NovelToon NovelToon

Wanita Ranjang Sang Capt: The Beginning

#Isabella Sovie

MOHON MAAF!! KARYA INI TIDAK SELESAI HINGGA ENDING. JADI DARI PADA NYESAL BACANYA MENDING DI SKIP AJA.

BERIKUT DAFTAR KARYA KAK UPE YANG SAMPAI ENDINGNYA.

1.Wanita ranjang Mr.Zee (kisah Zee dan Raya- Orang tua Arka dan Sky)

2.Cinta Gila: Ranjang panas Genious doctor (kisah Dennis dan Anne- Orang tuan Saka, Zura dan Antonio)

3.I love you tulalit dokter (Kisah Stella dan David – Orang tua nya Zee dan Dennis)

4.The secret of Lea ( Kisah Ansel dan Lea -Orang tua Bia dan Mia)

5.Gairah sang tuan Muda (kisah sengklek Rey dan Aleysa)

6.Jebakan terindah (kisah Arka dan Clare)

7.Kejar daku kau ku buat bucin (kisah Saka dan Bia)

8.My Angel Death (kisah Alhen dan Elisa – Anak nya Eangle Lou pengawalnaya Dennis)

Prolog

“Apa kata mu?”

“Kau tidak Tuli kan Isabella! Cepat lepas semua pakaian mu!!” sebuah seringai jahat nangkring cantik di wajah tampan Sky.

OOPss.. Apa yang sebenarnya terjadi???

☘️☘️☘️

Bukan karena ingin tampil beda dengan anggota keluarga lain nya. Tapi karena hati nya lebih memilih menjadi seorang penegak hukum dari pada seorang pengusaha atau mafia. Ini lah yang membuat Skyladen Hardata memutuskan untuk kembali ke negara sang kakek – Italia. Di mana dia merasa bisa lebih menjadi diri nya sendiri tanpa bayang- bayang nama besar nama keluarga nya di Indonesia.

Banyak penjahat yang takut mendengar nama nya. Mereka pada umum nya pasti akan langsung balik kanan jika tahu petugas yang akan mereka hadapi adalah Skyladen Hardata.

Namun walau pun begitu begitu banyak penjahat yang malas berurusan dengan nya, Sky – sapaan akran Skyladen Hardata, malah sering cek cok dengan salah seorang asisten jaksa di kota nya.

Sebenarnya dasar dari percekcokan ini simple saja, cara Sky yang bar bar dan tidak sesuai prosedure selalu membuat si assiten Jaksa sakit kepala.

Hampir sekota Milan tahu kalau Skyladen Hardata dan Isabella Sovie bagaikan air dan minyak yang tidak akan pernah bisa bersatu.

Hingga sebuah kasus memaksa mereka untuk menurun kan ego mereka masing- masing. Dan bergandengan tangan demi pengungkapan kasus ini.

Akan kah sebuah kasus mampu menghantarkan mereka dalam sebuah percintaan yang panas di atas sebuah kasur? Ikuti cerita romantis, komedi nan penuh intrik ini bersama kak Upe. Muaach!

🐣🐣🐣🐣

“Bisa tidak jangan Sky lagi! Sky lagi! Kepala ku pusing mendengar nama polisi bar bar tidak tahu aturan seperti dia! Apa dia kira semua bisa beres dengan cara nya yang seperti itu!” Isabella melempar semua berkas yang baru saja di berikan oleh Greta Louise pada nya.

“Nona Isabella Sovie yang terhormat?! Kau boleh saja marah pada capt Sky! Tapi please! Jangan kau tambah tambah kerjaan ku! Aku ini sudah capek sedari pagi menerima semua berkas masuk. Dan Kau-!” tunjuk Greta dengan giigi rapat saking kesal nya dengan kelakuan teman nya.

“seenak nya melemparkan semua nya!!! Hanya karena kau kesal dengan capt Sky! Kenapa tidak kau gedor saja rumah nya dan caci maki dia secara live!” repet Greta yang akhir nya mau tidak mau jongkong dan memunguti semua berkas yang berterbangan di lantai.

“Greta ! Katakan pada sohib sejati mu itu! Ini kantor kejaksaan! Bukan taman bermain anak- anak yang bisa seenak nya dia diperintahkan untuk ikuti jalan permainan nya. Dan aku Isabella Sovie tidaka kan memverifikasi berkas dari nya.” Ucap Isabella dengan sengit lalu pergi meninggalkan Greta yang masih memunguti kertas- kerta yang di hamburkan oleh Isabella.

