NovelToon NovelToon

Wanita Barbar Milik Ceo

Bab 1

Brakkkk ….

Brukk ….

Braak ….

Tuttt ….

"Naj*s lu jadi cewek kentut sembarangan, keluar cepat."

Natasha tertawa dikala ia menunggingkan kedua b*kongnya yang kecil itu, menepuk-nepuk dengan kedua tangan, menjulurkan lidah dan berkata." Gimana baunya kenikmatan bukan?"

Kaki berbulu lebat itu kini menendang b*kong sang istri yang tak nampak menggoda sama sekali. Tendangan tak mengenai Natasha sama sekali, yang ada Edwin malah terjatuh ke atas kasur. 

"Hhahahahha." Tawa menggelegar dilayangkan Natasha, sembari menunjuk wajah suaminya. Kaki jenjangnya mulai naik pada tubuh Edwin, dimana Natasha sengaja menindih perut suaminya. 

"Tekan, tekan, dan …."

"Ahkkk," Teriak Edwin, dimana kedua orang tua yang mendengarnya terkejut. 

"kok  teriak cowoknya ya, biasanya malam pertama itu cewek yang teriak. Ini Aneh," ucap Wanita tua berpakaian glamor itu, menatap ke arah suaminya. 

"Mungkin, terlalu menikmati, atau liang belutnya terlalu sempit jadi menjeripit."

Plakk. Tamparan pelan dilayangkan ibu Edwin  pada sang suami.

"Kok, dipukul. "

"kalau ngomong jangan asal ceplos."

"Loh, emang kenyataanya, kalau ular sawah gede masuk ke liang belut yang sempit susahkan masuknya."

"Ahk, kalau ngomong sama bapak ngawur."

Sarah mulai meninggalkan suaminya, bernama Rudi. 

"Bu, kemana?"

Lelaki tua berumur enam puluh tahun itu, kini menyusul sang istri yang  berjalan begitu cepat. 

******

Pertarungan antara pengantin baru itu belum selesai, keduanya saling cekcok, dimana Natasha memukul wajah Edwin dengan bantal beberapa kali. 

"Rasakan ini."

"Heh, perempuan gila, apa kamu mau buat aku mati?"

"Ya elah, kalau dipukul bantal ke gini, nggak bakal mati kali, benyok yang ada!"

Edwin serasa sedang konser pertarungan melawan musuh, dimana orang yang menang  baru bisa merasakan tidur nyenyak. 

Keduanya dipertemukan lagi tanpa sengaja di sebuah gedung mewah bertingkah, dimana gedung itu dikunjungi oleh para CEO dan orang orang ternama. 

Natasha yang dipaksa kedua orang tua angkatnya untuk hadir, membuat ia merasa tak bersemangat, apalagi dalam acara itu.  

Banyak orang orang yang membosankan baginya, ia tak suka dengan bisnis, begitupun orang orang yang bergelar sebagai CEO dan mempunyai wibawa tinggi. 

Bagi Natasha berkumpul dengan orang orang seperti itu hanya membuat dirinya menjadi orang bodoh, karena hobby gadis berusia dua puluh lima tahun itu,  hanyalah penyanyi rok en roll.  Nongkrong bersama kawan laki lakinya, bagi dirinya tak ada hari yang ia lewatkan dengan bernyanyi dan bergaya metal. 

"Natasha, ubah gaya rambutmu, kenapa kamu seperti laki laki nak, mama lebih suka anak gadis mama ini feminin bukan bergaya ke cewek setengah laki begini. "

Setiap kali nasehat terlontar dari sang mama, tak membuat Natasha berubah, ia tetap pada pendiriannya, menikmati hidup dan lebih menonjolkan kepercayaan dirinya. 

"Mama kenapa sih nggak pernah dukung Natasha sama sekali, Natasha kan ingin jadi diri Natasha sendiri, bukan menjadi orang lain yang mama inginkan."

Setiap kali gadis berumur dua puluh lima tahun itu, diberi nasehat baik selalu membantah.

"Please, menurut_lah pada mama, sayang. Semua demi kebaikan kamu, oke. Mam, ingin melihat kamu menikah dan memilik seorang anak laki laki. "

Mendengar hal yang dilontarkan sang mama, membuat Natasha membantah kembali. 

"What, secepat itu. No, no, no. Natasha tidak mau."

