NovelToon NovelToon

Simbiosis Mutualisme (Tameng Cinta)

Bab. 1. Pertemuan Pertama.

Seorang wanita tampak sedang berjalan sempoyongan ke arah salah satu unit apartemen. Tangannya berpegangan pada dinding agar tidak terjatuh, dan berusaha menggapai pintu apartemen tersebut.

Klek, brak.

Setelah perjuangan panjang, akhirnya dia berhasil sampai juga ke apartemen. Terlihat tempat itu gelap gulita, karena lampunya memang belum dinyalakan.

"Ah, akhirnya terang juga." Setelah menyalakan lampu, wanita itu membaringkan tubuhnya di atas sofa. "Dasar gila. Brutal sekali permainannya, pinggangku sampai terasa remuk." Dia memijat pinggangnya yang terasa sangat pegal.

Malam ini, wanita itu menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk memuaskan hasrat para pelanggannya. Tentu saja semua itu sudah biasa dia lakukan, karena memang itulah pekerjaannya.

Siang menjadi malam, dan malam menjadi siang. Itulah yang selalu wanita bernama Megania Alister lakukan. Dia bekerja di club malam terbesar yang ada di kota itu. Jangan tanya apa pekerjannya, yang pasti dia harus membuat semua lelaki menjadi puas.

Setelah merasa lebih baik, Megan segera beranjak ke kamarnya yang berada di lantai 2. Suasana yang ada di tempat itu sangatlah sunyi karena memang dia hanya tinggal seorang diri. Apalagi saat ini masih jam 4 dini hari, di mana semua orang sedang terlelap dengan nyenyak di atas ranjang masing-masing.

Megan langsung menghempaskan tubuhnya begitu melihat ranjang. Rasa lelah yang sejak tadi dia rasakan sudah tidak tertahan lagi, hingga membuatnya ingin cepat-cepat terlelap.

"Aku harus segera tidur. Besok ada pertemuan dengan orang yang sangat penting, dan aku tidak ingin terlambat."

Setelah bergumam tidak jelas, kedua mata Megan langsung terpejam dan mulai memasuki alam mimpi.

***

Beberapa jam kemudian, sinar mentari pagi mulai menerobos masuk ke dalam kamar. Tampak Magen mengernyitkan kening saat sinar matahari mengenai matanya, dan lambat laun kedua mata itu mulai mengerjap.

"Hoam. Jam berapa ini?" Kedua manik mata berwarna coklat itu melirik ke arah jam yang tergantung di dinding, lalu tiba-tiba ....

"Aaarhh. Dasar gila, aku sudah terlambat." Megan langsung melompat dari ranjang dan berlari ke dalam kamar mandi.

Hari ini dia ada janji bertemu dengan seseorang tepat pukul 10 pagi, dan sekarang. Jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 40 menit, itu artinya dia hanya punya waktu 20 menit saja untuk bersiap dan sampai di tempat yang sudah di tentukan.

Beberapa saat kemudian, Megan sudah selesai bersiap. Dengan menggunakan gaun berwarna putih gading, dia melangkahkan kakinya dengan cepat untuk keluar dari apartemen.

"Si*al si*al si*al. Aku akan terlambat kalau kayak gini." Megan merasa frustasi saat mobilnya terkena macet. Namun, dia tidak bisa melakukan apapun selain menunggu agar mobilnya itu bisa kembali dijalankan.

Tepat pukul 10 lewat 15 menit. Megan sampai di sebuah restoran di mana seseorang sudah menunggu kedatangannya. Dia melangkahkan kakinya dengan cepat untuk memasuki tempat itu dan mencari keberadaan mereka.

"Anda terlambat, Nona," ucap seorang lelaki bernama Daris, dia merupakan sekretaris dari pimpinan di Semesta Group.

"Ma-maaf. Tadi, tadi jalanannya macet." Napas Megan tersengal-sengal karena terlalu terburu-buru, bahkan kakinya gemetaran karena dia tidak sempat untuk sarapan.

Daris terdiam sambil memperhatikan penampilan wanita itu. Dia terus melihat dari atas sampai bawah untuk menilai apakah wanita itu pantas untuk bertemu dengan tuannya.

Megan yang merasa diperhatikan menjadi gugup dan salah tingkah. Dia merasa seperti sedang ditelanjangi oleh seseorang saat ini.

