NovelToon NovelToon

Ketulusan Cinta Dari Gadis Desa

Arumi Ningrum

"Kamu jadi berangkat lusa sayang?" Tanya Clara Evania.

"Iya sayang, harus bagaimana lagi? Ini sudah menjadi tanggung jawabku," Jawab Teguh Mahendra.

Teguh Mahendra lelaki tampan, berbadan tinggi dan tegak, memiliki wajah yang siapa saja melihatnya tidak pernah ada kata bosan. Berumur 35 tahun, yang berprofesi sebagai Dokter umum.

Teguh memiliki kekasih yang tak lama lagi akan dinikahi. Hubungannya sudah lama, bahkan semua keluarga sudah mengetahui hubungan mereka.

Rencananya pernikahan mereka berdua akan diselenggarakan. Namun karena Teguh yang harus bertugas ke pedesaan terpencil, mau tak mau harus menunda pernikahan mereka dulu.

"Jaga dirimu baik-baik disini sayang! Jangan nakal," ucap Teguh, yang memberi nasehat kepada Clara.

"Ya kamu tenang saja sayang, aku bisa menjaga diriku saat kamu jauh disana," jawab Clara, yang mencoba memberi pengertian kepada Teguh.

Hubungan mereka berdua selalu terlihat baik-baik saja, mereka juga jarang sekali bertengkar, bahkan salah paham. Namun mereka tidak pernah menyadari jika hubungan itu tidak akan selamanya indah tanpa ada bumbu-bumbu pertengkaran.

Setelah Teguh selesai menyimpan semua pakaiannya ke dalam koper, yang akan digunakan selama satu bulan berada di desa terpencil itu. Teguh mengajak Clara untuk jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, karena memang hobi Clara suka shopping dan membeli pakaian semua bermerek.

Sesampainya di pusat perbelanjaan, dengan sangat gembira seperti anak kecil. Clara membeli pakaian, sepatu, tas, dan perlengkapan make up.

Namun karena Teguh sangat mencintai Clara, sehingga tidak pernah berpikir bahwa itu semua namanya pemborosan.

"Sayang belanjain aku yang banyak ya, nantikan kamu pergi lama meninggalkan aku," pinta Clara, kepada Teguh.

"Pilihlah sesuka hatimu sayang! Apa Sih yang tidak," jawab Teguh.

Tiba-tiba saat Teguh dan Clara, sedang asik memilih barang-barang kesukaan Clara. Tiba-tiba datanglah seorang wanita cantik yang berprofesi sama seperti Teguh. "Hei Dokter Teguh," sapa Dinda, kepada Teguh.

"Hai juga Dokter Dinda, sendirian Dok?" Tanya Teguh.

"Selalu saja suka mengejek aku mentang-mentang kamu sudah memiliki kekasih," jawab Dinda yang merengut karena Teguh suka sekali mengejek dirinya.

"Hei Dokter Dinda," sapa Clara kepada Dinda.

"Hei juga Clara, senang banget sih," ucap Dinda.

"Iya dong itu harus," jawab Clara.

Sebenarnya Clara tidak terlalu menyukai Dinda, namun hal itu tidak pernah Clara Perlihatkan. Bagi Clara Dinda terlalu manja kepada kekasihnya walaupun Teguh tidak pernah merespon sedikitpun.

"Jangan terlalu banyak membeli sesuatu nanti mubazir loh!" Ucap Dinda yang mengefek Clara, yang suka membeli barang-barang sesuka hati. namun tidak pernah memikirkan bagaimana susahnya Teguh bekerja.

"Tidak apa-apa dokter Dinda, saya merasa senang jika kekasih saya juga ikut senang. Karena saya kerja juga buat dia nantinya," jawab Teguh, yang memang benar tidak merasa keberatan dengan sikap Clara yang terlalu menghambur-hamburkan uang.

"Setidaknya kan bisa belajar hemat dan harus memiliki tabungan yang cukup. berumah tangga itu tidak mudah," ucap Dinda yang sudah sangat mengetahui tentang berumah tangga walaupun dirinya sampai saat ini belum juga pernah menikah.

Dinda bukanlah orang kaya. Namun karena kepintarannya bisa mendapatkan beasiswa untuk sekolah kedokteran. Hal itu membuat Dinda sedikit perhitungan tentang masalah keuangan, karena Dinda tahu bagaimana sulitnya mencari uang.

