NovelToon NovelToon

Menikahi Calon Kaka Ipar

BAB. 1 Batal Nikah

Kinanti Azizah Kanaya itu lah nama Gadis cantik yang berusia 27 tahun, ia adalah seorang model dari Wijaya Grup yang sudah di rekomendasikan oleh Wijaya Grup ke Alfero Grup.

Alfero Grup bukan hanya perusahaan untuk model papan atas, tapi juga sudah menyediakan syuting sinetron, televisi dan aplikasi yang selalu di kunjungi anak muda termasuk di berbagai bioskop.

Nama yang kerap di panggil Kinanti itu sudah terjun ke dunia model dari usianya 17 tahun. Banyak yang mengagumi Kinanti dan banyak juga yang iri pada profesi Kinanti tanpa Kinanti tau.

Hari ini Kinanti akan di persunting oleh Aska Kesuma, lelaki yang biasa di panggil Aska dan berusia 29 tahun itu adalah kekasih Kinanti dari usia Kinanti 18 tahun.

Namun hari bahagia untuk Kinanti itu pupus, bukanya Aska mengucapkan ijab kabul, tapi Aska mengambil foto-foto dari dalam jas yang di kenakan.

"Aku tidak sudi menikahi wanita kotor sepertimu! Bagiku wanita yang sudah tidur tanpa ikatan pernikahan itu sangat menjijikan!"

Aska berbicara sambil melempar foto itu tepat di wajah calon istrinya. Suasana menjadi ricuh, wartawan berbondong-bondong merekam kejadian itu.

Kinanti langsung memungut foto yang di lempar oleh calon suaminya, di foto itu ia sedang tidur dengan lelaki yang tidak terlihat wajahnya. Kinanti sangat ingat kejadian itu sudah 3 bulan yang lalu, tapi ia hanya di jebak, miliknya tidak merasakan sakit, entah siapa dalang yang telah menjebaknya.

Kinanti sudah yakin kalau kejadian itu akan menimbulkan masalah, tapi ia tidak menyangka kalau masalahnya datang tepat di hari pernikahannya.

"Jangan-jangan Kinanti mendapatkan populeritas hasil menjual tubuhnya!"

Ucapan itu keluar dari mulut Lisa Arseta, sahabat satu-satunya yang Kinanti percaya. Kinanti menghela napas berat saat mendengar ucapan dari sahabat yang sangat ia percayai selama ini.

Kinanti tersenyum samar, pada akhirnya sahabat yang sangat ia percayai itu menujukan sifat aslinya, ia langsung berdiri sambil melihat ke arah orang tuanya yang menujukan raut kekecewaan.

Bahkan Kinanti sangat kecewa karena Aska membatalkan pernikahan itu tepat akan di laksakan ijab kabul, seolah-olah Aska sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari.

"Aska, aku di jebak, itu kejadiannya sudah 3 bulan yang lalu, tapi aku masih suci."

Tidak ada panggilan mas dari mulut Kinanti saat calon suaminya mempermalukan ia dan ke dua orang tuanya.

"Aku sudah tidak percaya lagi padamu Kinanti! Seluruh kepercayaanku sudah aku berikan padamu, tapi kamu tega menghianati aku!"

"Kalau kamu tidak percaya kamu boleh menikahi aku dan aku siap di ceraikan oleh kamu jika aku memang sudah tidak perawan lagi!"

Mereka semua menggeleng-gelengkan kepalanya, selama Kinanti menjadi model belum pernah mendapat scandal, tapi sekalinya mendapat scandal mengejutkan seluruh dunia.

"Pernikahan bukan main-main Kinanti! Aku ingin menikah satu kali dalam hidupku, jadi kita batalkan saja pernikahan ini!"

Setelah mendengar jawaban dari calon suaminya, Kinanti langsung menghapus air matanya dengan sangat kasar, ia tidak percaya kalau calon suaminya tidak mempercayai ia sedikit saja.

Apa lagi Kinanti mengingat hubungannya berasama Aska itu bukan waktu yang sebentar, bahkan ia sudah rela menurunkan martabatnya pada calon suaminya jika ia sudah tidak perawan, calon suaminya boleh menceraikannya, tapi calon suaminya sama sekali tidak memberikan kepercayaan walau pun hanya sedikit saja.

"Saya tidak menyangka bahwa kamu wanita murahan!"

