NovelToon NovelToon

Ketika BERONDONG Jatuh Cinta

Prolog - Getaran rasa

”Ketika BERONDONG Jatuh Cinta”

Author by Natalie Ernison

Mengagumi seseorang karena paras, juga kepribadiannya yang baik, tentu saja sudah menjadi hal biasa bagi setiap orang. Tetapi, bagaimana jadinya, jika rasa kagum itu berubah menjadi rasa cinta. Rasa cinta yang tidak semua orang dapat mengerti, bahkan menjadi sesuatu yang cukup berbeda.

~ ~ ~

Waktu sudah menunjukkan pukul. 09.00 pagi. Tentu saja itu sudah telat dua jam kuliah.

Berlari di lorong kampus dengan napas terengah, dan tergesa-gesa. "Gawat! Ini sudah sangat telat!" Ucap seorang pemuda, yang baru memasuki tingkat ketiga di kampus tersebut.

Karena terlalu tergesa-gesa, akhirnya pemuda itu menubruk seorang wanita yang sedang fokus dengan ponsel miliknya.

Ahk... Pekik sang wanita, dan keduanya sama-sama terjatuh. Hal itu membuat seluruh buku yang pemuda itu bawa, jatuh berserakan,

"Apakah kau tidak memiliki mata!" Ucap wanita yang baru saja ia tubruk.

"Anak kuliah, berkeliaran di lorong kampus pada saat jam kuliah. Sungguh tidak mencerminkan perbuatan seorang mehasiswa." Ucap sang wanita itu, menatap ke arah si pemuda, lalu pergi dari hadapannya.

Pemuda tersebut hanya terdiam membisu, semua kalimat seakan tertahan dibibirnya.

Eadrick Zerach, seorang pemuda yang berkuliah disalah satu kampus ternama. Tepatnya di kota Inggris. Berusia dua puluh dua tahun, baru saja memasuki semester enam, diperkuliahan. Ia sangat tekun berolahraga, hal itu membuat tubuhnya terlihat proporsional.

Eadrick Zearch yang berarti, raja yang sejahtera bersinar. Eadrick yang akrab disapa Ead/ Edrick.

 

Setelah bertemu dengan wanita yang telah mengalihkan fokusnya hari ini, Ead terlihat kerap kali melamun. Terlebih lagi, Ead harus menerima punishment dari dosen yang terkenal dengan ketegasannya.

"Mengapa wanita itu begitu cantik..." batin Ead. Ead tersenyum sendiri, tatkala mengingat bayang wajah wanita yang telah bertemu dengannya di lorong kampus.

Walaupun pertemuan itu telah membuat si wanita terlihat marah padanya, karena Ead kurang memperhatikan sekeliling. Namun, Ead merasa ada rasa yang lain, jika mengingat wanita tersebut.

"Eadrick Zearch! Setelah ini, segera kumpulkan tugas yang telah kuberikan padamu." Ucap salah seorang dosen yang super tegas itu.

"Baik Mister, segera dikumpulkan." Jawab Ead penuh rasa hormat.

Yah, Ead merupakan pemuda yang sangat ramah, juga tekun. Namun, ia sangat sulit untuk memulai suatu hubungan.

***

"Eadrick, apakah kau melakukan kesalahan yang sama lagi pagi ini?" ucap Raven, yang merupakan sahabat baik dari Ead.

Ead meneguk air mineral miliknya, lalu menghela napas pelan. "Seperti yang kau lihat Rav, aku pagi ini bangun terlalu siang." Balas Ead, sembari memijat pelan kepalanya.

"Ead, kau terlalu keras dengan hidupmu. Jangan terlalu memaksa dirimu untuk terus mencari uang." Ucap Raven.

Raven Rawley

Seorang pemuda yang baik hati, juga cukup terkenal dikalangan para wanita. Anak tunggal dari keluarga Rawley, yang dikenal memiliki banyak aset juga saham diberbagai perusahaan. Namun, Raven hanya memiliki seorang ayah, yang kini telah menikah dengan seorang wanita muda. Ibunya telah meninggal, pada saat Raven masih berada dibangku sekolah menengah pertama.

