Pernikahan merupakan salah satu jenjang yang sangat penting bagi perjalanan hidup setiap orang dan bukan ajang perlombaan. Butuh waktu dan keyakinan penuh untuk melangkah ke jenjang pernikahan bersama orang yang tepat.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Etha Putri Mayer. Pasalnya pernikahan yang ia jalani merupakan sebuah kesepakatan, dimana dirinya di jadikan sebagai alat pelunas hutang.
"Aku seperti membeli kucing tua dalam karung, dan bisa juga dikatakan sedang membeli barang yang hampir expired" --- Alfhat Ramous Sanders
“Andai saja perusahaan papa ku tidak jatuh bangkrut, aku tidak akan pernah sudi dijadikan alat pelunas hutang untuk laki-laki bejat seperti dirimu. Bagiku hutang harus dibayar, karna pertanggungjawabannya sampai di akhirat.”---Etha Putri Mayer.
Lalu bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka yang di awali oleh sebuah hutang?
...🍁🍁🍁🍁🍁...
Etha Putri Mayer
Etha Putri Mayer, wanita berusia 30 tahun yang bergelar perawan tua. Etha sosok wanita cerdas, ceria, berani, tegas, keras kepala, mandiri, pekerja keras dan terkadang ceroboh. Dan tipikal wanita yang begitu pandai menyimpan kesedihannya terhadap siapapun.
Etha hanyalah wanita yatim piatu yang berasal dari yayasan panti asuhan milik Nyonya Lexa, setelah menginjak usia 11 bulan, sosok pasangan yang bermurah hati yakni Nyonya Lexa Damanik dan Tuan David Mayer ingin mengadopsinya dan menjadikannya sebagai anak angkat.
Motif pasangan itu menjadikan Etha sebagai anak angkatnya adalah dikarenakan tak kunjung mendapatkan momongan. Setelah menjadikan Etha sebagai anak angkatnya, mampu mengubah kehidupan rumah tangganya.
Lambat laun Etha tumbuh menjadi wanita cantik dan sholehah serta memiliki bakat dalam dunia desainer. Hingga dewasa, Etha sama sekali tidak tahu seperti apa rupa kedua orang tuanya. Karena dirinya masih bayi dan belum tahu apa-apa waktu itu, sayangnya kedua orang tuanya lebih dulu pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Namun, dia tetap mensyukuri bisa dilahirkan di dunia ini, hingga kembali memiliki kedua orang tua angkat. Kasih sayang penuh selalu dia dapatkan dari orang tua angkatnya dan tak sekalipun membeda-bedakannya.
Etha begitu bahagia memiliki orang tua seperti nyonya Lexa dan tuan David. Apapun akan dia lakukan demi bisa membahagiakan orang tua angkatnya. Termasuk menjadi alat pelunas hutang demi menyelamatkan perusahaan sang ayah.
Alfhat Ramous Sanders
Alfhat Ramous Sanders, pria matang berusia 34 tahun. Alfhat dijuluki pria cassanova karena hobinya bergonta-ganti pasangan, namun sangat digilai kaum hawa karena parasnya yang sangat tampan dan berkharisma. Alfhat sosok pria dingin, angkuh, arogan, licik dan begitu egois, hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
Tidak hanya itu, Alfhat merupakan ketua mafia The Posse yang sangat ditakuti di negaranya. Menguasai semua keahlian bela diri dan penggunaan segala macam senjata api.
Terkenal sebagai pria berdarah dingin dan kejam terhadap lawan bisnisnya, apalagi orang-orang yang berani mengusik ketenangannya. Tidak ada belas kasihan baginya kepada orang-orang yang berkhianat di belakangnya. Sekali berkhianat, maka dia tidak segan-segan untuk menghabisinya.
Alfhat juga seorang CEO muda sekaligus pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga Sanders. Perusahaannya bergerak di bidang Real Estate, yakni bisnis pembangunan hotel, mall, apartemen, perumahan dan masih banyak lainnya. Serta memiliki bisnis dunia bawah yakni, club malam, bisnis kasino, perdagangan barang ilegal dan obat-obatan terlarang.
Pertemuannya dengan salah satu anggota keluarga musuh bebuyutannya, mampu membuat seorang Alfhat melancarkan rencana liciknya untuk membuat perusahaan mereka jatuh bangkrut. Alhasil, hanya dengan menjentikkan jarinya, dia berhasil membuat perusahaan JM Group jatuh bangkrut dalam semalam.
