NovelToon NovelToon

I LOVE YOU BECAUSE ALLAH

BAB 1 : Hari yang menyebalkan

Drrrt... Drrrt... Drrrt...

Nayla meraih ponsel yang ada di mejanya.

“Halo,"

“Halo lo dimana?” kata Neta .

“Dirumah,” kata Nayla.

“Lo masih dirumah?” kata Neta.

“Hem," kata Nayla

“Jangan bilang loh baru bangun?" kata Neta.

“Hem,” kata Nayla.

“Lo nggak ke kampus?” kata Neta.

“Iya nanti lagian pagi ini kan kita nggak ada kelas," kata Nayla.

“Siapa bilang nggak ada kelas? tadi malam kan gue udah bilang kalo jamnya Dokter Willy dimajuin," kata Neta.

“Hah! Yang bener?” kata Naylalangsung bangun.

“Iya, makanya Lo berangkat sekarang!" kata Neta.

“Iya gue siap-siap dulu," kata Nayla

“Iya cepetan!" kata Neta.

Nayla langsung menutup sambungan teleponnya. Dengan cepat dia berlari menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia keluar kamar mandi langsung menyambar tas dimasukkan semua buku yang ada diada di meja dan segera berangkat.

Nayla berlari menuruni tangga dilihat bunda dan Kak Alex sedang sarapan dimeja makan.

“Nay, makan dulu!" kata Bunda.

“Nggak sempet Bun, Nayla udah telat.” kata Nayla menyambar sehelai roti.

“Nayla pergi dulu ya assalamualaikum," pamit Nayla langsung berlari keluar.

Diluar ojek yang Nayla pesan sudah menunggu dia langsung naik ke motor .

“Cepetan bang udah telat nih," kata Nayla.

“Iya neng," kata tukang ojek.

Motor melaju meninggalkan rumah. Dilirik jam yang ada di pergelangan tangannya sudah setengah delapan. Dilihat lampu merah yang ada dipinggir jalan kenapa lama sekali. Begitu lampu itu berwarna hijau dia langsung meminta tukang ojek itu untuk segera jalan.

“Cepetan bang saya udah telat nih," kataku .

“Iya neng sabar,” Kata tukang ojek itu melakukan motornya.

Nayla menatap jalanan dengan sesekali menatap jam tangannya dengan gelisah.

Tiba-tiba Bruk!

“Kenapa bang?” tanyaku.

“Aduh nabrak mobil neng," kata tukang ojek.

“Kok bisa sih bang?” kataku.

“Eneng sih minta saya ngebut jadi nabrak kan?” kata tukang ojek itu menyalahkan Nayla.

“Kok malah nyalahin saya sih," marah Nayla.

Kemudian muncul seorang laki-laki turun dari mobil itu . Dia melihat mobilnya yang lecet karena ditabrak oleh Abang ojek yang Nayla tumpangi .

“Aduh lecet lagi,” kata laki-laki pemilik mobil.

Nayla langsung turun mendekatinya “Maaf nggak sengaja,” Kata Nayla.

“Maaf kamu bilang lihat mobil saya lecet," kata pemilik mobil.

“Iya saya kan udah minta maaf," kata Nayla.

“Pokoknya kamu harus ganti rugi," kata pemilik mobil.

“Hah! Ganti rugi," kata Nayla.

“Iya," kata pemilik mobil.

Dilihatnya jam tangannya lagi sudah hampir jam delapan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi layar ponselnya tertera nama Neta . dimasukkan ponselnya kedalam tas.

“Begini mas saya harus pergi sekarang kalo soal ganti rugi nanti mas bisa hubungi saya.” kataku mengambil buku dan pulpen dari dalam tas menulis nomor teleponku.

“Ini mas nomor saya.” kataku menyerahkan kertas itu.

Dia mengambil kertas itu dan Nayla langsung pergi.

“Sekali lagi maaf mas assalamualaikum,” kata Nayla langsung pergi.

“Ayo! bang jalan sekarang,” kata Nayla.pada tukang ojek yang tadi.

Abang ojek itu langsung melaju menuju kampus. Beberapa menit kemudian Nayla sampai di kampus. Dia langsung berlari menuju kelas. Didepan kelas Neta sudah menunggunya.

“Lama banget sih Nay?” kata Neta.