Namun, Raven/Rav merupakan anak yang beruntung dalam hal kecukupan. Ia dapat membeli apa saja menggunakan uangnya sendiri. Dikarenakan, sejak ia berada di bangku sekolah, Rav sudah memulai bisnis keluarga.

Kini, Rav sudah memiliki apartemen sendiri, yang cukup mewah dari hasil keringatnya sendiri. Sedangkan Ead, Ead harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena ia hanyalah seorang anak yatim piatu.

Ead juga terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Namun, kematian dari kedua orang tuanya masih menjadi misteri hingga dewasa kini.

Apakah ini cinta?

"Ketika BERONDONG Jatuh Cinta”

Author by Natalie Ernison

Eadrick memulai hari-harinya dengan mengantarkan kue-kue kering, yang akan ia titipkan di setiap kantin sekolah. Kue-kue tersebut merupakan masakah olahan dari sang nenek. Karena, Ead kini tinggan bersama neneknya.

~ ~ ~

"Kediaman Eadcrick"

"Nenek!" Seru Ead, sembari mendekap pinggul sang nenek.

"Eadrick, apakah kau tidak pergi ke kampus hari ini?" tanya sang nenek, sembari membungkus beberapa roti, juga kue kering.

"Hari ini aku libur nek, dan aku ingin membantu nenek sepanjang hari ini." Ucap Ead antusias.

"Eadrick, kau harus fokus dengan pendidikanmu. Jangan terlalu memaksa diri." Nasihat sang nenek.

"Ia nek. Tapi, aku tidak ingin melihat nenek terlalu lelah. Maafkan aku nek..." ucap Ead sendu.

"Maaf, mengapa meminta maaf cucu nenek?"

"Maaf, karena aku belum mampu membahagiakan nenek." Ucap Ead dengan wajah sendu.

Sang nenek menyentuh wajah Ead, dan mengusap puncak kepala Ead. "Bisa melihatmu melanjutkan pendidikan tinggi, sudah cukup bagi nenek. Belajarlah dengan tekun."

"Terima kasih nek." Ead mendekap sang nenek, karena hanya neneklah yang Ead miliki saat ini.

Ead sangat menyayangi sang nenek melebihi apapun. Sejak kecil, hanya sang nenek yang merawat Ead.

Menjelang sore, atau sepulang dari kampus, Ead akan melanjutkan pekerjaan paruh waktunya. Ead menjadi seorang guru les private. Hal itu telah ia tekuni semenjak ia masih berada di masa-masa sekolah.

Ead yang merupakan pemuda cukup cerdas, sehingga hal itu menjadi modal baginya untuk menjadi soerang guru les.

Semua Ead lakukan, demi menghidupi dirinya bersama sang nenek. Ead harus berjuang demi masa depannya. Sebagai seorang lelaki bertanggung jawab atas keluarganya.

***

Area sisi jalan kota A

Seusai mengajarkan les private, Ead mengistirahatkan dirinya, dengan duduk di area sisi jalan. Sembari menyantap beberapa jajanan jalan.

Sedang asyik melihat anak-anak bermain bersama keluarga mereka. Fokus ead lagi-lagi teralihkan oleh sosok wanita yang beberapa minggu lalu ia temui dilorong kampus. Wanita yang telah memarahinya.

Namun, wajah yang tadinya terlihat sumbringah berubah menjadi suram. Wanita yang telah mampu mengalihkan fokusnya, sedang bersama seorang pria. Pria yang sangat Ead kenali.

"Paman Rawley," panggilnya spontan.

"Ohh, hei Edrcik. Bagaimana kabarmu hari ini?" ucap seorang pria yang ialah Mr. Rawley, ayah dari sahabat baiknya, Raven.

