NovelToon NovelToon

First Love Casanova

Abigail vs Murid Baru

Suara teriakan para siswi SMA Samudera menggema di sepanjang koridor, saat laki-laki berpostur tubuh tinggi dengan badan atletis dan wajah yang diukir dengan sempurna bak dewa Yunani berjalan bersama ketiga sahabatnya yang juga tengah tebar pesona.

Laki-laki itu adalah Abigail Athala Samudera atau yang biasa disapa Abi, mengerlingkan matanya sesekali saat melihat gadis cantik yang melewatinya dan sontak sikapnya itu membuat para gadis blushing ataupun menjerit tertahan.

Tak semua seperti itu namun kebanyakan ya memang akan beraksi demikian. Memang siapa yang tak akan terpesona dengan Abi? Abi terlalu tampan untuk di abaikan. Sikap nya yang begitu lembut dan manis pada kaum hawa membuat mereka terbuai. Hingga mereka lupa siapa sebenar nya sosok Abi.

"Gue heran sama tuh cewek-cewek mau aja dijadiin ikatan pacar si playboy cap tikus satu ini," sungut Dion-salah satu sahabat Abi yang tidak jauh beda sikap playboynya dengan Abi. Dion menatap Abi dari atas sampai bawah seolah tengah menilai apa yang sebenar nya di lihat dari para gadis tersebut pada Abi.

"Jelaslah gue ganteng terus tajir, kurang apalagi coba?" tanya Abi dengan begitu percaya dirinya, menyombongkannya pada sahabatnya yang kali ini hanya mencibir laki-laki Abi dengan bergidik ngeri. Meskipun apa yang dikatakan oleh Abi adalah sebuah fakta namun tetap saja mereka tak ingin mengakuinya.

"Pede gila," ucap Ivan yang juga merupakan sahabat Abi, laki-laki ini sangat berbeda dari Abi meskipun tingkat kegantengannya di bawah Abi tapi Ivan bukan tipe fake boy dia cowok yang setia saking setianya dia sangat setia dengan kejombloannya.

"Abi mah gak pede gak idup," ucap Tian sahabat Abi yang lain, laki-laki dengan tingkat kebobrokan yang tinggi. Sahabat Abi itu memang beragam, itu lah yang membuat mereka tetap berteman sampai saat ini, karena mereka seolah saling melengkapi namun juga se frekuensi.

"Iya dong, kalo lo pada hidup butuh oksigen kalau gue mah butuh kepedean dan cewek," ucap Abi yang masih menampilkan wajah sombongnya. Ketiga sahabat nya kini hanya menatap datar ke arah laki-laki tersebut.

"Coba sekali-sekali lo tutup saluran pernafasan tuh bocah, terus lo kasih cewek, idup gak dia?" tukas Dion kesal mendengar ucapan sahabatnya itu. Tian yang memang aslinya otak cuman setengah ya nurut aja, laki-laki itu malah membekap hidung dan mulut Abi agar laki-laki itu tidak bisa bernafas. Lalu memanggil salah satu siswi yang lewat. Sahabatnya yang lain hanya tertawa melihat tingkah Tian tanpa mau membantu Abi yang sudah meronta minta dilepaskan.

"Lepas anjing, susah napas nih gue," ucap Abi setelah dapat melepaskan bekapan di mulutnya dan kini laki-laki itu berusaha melepaskan tangan Tian dari hidungnya. Tian masih tetap saja melakukan aksi gilanya itu.

"Wah parah lo, untung gue gak mati kehabisan napas," kata Abi setelah berhasil melepaskan tangan Tian dari hidungnya dan kini laki-laki itu tengah menghirup oksigen dengan rakus.

"Banyak omong doang ternyata, sekali di bekap minta di lepasin," ucap Dion masih dengan tawanya yang menggelegar mengejek Abi. Tian kini hanya berdecih menatap Abi yang kini menatap tajam pada sahabat nya yang tengah menertawakannya itu.