“Iya Sorry tadi ada masalah sedikit," kataku.

“Masalah apa?” tanya Neta.

“Ojek yang gue naiki nabrak mobil orang," kata Nayla.

“Kok bisa sih?” tanya Neta.

“Udah nanti gue ceritain. Mending kita masuk aja keburu Pak Willy dateng," kata Nayla.

“Tenang aja Dokter Willy nggak masuk kelas diundur satu jam katanya sih ada dosen yang bakal gantiin," kata Neta

“Syukur deh,” kata Nayla lega .

“Terus gimana kok Lo bisa nabrak?” tanya Neta.

“Ke kantin dulu yuk ntar gue ceritain," kataku.

“Oke," katanya.

Mereka berjalan menuju kantin sesampainya disana Nayla memesan segelas jus dan nasi goreng. Begitu pesanannya sudah datang dia langsung melahapnya.

“Jadi gimana Nay?” tanya Neta.

“Jadi ojek itu nggak sengaja nabrak mobil terus mobil itu lecet yang punya minta ganti rugi.” kata Nayla sambil makan.

“Ganti rugi?” tanya Neta.

Aku mengangguk “Terus gimana?” tanya Neta lagi.

“Yah gue kasih aja nomor telepon gue terus gue tinggal," kataku.

Dia hanya mengangguk. Nayla lanjutkan makannya setelah selesai mereka langsung masuk kedalam kelas soalnya dosen yang menggantikan Dokter Willy akan segera datang.

Nayla masuk kedalam kelas duduk dibangkunya. Beberapa menit kemudian dosen tersebut masuk.

Betapa terkejutnya Nayla saat melihatnya ternyata dosen tersebut adalah orang yang mobilnya dia tabrak tadi .

Ditutupinya wajahnya dengan buku agar dosen tersebut tidak melihatnya

“Selamat siang," katanya.

“Siang,"

“Perkenalkan nama saya Dokter Alam saya akan menggantikan Dokter Willy," katanya.

“Baik saya rasa sudah cukup perkenalannya. Buka buku kalian halaman 125," katanya.

Semua langsung membuka buku masing-masing sedangkan Nayla masih menutup wajahnya dengan buku.

“Nay, loh kenapa?” tanya Neta .

“Hush! Diem dia orang yang gue tabrak," Kata Nayla.

“Hah! dia?” tanya Neta.

“Iya diem!" kata Nayla.

Dokter Alam berjalan kearahku “Nay itu.” kata Neta .

“Kenapa udah diem aja," kataku.

Tiba-tiba buku yang Nayla pakai menutup wajahnya diambil “Kamu kalo baca buku yang bener.” katanya membenarkan bukuku yang ternyata terbalik.

“Iya Dok.” kata Nayla tersenyum.

Dokter Alam tersenyum lalu kembali kemejanya. Beberapa jam kemudian kelas akhirnya selesai. Nayla langsung menarik tangan Neta untuk segera keluar.

“Ayo Net!" kata Nayla.

“Ih sabar dong Nay,” kata Neta.

Begitu sampai diluar Nayla langsung memarahi Neta “Lo gimana sih Net kok nggak ngasih tahu gue kalo Dokter Alam tadi nyamperin gue.”

“Kok Lo jadi marah sama gue sih Nay? Tadi gue udah kasih tahu Lo, tapi malah Lo minta gue diem Yaudah gue diem aja,” kata Neta.

“Tapi seharusnya Lo tetep bilang kalo Dokter Alam... ” kalimatnya terhenti karena tiba-tiba Dokter Alam lewat didepannya.

“Siang dok,” sapa Neta.

“Siang.” kata Dokter Alam pergi tapi dia berbalik badan.

“Oh iya nama kamu siapa?” tanya Dokter Alam pada Nayla.

“Saya Nayla,” kata Nayla.

“Oh Nayla kamu jangan lupa kamu harus tetep tanggung jawab," kata Dokter Alam

“Tanggung jawab?” tanya Nayla.

“Iya soal mobil saya," kata Dokter Alam.

“Iya Dok," kata Nayla.

“Bagus.” kata Dokter Alam langsung pergi.

“Dasar nyebelin.” kata Nayla begitu dia menjauh.

“Sabar Nay, mending ke kantin aja yuk," kata Neta .

