Assalamualaikum wr wb...
Alhamdulillah akhirnya kita sudah berada di karya "TAKDIR CINTA TWINS" Maaf kalau mendadak tamat, tapi itu sudah Bunda pikirkan dari jauh hari. Sekarang masih kisah anak-anak Reno dan Delena, ada juga peran pendukung seperti anak-anak Davina dan Fanny semua menjadi satu di kisah ini. Cerita ini Bunda kemas secara natural dan menyentuh.
Tidak lupa Bunda mengucapkan banyak terimakasih pada para pendukung setia karya Bunda Eny76. BUNDA Sangat terharu dengan antusias kalian yang masih menunggu kisah anak-anak Reno berlanjut hingga benar-benar TAMAT.
NB! Bagi kalian yang ingin membaca novel "Takdir Cinta Swins" Tolong membaca novel ISTRI PENGGANTI CEO Seoson 1&2 lalu baca lagi novel "Kembalinya Sang Macan Asia." Biar kalian tidak bingung bacanya dan mengetahui pangkal dari cerita berseri ini.
Yuk kita ikuti kelanjutannya dan jangan lupa terus dukung karya Bunda dan berikan komentar yang membangun 🙏🥰
____________
Sebuah pintu yang terbuat dari besi baja dengan ukiran kalajengking di depan pintu terbuka dengan perlahan. Suara decitan pintu yang memekik telinga terbuka semakin lebar. Reno melihat ruangan yang sangat luas, dua orang pria itu mendorong tubuh Reno untuk masuk kedalam ruangan tersebut. Mata Reno menatap liar pemandangan didepannya. ia melihat Yanto masih tergeletak di lantai dengan suara ringisan yang memilukan. Seorang pria duduk di sebuah singgasana dengan santai tanpa memakai pakaian dan bertelanjang dada, sebuah tato bergambar kalajengking hitam terukir di dada bidang pria itu. celana pendek di bawah dengkul menjadi ciri khas Pria bersuara bariton dengan sebuah cerutu yang terselip di bibir hitam nya.
"Prok.. prok.. prok.." Pria itu bertepuk tangan dengan kaki bertumpu pada kaki satunya.
"Selamat datang Reno Mahesa! senang bertemu dengan mu hari ini."
"Sialan! dia sudah mengetahui diriku sebelum aku membuka penutup wajahku!" maki Reno dalam hati.
"Siapa dirimu? apa tujuan mu ingin merusak kehidupan kelurga ku? Bukankah aku tidak punya urusan dengan mu!" tanya Reno to the poin dengan tatapan Nyalang.
"Hahahaha..." pria itu terbahak seraya beranjak dari duduknya dan berjalan kearah Reno berdiri.
"Tentu saja kita punya masalah! Pria itu tersenyum lebar, hanya matanya yang tertutup sebuah topeng berbentuk kalajengking.
"Apa masalahku dengan mu? sehingga kau menusuk aku dari belakang dengan menyuruh supir pribadi yang aku percayai sebagai mata-mata di mansion ku!" hardik Reno.
"Huft! Pria itu menghempaskan nafas kasar dan menyeringai "Sebenarnya aku tidak ada urusan denganmu, tetapi dengan kedua anak kembar mu!
Reno melebarkan pupil matanya "Apa yang kau maksud dengan kedua anak kembar ku! bicaralah yang benar tidak perlu basa-basi!"
"Baiklah, baik, sepertinya kau sudah tidak sabar! pria itu melipat kedua tangannya di dada "kedua anakmu telah mencuri USB milik ayah ku, selama bertahun-tahun USB itu berada di tangannya. Ayah ku berulang kali meminta kedua anakmu untuk mengembalikan USB itu, Namun hingga batas kesabaran Keluarga ku sudah habis, kedua anakmu tidak kunjung mengembalikan nya!
"USB apa yang kau maksud?!
"Kau tidak perlu tahu isinya! karena itu rahasia Genk kalajengking!"