Itu adalah suara Lusi, Mama dari Aska yang awalnya ia bangga akan memiliki menantu seperti Kinanti, tapi Kali ini ia menatap jijik pada Kinanti. Kinanti sama sekali tidak menjawab ucapan dari calon Mama mertuanya.

"Kenapa kamu membatalkan pernikahan tepat di hari pernikahan kita?! Apa kamu merencanakan ini semua?! Salah aku apa Aska?!"

"Karena itu sepadan dengan rasa sakit hati yang telah aku rasakan! Aku selama ini setia sama kamu Kinanti, tapi kamu tega menghianati aku hanya demi populeritas!"

Bukan Kinanti saja yang kecewa, Aska juga sangat kecewa saat mendapat foto itu dari Lisa, dan menurut Aska mempermalukan Kinanti di depan umum itu sepadan dengan rasa sakit yang ia rasakan.

"Iya seharusnya pernikahan ini di batalkan, aku juga tidak sudi menikah dengan lelaki yang tidak memberiku kepercayaan!"

Kinanti berbicara sambil menghela napas berat saat melihat ke dua orang tuanya menggeleng-gelengkan kepalanya, itu menandakan kalau pernikahanya tidak boleh di batalkan.

Kinanti tau kalau pernikahan itu di batalkan, bukan ia saja yang menanggung malu dan menjadi bulan-bulan netizen, tapi ke dua orang tuanya juga akan ikut menanggung malu.

Ke dua orang tuanya memang dari awal tidak setuju kalau Kinanti menikah dengan Aska karena Aska adalah putra dari Kenan Kusuma dan pewaris dari Kesuma Grup, ke dua orang tuanya mengatakan tidak sebanding dengan ia yang hanya memiliki toko bunga.

Namun Kinanti tetap kekeh ingin melanjutkan pernikahan itu bersama Aska, ia pikir ia akan sebanding karena ia seorang model papan atas dan sebentar lagi ia akan masuk ke Alfero Grup, tapi nyatanya ia tetap tidak sebanding, ia tetap hanya orang biasa.

Suasana yang ricuh mendadak hening saat melihat Kinanti dan Aska saling menatap tanpa mengeluarkan suara.

"Saya siap menggantikan Kaka saya untuk menikahi Kinanti."

Lelaki itu berbicara sambil berjalan dua langkah dan pandangan matanya menunduk, ia adalah Ali Kusuma yang sudah di ganti namanya menjadi Ali Alfero semenjak ke dua orang tuanya resmi bercerai, ia adalah putra ke dua dari Kenan Kusuma, dan dari istri ke duanya.

Aska dan Ali berbeda ibu, saat Anisa Putri Alfero yang biasa di panggil Anisa, Bunda dari Ali mengetahui kalau ia di jadikan istri ke dua oleh Kenan dan Kenan hanya memanfaatkan hartanya saja, ia langsung melayangkan gugatan cerai pada Kenan.

Sedangkan Ali sendiri dari kecil sudah tinggal di pesantren, semenjak ke dua orang tuanya resmi bercerai, ia di masukan ke dalam pesantren oleh Bundanya dari usia ia 7 tahun.

"Hah?!"

Kinanti berbicara sambil melihat ke arah Ali dengan perasaan bingung, karena yang ia tau kalau Aska adalah putra satu-satunya dari Kenan, tapi lelaki itu tiba-tiba saja datang dan mengaku kalau adik dari Aska.

"Ali, Ayah tidak setuju kalau kamu menikahi wanita murahan itu!"

Kenan berbicara sambil menatap tajam pada putra ke duanya, memang sangat berbeda dari putra pertamanya yang selalu memanggil ia dengan panggilan Papa, sedangkan putra ke duanya selalu memanggil ia dengan panggilan Ayah.

"Seorang lelaki berhak menikah dengan siapa saja tanpa persetujuan dari keluarganya, apa lagi dari usia saya 7 tahun saya sudah keluar dari rumah anda, apa anda masih pantas di panggil ayah di saat anda menikahi Bunda saya hanya untuk membantu perusahaan anda yang sudah bangkrut? Apa anda tidak berpikir sedikit saja tentang perasaan saya, betapa kecewanya saat tau kalau anda tidak benar-benar menyayangi saya melainkan harta Bunda?"

Ali bukan anak kecil, ia masih ingat kejadian 15 tahun silam di mana Ayah kandungnya mengatakan kalau Ayah kandungnya tidak benar-benar menyayangi ia, semua perhatian Ayahnya hanya sebuah kepalsuan.

