Aku Max, seorang siswa tingkat akhir di salah satu SMA di kota-ku.
Tak banyak yang kulalui selain kehidupan sekolah normal, biasa, dan membosankan.
Ups, maaf kalau kau tak setuju, tapi itulah yang kurasakan.
Tak ada yang lebih menghiburku selain berdiam di kamar dan main game.
Ya, kalian tak salah, aku orang yang suka mengunci diriku sendiri dan main game.
Menggelikan? Itulah kenyataannya. Aku tak akan memaksa kalian untuk terus berada di sini.
Kalau kalian mencari cerita tentang tokoh utama sempurna, segala bisa, dan disukai banyak orang, bukan di sini tempatnya.
Maaf kalau terdengar kasar, tapi aku tak mau membuat kalian kecewa kalau terus berada disisiku.
Jangan harapkan apapun dariku, aku tak akan mengulanginya lagi.
Sekarang jam pulang sekolah, aku masih duduk dikursiku, bahkan mejaku masih penuh dengan peralatan belajar yang belum kubereskan.
Tak ada seorangpun disini, hanya aku ditemani oleh sinar matahari sore yang indah.
Apa kalian pikir aku tak punya teman dan benar-benar hidup nolife?
….
Aku benci mengatakannya, tapi itu benar.
Tapi apa kalian pikir tak ada hal lain yang kusukai selain main game?
Kalian tak salah, tapi tak benar juga.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah … sejarah hidupku maksudnya. Aku tertarik dengan seseorang.
Seorang tertutup sepertiku bisa tertarik sama orang? Aku juga tak menyangka, tapi itulah kenyataannya.
Yah setidaknya aku ingin mengukir satu momen lain di kehidupanku selain jadi seorang yang gagal dan hanya bermain game di kehidupannya.
Rekan-rekanku … ah orang-orang yang sebaya denganku sudah sibuk mempersiapkan masa depannya, soal inilah soal itulah. Dan memang sudah sewajarnya begitu sih.
Tapi aku belum kepikiran sampe ke situ. Aku masih senang jadi diriku apa adanya, dan tak mau terpengaruh yang lain.
Apa kalian percaya bermain game bisa menghasilkan uang?
Kalau bisa, apa kalian mau berhenti menganggap bermain game hanya membuang waktu?
Orang-orang kelasku banyak bicara soal pekerjaan bergaji besar dan tak sabar memenuhi hidupnya dengan harta.
Tahu V-tuber? Aku dapat uang dari jalur itu. Psst, jangan kasih tahu yang lain yah!
Yah yang kulakukan sederhana, main game online, dan kalau ada orang yang mau menghamburkan uangnya, dengan senang hati kuterima. As simple as that.
Jadi kenapa aku memikirkan soal pekerjaan kalau sudah bisa membuat uang mengalir deras ke kantongku? Yah mungkin beberapa job freelance juga cocok untukku sih.
Oke maaf, aku suka off-topic, sekarang kalian lebih tahu tentangku, dan maaf saja kalau aku membuat kalian menguap ya.
Tak kenal maka tak sayang kan? Setidaknya kalian sudah mengenalku, sedikit tahu saja sudah cukup kok.
Sret.
Dengan cepat aku membereskan peralatan belajarku, males sih bawabuku-buku tebal tiap hari kesekolah. Tapi yah itu lebih baik daripada kena sanksi juga.
Menatap langit sore cerah kekuningan adalah kesukaanku. Terasa damai dan menenangkan. Membuatku lupa akan keluhan-keluhanku.
Aku beranjak dari kursiku dan pergi meninggalkan ruang kelas.
Sekolah terasa sepi menjelang sore begini, yah tipikal akhir pekan seperti biasanya.
Sekolahku tiga tingkat, dan tingkat akhir paling atas, naik turun tangga sejauh ini merepotkan sih.
Tapi yah itung-itung olahraga juga.
Aku jarang olahraga (jangan ditiru).
“PYUH.” Aku mengelap keringat.
EH AKU BUKAN CUMAN LELAH DISINI.
Melainkan gugup juga!
“Huuuhhh….” Aku mengatur pernafaskanku. Entah kenapa aku kepikiran rencana itu.
Ingat soal hal lain yang kusukai selain main game?