"Tuan sudah menunggumu di dalam. Tapi, kau harus menjaga sopan santunmu saat berhadapan dengan beliau. Jangan mengatakan sesuatu yang tidak dia tanyakan, dan jangan diam di saat dia bertanya. Apa kau mengerti?"

Megan langsung mengangguk paham. Dia lalu mengikuti langkah Daris untuk masuk ke dalam ruangan itu dengan perasaan yang tidak menentu.

"Ya Tuhan, tolong lindungi aku." Itulah do'a yang Megan panjatkan seperti seseorang yang hendak berperang.

Mata Megan memperhatikan setiap sudut ruangan yang sedang dia masuki, tidak lupa mencoba untuk melihat ke balik tubuh Daris untuk memastikan kalau orang yang ingin bertemu dengannya benar-benar ada di dalam ruangan itu.

"Silahkan duduk." Daris menarik kursi untuk mempersilahkan Megan duduk, sementara wanita itu terdiam kaku di belakang tubuhnya.

"I-itu, itu benar-benar dia?" Megan merasa seperti mimpi saat melihat orang yang dia inginkan benar-benar ada di hadapannya.

"Nona,"

"Y-ya?" Megan torlanjak kaget saat mendengar panggilan dari Daris.

"Silahkan duduk!" ucap Daris kembali dengan penuh penekanan, bahkan saat ini rahangnya mulai mengeras.

"Ba-baik." Megan segera duduk di kursi yang tadi ditarik oleh Daris, dan saat ini dia berada tepat di hadapan seorang laki-laki yang sejak tadi tidak sedikit pun melihat ke arahnya.

"Ya ampun, aku benar-benar merasa senang sekaligus takut." Megan benar-benar merasa gugup dan gelisah. Jangankan untuk bicara, untuk menarik napas saja rasanya dia tidak sanggup.

Untuk beberapa saat suasana menjadi hening. Tidak ada satu pun di antara mereka yang mengeluarkan suara, membuat Megan benar-benar merasa tidak tahan.

"Ma-maaf, Tuan. Apa, apa yang-" Megan tidak dapat menyelesaikan ucapannya saat menyadari ada sepasang mata yang sedang menatapnya dengan tajam.

"Dasar bod*oh. Padahal tadi dia sudah menjelaskannya padaku, tapi mulutku ini tidak bisa diam sebentar saja,"

"Kau terlambat." Tiba-tiba laki-laki yang ada di hadapan Megan buka suara. "Kau terlambat 15 menit, dan aku tidak menyukainya."

Glek.

Megan menelan salivenya dengan kasar. Keringat dingin sudah menjalar di seluruh tubuhnya saat ini. "Ma-maaf, Tuan. Tadi jalanannya macet sekali, jadi mobil saya tidak bisa jalan. Tuan tau kan, kalau kota kita ini sangat ramai?"

Lupa sudah aturan yang tadi baru saja dikatakan oleh Daris, membuat lak-laki itu menatap Megan dengan sorot kemarahan.

"Kali ini aku memaafkanmu, tapi tidak untuk lain kali,"

"Wah, Anda sangat baik sekali, Tuan Rolize,"

"Tutup mulutmu!"

Megan tersentak kaget mendengar suara Daris. Dia langsung menundukkan kepalanya dengan takut saat baru menyadari kesalahan yang dia lakukan. "Habislah aku."

Lelaki bernama Rolize itu mengangkat tangannya membuat Daris diam. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Mendengar suara Rolize, Megan mulai berani mengangkat kepalanya dan melihat laki-laki itu dengan takut.

"Aku ingin menawarkan sebuah pernikahan kontrak padamu,"

"Apa?"

Tbc.

Bab. 2. Membuat Perjanjian.

Megan terpaku dengan jantung berdegup kencang saat mendengar apa yang laki-laki itu ucapkan. "Si*al. Sepertinya aku berhalusinasi karena terlalu senang bisa bertemu dengan Rolize." Dia menggelengkan kepalanya dengan tersenyum simpul.

Rolize dan Daris melihat Megan dengan aneh. Pasalnya saat ini wanita itu malah senyum-senyum sendiri dan bukannya memberikan reaksi atas apa yang dia ucapkan.

"Kenapa kau diam?"

Suara Rolize berhasil memghentikan lamunan Megan yang saat ini langsung menatap ke arahnya.

"Me-memangnya ada apa, Tuan?" tanya Megan kembali.

Rolize mengepalkan tangannya dengan geram. "Apa wanita ini bod*oh?" Padahal dia sudah mengatakannya tetapi malah masih bertanya juga.