"Eh lo boleh pergi," usir Ivan yang langsung mendapatkan anggukan dari gadis yang berada di antara mereka dan segera pergi dari kumpulan para cogan itu. Percayalah, sebenar nya gadis yang bingung untuk apa ia dipanggil itu sedari malah menahan nafas saat berada di kumpulan para cogan itu.

"Eh bro itu murid baru ya?" tanya Tian mengalihkan pembicaraan saat melihat seorang gadis tengah berjalan di koridor lantai sebrang dengan kedua temannya menuju ke arah kantin angkatan mereka.

"Eh iya gue gak pernah liat," sambung Dion membalas ucapan Tian, dan kini fokus ke empat laki-laki itu ada pada gadis cantik yang berada di tengah kedua temannya.

"Cantik banget, milik gue nih," ucap Abi dan langsung berjalan kearah gadis cantik itu. Ketiga temannya hanya bisa menggeleng melihat tingkah Abi, namun tak urung mereka juga mengikuti kemana perginya Abi.

Sudah terlalu hafal dengan apa yang akan dilakukan sahabat nya itu saat melihat gadis cantik lewat di depannya. Laki-laki tersebut memang tak tahu apa itu cinta karena yang ia tahu hanya memiliki tanpa rasa.

"Hay cantik," sapa Abi saat sudah berada di depan gadis cantik yang entah bernama siapa. Kedua teman gadis itu sudah menjerit tertahan dengan asumsi jika Abi akan menjadikan temannya itu pacar yang entah keberapa sedangkan yang disapa hanya menautkan alisnya bingung dan malas meladeni orang sksd (sok kenal sok dekat) di depannya itu.

"Minggir gue mau lewat," ucap gadis itu tanpa mau menghiraukan laki-laki gila di depannya. Sikap gadis itu sontok membuat orang di sekitarnya terkejut, pasalnya belum pernah ada yang berani berbicara ketus seperti itu pada Abi.

"Eits mau kemana lo?" tanya Abi menghadang jalan gadis yang belum diketahui namanya itu.

"Mau ke kantin lah," sarkasnya, malas meladeni Abi yang selalu menghadang jalannya. Gadis tersebut kini sudah memutar bola matanya malas dan ingin sekali rasanya ia menendang Abi dari hadapannya saat ini juga karena perut nya sudah begitu lapar.

"Bareng gue," ucap Abi dengan nada memaksanya. Membuat gadis itu memutar malas matanya memangnya ia mengenal laki-laki itu? Mengapa laki-laki itu terus mengganggu nya?

"Ogah, emang gue kenal lo?" ucapnya dengan sinis membuat Abi memelototkan matanya, berani sekali gadis ini menolak Abi dengan segala pesonanya. Tak hanya Abi. Semua yang melihat itu begitu kagum pada gadis tersebut yang begitu berani pada Abi, walau tak sedikit juga yang kin malah menghina gadis tersebut karena terlalu jual mahal.

"Mulai hari ini lo pacar gue, gue gak nerima bantahan apapun," tegas Abi final, yang langsung membuat gadis itu membelalakkan matanya. Kenal saja tidak, dan laki-laki di depannya itu malah langsung meng Klaim nya? Gila.

"Ogah banget, gue aja gak kenal sama lo. Lagian lo ngomong gitu buat apaan? Mau niruin cowok *******? Dih kebanyakan baca ******* loh," sungut gadis itu dan langsung menghempaskan tubuh Abi agar tidak menghalangi jalannya.

Ia langsung pergi tanpa menghiraukan Abi dan temannya, serta murid yang melihat adegan tersebut. Baru kali ini ada yang berani menolak Abi, sepertinya ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya nanti.

"Woy, itu temen lo siapa namanya? Kelas apa?" tanya Ivan pada teman gadis yang sudah berjalan terlebih dulu itu meninggalkan temannya yang masih terdiam di posisinya.

"Ayumi Prissy Rahdian kelas XI IPA 2," ucap temen gadis yang tadi yang ternyata bernama Ayumi. Gadis yang sudah berani menolak seorang Abi dengan lantangnya di depan umum.