☘️☘️☘️

“Aku pesan kamar dan juga layanan pijat! Yang profesional, please!” seru Isabella Sovie pada resepsinis hotel.

“Ini kartu kamar anda, nona Sovie.” Si resepsionis memberikan sebuah kartu akses masuk ke kamar yang telah Isabella pesan.

“Karena si Sky brengsek itu aku harus sampai menginap di hotel untuk menghilangkan stres di dalam kepala ku! Aku tidak ingin melihat wajah nya yang tiba- tiba datang dengan amarah yang melambung ke angkasa karena aku lempar dokumen yang dia serah ke lantai.” Gerutu Isabella sambil terus berjalan ke kamar nya di lantai enam belas.

Isabella sempat melirik ke kiri dan ke kanan sebelum akhir nya dia benar- benar masuk ke dalam kamar hotel nya. Ya sekedar untuk memastikan keadaan di lorong itu sebelum akhir nya di masuk ke dalam kamar.

Tidak lama setelah Isabella masuk, pintu kamar nya pun di ketuk dan ternyata itu ada terapis yang dia pesan untuk pijatan di seluruh tubuh nya.

Pria bertubuh tegap dengan wajah yang mempersona itu pun sedikit menunduk kan kepala nya sambil tersenyum.

“Seluruh badan atau bagaimana nona?” tanya terapis itu profesional.

“Tolong pundak, punggung dang kaki ku saja. Aku ingin menghilangkan stres ku bekerja.” Ujar Isabella lalu membuka piama nya dan menyisakan sebuah gaun tidur dengan potongan punggung terbuka.

“Silahkan berbaring nona.”

Isabella pun menuruti perkataan si terapis. Ya nama nya saja pasien mana boleh banyak cencong. Begitu pun dengan Isabella. Dia menuruti semua kata- kata terapis nya demi apa? Demi sakit kepala nya akibat polisi bar bar yang bernama Skyladen Hardata itu menghilang.

Setelah dua jam lama, akhir nya pijat tanpa plus- plus itu pun selesai. Isabella memberikan tips lebih karena pijatan dari pria tampan dan kekar tadi berhasil membuat tubuh nya kembali rileks. Saraf- saraf nya yang menegang karena si Capt Sky pun tidak jadi pecah.

“Aku harap aku tidak pernah berurusan lagi dengan pria itu!” Seru Isabella Sovie sambil merebahkan diri nya di atas tempat tidur yang super nyaman itu.

Begitu indah dan nyaman malam ini terasa bagi nya, rasa nya uang 400 euro yang dia keluarkan untuk kenyamanan ini tidak ada arti nya. Milan terasa sangat damai. Dan yang terpenting, tidak ada Skyleden Hardata di sini.

#2 Momen yang salah

"Uuh.. Ah! Ya honey! uh!!"

"Oh Tuhan!! Haruskan aku mendengar semua ini sepanjang malam!" Rutuk Isabella yang kini mengangkat bantal yang tadi nya ada di bawah kepala nya kini ke atas kepala nya.  Dia tidak habis pikir mengapa hotel semahal ini dinding nya bisa sangat tipis.

Bam!

Bam!

Bam!

Kini terdengar hempasan di kamar 16038 itu. Hempasan yang sangat kuat hingga menembus ke kamar yang Isabella sewa- 16036.

Isabella kembali menutup kuping nya yang sudah sangat tercemar dengan semua teriakan- teriakan yang mengganggu jiwa dari kamar sebelah.

"Kau sangat nakal! rhm! Benar di sana honey! Uh! Ya! Di sana-tepat di sana, jangan berhenti! please" ucap seorang wanita yang sangat jelas di telinga Isabella.

"Sial! Seperti nya bantal ini tidak berguna sama sekali!"  Isabella merutuki bantal yang ada di atas kepalanya karena tidak berdampak apa pun untuk meredam suara wanita di sebalah kamar nya.

Isabella menarik nafas dalam sedalam - dalam nya dan memejam kan matanya sambil memohon dalam hati agar semua suara lucnut di sebelah sana segera berhenti.

Tapi ajaib nya , semakin Isabella memohon maka semakin menjadi - jadi teriakan dari kamar sebelah.