"Sangat baik, paman." Balas Ead dengan wajah tersenyum kecut. Betapa tidak, wanita yang ia kagumi pada saat pandangan pertama, kini sedang merangkul seorang pria. Pria yang merupakan ayah dari sahabat baiknya.

"Perkenalkan, ini istriku." Ucap Mr. Rawley.

Mr. Adolf Rawley

Ead sangat terkejut bukan main, rasanya seperti bermimpi di sore hari.

"Daisy." Ucap wanita, yang ialah istri kedua Mr. Rawley, ibu tiri dari Raven.

Mrs. Daisy Rawley

"Salam kenal, bibi Daisy." Balas Ead gugup. Rasanya sangat gugup, saat pertama kali berjabat tangan.

"Edrick, datanglah ke rumah. Sepertinya, kau sudah sangat jarang berkunjung,"

"Yah paman, aku sibuk membantu nenek dan juga mulai mengerjakan tugas akhir semester." Balas Ead canggung.

"Baiklah, sampai jumpa kembali Edrcik." Ucap Mr. Rawley bersama Mrs. Daisy.

Ead pun duduk, dan masih tak mengerti dengan apa yang kini terjadi.

"Bagaimana mungkin, aku menyukai wanita yang telah memiliki suami." Wajah Ead merona, dan perasaannya terasa begitu campur aduk.

Ead baru saja mengertahui, wanita yang ia kagumi sejak pandangan pertama telah memiliki suami. Sungguh hal yang tidak mungkin bagi Ead, untuk dapat memiliki wanita tersebut.

"Tapi aku menginginkannya..." Ead tersenyum tipis, rasanya ini sangat berbeda.

***

Perasaan yang gila

“Ketika BERONDONG Jatuh Cinta 2”

Author by Natalie Ernison

Eadrick telah terlanjur jatuh hati sejak pandangan pertama, pada seorang wanita yang baru beberapa minggu telah lalu ia temui. Pada pertemuan kedua, Eadrick akhirnya dipertemukan kembali dengan wanita yang ia kagumi. Namun, suatu kenyataan yang mengejutkan pun harus Eadrick hadapi.

Eadrick baru saja mengetahui, jika wanita tersebut ialah istri dari ayah sahabat baiknya. Tentu saja, hal itu bukanlah hal yang mudah untuk ia hadapi. Rasa kagum itupun berubah menjadi rasa menginginkan, dan tak mampu untuk Eadrick tepis begitu saja

~ ~ ~

"Kediaman Eadrick"

Ead kerap kali melamuni wanita idamannya, hal itu membuat fokusnya kurang terhadap hal lain.

"Eadrick, nenek perhatikan, kau akhir-akhir ini menjadi lebih pendiam. Apa yang terjadi, sayang?" tanya sang nenek prihatin.

"Tidak nek, aku hanya ingin fokus dengan tugas akhirku. Juga semua proposal tugas akhir lainnya." Balas Ead, namun tidak cukup meyakinkan sang nenek.

"Eadrick cucu nenek sayang, katakan saja jika ada hal yang membuatmu sulit." Sang nenek membelai punggung kukuh milik Ead.

Ead tersenyum manja pada sang nenek.

"Semua baik-baik saja nek. Nenek istirahatlah. Aku akan pergi ke kediaman Raven." Ead pun mengemasi barang-barangnya, dan berniat untuk berkunjung ke kediaman Raven.

"Baiklah, berhati-hatikah dalam perjalanan." Ucap sang nenek, lalu mengecup kening milik Ead.

Ead pun bergegas pergi, dengan mengendarai motor tua miliknya. Karena keterbatasan biaya, membuat Ead hanya mampu memiliki sebuah kendaraan tua.

Ead pergi menuju kediaman Raven, sahabat baiknya. Rasanya, Ead sudah tak sabar untuk berjumpa dengan bidadari tak bersayapnya.

Sepanjang perjalanan, Ead terus tersenyum. Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri, sungguh tak dapat dimengerti memang, apa yang Ead alami saat ini.

***

"Kediaman Rawley family"

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, Ead pun tiba di kediaman megah milik keluarga Raven.