Ketika banyak gadis bahkan menyerahkan dirinya untuk menjadi pacar Abi dan rela menjadi yang kesekian. Ayumi malah terang-terangan menolak Abi di depan umum, dan mempermalukan laki-laki itu.

"Liat aja gue akan dapetin lo," tegas Abi dengan seringai nya. Akan ia pastikan apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan Ayumi karena gadis itu hanya miliknya.

***

Gara-Gara Cicak

Ayumi dan kedua temannya kini tengah berada di kantin menikmati makanan mereka. Ketiga gadis tersebut kini tengah sibuk bercerita dan bercanda hingga topik pembicaraan mereka mengarah pada laki-laki yang kemarin mengganggu Ayumi dan dengan seenaknya mengklaim Ayumi.

"Ay lo inget gak sama cowok yang kemarin ganggu lo itu?" tanya Kayana yang lebih dulu membuka pembicaraan tentang Abi. Masih tetap fokus dengan makanan di depannya Ayumi menanyakan hal tersebut.

"Yang gila itu? Iya inget gue," ucap Ayumi dengan santainya masih memakan makanannya dengan santai.

Ayumi masih ingat dengan jelas laki-laki yang dua hari lalu dengan konyolnya mengklaimnya sebagai kekasihnya, tapi sudah dua hari ini juga ia sudah tak melihat laki-laki itu, entah apa maksud laki-laki itu mengklaim Ayumi tapi kini juga melupakan Ayumi. Ayumi bukannya berharap laki-laki itu akan setiap hari datang dan menemuinya tapi Ayumi hanya merasa jika laki-laki itu mempermiankan nya.

"Yang kemarin itu Abigail dia cucu pemilik sekolah ini, dan yang harus lo tau dia itu playboy dan siapapun yang berani nolak dia bakalan dia bully," papar Kitri yang kali ini menjelaskan pada Ayumi, Ayumi tampak malas mendengarkan percakapan kedua temannya itu. Namun untuk menghargai kedua sahabat nbya itu ia tetap menjawabnya.

"Emang udah pernah ada yang dia bully?" tanya Ayumi menaikkan sebelah alisnya.

"Engga lah, emang siapa yang bisa menolak ketampanan dia? Mau di jadikan yang ke 100 pun mereka ok ok aja," ucap Kayana yang membuat Ayumi berdecih mendengarnya. Ia jadi berpikir apa memang siswi di sekolah ini begitu mengagumi playboy gila itu?

Ayumi memutar malas matanya, lalu jika tak pernah ada yang di bully bagaimana kedua temn barunya itu bisa tahu jika menolak laki-laki itu sama dengan cari mati?

"Ganteng iya, tapi playboy kalo gue mah ogah," ucap Ayumi dengan bergidik ngeri. Mana mau ia menjadi pacar dari laki-laki playboy, lebih baik ia menjomlo dari pada harus menjadi yang kesekian.

"Ganteng tapi playboy mah gak papa kali Ay," ucap Kayana sambil terkekeh membuat Ayumi mendelik mendengar ucapan temannya yang satu itu. Mana ada playboy di benarkan hanya karena ganteng?

"Dih gue mah ogah sih ya, mending jomblo aja dari pada jadi yang kesekian," sungut Ayumi sambil mengedikkan bahunya. Memang siapa yang mau menjadi wanita kesekian? Hanya perempuan gak laku yang kurang belaian saja seperti nya yang mau. Berbagai laki-laki yang di cintai dengan wanita lain? Tidak ada dalam kamus Ayumi.

"Ya udah lo jadi pacar gue yang pertama gimana? Mau gak?" tanya suara di belakang Ayumi membuat gadis itu menolehkan kepalanya ke arah bebelakangnya yang ternyata sudah terdapat laki-laki yang sedang menjadi objek pembicaraan mereka. Laki-laki tersebut kini sudah tersenyum pada Ayumi membuat Ayumi bergidik jijik. Entah mulai kapan laki-laki itu berada di belakangnya dan menguping pembicaraan mereka.