"Baiklah, kita bisa berdamai dan aku akan meminta USB itu pada anakku, bila mereka menyimpannya."
"Sudah terlambat! aku sudah tidak memerlukan nya lagi. kalian semua sudah lancang ikut masuk kedalam ranah pribadi kami!" bentak Pria dengan kedua tangan mengepal, lalu ia berjalan kearah singgasana nya.
"Vano dan Vana terlibat kasus dengan Genk kalajengking? sejak kapan mereka memiliki USB itu? Kenapa mereka berdua tidak pernah cerita padaku?! batin Reno berkata lirih.
Melihat ada kemarahan di setiap gerakan pria berambut perak itu membuat Reno waspada, ia masih harus bernegosiasi, sebab Zidan berada di tangannya.
"Dimana anakku Zidane kau sembunyikan!" tanya Reno penuh penekanan.
Pria itu menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Reno, terlihat senyuman mengejek di bibirnya. Dengan santainya Pria itu duduk kembali, lalu mengambil cerutu yang berada di atas meja samping ia duduk. ia menyalakan pematik api dan menghisap cerutu itu dalam-dalam. Gumpalan asap rokok mengitari wajahnya.
"Apa kau masih menginginkan anak mu kembali?! tanyanya mengejek
"Anakku tidak bersalah, Kenapa kau tega menyandra anak kecil yang tidak tahu apa-apa urusan orang dewasa!"
"Anak lelakimu sebagai pengganti kedua kakaknya yang sudah kurang ajar!"
"Kembalikan anakku Zidan! aku akan memberikan apa yang kau mau, asalkan anakku bisa kembali dalam keadaan utuh!"
hahahaha... Anda sedang bergurau tuan Reno! penawaran mu tidak akan merubah keputusan ku untuk tidak kembalikan anak lelaki mu!"
"BRENGSEK!! pekik Reno dengan gigi gemeretak, kedua tangannya mengepal kuat, mata tajam bagai elang menyoroti pria itu.
"Siapa dirimu sebenarnya? tunjukkan padaku! Jangan Jadi pecundang dengan menutup wajahmu di balik topeng siaran itu! maki Reno dengan geram.
"Hahahaha...." belum saatnya kau mengetahui siapa diriku!"
Reno menghempaskan nafas kasar "Aku akan menebus anakku Zidan dengan menukar salah satu perusahaan milikku!"
Pria berambut perak itu terkekeh "Bila kau memaksa baiklah! lalu ia menyunggingkan senyum licik dengan sudut bibir terangkat "Aku menginginkan semua perusahaan milikmu yang berada di Indonesia dan Asia!"
Mata Reno Naylang tajam dan terus menatap kearah pria itu yang masih menghisap kuat cerutu di tangannya "Bagaimana, apakah kau setuju?! ucapnya santai seraya menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
"Kau pikir seluruh hartaku turun dari langit! seru Reno meradang "Bila kau mau, akan aku berikan satu anak perusahaan yang berada di Italia!"
Pria itu menggeleng cepat seraya mengetuk-ngetuk jari-jarinya diatas meja yang berada di sampingnya.
"Kau sudah menguji kesabaran ku! pekik Reno mulai tersulut emosi. "Apa yang kau inginkan dariku? bentak Reno "Oke, aku akan memberikan mu dua anak perusahaan, ku rasa itu sudah lebih dari cukup!"
"Ahh, tuan Reno! kenapa kau begitu pelit. kau memiliki 15 anak perusahaan yang tersebar di seluruh Asia. belum lagi yang berada di Eropa dan Jakarta. kurasa dengan memberikan aku 75% perusahaan mu, kau tidak akan bangkrut." pria itu terkekeh seraya menunjukkan giginya yang kecoklatan.
"Kau memang sudah keterlaluan! ingin merampas harta milik keluarga ku dengan cara licik dan menyandra anak ku!" mata Reno kini beralih pada Yanto yang masih meringis kesakitan di bawah lantai "Dan kau Yanto! menunjuk kearah wajah pria itu "Ini kah balasan yang kau berikan padaku! menghianati ku demi sebuah harta yang tidak akan abadi dengan cara mencuri, Kau korban kan anakku Zidan! teriak Reno murka.