Aku suka pada seseorang.
Bukan karakter game atau anime ya! Ini asli!
Blugh.
Kebetulan ada kursi panjang, istirahat dulu ah.
Yah matahari sudah malu-malu muncul sih, tak lama lagi penjaga sekolah pasti datang memarahinya karena belum pulang.
‘Oke Max tenang!’ Rasa gugup ini mau ngebunuhku! (cuman kiasan).
Ini satu kesempatanku! Pastikan tak menyesal sebelum keluar sekolah!
“Max?”
Ada suara lembut cewek.
“L-Love!?” Lah pujaan hatinya malah dateng!
“Belum pulang?” Cewek cantik berambut panjang itu duduk disebelahnya.
Dia punya rambut pirang dan mata kuning yang indah.
Drrr….
‘WADUH GUE BELUM SIAAAP!’
“?”
‘Kok dia belum pulang sih?’ Biasanya jarang ada siswi lain di jam segini!
Pertemuan tak disengaja ini tak terelakkan, yah mungkin dia lagi ada urusan juga.
“Max….” Suara lembutnya terdengar lagi.
‘D- dia menatapku?’ Ia bisa merasakan kehangatan tatapan hangat yang terarah padanya.
Yah ia sudah ahli interaksi online, kalau offline kan beda lagi!
Sekilas info, aku jarang menghabiskan waktu dengan siapapun di sekolah dan, akhir-akhir ini aku hanya melihat dia ini dari jauh saja.
Kronologinya? Biar tak salah paham, aku memang sudah memerhatikannya sejak kelas satu, namun tak pernah kuanggap serius.
TAPI SEKARANG, aku sadar dengan perasaanku sendiri dan tak mau membiarkannya begitu saja.
Mumpung ada kesempatan ini!
“L- Love aku ….”
“Aku mencintaimu Max.”
“Eh?”
Terlihatlah raut wajah penuh ketulusan dari pujaan hatinya itu.
Apa aku salah dengar?
“EHH!?”
Love memegang dadanya, mukanya memerah.
A- aku sama sekali tak menyangka!
Dia pasti bercanda! Ini bulan april!
“Kamu bercanda kan?”
“….” Love terdiam, ia masih kelihatan tulus dan memandangnya sepenuh hati. Ia bahkan mendekat!
Te- terlalu dekat!
A- apa dia….?
“Hmmm.” Love memundurkan wajahnya, senyum sinis terukir diwajahnya.
“Ehe~ Aku berhasil!” Dan langsung gembira sendiri.
Aku menelan ludah, tak mengerti apa yang terjadi.
“Eh, Max kamu nggak nganggap itu serius kan?” Gadis cantik itu menatapnya tajam.
“Eh?”
“Ahaha! Mana mungkin aku jatuh cinta padamu!” Love tertawa terbahak-bahak, beda seratus delapan puluh derajat dari yang tadi.
“Ah sudahlah, tadi aku hanya akting! Aku ingin jadi aktris yang bisa menyihir banyak orang~”
“….” Astaga.
“Kamu nggak marah kan?” Love menatapnya enteng.
Situasinya jadi hening, aku berusaha menahan kata-kata ini….
“Se- semoga mimpimu terwujud, aku mendukungmu.” Aku memaksakan senyumku.
“Oke! Reaksimu lucu! Aku tak akan mengganggumu lagi!” Love langsung pergi meninggalkannya.
‘Shit, man….’ Aku hanya jadi kelinci percobaannya saja.
“Uh.” Aku memegang dadaku, entah kenapa rasanya sesak….
Inikah rasanya patah hati?
Harapan yang datang dan kandas di saat yang bersamaan.
Yah aku tak berharap banyak sih, lagipula sudah kukatakan dari awal, tak ada yang menarik dariku.
Wajar saja kalau gadis cantik itu menolak. Dia tidak mungkin memilih yang tidak selevel dengannya.
Kenyataan memang terkadang mengecewakan, itulah sebabnya aku lebih suka menghabiskan waktu di ‘dunia’ ku sendiri.
Untung saja belum sempat mengatakan perasaannya, yah pastinya bakal akward sih.
Yah yang penting nggak bakal mati kan meski sudah ditolak? Masih ada kamar tersayangnya menunggu dirumah.