"Aku menawarkan pernikahan kontrak padamu, apa kau tidak mengerti?" ucap Rolize dengan ketus.

"Hah, apa?" Megan kembali terlonjak kaget. "Ja-jadi, apa yang saya dengar tadi tidak salah?" Dia menatap Rolize dengan tajam.

"Apa-apaan wanita ini? Sepertinya dia sudah gila, dan aku malah memilih wanita gila ini dari sekian banyaknya wanita." Rolize menjadi kesal sendiri dan ingin menyudahi semua ini.

"Tu-tuan tidak bercanda?" tanya Megan kembali membuat Rolize melihatnya dengan tajam.

"Tidak. Ini surat perjanjian kita, bacalah!" Rolize melemparkan amplop besar berwarna coklat ke atas meja, tepat berada di hadapan Megan.

Jantung Megan terus berdegup kencang dengan apa yang terjadi saat ini. "Astaga. Apa yang sedang terjadi saat ini? Kenapa aku bisa mendapatkan keberuntungan seperti ini?" Ingin rasanya dia berteriak kencang tetapi tidak mungkin melakukannya di hadapan dua manusia itu.

Dengan tangan gemetaran, Megan meraih amplop itu dan mengambil kertas yang ada di dalamnya.

"Astaga. Apa ini?"

Surat perjanjian pernikahan.

Pihak pertama : Rolize Argentino

Pihak kedua : Megania Alister

Selama pernikahan berlangsung, pihak kedua harus mengikuti semua perintah dari pihak pertama tanpa terkecuali. Tidak adanya penolakan, dan tidak adanya bantahan yang dilakukan oleh pihak kedua. Baik dalam hal pribadi, maupun dalam hal umum. Semua yang dilakukan pihak kedua harus melalui persetujuan pihak pertama.

Hanya pihak pertama yang bisa membatalkan perjanjian kontrak ini, dan jika pihak kedua melanggar semua aturan pihak pertama. Maka pihak kedua akan di kenakan sanki.

Sekian.

Rolize terus memperhatikan wajah Megan yang saat ini sedang khusyuk membaca perjanjian yang dia buat. Mulutnya menyeringai saat melihat beberapa reaksi yang ada diwajah wanita itu. Mulai dari terkejut, bingung, bahkan sampai marah semuanya lengkap ada di wajah Megan.

Megan sendiri membaca perjanjian itu dengan tangan gemetaran menahan emosi. Bagaimana mungkin ada yang membuat perjanjian seperti itu? Kenapa Rolize tidak mencari robot saja yang bisa mengikuti semua yang dia perintahkan?

"Itu adalah perjanjian yang harus kau setujui."

Megan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Rolize. "Kenapa Tuan tidak menyewa robot saja? Jelas-jelas isi perjanjian ini menyuruh aku untuk berubah menjadi robot."

"Beraninya kau berkata seperti itu padaku?" teriak Rolize sambil menggebrak meja yang ada di hadapannya membuat Megan langsung tertunduk takut. "Aku tidak menyuruhmu untuk bicara. Lagi pula perjanjian ini akan sangat menguntungkan bagi p*e*l*a*c*u*r sepertimu."

Deg.

Dada Megan terasa seperti ditusuk besi panas saat mendengar ucapan Rolize. Memang benar sih, kalau dia itu adalah seorang wanita malam. Hanya saja saat mendengarnya dari seseorang terasa begitu menyakitkan.

"Kau cukup menjadi istriku dan menuruti semua yang aku katakan. Kau bahkan akan mendapatkan kehidupan yang layak dan terhormat, tidak terus berada dalam kubangan lumpur hina."

Megan mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Apa yang laki-laki itu katakan sangatlah kasar, tetapi memang itulah kenyataannya saat ini.

"Berpikirlah. Aku akan memberi mu waktu 10 menit,"

"Apa?" teriak Megan dengan tidak terima, "ba-bagaimana mungkin cuma 10 menit, Tuan? Saya harus-"

"Mulai menghitungnya, Daris,"

Potong Rolize dengan cepat tanpa membiarkan wanita itu bicara.

"Baik, Tuan."

Megan menjadi panik sendiri saat ini. Otaknya langsung kosong seketika dan tidak bisa untuk di ajak berpikir. "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?"

Di satu sisi, Megan sangat senang saat mendapat tawaran pernikahan dengan laki-laki seperti Rolize. Laki-laki itu adalah pembisnis hebat yang sudah diakui oleh semua orang. Bukan itu saja, dia bahkan diperebutkan oleh semua wanita yang ada di negeri itu.