BAB. 2 Meminta Restu

Ali memang tinggal di pesantren, tapi apa salah jika ia membenci Ayah kandungnya yang tidak menginginkannya. Ayahnya sama sekali tidak pernah berpikir untuk Ali, Ayahnya hanya memikirkan istri pertama dan putra pertamanya.

Bahkan karena kejadian 15 tahun silam Ali harus kehilangan Bundanya yang entah pergi ke mana, yang jelas Bundanya tidak benar-benar menyerahkan semua harta pada Ayahnya.

Kesuma Grup adalah di dirikan oleh Anisa saat Kenan baru menikahi Anisa, dan akhirnya perushaan itu di berikan pada Kenan oleh Anisa agar mempercepat perceraiannya.

Sebelum Anisa pergi Ali putra satu-satunya itu di berikan perusahaan Alfero Grup dan 60 unit Apartement Alfero, pesan terakhir yang ia ingat kalau Bundanya ingin ia ta'at agama, karena lelaki yang ta'at agama akan bisa membimbing istrinya ke jalan menuju Rabbnya.

Lalu ada juga pesan ke dua dari Bundanya, Bundanya akan kembali setelah luka hatinya sudah sembuh, tapi hingga 15 tahun lamanya Ali tidak pernah melihat Bundanya lagi, ia juga tidak pernah tau bagai mana kabar Bundanya.

"Jaga mulutmu Ali! Apa kamu tidak berpikir kalau semua biyaya kamu itu dari Ayah?!"

Ali tersenyum mesam masih sambil menundukan pandanganya, ia akui kalau semua biyaya hidupnya dari Ayahnya, karena ia ingat betul kalau Kesuma Grup dulu milik Bundanya, jadi ia menerima semua biyaya yang di berikan oleh Ayahnya.

"Kalau anda lupa saya akan ingatkan kembali kalau Kesuma Grup di dirikan oleh Bunda saya, jadi tidak salah kalau saya menerima uang pemberian dari anda, karena sampai kapan pun masa lalu itu akan tetap saya ingat!"

Kenan hanya diam membisu, ia tidak meladeni ucapan putra ke duanya, kalau ia terus berdebat itu akan berdampak buruk pada perusahaannya.

"Bagai mana Kinanti apa kamu bersedia menikah dengan saya?"

Bukan Ali mencintai Kinanti atau mengidolakan Kinanti, ia sama sekali tidak tau siapa Kinanti, bahkan tau Kinanti seorang model nomer satu di Wijaya Grup saja itu dari Ayahnya, tapi ia hanya yakin kalau Kinanti adalah jodohnya.

Apa lagi selama ini Ali selalu menjaga hatinya, ia tidak mau kalau hatinya ternodai oleh cinta, ia hanya ingin belajar mencintai wanita saat wanita itu sudah menjadi makhromnya.

Kinanti melihat ke dua orang tuanya sesaat sebelum ia menjawab pertanyaan dari Ali, tapi ia melihat ke dua orang tuanya menganggukan kepala, itu artinya kalau orang tuanya sangat setuju kalau ia menikah dengan Ali.

"Aku bersedia."

Pada akhirnya Kinanti menerima pernikahan itu terlebih dahulu, masalah rumah tangganya ia pikirkan nanti, karena sekarang bukan waktu yang tepat.

Saat Ali mendengar jawaban dari Kinanti, ia langsung maju ke arah orang tua Kinanti, lalu langsung duduk bersimpuh, mungkin ia tidak sopan dengan menikahi putri orang lain tanpa lamaran lebih dulu.

"Om, Tante Ali meminta restu untuk menikahi Kinanti putri Om dan Tante, mungkin Ali terlihat tidak sopan meminta putri kalian di saat seperti ini, tapi Ali hanya percaya kalau Kinanti adalah jodoh Ali yang tertulis di Lauhul mahfudz."

Rangga langsung membangunkan Ali yang sedang bersimpuh di kakinya.

"Ayah sangat merestuinya, Ayah percayakan putri Ayah padamu Ali."

Rangga sengaja menekan kata Ayah pada Ali, ia merstui pernikahan itu bukan karena tidak ingin menanggung malu pada orang-orang yang sudah datang, tapi entah kenapa ia sangat percaya pada Ali bahwa Ali mampu mengambil tanggung jawab putrinya dari pada Aska.

