NovelToon NovelToon

Insyaallah Aku Ikhlas

Perkenalan

🌷🌷🌷🌷🌷

Happy reading guys 😘😘😘

ZIA AQEELA ASMA NAFISA AL FATH

Gadis cantik anak kembar Gus Alzam yang sudah tumbuh menjadi gadis remaja, hampir Dewasa karena usianya sudah menginjak angka delapan belas tahun, Parasnya begitu cantik persis seperti Mommynya.Ditinggalkan di usia delapan tahun oleh Mommy nya tidak membuat Zia jadi dewasa, hanya saja tidak bandel seperti waktu ada Mommy nya.

Masih ada sedikit manjanya karena Gus Alzam dan seluruh keluarga pesantren begitu memanjakan Zia melebihi Afkar dan Azmi, apalagi Tuan Fredy,Malvin dan Edward bahkan mereka setiap bulannya selalu mengirimkan hadiah untuk Zia dan Azmi, sementara Zio memang menolak secara halus.

Zia adalah satu satunya Cucu wanita baik dari keluarga Quenna maupun keluarga Gus Alzam sehingga dia begitu di ratukan.

Abi Reyhan dan Umi Maryam sudah sangat Tua jadi mereka menyerahkan seluruh urusan pesantren pada Gus Alzam, Dia yang menggantikan Abi Reyhan sebagai pengasuh Pesantren Darussalam.

AKHTAR FARZAN GHAZZAL

Pria dingin lebih dikenal dengan sebutan Gus Galak, pasalnya dia tidak akan segan segan menghukum Santri dengan sedikit ngeri tanpa rasa kasihan, tapi walaupun begitu tetap menjadi Idola para santri dan Ustadzah, karena parasnya yang begitu tampan.

Di usianya yang baru 24 tahun dia sudah menjadi Dokter di rumah sakit yang dia dirikan sendiri hasil jerih payahnya, meskipun begitu dia hanya jarang jarang pergi ke rumah sakit lebih sering berada di pesantren.

CHAIRIL MIHRA GHAZZAL

Kakak dari Gus Akhtar yang memiliki paras tampan namun masih lebih tampan Adiknya Gus Akhtar,jika Gus Akhtar terkenal memiliki sikap dingin dan datarnya, dia justru sangat ramah dan murah senyum pada siapapun.

ZIO AQEEL ASNA NAFIS AL FATH

Putra pertama Quenna, sifatnya dingin tidak tersentuh, Tinggal di Tarim hingga usianya enam belas tahun,yang artinya delapan tahun tinggal di Tarim, setelah itu di memutuskan untuk melanjutkan di Universitas Al Azhar Kairo tempat Abinya menimba Ilmu.

Gus El begitulah orang orang mengenalnya, hanya Keluarga dekatnya saja yang memanggil dirinya Zio,pulang ke Indonesia hanya beberapa kali,selama sepuluh tahun lamanya Zio pulang ke Indonesia bisa dihitung menggunakan jari.

❤️❤️❤️❤️❤️

Sepuluh Tahun berlalu setelah kepergian Queena, tidak ada yang berubah hanya usia saja yang semakin bertambah.

Setiap Minggu,kamis sore Gus Alzam tidak pernah Absen mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Queena,dia selalu membawakan Bunga kesukaan Queena dan membacakan Ayat Al-Qur'an.

"Assalamu'alaikum Humaira,," ucap Gus Alzam bersimpuh di samping makam Quenna.

Gus Alzam tersenyum,senyum yang selama sepuluh tahun ini dia perlihatkan,senyum manis yang menyimpan beribu ribu luka.

Gus Alzam membacakan surat Yasin setelah itu membacakan tahlil, setelah nya menaburkan bunga di atas makam Quenna.

"Aku merindukan mu Humaira, sangat, aku rindu semuanya,anak anak sekarang sudah besar, Zia gadis itu parasnya mirip sekali dengan mu Humaira."