Natasha berusaha menghindar dari perkataan Sarah, namun wanita yang menjadi ibu bagi Natasha, terus menekan agar anaknya berubah, tapi bujukan dan tekanan itu tak menyadarkan Natasha, ia terus menolak. 

Karena kesal dengan sang mama, Natasha pergi, dimana sang papa menahan tubuh anak satu satunya itu. 

"Dengarkan apa kata mamamu, Natasha."

Lelaki berbadan tegap dengan rambut yang sudah memutih, kini berdiri dihadapan Natasha, dimana wanita berpakaian seperti laki laki itu melipatkan kedua tangannya. 

"Mulai lagi deh. "

Wanita yang menjadi mama angkat Natasha bernama Sarah, ia wanita mandul yang tak pernah bisa memiliki anak seumur hidupnya. 

Memeluk Natasha dari arah belakang dengan begitu erat. 

"Dengarkan apa kata mama ya sayang, sekali ini saja, Please, apa kamu tidak kasihan dengan mamamu ini?"

Seorang anak mana yang tak akan luluh jika merasakan dekapan dan kasih sayang kedua orang tuanya, hingga dimana Natasha luluh dan kini menurut. 

"Baiklah."

Sarah tampak senang dengan keputusan anak angkatnya itu, ia mendekat dan kini berkata," Sekarang kita pergi ke salon, gimana?"

"Untuk apa? Bukannya rambut Natasha sudah bagus, metal ke begini!"

"Kamu ini gimana sayang masa ia, menghadiri pesta para sahabat papah kamu berdandan seperti ini, tak sopan."

"Mm, baiklah, Natasha hanya menurut saja."

Sarah mulai menyiapkan mobil, untuk membawa anaknya itu pergi ke salon. 

"Ayo sayang?"

"Ya."

Menaiki mobil, hanya butuh dua puluh menit saja, mereka sampai di salon kesayangan sang mama. " Kita sudah sampai."

Kedua mata Natasha membulat, ia menelan ludah beberapa kali, melihat poster wanita pada kaca salon, yang bertuliskan kusus bagi wanita ala ala model. 

Mengaruk rambutnya yang berwarna warni seperti pelangi, kini sang mama menarik tangan Natasha. 

"Mam, sayanglah, rambutku kemarin baru di cat tembok, masa ia harus di hapus."

"Natasha, kamu harus menjadi wanita seutuhnya karena itu adalah kodrat kamu, jadi ayo. "

"Tapi, mam. "

"Bukannya tadi kamu sudah janji sama mama, sekarang kenapa bohong? DOSA TAHU, kualat nanti kamu."

Menepuk jidat, Natasha menyunggingkan bibir bawahnya, ia masuk, telihat para pegawai salon saling menatapnya satu sama lain. 

Dimana Natasha menunjukkan, lidahnya yang ditindik, begitupun jari tengahnya pada para pegawai salon," METAL."

Semua pelayan itu mentertawakan Natasha, seperti melihat sesuatu yang lucu. 

"Apa? Liat liat. "

Sang mama, sedikit memukul kepala anaknya dan berkata," Jaga sikapmu, kamu itu wanita?"

Natasha kini menundukkan wajahnya. Setelah sang mama memarahinya, "ya maaf, mam."

Sosok seorang wanita cantik datang, menghampiri Sarah, dimana wanita itu seperti model dengan tampilan yang begitu menarik dan mempesona, Natasha yang melihat penampilan wanita itu hanya mendelik kesal, tak ada rasa kagum sedikitpun pada dia. 

Karena jiwa metalnya, tak terpengaruh akan hal hal feminin di sekitarnya. 

"Hey, Jeng Sarah, mau perawatan?"

"Ya, kebetulan saya membawa anak saya, Natasha. Apa kamu bisa mengubah penampilannya yang urak urakan ini."

Wanita bernama Lalita itu menatap kearah Natasha dari ujung kepala hingga ujung kaki, dimana tampilan dan bajunya_pun tak berbobot, dengan celana bolong pada lutut, kaos metal yang telihat sudah kumuh dan beberapa anting pada telinganya. Apa lagi rambut panjang dengan gaya cepak." Mm, bisa bisa." Memegang dagu, masih fokus memikirkan gaya rambut Natasha. 

 Sedangkan Natasha tak suka cara Lalita menatapnya, membuat ia tak nyaman. 

Ia berbisik pada telinga mamanya," Ngapain coba dia menatap Natasha sampai sebegitunya."

