Perkenalkan, namaku adalah Alinda, dan tahun ini umurku baru 23 tahun.
Aku bukanlah siapa-siapa selain manusia dengan gender perempuan dan masih single.
Aku bukanlah orang yang pintar, cantik juga tidak, aku bukanlah orang yang suka bergaul karena aku merasa hal itu tidak berguna.
Hobiku adalah menulis, menulis memperkenalkan imajinasi kedalam sebuah cerita. Hanya khayalan yang bisa di baca kembali, meskipun begitu aku menulis, semua ide yang aku tuangkan akan menjadi masa lalu yang bahkan tidak bisa aku ingat lagi.
“Hahh~” Aku menghela nafas pada diriku yang membosankan ini.
Aku orang yang membosankan, tapi aku sendiri sebenarnya tidak pernah bosan, apakah menurut kalian aku ini aneh? Hm?
Kadang kala aku berpikir, apa yang terjadi padaku di masa depan ya?
Ketika aku membuka handphone milikku, aku bahkan sama sekali tidak memiliki satu pesan pribadi dari seseorang untukku, bukankah berarti aku adalah seseorang yang keberadaannya bisa menghilang kapan saja?
Tidak ada orang atau salah satunya teman-temanku yang merindukanku, karena mereka sudah punya kehidupannya sendiri.
Sedangkan aku?
“.........” Aku hanya diam seraya berpikir bahwa aku hanyalah orang yang di lahirkan untuk diriku sendiri.
Aku tidak punya apapun yang bisa aku rindukan, kecuali melihat foto cogan.
“Hehehehe…” Aku tersenyum cerah ketika aku mendapatkan foto dari kalangan artis yang begitu tampan, bahkan sekalipun aku mendapatkan foto dari sebuah animasi 2D, aku tetap merasa senang sekaligus bahagia.
Bukannya ini membuktikan bahwa kebahagiaan tidak bisa di ukur dengan uang?
Dan hal ini memberitahuku bahwa mendapatkan kebahagiaan juga tidak harus sesuatu yang mahal. Sederhana namun bisa membahagiakan, semua orang bahkan kucing kecil yang hanya aku beri makan tulang ikan saja, bisa senang.
Lalu satu lagi, bahwa melihat foto cogan yang tidak lain adalah hasil ciptaan tuhan, adalah suatu pemberian untuk kita, bahwa kita bisa menikmati mereka dalam hal batin?
Benar bukan?
Ok, kesempurnaan memang terlihat dimiliki oleh mereka yang beruntung, sempurna dalam hal fisik, iya. Dan aku yang merupakan perempuan biasa, sudah cukup senang bisa melihat mereka menyempurnakan hariku dengan senyuman maut mereka.
“Ahh…!” Ketika aku membuka handphone, aku langsung berguling-guling, betapa senangnya bisa melihat wajah tampan ini.
Wanita suka wajah pria yang tampan, dan tentu sebaliknya, pria suka wanita yang cantik dan seksi.
Semua punya tipe ideal mereka masing-masing, bahkan aku pun sama juga.
Mataku yang tadinya begitu mengantuk, karena baru saja bangun tidur, alias terbangun di pagi-pagi buta seperti ini, langsung melek dengan porsi terbuka lebar, sebab aku langsung melihat wallpaper handphone ku yang begitu menawan.
Sungguh kekanakan bukan? Aku yang sudah sebesar ini tapi masih suka dengan pria dari animasi kartun?
Ah iya, aku suka dengan pria hasil lukisan seperti tangan 2D, karena mereka terlihat lebih sempurna.
Aku terus memandangi semua foto cogan yang aku simpan, betapa berharganya foto tersebut, bahkan terasa lebih berharga ketimbang makanan, karena aku benar-benar ingin memakan mereka semua.
“Akh…bagaimana ini? Gara-gara ini aku jadi sudah tidak bisa tidur.” Gumamku di saat aku tidak sengaja mendapatkan foto cogan yang baru.
Namanya adalah Charlie, dia adalah seorang dokter?
Ah, dari penampilannya saat aku mendapatkan Charlie memakai jas putih dan bekerja di rumah sakit, mengatakan dia adalah seorang dokter.
Tapi Charlie si pemiliki surai putih perak dengan iris mata violet ini juga terkadang memakai kemeja hitam dengan setelan jas hitam, dengan kerah kemeja yang tidak di kancing, Charlie ini suka dengan menambahkan aksesoris berupa kalung emas bentuk rantai, membuat pria ini terkadang nampak seperti seorang gangster.
Walaupun begitu, aku tetap menyukainya, karena wajah dan tubuhnya, tentu itu adalah aspek utama sebagai pondasi dasar untuk menyukai seorang pria.