Walau pun Rangga merestui pernikahan putrinya bersama Aska, tapi ia tidak sampai seyakin sekarang. Sekarang Rangga sangat yakin dengan Ali, apa lagi penampilan Ali yang sangat saleh, membuat ia berharap kalau Ali bisa membimbing putrinya ke jalan yang lebih baik lagi, selama ini ia sebagai Ayah saja tidak mampu membimbing putrinya untuk mengikuti ajaran agama yang sudah di tetapkan.

"Terima kasih karena Ayah sudah menerima Ali, Ali akan berusaha agar tidak mengecewakan kepercayaan yang Ayah berikan."

"Sama-sama nak."

Rangga menepuk pelan punggung Ali yang sekarang sudah resmi menjadi calon suami dari putrinya. Kinanti yang mendengar semua pembicaraan Ayahnya dan Ali, ia sangat terkejut saat mendengar ucapan Ayahnya yang sangat lembut pada Ali.

Aska tidak percaya kalau Rangga sangat mudah merestui pernikahan Kinanti dan Ali, saat itu ia saja sudah 2 kali di tolak oleh Ayah dari Kinanti, tapi adiknya begitu mudah untuk Rangga terima hingga membuat ia sangat marah.

"Bagus kalian memang sangat serasi! Kinanti yang sangat murahan, dan kamu Ali, Bundamu juga sangat murahan!"

Aska berbicara dengan sangat lantang karena ia sangat membenci adiknya, apa lagi ia sangat kecewa dengan Kinanti, dan sekarang ia sangat menyesal karena telah membatalkan pernikahan itu dengan Kinanti, tapi ia tepis jauh-jauh perasaan menyesalnya karena menurutnya Kinanti memang tidak pantas untuknya.

Ali tidak peduli dengan ucapan Kakanya, ia langsung berjalan ke arah Kinanti masih sambil menundukan kepalanya.

"Kinanti, saya hanya memiliki kalung 10 gram, karena awalnya itu sebagai kado pernikahan kalian."

Ali memang tidak berpikir kalau kejadiannya akan seperti ini, ia membeli kalung itu hanya sebagai kado. Awalnya Ali tidak akan datang pada pernikahan Kakaknya walau pun Ayahnya mengirim undangan pernikahan itu ke pesantren, karena ia harus mengadiri sidang hari ini, tapi entah kenapa hatinya menginginkan datang hingga ia memutuskan untuk datang.

"Tidak apa-apa."

Kinanti tidak masalah dengan mas kawinnya walau pun hanya kalung 10 gram, yang jelas untuk sementara ia harus menutupi aib keluarga terlebih dahulu, masalah lainnya urusan nanti.

"Dasar sama-sama murahan! Sampai-sampai ucapanku tidak di gubris! Ali, aku yakin kalau kamu akan menyesal telah menikahi Kinanti!"

"Saya tidak akan menyesal sama sekali, langkah apa pun yang sudah saya ambil, saya belum pernah menyesalinya karena saya punya Allah, saya percaya kalau Allah akan memberikan wanita yang baik untuk lelaki baik."

"Dasar anak ingusan!"

Kinanti menghela napas pelan, ia langsung memegang tangan Ali yang langsung di lepaskan oleh Ali.

"Jangan sentuh saya, kamu bukan makhrom saya."

Ucapan Ali mampu membuat Kinanti tercengang, ia tidak percaya dengan ucapan calon suaminya, di saat orang-orang berbondong-bondong ingin berfoto dan ingin dekat dengannya, tapi calon suaminya sangat berbeda

"Maksudku kita tidak perlu meladeni lelaki gila seperti Aska, nanti kita akan ketularan gilanya."

Awalnya Kinanti memang hanya akan mengatakan itu pada Ali, tapi ia tidak menyangka kalau calon suaminya itu melarang ia memegangnya dengan alasan bukan makhrom.

Menurut Kinanti Aska dan Ali sangat beebeda sekali walau pun satu Ayah, apa lagi saat ia mendengar untuk tidak menyentuh Ali, itu artinya Ali menjaga sentuhan dari seorang wanita.

"Tolong jangan terus berdebat, ini pernikahanya mau di lanjut atau tidak? Jadi siapa yang mau menikahi Kinanti?"

Pak penghulu itu sudah sangat geram saat mendengar drama keluarga yang menurut ia membuang-buang waktu.

"Iya saya yang akan menikahi Kinanti."

Ali langsung maju dan duduk di depan penghulu termasuk Rangga yang sudah duduk di depan Ali untuk menikahkan putrinya secara langsung tanpa menyuruh pak penghulu.