Alfhat begitu puas dan bebas melakukan apa saja terhadap keluarga David, salah satunya dia mampu menginjak-injak harga diri Etha, putri angkat tuan David. Karena wanita itu dijadikan sebagai alat tukar untuk melunasi seluruh hutang-hutang keluarganya.
Richard Tidox
Richard Tidox, pria 32 tahun, sekretaris kepercayaan Alfhat. Richard sosoknya hambel dan mudah bergaul siapa saja. Merupakan sahabat Alfhat sedari kecil, mampu menyimpan rahasia dan begitu patuh terhadap setiap perkataan Alfhat yang merupakan atasannya di perusahaan. Hanya dia yang mengetahui hubungan rumah tangga sahabatnya itu.
Vivian Rebbeca
Vivian Rebbeca, wanita 22 tahun, seorang model cantik dan merupakan partner ranjang Alfhat. Vivian sosok wanita cantik dan seksi yang begitu digilai kaum pria. Memiliki sifat, angkuh, keras kepala, berambisi, egois dan selalu ingin menang sendiri, begitu mencintai Alfhat dan berambisi untuk menjadikan Alfhat sebagai suaminya. Karena Alfhat ladang penghasilan baginya. Namun sayangnya niat terselubungnya tak dapat terlaksana karena takdir tak berpihak kepadanya.
*
*
*
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, akhirnya author bisa rilis kisah Etha dan Alfhat dalam judul Benang Merah Per-Hutangan. Semoga teman-teman semua menyukai cerita ini.
Jangan lupa berikan dukungannya berupa :
Like
Favorit
Hadiah
Vote
Komentar dan saran yang membangun untuk cerita ini 🙏🙏🙏
Selamat membaca, semoga kalian suka novel terbaru author 🤗
Sosok pria paruh baya mencengkeram kuat dokumen di tangannya. Matanya memancarkan kilatan amarah setelah selesai membaca dokumen tersebut.
Sebuah dokumen penting tentang laporan keuangan perusahaan beserta laporan saham-saham yang dimiliki oleh perusahaannya.
"Bagaimana semua ini bisa terjadi!" bentaknya kepada pria paruh baya berkaca mata yang duduk berhadapan dengannya.
"Seluruh saham perusahaan diakuisisi oleh perusahaan Sanders Group hingga memutus kontrak kerja sama dengan perusahaan anda. Kita tidak bisa berbuat apa-apa tuan, perusahaan akan jatuh bangkrut karena berbagai proyek pembangunan hotel dan apartemen yang tengah berjalan terpaksa harus dihentikan, karena kita tidak memiliki suntikan dana untuk kembali melanjutkan pembangunan proyek yang sedang berlangsung. Tidak hanya itu, perusahaan akan mendapatkan finalti dan ditangguhkan untuk membayar seluruh denda atas kerugian proyek yang belum rampung dikerjakan." ucap sekretarisnya menjelaskan.
"Apa yang harus kulakukan, Boby." ucapnya kepada sekretarisnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Bersabarlah tuan David, semua pasti ada jalan keluarnya." sahut sekretarisnya.
"Aku tidak ingin perusahaan turun-temurun keluargaku jatuh bangkrut. Lakukanlah sesuatu" ucapnya frustasi sambil menghela nafas berat.
Sekretarisnya hanya mampu diam membisu dan tidak tahu harus berbuat apa. Perusahaan JM Group sudah berada di ujung kebangkrutan dan mustahil untuk diselamatkan.
Pria paruh baya itu tidak lain adalah tuan David Mayer. Tuan David hanya mampu merutuki nasibnya yang sebentar lagi jatuh miskin dan menjadi gelandangan di jalan. Bagaimana tidak, perusahaannya jatuh bangkrut dan hutang-hutangnya membengkak dan harus segera dilunasi.
*
*
*
Sementara di tempat lain....
Derttt…Dertttt
Terdengar ponsel Etha berbunyi nyaring dan menggema dalam kamar tersebut. Entah ke berapa kalinya ponsel itu berbunyi hingga mampu membangunkan sosok wanita cantik yang masih bermuka bantal yang sering disapa Etha, putri angkat pasangan tuan David Mayer dan Nyonya Lexa Damanik.
Etha mengumpulkan kesadarannya dan perlahan bangun. Dengan malas dia mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Tanpa basa-basi dia langsung mengangkat panggilan masuk tersebut.
"Kamu darimana saja, kak. Dari tadi aku menelponmu." ucap seseorang di ujung telepon.
"Dilan, kebiasaan deh kamu, ucapin salam dulu. Dan bisa tidak jangan mengganggu tidurku untuk hari ini.” Ketus Etha sambil mengerucutkan bibirnya dan rambutnya terlihat acak-acakan seperti singa betina.
