NovelToon NovelToon

KENZO [Series Big Boy]

PART 1. KENZO

Kenzo anak yang terbuang. Dia sengaja dibuang oleh ibunya karena ayahnya meninggalkan dia dengan wanita lain.

Kenzo di temukan seseorang. Beruntungnya Kenzo di besarkan di keluarga kaya raya. Dia di sekolahkan hingga kuliah dan belajar bisnis.

Dia salah satu anak laki-laki di keluarga itu. Adiknya perempuan, anak dari kedua orang tua angkat Kenzo. Setelah lama tak punya anak, Kenzo yang datang dianggap keberuntungan bagi mereka.

Amrita adalah adik Kenzo. Dia sangat menyayangi amrita yang masih kuliah. Tapi kedua orang tuanya meninggal karena sakit tua. Tinggal mereka berdua.

Kenzo satu rumah dengan amrita. Hanya ada pembantu dan pekerja di sana.

"kak, cari istri sih. Aku pengen punya mamak ipar. Aku pengen manja sama kakak ipar aku, aku pengen ada temen ngobrol di rumah. Gantinya papa kan kakak, gantinya mama kakak ipar, istri kakak."

Mereka sedang ada di ruang makan. Ada pembantu yang menyediakan makanan untuk keduanya. Amrita tiba-tiba meminta kepada kenzo.

"kamu tahu kakak gak percaya sama wanita." Kenzo menunjuk adiknya yang duduk di sebrang dia.

"aku wanita. Kakak gak percaya sama aku?" Tanya balik amrita yang langsung membuat Kenzo diam.

"Kecuali kamu dan mama kamu. Ibu aku apa? Malah buang aku di jalan kan."

"gak semua wanita gitu kak."

"gimana cara bedainnya."

"ya gak tahu."

"Kan kamu wanita."

"Ya gak tahu kak. Wanita itu baik, setia kalau cowoknya baik dan setia juga. Kakak gitu gak?"

"menurut kamu?"

Amrita hanya mengangkat jempolnya sambil makan. Kenzo ada kerjaan pagi. Dia pamit kepada sang adik tercinta. Kenzo mengusap kepala sang adik.

"Gak usah diacak rambut aku kenapa sih? Udah aku blow lama loh kak."

"bukan ngacak. Orang ngusap karena sayang kok. Kamu itu."

"Ya gak usah ngusap kalau sayang. Kasih aku kakak ipar aja. Atau mau aku yang carikan?"

"coba. Kalau bisa lolos tes dari kakak, kakak ok."

"Ok."

Kenzo kali ini benar-benar pergi dari rumah. Ada mobil yang sudah disiapkan oleh supir di depan rumahnya. Supt Kenzo membukakan pintu. Kenzo masuk dan duduk di belakang.

"Ke tempat meeting ya pak." Kata Kenzo kepada supirnya.

Dia menunjukkan alamat tempat meetingnya. Dia akan meeting di luar. Kenzo mengecek beberapa laporan di tabnya.

"Tuan. Silahkan masuk."

Tak lama Kenzo sampai di depan salah satu kantornya yang lain. Bukan kantor pusat. Seorang wanita seksi, sekertarisnya Kenzo, dia sudah menunggu di sana. Dia membukakan pintu kepada Kenzo, untuk Kenzo turun.

"sudah semuanya kan?" tanya Kenzo kepada wanita itu.

"iya tuan." Dia mengangguk.

Kenzo jalan ke ruang meeting yang ada di lantai atas. Sekertaris dan beberapa staf kantor Kenzo yang ikut meeting juga mengikuti Kenzo. Dia jalan di belakang Kenzo.

Mereka masuk ke ruang meeting dan memulai meetingnya. Kenzo jadi tak bisa konsen karena beberapa kali teringat dengan ucapan amrita. Dia sangat ingin kakak ipar kah.

"tuan, bagaimana?" tanya sekertaris Kenzo kepadanya.

"ahh, maaf. Tolong ulangi sekali lagi presentasi kalian."

"baik tuan."

Walau kaget dengan apa yang diminta bosnya itu, tapi mereka juga tak ada pilihan lain.

***

Amrita ke kampus. Dia cerita ke sahabat dia untuk mencari wanita yang mau menjadi kakak iparnya. Kriteria, sabar, gak cerewet, jago masak karena dia suka makanan rumah. Harus manis, romantis, sweet dan paling penting harus bisa memanjakan dirinya.