"Ogah banget, emang apa ngaruhnya pacar pertama atau terakhir? Tetep aja jadi yang ke sekian," tanya Ayumi karena menurutnya itu tidak lah berpengaruh.

Mau menjadi pacar pertama juga kalau di belakangnya masih ada buntut nya tetap saja ia masih akan menjadi gadis kesekian yang Abi punya.

"Adalah buat nama kontak kan nanti nama lo jadi ada tulisan pertamanya," ucap Abi dengan tidak jelasnya membuat Ayumi berdecih.

Hanya nama untuk nama kontak? Ayumi jadi penasaran ada berapa banyak absen dari pacar Abi hingga harus di berikan tulisan di kontaknya itu menjadi pacar yang keberapa.

"Ogah banget gue pacaran sama lo," ucap Ayumi dan segera pergi meninggalkan tempatnya, menjauh dari tempatnya tadi yang masih terdapat Abi di sana.

Belum jauh Ayumi melangkah panggilan Abi menghentikannya membuat Ayumi segera membalikkan badannya menatap Abi dengan tampang malasnya.

"Tangkep," ucap Abi tiba-tiba dan dengan respect Ayumi segera menangkap apa yang Abi lemparkan padanya.

 Ayumi mengerutkan keningnya bingung, dengan apa yang Abi lempar untuk nya karena terasa lembut dan kenyal. Saat Ayumi membuka tangannya sontak jerit nya menggema membuat seisi kantin tertawa melihat wajah terkejut Ayumi. Abi, laki-laki yang menjadi tersangka kini sudah tertawa paling keras, sedangkan teman Ayumi segera menghampiri temennya itu.

Tawa mereka semua terhenti saat Ayumi pingsan, Abi dengan segera menghampiri Ayumi memanggil nama gadis itu. Namun tak ada respon, dengan segera Abi membawa Ayumi menuju UKS di susul oleh sahabat Abi dan Ayumi.

"Ck, baru gue kasih cicak aja udah pingsan. Gimana kalo gue kasih buaya atau kadal?" tanya Abi setelah mereka semua berada di UKS sambil menunggu Ayumi bangun.

Yang tadi Abi lemparkan pada Ayumi memang Cicak, membayangkan cicak berada di anggota tubuh kita saja rasanya sangat menjijikkan jadi bagaimana Ayumi tidak pingsan saat hewan menjijikkan itu berada dalam genggamannya.

"Gak usah buaya Bi, soalnya lo udah buaya dia kagak pingsan tuh tiap lo muncul paling cuma menimbulkan gejala mual," ucap Dion dengan tawanya yang juga di sambut tawa sahabatnya yang lain sedangkan Abi hanya bisa menampilkan wajah datarnya.

"Coba aja kali Bi," ucap Tian dengan santainya berbicara seolah itu bukanlah apa-apa padahal sudah jelas Ayumi di kasih cicak saja sudah pingsan gimana kalau yang lebih besar?

"Tadi rencananya gitu," ucap Abi dengan santainya sambil menatap Tian kesal sedang yang di tatap hanya menyengir menampilkan deretan giginya.

"Kenapa gak jadi?" tanya Dion lagi. Kedua sahabat Ayumi hanya terdiam menyimak sambil mengoleskan minyak kayu putih pada Ayumi agar gadis itu cepat bangun. Mereka merasa kasihan pada ayumi.

"Noh si Tian malah bawain cicak," ucap Abi sambil menunjuk Tian dengan dagunya.

"Ya abis di mana mau cari anak Buaya?" tanya Tian karena permintaan tidak logis dari Abi yang memintanya mencari anak buaya atau kadal di malam hari, dimana Tian akan mencarinya?

Tadi malam Abi menghubungi Tian agar laki-laki itu mencarikannya anak buaya, Abi sudah menghubunginya saat jam dua belas malam, memangnya di mana Tian akan mendapatkannya di waktu yang sangat larut itu? lagi pula Tian tak ingin jika saat mencari hewan itu ia malah akan di ajak berkenalan dengan mbak kunti.