Selalunya seperti itu.
Sedangkan yang kedua adalah, Osborn.
Dia adalah pria yang begitu cool, terlihat macho pula, dengan postur tubuh yang tinggi semampai, rambut hitam, garis rahang yang begitu tegas, hidung mancung, mata sipit di padukan dengan tahi lalat di bawah mata kanan, serta bibir tebal nan seksi, siapapun terutama wanita, hatinya langsung dijerat dalam pesona yang tidak bisa aku puji lagi, karena semua pujian itu sendiri sudah aku tuangkan.
Dan aku, sangat menyukai dia juga, sebab penampilannya yang seperti seorang bodyguard gentleman, membawa Osborn pada satu kesan pertama, yaitu di seperti pria pembunuh berdarah dingin.
"Dan aku juga sangat ingin menikahinya~" Gumamku lagi, tidak kuasa menahan rasa debar di dada ini.
Sungguh, ciptaan paling sempurna yang pernah aku lihat dalam sejarah aku hidup.
Dan di malam yang dingin, aku langsung menarik selimut, mengurung tubuhku di dalam selimut seraya menatap satu per satu gambar yang berhasil aku unduh.
Deretan foto dalam berbagai gaya serta ekspresi juga penampilan yang mendukung, tidak membuat pesona mereka berdua menghilang.
Hebat bukan?
Untuk orang sepertiku, apa yang aku lihat seakan tidak ada yang bisa menandingi ketampanannya.
Aku jadi tersenyum puas dan berakhir dengan senyuman lemah yang menghiasi bibirku sendiri.
Aku benar-benar terhibur karena aku memiliki hiburan paling murah meriah. Tanpa harus mengeluarkan uang selain kuota data, aku benar-benar sudah mendapatkan kebahagiaanku sendiri.
Apakah aku jadi terlihat begitu menyedihkan?
Mereka yang melihatku sudah pasti akan berpikir demikian. Tapi apa boleh buat? Hati memangnya bisa di paksakan?
Jelas tidak lah.
Perasaan dari hati memang bisa berubah, tapi tergantung juga dengan objek yang akan membuatnya menemukan perubahan.
Normal POV
Di dunia ini, banyak yang terdengar awalnya tidak masuk akal jadi masuk akal. Itu seakan jadi sebuah keseharusan, bahwa di dunia ini pasti bisa terjadi, bahkan jika kalian tidak mengharapkan hal itu terjadi.
Dan salah satu hal yang bagiku masih tidak masuk akal adalah, ketika Alinda membuka matanya kembali, ia melihat dirinya sedang berada di depan seorang pria.
"Alinda~" Suara berat khas milik dari seorang pria, lantas berhasil menarik kembali segala pikiran yang di pikirkan oleh perempuan tersebut.
Sosok pria dengan tinggi semampai, pemilik dari rambut putih perak, iris mata violet yang terkadang nampak gelap di saat matanya menemukan seseorang yang tidak begitu di sukai nya, matanya yang terkesan tajam, selalu membawa orang yang di tatap sebagai salah satu makhluk yang harus di masukkan kedalam jurang keputusasaan.
Dia adalah pria dari pemilik julukan dari malaikat bersayap kematian.
Siapa lagi kalau bukan, Charlie.
Wajahnya yang tampan, dan pekerjaan yang tidak terduga, membuat ia sering di salah pahami sebagai manusia yang baik layaknya seorang malaikat penyelamat, sebab ia sudah melakukan banyak pekerjaan yang memiliki sangkut pautnya dengan seorang pasien.
Ya, Charlie memiliki pekerjaan utama, yaitu sebagai dokter.
Tapi di samping itu, ternyata dia menyembunyikan rahasia paling besar diantara rahasia lainnya, yaitu dia bukanlah manusia biasa.
Bahkan, sekalipun Alinda sudah tinggal seminggu lebih di tempat di dunia lain yang bahkan masih belum bisa Alinda pahami ia ada dimana selain beranggapan kalau ia masuk ke dunia game, ia masih tidak percaya bahwa pria di hadapannya itu adalah Charlie, pria yang sempat Alinda lihat di galeri foto yang Alinda miliki.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya pria ini dengan begitu lembut.
Di bawah derasnya air shower yang sempat menciprat tubuhnya, sentuhan ringan dari tangan Charlie yang tiba-tiba saja meraih wajahnya Alinda yang basah itu, membuat Alinda langsung menerima sentuhan hangat yang begitu mendominasi ketimbang wajahnya yang sudah sedikit dingin, karena air dari shower tersebut.
"A-aku-" Alinda berbicara dengan sedikit malu-malu, sebab posisi mereka berdua tidaklah biasa.