Wanita yang ada di kamar sebelah terus saja megoceh tidak karuan. Dia seolah tidak peduli jika ada orang yang mendengarnya.

"Hei, Big boy! Come on! Come closer! Kau  sangat nakal."

"uh Ya! Don't stop please! Apa pun yang sedang kaulakukan, jangan move dari dari titik itu! Kau harus menyelesaikan apa yang telah kau mulai!!!"

Telinga IsabellaIa rasa nya sudah berasap. Segera Isabella mengambil handphone nya kembali untuk mengecek riview dari hotel tempat nya menginap saat ini.

"Jangan sampai aku menemukan review yang tidak baik dari hotel ini! Jelas- jelas tadi aku membaca riview hotel ini sangat baik!!" Rutuk nya sambil menskrol komenan dari para pengunjung lebih bawah lagi.

"Oh! Ssshhhhhhit!! teriak nya kesal karena ternyata ada banyak sekali review negatif tentang hotel itu. Salah satu nya karena dinding kamar hotel yang sangat tipis untuk ukuran hotel yang sangat mahal.

"Seharusnya aku menskrol lebih bawah lagi!" Sesal Isabella karena tadi dia hanya fokus melihat review- review pijatan nya saja. Dia tidak fokus membawa review soal keadaan hotel nya. Secara hotel ini terlihat sangat mewah.

Ya, logika nya tidak mungkin dinding nya akan setipis ini. Tapi siapa sangka uang nya 400 euro melayang begitu saja. ketenangan yang tadi nya sempat dia rasa kan sesaat tiba- tiba merubah menjadi erang penuh erotis yang tidak jelas. Membuat Isabella mau muntah mendengar nya.

Isabella menempel kan kuping ke dinding di atas header tempat tidur nya saat suara- suara lucnut itu berhenti tiba- tiba.

"Apa mereka sudah lelah?" Tanya yang malah kepo dengan pasangan yang mengusik ketenangan nya dari tadi itu.

Di tempelkan nya telinga dalam- dalam, dan benar! Sunyi nyaris tanpa suara.

Isabella pun turun dan kembali berbaring." Huff! Syukur lah!" ucap penuh syukur karena suara- suara lucnut itu akhirnya berhenti.

"Setidak nya aku masih punya waktu lima jam lagi sebelum jam masuk kerja ku pagi ini."

Isabella mengambil posisi tidur paling nyaman untuk nya. Dalam hati nya saat nya menikmati ketenangan tidur dalam 400 euro milik nya.  Satu jam 80 Euro hitung nya untuk setiap jam yang tersisa hingga dia check out besok pagi.

But...?? Seperti nya ketenangan seharga 80 Euro perjam itu hanya lah mimpi belaka, sebab pasangan lucnut di sebelah kamar nya memulai kembali aksi mereka.

Erangan yang dimulai sekitar pukul setengah dua malam membuat nya kembali terbangun.

Dalam keadaan pusing karena tidur yang terganggu Isabella benar- benar mengutuk pasangan yang ada di sebelah kamar nya.

Isabella menutup telinga nya tapi suara e rangan itu terus bersahutan. Baik dari yang jantan mau pun yang betina. Isabella sudah tidak ingin mengkatagorikan mereka sebagai manusia. Karena manusia tidak ada yang bercocok tanam se- hiper mereka.

Helaan nafas yang entah untuk ke berapa kali keluar dari mulut Isabella.

"Tidak bisa kah mereka melanjutkan aktivitas mereka besok pagi?!" Teriak nya kesal tapi tanpa suara.

Suasana kembali senyap untuk sesaat. Isabella kira ronde ke dua telah berakhir. Tapi baru saja Isabella akan kembali berbaring  suara e rangan yang bersahutan kembali terjadi lagi.

Kali ini tidak hanya suara erangan, Isabella juga mendengar  suara terengah-engah dan suara benturan-benturan di dinding serta teriakan-teriakan. :"Kenapa jadi sedikit ekstrim seperti ini?" Batin Isabella, yang karena penasaran akhir nya menempelkan lagi kuping nya ke dinding sambil bertumpu di kedua lutut nya.

Tapi setelah Isabella menempelkan kuping nya suara dari kamar sebelah terdengar semakin mencurigakan.Kini malah terdengar seperti suara pukulan.

Dahi Isabella mengernyit karena pikiran nya malah terbang ke hal- hal di luar kebiasan bercinta orang normal. "Wow! Apa yang mereka lakukan sebenarnya?"  PIkiran Isabella malah pergi kemana- mana.