"siapa?" tanya teman amrita, mereka sedang makan di kantin.

"anak kampus ada?" tanya teman amrita yang lain lagi. Genknya amrita.

"Dosen kita cewek ada? Siapa tahu ada yang Lo suka?" tanya salah satu teman amrita lagi.

Amrita diam dan memikirkannya lagi. Mereka sih yakin siapa saja kalau ditunjukkan foto Kenzo pasti banyak yang mau. Cuma amritanya yang tak mau sembarangan.

Amrita menggeleng. Hampir semua dosen wanita itu centil. "jangan dosen juga. Nanti bisa sibuk sendiri mau ngajar. Maunya yang free, bener-bener bisa di rumah gitu loh. Jadi istri yang baik juga ngurus kakak aku." Kata amrita kepada teman-temannya.

"Gak tahu. Gak ada bayangan." Mereka menggeleng.

"Hai sayang. Sibuk apa nih?" tanya Brian, kekasih amrita. Mereka juga berhubungan tanpa diketahui oleh Kenzo.

Brian duduk di samping amrita. Dia mengusap dan mencium amrita. Amrita menawarinya makanan dia. Dia menyuapinya.

"ini, mau cari istri buat kakak aku. Kamu mau gak bantu? Aku pengen punya kakak ipar, yang bisa aku ajak curhat, dll. Yang baik juga, perhatian."

"Ahh, siapa ya. Aku gak banyak kenal cewek juga."

***

"pak, ke rumah sakit. Ada yang minta tanda tangan bapak, katanya minta keringanan biaya rumah sakit."

"harus sekarang?"

Kenzo sudah selesai meeting. Dia ada di dalam mobil dengan sekertarisnya. Mereka mau ke kantor yang lain.

"sama anak-anak nanyain tuan. Katanya kapan tuan datang dan jenguk mereka."

Mereka itu anak asuh dan juga anak-anak tak mampu yang dirawat di rumah sakit pribadi milik Kenzo.

"Ahh ya sudah. Sekalian. Nanti minta orang antar mainan ke sana ya."

"baik tuan."

Kenzo pun meminta supirnya untuk memutar arah mobil menuju ke rumah sakit milik dia.

Hanya butuh beberapa menit untuk sampai. Kenzo menemui bagian administrasi. Katanya ada pasien wanita paruh baya yang sakit jantung. Harus dioperasi tapi tak punya uang. Anaknya yang memohon karena tau rumah sakit ini katanya banyak membantu yang tidak mampu.

"ok. Ini, cepat lakukan."

Kenzo menandatanganinya. Dia pun masuk ke ruangan anak-anak. Banyak anak-anak yang menyambut dia. Mereka lari memeluk Kenzo.

"om kenapa lama gak ke sini?"

"Om sama kayak mama atau papa kita ya?"

"yang mulai capek sama kita yang sakit-sakitan terus.."

Ada beberapa keadaan dari anak-anak yang sakit kanker itu ditinggalkan. Ada yang tidak mampu berobat karena orang tuanya dibawah garis kemiskinan, dll.

"enggak. Om sibuk saja. Lagu cari istri buat om. Ada yang mau kasih saran mungkin?" tanya Kenzo sambil bercanda..

"tapi maunya yang baik, cantik, jago masak."

"Kak Theresa om." Kata sang satu anak..

"Iya. Kak theresa cantik, baik, jago masak." Yang lain ikut menyahut.

"Siapa itu? Perawatan di sini?" Tanya Kenzo kepada anak-anak. Dia ikut duduk di ruangan bermain dan mendengarkan cerita dari anak-anak.

Namanya Theresa, dia suka main dengan anak-anak, banyak membawa masakan sehat untuk mereka. Anak-anak menunjukkan ruangan orang tuanya theresa. Dia selalu menunggu di sana. Menangis di depan ruangan itu..

"Tapi ibunya kasihan om. Sakit, gak bangun-bangun. Kak theresa suka nangis di depan ruangan ibunya. Nanti gantian kita yang lihat menghibur kak theresa."

"Om kesana dulu ya. Mau lihat kak theresa. Nanti ada mainan Dateng. Tunggu saja."

Mereka menganggukkan kepala dengan kompak dan melambaikan tangan kepada Kenzo. Kenzo menuju ruangan yang mereka maksud. Dia penasaran, masih ada wanita yang seperti itu?