"Azmi sekarang sudah menghafal dua belas juz,dia tumbuh jadi anak yang sangat cerdas,juga menuruni beberapa sifatmu Humaira, dia sangat tegas namun kadang pecicilan dan Manja pada Keluarganya."

"Anak Sulung kita, Zio sekarang anak itu sudah dewasa, sepuluh tahun setelah kepergian mu hanya enam kali dia pulang kesini, diluar sana dia tidak mau di panggil Zio, hanya Keluarga dekatnya saja yang boleh memanggil Zio,di panggil El atau Gus El. Kamu tahu Humaira ada seorang kyai memberikan lamaran pada Putri kita."

"Aku tidak tahu harus bagaimana,jadi aku memutuskan untuk menyerahkan Semuanya pada Putri kita, aku tidak ingin memaksakan kehendak pada Zia, meskipun aku tahu Pria yang melamar Zia adalah Pria baik dan Sholeh."

Setelah puas bercerita Gus Alzam akhirnya pamit pulang.

"Aku pulang dulu Humaira Assalamu'alaikum,,,

Tunggu aku Humaira,," Gus Alzam mencium Nisan Queena lama.

Malam pun tiba setelah sholat Isya' berjamaah di Masjid Gus Alzam meminta semuanya berkumpul Di ruang keluarga Ndalem.

"Zia Abi mau bicara serius." ucap Gus Alzam.

"Mau bicara apa Bi?" tanya Zia.

"Ada seorang pria meng khitbah mu nak, dia putra pertama dari Kyai Syarif Hidayatullah dari pesantren Al Furqon."

Zia hanya diam mendengarkan ucapan Abinya,tidak menyela ataupun membantah.

"Dia Pria baik dan Sholeh, Insyaallah mampu membimbing Zia, Abi tidak memaksa mu untuk menerima ini Nak,semua keputusan nya ada di tanganmu, tidak ada paksaan dalam hal ini."

"Jika menurut Abi dia baik untuk Zia, Zia akan menuruti semua yang menurut Abi baik." ucap Zia mantap.

"Setahu Kakek Putranya Kyai Syarif itu anak yang sopan." sambung Abi Reyhan.

"Kalau begitu biar Abi sampai kan jika kita menerima lamaran mereka." ucap Gus Alzam.

"Abi Boleh Zia minta satu hal." pinta Zia.

"Kamu mau apa nak?" tanya Gus Alzam.

"Aku ingin hingga pernikahan, aku dan Pria itu tidak saling bertemu,jika dia ingin tahu wajah Zia cukup melalui foto saja."

"Baiklah Nak, biar Abi beritahukan pada mereka."

🌷🌷🌷

Disebuah tengah lapangan pesantren di saksikan oleh santri putra dan Santri Putri seorang pria tengah menghancurkan beberapa ponsel yang di sita dari para santri.

Setelah itu hukuman selanjutnya Pria dan Wanita yang ketahuan pacaran langsung diberikan sangsi di tengah lapangan,si wanita di suruh duduk di atas Argo dan di dorong oleh si pria, tidak dapat dibayangkan betapa malunya keduanya.

Ada juga yang di sangsi di botakin dan hal itu langsung di lakukan oleh Gus Galak mereka Gus Akhtar Farzan Ghazzal, Gus Galak yang tidak mengenal kata ampun pada setiap santri yang melanggar aturan pesantren.

Gus Akhtar juga yang menghancurkan ponsel santri yang melanggar,di punya beribu ribu mata mata hingga jarang bahkan hampir tidak ada santri yang bisa melanggar.

Setelah mengajar Gus Akhtar langsung balik ke Ndalem disana Amma,Aba, dan Kakaknya Gus Chairil tengah duduk di ruang tamu dengan senyum merekah nya entah apa yang membuat semuanya tersenyum seperti itu.

"Akhtar sini " panggil Nyai Zulaikha,Amma Gus Akhtar dan Gus Chairil.