Duk... duk... duk... duk... duk... duk.....

Kini suara tempat tidur yang membentur dinding dengan tempo yang meningkat serta suara derit kasur yang sangat heboh pun ikut terdengar.

Namun setelah begitu lagi menguping, tanpa sadar Isabella malah memuji kepiawaian lelaki itu dalam bercinta. "Waah! Tahan lama sekali." Puji nya sambil masih dalam posisi nguping di dinding.

"Jangan- jangan dia makai obat kuat!" Dengus Isabella kemudian.

Isabella melihat jam di dinding dan ternyata hari sudah pukul 3. 15 dini hari.

"DaaamN!! Waktu berharga ku!!" Teriak nya.

"ini tidak bisa di biarkan!" seru nya karena seperti nya obat kuat pria di kamar sebelah masih akan panjang efek nya.

Isabella terduduk tegak di atas tempat tidurnya dan menatap telepon di atas meja di samping tempat tidurnya.

Sebenarnya dia tidak ingin dianggap sebagai tamu yang suka mengadu. Tapi apalah daya nya, keributan pasanagn gila di sebelah kamarnya membuat 400 Euro nya melayang sia- sia.

Isabella baru saja hendak mengangkat gagang telepon untuk menghubungi meja penerima tamu saat, tiba-tiba, ia mendengar pria di kamar sebelah meneriak kan suara yang menyelamatkannya.

"Oh, akuAaaaaaaaaaarhg!! kecellluuuuaaaaarrrr!" ucap dua insan lucknut itu bersamaan.

"Damnnn! Akhir nya" Maki Isabella sambil meletakan kembali ganggang telpon hotel itu.

Isabella pun kembali menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Thanks god!!" Ucap nya penuh syukur walaupun hanya tersisa beberapa jam berharga lagi menjelang pagi tiba.

Isabella menenggelamkan diri nya di balik selimut dan menarik kain tebal berwarna putih  itu hingga ke dagunya.

Kepalanya tenggelam di atas bantal-bantal dan ia berbaring di sana beberapa menit sebelum ia mulai jatuh ke alam tidur.

"BAAAM!!" Dentuman keras pintu dari kamar sebelah membuat mata Isabella membelak ingin loncat keluar. Kali amarah nya telah sampai ke ubun- ubun nya.

"SUNGGUH TIDAK BISA DI BIARKAN!" Seru nya.

Isabella kembali bangun untuk kesekian kali nya dan kembali menguping!

"Ini lah yang aku dapat kan atas 400 Euro ku! E rangan dan teriakan dari kamar sebelah." Gerutu nya tapi tetap menempelkan kuping nya.

Kening Isabella mengernyit karena kali ini ia mendengar teriakan tertahan dan tempat tidur membentur dinding lagi-lebih kuat dan lebih keras dari pada yang sudah-sudah. Seolah -olah penghuninya benar-benar sedang sangat bergairah kali ini.

la menatap jam: 4:14 pagi. Ia hanya diberi penangguhan hukuman selama satu jam kurang satu menit.

Tidak mau buang-buang waktu lagi- walaupun sebenarnya waktu Isabella telah banyak yang terbuang, Isabella pun segera menelpon resepsionis hotel untuk melaporkan tamu kamar sebelah yang sungguh annoying ini.

#3: Kesabaran yang habis

"Selamat malam, Nona Sovie. Terima kasih sudah menghubungi Guest Services. Apa ada yang bisa kami bantu?" Tanya seorang pria dengan suara yang masih terdengar profesional di pukul 4 pagi.

Isabella berdeham sebentar untuk menetralkan suaranya masih serak. Dan dalam satu tarikan nafas pun Isabella mulai mengeluarkan unek-unek nya.

"Hallo, dengarkan aku dan jangan memotong ucapan ku! Di pasangan di sebelah kamar ku sungguh mengganggu. Aku sama sekali tidak iri dengan percintaan panas mereka but please!! Suara dentuman, e rangan, pekikan, jeritan, barang - barang yang di banting ke angkasa raya lalu membentur dinding kamar ku, belum lagi suara ih ah uh ah yang saling bersahutaaaan... -Isabella berhenti sesaat untuk menarik nafas.

"Hhhuufmm... " lepas nya pelan pelan...