"Nanti dia juga bisa belajar untuk menghemat uang Dokter Dinda, jika sudah berumah tangga."

Dinda tidak ingin terlalu mengurusi tentang hubungan orang. Dinda memutuskan untuk segera berpamitan kepada Teguh dan juga Clara. "Ya sudah bersenang-senanglah kalian, aku pamit dulu karena sebentar lagi jadwal masuk ku akan tiba."

"Hati-hati di Jalan Dokter Dinda," ucap Teguh.

***

Di sebuah desa terpencil seorang gadis yang sedang mencuci di pinggir sungai. Setiap harinya seperti inilah kegiatan Arumi yang tidak sekolah karena masalah keuangan.

Sebab itu Arumi tidak sepintar gadis pada umumnya. Arumi tidak bisa membaca menulis bahkan bisa dibilang buta huruf.

"Arumi.. Arumi.. Bagaimana bapakmu? Masih sakit?" Tanya Nining sahabat baik Arumi.

"Iya nih bapak masih sakit, biasa mungkin sudah tua. minum obat dari warung pun juga seperti itu saja tidak ada perkembangannya," jawab Arumi.

"Aku dengar besok lusa ada seorang dokter yang dari kota akan bertamu ke desa kita. Dia akan memberikan pengobatan gratis."

"Wah benarkah itu Ning? Aku pasti akan membawa bapak ke sana."

"Iya nanti dokter itu akan bertamu ke rumah para penduduk, dia juga akan memberikan nasehat untuk kesehatan para warga," jawab Nining.

"Wah Dokter itu tampan nggak ya?" Tanya Arumi yang hanya bercanda kepada Nining.

"Aduh kita sebagai gadis desa harusnya sadar diri! Bagaikan Bumi dan Langit jika kita bersanding dengan mereka yang memiliki jabatan tinggi," jelas Nining.

"Namanya juga jodoh tidak perlu khawatir! Dokter Juga manusia, jadi bedanya sama kita hanya saja keadaan," jawab Arumi.

Seperti itulah perdebatan kedua sahabat itu setiap harinya. bertemu di sungai untuk mencuci pakaian mereka. Namun Arumi berbeda dengan Nining, karena Nining pernah bersekolah sampai kelas 2 SD jadi sedikit bisa membaca dan berhitung.

Arumi Ningrum, seorang gadis Desa yang memiliki banyak kekurangan. Hanya saja Arumi memiliki wajah paras cantik, dan polos.

Arumi berumur 19 tahun, dan memiliki seorang adik laki-laki, yang saat ini duduk di bangku SD.

Dengan kesederhanaannya, Arumi setiap harinya membantu sang Ibu mengurus rumah, dan berjualan kue basah keliling kampung.

Arumi juga sering dibohongi warga, karena Arumi tidak pandai membaca dan berhitung.

"Doni, mau tidak ajarin kakak menulis, membaca, dan berhitung," ucap Arumi kepada Doni.

"Tumben sekali kak Arumi mau belajar?" Tanya Doni yang merasa kebingungan.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin pintar saja tanpa harus bersekolah," jawab Arumi, yang membuat Ibu nya meneteskan air mata.

Ibu nya merasa menyesal tidak dapat membuat Arumi seperti gadis seusianya. keluarga ini hanya berharap kepada Doni, yang kelak akan merubah keadaan keluarga menjadi lebih baik.

Sedangkan Bapak Arumi, hanya petani yang sering meminjam ladang warga untuk mengais rejeki, dan akan berbagi hasil kepada pemiliknya.

Tinggi Darah

Keesokan harinya semua warga pada berkumpul di depan rumah Pak RT.

Arumi bersama Nining juga ikut untuk menyambut kedatangan dokter tampan itu.

"Yakin sekali kamu Rumi, kalau Dokter itu tampan. Siapa tahu dokter itu sudah tua namun masih bujang lapuk," ucap Nining yang asal ceplas-ceplos saja berkata.

"Eh sembarangan saja kamu, siapa tahu memang tampan. aku sih mikirnya seperti itu," jawab Arumi.

"Kalau dia tampan pun tidak mungkin suka juga dengan kamu. Sedangkan dia kan Dokter, orang kota, mana suka dengan gadis kampungan seperti kita," jelas Nining.