Yanto hanya terdiam, ia tidak berani menatap wajah Reno yang terus menatap dirinya penuh kebencian.
"Hahahaha..." kacung mu saja sungguh luar biasa, ia rela mengkhianati tuannya demi iming-iming harta yang aku tawarkan. Tetapi rasanya ia sudah tidak berguna lagi."
Yanto mengangkat wajahnya dan menatap ke arah pria itu, tubuhnya bergidik ngeri seakan kematiannya sudah mendekat.
"Ap-apa maksud Tuan? bukankah aku sudah menuruti semua perintah Tuan, bahkan aku sudah berkata jujur kalau Reno datang bersama dua orang bawahannya."
Seketika Reno menatap tajam kearah Yanto, di saat terdesak pun Yanto masih berkhianat padanya. sungguh Reno tak habis pikir dengan mantan supir pribadinya yang sudah ia anggap sebagai saudara.
Seketika pria bertubuh kekar itu mengambil sebuah pistol dari laci meja dan mencium ujung pistol itu. Lalu ia berdiri dan mengarahkan pistol itu kearah Yanto dan Reno secara bergantian.
"Tu-an, apa yang ingin anda lakukan padaku?! Bukankah aku sudah memberikan informasi tentang keluarga Reno Mahesa, bahkan aku sudah bekerja keras untuk membantumu menghancurkan keluarga Reno Mahesa."
Lagi dan lagi, Reno menatap tak percaya pada penuturan Yanto. ia sungguh kecewa dan berharap Yanto tidak terlibat dalam penculikan anaknya, Namun kenyataan nya, Pria itu justru berkerja sama dengan ketua Genk kalajengking dan sudah berhasil menghancurkan keluarga nya. Reno sudah kecolongan dan menyesali semua itu.
Pria bertopeng kalajengking itu menghentikan gerakan tangannya dan...
"DORRR!!!!
💜💜💜
Hay... hai... Jangan lupa untuk membantu Karya Bunda dengan cara: LIKE, VOTE/GIFT, RATE BINTANG 5 DAN KOMENTAR NYA 😍
💜HAPPY READING 😍
💜BERSAMBUNG_____
Lagi dan lagi, Reno menatap tak percaya pada penuturan Yanto. ia sungguh kecewa dan berharap Yanto tidak terlibat dalam penculikan anaknya, Namun kenyataan nya, Pria itu justru berkerja sama dengan ketua Genk kalajengking dan sudah berhasil menghancurkan keluarga nya. Reno sudah kecolongan dan menyesali semua itu.
Pria bertopeng kalajengking itu menghentikan gerakan tangannya dan...
"DORRR!!!!
Seketika Yanto tergeletak tak bernyawa. Wajah ketakutan Yanto yang Reno lihat hilang dalam sekejap. Reno menyesali perbuatan Yanto yang sudah bersekutu dengan Genk kalajengking, hidupnya harus berakhir di tangan orang yang sudah ia bantu, Namun tetep saja kematian menghampiri nya.
"Manusia kejam sepertimu, sudah terbiasa membunuh orang yang sudah membantumu, tetapi aku tidak menyalahkan kau bila ingin menghabisi penghianat itu! itu udah pilihan Yanto sendri dengan berkerja sama dengan orang yang salah. Aku tidak tahu senang atau sedih melihat penderitaan mantan supir pribadiku, yang selama ini sudah ku anggap seperti keluarga."
"Hahahaha... Reno... Reno... kau masih saja naif! kau juga seorang mafia besar dan tidak kalah sadisnya bila menghadapi lawan, julukan Macan Asia yang terkenal di seluruh Asia tenggara."
Reno masih terus menatap tajam kearah Pria berambut perak itu.
"Laki-laki bodoh seperti Yanto tidak berguna bagi ku!"
"Cih! Reno berdecih "Itu urusan mu, Yanto sudah tidak bekerja lagi padaku!
