NovelToon NovelToon

KAU SELINGKUH AKU BALAS

TERNYATA BENAR DIA SELINGKUH

Divya Mahardika seorang istri berparas cantik dan pintar dalam segala hal di usianya yang masih dia puluh dua tahu. Ia selalu melayani suaminya dengan baik. Suami yang sangat ia cintai selama ini.

" Sayang ini sarapannya." Ucap Divya meletakkan sepiring makanan di depan Damian.

" Terima kasih sayang." Ucap Damian mulai memakan makanannya begitupun dengan Divya.

" Sayang, kira kira kapan kamu pulang? Jangan lama lama di sana! Aku pasti akan sangat merindukanmu." Ucap Divya menatap Damian.

Ya Damian hendak pergi keluar kota pagi ini untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Sekilas tentang Damian, pria tampan bernama lengkap Damian Raharja yang dulu bukan siapa siapa. Dia hanya pekerja biasa di kantor papanya Divya yang berhasil menjerat Divya menjadi istrinya. Kini ia di percaya menjadi CEO di kantor cabang milik mertuanya. Pernikahan mereka baru berjalan satu tahun, namun sampai saat ini mereka belum di karuniai seorang anak.

" Paling cuma dua hari sayang, aku juga pasti akan sangat merindukanmu jadi aku tidak mungkin bisa lama lama jauh darimu." Ucap Damian tanpa menatap Divya.

Divya tersenyum sinis menatap Damian. Pasalnya selama beberapa bulan ini Divya curiga jika Damian mengkhianatinya. Damian selalu pulang malam dengan alasan lembur, padahal di kantor sama sekali tidak ada kegiatan lembur.

" Cepat selesaikan pekerjaanmu! Aku selalu menantikanmu di rumah." Ujar Divya.

" Tentu sayang." Sahut Damian.

Selesai sarapan Damian berpamitan pada Divya.

" Sayang aku berangkat dulu! Jaga diri baik baik di rumah. Jika ada apa apa, segera telepon aku." Ucap Damian mencium kening Divya.

" Apa jika aku meneleponmu kau akan langsung kembali untukku?" Tanya Divya menatap Damian. Damian tersenyum manis ke arahnya.

" Akan aku usahakan, aku berangkat." Ucap Damian berjalan menuju mobilnya.

Tin..

Damian melajukan mobilnya meninggalkan pelataran rumahnya. Divya segera menelepon seseorang.

" Halo Nona."

" Segera ikuti suamiku dan kabarkan segera kemana dia pergi." Titah Divya menutup sambungan teleponnya.

Divya menatap jalanan di depan rumahnya.

" Kau mungkin bisa membodohiku dengan kata kata manismu Damian, tapi kau tidak bisa membodohiku dengan gelagatmu yang mencurigakan itu. Jika benar kau telah berkhianat di belakangku maka bersiaplah menjadi gelandangan seumur hidupmu." Ucap Divya tersenyum smirk.

Tidak peduli akan cinta yang ia punya, bagi Divya seorang pengkhianat tidak bisa ia maafkan.

Divya masuk ke dalam rumahnya, ia duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu informasi dari anak buahnya. Tak lama teleponnya berdering tanda panggilan masuk, ia segera mengangkatnya.

" Katakan informasi apa yang kau dapat!" Titah Divya.

" Tuan Damian berada di apartemen residense nomer sepuluh bersama seorang wanita Nona. Sepertinya beliau tidak keluar kota tapi ingin meng..... " Anak buah Divya menjeda ucapanya.

" Menghabiskan waktu bersama wanita itu maksudmu?" Tanya Divya.

" Maaf Nona, sepertinya saya salah mengira." Ucapnya.

" Tidak masalah, aku sudah bisa menebaknya. Awasi mereka berdua, jika sampai sore mereka tidak keluar dari sana kau kabari aku lagi. Aku akan ke sana untuk menangkap basah mereka." Ujar Divya.

" Baik Nona." Sahutnya.

Divya menutup teleponnya, ia meletakkan ponselnya di atas meja.

" Kau berani main main denganku rupanya, memangnya uangmu berapa banyak Damian sampai kau menyewa apartemen itu untuk wanita selingkuhanmu. Akan aku tunjukkan dimana posisimu sebenarnya. Tunggu aku dan tunggu kejutan dariku." Monolog Divya.

Malam hari setelah mendapat kabar dari anak buahnya, Divya menuju apartemen dimana Damian berada. Sampai di sana ia di sambut oleh anak buahnya yang bernama Aldo.

" Malam Nona." Sapa Aldo membukakan pintu mobil Divya.