"Ada Apa Amma?" tanya Gus Akhtar sopan.

"Lamaran Abang mu di terima oleh Keluarga Kyai Reyhan."

"Alhamdulillah,," ucap Gus Akhtar.

Seluruh keluarga besar Kyai Syarif bersyukur akan hal itu.

Kini di ruang tamu hanya ada Gus Chairil dan Gus Akhtar, Kyai Syarif dan Nyai Zulaikha sudah istirahat terlebih dahulu.

"Selamat Bang." ucap Gus Akhtar.

Gus Chairil tersenyum, dia juga tidak menyangka jika lamaran nya akan di terima oleh keluarga Kyai Reyhan.

Gus Chairil tidak tahu seperti apa wajah dari cucu Kyai Reyhan, Foto nya belum sempat dia lihat,berawal dari Kyai Syarif yang mengunjungi pesantren Darussalam untuk bertemu dengan Kyai Reyhan dan Gus Alzam, saat itu Zia mengantarkan minuman untuk tamu Abi dan Kakeknya, Kyai Syarif langsung menyukai Zia dan tertarik untuk menjadikan Zia menantunya.

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Pengantin pengganti

Happy reading guys 😘😘😘

Hari ini tepat satu minggu Zia menerima lamaran Keluarga Kyai Syarif,dan pada hari ini pernikahan Zia dan Gus Chairil akan di langsungkan, pernikahan akan di laksanakan di Pesantren Darussalam.

Ijab qobul nya akan di laksanakan sekitar lima menit lagi tapi sang pengantin Pria tidak sampai juga,berkali kali Kyai Syarif mencoba menghubungi Gus Chairil tapi tidak di angkat sama sekali.

"Assalamu'alaikum, apakah aku terlambat?" ucap Gus Akhtar pada kedua orang tuanya.

"Akhtar,, dimana Abangmu nak?" tanya Nyai Zulaikha.

"Bukankah Abang berangkat sama Amma dan Aba." jawab Gus Akhtar.

"Astaghfirullah,, dimana Chairil sebenarnya." ucap Nyai Zulaikha khawatir.

Mereka terus menunggu dan mencoba menghubungi beberapa teman teman Gus Chairil tapi tidak satupun dari mereka yang mengetahui keberadaannya.

Sementara di kamar Zia, tampak Zia sedang menangis sambil melakukan Video Call.

"Zio tega,,!"

"Dek,, maaf Abang tidak bisa pulang." balas Zio.

"Pokoknya Zia ngambek sama Zio." ucap Zia cemberut.

"Ih,, malu Dek sudah mau menikah tapi masih suka ngambek, bagaimana jika pengantin prianya lari gara gara Adek cemberut." Goda Zio.

"Dek,, Abang tutup dulu ya, kelas Abang sudah masuk, Assalamu'alaikum." ucap Zio.

"Waalaikum salam." jawab Zia sedikit ketus.

"Assalamu'alaikum anak Abi." ucap Gus Alzam menghampiri Zia yang duduk di meja riasnya.

"Waalaikum salam Abi." jawab Zia.

"Anak Abi sudah dewasa sekarang, sebentar lagi akan menikah."

"Sebentar lagi tugas Abi akan digantikan oleh suami kamu, Jadilah Istri yang baik buat suami mu nak, patuhi suamimu,turuti semua perintahnya selama itu masih dalam kebaikan,layani suami kamu, Sayang,, surgamu Sekarang ada apa Ridho suami."

"Sebentar lagi Putri kecil Abi akan meninggalkan Abi." Gus Alzam berusaha menahan air matanya, dia menutupi dengan senyum manisnya.

"Abi,, Zia tidak mau pisah sama Abi." ucap Zia dengan air mata yang mulai mengalir,dari kecil dirinya memang selalu menempel pada Abinya.

"Sudah jangan menangis,nanti cantiknya hilang,Abi keluar dulu ya nak."