"Tuan Reno, aku sudah membunuh si penghianat itu, apa imbalan untuk ku!" pria itu terbahak-bahak dengan suara yang melengking.
Tak berapa lama sebuah pintu terbuka lebar masuk 4 orang Bodyguard. "Cepat kalian bawa mayat itu dan lemparkan ke lubang buaya. jadikan tubuhnya makanan buaya peliharaan ku!
Empat orang pria itu mengangguk lalu mengangkat tubuh Yanto dan membawanya keluar dari ruangan itu.
Bagaimana Tuan Reno, kau sudah pikirkan masak-masak? Apa perlu anakmu juga masuk kesarang kalajengking atau ke lubang buaya peliharaan ku!
"Cukup! gertak Reno emosi 'Sekarang Yanto sudah kau bunuh! kembalikan anakku Zidan!
"Tidak semudah itu! pria itu menatap tajam kearah Reno yang terlihat tegang.
"Oh iya Tuan Reno, Aku memiliki kejutan untukmu! Pria itu menyeringai "Masuklah! teriak pria bertopeng kalajengkingp itu dari dalam ruangannya.
"BRAKK!
Pintu dibuka dengan keras, lalu dua orang pria berwajah sangar melempar seorang pria ke lantai.
"Brukk!
"Steve! pekik Reno terkejut.
Steve mendongak kan kepalanya dan menoleh pada Reno. "Paman!
"Hahahaha... Baguslah akhirnya kalian bisa reuni di sini."
Reno berjalan kearah Steve dan membantunya untuk bangun. "Kenapa kau bisa berada di sini." bisik Reno
"Sudah pasti aku ketahuan paman! jawabnya pelan
"Sudah ku bilang, jangan ceroboh!
"Mereka lebih lihai daripada belut." umpat Steve sambil bangkit berdiri "Ahh sial! tubuh ku sakit semua Paman."
"Lebih baik kau diam saja dan jangan banyak bicara!" perintah Reno masih berbisik
"Sudah diskusinya?! pria itu mengejek
"Aku sudah memberikan penawaran padamu, untuk membebaskan anakku Zidane!
"Tapi saya belum setuju dengan penawaran yang kau berikan, Tuan Reno!
Reno sempat berpikir lalu menatap tajam ke arah pria bertopeng kalajengking itu "Baiklah, aku akan memberikanmu 50% perusahaan milik ku!"
"Ap-apa...?! Tiba-tiba Steve terkejut dengan membelakan matanya "Apa maksud Paman? ingin menyerahkan perusahaan 50% padanya?!
Reno menoleh kearah Steve "Apa kau tidak mendengar perkataanku? ku suruh kau diam! bentak Reno yang hanya di dengar oleh mereka berdua, dan di anggukan oleh Steve.
"Sudah kubilang dari awal, aku tidak ingin 50% tapi 75% dari perusahaan milikmu untuk menjadi hak ku!"
"Baiklah, aku setuju! tanpa berpikir panjang Reno memutuskan untuk melepaskan hampir seluruh aset kekayaan nya, demi menyelamatkan darah dagingnya. Tentu saja membuat Steve terkejut dan hampir pingsan. Steve sangat menyayangkan keputusan Reno yang mau menyerahkan seluruh harta kekayaan peninggalan Keluarga besar Mahesa, Kakek nya.
"Paman apa aku tidak salah dengar? tolong pikirkan kembali." rayu Steve.
Sekali lagi Reno menatap tajam ke arah Steve dan mengisyaratkan untuk diam. Hanya anggukan kepala dan wajah memelas sebagai tanda Steve mengikuti langkah Reno.
"Muehehehe....." Pria berambut perak itu terkekeh.
"Tetapi, Aku tidak sebodoh itu ingin melepaskan Perusahaan keluarga ku, sebelum membuktikan kalau anak ku Zidane baik-baik saja. Aku ingin melihat anakku Zidane! jawab Reno tegas.
"Tentu saja, namun sayang anakmu tidak berada di markas ini."