" Malam." Sahut Divya turun dari mobilnya.

" Apa saya perlu mendampingi Nona?" Tanya Aldo.

" Tidak perlu, kau hubungi saja keluargaku dan kedua orang tua Damian. Minta mereka untuk segera datang kemari, aku akan menunggu mereka semua di dalam." Ujar Divya.

" Baik Nona." Sahut Aldo.

Divya berjalan masuk ke dalam apartemen setelah melewati keamanan, ia menuju kamar nomer sepuluh dengan langkah elegantnya. Sampai di depan pintu, ia memencet belnya.

Ting tong

Divya menunggu di depan pintu tak lama seseorang membukanya.

Deg...

Dada Divya bergemuruh saat melihat seorang wanita berambut pendek yang hanya memakai bathrobe saja.

" Siapa sayang?" Tanya seseorang dari dalam. Divya sangat hafal suara siapa itu.

Damian mendekati wanita itu dan...

Deg...

Jantungnya berdebar dengan sangat kencang saat tatapannya bertemu dengan tatapan Divya.

" Sa.... Sayang." Ucap Damian gugup.

" Aku jijik mendengar kata kata itu dari mulut kotormu Damian." Ucap Divya menatap Damian yang hanya memakai handuk saja. Sepertinya mereka baru saja mandi.

" Sayang aku bisa jelaskan semua ini, aku mohon kau jangan salah paham dulu!" Ucap Damian.

Tiba tiba terdengar langkah orang berlari lari mendekati mereka dan...

Bugh... Bugh... Bugh..

Gava menarik Damian lalu memukulinya dengan membabi buta.

" Gava." Teriak nyonya Vania sambil menutup mulutnya. Ia tidak menyangka jika Gava akan berbuat kasar seperti itu.

Gava Mahardika adalah kakak kandung dari Divya. Ia merasa tidak terima dengan pengkhianatan yang Damian lakukan kepada adik tercintanya.

Bugh Bugh...

" Dasar bajing@n!" Bentak Gava mendorong tubuh Damian hingga tersungkur di atas lantai. Beruntung handuknya tidak copot.

" Kak tenanglah! Jangan kotori tanganmu dengan menyentuhnya." Ucap Divya.

" Setelah melihat semua ini kau masih bersikap tenang? Hatimu terbuat dari apa adikku?" Gava menangkup wajah Divya.

" Hatiku terbuat dari batu Kakak." Sahut Divya nyengir kuda.

Semua orang menatap kepada Damian dan wanita itu.

" Kalian berdua pakai bajulah! Aku menunggu kalian di sini!" Ucap Divya masuk ke dalam ian duduk di sofa dengan tenang.

Damian menganggukkan kepalanya. Wanita itu membantu Damian berjalan menuju kamarnya. Sedangkan kedua orang tua Divya dan Damian duduk di sofa menunggu mereka.

" Maaf Ayah, ibu, kalian harus melihat semua ini. Aku hanya ingin kalian tahu apa yang putra kalian lakukan kepadaku. Dengan tega dia mengkhianatiku." Ucap Divya menatap kedua mertuanya yang menundukkan kepala.

" Ayah malu dengan perbuatannya Divya, entah apa yang membuat Damian begitu bodoh melakukan hal ini. Ayah minta maaf kepadamu dan kepada keluargamu atas nama Damian." Ucap pak Rudi.

Damian yang mendengar ayahnya merendahkan diri dengan meminta maaf pada menantunya merasa sedih. Damian dan wanita itu menghampiri mereka.

" Duduklah Damian!" Ucap Divya beranjak.

Damian dan wanita itu duduk berdampingan. Divya berdiri di hadapan mereka sambil menatap mereka dengan seksama.

" Siapa namamu?" Tanya Divya pada wanita itu.

" Reva." Jawabnya.

" Sejak kapan kalian menjalin hubungan terlarang ini?" Tanya Divya lagi.

Reva dan Damian saling melempar pandangan.

" Katakan sejak kapan! Mumpung aku masih punya kesabaran di sini." Ucap Divya.

" Sejak tiga bulan lalu." Sahut Damian.

" Apa kau mencintianya?" Tanya Divya menatap Damian.

" Sayang.. Entah cinta atau hanya nafsu saja yang aku rasakan untuk Reva. Yang jelas saat ini hati dan cintaku hanya untukmu. Aku hanya mencintaimu." Sahut Damian.

Reva mengepalkan erat tangannya.