"Susah-susah cari anak Buaya, ini bapak buaya ada di depan gue kenapa gak di tangkep aja?" tanya Ivan sambil menunjuk Abi dengan dagunya, yang di tatap hanya menatap tajam pada Ivan.

"Mending kalian balik ke kelas aja deh biar Ayumi kita yang jagain," ucap Kitri dengan gugup pada ke empat cogan di depannya yang kini sudah memperhatikan nya.

Keempat laki-laki itu tak ada hentinya berbicara sedari tadi, mereka bukannya membantu bagaimana caranya agar Ayumi bangun malah meributkan amasalah anak buaya. Pengawas UKS sedang tidak ada, jadilah mereka harus mengurus Ayumi.

"Kalian balik sana," usir Abi pada ketiga temannya sambil menghempaskan tangannya seolah mengusir sahabat nya itu.

"Belaga ngusir lo, ayo lo juga pergi," ucap Tian pada Abi yang masih setia di posisinya.

"Gue mah jagain pacar gue disini," ucap Abi yang langsung mendapat dengusan dari sahabatnya, sepertinya ada masalah pada telinga dan otak Abi, padahal sudah dengan jelas jika Ayumi menolaknya tapi Abi malah mengatakan Ayumi adalah pacarnya.

"Sedeng lo," ucap ketiga sahabat nya bersamaan, lalu segera pergi meninggalkan Abi yang tak menghiraukan ucapan ketiga temannya itu.

"Lo berdua juga mending balik ke kelas, biar dia gue yang jaga," ucap Abi yang kini malah menyuruh kedua sahabat Ayumi untuk pergi, padahal tadi dirinya yang di usir sekarang malah dia yang balik mengusir.

"Tapi.... " ucapan Kayana terpotong dengan ucapan Abi yang lebih dulu mengusirnya.

"Udah sana, temen lo aman kok sama gue," ucap Abi yang akhirnya mendapatkan anggukan dari kedua gadis di depannya itu yang segera pergi meninggalkan Ayumi bersama Abi.

Sebenarnya kedua teman Ayumi merasa tak yakin Ayumi akan aman bersama Abi mengingat jika laki-laki itu yang mengakibatkan Ayumi pingsan.

Lama Abi menunggu Ayumi sadar sampai Abi rasanya bosan hanya menatap wajah Ayumi yang sedang memejamkan matanya. Kadang Abi tersenyum melihat wajah cantik di depannya itu.

"Cantik, dan lo punya gue Ayumi," ucap Abi sambil mengelus puncak kepala Ayumi.

Perlahan Ayumi mengerjapkan matanya berkali-kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya, saat sudah sepenuhnya matanya terbuka hal pertama yang di lihatnya adalah Abi dan itu membuatnya menyesal sudah membuka mata jika harus berhadapan laki-laki gila di depannya itu.

Ayumi segera memejamkan kembali matanya membuat Abi mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa matanya di tutup lagi?" tanya  Abi yang bingung dengan tingkah gadis di depannya itu.

"Malas gue kalo harus liat lo," ucap Ayumi masih menutup matanya dan hal itu sontak membuat Abi memelototkan matanya tidak percaya dengan ucapan Ayumi, bisa-bisanya gadis itu menutup matanya kembali hanya karena tidak mau melihat Abi.

"Ck, pacar laknat lo," ucap Abi seenaknya. Ayumi yang mendengar ucapan Abi langsung membuka matanya menatap Abi kesal.

"Gue bukan pacar lo," ucap Ayumi kesal.

"Bodo, lo tetep jadi pacar gue yang pertama. Kalo lo mau menerima gue sebagai pacar lo, gue akan kasih apapun yang lo mau. Tapi kalau lo gak mau nerima ya siap-siap aja sama apa yang bakal gue lakuin. Apapun pilihan lo, lo tetep pacar gue," ucap Abi tegas tanpa di bantah oleh Ayumi yang sekarang sudah melongo menatap tak percaya pada Abi. Sedangkan yang di tatap hanya memasang wajah angkuhnya sambil bersedekap dada menghiraukan Ayumi yang sudah kesal dengannya.

