bersama Zhang Xue menikmati pemandangan Danau Longming.

“Bibi Hong, Kakak Zhang, terimakasih karena telah menolongku. Setelah ini aku akan pergi.” Shu En memulai percakapan membuat Zhang Xue dan Hong Zi Ran saling berpandangan.

“Apa yang ingin kau lakukan setelah pergi dari sini?” tanya Hong Zi Ran.

“Aku akan berkelana dan berlatih hingga diriku ini mampu membalaskan perbuatan keji mereka.” Shu En menjawab.

Sontak saja Hong Zi Ran mengacak rambut Shu En dan tertawa, ”En‘er, apa yang bisa kau lakukan dengan dirimu yang sekarang ini? Apa kau berpikir kami akan kerepotan dan merasa terganggu? Kau tidak usah takut dan mengkhawatirkan itu! Jika sampai dirimu terluka dan menderita, maka kami akan merasa malu pada Kakak Shui!”

Alis Shu En mengkerut, “Kakak Shui?”

“Ya, Ibumu adalah kakak seperguruan kami. Beliau adalah wanita yang tangguh dan hebat.”

Mendengar itu Shu En menjadi penasaran dan bertanya kepada Hong Zi Ran. Akhirnya keduanya dapat mengobrol secara alami karena Shu En mulai terbuka begitu juga dengan Hong Zi Ran.

Sementara itu Zhang Xue mendengarkan keduanya mengobrol. Melihat Hong Zi Ran yang memang telah berumur tiga puluh tahun tentu dapat menjadi tempat keluh kesah Shu En, dibandingkan dirinya yang masih gadis.

“Jadi Ibu sering menjahili Kakak Zhang dan memerintah Bibi Hong seenaknya ya?” Wajah lesu Shu En secara perlahan mulai cerah dan ini membuat Hong Zi Ran tersenyum bahagia begitu juga Zhang Xue.

“Kakak Zhang, maafkan Ibuku...” ujar Shu En dan membuat Zhang Xue tertawa kecil.

“Kau tidak perlu minta maaf, En‘er,” ujar Zhang Xue sambil mengelus kepala Shu En.

“Tetapi wajah Kakak Zhang terlihat sedih...” sahut Shu En.

Zhang Xue pun berhenti mengelus kepala Shu En dan menghela nafas berat.

“En‘er, aku hanya tidak bisa membayangkan bagaimana Kakak Shui pergi...”

Seketika suasana pun menjadi hening. Shu En mengepalkan tangannya dan mengumpulkan segenap keberanian untuk menceritakan kejadian pilu itu kepada Zhang Xue dan Hong Zi Ran.

L.O.S.E 3 - Paralyzed Cultivator

L.O.S.E 3 - Paralyzed Cultivator

ARC 1 - Fall To Rise

Mendengarkan langsung dari Shu En tentang kejadian memilukan itu membuat darah Zhang Xue dan Hong Zi Ran berdesir. Situasi di Benua Bulan Biru tentu tidak terkendali setelah Kekaisaran Shu dan Kekaisaran Tang bekerjasama.

Namun dari cerita yang disampaikan Shu En, Hong Zi Ran merasakan ada maksud tersembunyi dari Kaisar Tang yang mengejar Ling Shui.

‘Apa mereka mengetahui teknik suci dari Istana Rembulan?’ batin Hong Zi Ran bertanya-tanya sebelum matanya menatap Zhang Xue.

“Kakak Zi Ran, apa kita harus menemui Penatua?”

“Ya, aku rasa kita perlu menemui beliau. Tetapi aku rasa beliau akan marah jika mendengar hal ini.”

Akhirnya Zhang Xue dan Hong Zi Ran merencanakan perjalanan mereka ke tempat persembunyian Istana Rembulan, sebuah sekte yang dihuni kaum perempuan dan ditinggalkan Ling Shui.

Sementara itu waktu terus berlalu dan Shu En sudah beradaptasi dengan baik di Kekaisaran Zhang. Shu En sangat akrab dengan Zhang Xue yang dia anggap sebagai kakaknya begitu juga dengan Hong Zi Ran yang berperan sebagai ibu angkatnya.

“En‘er, apa kau tertarik untuk menjadi seorang kultivator?” tanya Zhang Xue saat mengetahui Shu En memperhatikan dirinya berlatih memanah.

“Kultivator? Aku tertarik dengan itu tetapi aku...” Shu En tidak melanjutkan ucapannya karena menyadari kondisi tubuhnya.

Zhang Xue tersenyum kecut karena setelah memeriksa kondisi tubuh Shu En, ternyata bocah malang itu mengalami kelumpuhan pada titik meridiannya.

‘Dengan teknik dari Istana Rembulan, dia bisa menjadi seorang kultivator namun hal itu sangat terlarang...’ Zhang Xue membatin dan berjalan mendekati Shu En.

“Kakak Zhang, aku ingin menjadi lelaki yang kuat dan dapat melindungi orang yang berharga untukku! Aku tidak ingin kehilangan siapapun lagi!” jerit Shu En.

“En‘er?”

“Tetapi mengapa dewa berlaku kejam terhadapku?! Aku kehilangan tempat untuk pulang! Dan aku kehilangan kesempatan menjadi seorang kultivator!”

Melihat Shu En terbuka seperti ini membuat Zhang Xue memeluk bocah itu dan mengelus kepalanya. Shu En masih merasa putus asa dan belum terlepas dari kejadian pilu itu, bahkan perasaan kuat akan dendam membuatnya semakin putus asa karena kenyataan menamparnya tanpa belas kasih.