BAB. 3 Menikah

Kinar Azizah Kanaya, adik dari Kinanti yang berusia 21 tahun itu sangat terkejut saat lelaki yang akan menikahinya di ganti dengan Ali, ia tadi mengangkat telpon dari sahabatnya sampai lupa waktu hingga tidak tau apa yang terjadi dalam permasalahan keluarganya hingga mempelai lelakinya di ganti dengan Ali.

Kinar adalah seorang santriwati dari pesantren yang sama dengan Ali, ia masuk pesantren dari kelas 2 SMA saat Ali menolongnya dari kekasihnya yang akan melecehkan ia saat itu di sebuah apartemen Alfero.

Di situ lah Kinar mengenal Ali hingga bertekad masuk pesantren karena ia jatuh cinta dalam pandangan pertama dengan pesona Ali, tapi ia tidak berani mengungkapkan perasaannya karena ia pikir Ali memiliki perjodohan dengan Ning Alisah, putri dari pak kiai tempat ia modok.

Namun Kinar tidak menyangka kalau sekarang Ali akan menikahi Kakanya sendiri yang usianya lebih tua 5 tahun dari Ali, hingga ia berkali-kali mengucapkan istghfar di dalam hatinya, mata ia juga sudah memerah karena rasa cemburu yang sangat dalam saat lelaki yang ia cintai bersanding dengan Kaka kandungnya sendiri.

Kinar tidak tau apa setelah ini hari-harinya baik-baik saja saat ia berubah menjadi wanita muslimah untuk mendapatkan pujaan hatinya, bahkan ia selalu menyebut nama Ali di sholat sepertiga malamnya, tapi nyatanya Allah tidak menuliskan Ali sebagai jodohnya.

"Kuatkan hamba iya Allah, jangan sampai hamba kembali ke jalan yang salah karena melihat lelaki yang hamba cintai menikahi Kaka hamba." batin Kinar

Semua mendadak hening saat Ali sudah menjabat tangan calon Ayah mertuanya, mereka ingin mendengarkan ucapan sakral dari Ali

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahrill mazkurr halalan!"

"Sah!"

Hampir semua mengatakan sah dengan sangat kompak, hanya keluarga dari Kenan dan Lisa yang diam membisu termasuk Kinar. Setetes air mata Kinar jatuh saat mendengar ucapan sah dari semua orang.

Air mata Kinanti tiba-tiba menetes saat mendengar suara Ali yang mengucapkan ijab kabul begitu lantang dan mantap, terlebih ia tidak menyangka kalau Ali akan menikahinya menggunakan bahasa arab.

Kinanti tidak tau air mata bahagia atau air mata kesedihan yang keluar dari matanya sekarang. Setelah selsai membaca do'a Mirna menyuruh putrinya untuk mencium tangan suaminya.

"Nak, cium tangan suamimu."

Kinanti menganggukan kepala pelan, lalu ia langsung mencium tangan Ali yang sekarang sudah sah menjadi suaminya, di ikuti dengan Ali yang mencium kening istrinya cukup lama.

Kinanti bisa melihat tatapan mata yang meneduhkan dan senyuman yang menenangkan dari suaminya. Setelah itu Ali langsung memakaikan kalung itu pada Kinanti.

"Silahkan nak Ali berikan KTP dan ini ada beberapa yang harus nak Ali catat."

Pak penghulu langsung memberikan buku di sana untuk Ali.

"Iya Pak."

Ali langsung menyerahkan foto copi KTP dan foto ukuran kecil untuk buku nikah, lalu mengisi yang ada di sana.

"Begini nak Ali dan nak Kinanti, karena ada perubahan nama jadi surat nikah kalian 1 minggu baru jadi."

"Iya tidak apa-apa pak."

Setelah itu Ali dan istrinya berjalan ke arah ke dua orang tua istrinya. Rangga langsung memeluk putrinya dengan sangat erat.

"Nak, sekarang tanggung jawabmu bukan Ayah lagi, kamu harus menurut apa kata suami, karena surgamu ada di suamimu."

Ucapan itu membuat Kinanti terkejut, apa maksudnya Ayahnya mengatakan itu, ia saja akan meminta berpisah setelah ini, ia menikah karena ia tidak mau orang tuanya malu.

"Iya Ayah."

Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Kinanti. Rangga dan putrinya langsung melepaskan pelukannya, ia langsung mengecup kening putrinya lalu ke dua mata putrinya yang mengelurkan air mata, ia merasa sangat lega saat putrinya sudah sah di nikahi oleh Ali.