Gus Alzam keluar karena sudah waktunya ijab kabul dilakukan,namun sampai di ruang keluarga dia melihat keluarga calon besannya dan Keluarga nya berkumpul dengan wajah risau.

"Assalamu'alaikum." ucap Gus Alzam.

"Waalaikum salam." jawab mereka.

"Ada apa?" tanya Gus Alzam.

"Kami mohon maaf yang sebesar besarnya Kyai,,." ucap Kyai Syarif.

Gus Alzam menatap semuanya bingung.

"Maaf Chairil menghilang tanpa kabar." jawab Kyai Syarif.

"Astaghfirullah,, lalu bagaimana?"

"Maafkan saya Kyai."

Mereka terus berembuk mencari jalan keluarnya,semua undangan sudah hadir,jika dibatalkan bagaimana perasaan Zia, mereka takut jika nanti Zia jadi bahan pembicaraan orang.

"Ya Allah,, " ucap Gus Alzam.

Ijab Kabul yang harusnya dilakukan lima belas menit lalu harus di undur.

"Bagaimana jika Chairil digantikan Akhtar saja." Usul Kyai Syarif.

Semua keluarga Gus Alzam merasa Dejavu, ingatan mereka jauh pada saat dulu pernikahan Gus Alzam dan Ning Fatimah,saat Gus Alzam di culik Queena terpaksa Gus Azka menggantikan, tapi sayang pernikahan itu tidak bertahan lama.

" Akhtar Farzan Ghazzal Putra kedua kami,jika Keluarga Kyai menyetujui biar Akhtar yang menikahi Ning Zia."

"Maaf sebelumnya Kyai Syarif, apakah Gus Akhtar mau? saya tidak ingin nantinya mereka harus bercerai karena Gus Akhtar menikah bukan dengan pilihannya."

"Insyaallah Kyai, jika Kyai mengizinkan saya menikahi Putri Kyai Saya akan berusaha menjaga rumah tangga kami, karena bagi saya pernikahan bukanlah suatu hal yang bisa dimainkan, Saya tidak bisa menjanjikan apapun Karena tidak ada yang tahu takdir Allah kedepannya itu seperti apa,tapi saya akan berusaha menjaga ikatan pernikahan ini hingga maut yang memisahkan kami." ucap Gus Akhtar mantap.

Gus Alzam tersenyum,dia langsung menyukai Gus Akhtar, setelah itu dia menyetujui pernikahan itu di gantikan Gus Akhtar.

"Mohon maaf Kyai,, Mahar apa yang akan diminta Ning Zia?" tanya Gus Akhtar.

"Zia hanya minta mahar uang lima ratus ribu Gus." jawab Gus Alzam.

"Tapi itu pada Abang."

"Baiklah, kami tanyakan terlebih dahulu pada Zia."

Di dalam kamar Gus Alzam menjelaskan semuanya pada Zia tanpa ada yang di tutup tutupi.

"Mahar apa yang kamu mau nak?" tanya Gus Alzam.

"Surat Ar Rahman seperti mahar Abi pada Mommy." jawab Zia.

"Zia ingin pernikahan ini seperti pernikahan Abi dan Mommy."

Gus Alzam memejamkan matanya, ingatan nya langsung kembali ke masa lalu.

🌷🌷🌷🌷🌷

"Alhamdulillah,,, " ucap Semua orang setelah Gus Akhtar melakukan Ijab Kabul dengan lancar.

Gus Akhtar menjemput Zia di kamarnya, sampai di dalam kamar Gus Akhtar langsung memanggil salam.

"Assalamu'alaikum." ucap Gus Akhtar.

"Waalaikum salam." jawab Zia.

Zia mencium tangan Gus Akhtar, dan dibalas Gus Akhtar membacakan Doa pada Zia, setelah itu mencium kening Zia.

Zia menunduk karena dia merasa malu, sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan Gus Akhtar,ini untuk pertama kalinya.