Tidak lama setelah itu muncullah mobil yang sangat mewah berhenti di depan Balai Desa. para warga pada berkerumunan untuk menyambut kedatangan Dokter, yang jarang sekali datang ke desa terpencil ini.

Saat Teguh keluar dari mobil dan terlihat warga desa pada antusias menyambut kedatangannya. "Selamat siang maaf membuat kalian semua pada menunggu lama," sapa Teguh dengan sangat ramah.

Warga terkejut dan sangat antusias saat melihat Dokter yang sangat tampan, dan baik hati, tidak sombong, dan juga ramah kepada penduduk.

"Tidak apa-apa Pak Dokter," jawab semua warga kepada dokter tampan itu.

"Perkenalkan nama saya Teguh Mahendra. Kalian bisa memanggil saya dengan Dokter Teguh. saya di sini akan menatap 1 bulan untuk melihat kondisi kesehatan para warga. Jika ada warga yang memiliki keluhan kesehatan, datanglah di jadwal yang akan saya tentukan nanti, kalian bisa hadir," jelas Teguh.

Setelah menyampaikan kata-kata untuk para warga. akhirnya Teguh diantar oleh Pak Sobri yang menjabat sebagai Pak RT saat ini. "Maaf Pak Teguh, jalanannya sangat susah, jika musim penghujan akan sangat licin," ucap Pak Sobri.

"Tidak apa-apa Pak Sobri, saya mengerti," jawab Teguh dengan apa adanya.

"Tuh kan kamu nih tidak mengerti sih, Dokternya tampan sekali, masih muda lagi," ucap Arumi yang di sepanjang perjalanan menceritakan Dokter Teguh.

"Iya tapi dia tidak mungkin juga menyukaimu Rumi! Sadar diri deh bangun dari tidurmu," jawab Nining.

"Kalau aku bisa mendapatkannya bagaimana? Ayo mau taruhan kah sama aku?" Ajak Rumi kepada Nining.

"Tidaklah taruhan pakai apa? Buang-buang uang saja, aku tak punya," jawab Nining.

Tak sengaja saat di perjalanan mereka berselisihan dengan Dokter Teguh. "Ya ampun tampan sekali Dokter Teguh," sapa Rumi kepada Dokter Teguh.

"Is kamu ini Rumi, memalukan sekali," bisik Nining yang masih terdengar di telinga Teguh, dan juga Pak Sobri.

Teguh tak menjawab ucapan Rumi namun hanya dibalas dengan senyuman ramahnya. karena memang sikap Teguh apa adanya, baik, dan ramah, kepada semua pasien dan juga sekitarnya.

"Rumi Nanti ajak bapakmu untuk konsultasi kepada pak Dokter! Saya dengar Bapakmu sakitnya sangat parah sekali," ucap  pak Sobri kepada Rumi.

"Iya pak nanti akan saya bawa tapi saya bingung apakah harus menggunakan gerobak untuk mengangkat bapak?"

"Kan ada Doni yang bisa membawa bapakmu," jawab Pak Sobri.

"Apakah sakit ayahnya sangat parah?" tanya Teguh kepada Pak Sobri.

"Sudah sekitar satu minggu lebih tidak bangun dari kasur. Hanya berbaring, namun jika duduk sebentar saja kepalanya terasa sangat pusing," jelas Arumi.

"Biarkan saya saja nanti yang akan menemui ke rumahnya. Bapak bisa tolong saya nanti untuk memberitahukan di mana tempat tinggalnya," ucap Teguh kepada Pak Sobri.

Baik Dokter, nanti sore atau malam akan saya antar ke rumah Rumi."

Rumi sangat senang sekali saat mendengar jika Dokter Teguh ingin berkunjung ke rumahnya.

"Rumi, Nining, kalau begitu kami permisi dulu," ucap Pak Sobri kepada dua gadis desa itu.

"Baik Pak, terima kasih," jawab Nining dan Rumi bersamaan.

Setelah Pak Sobri dan Dokter Teguh kembali melanjutkan jalannya. Rumi sangat kegirangan bahwa malam ini Dokter Teguh akan datang ke rumahnya.