" Wow.. Kau mengatakan cinta tapi kau mengobral cintamu untuk wanita lain. Apa kau tidak memikirkan perasaan wanitamu saat kau bilang mencintaiku? Apa kau tidak takut kehilangan kenikmatan yang dia berikan padamu?" Divya melirik Reva yang masih mengepalkan erat tangannya. Divya tersenyum smirk.

" Maafkan aku sayang, aku melakukan kesalahan ini." Ucap Damian.

" Apa kau bisa mengakhirinya?" Tanya Divya.

Reva menyentuh lengan Damian sambil menggelengkan kepalanya.

" Maaf aku tidak bisa."

" Sialan lo Damian! Apa kurangnya adek gue hah?" Teriak Gava hendak memukul Damian namun Divya menahannya.

" Tenang kak! Jangan terpancing emosi karena jawabannya. Walaupun dia mau mengakhirinya, tapi aku tidak sudi dia kembali padaku. Jadi tenanglah! Ikuti permainanku." Ucap Divya membuat Damian terkejut.

" Sayang maafkan aku! Aku memang tidak bisa mengakhiri hubunganku dengannya, tapi aku juga tidak bisa berpisah darimu. Aku tidak bisa jauh darimu sayang. Maafkan aku!" Ucap Damian menatap Divya.

Gava kembali berdiri di belakang Divya.

" Kenapa kau tidak bisa mengakhiri hubunganmu dengannya? Katakan apa alasannya Damian!" Ucap Divya.

" Dia hamil."

Jeduarrrr....

Jawaban Damian membuat semuanya terkejut namun tidak untuk Divya. Divya sudah bisa menebak hal ini sebelumnya.

" Baik, jangan meninggalkan dia setelah kau menghamilinya. Itu tidak akan adil untuknya." Ujar Divya.

" Divya apa maksudmu Nak? Apa kau mau memaafkan Damian? Apa kau mau menerima wanita itu sebagai orang ketiga dalam hubunganmu?" Tanya bu Rosi menatap Divya.

" Tidak ibu, bukan begitu. Biarkan mereka bersama, akulah yang akan mengalah karena aku tidak sudi menerima putramu yang pengkhianat itu." Ucap Divya.

Damian langsung berlutut di depan Divya.

" Sayang aku mohon jangan lakukan itu! Aku berjanji akan menjauhinya, bahkan jika kau memintaku untuk meninggalkannya akan aku tinggalkan saat ini juga. Aku tidak akan peduli dengan anak itu, aku mohon maafkan aku! Jangan pernah meninggalkan aku! Aku tidak bisa hidup tanpamu sayang. Maafkan aku!" Ucap Damian.

" Apa maksudmu Damian? Apa kau mau meninggalkan aku setelah apa yang kita lalui selama ini?" Tanya Reva tidak terima.

" Itulah posisimu Nona, bagaimanapun Damian akan tetap memilih kembali padaku, istri sahnya. Lain kali pikirkan hal ini sebelum mendekati suami orang." Ucap Divya penuh penekanan membuat Reva semakin kesal.

" Sayang apa itu artinya kau mau memaafkan aku?" Tanya Damian mendongak menatap Divya.

Divya mundur menjauhkan kakinya dari tangan Damian.

" Aku tidak bisa, aku akan menceraikanmu dan memecatmu dari jabatanmu sekarang. Kau bukan lagi suamiku ataupun CEO perusahaanku. Aku ucapkan selamat atas kehamilan selingkuhanmu Damian." Ucap Divya keluar dari apartemen Damian di ikuti kedua orang tua dan mertuanya.

Damian nampak lesu, ia menarik kasar rambutnya. Ingin mengejar Divya itu pun percuma. Ia tidak akan berhasil menyakinkan Divya.

" Selamat menjadi gelandangan mantan adik ipar." Ucap Gava meninggalkan Damian yang terpuruk di sana.

" Aarggghhhhhh!!!!" Teriak Damian.

TBC....

BERSAMA PRIA ASING

Malam ini Divya nekat mabuk di club malam. Ia baru menghabiskan tiga gelas minuman tapi ia sudah tidak berdaya. Ia terus meracau mengumpat Damian habis habisan.

" Sialan kau Damian... Kau berani selingkuh di belakangku. Memangnya siapa kau? Kau bukan siapa siapa. Kau hanya sampah jalanan yang aku pungut dan aku jadikan pajangan indah di rumahku. Tapi apa yang kau lakukan padaku? Kau tega menyakitiku, kau tega mengkhianatiku, kau benar benar bajingan." Racau Divya menyandarkan kepalanya di meja barista.