Setelah itu Kinanti langsung ke arah Bundanya, ia langsung memeluk Bundanya dengan sangat erat. Begitu pun dengan Mirna, ia membalas pelukan dari putrinya.

"Ingat kamu harus menurut sama suami nak, rubah sifat keras kepalamu, karena sekarang kamu sudah menikah."

"Iya Bunda."

Setelah itu mereka langsung melepaskan pelukannya. Kini giliran Ali menyalami Ayah mertuanya. Rangga langsung memeluk menantunya dengan sangat erat.

"Ali, sekarang tanggung jawab Kinanti bukan lagi Ayah, Ayah harap kamu bisa sabar menghadapi sifat keras kepala Kinanti, Ayah harap kamu bisa membimbing Kinanti menjadi wanita muslimah yang sesungguhnya.

"Insya Allah Ayah, Kinanti sudah tanggung jawab Ali. Ali akan berusaha menjadi suami yang baik untuk Kinanti."

Rangga menganggukan kepalanya, ia langsung melepaskan pelukan itu, lalu menepuk pelan punggung menantunya. Setelah itu Ali langsung ke arah Mirna, ia berdiri di depan Mirna.

"Bunda harap kamu sabar menghadapi tingkah kanak-kanakannya kelak Ali."

"Insya Allah Bunda."

Setelah itu kini Kinar langsung berjalan ke arah kakanya yang sudah berdiri di depan sofa pelaminan. Kinar langsung memeluk kakanya dengan sangat erat.

"Selamat iya kak, semoga kaka menjadi istri yang baik utuk akang Ali, dia adalah lelaki yang baik, jangan sampai kaka menyia-nyiakannya."

Kinar berbicara sangat pelan sekali, hingga terdengar oleh Kakanya saja. Di pesantren Ali memang selalu di panggil akang oleh para santri. Kinanti sangat terkejut saat mendengar suara adiknya yang seperti menahan tangisanya.

Setelah mengatakan itu Kinar langsung melepaskan pelukannya, walau pun Kakanya belum menjawab ucapannya, ia langsung bergeser ke arah Ali sambil menunduk.

"Barakallah Akang, Kaka Kinati, semoga menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, warohmah."

Ali yang hapal dengan suaranya, ia mengangkat kepalanya sekilas lalu langsung menunduk lagi.

"Kinar!"

Kinar bisa mendengar suara terkejut dari Ali karena ia tau kalau tadi Ali mendongkakan kepalanya sekilas untuk melihatnya, tadi ia melihat melalui lirikan matanya tanpa mau mendongkakkan kepala karena air matanya sudah akan jatuh lagi.

"Iya Akang, Kak Kinati adalah Kaka saya, iya sudah aku tinggal dulu gantian dengan yang lain."

"Iya terima kasih Kinar."

"Sama-sama Akang."

Setelah Kinar pergi sekarang giliran orang-orang yang mengucap selamat pada Ali dan Kinanti. Namun pikiran Kinanti tidak tenang setelah mendengar suara lirih dari adiknya, ia yakin kalau ada sesuatu yang di sembunyikan oleh adiknya, terlihat jelas raut wajah kecewa dari adiknya.

Sedangkan Kenan dan keluarga, mereka tidak mengucapkan selamat pada Ali dan Kinanti, bahkan mereka langsung pergi setelah suara sah itu terdengar di telinga mereka.

Ali dan istrinya hampir 3 jam menyalami orang-orang yang memberikan selamat dan do'a pada pernikahanya . Akhirnya acara itu selsai juga, sebelum pergi ke kamar Kinanti langsung bertanya pada suaminya karena rasa penasarannya sangat besar.

"Apa kamu mengenal Kinar?"

"Iya, saya dan Kinar memang satu pesantren, Kinar juga seorang senior, tentu saya mengenal Kinar karena saya sebagai ketua dewan santri di sana."

Kinanti hanya diam saat mendengar jawaban dari suaminya, tapi ia bisa menyimpulkan kemungkinan kalau adiknya mencintai suaminya, itu kenapa adiknya sangat kecewa.

"Sudah, ayo kita mandi, aku sudah ingin mandi dari tadi."

"Kenapa harus mengajak-ajak aku untuk mandi? Kamu mandi duluan saja, kamu naik tangga lalu lurus saja, nanti juga ada kamar dekat tangga itu kamarku."

"Baik lah kalau begitu."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!