PART 2. THERESA

Kenzo ke ruangan ibunya Theresa. Dia melihat dari jauh. Dokter keluar dari ruangan itu.

"Maaf, tapi apa sudah ada uangnya? Ibu anda harus segera diberikan tindakan. Jantungnya harus segera dipasang ring."

Bukannya Theresa tak mau. Tapi dia tak memiliki uangnya. Dia sudah keliling dan mencari pinjaman ke teman-temannya, ke tempat pinjam uang. Tapi semuanya juga sudah habis, tak ada yang bisa digunakan untuk dijual dan. Digadaikan lagi.

Therese menangis dihadapan dokter. Dia menunduk memohon kepada sang dokter, dia bahkan sampai berlutut di depan dokter laki-laki paruh baya itu.

"dokter. Saya mohon, tolong saya. Saya janji akan mencicil kalau perlu. Saya tidak ada uangnya. Saya belum ada, saya tidak bisa mendapatkan sebanyak itu dalam waktu dekat, tapi saya janji akan melunasinya. Tolong ibu saya dulu."

Kenzo tahu harus apa. Sebenarnya dia sama sekali tak tertarik berkeluarga. Tapi untuk amrita, dia akan melakukannya. Kenzo mendekati mereka. Dia berdiri di belakang mereka. Kenzo menatap sang dokter itu. Dia mengangguk kepada sang dokter.

"lakukan sekarang, yang terbaik." Kata Kenzo kepada dokternya.

Theresa kaget. Dia mendengar suara berat dari belakang dia. Asing, siapa orang itu? Yang mau menolong dia. Theresa menoleh dan menatap orang ini.

"ini tuan Kenzo, pemilik rumah sakit ini. Kami akan segera menyiapkan ruang operasinya tuan."

Dokter pamit kepada Kenzo. Kenzo mengangguk. Theresa bingung harus bagaimana, dia berdiri menatap Kenzo.

"Tuan, saya sangat berterima kasih kepada tuan? Terima kasih sudah membantu ibu saya. Saya janji akan mencicil sampai kapan pun."

"Tidak perlu. Hanya lakukan satu permintaan saya."

"apa itu tuan?"

"Menikah dengan saya. Bukannya saya mau kurang ajar, atau bagaimana, hanya adik saya butuh teman di rumah, dia minta kakak ipar. Sebagai gantinya kamu, saya akan jamin semua pengobatan kamu. Dengan satu syarat, kalau adik saya cocok dengan kamu. Bagaimana?"

Theresa mengangguk. Dia juga tak punya pilihan lain kan.

"emm, bilang saja kamu dan saya sudah lama saling kenal dan kita **** bebas. Supaya dia lebih gampang terima kamu. Cuma saya gak mau uang saya sia-sia. Setidaknya ada feedback baik dari adik saya. Namanya amrita. Nomer telepon?"

Kenzo mengeluarkan ponselnya. Dia meminta nomer telepon Theresa. Dia menggeleng.

"Terakhir, ponselnya saya jual. Saya tidak punya ponsel."

"Ahh, nanti saya belikan."

Ibu Theresa dikeluarkan dari ruangan itu, dengan suster dan perawatan yang mendorong ranjang rumah sakit dimana ibunya Theresa itu berbaring.

"Ibu."

Theresa mengikutinya. Dia mengabaikan Kenzo. Kenzo juga paham posisinya. Dia ikut ke ruangan operasi. Ruangan operasinya sudah disiapkan.

"Maaf nona. Nona tidak boleh ikut masuk."

Theresa mau ikut masuk. Tapi suster menahannya. Kenzo juga. Dia memegangi theresa.

"Tenang saja, mereka dokter terbaik yang menangani ibu kamu. Ibu kamu pasti akan baik-baik saja."

Kenzo memeluk Theresa karena menarik dia dan menahan dia untuk tetap diluar. Tapi Theresa tak sengaja berbalik, dia malah jadi menatap Kenzo. Selain badannya yang kekar dan besar. Dia juga tampan dengan jambangnya. Terlihat Maco.

"maaf, bisa dilepas." Pinta Theresa kepada Kenzo.

"oh iya. Sorry." Kenzo pun melepaskannya dan menjauh dari Theresa.

"saya tinggal ya. Tidak apa-apa kan? Saya ada pekerjaan yang lain." Kata Kenzo kepada Theresa.