Divya mendapat tatapan lapar dari para lelaki hidung belang. Mereka saling berbisik ingin mendapatkan Divya. Siapa yang tahu jika ia seorang wanita terhormat, karena bagi mereka wanita terhormat tidak akan berada di sana.

" Aku harus bisa mendapatkannya, akan sangat indah jika aku menghabiskan malam bersamanya." Ucap pria satu.

" Berikan padaku setelah itu." Sahut pria kedua.

" Ayo kita dekati dia."

Kedua pria itu mendekati Divya.

" Halo cantik." Sapanya.

Divya menatap keduanya dengan seksama. Yang satu tinggi hitam dan yang satu lumayan putih tapi pendek dan sedikit gendut.

" Sama sekali bukan seleraku." Gumam Divya membuat kedua pria itu saling melempar tatapan.

" Jangan memandang fisik kami Nona, yang penting aku bisa memuaskanmu malam ini." Ucap pria berkulit hitam.

" Aku tidak mau, pergilah kalian berdua! Jangan ganggu kesenanganku!" Usir Divya.

" Sombong amat jadi cewek, mending kamu ikut aku sekarang! Akan aku buktikan jika kau akan ketagihan setelah merasakan keperkasaanku." Ucapnya menarik tangan Divya.

" Lepas! Aku tidak mau!" Berontak Divya.

Alex yang sedari tadi melihatnya mendadak jadi geram, ia berjalan mendekati mereka.

" Lepaskan istriku!" Ucap Alexa menepis tangan pria itu.

" Dia istrimu tuan Al?" Tanya pria itu sedikit takut.

" Ya, kalian pergilah jika tidak mau mendapat masalah di sini!" Ucap Alex.

" Baiklah Tuan, maafkan kami." Kedua pria itu pergi meninggalkan Divya dan Alex.

Divya menatap kagum pada Alex.

" Wah mereka takut denganmu, siapa kau?" Tanya Divya di tengah tengah kesadarannya.

" Aku Alex." Sahut Alex.

" Kau terlihat sangat tampan Tuan. Maukah kau bersamaku malam ini?" Tanya Divya menyentuh lengan Divya.

" Kau sedang mabuk saat ini, dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu." Ucap Alex.

" Aku tidak punya rumah, rumahku sudah tidak nyaman lagi setelah ada orang ketiga. Aku tidak mau pulang, bawa aku pulang ke rumahmu saja." Ucap Divya menatap Alex.

" Baiklah ayo! Daripada di sini tidak aman untuk wanita cantik sepertimu." Ucap Alex.

Alex membantu Divya untuk berdiri namun tubuh Divya terhuyung karena kakinya tidak kuat menopang tubuhnya. Melihat itu Alex segera menggendong Divya menuju kamar pribadinya yang ada di lantai paling atas.

Alexo Guardian seorang pengusaha muda yang memiliki beberapa club di kota Jakarta. Termasuk club yang saat ini Divya kunjungi. Ia juga memiliki beberapa cafe dan restoran di berbagai wilayah. Dan jangan lupakan perusahaan orang tuanya yang saat ini di kelola oleh asisten pribadinya.

Sampai di kamar Alex merebahkan tubuh Divya di atas ranjang empuknya, saat ia hendak pergi Divya menarik dasinya membuat wajah mereka sangat dekat.

" Jangan pergi! Mari kita nikmati malam ini bersama. Suamiku menanam benih dalam rahim wanita lain, maka aku harus membalasnya dengan menanam benih dari pria lain. Damian harus merasakan bagaimana sakitnya hati ini saat melihat pengkhianatannya. Lakukan bersamaku malam ini tuan Alex." Ucap Divya.

" Saat ini kau sedang kacau, kau sedang emosional Nona, jangan melakukan hal yang akan membuatmu menyesal nanti!" Ucap Alex.

" Aku tidak akan pernah menyesal melakukannya denganmu, aku yakin kau pria yang baik. Lakukanlah bersamaku malam ini!" Pinta Divya.

" Tidak Nona, aku menghormatimu sebagai wanita. Aku tidak mau melakukannya." Ucap Alex.

" Kenapa? Apa aku tidak menarik di matamu?" Tanya Divya.

Tiba tiba Divya membuka bajunya lalu membuangnya ke sembarang arah. Terekspos sudah dada mulus milik Divya, dua bola menyembul di balik bra hitamnya membuat Alex menelan kasar salivanya.

Divya kembali menarik dasi Alex membuat Alex membungkuk di atas tubuhnya. Divya mencium bibir Alex dengan lembut. Ia tidak berpikir bagaimana ke belakangnya. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah membalas perbuatan Damian dengan berhubungan dengan pria lain. Damian harus merasakan apa yang ia rasakan saat ini.