"Hus, dia itu lagi memikirkan gaya rambut kamu itu, biar bagus nantinya."

Natasha kini duduk di atas kursi, dimana ia menatap dirinya pada cermin," Ini rambut apa sarang tawon."

Bab 2

Lalita sedikit kewalahan saat menangani rambut kusut Natasha, di mana rambut yang dimiliki Natasha sangatlah keras dan tak bisa diatur. " Sudah berapa lama kamu tidak keramas?"  Pertanyaan Lalita membuat Natasha kini menjawab dengan wajah juteknya, " Baru satu bulan."

Lalita terkejut mendengar jawaban dari Natasha, dimana ia melirik kearah Sarah yang hanya mengangkat kedua bahunya, " Sudahlah Kalian tidak usah terkejut seperti itu, namanya penyanyi rock n roll dan juga bergaya metal, ya harus seperti ini. "

Wanita yang mempunyai salon itu kini menasehati anak Sarah  secara perlahan, " tetap saja kalau kamu memang suka bergaya metal, kamu harus bisa mengurus dirimu dengan baik.  Karena kebersihan itu nomor satu apalagi kecantikan."

Natasha benar-benar mengabaikan perkataan Lalita, dengan melipatkan kedua tangan terasa  tak suka jika dinasehati seperti itu. 

"Aku ganti warna rambut kamu ya?"

Natasha tentu terkejut, dengan perkataan Lalita, dimana ia berdiri dan berkata," Aku tidak mau jika rambutku harus dirubah."

Sarah  berusaha merayu anak satu-satunya itu  agar mau didandani menjadi wanita seutuhnya," Sayang, rambut kamu itu harus dirubah, biar terlihat sopan."

"Tapi ma, apa nanti kata teman teman, Natasha?"

"Nantikan bisa dirubah lagi!" 

Pada akhirnya Natasha menurut,  di mana ia mendengarkan perkataan sang mama, Lalita yang sudah gatal melihat rambut tak terurus itu, kini melayangkan aksinya. 

Hanya mengurus rambut saja,  butuh waktu 3 jam, belum lagi mengurus kuku-kuku panjang Natasha yang belum dipotong. 

Apalagi dengan tempelan seperti tato pada tangan dan juga badan Natasha. 

Sarah sudah menduga jika proses untuk merubah anaknya itu cukup lumayan memakan waktu, di mana Lalita hampir kebingungan sendiri, ketika melihat anting-anting pada telinga Natasha yang berjejeran. 

"Atingku?"

Sarah mencoba menahan tangan anaknya," Sudahlah Natasha hanya beberapa pasang anting juga.  Biar nanti Mama belikan yang lebih bagus dari itu."

Natasha menyunggingkan bibirnya lalu menjawab perkataan sang mama." Mama janjinya, awas kalau sampai bohong."

Tuttt …. Suara kentut Natasha begitu nyaring terdengar oleh para pelayan di salon Lalita. 

"Natasha kamu kentut?"

Natasha hanya tersenyum, menikmati bau gas yang baru saja ia keluarkan. 

" Ya habisnya Natasha nggak tahan lah!" Sarah kebingungan sendiri, harus dengan cara apa mendidik anak satu-satunya yang benar-benar bandel dan tidak bisa diurus itu. 

Sarah segan-segan menjewer telinga Natasha dengan begitu keras, " ah sakit mah sakit. "

" Makanya kalau kentut itu jangan sembarangan."

" Yaelah hanya masalah perkara kentut juga sampai dibahas seperti itu, nih mah banyak orang-orang yang gak bisa kentut itu harus mengeluarkan uang jutaan untuk operasi. Biar mereka kentut, Mama itu harusnya menyadari jika kentut itu adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada kita, agar kita bisa mengeluarkan gas beracun dari tubuh kita ini."

" Apa yang kamu katakan itu benar, tapi tidak sampai segitunya Natasha, kamu benar-benar sudah keterlaluan sekali kamu ini wanita apa …."

Natasha menghentikan perkataan ibunya dengan berkata," lelaki jadi-jadian. Itu yang mau mama katakan?"

Mengepalkan kedua tangan tak mengerti dengan sifat anak nya_itu, " Natasha cepat kembali kamu, mau ke mana?"

" Aku mau pergi males ribut dengan mama!"

" Jika kamu sampai melangkahkan kakimu pergi dari salon ini, Mama pastikan kamu tidak akan mendapatkan uang jajan."