Saat itu Shu En hanya bisa menangis dipelukan Zhang Xue karena menyadari betapa lemahnya dirinya. Seperti biasa hari-hari yang damai itu Shu En lewati dengan berlatih bersama Zhang Xue.

Kemampuan fisik Shu En bisa dibilang kuat untuk anak seusianya, namun dunia kultivator adalah dunia yang kejam. Fisik kuat saja tidak akan membuatnya bertahan hidup jika kultivasinya lemah.

Akhirnya rumor tentang adik angkat Ratu Zhang yang lemah tersebar di Kekaisaran Zhang. Namun hal itu tidak membuat Shu En putus asa, justru selama tiga tahun itu Shu En semakin giat berlatih dibawah asuhan Zhang Xue, Hong Zi Ran dan Jendral Chi Huangshan.

Hingga suatu hari Zhang Xue dan Hong Zi Ran membicarakan tentang pelatihan yang akan dilakukan Shu En kedepannya. Rekomendasi dari Jendral Chi Huangshan, Sekte Matahari Suci siap menampung Shu En sebagai murid disana.

“En‘er, jika kau tidak ingin, kau bisa menolaknya,” ujar Hong Zi Ran lembut, “Masih banyak cara untuk bertahan hidup selain menjadi seorang kultivator.”

“Terimakasih, Bibi Hong. Tetapi aku sudah memutuskan untuk pergi ke Sekte Matahari Suci.”

Melihat Shu En yang sudah beranjak dewasa membuat Hong Zi Ran tidak rela melepaskannya. Tiga tahun lalu Shu En selalu merengek dan menangis, namun sekarang bocah itu sudah berumur sepuluh tahun dan begitu terobsesi untuk menjadi seorang kultivator.

“Kau menyadari kondisi tubuhmu itu bukan? Titik meridianmu dilumpuhkan dan disegel. Tiga tahun ini kami berdua berusaha mencarikan kultivator hebat di Kekaisaran ini namun semuanya tidak dapat menyembuhkanmu. Jadi tolong jangan membuatku khawatir, En‘er.”

Hong Zi Ran pun memeluk Shu En erat dan menginginkan anak itu berada di Istana Zhang.

“Bibi Hong...”

Saat Hong Zi Ran seperti ini Zhang Xue memegang pundaknya dan menegurnya.

“Bilang saja Kakak Zi Ran tidak ingin En‘er pergi bukan? Dasar tidak bisa jujur.”

“Tetapi kau sendiri juga sama sepertiku kan Xuexue?!”

“Hah?! Ti-tidak! Justru aku terharu dan bangga melihat En‘er!”

Shu En tersenyum karena mengetahui Zhang Xue dan Hong Zi Ran khawatir padanya. Disaat ia kehilangan segalanya, disinilah ia menemukan tempat untuk dirinya pulang.

“Kakak Zhang, Bibi Hong, saat aku kembali, aku akan menjadi seorang kultivator yang hebat.” Shu En mengulurkan jari kelingkingnya pada Zhang Xue dan Hong Zi Ran sambil tersenyum.

“Aku janji!”

Zhang Xue dan Hong Zi Ran pun ikut tersenyum dan berkata, “Kami akan menunggumu, En‘er.”

Setelah itu Jendral Chi Huangshan datang dengan pengawal dan lima kereta kuda.

“En‘er, apa kau sudah mempersiapkan semuanya?” tanya Jendral Chi Huangshan.

“Sudah Jendral Chi!”

Shu En menganggukkan kepalanya dan melihat Jendral Chi Huangshan yang memberi salam dan hormat kepada Zhang Xue. Lalu Shu En berjalan memasuki kereta kuda dan melambaikan tangannya saat kereta kuda berjalan meninggalkan Istana Zhang.

“En‘er, bulan depan kami akan berkunjung!” teriak Hong Zi Ran saat kereta kuda semakin menjauh.

Shu En tersenyum dan terus melambaikan tangannya lalu berkata lirih, “Aku akan menunggu...”

Selepas kepergian Shu En, barulah Zhang Xue menatap Jendral Chi Huangshan tajam begitu juga dengan Hong Zi Ran.

“Jendral Chi! Apa semuanya sudah datang?!”

“Mereka semua sudah datang, Yang Mulia Ratu!”

“Baiklah, mari kita mulai pertemuannya!”

Tanpa Shu En ketahui, saat ini Kekaisaran Zhang tengah mengalami situasi yang tidak kondusif karena beberapa wilayah mereka dikuasai oleh Kekaisaran Jia.

“Jadi rumor itu benar jika Kekaisaran Wei dari Benua Daun Hijau membantu mereka?” tanya Zhang Xue kepada Jendral Chi Huangshan.

“Benar, Yang Mulia Ratu. Untuk lebih jelasnya, anda bisa mendengar di dalam.”

Pintu ruang pertemuan antar Jendral Kekaisaran Zhang dan Patriark Sekte aliran hitam dan putih yang ada di Kekaisaran Zhang pun terbuka. Disana terlihat sejumlah tokoh penting dunia kultivator Kekaisaran Zhang yang akan mengadakan pertemuan guna membahas lebih lanjut tindakan Kekaisaran Jia yang secara terang-terangan menyerang wilayah Kekaisaran Zhang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!