DEG!
“UH.” Se-sesak. Rasanya makin menjadi-jadi!
Kenapa bisa begini? Tubuhnya masih lelah?
Ta- tapi tak mungkin sih, dirinyakan sudah istirahat di sini, tapi kenapa?
Blugh.
Aku tak punya kekuatan lagi … pandanganku kabur dan tak bisa mendengar apapun.
Se-seorang … tolong….
“U- uh….” Kepalaku berat….
Apa yang terjadi?
‘Eh?’ Kenapa punggungnya terasa empuk, dan … eh?
PATS!
Aku melotot dan langsung memicingkan mata.
Silau … entah kenapa terasa silau
Kenapa bisa seempuk dan sesilau ini? Bukankah ia tengah terbaring di lantai sekolah menjelang malam?
Tapi kenapa malah? Mimpi kah?
Aku menggelengkan kepalaku, yah sejujurnya aku lebih suka gelap.
Aku sering gelap-gelapan di kamar sih.
Berduaan dengan game dan para viewerku, aah sungguhlah momen indah.
Jadi kalau nggak dirumah ya dikelas saja. Palingan keluar malam-malam sembari lihat bintang.
Oke, sekarang matanya lagi beradaptasi ngeliat yang terang-terang.
Mungkinkah ada orang yang membawanya ke rumah sakit? Yah itu bisa jadi sih. Di rumah sakit nggak mungkin gelap ya.
Aku menarik nafas kecil. Disaat begini tak ada pilihan lain selain tenang sih.
Perlahan namun pasti pandanganku mulai jelas, dan entah kenapa banyak sekali lampu di atas sana.
TUNGGU DULU.
Lampu rumah sakit keknya nggak sebanyak dan semewah ini deh.
“Ugh.” Lemes sih.
Max perlahan bangun dan melihat sekitarnya.
“LHO!?” Max terdiam melihat apa yang dilihatnya.
Ruangan luas penuh emas dan pernak-pernik cantik!
Inimah bukan rumah sakit dong!
Kamar mewah dengan ranjang luas empuk dan nyaman. Bukan ruangan orang biasa!
Max memijat kepalanya, keknya halusinasi deh.
Mungkin pas kebentur lantai tadi jadinya ngayal gini.
“….” Tapi sebanyak apapun dipijit yang dilihatnya tetap sama sih.
Max tak mengerti, sejak kapan ia berhalusinasi brutal begini?
Aku harus cari tahu!
‘EH TAPI KASUR INI EMPUK BANGET!’
Begitu putih, lembut, dan menenangkan! Aaah bisa dibawa pulang nggak yah?
Itu bisa diurus nanti! Kini yang terpenting cari tahu dulu kenapa dirinya bisa berada di sini!
Max perlahan turun dari kasur besarnya itu. Dan wow, baru pertama kali dirinya melihat tempat tidur sebesar ini.
Dugaannya makin menguat ia memang ada di ruangan mewah dan ini sama sekali bukan imajinasi!
“DUH!” Max pun sudah mencubit pipinya dan … sakit rasanya sih.
Yagn dilihatnya tetap sama dari awal sampai sekarang.
‘OKE BUKAN HALUSINASI.’ Kalau gitu….
DICULIK!?
Jangan-jangan ada ia disandera dan dimintai tebusan nantinya!?
DRAP!
Aku harus keluar!
Dengan cepat Max berlari ke sudut ruangan dan berusaha membuka pintu besar kokoh warna keemasan juga.
….
TAK BERGERAK SAMA SEKALI!
Ia sudah mengerahkan tenaganya namun pintu itu tetap tertutup rapat!
“Huh.” Max menghela nafas.
Apa ini akibat jarang olahraga ya?
Max terdiam, yah ia masih tak mengerti kenapa bisa ada di tempat ini.
MUNGKIN SETIDAKNYA IA BISA MENGINVESTIGASI TEMPAT INI.
Yah! Itu dia! Ia punya pengalaman main game teka-teki dan misteri. Kini saatnya mengaplikasikannya di kehidupannya!
Max berjalan keliling dengan sorot mata tajam mengamati setiap jengkal ruangan.