Bagaimana rasa sakit yang Damian torehkan di hatinya, Damian harus merasakannya suatu hari nanti. Ciuman Divya kini berubah menjadi kasar karena tidak mendapat respon dari Alex, ia menggigit bibir bawah Alex membuat Alex sedikit membuka mulutnya. Divya menyusupkan lidahnya mengekspos setiap inchinya.

Alex yang semula menolak kini terbawa dalam suasana yang di ciptakan Divya. Ia segera mengambil alih peran Divya. Alex menyusupkan tangannya ke belakang leher Divya, ia memperdalam ciumannya. Suara decapan memenuhi kamar mereka. Divya mengalungkan tangannya ke leher Alex.

Keduanya saling menikmati manisnya bertukar saliva. Nafsu kini telah menguasai keduanya, ciuman Alex turun ke leher Divya. Ia memainkan lidahnya di sana membuat Divya mendesih. Alex sengaja tidak membuat tanda di sana karena ia takut Divya akan marah saat sadar nanti.

Tanpa mereka sadari kini keduanya sama sama polos. Alex menatap Divya begitupun sebaliknya.

" Lakukanlah! Aku siap menanggung segala konsekuensinya." Lirih Divya.

" Aku akan bertanggung jawab atas semua ini." Ucap Alex mencium kening Divya.

Malam ini keduanya melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Divya terus mendes@h di bawah kukungan Alex. Entah mengapa ia merasa sentuhan Alex sangat berbeda dengan sentuhan Damian. Ia benar benar terbuai dengan sentuhan Alex malam ini.

Malam ini mereka melakukannya hingga berkali kali sampai hari hampir menjelang pagi. Setelah sama sama mencapai puncak nirwana, Alex merebahkan tubuhnya di samping Divya.

" Terima kasih." Ucap Alex di balas anggukkan oleh Divya.

Divya merasa lelah, tak lama matanya terpejam menuju alam mimpi. Alex memakaikan baju kepada Divya lalu menyelimutinya.

Cup...

Alex mencium kening Divya, ia menatap wajah cantik Divya sambil tersenyum.

" Kau sendiri yang memberikan dirimu padaku, jangan salahkan aku jika aku berusaha untuk mempertahankanmu. Kau membuat pengalaman pertamaku menggila nona cantik. Aku menyukaimu, dan aku pastikan aku akan mendapatkanmu, itu sebagai bentuk tanggung jawabku padamu." Ucap Alex.

Alex berbaring di samping Divya, ia memeluk tubuh Divya lalu menyusul Divya ke alam mimpi.

Sinar matahari masuk ke kamar Alex melalui celah celah korden. Divya membuka matanya, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

" Ternyata bukan mimpi." Gumam Divya.

Divya menyandarkan punggungnya pada head board.

" Shhh kepalaku pusing sekali." Divya memegangi kepalanya yang terasa hampir pecah.

Ceklek....

" Pagi."

Divya menoleh ke asal suara, ia melongo saat melihat seorang pria tampan berjalan menghampirinya sambil membawa nampan berisi makanan di tangannya. Ada juga segelas air lemon.

" Mau mandi atau sarapan dulu?" Tanya Alex menatap Divya.

" Aku.. Aku.. Mandi dulu." Sahut Divya gugup.

" Aku sudah menyiapkan baju ganti di samping wastafel, aku akan membantumu ke kamar mandi." Ucap Alex.

Tanpa berkata apa apa Divya turun dari ranjang, Alex menuntunnya menuju kamar mandi.

" Semalam....

" Kita bicarakan nanti, sekarang mandilah biar terlihat segar. Bukankah badanmu lengket karena keringat keringat yang keluar karena kejadian semalam?"

Divya melongo menatap Alex. Ia langsung mendorong Alex keluar lalu menutup pintunya. Alex terkekeh melihatnya, ia duduk di sofa menunggu Divya mandi.

Lima belas menit kemudian Divya keluar dari kamar mandi, Alex terpana melihat kecantikan Divya yang saat memakai dress selutut berwarna hitam yang tadi ia pesan.

" Benar benar cantik." Gumam Alex.

" Duduk sini!" Ucap Alex.

Dengan perlahan Divya berjalan menghampirinya. Ia duduk di sofa di samping Alex.

" Makanlah dulu! Terus minum air lemon ini untuk mengurangi rasa pusing di kepalamu." Ujar Alex.

Divya menganggukkan kepala, ia memakan makanannya sampai habis, setelah itu ia meminum air lemon.