"Apa maksudmu! teriak Reno geram, ia sangat murka karena sudah dipermainkan oleh ketua geng kalajengking.
"Anak mu berada di tempat terpencil tidak jauh dari tempat ini. Posisinya di belakang markas aku, akan ku perlihatkan sebuah layar yang langsung menghubungkan dengan tempat itu."
"Robert! pria itu memanggil salah satu orang kepercayaannya yang berdiri di depan pintu. pria bernama Robert berjalan mendekat dengan membawa beberapa lembaran kertas di tangannya.
"Cepat kau buat perjanjian dengan Tuan Reno untuk mengalihkan 75% hartanya padaku!"
"Aku tidak akan menandatangani surat perjanjian itu sebelum aku melihat keadaan anakku! seru Reno tidak main-main.
"Ya Tuhan, ada apa isi otak kepala Tuan Reno. Kenapa dia semudah itu ingin memberikan semua hartanya pada laki-laki brengsek itu!" batin Steve berkata kesal. "Sungguh Pria dengan julukan Macan Asia, seorang ayah yang peduli dengan nyawa dan keselamatan sang anak."
"Okay! Pria itu mengambil sebuah remote control yang berada di atas meja, jari nya menekan satu tombol, terbuka sebuah layar lebar berukuran besar di belakang singgasananya. Mata Reno dan Steve tidak lepas dari layar itu, hingga memperlihatkan sebuah lokasi terpencil dan sangat terjal di penuhi pepohonan liar, hingga terlihat sebuah bangunan kuno yang sudah tua, dinding kokohnya sudah banyak hancur sana-sini. Vidio itu semakin memperlihatkan keadaan di sekitar tempat yang sudah tidak terurus, hingga rekaman Vidio itu berhenti di sebuah halaman luas di belakang bangunan tua. Vidio terus mengarah pada sebuah rumah yang terbuat dari besi baja. Saat pintu besi di buka, Ketua kalajengking menjedah putaran filmnya.
Jantung Reno berdebar kuat seakan jantungnya di tarik paksa untuk lepas, suara detak kannya enggan untuk berhenti. Perasaan Reno mulai campur aduk, antara khawatir dan cemas menjadi satu.
"Sebentar! aku akan memberikan mu sebuah kejutan! ejek pria itu tersenyum lebar.
Reno menarik nafas dalam-dalam untuk menetralisir jantungnya. "Jangan pernah bermain-main denganku! aku bisa saja menghabisi mu hari ini juga." Reno mulai terpancing emisinya.
"Hahahaha....." kau sudah tak sabar ingin menemui anakmu bukan? persiapkan mentalmu dulu agar kau tidak gila melihat keadaan anakmu!"
"B*jing*n kau! kau apakan anakku! teriakan Reno menggema di dalam ruangan.
"Paman, kendalikan amarahmu. Pria iblis itu sedang memancing amarah Paman." ujar Steve memperingati
Terdengar nafas Reno yang memburu, dadanya turun-naik, terlihat pria mata elang itu sedang memuncak amarahnya. kedua tangannya mengepal kuat, sehingga dari jari-jari tangannya keluar urat-urat biru yang menonjol.
"Okay... okay...kali ini aku tidak akan menjedah lagi, kita akan habisi sampai tuntas!" Pria itu tersenyum licik dan mulai menekan tombol kembali, pintu besi dibuka lebar terlihat ada kolam besar di tengah-tengah, di pinggiran kolam tersebar ribuan kalajengking. Vidio semakin mendekat kearah Kolam, terlihat banyaknya buaya yang sedang lapar dengan gigi-gigi tajamnya.
Layar Vidio mulai mengarah keatas kolam. Alangkah terkejutnya Reno dan Steve dengan mata membola sempurna, saat melihat tubuh Zidane bergelantungan dengan tangan terikat tali dan mulut disumpal. Tubuhnya bergerak kesana-kemari mengikuti tali yang berputar pada porosnya. Bila saja talinya terputus, sudah pasti tubuh Zidan akan menjadi santapan buaya-buaya lapar itu. Hati Reno langsung tersayat, ia tak percaya dengan apa yang sudah Ia lihat.