"Membuat ku sangat amat terganggu! Aku merasa 400 Euro ku terbuang percuma. Persetan mereka mau merasa surga dunia untuk ke berapa kali malam ini but once more please!!!! lakukan dalam mode silent bukan dalam mode rock and roll seperti itu!!!" sembur nya membuat pria di ujung sana yang seperti nya tadi sempat tertidur lalu tersentak terbangun.

"Hallo? Kau mendengar ku kan??!! " tanya isabella yang jadi ragu apakah pria itu benar-benar mendengar gerutuan nya atau tidak.

"Tentu, Ms. Sovie. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Saya akan mengirimkan petugas keamanan untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin." jawab si pria sigap.

"Terima kasih," ucap Isabella yang terdengar masih tidak senang.

Ia menutup telepon, dan menunggu.

Beberapa saat pun berlalu tapi belum ada tanda- tanda petugas yang datang.

"Apa mereka sudah lelah?" seru nya dan menatap dinding di belakang tempat tidur nya.

"Aneh!!! keadaan menjadi sunyi di kamar sebelah!! Apa mereka mendengar aku menelpon ke bawah? Peduli setaan! mereka saja tidak peduli dengan 400 Euro ku." Gerutunya kemudian.

Tiba- tiba Isabella mendengar pintu kamar sebelah dibuka.

"Cih!! Para bajingan itu melarikan diri." Umpat nya karena merasa percuma saja dia melaporkan kegaduhan di kamar sebelah ke bawah jika orang yang dia kadu kan kabur.

"Akan ku lihat seperti apa rupa hiper se k itu!" seru nya yang sampai rela turun dari tempat tidur nya dan berlari ke arah pintu.

Isabella bertekad paling tidak dia bisa melihat tampang para iblis **** itu.

Isabella menempelkan tubuh nya di balik pintu dan mengintip lewat lubang pengintip tepat pada saat pintu di sebelah kamar tertutup.

Untuk beberapa saat, dia tidak melihat siapa pun. Namun setelah beberapa saat tampaklah seorang pria.

Walaupun tidak terlihat begitu jelas dari lubang itu tapi Isabella dapat melihat pria itu bergerak dengan cepat.

Pria itu berjalan menunduk saat melintasi kamarnya. Hal ini membuat Isabella tidak bisa melihat wajah si hiper se k dengan jelas.

Namun walaupun Ia tidak tahu bagaimana rupa si iblis **** itu, paling tidak Isabella tahu kalau pria itu bertubuh tinggi dan terlihat keren dalam balutan jas yang rapi dan terlihat seperti pria kaya kalau Isabella lihat dari cincin emerald di jari manis nya yang tadi dia gunakan untuk menutupi wajah nya.

"Wait?!! kenapa dia tidak naik lift dan malah turun dengan tangga darurat?" Seru isabella saat melihat pria itu malah masuk ke pintu darurat yang ada posisi nya tidak jauh dari kamar Isabella menginap.

"Cih! pasti dia adalah pria beristri yang takut ke gap pihak hotel sudah main gila dengan seorang wanita. Dasar!! Pria dimana pun tetap sama! Sama- sama brengsek!!!" Maki Isabella.

Isabella kembali ke dalam kamar nya. Walaupun pria itu telah pergi tapi paling tidak di kamar sebelah masih ada wanita yang uuh ah..uh ah tadi.

Biar dia saja yang mempertanggung jawab kan semua nya kehebohan tadi.

Isabella mengambil sebotol wine dan satu gelas kosong. Dia pikir tidak ada salah nya di waktu yang tersisa ini dia menikmati wine sambil menonton pertunjukan terakhir. Bukannya ia ingin menguping atau apa, tapi come on! yang 400 Euro nya terbuang percuma!! Masa 400 Euro hanya untuk sebuah pijatan di sebuah hotel mewah!! yang benar saja! Mending dia suruh Greta untuk memijat nya di apartemen nya.

Jadi dari pada rugi bandar mending dia menguping sambil menikmati Wine di tangan nya.

Untuk last perfomance itu, Isabella tidak perlu menunggu lama. Dua orang pria petugas keamanan hotel pun tiba pada menit berikutnya dan mengetuk pintu kamar 16038.

Isabella yang tadi stand by dengan posisi menguping segera berlari untuk mengintip lewat lubang pengintip.

Dan dari kamar nya Isabella bisa mendengar apa yang para petugas itu katakan.