Acara di lanjutkan dengan sungkem pada kedua orang tua mereka.

Tangis Zia pecah, posisi Mommynya di Ganti Umi Maryam neneknya, dia merindukan sosok Ibunya.

"Jangan menangis nak, Mommy mu sudah bahagia." ucap Gus Alzam.

Setelah semua acara selesai, Zia langsung diboyong ke pesantren Al Furqon, ikut Gus Akhtar.

"Nak,, Abi titip Putri Abi ya, Sayangi dia,kamu harus maklum jika sedikit manja, bimbing dia , tegur jika dia melakukan kesalahan."

"Sekarang Zia bukan lagi tanggung jawab Abi, tapi tanggung jawab Kamu, suaminya." Iya Abi.

"Jika suatu saat kamu tidak lagi menginginkan Zia, jangan kamu sakiti Zia, kembalikan saja lagi pada Abi, Abi akan selalu menerima nya."

"Aku tidak bisa berjanji untuk tidak menyakiti Zia Abi, tapi aku akan mengusahakan kebahagiaan untuk Istriku."

"Terimakasih kasih nak." Gus Alzam memeluk menantunya.

"Kakak,, sering sering main kesini ya." ucap Adik Bungsunya Azmi.

"Iya Dek, jangan nakal, jaga Abi."

"Kakak,," Yusuf langsung memeluk Zia, walaupun dia sepupu tapi mereka saudara satu susuan jadi sah sah saja jika pelukan.

"Ih,, Abang kenapa peluk Kakak duluan."

"Biarin."

"Selamat ya Kakak, jangan lupakan kami." ucap Afkar anak Bungsu Ella dan Gus Azka.

"Sayang,,,." Ella memeluk Zia dengan penuh kasih sayang.

"Jadilah istri yang baik Sayang."

"Iya Umma."

"Terimakasih selama ini sudah menyayangi Zia."

"Kamu ini anak Umma sayang, sudah seharusnya Umma menyayangi kamu."

Zia berpamitan pada seluruh keluarga besarnya memeluk mereka bergantian.

Umi Maryam menangis saat memeluk Zia, Cucunya Sekarang sudah Dewasa.

"Abi,," Zia langsung menangis memeluk Gus Alzam.

"Terima kasih Abi hiks,,, jaga kesehatan,jangan terlalu capek bekerja,suruh saja Zio pulang biar dia yang gantiin Abi kerja."

"Maaf jika selama ini Zia selalu saja membuat Abi kesal, maaf selama ini Zia selalu manja sama Abi."

Gus Alzam tersenyum lembut, kemudian mengusap air mata Zia.

"Jangan menangis sayang,ingat sudah punya suami,jangan manja lagi."

"Oh,, Iya Sayang, tadi Grandpa sama Uncle mu menelpon katanya kamu tidak mengangkat panggilan mereka."

"Zia lagi ngambek sama mereka Abi."

"Ngambek kenapa Nak?"

"Masak mereka tidak datang dihari pernikahan Zia."

"Mereka tidak datang karena ada halangan nak."

"Zia Sayang,,."

Keluarga Gus Akhtar melihat itu tersenyum, pantas Zia manja dia selalu di perlakukan seperti ratu oleh keluarga nya.

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Canggung

🌷🌷🌷

Happy reading guys 😘😘😘

Suasana yang begitu hening di dalam Mobil Gus Akhtar,Zia dan Gus Akhtar sama sama diam tidak tahu harus bicara apa, keduanya sama sama canggung.

"Ada yang mau dibeli?" tanya Gus Akhtar.

"Tidak,, tidak ada Gus." jawab Zia.

Mereka kembali diam hingga sampai di pesantren Al Furqon.

Sampai di pesantren Zia melihat lihat sekitar, pesantren Al Furqon sama besarnya dengan pesantren Darussalam namun bangunan nya terlihat lebih mewah.