Poor Ayumi, tamat sudah hidup lo kedepannya. Siapkan mental dan batin untuk menghadapi serangan ke depannya Ayumi.

***

Tikus Putih

Suara senandung dari Ayumi mengalun, seiring gadis itu melewati koridor. Melangkahkan kakinya menuju ke arah kelas nya. Pagi ini mood gadis itu sedang dalam keadaan bagus, semoga saja tak ada yang mengganggu mood nya untuk hari ini.

Sudah cukup mood nya rusak kemarin hanya karena laki-laki yang tak lain adalah Abi, laki-laki dengan segala sikap ajaib nya yang selalu membuat Ayumi naik darah.

"Ku ingin di nikahi kamu, jadikan kau suami ku. Asek," senandung Ayumi dengan sedikit mengganti lirik dari lagu aslinya. Senyuman gadis tersebut mengembang saat ada yang menyapa nya.

"Ku ingin kau jadi ayah dari anak-anak ku, sebut nama ku binti ayah ku dan semua wali berkata...." Senandung Ayumi terpotong dengan suara makhluk halus di belakangnya yang mampu membuat Ayumi memutar badannya.

"Sah," ucap suara tersebut menyambung nyanyian Ayumi.

Saat melihat siapa yang memotong lagunya Ayumi memutar malas matanya, niat untuk tenang seharian ini harus Ayumi kubur dalam-dalam. Keberadaan laki-laki yang lebih seram dari makhluk halus yang tak lain adalah Abi itu kini kembali mengganggu paginya.

"Ganggu aja, mau apa sih Lo?" tanya Ayumi malas, rasanya gadis itu sangat enggan jika harus berurusan dengan laki-laki abstrak seperti Abi.

"Mau nikahin kamu, ke KUA yok," ajak Abis dengan enteng nya membuat Ayumi memelototkan matanya. Ayumi mengelus dada nya berusaha sabar menghadapi Abi. Bahkan ia bergidik jijik mendengar nya.

“Jijik gue, geli,” sungut Ayumi dengan kekesalannya yang malah membuat Abi terkekeh mendengar nya.

Pagi indah yang Ayumi harapkan harus pupus dengan gangguan makhluk astral di depannya itu. Sialnya ia yang datang pagi untuk menghindari Abi, kini malah harus bertemu dengan laki-laki itu.

"Pala lo KUA," sentak Ayumi galak yang malah membuat Abi semakin gemas dengan gadis itu.

"Tempat nikahan dong pala gue," kelakar Abi dengan tawanya. Ayumi harus selalu mengelus dada jika berdekatan dengan Abi yang selalu menguras kesabarannya.

"Ke danau yuk," ajak Ayumi dengan senyuman dipaksanya membuat Abi menjadi bersemangat mendengar ajakan Ayumi. Ia berpikir jika Ayumi sedang mengajaknya jalan.

"Mau ngapain?" tanya Abi dengan kerutan di dahinya. Meskipun ia senang namun ia tahu jika ada yang tak beres dengan permintaan Ayumi.

"Mengubur lo di tengah danau, gedeg gue liat muka Lo," ucap Ayumi dan langsung pergi meninggalkan Abi yang kini malah tertawa mendengar ucapan gadis itu.

Walau terdengar sadis tapi raut wajah Ayumi sangat menggemaskan, membuat Abi semakin bersemangat untuk membuat gadis itu jatuh ke dalam pesonanya.

Ayumi dengan cepat berjalan menuju ke arah kelas nya. Dengan kesabarannya yang sudah begitu menipis.

"Beli stock kesabaran di mana sih?" Monolog Ayumi pada dirinya sendiri.