Jangan salah, kemampuan fokusnya sudah terasah dari berbagai game yang sudah dimainkannya!
‘OKE.’ Max punya gambaran kasar soal kamar mewah ini dan sekaligus punya dugaan awal.
Pertama, ia tak mungkin diculik dan dimasukkan ke dalam ruangan mewah. Dan kedua, ada makhkota seseorang disamping meja kecil disamping tempat tidur besar tadi.
Selain itu benda-benda pusaka yang bernilai tinggi pun ada di sini. Max yakin ia salah kamar.
INI KAMAR SEORANG RAJA SIH.
Pasti orang yang sangat berkuasa yang tidur di tempat ini, dan entah kenapa ia terbangun di sini.
“Uh.” Max gerah, dengan cepat ia meminjam kipas emas dan mengibas-ngibaskan angin, pyuh rasanya segar.
‘Oh.’ Tak lupa mengecek keadaannya, ia pasti terluka gara-gara jatuh di sekolah sebelumnya.
Ada cermin besar dan ia langsung menghadapkan dirinya ke sana dan terdiam.
“WWWTTFF!?” Penampilannya berubah dong!
Kenapa pakaianku kuning-kuning begini!?
Satu set pakaian mewah berlapis emas ada padanya, sulit dipercaya namun itulah yang kenyataannya.
KOK BISA GANTI PAKAIAN JUGA?
Max terdiam, menatap cermin dengan heran.
‘Tapi wajahku masih biasa-biasa aja sih.’ Sama saja buteknya kek biasa.
Namun jelas penampilannya berubah dratis dengan memakai pakaian mewah ini!
Inilah pakaian termewah yang pernah dipakainya sepanjang hidupnya!
“Hm.” Max memegang dagunya, ia masih heran dengan semua ini.
Ini bukan mimpi, khayalan atau apapun, jadi artinya….?
BDUK!
“TUAN!?”
“TUAN!?” Ada orang tua tiba-tiba datang ke sini!
“Wah-wah-wah syukurlah….” Pria tu berambut putih panjang itu langsung memeluknya….
‘YA AMPUN?’ Max sama sekali nggak kenal siapa beliau ini. Tapi ia berusaha menjaga kesopanannya.
Pria tua itu bergumam sembari terisak kecil, tangis harunya membuat siapapun yang mendengarnya jadi terenyuh juga.
“Te- tenanglah pak….” Max tidak enak ditangisi begini.
Pria tua berambut panjang putih itu pun berhenti menangis dan sudah lebih tenang.
Dengan cepat Max menanyakan dimana dirinya ini.
Ia harus segera pulang, kamar tersayangnya bisa saja marah padanya.
“Tuan, yang benar saja? Inilah tempat Tuan, Tuan adalah penguasa terhebat sentero jagat raya!” Pria tua itu memegang kedua tangannya dengan tatapan tak percaya.
‘Aaaa….’ Max paham sekarang.
“EH!?” IA NGGAK SALAH DENGAR KAN!?
LAH INI BUKAN BUKAN APRIL DAN IA SAMA SEKALI TAK MAU TERTIPU DUA KALI!
Cukup sudah tertipu oleh pujaan hatinya, dan jangan lagi dong….
Max memegang kepalanya tipikal orang pusing, yah inilah masalahnya, terlalu gampang percaya.
“Maaf pak, tapi saya tak akan tertipu.” Max tersenyum kecil. Agak tak sopan sih tapi ia harus tegas.
“….” Pria tua itu terdiam, sorot matanya masih terlihat tak percaya.
Semua ini hanya salah sangka saja.
“TUAN! JANGAN LUPAKAN SOAL CINCIN KEBESARANMU!”
“Eh?” Pria tua itu memegang tangan kanannya.
‘EH?’ KOK ADA CINCIN DI JEMARINYA SIH!?
Hal yang tak ter-notice sebelumnya! Apa jangan-jangan dipasangin diam-diam sama pak tua ini?
“….” Keknya nggak gitu deh. Max tak melihat gerak-gerik aneh apapun. Ia hanya telat sadar.
Jadi tak hanya pakaiannya saja yang berubah, kini ia pake cincin juga?
Cincin emas berkilau dengan pahatan naga kecil sekali disitu. Entah kenapa hanya dengan melihatnya saja kesan misterius langsung terasa.