" Apa kau mau membahas soal semalam?" Tanya Alex menatap Divya.

" Ah iya sebelumnya katakan, siapa namamu?" Tanya Alex.

" Aku Divi, Divya Mahardika." Sahut Divya.

" Kau dari keluarga Mahardika rupanya, maaf untuk semalam. Aku tidak bersalah melakukannya karena kau yang memaksaku untuk melakukannya. Aku...

" Aku tidak menganggapnya kesalahan, memang ini yang aku inginkan. Aku ingin membalas pengkhianatan suamiku dengan mengkhianatinya. Dan aku sudah melakukanya." Sahut Divya memotong ucapan Alex.

" Apa kau merasa senang setelah mengkhianatinya sekarang?" Tanya Alex.

" Aku akan lebih senang jika yang kita lakukan semalam membuahkan hasil. Aku ingin suamiku merasakan sakit yang sama seperti yang aku rasakan saat ini." Jawab Divya membuat Alex tersenyum.

" Rupanya kau ingin sekali mengandung anakku." Ucap Alex terkekeh.

" Bukan karena kau, tapi karena anak itu sendiri." Ujar Divya.

" Aku akan bertanggung jawab kepadamu, baik kejadian semalam membuahkan hasil atau tidak aku akan tetap bertanggung jawab padamu. Segera ceraikan suamimu supaya aku bisa menikahimu."

" Hah???"

TBC.....

Jangan minta ganti visual ya karena pebinornya lebih cakep... 🤣🤣

Author akan membagikan pulsa dua puluh ribu untuk tiga orang pendukung terbanyak tapi di akhir bab saat tamat nanti ya... Untuk itu dukung terus karya author... Terima kasih...

LEBIH BAIK BERPISAH

Tok tok...

Divya dan Alex saling melempar tatapan saat pintu kamarnya di ketuk. Padahal selama ini tidak ada yang berani menganggu Alex jika ia berada di kamarnya.

" Aku buka dulu." Alex menuju pintu lalu membukanya.

Alex menatap seorang pria paruh baya yang saat ini berdiri di depannya.

" Maaf anda...

" Saya mencari Divi, panggilkan dia sekarang juga!" Ucapnya.

" Divi, ada yang mencarimu." Ucap Alex menatap Divya.

Divya segera menghampirinya dan...

" Paman Leon." Ucap Divya menatap tuan Leon dengan jantung yang berdebar sangat kencang. Ia takut jika pamannya mengadukan semua ini pada kedua orang tuanya. Bagaimanapun ia telah membuat kesalahan dan dosa besar.

Tuan Leon menatap Divya dari atas sampai bawah. Ia tahu apa yang terjadi pada keponakannya satu ini.

" Ayo kita pulang! Seluruh keluarga sudah menunggu." Ucap tuan Leon.

" Maksud Paman seluruh keluarga kita begitu?" Tanya Divya memastikan.

" Tidak, hanya keluargamu dan keluarga Damian. Mereka mencemaskan kepergianmu." Ucap tuan Leon.

" Baiklah aku akan pulang." Sahut Divya.

Divya menatap Alex begitupun sebaliknya.

" Aku pulang dulu, terima kasih untuk semuanya. Jika kita bertemu di lain hari, anggap saja kita tidak saling mengenal." Ucap Divya.

Tuan Leon tersenyum, ia teringat ucapan istrinya saat pertama kali mereka bertemu.

" Akan aku coba, jika nanti keluargamu menghakimimu atas semua ini, telepon aku! Aku akan membantumu mempertanggung jawabkan semua yang terjadi pada mereka." Ujar Alex.

" Aku rasa tidak perlu, ini masalahku. Aku tidak akan melibatkanmu di dalamnya. Aku pergi dulu." Ucap Divya meninggalkan Alex.

Entah mengapa hatinya begitu berat untuk melangkah meninggalkan tempat itu, begitupun juga dengan Alex. Ia merasa berat melepas kepergian Divya. Ia terus menatap punggung Divya yang semakin menjauh.

" Jika kau merasakan hal sama, menoleh lah ke belakang Divi. Tatap aku!" Gumam Alex.

Tanpa Alex sangka Divya menoleh ke arahnya. Ia tersenyum manis membuat Alex membalas senyumannya tanpa sadar.

" Terima kasih kau telah memberi petunjuk bagaimana langkahku selanjutnya." Monolog Alex.

Sampai di rumah keluarga Mahardika, tuan Leon menggandeng Divya menuju ruang keluarga. Di sana sudah ada kedua orang tua Damian, Damian, kedua orang tua Divya dan Gava serta bibinya Divya yaitu bibi Sandia yang tak lain istri dari tuan Leon.