"Haruskah kita mencoba lagi?" petugas dengan tubuh lebih tinggi bertanya ke petugas yang bertubuh lebih pendek.

"Aku rasa iya." Jawab nya lalu menggetuk pintu kamar 16038 itu sekali lagi.

"Apakah kau yakin ini kamar yang benar?" tanya petugas yang bertubuh pendek pada petugas yang bertubuh tinggi.

"Betul!!. Tamu yang menyampaikan keluhan bilang suara itu datang dari kamar sebelah 16036." tunjuk nya ke kamar Isabella.

Pria itu menatap ke arah kamarnya. Isabella mundur selangkah seolah mereka bisa melihatnya melalui pintu itu.

Dia reflek memegang gaun tidur seksi nya. "Apa mereka bisa melihat ku? " Seru nya sangat pelan.

Lalu setelah itu Isabella kembali mengintip ke lubang di pintu.

"Aku tidak mendengar apa-apa sekarang,” Isabella kali ini menempelkan kuping ke pintu. Dan dia mendengar...

"Petugas keamanan! Buka pintunya!" Teriak petugas keamanan ke kamar 16038.

Isabella berusaha tetap tenang dan kembali mendekati pintu dan mengintip dari lubang pengintip sekali lagi. Ia melihat para petugas keamanan itu saling bertukar pandang seperti nya mereka pun bingung harus berbuat apa.

Isabella kembali memfokuskan telinga nya.

"Mereka mungkin sedang mandi," kata si pria yang lebih pendek.

"Atau jangan- jangan dalam persiapan untuk memulai lagi," pria yang satu nya terkekeh.

Kedua pria itu menempelkan telinga mereka pada pintu. Di sisi pintu yang lain, Isabella pun melakukan hal yang sama.

Petugas keamanan yang bertubuh lebih tinggi menghela napas.

"Oke Bro!!! Kau tahu aturannya !! Kita harus tetap masuk." ucap nya dan dari sakunya ia mengeluarkan sesuatu yang sepertinya kartu akses untuk masuk ke kamar itu.

Si petugas pun menyelipkannya pada lubang kunci dan membuka pintunya.

"Halo? Petugas keamanan hotel. Ada orang di dalam?" ia berteriak ke dalam kamar.

Namun tidak ada sahutan apapaun. Karena tidak ada apa pun mereka si pria yang satu nya melangkah makin ke dalam dan memberi isyarat pada pria kedua untuk mengikutinya.

Isabella tidak lagi dapat melihat kedua petugas itu karena kedua nya telah masuk ke dalam kamar.

Suasana hening sesaat hingga sebuah teriakan terdengar kuat dari dalam kamar itu.

"Oh Shiiit!! Cepat panggil petugas keamanan hotel yang lain!!!" Teriak salah satu dari dua pria tadi yang tidak Isabella ketahuu yang mana.

Jantung Isabella berdetak kencang. Ia yakin sesuatu yang buruk telah terjadi di Kamar 16038 itu.

Isabella pun semakin menempelkan telinga.

"cepat lakukan CPR!!! Aku akan turun ke bawah!!!"

Isabella yang menderngar itu langsung mengambil kimono nya. Dia tidak peduli jika di balik Kimono itu hanya lah sebuah gaun tidur yang super seksi.

Yang dia tahu, di tahu cara melakukan CPR dan dia harus ikut membantu.

Isabella pun berlari ke arah pintu. Ia membuka nya bertepatan dengan petugas keamanan yang bertubuh lebih pendek berlari keluar dari kamar 160038 sambil memberi isyarat agar Isabella tetap di tempatnya saat ini.

"nona tolong kembali ke kamarmu."

"Tapi kudengar-? Hm -kukira aku bisa membantu, aku...." Ucap Isabella yang tidak beraturan lagi.

"Kami sudah mengatasinya, nona

.Ku mohon kembali lah ke kamar mu sekarang. Please!! kembalilah ke kamarmu."

Setelah mengatakan itu si petugas bergegas pergi.

Isabella membatu berdiri di ambang pintu. la menatap ke sekelilingnya dan melihat bahwa para tamu di kamar- kamar terdekat sudah mendengar keributan itu dan mengintip ke arah koridor dengan ekspresi ragu-ragu yang bercampur takut serta ingin tahu.

Setelah beberapa saat beberapa petugas hotel pun datang dengan membawa brankar. Dan suasana pun menjadi keos seketika.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!