Mood yang sudah Ayumi jaga harus hancur hanya karena laki-laki abstrak itu. Ayumi memasuki kelas dengan kesal, gerutunya tak ada hentinya terdengar dari mulut cantik itu.

"Awas aja besok gue bawain buaya beneran biar meet dah lo sono sama temen lo itu," kesal Ayumi dan langsung membanting tasnya di meja saat ia sudah sampai di kelas nya, menghiraukan temannya yang menatap terkejut pada Ayumi.

"Kenapa sih Yum, baru dateng udah marah-marah," ucap Kitri sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya itu.

"Kesel gue sama si crocodile itu," ucap Ayumi dengan kesal dan menghempaskan tubuhnya di kursinya.

"Siapa?" tanya Kayana dengan kerutan di dahinya. Ia tak mengerti siapa yang gadis itu maksud dengan crocodile dan apa yang membuat  gadis itu jadi sangat marah.

"Lo kira siapa lagi buaya yang deket-deket gue?" tanya Ayumi dengan memutar malas matanya. Kini kedua sahabatnya itu tahu siapa yang Ayumi maksud, yang tak lain adalah Abi, laki-laki yang selalu bisa merusak mood Ayumi.

"Emang Abi kenapa lagi sih?" tanya Kayana dengan kekehannya membayangkan hal ajaib apalagi yang bisa laki-laki itu lakukan pada Ayumi.

"Tau ah gue kesel banget sampek rasanya males banget gue mau bahas dia," sungut Ayumi yang langsung menelungkupkan wajahnya di atas mejanya berusaha menahan amarahnya. Kedua temannya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

Hingga tak beberapa lama seorang guru yang mengajar akhirnya datang setelah bel masuk tanda proses KBBM akan berlangsung berbunyi. Ayumi berusaha memperhatikan guru yang mengajar dengan serius.

Saat Bu Indah sedang menjelaskan materi, suara ketukan pintu membuat Bu Indah menghentikan kegiatannya dan menatap pada arah pintu yang sudah menampilkan empat murid laki-laki yang sudah sangat beliau hafal. Mereka kini tengah menampilkan cengirannya pada Bu indah.

"Kalian ngapain ke sini?" tanya Bu Indah guru bahasa indonesia yang sudah berumur tiga puluh tahun.

"Mau ngasih oleh-oleh buat ibu," ucap salah satu laki-laki dari keempat most wanted yang selalu membuat onar itu. Mereka tak lain adalah Abi cs.

Tian yang membawa tas belanja segera berjalan ke arah Bu Indah dan memberikan apa yang ia bawa pada guru tersebut. Bu Indah bukan lah guru yang terkenal killer tapi Bu Indah juga bukan guru yang dapat dikatakan sabar ataupun baik.

"Bukanya setelah kita pergi aja Bu, saya gak mau pamrih kalau barang yang saya bawa itu terlalu bagus," ucap Tian yang membuat Bu Indah hanya menggeleng melihat tingkah muridnya itu.

"Oh iya lupa ini saya juga mau ngasih buat pacar kesayangan saya," ucap Abi dan langsung masuk untuk memberikan tas belanjaan pada Ayumi yang kini menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Khusus untuk pacar tersayang ku," ucap Abi dan setelahnya langsung pergi meninggalkan kelas Ayumi. Amyumi kini rasanya ingin muntah mendengar panggilan Abi padanya.

"Kami permisi dulu Bu," ucap Abi dan langsung pergi bersama keempat temannya tak terlalu jauh karena mereka masih ingin melihat kehebohan yang akan terjadi selanjutnya.

Ayumi dan Bu Indah membuka tas yang diberikan Tian dan Abi bersamaan hingga hewan kecil berwarna putih keluar dari tas tersebut dan membuat seisi kelas menjadi heboh. Bahkan Bu Indah sudah naik ke atas meja dengan sumpah serapahnya pada burid badungnya itu.

"Tian... Abi...." teriak Bu Indah yang membuat keempat laki-laki itu langsung tertawa dengan keras.