" Duduklah sayang!" Titah tuan Gavin.

Divya duduk di samping Damian karena memang hanya itu yang kosong.

" Sayang kamu darimana saja?" Tanya Damian menatap Divya.

" Bukan urusanmu." Ketus Divya. Damian menghela nafasnya pelan.

" Begini Divya." Ucap pak Rudi menatap Divya.

" Mengenai keputusanmu tentang perpisahan kalian, apa tidak sebaiknya kamu pikirkan matang matang lebih dulu. Ayah tidak mau kalau sampai kalian berpisah. Ayah hanya ingin kamu lah satu satunya yang akan menjadi menantu Ayah selamanya." Ucap pak Rudi.

" Damian sudah mengakhiri hubungannya dengan Reva Nak. Dia berjanji tidak akan menjalin hubungan dengan wanita lain lagi. Maafkan kesalahan Damian Nak, jika kau tidak mau melakukannya demi Damian maka lakukanlah demi kami." Timpal bu Rosi.

Divya menghela nafasnya pelan, ia menatap satu persatu orang yang ada di sana.

" Maaf! Aku tidak bisa memaafkan Damian. Aku akan tetap menceraikannya walaupun kalian semua mencoba menghalanginya." Ucap Divya.

Semua orang menghembuskan kasar nafasnya.

" Jangan pikirkan aku ataupun keluarga ini! Tapi pikirkan bayi yang ada di dalam kandungan Reva. Dia tidak bersalah, dia tidak mengerti apa apa dan dia butuh kasih sayang dari ayahnya. Apa kalian tega membiarkan bayi tidak berdosa itu hidup tanpa seorang ayah di sampingnya? Aku rasa tidak, aku juga ingin Damian bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan pada Reva. Jadi keputusanku sudah bulat. Aku tetap akan menceraikan Damian. Aku tidak mau hidup bersama pria yang telah membagi cinta dan tubuhnya untuk wanita lain." Ucap Divya kukuh membuat Damian tidak bisa berbuat apa apa selain diam.

Damian diam bukan karena ia menerima keputusan Divya, tapi ia diam karena terlalu pusing memikirkan bagaimana caranya membujuk Divya agar tidak menceraikannya.

" Apa kau sudah tidak mencintai Damian lagi Nak?" Tanya bu Rosi lagi.

" Apa artinya cinta Bu? Karena cinta Damian mengkhianatiku. Cinta yang aku punya telah mati saat aku tahu jika Damian mengkhianati cintaku. Dan aku tidak bodoh dengan alasan cinta hingga aku akan memaafkan Damian dan tetap bertahan di sampingnya. Bagiku dia sudah tidak berarti lagi karena dia telah menyia-nyiakan aku." Ucap Divya penuh penekanan.

" Kenapa kalian tidak mencoba hidup bersama dan membesarkan anak itu bersama sama." Ucap bu Rosi membuat semua orang terkejut.

" Tidak Bu, aku masih punya harga diri dan aku masih bisa mencari pengganti Damian dan akan mendapatkan yang jauh lebih baik darinya. Aku tidak akan membuang waktumu untuk mengurus anak orang lain, apalagi anak dari wanita yang telah menyakitiku." Sahut Divya.

" Tapi perpisahan ini menyakiti Damian Nak? Damian sangat mencintaimu, dia khilaf sehingga dia melakukan kesalahan ini. Tuntunlah dia agar dia kembali ke jalan yang benar." Ujar bu Rosi. Ia tidak rela kehilangan menantu sebaik Divya. Ia sudah menganggap Divya sebagai anak kandungnya.

Divya menatap Damian, begitupun sebaliknya.

" Pulanglah dan kemasi barang barangmu! Aku ingin kau mengosongkan rumahku hari ini juga. Tinggalkan semua kartu ATM mu di sini! Kau datang tidak membawa apapun maka kau pergi juga tidak boleh membawa apapun kecuali baju bajumu." Ucap Divya sadis membuat hati bu Rosi mencelos.

" Divya tolong jangan lakukan ini pada putra ibu Nak, setidaknya hormati dia sebagai suamimu. Jangan rendahkan dia di hadapan keluargamu!" Ucap bu Rosi sedih.

" Aku tidak akan menghormati pria sepertinya, setelah apa yang dia lakukan, aku rasa dia tidak butuh kehormatan melainkan kenikmatan. Dan ya... Dia akan menjadi barang mewah saat dia bersamaku tapi dia akan kembali menjadi sampai setelah dia berpisah dariku. Segera lunasi semua tagihan dalam kartu kreditmu dan minta selingkuhanmu itu untuk mengosongkan apartemen itu. Kau tidak akan mampu membayarnya bulan depan." Ucap Divya.