SRET.
SALAH PAHAM.
Dengan sigap Max mencopot cincinnya.
Tapi kok keras ya? Nggak bisa digeser sedikitpun.
“….” LAH INI BENERAN NGGAK BISA DILEPAS!
“PAK!?” Max panik, apa-apaan ini!? Ini aneh sekali!
“Tuan, dengarlah baik-baik.” Pria tua itu memegang bahunya dan mulai menceritakan maksud dari semua ini.
Max terdiam dan mendengarkan orang tua itu bicara.
“…begitulah Tuan,” pungkasnya.
“….” Max terdiam, barusan kek diceritain dongeng pengantar tidur, ia agak ngatuk.
Dirinya adalah Penguasa Terhebat yang sudah lama tidur dan dinantikan banyak makhluk.
Itu cerita yang sering anda di komik atau light novel sih.
Yah, tipikal MC yang bereinkarnasi ke dunia baru gitu lho.
Entah itu habis ketabrak atau mati dengan cara lain.
Max tak menganggap semua yang diceritakan tadi serius sih….
“Jadi memerintahlah lagi Tuan, setiap alam semesta menunggu kehadiranmu kembali!” pinta pria tua dengan sungguh, bahkan sampai berlutut sampai wajahnya ke lantai.
‘Soal ini lagi?’ Max terdiam, mau sampai kapan pak tua ini berakting? Ia jelas nggak bakal tertipu semudah ini.
BERKACA DARI PENGALAMAN, IA TAK MAU LANGSUNG PERCAYA PADA APA YANG DIDENGARNYA.
“Baiklah, apa yang harus kulakukan?” Max terdengar serius, ia tak punya pilihan lain selain mengikuti alurnya.
Mari lihat, sampai mana sandiwara ini akan bertahan?
***
“Oke.” Max masih diberi waktu istirahat satu hari lagi sebelum kembali ke jadwal rutinnya.
Kebetulan hari masih pagi dan menghabiskan waktu dikamar seharian bukanlah ide bagus.
Yah lain cerita kalau ia ada dikamar pribadinya sih. Ia bisa main game sepuasnya di hari libur dan nyantai brutal.
‘TAPI AKU DILARANG KELUAR.’
Pak tua yang bernama Supri itu, menasihatinya agar tetap istirahat demi memulihkan kekuatan.
Kekuatan apaan? Sekarang tubuhnya nggak lemes lagi sih.
Max melayangkan pandangannya ke kamarnya. Meski dikamar sekalipun keknya ia bisa melakukan banyak hal deh.
Max berkeliling melihat-lihat ruangan lagi, mau diulang-ulang pun tak bosan juga. Ia kini terbiasa melihat pernak-pernik emas yang berkilauan.
‘BANYAK BANGET ISI KAMARNYA YA.’ Entah kenapa rasanya setiap barang yang ada di sini punya artinya tersendiri.
Max duduk salah satu kursi dan meja didekat kamarnya.
Perhatiannya tertuju pada makhkota berkilau yang memancarkan pesonanya tersendiri.
‘APA PAK SUPRI BISA DIPERCAYA?’ Max terdiam, kata beliau sih, dirinyalah satu-satunya makhluk yang memiliki makhkota agung ini.
Itu terlalu fantasy lah ya…
Max mengibas-ngibaskan tangannya, itu terlalu berlebihan deh, ia tak mau kejauhan menghayal.
Mana mungkin dirinya yang nolife tiba-tiba jadi penguasa terhebat?
“HAHA!” Max tak bisa nahan tawanya saking menggelikannya.
“Haaah.”
‘Pengen pulang heh.’ Tak bisa dipungkiri Max punya banyak manga dan novel yang belum dibacanya….
Bisa-bisa koleksinya terbengkalai kalau lama-lama disini dong ya … haduh….
“Hm?” Ada satu buku tebal di mejanya itu, disamping makhkota.
‘Coba.’ Daripada bosan mending baca buku aja lah ya.
‘The Greatest Ruler.’
JUDULNYA SERIUS YA.
Max terdiam, keknya topiknya berat sih ini.
Kalau bisa sih mending light novel atau komik ya.