Orang mana yang tidak akan tertawa,  mendengar kata-kata sang Ibunda yang memarahi anaknya seperti anak kecil. 

Sifat metal dan sok jagoan Natasha, berubah menjadi cengeng. 

"Yang benar saja, ma. "

"Ya sudah, makanya kamu menurut."

Kedua mata Natasha memerah, dia melirik ke arah orang-orang yang menertawakannya. 

"Apa yang kalian lihat, hah. Mau apa?"

Mereka tampak menutup mulut mereka, tak berani menertawakan Natasha kembali. 

Natasha, mulai ditangani oleh Lalita dengan penuh ketelitian, apalagi membahas tentang kebersihan.  Natasha begitu jorok dan tak terurus, hingga tumpukan kutu bersarang di rambutnya.  Beberapa kali, menggaruk kepalanya sendiri, kutu itu berterbangan hingga mengenai kedua buah yang menonjol. 

"Kutu, kutu. "

Natasha berulah, Di mana para pelayan di salon Lalita tanpa ketakutan, begitupun dengan para pelanggan. 

Hingga saatnya Natasha untuk kabur dari salon itu, Kebetulan sekali gaya rambut feminimnya sudah diatur dengan begitu rapi. 

Natasha berhasil kabur dari salon langganan sang mama. Iya lari dan kabur, hingga dimana. 

Tiddddd ….

Brakkk ….

Apa yang terjadi? 

Natasha mulai bangun dari jalanan, di mana kepalanya terasa sangat pusing, iya memegang kedua kakinya, " Kakiku masih aman."

karena berlari hingga tak melihat ke arah jalanan, Natasha hampir saja tertabrak oleh mobil yang melaju ke arahnya.

Mengusap pelan dada dan berkata," ya ampun aku ternyata masih hidup. "

Natasha mencoba bangkit dari atas jalanan untuk segera pergi dari kejaran sang ibunda, begitupun penjaga salon, ia tak mau jika rambutnya harus dipermak menjadi rapi.

Sosok lelaki keluar, menghampiri Natasha yang tak sengaja ia tabrak, " Mbak, tidak kenapa kenapa kan?"

Natasha, kini menarik tangan lelaki yang hampir menabrak dirinya. Dimana mereka masuk secara bersamaan.

"Natasha, kemana kamu?"

Mendengar teriakan Sarah, membuat Natasha menyuruh lelaki itu untuk menjalankan mobilnya, " Cepat, nyalakan mobilnya."

"Tak mau. "

Natasha keluar, lalu menarik bahu lelaki itu agar menyingkir dari stir mobil, dimana ia mau menjalankan mobil. " Heh, apa yang kamu lakukan, gila kamu ya."

"Cepat masuk. "

Menyuruh lelaki itu untuk masuk, karena ia tahu jika keadaanya sedang darurat.

"Bod*h apa yang kamu lakukan."

Lelaki bernama Edwin, berusaha menarik tangan Natasha agar keluar dari mobilnya.

"Aduhh, tanganku sakit. "

Suara klakson mobil mengagetkan mereka. Berdua. " Heh, kalau mau cinta cintaan kaya film india sana, mainnya dikali, biar kecebur."

Edwin dan Natasha menatap ke arah lelaki yang mengatainnya, " malah begong, cepat menyingkir."

Sarah datang, tanganya mulai menjewer anak satu satunya," Natasha kenapa kamu bandel sekali?"

Lalita mengatur napas, merasakan rasa engap pada dadanya.

Natasha berusaha mencari ide agar Sarah tak memaksanya untuk berdandan, ia menarik kembali tangan Edwin untuk masuk ke dalam mobil.

"Natasha." Teriak Sarah, mengejar anaknya yang pergi.

Sedangkan Edwin menggerutu kesal pada Natasha

"Gila ya lu, "

"Udah cepat masuk. "

Natasha menyuruh Edwin untuk masuk ke dalam mobil, menancap_kan gas mobil, dimana sang ibu terus menggedor gedor kaca mobil anaknya.

"Turun kamu nak, kamu mau pergi ke mana?"

Natasha tak mempedulikan perkataan sang mama, ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, dimana debu kenalpot mengenai wajah cantik Lalita.

"Hooh, hooh. "

"Natasha, kamu. "

Mengepalkan kedua tangan, bingung dengan tingkah anaknya yang semakin tak bisa di atur.