" Maaf Ibu, Ayah jika perkataanku menyakiti hati kalian. Tapi percayalah rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang putra kalian torehkan di hatiku. Aku permisi." Ucap Divya meninggalkan mereka menuju kamarnya.

Ya begitulah Divya, ia memiliki sikap tegas dan keras kepala. Jika mengenai hidupnya maka keluarganya tidak ada yang berani campur tangan untuk mengatasinya. Selama Divya benar maka keluarganya akan selalu mendukung keputusannya.

" Jeng Vania, kenapa kau hanya diam saja? Apa kau tidak bisa memberi pengertian kepada Divya agar dia tidak menceraikan Damian?" Bu Rosi menatap nyonya Vania.

" Keputusannya sudah benar Bu Rosi. Kami tidak berani menentang keputusannya karena ini menyangkut hidupnya. Lagian menurutku Divya benar, wanita itu lebih membutuhkan Damian daripada Divya. Divya masih bisa mencari pria lainnya tapi tidak dengan wanita itu. Kami mohon maaf atas tidak kenyamanan keluarga kalian karena keputusan anak kami." Ucap nyonya Vania.

Bu Rosi dan pak Rudi saling pandang.

" Baiklah kalau begitu, kami permisi. Kami mohon maaf atas apa yang telah putra Kami lakukan. Kami harap hubungan kekeluargaan kita tidak akan terpengaruh akan hal ini." Ujar pak Rudi.

" Yang punya masalah anak anak kita, kita tidak perlu saling membenci hanya karena mereka berpisah. Kami memaafkan kalian, tapi tidak untuk Damian. Kami merasa sangat kecewa atas sikapnya yang telah menyia-nyiakan putri kami. Kalau di lihat dari segi manapun, putri kami tidak mempunyai kekurangan bukan? Selama ini putri kami sangat mencintai Damian, dia memberikan apapun yang Damian butuhkan dengan tujuan agar Damian setara dan di hormati oleh kalangan kami. Tapi dia menyia-nyiakan semuanya, sekarang dia bukan lagi menantu kami, karena kesalahannya dia harus menanggung segala konsekuensi dari perbuatannya termasuk menerima keputusan Divi untuk menceraikannya." Ucap tuan Gavin panjang lebar.

" Maafkan aku Pa, bukan Divi yang salah ataupun memiliki kekurangan di sini, tapi aku lah yang tidak pandai bersyukur, aku menyesali semua perbuatanku Pa. Aku telah menyakiti wanita yang sangat mencintai dan menghargaiku. Maafkan aku yang telah menyakiti putri kalian." Ucap Damian.

" Seperti yang kami bilang tadi, kami tidak bisa memaafkanmu, kami sama terlukanya dengan Divi. Lebih baik sekarang turuti saja perintah Divi agar dia tidak melakukan hal yang lebih kejam dari ini." Ucap nyonya Vania.

" Baiklah Ma, Pa, semuanya. Aku permisi." Ucap Damian keluar dari rumah mertuanya di ikuti kedua orang tuanya.

" Bodoh kamu Damian... Kenapa kau melakukan kesalahan sebesar ini? Kenapa kau malah tergoda dengan Reva padahal kau sudah memiliki Divi? Wanita yang sangat mencintainu dan yang sangat kau cintai. Aku baru sadar jika hubunganku dengan Reva hanya nafsu saja, itu pun karena teman teman tidak akhlak itu. Andai saja aku bisa memutar waktu, aku tidak akan pernah melakukan kesalahan ini. Aku tidak akan pernah pergi ke pesta malam itu. Karena malam itu hidupku menjadi hancur." Batin Damian masuk ke mobilnya.

Ya berawal dari sebuah pesta ulang tahun teman Damian yang bernama Adi, dia bisa mengenal Reva. Adi dan kawan kawan menantang Damian minum hingga mabuk. Bukannya mereka membawa Damian pulang ke rumah mereka justru meninggalkan Damian bersama Reva.

Dalam bayangan Damian ia melihat Divya, itu sebabnya ia melakukannya. Namun setelah hari itu, bukannya ia bertobat ia justru semakin terjerumus dalam hubungan gelap karen Reva terus mengganggunya. Reva selalu mengancam akan memberitahu Divya jika sampai Damian meninggalkannya. Alhasil hubungan mereka semakin dekat dan terjadilah kejadian seperti saat ini.

TBC.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!