"Zidane! teriak Reno prustasi, hampir saja Reno menerjang tubuh Pria bertopeng kalajengking yang masih memegang pistol, sekali tembak Reno sudah pasti meregang nyawa, untung Steve menarik tangan Reno dan menggeleng kuat. "Sabar Paman, kita pasti bisa menemukan jalannya." ucap Steve pelan.
"kau apakan anak aku B*ngs*t! mata elang Reno memerah dan tatapannya menghunus tajam pada pria berambut perak itu.
"Bagaimana? kau sudah pikirkan penawaranku untuk menukar anakmu dengan perusahaan milik Mahesa grup 75%..?!
Amarah Reno sudah tak terkendali dan ingin membunuh pria di depannya. Lagi-lagi Steve menahannya "Paman tidak bisa membunuh pria itu sekarang, karena kita berada di wilayah markas besarnya. percuma kita melawan mereka paman, yang ada kita mati di tangan mereka sebelum menyelamatkan Zidan! Reno bergeming, apa yang di katakan Steve ada benar nya, ia tidak boleh gegabah dan tersulut emosi. Tapi, bagaimana tidak murka, seorang ayah melihat penderitaan anak kandungnya dalam kandang buaya yang kapan saja bisa jatuh ke kolam.
Hati Reno begitu terluka dan sakit, baru kali ini ia merasa tidak berguna menjadi seorang ayah. Airmata menetes deras dari sudut matanya, pandangan mata Reno mengabur dan dadanya terasa sesek.
"Bagaimana Tuan Reno? apa kau ingin menandatangani sekarang? atau memilih anakmu mati dimakan buaya!"
"Bedebah! kau adalah iblis berkedok manusia! bentak Reno.
"kau tidak pernah berkaca pada dirimu sendiri Reno! kau dulu juga seorang iblis yang menghabisi nyawa orang-orang bagaikan mematikan nyamuk! kau ambil harta dan perusahaan mereka untuk kepentingan dirimu sendiri!"
"itu tidak benar! siapa yang sudah meracuni otakmu dengan mengatakan keburukan tentangku! pasti ada orang di belakangmu yang sudah berniat ingin menghancurkan keluarga dan reputasiku!
"Kau tidak perlu membela diri tuan Reno! aku memiliki catatan buruk tentang mu, kau dulu banyak merampas dan mencuri perusahaan milik cukong-cukong itu. Sekarang bersiaplah menerima karma mu!"
Reno mendesah kasar "Dulu tugasku hanya memburu mafia-mafia kelas kakap yang mengambil perusahaan hak milik orang lain, dengan cara yang tidak manusiawi. setelah berhasil di tangan ku, mereka menjual anak perusahaan nya pada ku. Aku bukanlah seorang pencuri! teriak Reno.
"Terserah! sekarang kau ingin memberikan 75% perusahaan itu atau anakmu menjadi santapan buaya-buaya lapar!
"Paman! Steve ingin memberikan solusi dan mensupport Reno, Namun Reno mengangkat lima jarinya untuk Steve tidak ikut campur.
"Baiklah, aku akan mendatangani perusahaan yang kau pinta. Tetapi..." Reno menatap tajam, bagai bola-bola api yang siap membakar lawannya "Aku ingin anakku Zidan berdiri didepan ku!
"Tidak bisa!
"Dasar manusia licik! maki Reno
Mereka berdua masih terus berdebat, sementara itu. Di luar Markas kalajengking yang terlihat angker, seorang wanita cantik sudah memakai pakaian serba hitam ala-ala Ninja.
"Sudah saatnya aku bergerak! aku tahu posisi Zidan dimana. Untung saja aku mengikuti pria itu, bila tidak, aku Kehilangan jejaknya."