Tidak ada adegan membukakan Pintu atau adegan Romantis lainnya, Gus Akhtar hanya membawakan satu koper punya Zia selebihnya Zia membawanya sendiri.

"Semoga kamu betah ya nak disini,maklumi sikap dingin suami mu, sebenarnya dia orangnya baik." ucap Nyai Zulaikha.

"Iya Nyai."

"Panggil Umma Nak."

"Baik Umma."

"Sekarang kalian istirahat ya."

Sesampainya di kamar,Zia begitu canggung karena ini untuk pertama kalinya berada dalam satu kamar berdua dengan seorang Pria selain Keluarga nya.

"Saya mau mandi terlebih dahulu." ucap Gus Akhtar langsung memasuki kamar mandinya.

Zia melihat sekeliling kamar, kamar yang bernuansa Putih,Zia pikir pasti kamar Gus Akhtar bernuansa hitam melihat sikap dingin nya tapi siapa sangka ternyata bernuansa Putih.

Kamar Gus Akhtar sangat rapi tidak ada selembar bajupun yang tergeletak disana,banyak Rak yang isi dengan kutab dan Buku,namun sedari tadi Zia mencari letak meja rias di kamar itu tapi dia tidak menemukan nya, apakah memang Gus Akhtar tidak menyediakan meja rias.

Hanya ada Rak kecil menempel di tembok,berisi parfum dan Beberapa minyak rambut Milik Gus Akhtar.

Gus Akhtar keluar dengan menggunakan kaos putih lengan pendek dan sarung hitam, rambutnya terlihat basah,pasti habis keramas.

Melihat Itu Zia mengganti Gus Akhtar masuk kamar mandi.

Zia keluar, sedikit bingung harus berkaca dimana, pasal nya di kamar Gus Akhtar hanya ada cermin sedikit kecil.

"Maaf disini tidak ada meja riasnya." ucap Gus Akhtar yang paham jika sang istri pasti membutuhkan meja rias.

"Tidak apa apa Gus."

"Besok kita beli,semua kebutuhan kamu."

Setelah suasana kembali hening,sibuk dengan kegiatan masing masing.

"Aku harus ke masjid karena Abang tidak ada,juga Aba mungkin masih capek."

"Boleh aku ikut?"tanya Zia hati hati.

"Mari."

Gus Akhtar berjalan diikuti Zia di belakangnya menuju Masjid pesantren Al Furqon, banyak para santri dan Ustadz yang memandang mereka berdua.

"Assalamu'alaikum Gus,," Sapa seorang Ustadzah.

"Waalaikum salam." jawab Gus Akhtar.

"Apakah ini santri baru?"

"Bukan, dia istri saya." jawab Gus Akhtar dingin.

Ustadzah yang bernama Lila tersebut nampak sangat terkejut, bukannya yang akan menikah adalah Gus Chairil mengapa justru Pria yang dia cintai yang menikah.

"Aku masuk duluan ya." ucap Gus Akhtar pada Zia.

Zia memandang punggung suaminya, meskipun sangat dingin namun Zia merasakan kebaikan pria itu,terbukti selalu berpamitan pada dirinya dan menurut Zia itu adalah hal yang manis.

"Saya duluan Assalamu'alaikum." ucap Zia pada Ustadzah Lila.

Ustadzah Lila memandang Zia tidak suka, karena baginya dia sudah merebut Pria yang dia suka, bertahun tahun dia menyimpan perasaan nya, menolak lamaran setiap pria yang datang kepadanya hanya karena dia menginginkan Gus Akhtar.

Zia meneteskan air matanya mendengar suara merdu suaminya , dia berdoa semoga pernikahannya sakinah mawadah dan warahmah, meskipun pernikahan mereka tidak di landasi cinta tapi dia yakin seiring berjalannya waktu Cinta akan segera tumbuh, dan dia juga yakin tidak akan sulit mencintai pria se baik Gus Akhtar.