"Ya ampun Lalita, wajah kamu hitam kaya kebakar. "

Lalita memegang wajahnya lalu menangis histeris.

Bab 3

Di dalam mobil, Natasha tertawa terbahak bahak karena berhasil kabur dari sang ibunda. Sedangkan Edwin menatap tajam ke arah gadis yang berada disampingnya, terlihat aneh tidak seperti gadis pada umumnya.

"Apa maksud kamu melakukan semua ini?" Pertanyaan Edwin membuat Natasha, mengedipkan matanya, tak ada yang lucu sama sekali bagi dirinya semua itu menjijikan.

"Sorry gue numpang mobil lu!" jawab Natasha, melajukan mobil Edwin dengan kecepatan tinggi.

Edwin seakan murka, ia berusaha mengambil alih mobilnya sendiri, " Hey, wanita aneh. Cepat berhenti. "

Natasha sedikit kewalahan saat mengendarai mobil, karena lelaki disampingnya terus mengoceh dan memegang setir mobil.

"Stop, kalau lu ngelakuin ke gini lagi. Bisa bisa kita berdua mati konyol. "

"Aku tak peduli, sini biar aku yang mengambil alih mobil ini. "

Natasha tak bisa mengontrol lelaki yang terus mengambil alih stir mobil, kini terpaksa mengerem mobil secara mendadak.

Brakkk ....

Pada akhirnya mobil itu menabrak pohon besar.

Natasha berusaha keluar dengan memegang kepalanya.

"Aduh kepalaku. "

Edwin mencoba keluar. Keadaan ternyata baik baik saja, ia menarik tangan Natasha untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Heh, apa apaan ini. Mau lu bawa gue ke mana?"

Edwin tak berucap satu patah katapun, ia terus menarik tangan Natsha, hingga dimana wanita itu masuk lagi ke dalam mobil.

"Kamu harus mempertanggung jawabkan semua kesalahanmu ini. "

"Apa maksud lu. "

"Aku akan bawa kamu ke kantor polisi."

Pintu mobil sudah sengaja Edwin kunci, agar wanita yang baru saja ia temui setidak kabur, ya masuk ke dalam mobil, lalu memasangkan sabuk pengaman kepada Natasha.

"Pake sabuk pengaman biar aman."

Natasha berusaha memberontak, ia berharap jika dirinya bisa kabur dari dalam mobil.

"Lepaskan aku atau ...."

Edwin membulatkan kedua matanya," atau apa?"

Melihat tatapan Edwin yang terlihat begitu menyeramkan, pada akhirnya Natasha hanya menundukkan pandangan. Gadis bermata sipit itu berusaha mengalah. Sampai Edwin menyalahkan mesin mobil.

Namun saat mesin mobil menyala, Natasha memohon kepada lelaki yang berada di sampingnya," gue mohon lepaskan gue saat ini juga, jangan bawa gue ke kantor polisi oke."

Perkataan Natasha yang terdengar Barbar itu, membuat Edwin hanya tersenyum sinis, " kita lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan."

Natasha berusaha memberontak untuk kabur dari dalam mobil Edwin, namun bukannya bebas Natasha malah diikat dan bibirnya dilakban.

"Mm. Mm."

Natasha tak menyangka jika dirinya akan bertemu dengan lelaki yang ia kira bahwa lelaki itu baik, "kamu tenang saja, ya. Aku akan membawa kamu ke rumah orang tuamu. "

Deg ....

Mendengar hal itu tentu saja membuat Natasha terkejut, ia menggelengkan kepala, berharap jika lelaki yang berada di sampingnya tidak mengadu kepada orang tua Natasha.

"Kenapa kamu tidak mau. "

Natasha berusaha menggerakkan tubuhnya mencari cara agar ia bebas dari dalam mobil.

" Aku tahu pastinya kamu ingin bebas kan dari ikatan tali ku?"

Natasha mulai menganggukkan kepala, ia berharap sekali jika lelaki yang baru saja ia temui tidak melakukan hal yang tak terduga.

Edwin mulai menyalakan mobilnya lagi, " gue mohon jangan pergi ke rumah orang tua gue. please ya. "

Lelaki berbadan kekar itu tak mendengarkan perkataan Natasha, ia terus melajukan mobilnya, membuat wanita itu berusaha mencari ide untuk kabur dari lelaki yang baru saja ia temui.