Dia mengangguk. Kenzo meninggalkan theresa. Dia keluar rumah sakit. Di depan masih ada supir dan mobilnya.

"ke toko hp ya pak?" kata Kenzo yang sudah di dalam mobil.

"baik tuan."

Kenzo diam saja. Dia meminta data Theresa. Dia sampai jual rumahnya untuk pengobatan sang ibu.

"Baik sih. Tapi gak tahu nanti mau terima atau enggak amrita." Dia bicara sendiri sambil melihat ponselnya. Membaca data milik Theresa.

"sudah sampai tuan."

Kenzo diam saja. Dia turun dan bergegas ke toko hp. Tak tahu mau membeli yang apa. Dia minta yang paling baru.

"Mau cari ponsel apa tuan? Atau notebook, atau laptop?" salah satu pramuniaga di toko itu mendekati Kenzo.

"Emm, yang kelauran baru deh mbak." Mata Kenzo kepada penjaga tokonya.

"yang warna?"

"ehh, yang cocok buat cewek? Apa ya kira-kira?"

"untuk mama, saudara atau kekasih?"

"kekasih."

Pramuniaga itu pun mengambilkan ponsel yang berwarna merah muda.

"Mau sekalian kartu tuan?"

"ahh iya."

Kenzo menunggu sampai ponselnya selesai. Setelah melakukan pembayaran dia kembali ke rumah sakit. Dia mengecek keadaan ibunya Theresa lewat staf rumah sakit.

Operasinya butuh waktu beberapa jam. Tadinya dia mau ke rumah sakit. Adiknya menelpon.

"hai, kenapa dik?"

"kak, sudah gak Nemu. Kakak gak Nemu?"

"udah. Kakak pernah ajak dia ****. Coba ya kamu ketemu orangnya. Kamu nilai sendiri."

"kakak **** sama berapa cewek? Belum ada yang hamil anak kakak? Ish."

"Hih."

Kenzo kira amrita akan marah atau apa. Tapi malah tanya soal itu.

"mau dijemput dimana?"

"Aku sama Brian, aku diantar ke mana aja ini, buat ketemu kakaknya. Cantik kan?"

"cewek, cantik lah."

"gak jadi-jadian kan?"

"Emang kakak cowok apaan. Masih suka cewek."

Kenzo dan amrita pun mematikan sambungan teleponnya. Kenzo menuju ke rumah sakit.

Karena sudah siang juga, Kenzo membelikan makanan di depan untuk Theresa. Mungkin dia belum makan sejak pagi.

"ngapain juga sih beli makanan?"

Tapi dia menyesal dan malu sendiri. Tapi sudah terlanjur. Dia memberikannya kepada suster di rumah sakit.

"minta tolong kasih ke itu, yang di depan."

Kenzo menyuruh orang. Dia bahkan memberikan upah kepada suster itu.

"baik tuan."

"jangan bilang dari saya."

Dia mengangguk. Suster itu memberikannya kepada Theresa. Setelah itu Kenzo baru mendekati Theresa.

"Ini ponsel. Sudah ada nomernya dan nomer saya. Ada nomer adik saya juga. Adik saya mau ke sini nanti. Operasinya belum selesai?"

Theresa kaget. Dia sedang duduk dan menunduk. Tiba-tiba Kenzo datang. Dia mendongak menatap Kenzo.

"kak."

Amrita lari dengan Brian. Dia menghampiri kakaknya. Dia menunjuk ke ruang operasi.

"siapa yang di sana kak?" tanya amrita kepada Kenzo.

"Mama kak there." Kenzo menunjuk theresa.

"Operasi apa kak?" tanya amrita yang gandengan dengan Brian.

"pasang ring jantung. Ita, yang baik ya. Kak there lagi hamil anak kakak. Kamu gak nyariin cewek lain lagi kan?"

Hah? Hamil? Anak Kenzo? Baru juga ketemu. Theresa bengong menatap Kenzo.

"Serius? Pasti. Pasti banget aku aku baik sama kakak ipar aku. Makasih kak, aku seneng banget."

Amrita langsung memeluk theresa. Walau pun bingung, theresa balik memeluk amrita.

"selamat datang di keluarga aku sama kak Kenzo kak. Aku seneng banget, ada keponakan aku disini." Amrita mengusap perut rata theresa.

Theresa makin tak enak kepada amrita. Dia tak terbiasa bohong. Tapi ini, tadi kan janjinya kalau amrita terima. Tapi Kenzo malah membuat amrita mau terima dengan ini.