"Ih beruntung sekali kamu Rumi, Dokter Teguh mau mampir ke rumahmu. Wah aku juga mau ditemui Dokter Teguh ke rumah," ucap yang juga ikut-ikutan bersikap seperti Rumi.

"Eh mana bisa begitu Nining? Emak, Bapakmu, kan sakitnya tidak seperti bapakku yang tidak bisa jalan," jawab Rumi.

"Bilang saja juga mereka tidak bisa jalan. Dokter Teguh pasti bisa ke rumahku," jawab Nining yang tertawa terbahak-bahak.

"Ehhh jangan ketawa seperti itu! Dokter Teguh ogah," ucap Rumi, yang membuat Nining semakin kesal dan terjadilah mereka berdua berlari saling kejar-kejaran.

Karena sore pak Sobri tidak bisa mengantarkan Dokter Teguh untuk ke rumah Rumi. Akhirnya Pak Sobri, bersama dengan Dokter Teguh berangkat pada malam hari.

Jalanan yang terlihat sangat sepi, tidak ada lampu-lampu yang menerangi setiap jalan. Sehingga Pak Sobri hanya menggunakan senter nya.

"Kenapa bisa Pak, desa ini tidak ada sumber listrik? Sehingga rumah warga pada gelap disaat malam hari," tanya Teguh kepada Pak Sobri.

"Saya sudah memberi usul kepada pemerintah, namun alasannya tetap sama. Jika listrik tidak sampai ke desa ini," jawab Pak RT kepada Dokter Teguh.

"Kasihan sekali Pak, bagaimana jika saat tengah malam ada warga yang ingin melahirkan, atau sakit parah? Pasti akan sangat susah sekali memberikan pertolongan cepat," ucap Teguh.

Hingga tak terasa Dokter Teguh bersama dengan Pak RT, akhirnya sampai di kediaman Rumi. "Assalamu Alaikum," ucap Pak RT kepada pemilik rumah tersebut.

Tidak lama setelah itu, pintu rumah terbuka dan muncullah sosok gadis yang ditemui Teguh tadi siang.

"Wa Alaikum Salam, masuk Pak, Dokter," jawab Rumi, yang mempersilahkan Dokter Teguh bersama dengan pak RT masuk kedalam rumah nya.

Terlihat jelas jika didalam rumah itu sangat gelap dan hanya diterangi oleh lampu pelita.

Rumah yang sederhana, hanya memiliki satu buah kamar. Hal itu dapat Teguh lihat dengan jelas.

"Bapakmu dimana Rumi?" Tanya Pak RT kepada Arumi.

"Bapak ada di kamar Pak, ayo silahkan masuk kedalam," ucap Rumi kepada pak RT dan Dokter Teguh.

Saat Teguh masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar, dibanding dengan kamarnya sendiri. Teguh melihat ada sepasang suami, istri, yang terbaring lemah diatas kasur yang sudah lusuh.

"Ibu, tiba-tiba terjatuh sore tadi Dok, sama persis seperti sakitnya Bapak," ucap Rumi, kepada Dokter Teguh.

"Saya periksa dulu," jawab Dokter Teguh, yang menghampiri dua pasang suami, istri itu.

Saat Teguh mulai memeriksa. Teguh mendapatkan penyebab penyakit sepasang suami, istri ini jadi terbaring lemah.

"Sebelum Ibu terjatuh, Ibu sempat makan sesuatu?" Tanya Teguh kepada Bu Surti.

"Saya tidak memakan apa-apa Pak Dokter, hanya saja beberapa hari ini kepala saya sangat pusing, dan badan saya terasa sangat lemas," jawab Surti, apa adanya.

"Kalau boleh saya tahu apa menu makanan yang kalian sediakan setiap harinya?" Tanya Dokter Teguh, kepada Arumi.

Pandangan Mata Arumi langsung tertuju menatap Mata Dokter Teguh, yang terlihat damai dan sangat teduh. Seperti tidak ada beban pikiran, sehingga membuat siapa saja yang memandang ingin berlama-lama memandang wajah tampan itu.

"Nasi, sayur, sama ikan asin," jawab Arumi.

"Apakah setiap hari menu seperti itu disediakan?" Tanya Dokter Teguh.

"Iya Dokter, karena kami kesulitan pergi kepasar untuk membeli ikan. Makan pakai nasi pun kami sudah sangat bersyukur bisa makan. Mencari ikan di sungai sudah tidak bisa lagi Dokter, karena keseringan diambil secara paksa oleh warga menggunakan alat," jelas Arumi.