Sabrina mulai menaiki pohon besar yang berdiri kokoh di samping Markas kalajengking. Tubuhnya ringan bagaikan kapas, ilmu bela diri miliknya tidak lah main-main. ilmu meringankan tubuh membuat Sabrina mudah untuk menaiki pohon dengan cepat dan melompat kebawah dengan mudah tanpa terjatuh.
"Sepertinya penjagaan disini sangatlah ketat! mata liar Sabrina terus menyoroti keadaan di area Markas kalajengking "Aku harus secepatnya menolong Zidane!"
Sabrina melesat bagaikan angin dan menghilang tanpa jejak.
💜💜💜
@Bersambung🥰
Sabrina mulai menaiki pohon besar yang berdiri kokoh di samping Markas kalajengking. Tubuhnya ringan bagaikan kapas, ilmu bela diri miliknya tidak lah main-main. ilmu meringankan tubuh membuat Sabrina mudah untuk menaiki pohon dengan cepat dan melompat kebawah dengan mudah tanpa terjatuh.
"Sepertinya penjagaan disini sangatlah ketat! mata liar Sabrina terus menyoroti keadaan di area Markas kalajengking "Aku harus secepatnya menolong Zidane!"
Sabrina melesat bagaikan angin dan menghilang tanpa jejak.
"Aku harus melewati penjagaan itu, arah jalanan itu di jaga sangat ketat." Sabrina terus berpikir "Bisa saja aku memaksa melewati jalan itu, sudah pasti Kami akan berkelahi dan menimbulkan kedatangan yang lainnya. lebih baik aku menggunakan cara lain saja." tiba-tiba Sabrina tersenyum licik, kini ide nya sudah keluar. "sekarang aku akan memulainya."
Sabrina mengambil sebuah batu dan melempar kearah salah satu penjaga yang sedang berdiri.
Pletak!
"Aaww..."
"Kenapa? tanya salah satu penjaga
"Ada yang menimpuk kepalaku dengan batu! ucap pria itu seraya mengusap kepalanya yang sakit.
'Ahh, kau salah kali mana ada yang menimpuk mu, sudah jaga lagi yang benar pekerjaan kita ini dipantau oleh Bos!"
pria itu kembali berjaga. kali ini sebuah batu besar menimpuk punggung badannya.
"Sialan, siapa yang sudah menimpuk ku lagi! sengit Pria itu.
"kau cari saja sumbernya daripada kau berteriak-teriak!
"Baiklah aku ke sana dulu sebentar! pria itu berjalan kearah Sabrina yang sedang bersembunyi, Namun laki-laki itu celingukan tidak menemukan siapa-siapa. Saat ia ingin kembali melangkah, dengan cepat Sabrina menarik tubuh laki-laki itu dari belakang dan membekap mulutnya. lalu menotok titik syaraf di lehernya agar ia tidak bisa bergerak dan lumpuh total.
Sabrina mulai melakukan hal yang sama pada ketiga pria tersebut, hingga tersisa satu orang yang berjaga. Ia mulai keluar dari persembunyiannya dan berjalan mendekat kearah Pria itu berjaga.
"Haiii siapa kau!" pekik pria itu
Sabrina tersenyum licik di balik penutup wajahnya, secara spontan ia menarik pria itu dan menotok titik syaraf nya "Pergilah bersama teman-teman mu ke neraka! laki-laki itu berontak, namun kalah cepat dengan gerakan tangan wanita berdarah Jepang itu.
kini keempat laki-laki itu tidak bisa bergerak dan lumpuh seperti mayat hidup.
Sabrina memasuki gerbang yang tertutup rapat itu dengan gerakan cepat, ia menyusuri jalanan yang terjal dan mendaki tebing yang curam. "Ahh sial! aku tidak tahu tempat ini, di mana lokasi Zidan di sekap. Bodohnya aku hanya mengikuti salah satu anak buah Genk kalajengking hanya sampai depan gerbang pintu itu. tempat ini sangat luas dan hari mulai gelap, aku harus secepatnya menemukan lokasi Penyekapan itu."