Namun, di sisi lain Megan juga takut untuk menerimanya. Apalagi saat membaca isi dari perjanjian itu, dia sudah bisa membayangkan neraka apa yang siap untuk menelannya bulat-bulat.

"Waktumu habis. Sekarang katakan, apa kau menyetujuinya?"

Megan terdiam dengan bingung. Sepertinya jika harus memilih antara hidup dan mati, itu akan jauh lebih mudah dari pada pilihan seperti ini.

"Jika Anda tidak menjawab, maka saya pastikan kalau kehancuran akan menghampiri hidup Anda," ucap Daris. Sebenarnya dia sudah merasa tidak sabar melihat wanita itu, tetapi dia masih menahan diri karena Tuannya tetap diam.

"Sebenarnya kenapa Tuan memilih wanita itu? Ini sama saja menghancurkan kehormatan Tuan!" Daris benar-benar tidak habis pikir.

"Satu." Rolize mulai menghitung membuat Megan kembai panik.

"Tidak tidak, kau tidak boleh menerimanya, Megan. Kau pasti akan hidup menderita. Tapi, mau sampai kapan aku hidup seperti ini terus?" Kepala Megan rasanya seperti ingin meledak karena terlalu banyak berpikir.

"Dua."

Megan memejamkan kedua matanya untuk mencari jawaban. Sesungguhnya dia juga sudah sangat lelah jika harus terus menjadi wanita malam, tetapi dia juga takut untuk menerima pernikahan kontrak itu.

"Tiga. Waktumu sudah habis, Daris!"

"A-aku menerimanya. Aku menerima pernikahan kontrak ini."

Tbc.

Bab. 3. Alasan Tidak Masuk Akal.

Setelah Megan menerima tawaran dari Rolize, dia disuruh untuk segera menandatangani kontrak perjanjian yang ada di hadapannya.

Jujur saja, Megan sangat terkejut dengan apa yang mulutnya katakan. Sepertinya rasa lelah dan jenuh mendorongnya untuk menerima tawaran dari Rolize, walaupun dia tahu kalau semua tidak akan berjalan mudah jika sudah berurusan dengan laki-laki itu.

"Apa lagi yang Anda tunggu?"

Suara Daris seketika memecah lamunan Megan membuat dia langsung menatap kedua lelaki yang ada di hadapannya.

"Saya akan tanda tangan, Tuan. Tapi sebelum itu, bolehkah saya menanyakan satu hal pada Anda?" ucap Megan tepat melihat ke arah Rolize membuat laki-laki itu tersenyum tipis.

"Katakan!" Rolize menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dengan kedua tangan bersedekap dada, dan semua itu tidak lepas dari kedua mata Megan.

"Ya Tuhan, kok ada ya manusia yang sempurna sepertinya?" Megan menggelengkan kepalanya agar berhenti mengagumi makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya.

"Kenapa Tuan menawari pernikahan kontrak ini pada saya? Bukankah ada banyak sekali wanita yang mengejar-ngejar Anda?" tanya Megan dengan serius. Dia merasa tidak layak untuk berada di samping laki-laki itu, apalagi menjadi istrinya.

"Bukankah kau salah satu wanita yang mengemis perhatian dariku?" sinis Rolize.

"Apa? Apa katanya?" Megan sangat terkejut mendengar apa yang laki-laki itu ucapkan. "Tunggu, apa dia tau kalau aku sering menanyakan tentangnya pada para laki-laki hidung belang itu?"

"Aku tau semua yang kau lakukan."

Megan langsung tersentak kaget, dia tidak menyangka kalau kedua lelaki yang ada di hadapannya ini adalah seorang cenayang, yang bisa membaca pikiran orang lain.

"Maaf." Hanya itulah yang bisa Megan katakan walaupun dia tidak melakukan kesalahan apapun, kan hanya bertanya ini itu saja dan bukan berbuat kejahatan.

"Kau sudah terlalu banyak mengambil waktuku." Rolize beranjak bangun membuat Megan juga ikut berdiri. "Jelaskan semuanya pada wanita ini, Daris. Dan jangan sampai dia membuat kesalahan."

Daris langsung menganggukkan kepalanya sambil berjalan mengikuti Rolize yang hendak keluar dari ruangan itu, sementara Megan hanya diam dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi pikiran.