Pasalnya semalaman hingga menjelang subuh dia menyelesaikan gambar produk pesanan pelanggannya.
“Iya, assalamualaikum. Sudah puas kan."
"Waalaikumsalam. Cepat katakan mengapa menelponku?"
"Aku cuma mau sampaikan pesan Mama yang meminta kak Etha untuk pulang ke rumah."
"Iya baiklah, nanti sore aku akan berangkat. Sampaikan salam ku kepada Mama dan Papa."
"Hemm."
Panggilan mereka pun berakhir.
Etha bergegas turun dari ranjang dan berlari kecil masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Lima belas menit kemudian, Etha sudah rapi dengan pakaian muslimah nya.
Walaupun hari weekend, ia tetap berangkat ke butik miliknya untuk menyelesaikan produk pesanan dari pelanggan setianya. Etha begitu tekun mengerjakan pekerjaannya di bantu oleh asisten pribadinya yang sudah lama bekerja dengannya.
Siang hari tepat jam makan siang, Etha dikejutkan dengan kabar Rania yang keguguran. Dia bergegas ke rumah sakit untuk melihat kondisi Rania. Setelah itu, dia kembali ke kediamannya untuk bersiap-siap berangkat ke negara B.
Kini Etha sudah siap berangkat ke Bandara. Penampilannya selalu saja mencuri perhatian dengan busana muslimah dan selalu tampil stylish. Etha memakai Topi dan kacamata hitam, tak lupa sepatu Sneaker sudah bertengger dikakinya. Tas ransel berisi beberapa perlengkapan yang harus selalu dia bawa ketika bepergian, termasuk alat perlindungan diri.
Sekitar 30 menit kemudian, Etha sudah sampai di Bandara. Terlihat sang asisten pribadi melambaikan tangannya ke arahnya. Etha segera menghampirinya.
“Miss Etha. Tersisa lima belas menit lagi jadwal keberangkatan anda ke negara B." ucapnya tersenyum sambil memainkan kipas ditangannya. Pasalnya dia yang selalu mengurus keberangkatan atasannya.
“Oke, Kayla, kamu boleh pergi.” ucap Etha tersenyum kemudian memilih duduk di kursi tunggu.
Tiba-tiba saja Etha dikejutkan dengan suara seseorang yang mampu dikenalinya. Etha mengedarkan pandangannya hingga bertemu pandang dengan sosok pria bermanik hitam.
Buru-buru Etha buang muka dan tidak ingin berurusan dengan pria itu. Siapa sangka pria itu malah dengan santainya duduk di kursi bersebelahan dengannya.
Etha mengalihkan pandangannya ke arah pria itu dan siap pasang badan untuk melawannya.
"Apa kamu tidak punya kerjaan? hingga terus mengikuti ku!" ketus Etha memasang wajah galak.
Pria itu mengerutkan keningnya mendengar ucapan Etha, lalu menoleh kearahnya.
"Untuk apa aku mengikutimu nona, kita tidak memiliki urusan yang sama. Tapi, aku tidak jamin, setelah ini kita pasti akan terus berurusan. Karena aku akan datang menagih hutang" ejek pria itu menatap sinis wanita berhijab di sampingnya.
"Kuharap ucapanmu tidak benar tuan dan jangan bahas tentang hutang disini. Satu lagi, ini terakhir kalinya kita bertemu dan aku tidak ingin berurusan dengan pria cabul seperti dirimu." ketus Etha lalu bangkit dari duduknya dan bergegas pergi.
"Kita lihat saja, siapa yang akan kalah." ucap pria itu dengan seringai licik diwajahnya.
Siapakah yang akan kalah diantara mereka? apakah Etha si wanita muslimah? ataukah pria yang di cap sebagai pria cabul yang akan kalah kali ini?
Perjalanan Etha ke negara B memakan waktu berjam-jam lamanya hingga akhirnya tiba di bandara international negara B. Etha berjalan tergesa-gesa keluar dari bandara. Sebuah taksi melintas disekitaran bandara, dengan cepat Etha melambaikan tangannya untuk memberhentikan taksi tersebut.
Etha bergegas masuk ke dalam taksi. Setelah mengatakan alamat rumahnya, taksi yang ditumpanginya mulai melaju meninggalkan tempat tersebut.
Selesai membayar ongkos taksi, Etha melangkah ke gerbang utama dan langsung disambut oleh satpam penjaga yang dengan sigap membukakan pintu gerbang untuknya.
"Selamat malam, non Etha " ucap pak Satpam bernama Jeki yang bertugas menjaga kediaman orang tuanya.