“Nggak gue mau pulang aja.” kata Nayla pergi.

“Tapi Nay...” kata Neta menggantung.

“Duluan Net," kata Nayla.

Nayla menunggu ojek yang sudah dia pesan didepan kampus. Tiba-tiba Dokter Alam lewat dengan menggunakan mobilnya. Nayla langsung mengalihkan pandangannya berpura-pura tidak melihat. Tapi dia malah berhenti didepannya.

“Kamu lagi nunggu apa?” tanya Dokter Alam.

“Lagi nunggu ojek dok," kata Nayla.

“Saya duluan ya,” kata Dokter Alam

“Iya dok.” Kata Nayla dengan senyum yang dipaksakan.

Mobil Dokter Alam pergi menjauh Nayla bisa menghela nafas lega.

Sok baik banget tuh dokter, batinnya.

Tiba-tiba seseorang mendekatinya “Mbak Nayla ya?” tanyanya.

“Iya.” kata Nayla dengan nada membentak.

“Eh maaf pak.” kata Nayla.

“Nggak papa mbak, Ini helmnya!” kata tukang ojek.

Nayla menerima helm tersebut dan segera naik ke motornya. Beberapa menit kemudian dia sampai didepan rumah. Setelah membayar dia langsung masuk kedalam rumah.

“Assalamualaikum,” kata Nayla.

“Walaikumsalam," jawab Bunda dan Kak Alex bersamaan.

“Kamu udah pulang dek?” tanya Kak Alex.

“Iya.” kata Nayla langsung pergi ke kamar.

“Nayla,” panggil Bunda.

“Iya Bun,” kata Nayla.

“Kamu nggak ikut makan?” tanya Bunda.

“Nayla mau mandi dulu Bun," kata Nayla

Nayla langsung masuk kedalam kamar. Dilempar tasnya ke kasur dan dihempaskan tubuhnya dikasur. Badannya rasanya capek sekali dan lengket. Nayla bangun dan segera mandi selesai mandi ponselnya tiba-tiba berbunyi.

“Halo Assalamualaikum," kata Nayla.

Terdengar suara laki-laki dari seberang telepon “Walaikumsalam,”

“Ini siapa?” tanya Nayla karena merasa tidak mengenal suara tersebut.

“Saya Dokter Alam," kata Dokter Alam.

“Iya dok.” kataku gugup.

“Saya sudah bawa mobil saya ke bengkel besok saya kasih kamu tagihannya," kata Dokter Alam

“Baik dok," kata Nayla

Kemudian sambungan telepon terputus “Dasar nyebelin," kata Nayla

Nayla langsung mencari kontak Neta “Halo Net," kata Nayla

“Kenapa Nay?” tanya Neta

“Lo tahu nggak tadi Dokter Alam telepon gue?" kata Nayla.

“Ngapain?” tanya Neta.

“Dia telepon mau bilang soal mobilnya," kata Nayla.

“Terus?” tanya Neta.

“Dia bilang kalo besok bakal kasih tagihannya ke gue," kata Nayla.

“Terus?” tanya Neta.

“Nyebelin banget kan," kata Nayla

“Terus?” tanya Neta.

“Yaudah cuma itu,” kata Nayla.

“Ya Allah Nay, Lo nelpon gue cuma bilang itu doang?” tanya Neta.

“Iya," jawab Nayla.

“Nggak penting banget,” kata Neta.

“Kok Lo ngomong gitu sih Net?” tanya Nayla

“Memang yang loh omongin itu nggak penting Nay buang-buang waktu aja," kata Neta.

“Jahat banget sih Lo,” kata Nayla.

“Udah ah gue lagi sibuk nih. BYE!" kata Neta menutup telepon.

“Iya," kata Nayla.

Dilirik jam didindingnya sudah pukul 3 Nayla segera mengambil wudhu untuk segera shalat. Setelah selesai shalat Nayla keluar kamar untuk makan.

BAB 2 : Dia menyebalkan

Nayla terbangun karena suara azan subuh dia segera bangun untuk shalat subuh. Selesai shalat dia keluar kamar untuk mengambil minum ternyata Bunda sudah bangun. Dia sedang memasak untuk sarapan.

“Kamu udah bangun?” tanya Bunda.

“Iya,” kata Nayla membuka kulkas kutuang air ke gelasnya dan langsung meneguknya hingga habis.