Sabrina terus berjalan menyusuri pepohonan rindang dan tanaman liar yang berada di sekitar, suara bunyi binatang malam mulai terdengar lirih Sabrina tidak menghentikan langkahnya Ia terus mengikuti instingnya.
"Ponsel! ya aku harus menghidupkan lampu senter dari ponsel." Sabrina mengambil ponsel yang ia sematkan di pinggangnya dan mulai meyenter jalanan tersebut. Seketika ia menghentikan langkahnya, ada sesuatu yang berjalan di kakinya di lalu naik keatas. Sabrina meyenter ke bawah tanah dan melihat sepatu kets nya, alangkah terkejutnya Sabrina kala melihat segerombolan kalajengking berjalan ke tubuhnya.
"Sial! dari mana kalajengking ini kenapa Iya sudah berada di tubuhku! pekik Sabrina. "Aku tidak boleh menyentuh binatang yang mematikan ini, bila tidak aku akan mati terkena racunnya Jalan satu-satunya terpaksa aku harus membuka pakaian ini!
Dengan perlahan Sabrina mulai membuka pakaian ninjanya satu-persatu dan melemparkan nya sejauh mungkin. Akhirnya wanita dingin itu bernafas lega dengan nafas tersengal-sengal. Tersisa celana jeans dan kaos putih yang melekat di tubuh Sabrina. "aku harus secepatnya pergi dari sini sebelum mereka curiga dan mengejarku!
Sabrina meneruskan langkahnya kembali.
Didalam sebuah ruangan, tampak pria berambut perak dan memakai topeng kalajengking masih berseteru dengan Reno
"Tidak ada pilihan lain, sepertinya kau lebih memilih anakmu mati jadi santapan buaya-buaya lapar itu daripada kau menyerahkan perusahaan 75% itu! bentak pria bertopeng terlihat emosi.
"Bedebah! kau beraninya mengancam kami dengan menggunakan cara licik!" seru Steve yang mulai tersulut emosi.
"Hey! siapa yang menyuruh mu berbicara! sentak ketua kalajengking "Apa kau juga ingin mati menyusul Yanto!" bentak nya lagi seraya menodongkan pistol ke arah Steve.
Reno menarik tangan Steve ke belakang punggungnya dan menjadi perisai untuk asistennya "Kau tidak ada urusan dengan asisten ku! ini antara kita berdua!"
Pria bertopeng kalajengking itu mengambil remote dan mulai menekan tombol layar, lalu ia memperlihatkan keadaan Zidane kembali. Terlihat wajah dan tubuh gemetar dari anak laki-laki berusia 12 tahun itu. Sungguh hati Reno berdenyut pedih, ia sudah tidak sanggup melihat anaknya yang menjadi korban kebiadaban kalajengking.
Mudah bagiku untuk menjatuhkan tubuh anakmu ke dalam kolam buaya, kau tahu?! Pria berambut perak itu menatap kearah Reno dengan senyuman licik. "Buaya-buaya peliharaan ku sudah seminggu lebih tidak makan daging manusia. pastinya binatang itu sangat lapar.
"Paman! apa tidak Ada cara lain lagi untuk tidak menyerahkan perusahaan milik Paman. terdengar Reno menghela nafas. "Ingat paman, kelurga dan anak-anak Paman sangat membutuhkan perusahaan itu untuk masa depannya. jangan sampai pria brengsek itu mengambilnya dan ingin menguasai perusahaan Paman."
"Tidak Steve, tidak ada pilihan lain lagi untuk menandatangani surat penyerahan perusahaan ketangan pria busuk itu. Tetapi kau tenang saja, Aku pastikan perusahaan itu akan kembali lagi padaku dengan caraku sendiri! aku hanya sedang memancing dirinya." tukas Reno meyakinkan asistennya.
Steve hanya mengangguk, walau ia sedikit ragu dengan keputusan tuannya, namun ia bisa apa? selain pasrah dan menerima keputusan sang Macan Asia.
💜💜💜
@Ada satu bab lagi malam ini🥰
@Berssmbung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!