"Selamat malam, Pak Jeki." balas Etha tersenyum ramah. Pak Jeki ikut tersenyum lalu bergegas menutup gerbang.
Setelah itu, Etha melangkah masuk ke dalam rumah. Etha sampai di kediaman orang tuanya tepat pukul setengah delapan malam. Kedatangannya langsung di sambut hangat oleh ibu tercinta. Etha mencium punggung tangan sang ibu lalu berhambur memeluknya.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang sayang." ucap ibunya sambil memeluknya erat.
"Iya Mama ku sayang, aku tidak akan kemana-mana lagi." ucap Etha tersenyum dan begitu nyaman dipeluk oleh Ibunya.
Bersambung....
"Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang sayang." ucap ibunya sambil memeluknya erat.
"Iya Mama ku sayang, aku tidak akan kemana-mana lagi." ucap Etha tersenyum dan begitu nyaman dipeluk oleh Ibunya.
"Terus Papa dimana?" tanya Etha. Pasalnya ketika di bandara dia sempat bertukar pesan dengan ibunya untuk menanyakan perihal kondisi ayahnya. Dengan jujur sang ibu mengatakan ayahnya jatuh sakit, mengigat Etha anak tertua di keluarganya dan patut tau segala hal yang terjadi di rumah. Sementara Dilan, tidak diberitahu perihal kondisi ayahnya.
"Papa sedang beristirahat di kamar, sayang." ucap ibunya sambil melepaskan pelukannya.
"Baik, tapi aku ke kamar dulu, Ma." ucap Etha tersenyum.
"Ya, jangan berlama-lama di kamar, karena setelah ini kita akan makan malam bersama." teriak ibunya melihat Etha berlari kecil menaiki anak tangga persis anak kecil.
"Iya Mama." ucap Etha di pertengahan tangga yang sempat menghentikan langkahnya, setelah mengatakannya dia bergegas ke kamarnya.
Sementara sang ibu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku putrinya yang tidak pernah berubah. Ia hanya khawatir kapan putrinya memutuskan untuk segera menikah, karena usia putrinya tidak lagi muda dan sudah sepantasnya untuk berkeluarga.
Tak ingin terus kepikiran dengan hal yang menyangkut tentang putrinya, Nyonya Lexa melangkah ke dapur untuk memastikan apakah makan malam sudah siap dibuat oleh pelayannya.
Etha masuk ke dalam kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuknya.
"Ughhh lelahnya." ucapnya tersenyum sambil meregangkan otot-ototnya yang kaku. Inilah tempat ternyamannya sehabis bekerja, lebih betah rebahan di atas ranjang dibandingkan melakukan aktivitas lain.
"Sebaiknya aku mandi dulu." gumamnya lalu melangkah ke kamar mandi.
Etha tak membutuhkan waktu yang lama melakukan ritual mandinya. Dia keluar dari kamar mandi sudah berpakaian lengkap. Mengenakan gamis rumahan berwarna coklat yang begitu pas di badannya. Wangi mawar dari aroma sabun dipakainya masih menyeruak di dalam kamarnya.
Etha bergegas keluar kamar untuk menemui ayahnya. Saat berada di ujung tangga, dia mendengar bel rumah berbunyi beberapa kali. Etha mengalihkan pandangannya untuk melihat para pelayan yang biasanya membuka pintu.
Namun, tidak ada siapa-siapa disana. Etha berdengus kesal mendengar bel rumahnya terus di bunyikan berulang kali. Sepertinya orang itu begitu kebelet ingin bertamu di rumahnya.
Etha melangkah tergesa-gesa untuk membukakan pintu. Siapa sih yang bertamu malam-malam begini dan seolah ingin merusak bel rumahnya, pikirnya.
Ceklek
Etha membuka pintu rumahnya dengan kesal. Keningnya berkerut melihat sosok pria berdiri tegak membelakanginya, dan di samping kanan pria itu dia seperti tidak asing dengan pria yang berwajah datar. Dan disampingnya lagi terdapat tiga pria bertubuh kekar berwajah garang dan diyakini adalah tukang pukul. Keempat pria itu langsung menatap tajam ke arah Etha, sedang Etha hanya menatapnya dengan tatapan tidak suka.
Hingga pria yang membelakanginya berbalik badan menghadap kearahnya. Etha terlonjat kaget melihat wajah pria itu, pria yang pernah melakukan aksi cabul di dalam toilet hotel.
"Selamat malam, Nona." ucap pria itu dengan tatapan sinis.