“Kamu udah shalat?” tanya Bunda.

“Udah Bun,” kata Nayla.

“Yaudah," kata Bunda melanjutkan memotong sayuran.

Nayla kembali lagi ke kamarnya menyiapkan keperluannya untuk ke kampus nanti.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 Nayla segera keluar kamar untuk sarapan. Disana sudah ada Bunda dan Kak Alex mereka sedang makan. Nayla mendekat dan duduk disebelah Kak Alex.

“Pagi,” sapaku.

“Pagi," jawab Kak Alex.

Begitu duduk Nayla langsung mengambil makan dan segera melahapnya.

“Kamu nggak berangkat kuliah?” tanya Bunda.

“Bentar lagi Bun Nayla laper mau makan dulu," kata Nayla.

“Gimana kuliah kamu lancar?” tanya Kak Alex.

“Alhamdulillah lancar,” kata Nayla.

Beberapa saat kemudian Nayla sudah selesai makan. Nayla segera mengambil tasku dan berpamitan untuk pergi.

“Nayla berangkat dulu Bun,” pamit Nayla.

“Eh Nay kamu berangkat naik apa?” tanya Kak Alex.

“Ojek.” kata Nayla

“Nggak usah naik ojek bareng kakak aja,” kata Kak Alex.

“Nggak usah kak aku bisa berangkat sendiri. Lagian kakak juga lagi makan kan?” kata Nayla.

“Nggak kakak udah selesai kok makannya," kata Kak Alex.

“Yaudah deh,” kata Nayla.

“Yaudah Bun kita berangkat dulu ya," pamit Kak Alex.

“Iya hati-hati," kata Bunda .

“Assalamualaikum,” kata Nayla.

“Walaikumsalam,” jawab Bunda.

Nayla segera masuk kedalam mobil Kak Alex. Mobil berjalan menjauh dari rumah. Didalam mobil tidak ada percakapan sama sekali bahkan hingga sampai di kampus.

“Makasih kak," kata Nayla

“Iya,” kata Kak Alex.

Nayla segera keluar mobil. Dia berjalan menuju kelasku tapi tiba-tiba seseorang memanggilku. Dia langsung berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilku ternya Dokter Alam.

“Pagi dok," sapa Nayla

“Pagi," jawab Dokter Alam

“Saya cuma mau kasih ini ke kamu,” kata Dokter Alam menyerahkan selembar kertas.

“Ini apa dok?” tanya Nayla.

“Itu tagihan perbaikan mobil saya," kata Dokter Alam.

Nayla melihat tagihan tersebut. Dia hampir saja berteriak melihat angka yang tertera di kertas tersebut.

Masak benerin mobil yang lecet dikit aja sampai 2 juta, batinnya.

“Yaudah cuma itu aja,” kata Dokter Alam langsung pergi.

Nayla hanya diam menatap kertas tagihan tersebut. Bingung harus bagaimana.

“Nay," panggil Neta.

“Iya,” jawab Nayla.

“Lo kenapa sih dari tadi gue panggil nggak nyahut?” tanya Neta.

Aku hanya diam “Itu apa Nay?” tanya Neta lagi.

Nayla menyerahkan kertas itu pada Neta “Hah! 2 juta banyak banget Nay?” tanya Neta.

“Makanya gue bingung banget dapet uang darimana loh tahu sendiri kan kalo gue nggak kerja," kata Nayla.

“Lo minta Bunda aja Nay," kata Neta.

“Lo gila ya bisa diomelin Bunda gue,” kata Nayla.

“Yaudah minta Kak Alex aja,” kata Neta.

“Nggak mau ah,” kata Nayla

“Ya terserah Lo, gue cuma kasih saran aja," kata Neta.

“Tau ah Net pusing gue,” kata Nayla.

Nayla pergi menuju kelas “Mau kemana Nay?” tanya Neta.

“Kelas," kata Nayla.

“Tungguin dong!" kata Neta berlari mendekatiku.

Nayla masuk kedalam kelas beberapa menit kemudian Dokter Alam masuk. Dia sama sekali tidak bisa konsentrasi masih bingung memikirkan soal tagihan perbaikan mobil itu.

2 jam kemudian....