Memarkirkan kendaraan miliknya, lalu bergegas menuju pintu utama.

"Hei, Eadrick! Kau terlalu lama, aku sudah hampir menyelesaikan tugas-tugas ini." Ucap Raven, sembari menjamu kedatangan Ead.

Ead memadangi sekeliling ruangan yang kini mereka tempati. Ia seketika tersenyum, saat melihat sebuah bingkai foto berukuran besar terpampang di ruangan tersebut. Tentu saja, itu adalah foto bidadari tak bersayapnya.

"Apakah kau ingin memakan sesuatu?" tanya Raven ramah.

"Terima kasih atas jamuanmu Raven."

Raven memperhatikan gerak gerik dari Ead, yang sedari tadi terlihat tidak tenang.

"Apakah ada yang menganggumu?" tanya Raven heran.

"Yah, mengapa rumah ini terasa sunyi?" tanya Ead, yang seakan sedan menunggu ibu dari Raven muncul.

"Oh itu... daddy baru saja kembali dari check up bersama mommy." Ucap Raven, dengan wajah sendunya.

"Apakah paman Adolf sakit, Rav?"

Raven mengangguk sendu. "Yah, kesehatan daddy semakin menurun. Tapi, beruntung sekali, dengan kehadiran mommy yang dengan setia merawat daddy."

"Paman Adolf sangat beruntung memiliki istri seperti bibi Daisy." Ucap Ead, lalu menelan salivanya. Bagaimana mungkin, Ead mengatakan hal yang seakan terlalu memuji ibu dari Raven.

"Benar. Mommy sangat baik, walaupun mommy terlihat cuek."

Keduanya pun mulai mengerjakan tugas kelompok, namun fokus Ead kini tak seperti dia biasanya.

"Eadrick, aku akan pergi membelikan sesuatu. Tunggulah," ucap Raven, lalu bergegas pergi.

Setelah beberapa saat kemudian...

"Raven! Raven!" Seru seorang wanita, membuat Ead tertegun. Suara tersebut, seakan membuat pikiran Ead buyar seketika.

"Bibi Daisy," ucap Ead, melangkah mendekati asal suara.

Ahk... pekik Mrs. Daisy, saat mendapati Ead kini berada di bekalang dirinya.

"Maaf, maaf.. aku tidak bermaksud!" Ucap Ead gugup, saat melihat Mrs. Daisy, yang hanya mengenakan dress tali satu.

"Apa yang kau lakukan!"

Plak

Mrs. Daisy memukul wajah Ead. "Kau lagi!" Tukas Mrs. Daisy

"Raven sedang pergi, dan aku hanya ingin mengatakannya." Balas Ead gugup. Ead bahkan tak mampu membalas tatapan mata dari Mrs. Daisy

Mrs. Daisy menatap heran ke arah Ead.

"Pergilah!" Usirnya, lalu hendak pergi.

"Tunggu!" Ead meraih tangan milik Mrs. Daisy.

"Kau, apa yang kau lakukan!" Mrs. Daisy sangat terkejut, atas apa yang Ead lakukan.

"Aku menyukaimu, bibi." Ucap Ead penuh keyakinan.

Mrs. Daisy membelalak tak percaya atas apa yang ia baru saja dengarkan. Seorang pemuda yang merupakan teman dari anak tirinya, mengatakan sesuatu yang tak terduga.

"Kau gila!" Mrs. Daisy menepis cengkraman tangan Ead, lalu bergegas pergi menuju kamar pribadi mereka.

Ead tersandar di dinding, tepatnya di tepi kolam renang pribadi, keluarga Rawley.

Menyentuh area dada miliknya, dan rasanya menyesakkan. "Bidadari tak bersayapku. Kau telah melukai perasaanku hari ini."

Ead merasa sesuatu yang sesak didadanya, setelah apa yang Mrs. Daisy mengucapkan hal yang tak ia harapkan. Tentu saja, tindakan Ead dianggap sangat gila.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!