Setelah kepergian kedua lelaki itu, Megan duduk termenung di kursinya. Dia sedang menebak-nebak alasan kenapa Rolize menawarkan pernikahan kontrak itu padanya.

"Apa dia menyukaiku?" Dia langsung menepuk keningnya sendiri saat sesuatu yang tidak mungkin terjadi melintas dalam kepalanya. "Hey, memangnya dia itu tidak waras apa?"

Megan menghela napas frustasi sambil menyandarkan tubuhnya, lalu sedetik kemudian dia kembali duduk dengan tegak. "Tunggu, apa dia punya niat terselubung padaku?" Tiba-tiba dia merasa takut sekali jika laki-laki itu punya niat buruk padanya.

"Tidak-tidak, dia tidak seperti itu." Dia kembali menggelengkan kepala. "Tapi, kalau memang benar. Bagaimana?"

Akhirnya Megan setres sendiri. Sepertinya dia telah membuat kesalahan dengan menerima penawaran Rolize, dan jika ingin membatalkannya. Apakah bisa?

Suara pintu yang kembali terbuka membuat lamunan Megan terhenti, dia lalu melihat ke arah depan dan kembali berdiri saat Daris sudah berada di hadapannya.

"Silahkan duduk, Nona."

Glek.

Megan menelan salivenya dengan kasar. Entah kenapa sosok Daris lebih mengintimidasinya dari pada Rolize sendiri.

"Apa Anda sudah paham dengan isi dari perjanjian tadi?" tanya Daris sambil meletakkan kedua tangannya di atas meja, dia menatap lurus ke depan membuat nyali Megan kian menciut.

"Sa-saya paham," jawab Megan.

"Bagus. Setelah itu, ada satu hal lagi yang harus Anda lakukan."

Megan langsung siaga saat mendengar ucapan Daris, dia merasa tegang saat menunggu apa yang akan laki-laki itu katakan.

"Anda harus menghalangi setiap wanita yang ingin mendekati Tuan muda, siapa pun orangnya," ucap Daris dengan penuh penekanan.

"Apa?" Sungguh Megan sama sekali tidak menyangka dengan apa yang laki-laki itu katakan. "Tunggu, jangan bilang kalau dia menikahiku hanya untuk menjadikan aku sebuah tameng?"

"Anda harus memastikan kalau tidak ada wanita yang mendekati Tuan muda,"

"Kenapa Anda tidak menyewa seorang bodyguard saja? Saya rasa tugas itu lebih cocok untuk mereka, dan bukannya saya," ucap Megan. Memangnya bisa apa dia, jika ada wanita yang super cantik dan kaya raya mendekati Rolize?

"Anda tidak berhak untuk menanyakan hal itu. Tapi yah, bukannya Anda sudah ahli dalam hal seperti ini?"

Megan menatap Daris dengan bingung, dia tidak mengerti dengan apa yang laki-laki itu ucapkan.

"Anda kan sudah biasa menghadapi para wanita saat bekerja, Anda bahkan selalu menang jika beradu mulut dengan wanita-wanita yang mengusik Anda."

Deg.

"Dasar gila. Kenapa mereka tau semua tentangku sih?" Megan langsung merinding disko melihat makhluk yang ada di hadapannya saat ini.

Megan memang sering bertengkar dengan sesama wanita yang ada di club tempatnya bekerja. Terkadang dia juga akan bertengkar dengan para pacar atau istri dari pelanggannya, dan tentu saja dia yang berhasil memenangkan permainan.

"Cukup lakukan itu dan halau semua wanita yang mendekati Tuan muda,"

"Wah, saya benar-benar tidak menyangka dengan apa yang Anda katakan, Tuan. Tapi bagaimana ya, saya ini kan hanya seorang wanita malam. Sudah jelas tidak pantas untuk bersama dengan Tuan Rolize," ucap Megan. Dia merasa kalau ada banyak sekali wanita yang bisa melakukan apa yang laki-laki itu ucapkan tadi.

"Anda tidak perlu memikirkan itu karna Tuan juga tidak memikirkannya." Daris lalu kembali meletakkan surat perjanjian tadi di hadapan Megan. "Segera tanda tangani surat ini, dan lakukan semua tugas Anda dengan baik."

Megan segera mengambil pulpen dan menandatangani surat perjanjian itu. "Baiklah. Jika Anda menyuruh saya untuk menjadi tameng, maka akan saya tunjukkan betapa hebatnya tameng cinta Anda ini."

Tbc.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!