Akhirnya selesai juga semua orang keluar meninggalkan kelas. Begitu juga dengan Nayla dan Neta mereka langsung menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar.

Nayla masih memikirkan bagaimana dia mendapat uang untuk bayar tagihan mobil Dokter Alam. Sampai makanan yang dia pesan tidak dia makan.

“Nay katanya laper kok nggak dimakan?” tanya Neta .

“Tiba-tiba aja aku nggak nafsu makan nih,” kata Nayla mengaduk-aduk makannya.

“Kenapa masih mikirin gimana gantinya?” tanya Neta.

Nayla mengangguk “Gimana kalo Lo minta waktu ke Dokter Alam siapa tahu dia bisa kasih Lo waktu buat ganti duitnya,” kata Neta.

“Pinter juga Lo kok gue nggak kepikiran," kata Nayla.

“Iya dong gue gitu,” kata Neta bangga.

“Yaudah deh ntar gue coba ngomong sama Dokter Alam," kata Nayla.

“Oke tapi yang penting sekarang Lo makan dulu aja atau kalo nggak buat gue aja makanannya gue masih laper nih," kata Neta.

“Enak aja," kata Nayla melahap makanannya.

Selesai makan mereka langsung meninggalkan kantin. Mereka mau mencari Dokter Alam saat sedang berkeliling kampus mencarinya. Akhirnya Neta melihat Dokter Alam baru keluar dari perpustakaan.

“Eh Nay itu Dokter Alam,” kata Neta.

“Mana?” tanya Nayla.

“Itu sebelah sana,” kata Neta.

“Yaudah gue kesana dulu ya,” kata Nayla.

“Oke gue tunggu disini," kata Neta.

Nayla berjalan mendekati Dokter Alam.

“Dok," panggil Nayla.

“Iya ada apa?” tanya Dokter Alam.

“Saya mau bicara sebentar boleh?” tanya Nayla.

“Silakan," kata Dokter Alam.

“Ini soal tagihan itu,” kata Nayla.

“Kenapa?” tanya Dokter Alam.

“Sekarang saya belum punya uang buat bayar kalo boleh saya minta waktu buat bayar tagihan itu," kata Nayla.

“Oke saya kasih waktu kamu satu Minggu," kata Dokter Alam.

“Satu Minggu?” kata Nayla.

“Iya satu Minggu, gimana?” tanya Dokter Alam.

“Yaudah dok makasih,” kata Nayla.

“Satu Minggu gimana caranya gue dapet duit sebanyak itu lagian banyak banget tagihannya padahal cuma lecet dikit.” kata Nayla menggerutu.

“Kamu bilang apa tadi?” tanya Dokter Alam.

“Nggak papa dok," kata Nayla

“Yaudah saya pergi dulu,” kata Dokter Alam.

“Iya dok silakan,” kata Nayla

Dokter Alam pergi meninggalkan kelas. Neta langsung mendekati Nayla

“Gimana Nay?” tanya Neta.

“Kasih waktu satu Minggu," kata Nayla.

“Yaudah sabar Nay. Kalo gue saranin mending Lo minta tolong kakak Lo aja dari pada Lo pusing mikirin gimana dapet duitnya," kata Neta

“Ntar gue pikirin lagi aja Net pusing gue pulang dulu ya?” kata Nayla.

“Iya Nay hati-hati," kata Neta.

Sesampainya Dirumah Nayla langsung masuk ke kamar . Namun tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Ternyata Kak Alex dia masuk kedalam kamarnya.

“Kenapa kak?” tanya Nayla.

“Nggak papa," kata Kak Alex.

Dia duduk di sebelah Nayla “Kamu lagi ada masalah? kenapa cerita dong sama kakak!” kata Kak Alex.

“Nggak ada apa-apa kok kak tenang aja,” kata Nayla.

“Beneran? Yaudah kalo kamu nggak mau cerita,” kata Kak Alex.

Nayla bingung harus bagaimana kalo dia cerita nanti Kak Alex bilang ke Bunda terus dia bisa dimarahin tapi kalo dia nggak cerita dia bingung dapet uang dari mana buat ganti uangnya Dokter Alam.

“Kak,” panggil Nayla.

“Iya," jawab Kak Alex

“Tapi kakak jangan bilang ke bunda ya?” kata Nayla.

“Oke, cerita aja,” kata Kak Alex.

