NovelToon NovelToon

Menikah Karena Dijual

MKD-Episode 01

Di sebuah kamar kecil namun cukup rapih, seorang wanita duduk di depan cermin. Menatap penampilan dirinya yang kini sudah berubah drastis, kebaya berwarna putih sudah melekat di tubuh indahnya.

Wanita yang bernama lengkap Nova Stephani, tidak pernah menyangka kalau hari ini adalah hari pernikahannya. Sesuatu yang belum Nova inginkan namun terpaksa harus terjadi, lantaran paksaan dari sang Ayah yang ingin dirinya menikah sekarang.

Nova sendiri tidak tahu siapa pria yang akan menjadi suaminya sebentar lagi, yang ia tahu hanyalah kalau pria itu seorang Milliader dan usianya 28 tahun. Terpaut jauh dengannya yang masih berumur 22 tahun.

Sejak tadi air mata Nova menetes tanpa henti, ia tidak tahu apa alasan kedua orang tuanya hingga memaksanya menikah secepat ini. Padahal harapan dan cita-cita Nova masih belum tercapai.

"Sayang apa kamu sudah siap ?" Tanya Santia ibunya Nova, wanita paruh baya itu berjalan mendekati putrinya.

"Ya tuhan, kamu sangat cantik" sambung Ibu Santia dengan tatapan penuh kekaguman.

Nova berusaha tersenyum untuk menutupi kesedihan yang ia rasakan saat ini "Aku gugup bu" jawab nya kemudian.

"Itu hal yang normal nak, karena sebentar lagi kamu akan memulai babak baru dalam hidupmu" balas sang Ibu lagi "Dan satu lagi, jangan berpikir negatif, Ayah tidak akan membuat keputusan yang buruk" wanita paruh baya itu terus saja berkata pada Nova.

Lagi dan lagi Nova berusaha untuk tersenyum, walau ia sendiri tahu bagaimana perlakuan sang Ayah selama ini. Pria paruh baya itu selalu menyalahkan Nova dalam bentuk apapun dan di pikirannya hanya uang dan uang.

"Iya bu" kembali Nova menjawab dengan singkat, ia bahkan enggan untuk menatap wajah ibunya.

"Sekarang ayo kita turun" Ibu Santia membantu Nova berdiri dari duduknya, ia membenarkan kebaya bagian belakang sebelum akhirnya menuju ruang tamu untuk melangsungkan pernikahan.

Saat keluar kamar tiba-tiba Adijaya mendekat dan berbisik di telinga putrinya "Nova, kamu sangat beruntung, suami kamu adalah seorang Milliader dan kamu akan memiliki segalanya sebentar lagi, jadi jangan membuat masalah sehingga membuatnya marah. Tolong jangan kecewakan Ayah"

Itulah Adijaya, pria yang Nova panggil dengan sebutan Ayah. Yang ada di pikiran pria itu hanyalah uang dan uang, dia tidak pernah memperlakukan Nova dengan baik dan selalu menyalahkan Nova dalam kesalahan-kesalahan kecil. Dan Santia selalu berpihak kepada sang suami hingga keduanya sama-sama menyalahkan Nova. Tapi walaupun begitu Nova tidak bisa membenci, karena walau bagaimanapun mereka adalah orang tuanya.

Setiba di ruang tamu, Nova dapat melihat seorang pria duduk dengan kepala menunduk, bahkan saat Nova sudah duduk di sisinya, pria itu sama sekali tak peduli.

Nova pun ikut menundukkan kepalanya, menarik napas panjang untuk meredakan ketakutan demi ketakutan yang di rasa.

"Saudara Ardan apa anda sudah siap untuk memulai ijab kabulnya ?" Suara pak penghulu membuat Ardan mengangkat kepalanya.

"Siap pak" jawab pria itu dengan suara besar, dan berhasil membuat detak jantung Nova berdegup kencang.

Hingga detik berikutnya, dengan satu tarikan napas Ardan berhasil mengucapkan ijab kabul. Ardan membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Nova.

Detak jantung Nova semakin kencang, untuk pertama kalinya ia menatap wajah sang suami.

Wajah tampan Ardan membuat Nova menyukai pria itu, perlahan Ardan mendekatkan wajahnya, dan mendaratkan ciuman singkat di kening Nova wanita yang baru saja ia halalkan.

Apa yang di lakukan Ardan berhasil membuat Nova salah tingkah, ia menatap wajah suaminya lalu berusaha untuk tersenyum. Tapi tak sedikitpun Ardan membalas senyuman Nova, pria itu justru menatap Nova dengan tatapan dingin.

Nova membuat kesimpulan sendiri kalau Ardan tidak menginginkan pernikahan ini, namun untuk alasan nya Nova tidak tahu.