PART 3. PURA-PURA HAMIL

Amrita menemani theresa di depan ruangan ibu. Dia tak henti menggenggam tangan Theresa. Butuh waktu beberapa jam sampai operasi pemasangan ring jantungnya selesai.

“ibu kakak pasti baik-baik saja. Tenang saja kak, disini dokternya yang terbaik semuanya.”

Theresa mengangguk. Dia melirik amrita. Setidaknya ada yang menemani dia di masa-masa seperti ini. Sementara kenzo duduk di sisi lain dan memperhatikan keduanya dari jauh.

Setelah hampir satu jam lebih, dokter akhirnya keluar dari ruang operasi. Theresa yang melihat itu langsung menghampiri sang dokter.

“Dokter, bagaiamana ibu?”

Amrita dan Kenzo ikutan menghampiri sang dokter.

“Semuanya berjalan dengan lancar. Hanya saja ibu belum sadarkan diri karena masih terpengaruh obat bius. Kita akan pindahkan ke ruang perawatan. Biarkan ibu istirahat dulu.”

Theresa lega sekali mendengar penjelasan dokter. Tanpa dia sadari, dia menoleh kepada Ita dan memeluknya.

“Kan kan, ibu baik-baik aja. Om dokter dan Tante dokter disini itu yang terbaik.”

“hemm, bisa aja nih pemilik rumah sakit ini.” Dokter mengusap kepala Ita.

Semua juga sayang Ita di sini. Ita tersenyum. Dokter meminta suster untuk memindahkan ibunya theresa. Kenzo yang mengurus semuanya. Ibu theresa pindah ke ruangan VVIP. Ketiganya pun mengikuti sampai ke ruangan vvip.

Theresa duduk di samping ibunya yang masih belum sadarkan diri. Dia tak henti menggenggam tangan ibunya.

“ibu, cepet sadar ya. There kangen suara ibu. Jangan bikin there khawatir lagi. Setelah ini, ibu harus sehat ya.”

Dia berbicara sendiri dengan ibunya yang belum sadarkan diri. There mencium punggung tangan ibunya.

Ita berdiri di samping there. Dia tak henti mengusap bahu there. Seakan menguatkan Theresa.

Sampai jam makan siang terlewatkan. Ita yang sadar satu hal.

“kak, makan dulu yuk. Kakak kan belum makan dari tadi. Kasihan adik bayinya.” Ujar Ita kepada Theresa.

Sebenarnya itu tidak perlu, dia bisa menahan lapar. Dia juga tak hamil. Tapi-

Theresa mendongak menatap Kenzo yang berdiri di samping Ita. Kenzo mengangguk memberikan kode kepada theresa.

“Tapi ibu, gimana?”

“Ada suster. Aku minta suster khusus di ruangan ini buat jaga ibu. Makan dulu sama Ita.” Ujar Kenzo kepada theresa.

Theresa mengangguk. Ke empatnya berangkat mau makan. Di dekat rumah sakit ada restoran. Itu juga masih milik Kenzo dan Ita.

“aku pergi setelah susternya datang.” Kata There kepada Kenzo. Kenzo mengangguk. Dia keluar.

Kenzo memanggil suster. Tak lama dia kembali dengan dua suster.

“ini susternya, yuk makan.”

“Ibu, There tinggal makan bentar ya. Jangan lama-lama tidurnya. There kangen denger suara ibu.”

Theresa pamit kepada ibunya yang masih belum sadarkan diri. Ita menggandeng theresa keluar ruangan itu.

Mereka harus turun dengan lift. Ita di sisi There lalu Brian di samping dia. Kenzo di samping theresa.

Baru saja keluar dari lift. Ada anak kecil yang lari menghampiri theresa.

“tante. Mama nakal. Aku kan gak mau minum obat, mama jahat suruh aku minum obat terus.”

Dia mengejar Theresa dan memeluk theresa begitu saja. Dia bersembunyi di belakang theresa. Seorang wanita paruh baya menghampiri anak itu.

“itu nak there, kebiasaan, aim gak mau minum obat.”

Theresa biasa disini. Sering main dengan anak-anak. Dia juga tahu dan kenal beberapa ibunya. Theresa menatap aim, anak enam tahun yang sembunyi di belakang dia.