“Beneran kalo aku cerita kakak nggak akan bilang bunda,” kata Nayla lagi memastikan.

“Iya bawel banget sih kamu cepetan cerita,” kata Kak Alex.

“Sebenarnya waktu itu aku nabrak mobil orang kak,” kata Nayla.

“Kok bisa sih?” tanya Kak Alex tampak terkejut.

“Iya waktu itu ojek yang aku naiki nggak sengaja nabrak mobil," kata Nayla.

“Tapi kamu nggak papa kan?” tanya Kak Alex.

“Aku nggak papa cuma yang punya mobil itu minta ganti rugi. Dan yang lebih parah lagi ternyata orang yang mobilnya aku tabrak itu dosen aku," kata Nayla.

“Dosen kamu?” tanya Kak Alex tanah kaget.

“Iya," kata Nayla.

“Terus?" tanya Kak Alex.

“Aku cerita ke kakak sebenarnya mau pinjam uang ke kakak,” kata Nayla.

“Kamu butuh berapa?” tanya Kak Alex.

“ 2 juta," kata Nayla.

“Yaudah besok kakak kasih ya," kata Kak Alex.

“Beneran kak?” tanya Nayla senang .

Dia mengangguk “Makasih ya kak.” Kata Nayla memeluknya.

“Iya, sama-sama.” Kata Kak Alex balas memeluknya.

“Tapi kak beneran loh jangan ngomong ke Bunda,” kata Nayla.

“Iya tenang aja," kata Kak Alex.

“Oh iya kamu udah makan belum?” tanya Kak Alex.

Nayla menggeleng “Yaudah ayo makan!" aja Kak Alex.

“Kakak makan dulu aja aku mau shalat dulu,” kata Nayla.

“Yaudah kamu shalat dulu aja kakak makan duluan nggak papa nih?” tanya Kak Alex.

“Nggak papa," kata Nayla.

Kak Alex menutup pintu kamar Nayla. Nayla segera mengambil wudhu untuk shalat magrib. Selesai shalat dia keluar kamar untuk makan.

BAB 3 : Kesalahan ke 2

“Selamat pagi," sapa Nayla pada Bunda dan Kak Alex .

“Pagi,” jawab Kak Alex.

“Kamu mau berangkat ke kampus?” tanya Kak Alex.

“Iya kak aku nebeng boleh nggak?” tanya Nayla.

“Boleh, mau berangkat sekarang?” tanya Kak Alex.

“Nggak nanti aja aku mau makan dulu," kata Nayla.

“Oke kalo gitu,” kata Kak Alex.

Nayla melahap makanan yang sudah disiapkan oleh Bunda. Kali ini Bunda masak nasi goreng dengan telur mata sapi. Dia melahap semua makanannya dengan cepet karena dia harus segera berangkat ke kampus.

“Udah selesai kak ayo," ajak Nayla.

“Iya bentar.” kata Kak Alex menghabiskan minumannya.

Nayla juga segera meneguk habis minumanku “Bun, berangkat dulu ya.”

“Alex juga pamit ya Bun.” kata Kak Alex menyalami bunda.

“Iya hati-hati," kata Bunda.

“Assalamualaikum,” kata Nayla dan Kak Alex bersamaan.

“Walaikumsalam,” jawab Bunda.

Mobil Kak Alex sudah meninggalkan pekarangan rumah. Nayla langsung bertanya pada Kak Alex tentang uang yang aku pinjam padanya. Dia dari tadi sudah ingin membahasnya tapi aku tahan karena ada Bunda.

“Kak,” panggil Nayla.

“Hem,” jawab Kak Alex.

Nayla hanya diam bingung mau ngomongnya gimana “Udah kakak siapin kok,” kata Kak Alex seolah olah dapat membaca pikiran Nayla.

“Makasih ya kak," kata Nayla.

“Iya sama-sama," kata Kak Alex.

Mobil Kak Alex sampai didepan kampus. Sebelum turun Kak Alex memberikan uang itu pada Nayla.

“Ini uangnya," kata Kak Alex.

Nayla membuka amplop berisi uang tersebut “Makasih kak secepatnya pasti aku ganti.”

“Udah nggak usah dipikirin kamu pakai aja uangnya nanti kalo kamu ada apa-apa tinggal bilang ke kakak pasti kakak bantu," kata Kak Alex.