Tapi setelah dicek lagi, cuman ada buku beginian adanya….
Yah kadang orang suka nyari yang nggak ada sih.
Yah bodo amat, Max langsung mulai membuka buku itu.
***
‘Hei Love!’
‘Suara….?’ Ada suara, begitu dekat dengan telinganya, dan begitu familiar, suara penjaga sekolahnya.
‘Kenapa pak?’
‘L-love?’ Suara gadis yang sudah menolaknya pun ada! A- ada apa ini? Ia tak bisa melihat apapun … semuanya gelap….
‘Kamu apakan Max!?’ Beneran suaranya pak penjaga sekolahnya! Tak mungkin salah!
‘Huh? Kenapa bapak tanyakan ke saya?’ Love terdengar angkuh dan tak mau tahu.
‘Bapak lihat kamu habis mengobrol dengannya!’
‘Entahlah pak, mungkin dia pingsan? Kenapa ribet amat sih tinggal bawa ke puskesmas juga paaak.’ Nada suaranya menandakan masa bodoh yang luar biasa.
‘Max … dia … tak bernafas ….’
‘Apa?’
***
“HAH!” Max membuka matanya, ia ketiduran pas baca buku ini!
“Tuan?” Pak Supri ada dibelakangnya dan memasang wajah heran.
Glek.
‘Tadi apa?’ Max terlihat pucat, entah kenapa mimpi ngedenger suara bisa semenakutkan ini.
“Tuan, anda berkeringat, mau mandi dulu?” Supri langsung menawarkan handuk.
“LHO?” KOK TIBA-TIBA ADA HANDUK?
***
-Pemandian istana.
“Waaah.” Max terdiam melihat kolam luas dengan air hangat.
Ia jarang ke pemandian atau sauna sih, jarang mandi juga sih (jangan bilang ke siapa-siapa ya).
Yah dari luar ia kelihatan biasa saja, namun schedulenya habis pulang sekolah padat bener, dan mandi pun jadi urusan terakhir yang suka terlewat.
Penonton dunia maya lebih brutal dari yang bisa diduga, mereka ingin konten yang bisa memuaskannya dan Max tak bisa membuang-buang waktu juga.
Namun yah mandi air hangat sesekali tak akan menyakitkan kan?
BYUR!
“PYAAH!” Kenikmatan mandi air hangat memang nyata adanya.
Max bersandar di pinggiran kolam dan terlihat memikirkan sesuatu.
'Tadi mimpi apa ya?’
Entah kenapa setiap kali memikirkannya, kengerian saat itu juga seolah terbawa.
Ia tidur dari pagi sampai malam, keknya jam tidurnya agak ngaco.
Mungkinkah itu sebabnya ia mimpi aneh?
‘HII.’ Max tak mau terus memikirkannya. Daripada kena mental juga sih.
Sekarang sesi mandi rileks. Masalah bisa menunggunya nanti.
“Tuaan?”
“!” Terdengarlah suara perempuan dari ujung ruangan!
“EI SIAPA!?” Max gerak muncur. Ia tak ingat ini pemandian campuran!
“Kami bawa peralatan mandi Tuan~”
‘KAMI’ ADA LEBIH DARI SATU?
“TOLONG KELUAR, AKU INGIN SENDIRI.” Max merem, ia tak mau melihat lebih banyak.
“Baiklah, nikmati waktumu Tuan~ Panggil kami kapan saja~”
Terdengarlah suara-suara langkah kaki lembut.
‘OIOI.’ Siapa perempuan asing yang menyerobot masuk itu?
Dengan cepat Max membersihkan badannya dan kembali ke kamarnya.
***
-Tengah malam, ruangan kamar pribadinya.
“PAK SIAPA PEREMPUAN YANG DATANG KE PEMANDIAN TADI?” Max langsung ke intinya.
“Itu para pelayan Tuan, apa ada masalah?” Supri terlihat khawatir.
“Oh?” Pelayan kek maid gitu kah?
Tapi kok nggak ada sopan santunnya gitu sih?
“Apa mereka kurang cantik Tuan?” Supri bisa mendatangkan lebih banyak pelayan lain yang lebih cantik dan bertubuh indah.
“BUKAN BEGITU.” Max tak mau memperpanjang kesalahpahaman ini.