"Mbak santri baru ya?" tanya seorang gadis di samping Zia.

"Bukan." jawab Zia.

"Apa mbak tamu Ndalem?"

"Bukan juga."

"Lalu mbk siapa?"

"Saya Istrinya Gus Akhtar." jawab Zia.

"APA,,!" teriak santri itu.

Semua orang menatap keduanya, ingat ini masih di dalam mesjid dan seenaknya berteriak.

Banyak santri yang menatap aneh Zia karena baru pertama kalinya melihat Zia disana.

"Hehehe,, Maaf Ning." ucap Santri itu.

"Aku Mala." Santri yang bernama Mala itu memperkenalkan diri.

"Zia " Balas Zia.

Mereka sudah menyelesaikan sholat berjamaah, sekarang waktunya pengajian rutinan yang akan di isi oleh Gus Chairil karena Gus Chairil berhalangan maka di gantikan oleh sang Adik Gus Akhtar.

Gus Akhtar memulai ceramahnya tidak satupun dari santri yang berbicara mereka fokus mendengarkan apa yang di sampaikan Gus Akhtar.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

Dari Abu Hurairah ra, berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Saling bernasihatlah kalian semua (untuk kebaikan) perempuan. Karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah atasnya. Jika kamu luruskan, akan patah. Dan jika kamu biarkan, maka ia akan tetap bengkok. Maka (sekali lagi), saling bernasihatlah di antara kalian (untuk kebaikan) perempuan”. (Sahih Bukhari, no. 3366).

Zia memperhatikan suaminya yang berdiri di mimbar, hatinya bergetar ,pilihan Abinya tidak salah.

Banyak pasang mata yang menatap kagum pada Gus Akhtar tidak hanya dari kalangan perempuan Bahkan para Pria pun kagum dengan Gus Akhtar, penyampaian yang begitu lugas dan mudah di cerna oleh orang yang mendengarnya.

Setelah selesai semua santri dan Ustadz bergegas kembali ke kamar masing masing untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.

Zia keluar sedikit belakangan, jarak masjid Ndalem sedikit agak jauh karena harus melewati taman dan Kelas Tahfidz,Zia berpikir Gus Akhtar pulang terlebih dahulu ternyata Gus Akhtar menunggu nya di luar.

Kedua pasangan suami istri itu pulang bersama tanpa ada pembicaraan sama sekali di antara keduanya.

Sampai di Ndalem mereka di sambut tangisan Nyai Zulaikha, disana juga ada Gus Chairil dan Kyai Syarif,disana juga ada seorang perempuan yang sangat asing.

"Assalamu'alaikum." ucap Gus Akhtar.

"Waalaikum salam." jawab mereka.

"Duduk disini nak." ucap Kyai Syarif.

Zia masih bingung harus duduk dimana,tapi sebuah tangan menarik dirinya,dan itu tangan Gus Akhtar yang menariknya lembut.

Zia mengikuti Gus Akhtar dan duduk di sebelahnya,membuat jantung Zia berdetak lebih kencang, Pipinya bersemu merah.

Gus Akhtar tersenyum dalam hati melihat Pipi Istrinya.

Melihat Nyai Zulaikha menangis membuat Zia tidak tega, dengan lembut dia memegang tangan mertuanya dan memeluknya memberikan kekuatan.

"Terimakasih Nak." ucap Nyai Zulaikha,dia sangat merasa beruntung memiliki menantu seperti Zia.

Gus Chairil terpana melihat kecantikan Zia, paras cantik persis seperti Boneka hidup, tatapan matanya begitu teduh dan itu sukses membuat hatinya bergetar.

'Apakah gadis ini?' tanya Gus Chairil dalam hati.

"Khemm,," dehem Gus Akhtar.

Gus Chairil yang sadar langsung menghentikan pandangan nya.

"Jelaskan Chairil siapa wanita ini !" perintah Kyai Syarif tegas.

"Dia,,"

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!