"Kamu." Etha terkejut melihat tamu yang datang. Dia tidak menyangka pria yang paling menyebalkan sedunia yang datang bertamu di rumahnya.
"Kenapa? bukankah aku sudah katakan aku datang untuk menagih hutang." ucapnya dengan sinisnya.
Pasalnya dia dan pria itu sempat beberapa kali bertemu, dan terakhir bertemu di Bandara tadi sore. Bahkan pria itu sempat membahas tentang hutang.
"Sepertinya anda salah alamat tuan, jika ingin menagih hutang bukan tempatnya disini. Sebaiknya pergi dan bawa tukang pukul anda." ketus Etha menatap tajam pria itu. Mereka seperti rentenir, karena sampai-sampai membawa tukang pukul segala.
Sementara pria itu tergelak tawa mendengar ucapan Etha. Bahkan ketiga pria yang berwajah garang, ikut menertawakan ucapan Etha.
"Dasar sinting." Etha memutar bola matanya jengah melihat mereka semua, lalu segera menutup kembali pintu rumahnya, namun aksinya di hadang oleh pria yang di cap sebagai pria cabul.
"Hei, kamu tidak sopan menerima tamu, nona Etha Putri Mayer!" ucapnya dengan penuh penekanan menyebut nama Etha.
Sontak Etha menghentikan aksinya, karena pria itu menyebut namanya secara lengkap. Etha menjauhkan tangannya dari pintu, kemudian bertolak pinggang menatap tajam pria itu.
"Harusnya anda yang memiliki sopan santun ketika bertamu di rumah orang." tegas Etha.
"Ha ha ha..., jangan sok pintar jika ingin berdebat denganku. Jelas-jelas aku datang bertamu untuk menemui ayahmu. Ingat baik-baik, aku datang untuk menagih hutang kepada ayahmu, dan aku adalah tamu istimewanya. Cepat panggilkan ayahmu!" ucapnya dengan suara satu oktaf diakhir kalimatnya dan penuh penekanan. Sepertinya pria itu sudah tersulut emosi.
"Tenang tuan Alfhat." bisik pria disampingnya, karena ia yakin bos-nya sedang emosi.
"Jangan mencampuri urusanku, Richard!." ucapnya terdengar ketus kepada bawahannya. Seketika pria yang bernama Richard paham akan maksudnya dan tidak akan ikut campur dengan urusan bos nya.
***
Pria bermanik hitam yang dipanggil tuan itu bernama Alfhat Ramous Sanders, pria tampan berusia 34 tahun. Seorang bos mafia berdarah dingin nan kejam terhadap siapapun yang mengusiknya. Pria yang disapa Alfhat itu dijuluki pria cassanova karena hobinya bergonta-ganti pasangan, namun sangat digilai kaum hawa karena parasnya yang memang sangat tampan dan berkharisma.
Alfhat sosok pria dingin yang angkuh, arogan dan begitu egois, serta licik, hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Namun, Alfhat tipikal pria pekerja keras, karena diusianya yang ke 20 tahun, dia sudah menjelma menjadi CEO dan itu masih terbilang sangat muda.
Perusahaannya pada waktu itu masih terbilang kecil dan belum berkembang pesat, hingga lambat laun perusahaannya semakin maju dan berkembang pesat berkat kepemimpinannya dan keuletan dalam bekerja, hingga perusahaannya mampu bersaing dengan perusahaan raksasa di dunia, salah satunya perusahaan Alexander Group.
Semua impiannya sudah terwujud, dia sudah menjadi pria mapan, berkuasa dan mampu mendapatkan apa saja yang diinginkannya. Namun, hanya satu tujuannya saat ini adalah balas dendam kepada keluarga yang pernah menghancurkan kehidupan keluarganya. Dan sekarang ia kembali akan mewujudkannya.
***
Etha tak menggubris ucapan pria itu, rentetan pertanyaan demi pertanyaan mulai merasuki pikirannya. Bagaimana mungkin ayahnya berhutang kepada pria itu, jelas-jelas ayahnya tidak pernah membahas masalah hutang, apalagi berhutang kepada orang lain.
Etha berdecak kesal sambil membuka pintu rumah dengan lebar, tatapannya begitu tidak suka kepada pria itu. Etha lalu mempersilahkan mereka masuk. Karena sepertinya para pelayan sedang menghidangkan makan malam di ruang makan.
Ketika akan memanggil ayahnya di kamar. Tanpa diduga, muncullah ayahnya lalu bergabung bersama tamunya. Etha bergegas pamit ke belakang dan tidak ingin lagi bertemu dengan pria cabul itu.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!