Edwin ternyata menyadari gerak gerik Natasha, terlihat tangannya berusaha membuka pintu mobil.

"Kamu mau ke mana? Percuman, sudah aku kunci otomatis. "

Membulatkan kedua mata, nampak Natasha terkejut, ia tak bisa melakukan hal apapun hanya bisa pasrah. Hingga dimana. " Loh, loh. Lu mau bawa gue ke mana? Sampai melewati hutan riba begini, Wah lu m*sumnya."

Edwin, tetap fokus mengendarai mobil, berusaha tak mendengarkan ocehan wanita disampingnya itu.

Sampai dimana, mobil itu berhenti di depan gerbang rumah yang nampak mewah, Natasha melihat pemandangan itu takjub.

"Kok, bisa ada rumah mewah di hutan rimba ke begini. "

Natasha menatap kearah Edwin, berusaha membaca ayat ayat suci. " Bismillahirohmanirohim allahumma bariklana Fima rozaktana Wakina adzabannar, menyingkirlah kau jin. Dedemit dan sejenisnya. "

Edwin terdiam ia mendelik ke arah wanita yang terus membaca surat pendek yang biasa dipakai ketika mau makan.

"Kenapa dedemit atau setan ini tidak hilang ya," gumam hati Natasha.

Ia lalu membaca surat yang lainnya." Allahumma inni a'udzubika minahu fishi warobbaisi. Buahhh, pergi kau. "

Mengambil air dalam botol meminum dan mulai menyemburkannya. Edwin kesal, ia menutup mulut Natasha, dan berkata, " heh, aku bukan setan."

Pertarungan antara keduanya semakin barbar, mereka berusaha saling mengalahkan satu sama lain.

" Ngusir setan pake baca doa makan sama ke Wc. Makanya gaji yang benar. Semua bacaannya banyak yang salah. "

"Heh, lu, segini gue juga masih hapal. Dari pada lu. "

Tok .... Tok ....

Ketukan tangan pada jendela mobil Edwin terdengar begitu jelas, membuat lelaki berbadan kekar itu dengan sigap menutup mulut Natasha, lalu menundukan badannya.

"Mmm."

"Mmm."

Edwin kini membuka jendala dan bertanya, " ada apa pak?"

"Tuan muda sudah pulang, kebetulan Nyonya Lorenja sama Pak Pewira, menunggu anda di rumah."

" Baiklah, saya nanti menyusul. "

Jendela mobil kini ditutup, waktunya Edwin melepaskan dekapannya pada Natasha.

"Sialan, lu. Mau bikin gue mati?"

Natasha berusaha mengatur napas, karena bekaman Edwin hampir membuat nyawanya melayang.

"Stop, aku cape berkelahi dengan kamu, sekarang aku minta pertanggung jawaban, cepat ganti biaya mobilku yang rusak."

Edwin mempelihatkan telapak tangannya, dihadapanku Natasha, dimana ia kebingungan sendiri. " Ee. Anterin gue pulang ke temen. Nanti gue ganti deh biaya perbaikan mobil lu. Memangnya berapa ya. "

"Mm, murah, cuman enam puluh lima juta."

Natasha menelan air ludahnya, mendengar jumlah uang yang dikatakan Edwin. " Enam juta."

Edwin mendengar Natasha salah menyebut jumlah uang kini mendorongkan jidat lalu berkata, " Kurang puluhnya. "

Seketika mulut Natasha membulat setelah mendengar nominal uang enam puluh juta. " Yaelah lu, mana ada mobil butut ke gini. Biaya perbaikan sampe puluhan juta. Oh gue tahu, lu pasti mau meras duit gue ya. "

"Heh, Kamu gak tahu kalau ini mobil mahal, jadi cepat ganti. Aku tidak mau tahu, kalau tidak ganti sekarang, aku sered kamu ke kantor polisi. "

"Nggak, nggak. "

"Makanya cepat ganti. " Dengan nada menekan, akhirnya Natasha meminta keringanan.

"Ya elah lu, emang nggak bisa apa besok gantinya, kan mobil lu nggak langsung di servis ini. "

"Enggak bisa harus sekarang. "

Natasha menggaruk belakang kepalanya, walau tak terasa gatal, tapi ia merasa kebingungan sendiri, mencari uang dengan nominal puluhan juta.

"Gimana?"

"Memang kagak ada cara lain apa?"

Edwin terlihat sedang berpikir.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!