Seiring bertambahnya usia, organ dan pembuluh darah di dalam tubuh akan mengalami perubahan, termasuk ginjal dan pembuluh darah. Perubahan pada ginjal akan berdampak pada penurunan fungsi organ tersebut, sehingga mengganggu keseimbangan garam dan cairan dalam tubuh.

Sementara itu, perubahan pada pembuluh darah akibat penuaan bisa menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi kaku. Kedua kondisi tersebut menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Itulah mengapa orang yang berusia lebih dari 35 tahun lebih berisiko mengalami darah tinggi.

"Jadi Ibu sama Bapak saya kena darah tinggi Dokter?" Tanya Arumi, yang masih kebingungan dengan penjelasan dari Dokter.

Dengan cepat Pak Sobri menjelaskan kepada Dokter Teguh, dan mengatakan jika Arumi tidak memiliki kecerdasan otak, sehingga sulit merespon penjelasan dari orang lain.

Teguh mengerti kenapa dari tadi pertanyaan dari Arumi itu-itu saja. Ternyata Teguh baru mengetahui jika Arumi tidak memiliki kecerdasan otak.

"Intinya saja jika Ibu sama Bapak tidak ingin sakit seperti ini lagi, saya minta sedikit kurangi mengkonsumsi makanan yang asin-asin, berlemak, dan terlalu berminyak," jelas Dokter Teguh.

Malam semakin larut, setelah Dokter Teguh memberikan obat kepada Arumi untuk Bapak dan Ibu nya. Dokter Teguh bersama dengan Pak Sobri berpamitan untuk segera pulang kerumah mereka masing-masing.

Dokter Teguh juga menyarankan untuk Arumi dan adik nya memperiksakan kesehatan di balai desa, yang akan diadakan pemeriksaan warga besok lusa.

Mengungkapkan Perasaan

Keesokan harinya, para warga pada berkumpul di Kantor Kelurahan. Warga pada berbondong-bondong memeriksakan kesehatan mereka masing-masing. Termasuk membawa anak, suami, ibu, atau bapak, mereka yang sakit.

Hampir seluruh warga yang berada di desa itu memiliki keluhan yang sama. Sebab warga merasa kurang mampu untuk membeli ikan air, sehingga harus membeli ikan asin agar bisa bertahan lebih lama.

Membeli beras pun itu kadang-kadang mampu. Sering warga hanya menggunakan ubi sebagai pengganti beras.

Apalagi saat ini warga sering sakit-sakitan, sehingga tidak bisa pergi keladang, untuk menanam padi.

"Ada saran Dokter? Habisnya kita disini tidak mampu membeli ikan?" tanya Ibu-ibu kepada Dokter Teguh.

"Jika tidak bisa membeli ikan. Bisa juga diganti dengan sayur-sayuran, atau tahu dan tempe," jelas Dokter Teguh.

"Suami kami jarang sekali bekerja Pak Dokter, bagaimana  kami bisa membeli tahu dan tempe hanya bisa sayur-sayuran yang sering memetik di ladang. itu pun jika tetangga mau memberi setiap hari," jawab ibu-ibu tersebut yang membuat Dokter Teguh menjadi sangat bingung untuk menjawab apalagi.

"Waduh bagaimana ya ibu-ibu? Saran saya hanya itu saja nanti saya coba untuk mengusulkan meminta bantuan kepada rekan-rekan kerjasama agar bisa saling berbagi," jawab dokter Teguh.

"Wah ide bagus sekali itu Dokter Terima kasih banyak," ucap para warga yang merasa sangat senang, saat mendengar bantuan yang akan datang.

"Sama-sama Bu Jaga kesehatannya saat ini yang terpenting kurangi saja dulu makan yang asin-asin," ucap Dokter Teguh.

Setelah semua warga sudah di periksa. Hingga Dokter teguh memutuskan untuk segera pulang ketempat tinggalnya saat ini. Namun tiba-tiba Arumi bersama dengan Nining, datang terlambat. Sehingga Dokter Teguh mengurungkan waktunya untuk pulang kerumah.

"Yahh maafkan kami Pak Dokter, karena terlambat," ucap Nining kepada Dokter Teguh.