“Sekali lagi makasih kak," kata Nayla

“Udah makasih terus sana masuk ntar telat loh," kata Kak Alex.

Nayla segera turun dari mobil Kak Alex. Setelah mobil Kak Alex pergi dia langsung masuk. Diambil ponsel yang ada di tasnya, dia ingin menghubungi Neta. Dia mau memberitahu kalo dia sudah dapat uangnya.

“Halo Net," kata Nayla.

“Iya," kata Neta.

“Lo dimana?” tanya Nayla.

“Gue lagi makan dikantin,” kata Neta.

“Yaudah gue kesana," kata Nayla.

“Oke,” jawab Neta.

Dimasukkan ponselnya kedalam tas dan segera menuju kantin. Ketika dikantin Nayla mencari sosok Neta ternyata dia sedang makan dimeja paling pojok.

“Neta,” panggil Nayla.

Dia melambai kearah Nayla. Nayla segera menghampirinya. Tak sengaja Nayla menabrak seseorang sampai minumannya mengenai bajunya. Dan orang yang ditabrak itu Dokter Alam. Bajunya basah oleh Es yang tadi dia bawa.

“Maaf dok saya nggak sengaja." kata Nayla membersihkan baunya menggunakan tisu.

“Udah nggak papa," kata Dokter Alam.

“Sekali lagi maaf dok” kata Nayla pada Dokter Alam.

“Lo beneran nggak papa Lam?” tanya Dokter Rudy.

“Iya nggak papa," kata Dokter Alam.

“Saya minta maaf ya dok saya nggak sengaja,” kata Nayla lagi.

“Udah nggak papa," kata Nayla.

“Kalo gitu saya permisi dulu," kata Nayla.

“Iya," kata Dokter Alam.

Nayla segera berlari kemeja Neta. Diliriknya Dokter Alam masih sibuk membersihkan bajunya yang basah. Melihat itu Nayla jadi merasa bersalah.

“Lo gimana sih Nay ceroboh banget bisa sampai nabrak gitu?” tanya Neta.

“Iya maaf kan gue nggak lihat,” kata Nayla.

“Lo jangan minta maaf ke gue tuh ke Dokter Alam,” kata Neta.

“Iya, gue udah minta maaf kok,” kata Nayla.

“Terus dia bilang apa?” tanya Neta.

“Dia bilang nggak papa," kata Natal.

“Syukur deh, Lo kenapa nyari gue?” tanya Neta.

Nayla mengeluarkan amplop berisi uang tersebut “Gue udah dapet uangnya.” Kataku senang.

“Lo dapet dari mana jangan-jangan Lo nyuri,” kata Neta.

"Nggaklah," kata Nayla.

"Atau Lo ngepet ya Nay?" tanya Neta tertawa.

“Ya nggaklah gue pinjam Kak Alex,” kata Nayla.

“Iya udah buruan sana kasih ke Dokter Alam kali bisa sekalian Lo beliin dia baju baru buat ganti baju yang Lo tumpahin es tadi,” kata Neta.

“Iya nanti,” kata Nayla.

Setelah Neta selesai makan mereka langsung masuk kedalam kelas. Beberapa menit kemudian Dokter Alam masuk dia sudah ganti pakaian. Sejujurnya Nayla masih merasa bersalah padanya kemarin mobilnya yang ditabrak sekarang malah orangnya yang ditabrak.

Bodo banget sih aku bisa ceroboh gitu. Bener kali kata Neta aku harus ganti bajunya. Tapi Aku dapet uang darimana masa minta Kak Alex lagi. Ya nggak mungkin banget masak aku bilang buat beliin baju Dosenku yang aku tumpahin es kemarin, pikir Nayla.

Masak pakai uang jajanku terus nanti aku nggak bisa jajan nggak bisa berangkat kuliah cuma buat beliin Dokter Alam baju. Tentu saja itu nggak mungkin, batinnya lagi.

Diperhatikan Dokter Alam yang sedang ada didepan. Tak sengaja mata merekabertemu untuk beberapa saat mereka saling menatap. Nayla langsung mengalihkan pandangannya Dokter Alam tersenyum dan kembali menulis dipapan tulis.

Pikiran Nayla saat ini masih kacau dan itu membuat otaknya tidak dapat menerima apa yan dijelaskan oleh Dokter Alam.