MKD-Episode 02

Pernikahan itu hanya di selenggarakan secara sederhana, bahkan tamu yang di undang pun hanya orang-orang penting. Tidak ada resepsi pernikahan mewah seperti yang lainnya, hingga setelah akad selesai para tamu langsung membubarkan diri.

Setelah para tamu pulang, hari itu juga Ardan langsung membawa istrinya untuk pulang kerumahnya. Kedua orang tua Nova juga langsung menyetujui tanpa bertanya dulu pada Nova.

Usai mengganti bajunya, Nova bersiap untuk pergi kerumah suaminya.

"Dengarkan Ayah !, suatu hari nanti kamu akan berterima kasih pada Ayah karena telah menikahkan mu dengan seorang Milliader. Jika Ayah tidak melakukan ini hidupmu tidak akan ada perubahan" ucap Adijaya dengan bangganya, ia menyeringai membuat Nova sedikit memundurkan tubuhnya.

"Aku tidak peduli dengan kekayaannya Yah, yang terpenting aku bisa bahagia walaupun suamiku bukan Milliader" jawab Nova sambil memasang senyum palsu di hadapan sang Ayah.

Ia bukanlah seperti Adijaya yang selalu memikirkan soal uang, yang terpenting dalam hidup Nova adalah kebahagian dan kenyamanan.

Setelah berpamitan, Nova langsung memasuki mobil dimana suaminya sudah menunggu. Nova duduk di samping Ardan yang sejak tadi terus menatap layar ponsel tanpa memperdulikan kehadiran Nova disana.

"Jalan Pak !" pinta Ardan pada sang sopir.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah Adijaya. Nova menatap rumah itu dengan nanar, ia pasti akan merindukan tempat ini dan juga kedua orang tuanya walaupun Adijaya dan Santia tidak merindukan dirinya.

Sepanjang perjalanan Ardan terus sibuk dengan ponselnya, jari-jari nya begitu lincah mengetik pada layar ponsel.

"Ehem" Nova berdehem, ia berharap Ardan akan menghentikan kegiatannya lalu mengajaknya mengobrol. Namun ternyata pria itu tidak peduli, ia terus menatap layar ponsel dan mengabaikan Nova.

"Apa rumah mu masih jauh ?" tanya Nova yang masih berusaha mencari perhatian Ardan. Di dalam hati Nova bedoa semoga Ardan tidak marah karena pertanyaan nya.

Dan lagi-lagi Ardan tidak menjawab, ia seolah menganggap kalau Nova tidak ada di sisinya.

Akhirnya Nova memilih menatap ke luar jendela, ia tak ingin bertanya apa-apa lagi karena menurutnya percuma. Ardan tidak akan menjawab atau peduli padanya.

Beberapa saat kemudian mobil berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah dan besar. Nova bahkan di buat terkagum saat melihat keindahan rumah itu, namun entah kenapa ia merasa tidak nyaman berada di sana. Mungkin karena ini pertama kalinya untuk Nova.

Ardan masuk duluan dan langsung di ikuti oleh Nova, setiba di ruang tamu Ardan memanggil seseorang.

"Bi Ina" teriak Ardan.

Hingga tak berapa lama seorang wanita paruh baya berjalan dengan cepat mendekati Ardan. Ia menundukkan kepalanya seolah Ardan adalah orang yang berbahaya.

"Iya tuan" ucap Bi Ina.

"Antarkan dia ke kamar tamu !, mulai sekarang dia yang akan menempati kamar itu" perintah Ardan membuat Nova terlonjak kaget.

"Kita sudah menikah dan sudah sah menjadi suami istri, kenapa aku tidak tidur di kamarmu saja ?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Nova, tanpa memikirkan nya terlebih dahulu.

Ardan berbalik menatap Nova "Aku menikahi mu bukan karena cinta, jadi tetap jaga batasan !, dan jangan bertanya apapun lagi padaku !" balas Ardan dengan nada mengancam.

Nova langsung terdiam, hatinya sakit bagai di iris belati tajam. Jika bukan karena cinta lalu untuk apa Ardan menikahinya ?. Sekuat tenaga Nova menahan air matanya.

Pernikahan macam apa ini ?, Nova tidak mengharapkan semua ini sedikitpun.

"Mari nona saya antarkan ke kamar" Bi Ina tersenyum pada Nova.

Nova mengikuti langkah kaki Bi Ina, apa ini babak baru dalam hidupnya sebagai seorang istri. ?

MKD-Episode 03

Keesokan harinya ..

Nova terbangun dari tidurnya saat sinar matahari menerpa wajah. Ia mengucek kedua matanya lalu menoleh ke kaca jendela. Pantas saja jika sinar matahari bisa masuk ke kamarnya, semalam ia lupa menutup gorden.

Tanpa menunggu lama, Nova langsung bangkit dari tidurnya dan menuju kamar mandi. 15 menit ia gunakan untuk membersihkan tubuhnya lalu berganti pakaian.