“Kalau begitu istirahatlah Tuan. Semua orang pasti senang melihat Tuan kembali.” Supri undur dan pergi meninggalkannya.
Max terdiam dan membaringkan tubuhnya. Menatap terangnya lampu mewah di atasnya.
Sejauh ini ia masih mengikuti skenarionya.
‘Haaaah, sampai kapan kebohongan ini berakhir?’ Max menutup matanya perlahan dan berharap semuanya kembali normal.
***
-Aula kerajaan, di kursi tahta.
‘OIOI.’ Situasinya belum kembali normal dan kini ia disuruh berpidato dihadapan para pemimpin dan bangsawan!
SRET.
Max menatap Supri tajam, namun orang tua itu mengedipkan sebelah matanya tanda semuanya akan baik-baik saja.
Max mengambil nafas dan berusaha melakukan yang terbaik.
“Hebat!”
“Dia sudah kembali!”
“Selamat datang lagi!”
Tepuk tangan meriah mengakhiri sambutannya, Max terdiam tak menyangka namun hanya tersenyum kecil saja.
‘L-Love?’ Sementara itu perhatiannya tertuju pada seorang gadis berambut panjang yang datang dalam jamuan itu juga.
Rambut pirangnya dan sorot matanya entah kenapa terasa familiar.
“….” Tak butuh waktu lama ruangan aula pun dipenuhi dengan para undangan yang mengobrol satu sama lain.
‘Tidak mungkin….’ Love yang dikenalnya adalah siswi SMA, sedang yang mirip itu memaki pakaian petualang yang sering dilihatnya di video game.
‘Ah.’ Max memegang kepalanya, kenapa ia malah kepikiran sama gadis yang menolaknya?
Ia tak perlu bertindak apapun setelah cintanya ditolak.
Yah, terkadang di dunia nyata, salah sangka adalah hal yang lumrah terjadi.
‘Uh.’ Entah kenapa ia makin pusing dengan semua keramaian ini dan akhirnya diam-diam mundur.
***
-Ruangan kamar pribadinya.
BRAK!
“Khaaa … haaah ….” Max tak menyangka ngomong didepan orang banyak begitu sulit.
Keringat dingin membasahi tubuhnya, ia tak tahan terus-terusan dimuka umum.
Max membuka jendela dan membiarkan angin segar masuk.
“Tuan?”
“WEH!”
“PAK!?” Pak Supri tiba-tiba ada diruangannya dong!
“Acara masih berlangsung Tuan.”
“Eh?” Ia sudah pidato kok, apalagi dong?
“Para tamu masih ingin mengobrol Tuan.”
“KATAKAN SAJA LAGI SIBUK, TERIMA KASIH PAK!”
BRAGH!
Liu langsung menutup pintu kamarnya lagi.
“UDAH PERGI?” Max menempelkan telinganya di pintu berkilauan itu, dan yah nggak kedengeran apa-apa juga sih.
….
Oke udah!
Max melepas makhkotanya. Sementara raut wajahnya terlihat kosong.
‘KOK SEMUANYA KEK NYATA GINI SIH?’
Mulai dari bangun tidur, mandi, pidato, bahkan ada orang yang mirip kenalannya dulu, semuanya terasa sangat nyata.
Ini bukan halusinasi juga sih.
Max melihat langit cerah dibalik istana megah ini. Rasanya begitu tenang dan menyejukkan.
‘Kok aku belum balik juga ya….’ Max terdiam, sandiwara ini belum juga berakhir.
‘Ini lebih lama dari perkiraanku sih.’ Tapi ada juga sandiwara yang nggak singkat ya?
Semua terjadi ini berusaha meyakinkannya ia adalah pemimpin terhebat yang ditunggu banyak orang, padahal bukan….
Mungkinkah ada orang yang mirip dengannya dan mereka salah sangka???
Kini banyak spekulasi yang muncul dikepalanya, namun Max pusing memikirkan semua yang belum pasti itu.
Namun satu hal yang pasti….
IA HARUS CEPET PULANG KE TEMPAT ASALNYA.
Max berkobar dengan tekadnya, pokoknya ia harus menghancurkan sandiwara yang melilitnya ini!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!