Ayumi yang memang tidak takut dengan hewan yang tak lain adalah tikus itu segera mengambil dua tikus dan berjalan keluar kelas hingga ia mendapati keempat laki-laki yang sedang asik tertawa.

Ayumi meletakkan satu tikus di kepala Abi dan satu lagi di dalam seragam Tian membuat kedua laki-laki itu reflek berjerik membuat tawa Ayumi langsung pecah.

"Bhahaha sama tikus aja takut, makan noh oleh-oleh dari kalian," tawa Ayumi yang langsung membuat mereka melotot karena Ayumi bahkan tidak takut dengan hewan menjijikkan itu.

Mendengar keributan sontak saja banyak kelas yang memperhatikan mereka, bahkan murid dari kelas Ayumi juga sudah keluar setelah menutup pintu agar tikus nya tidak ikut keluar dan mereka akan meminta tukang kebun sekolah untuk membereskan itu.

"Gila cewek lo yang ini terlalu bar-bar bos," ucap Dion sambil menggeleng melihat sikap Ayumi. Benar-benar tak takut apapun kecuali cicak tentu nya.

"Lo ngatain gue bar-bar? Mau gue sumpel tuh mulut pake tikus?" tanya Ayumi dengan galak membuat Dion reflek menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Bu Indah yang sudah keluar dari kelas berjalan menghampiri Abi dan Tian langsung menjewer telinga kedua muridnya itu. Bu Indah hanya menghiraukan ringisan dari Abi dan Tian yang terus meminta agar di lepaskan.

"Jahat lo Yang sama gue," ucap Abi dengan mengerucutkan bibirnya namun hanya di hiraukan oleh Ayumi yang masih tertawa melihat hal tersebut.

"Kalian berdua juga ikut dengan saya," perintah Bu Indah sambil menggiring dua muridnya itu dan memerintahkan untuk Dion dan Ivan juga mengikutinya. Tian dan Abi kini malah menarik telinga kedua sahabat nya itu agar mereka juga merasakan apa yang Abi dan Tian rasakan.

“Sakit telinga gue bego,” sungut Ivan dengan kekesalannya. Bahkan ia yang hanya mengikuti sahabat nya itu kini malah juga harus ikut terkena hukumannya.

Di belakang mereka Ayumi sedang tertawa dengan puas, akhirnya ada yang bisa mengembalikan mood nya juga setelah dihancurkan oleh laki-laki itu justru kini laki-laki itu yang mengembalikan mood nya.

"Gila lo Yum berani benget ngelawan Abi," kagum Kayana sambil menggelengkan kepalanya takjub pada sahabat nya yang satu itu.

"Main-main aja terus sama gue, dia kira gue takut? Hah ngimpi," ucap Ayumi sambil terkekeh sedangkan kedua temannya hanya bisa menggeleng.

Di tempat lain kini Abi cs tengah menikmati hukuman yang diberikan oleh Bu Indah dengan mulut yang tak henti merapalkan sumpah serapah nya. Kini mereka tengah dihukum berjemur sambil hormat di depan tiang bendera.

"Lo sih Bi, gak tanggung tanggung ngerjainnya," ucap Dion dengan dengannya hanya karena rencana Abi mereka harus menerima hukuman ini.

"Ini jam berapa?" tanya Abi yang tidak nyambung dengan apa yang Dion katakan. Tian melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya untuk melihat jam berapa sekarang.

"Jam sembilan," ucap Tian menjawab pertanyaan Abi.

"Matahari sehat Bro jadi terima aja anggep aja lagi pelatihan biar tubuh lo sehat, baikkan gue?" tanya Abi dengan senyuman bangga nya yang membuat Ivan jadi gemas ingin mencabut tiang bendera dan melemparkannya pada Abi yang selalu berhasil menguji adrenalin tensi darah nya untuk tinggi.

"Belum pernah aja sih gue lempar ke Matahari," gerutu Dion yang sudah kesal dengan sikap Abi yang malah hanya di balas dengan tawa oleh laki-laki itu.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!