“aim, janji apa sama kak there, katanya habis dibeliin mainan mau minum obat. Bentar aja kan minum obatnya.”

Dia menunduk menatap aim. Aim mengangguk.

“tapi bosen minum obat kak.”

“Katanya mau sembuh?”

Dia mengangguk. Brian, Ita dan Kenzo senang sekali melihat theresa yang lembut sekali kepada anak-anak.

“gini deh, aim minta apa ya kemarin? Kakak lupa belum beliin kan, apa kemarin? Susah nama maiannya?”

“Bumbel bee kak. Mobil kuning di Transformer itu loh kak, yang bisa jadi robot. Canggih.”

“Itu, nanti saya belikan. Tapi minum obat dulu, harus sampai sembuh. Kalau bosen, anggap aja permen.”

Kenzo yang menyambung. Ita tak pernah melihat Kenzo seperti ini. Dia senang sekali, tatapannya mengadu kepada Brian.

“om siapa? Jangan ambil kak There kita.”

Dia memeluk theresa dengan erat. Ita mencoba pipi anak itu.

“Omnya suami kak There, kak therenya juga lagi hamil ada adiknya diperut kak there, jangan diteken kencang-kencang perut kak therenya. Kasihan adik bayinya diperut kak there nanti sakit.” Kata Ita kepada anka itu.

“kamu lagi hamil, nak?” ibu itu langsung bertanya. Theresa hanya bisa tersenyum.

“kak there mau punya adik lucu. Nanti kalau udah lahir, ajak main ke sini ya kak. Main sama aku, sama anak-anak yang lain juga.”

Dia langsung melepaskan pelukan kencangnya kepada Theresa. Theresa kembali mengangguk.

“aku mau minum obat terus. Mau sembuh, mau lihat adiknya kak There ya ma.”

Aim akhirnya mau kembali ke sisi mamanya. Theresa ikut tersenyum karena itu.

“nanti om minya orang anter mainannya ya, besok gak apa-apa?”

Kenzo tak pernah mengingkari ucapan dia. Anak itu mengangguk. Anak itu dan mamanya pamit. Theresa dan ita kembali melanjutkan perjalanannya ke restoran.

“lucu banget sih kak tadi. Kakak Deket ya sama anak-anak di rumah sakit?”

Mereka sudah sampai di restoran. Ita duduk di depan theresa.

“iya, karena sering bolak-balik ke rumah sakit. Sambil nunggu ibu, kadang kalau lama nunggu ibu cek up, sekalian main sama mereka.”

Tak lama pelayan datang. Ita memberikan menunya kepada There. Karena tak tahu makanan disana. There juga tak nafsu makan sebenarnya, dia ikut Ita saja.

“samain aja dik.” Kata There.

Ita mengangguk. Tak lama makanan yang mereka pesan datang. There tak tahu kalau makannya mentah.

“makan kak. Gak apa-apa salmon disini top kok. Aman buat ibu hamil.”

Dia bingung menatapnya. Seumur hidup dia tak pernah makan yang mentah. Tapi karena sudah dipesan, sayang.

Dia memaksa makan. Alhasil malah mual dan rasanya mau muntah. There mencari toilet. Dia lari setekah menemukan kamar mandinya.

“kak.”

Ita yang khawatir mengejar There ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi, dia muntah-muntah.

“Kak, mual ya.”

Dia berdiri di belakang theresa dan membantu meminjam tengkuk belakang leher Theresa.

“Aku telepon kak Kenzo deh. Takut kenapa-napa sama kak there.”

Satu tangannya memegang ponsel dan menelpon Kenzo.

***

“brian, aku tinggal dulu ya. Ita telepon.”

Kenzo pamit kepada Brian. Brian mengangguk. Karena ada banyak cewek yang masuk ke toilet cewek juga, dia tak bisa masuk. Dia menunggu diluar.

Theresa juga sudah berhenti muntah. Ita membantu mengambil tisu toilet.

“Ini kak. Mual banget ya? Karena apa?” Tanya Ita kepada there.

“Gak bisa makan mentah dik, kakak kira kamu pesenin yang Mateng karena buat kakak kan.”

“Gak tahu. Aku minta maaf ya kak.”

Ita menggandeng there kembali ke luar. Kenzo ada di sana. Dia membantu memapah there, mereka kembali ke resto.

Ita mengganti makanan kakak iparnya itu. Dia memanggil pelayan dan memesankan makanan yang matang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!