Nova turun ke bawah, rumah Ardan begitu besar bahkan kamar yang ia tempati dua kali lipat besarnya di banding kamarnya di rumah. Nova berjalan menuju dapur, ia ingat semalam Bi Ina membuatkan makan malam dan Nova pikir ia akan malam dengan Ardan, tapi ternyata ia salah besar akan hal itu.

"Selamat pagi Bi" sapa Nova dengan senyum tipis di wajahnya .

"Selamat pagi nona, sarapan anda sudah siap. Saya baru saja akan membangunkan nona" balas Bi Ina sambil membalas senyuman Nova.

"Makasih Bi, maaf merepotkan" Nova menuju meja makan dimana sarapan sudah tersedia. Ia menatap ke kiri ke kanan untuk mengetahui dimana Ardan.

"Emmm, Bi dimana mas Ardan ? apa dia sudah sarapan ?" tanya Nova untuk menghilangkan rasa penasaran.

"Tuan Ardan sudah berangkat ke kantor satu jam yang lalu nona"

Nova langsung melihat jam tangannya, saat ini sudah jam 08 pagi itu berarti Ardan berangkat jam 07 tadi.

"Oh iya Bi" Nova pun langsung sarapan, usai sarapan Nova kembali ke kamarnya. Hari ini ia akan mencoba mencari pekerjaan untuk mencari pengalaman. ia yakin Ardan tidak akan keberatan jika dirinya mencari kerja.

Impian terbesar Nova adalah suatu hari nanti ia memiliki usaha sendiri dalam bidang kecantikan. Cita-cita itu sudah tertanam sejak Nova masih SMA dan ia sangat antusias untuk mewujudkan nya.

"Mau kemana bu ?" tanya sopir Taksi setelah Nova masuk.

"Ke Perusahaan kecantikan pak" jawab Nova sambil menyebutkan nama perusahaan kecantikan terbesar di kota itu. Di tangannya sudah ada surat lamaran, ia berharap dapat di terima di perusahaan terbesar itu.

Jika Nova bisa mendapatkan pekerjaan ini, ia yakin suatu hari nanti akan membantunya untuk mewujudkan impiannya.

"Sudah sampai Bu"

Nova menatap keluar jendela, benar memang kalau ia sudah tiba di depan perusahaan yang tadi ia sebutkan "Makasih pak, dan ini ongkosnya"

Nova turun dan memasuki perusahaan itu, ia mendekati meja resepsionis "Permisi saya mau melamar pekerjaan"

Resepsionis itu menatap penampilan Nova dari atas sampai bawah "Apa anda ingin melamar pekerjaan untuk posisi Asisten ?"

"Iya" jawab Nova

"Baik, silahkan naik lift dan menuju lantai enam, nanti akan ada seseorang yang akan membantumu"

"Terima kasih".. Nova langsung memasuki lift itu dan memencet lantai enam.

Setiba di lantai enam, ia langsung bertemu dengan seseorang dan membawa Nova menuju sebuah ruangan. Nova tidak menyangka kalau hari itu ia akan langsung di wawancarai.

*

Setelah beraktivitas sepanjang hari, Nova baru kembali ke rumah sebelum maghrib. Hari ini ia sangat bahagia karena langsung di terima di perusahaan kecantikan itu.

Nova berjalan menuju meja makan saat melihat Ardan sudah ada disana, terlihat kalau Ardan sudah makan duluan tanpa menunggu Nova dahulu.

Nova menarik kursi dan duduk di seberang Ardan "Bagaimana pekerjaan nya hari ini mas ?" tanya Nova dengan canggung, ia hanya ingin mencairkan suasana.

Seperti biasa Ardan tidak menjawab, membuat Nova meringis namun ia ingat kalau ia harus mengatakan pada Ardan, kalau hari ini ia sudah mendapatkan pekerjaan.

"Hari ini aku mendapat pekerjaan mas sebagai Asisten"

Ardan menghentikan makannya, ia menatap Nova dengan tajam membuat detak jantung Nova begitu cepat. Ia takut Ardan akan marah.

"Itu bukan urusanku, jadi berhenti lah berpikir kalau aku tertarik padamu" balas Ardan dengan nada kasar.

"Kita ini sudah menikah mas, jika memang kamu tidak mau tau dengan urusanku, lalu untuk apa kamu menikahiku ?" tanya Nova marah, ia tidak tahu dengan jalan pikiran Ardan yang selalu menganggap nya orang asing.

"Dengarkan aku ****** !!, Jika bukan karena Ayah ku ingin aku menikahi perempuan baik-baik mana mungkin aku sudi menikah dengan pelacur seperti mu" bentak Ardan menggema

"Dan asal kau tau, Ayah mu sudah menjualmu padaku dengan harga yang sangat mahal."

"A-pa" ucap Nova terkejut, di iringi dengan air mata yang menetes dengan deras.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!