"Iya tidak apa-apa, mari saya periksa dulu. Apa ada keluhan dari kalian berdua?" Tanya Dokter Teguh, kepada kedua gadis tersebut.

"Saya tidak enak badan Dok, plu, batuk dan meriang," ucap Nining, yang memberitahukan apa keluhannya saat ini.

"Mari berbaring dulu ke ranjang!" Perintah Dokter teguh kepada Nining.

Saat diperiksa Nining menjadi salah tingkah, saat bertatapan dengan Dokter tampan itu.

"Hanya kurang istirahat saja, dan harus banyak minum air putih ya," ucap Dokter Teguh, yang memberi saran kepada Nining.

"Terimakasih Dokter," ucap Nining.

"Sama-sama, kenapa teman mu itu? Setahu saya dari kemarin dia selalu ceria dan banyak bicara," tanya Dokter Teguh, kepada Nining.

"Dia baru saja di buli sama gadis-gadis desa ini  Pak Dokter, makanya muka nya suntuk seperti itu," jawab Nining.

"Dibuli seperti apa? Kenapa dia tidak berani membela diri sendiri?" Tanya Teguh.

"Dibuli dan dikatain bodoh. Cantik-cantik tapi bodoh, dan tidak ada yang mau karena dia bodoh. Seperti itu Pak Dokter," jawab Nining.

"Siapa yang berani membuli seperti itu? Kamu tidak membela nya tadi?" Tanya Teguh, yang merasa semakin penasaran dengan apa yang terjadi kepada gadis yang kemarin terlihat lebih ceria. namun hari ini banyak diam dan tidak ada satupun berucap sepatah kata-kata.

"Kami tidak berani Pak Dokter, dia anak Pak RT bersama dengan teman-temannya," jawab Nining.

"Oh seperti itu, baiklah giliran dia sekarang," ucap Dokter Teguh, yang menunjuk ke arah Arumi.

Dengan rasa malas, Arumi berjalan ke arah Dokter Teguh dan langsung berbaring diatas ranjang. Hingga tatapan mata keduanya saling bertemu sehingga membuat Arumi sedikit merasa salah tingkah saat tatapan Dokter Teguh Tak berpaling sedikitpun.

"Jangan pernah merasa berkecil hati dalam setiap masalah. Percayalah di dunia ini tidak ada yang sempurna. bahkan yang sempurna pun masih banyak memiliki kekurangan," jelas Dokter Teguh.

"Aku kesal saja Dokter, mereka ngatain aku bodoh, dan tidak pintar. walaupun memang benar kenyataannya seperti itu tapi aku kecewa Dokter. mereka sama saja mengatakan kedua orang tuaku, kan aku tidak sekolah juga karena orang tuaku," jelas Arumi yang sedikit meneteskan air matanya.

"Tidak perlu ditangisi! Justru jika orang yang membully merasa dirinya paling  sempurna, justru dialah yang masih memiliki banyak kekurangan."

"Memangnya seperti itu Dokter? Aku baru mengetahui," tanya Arumi.

"Ya bener lah masa iya aku berbohong. Ya sudah katakan apa saja keluhanmu saat ini. aku pengen cepat-cepat pulang dan beristirahat di rumah," jelas Dokter Teguh.

"Aku tidak memiliki keluhan apa-apa Dokter. hanya saja ada rasa ingin memiliki dokter hehehe."

"Hei bocah, aku serius jangan bercanda!"

"Aku juga serius loh Dokter. dokter mau tidak jadi suamiku?" Tanya Arumi.

"Eh mana bisa, saya sudah punya tunangan di kota! Dan saya tidak bisa membagi perasaan kepada kedua wanita!" Jelas Dokter Teguh.

"Is Dokter kok tega sekali."

"Ya sudah kalau tidak ada keluhan silahkan segera pulang! Aku masih banyak memiliki pekerjaan."

"Ya sudahlah aku pulang saja. ingat ya Dokter aku itu serius. mau tidak jadi suamiku?"

"TIDAK!!" jawab Teguh secara singkat

"Yang sabar ya Dokter, dia memang begitu anak nya," jelas Lilis, yang membantu Dokter Teguh bertugas di desa ini.

"Dia sangat menguji kesabaran ku," jawab Teguh

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!