“Baik, kita akhiri kelas hari ini selamat siang.” kata Dokter Alam langsung pergi.

“Siang dok.” kata beberapa orang sedangkan Nayla langsung keluar mengejar Dokter Alam. Dia ingin memberikan uang untuk ganti tagihan mobil Dokter Alam.

“Dokter Alam,” panggil Nayla

Dia menoleh kearah Nayla “Iya.”

“Ini dok uang buat ganti tagihan mobilnya.” kata Nayla menyerahkan amplop berisi uang padanya.

Dia menerima uang tersebut “Oke Terima kasih.” kata Dokter Alam pergi Nayla langsung mencegahnya.

“Tunggu dok!” kata Nayla.

“Iya ada apa lagi?” tanya Dokter Alam.

“Saya mau minta maaf soal yang tadi pagi dikantin," kata Nayla.

“Udah nggak papa,” kata Dokter Alam.

“Nanti pasti saya ganti bajunya dok,” kata Nayla.

“Nggak perlu lagian saya udah ganti baju jadi kamu nggak perlu ganti baju saya," kata Dokter Alam.

“Beneran dok?” tanya Nayla senang.

“Iya," kata Dokter Alam.

“Makasih dok," kata Nayla.

“Iya kalo nggak ada lagi boleh saya pergi?” kata Dokter Alam.

“Iya dok silakan sekali lagi makasih," kata Nayla.

Dokter Alam pergi menuju ruangannya. Nayla merasa sangat lega untung saja Dokter Alam tidak minta untuk mengganti bajunya. Kalo sampai dia minta ganti bisa jalan kaki Nayla ke kampus. Nayla merasa senang sekali akhirnya urusannya dengan Dokter Alam sudah selesai.

“Lo kenapa Nay kelihatannya seneng banget?” tanya Neta.

“Iya gue lagi seneng nih akhirnya urusan gue sama Dokter Alam udah selesai.” kata Nayla sambil tersenyum.

“Selesai? Kalo soal baju yang Lo tumpahin gimana dia minta ganti nggak?” tanya Neta.

“Tenang kalo soal itu dia nggak minta ganti kok," kata Nayla.

“Kalo gitu mending sekarang kita ke kantin gue laper nih.” kata Neta memegang perutnya.

Nayla melihat jam yang ada ditanganya sudah menunjukkan pukul dua belas.

“Kamu kesana dulu aja Net aku mau shalat dulu," kata Nayla.

“Oke jangan lama-lama ya.” kata Neta langsung pergi.

Nayla berjalan menuju mushola kampus. Dia langsung menuju tempat wudhu selesai wudhu dia langsung masuk kedalam mushola. Nayla terkejut hampir saja dia menabrak Dokter Alam yang juga mau masuk kedalam mushola.

Tapi untungnya Nayla bisa menahan dirinya“Maaf dok.”

“Iya nggak papa.” kata Dokter Alam sambil tersenyum.

Nayla segera masuk kedalam dan segera menggunakan mukenanya. Nayla melihat Dokter Alam masuk dia melihat kearahnya sambil tersenyum dan Nayla membalas senyumannya.

Setelah selesai shalat Natal melipat kembali mukenanya dan memasukkannya kedalam tas.

Nayla melihat Dokter Alam sedang shalat. Nayla segera keluar dan menggunakan sepatunya. Saat dia sedang menggunakan sepatu tiba-tiba dia terkejut oleh suara seseorang.

“Kamu sering shalat disini?” tanya Dokter Alam duduk di sebelahku sambil memakai sepatunya.

“Iya dok,” kata Nayla gugup.

Setelah selesai menggunakan sepatu Nayla segera berpamitan pada Dokter Alam “Saya permisi dulu dok.”

Dia mengangguk dan Nayla langsung berlari meninggalkan mushola. Nayla sudah sampai dikantin dan langsung menuju meja Neta .

“Kamu kenapa Nay?” tanya Neta.

“Nggak papa," kata Nayla.

“Lo ada acara nggak besok?” tanya Neta.

“Nggak kenapa?” jawab Nayla.

“Anterin gue beli buku ya,” kata Neta.

Nayla mengangguk dan segera makan makanan yang telah dia pesan tadi. Selesai makan dia langsung pulang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!