Gara-gara tubuhnya sudah di angkat dan di letakkan di atas meja marmer, membuat tubuhnya yang hanya di balut dengan handuk kimono berwarna pink, samar-sama ia merasakan sentuhan dari tubuh Charlie yang begitu dekat dengannya.
"Kenapa kau gugup? Padahal kau dari tadi bukankah terus bicara?" Goda pria ini lagi.
Benar.
Meskipun pria ini terlihat seperti seorang yakuza, Alinda tetap merasakan kebaikan hati milik Charlie yang bertanya dengan nada menggodanya.
"A-aku, aku hanya berpikir ini...terlalu berlebihan." Alinda benar-benar gugup, dengan tubuh yang bahkan sudah tidak memakai apapun di balik handuk kimono nya, tubuh atletis milik Charlie yang sudah basah kuyup itu sungguh membuat aroma tubuh berkeringat milik dari pria ini langsung menyeruak masuk kedalam indera penciumannya Alinda.
Itu adalah feromon yang begitu kuat, membuat Alinda serasa langsung di di seret dalam pesona yang tidak ada duanya.
"Berlebihan apa?" Mata dengan manik mata berwarna violet itu menatap lembut wajah Alinda yang sudah tersipu malu.
Jelas, bahkan rona pipi dari wajah Alinda pun benar-benar begitu nyata sampai menyebar ke kedua daun telinganya, membuat siapapun akan tahu kalau wanita ini benar-benar sungguh menggoda.
"Ya, kamu...itu, itu, kamu terlalu dekat. Dan.." Alinda pun menundukkan kepalanya, ia benar-benar tidak mampu lagi untuk menatap wajah Charlie, karena posisi mereka berdua sungguh akan membuat orang yang melihatnya akan salah paham.
"T-tunggu, ja-jangan laku-"
"Phuuh~" Dengan begitu sengaja, Cahrlie benar-benar menghembusan nafas penuh sesat.
"Hiikh..!" Merinding Alinda dengan hembusan nafas yang dibuat oleh Charlie tadi.
"Hei-hei, siapa itu?" Salah satu orang wanita tiba-tiba saja melirik pada satu orang pria berambut hitam yang baru saja berjalan melewati mereka berdua.
"Wow, apa dia seorang artis? Tapi apa yang dilakukannya di tempat seperti ini?" Tanya teman dari wanita tadi.
"Aku juga mana tahu. Tapi wajahnya itu benar-benar tampan deh, kita samperin yuk." Ajak wanita ini kepada teman di sebelahnya itu.
Dan jawaban dari temannya itu pun adalah anggukan setuju. "Ayo, mumpung laki-laki itu belum pergi." Sahutnya.
Maka dengan begitu antusiasnya, mereka berdua pun berjalan mengekori seorang pria tinggi, memiliki tubuh begitu tinggi postur tegap, memiliki ciri fisik tubuh yang begitu atletis, si pemilik dari mata hijau sedikit kebiruan, dimana di bawah matanya persis ada sebuah tahi lalat.
Seorang pria tampan yang berhasil menyita perhatian dari dua orang wanita, bahkan setelah pria ini berjalan lebih jauh menyusuri mall, ada lebih banyak wanita yang mengikutinya dari belakang.
"Dia mau pergi kemana ya? Aku benar-benar ingin minta foto dengannya."
"Kau benar, aku bahkan sangat yakin kalau malam ini pasti aku sama sekali tidak bisa tidur. Atau jika aku tidur, aku akan terbawa mimpi, sampai bertemu dengan laki-laki itu."
Satu persatu dari mereka, terus berjalan mengikuti pria bernama Osborn itu.
Sungguh nama yang aneh kan?
Tapi memang itulah namanya, dia adalah pria yang dari luar terlihat seperti seorang preman jalanan, eakan dia adalah seorang penjahat kelas kakap, karena dengan penampilannya itu, dia terlihat seperti orang yang mampu untuk membunuh orang tanpa sungkan.
Ya, dia adalah Osborn, pria berjuta pesona yang mampu memberikan kejahatan untuk semua kalangan kaum perempuan untuk terseret dalam pesonanya juga.
Sampai ketika Osborn menganggap kalau manusia di belakangnya cukup mengganggu, Osborn akhirnya memberhentikan langkah kakinya, dan menjeling ke belakang.
"Dengar, aku akan menuntut kalian sebagai seorang penguntit, jadi hentikan itu sekarang juga. Mengganggu privasi seseorang, masuk dalam pelanggaran pasal 10, dan denda paling sedikit 5 juta, paling banyak 100 juta. Jika kalian memang ingin mengikutiku, berikan kompensasi kalian itu, karena kalau tidak, aku pastikan salah satu kaki kalian, secara acak langsung tidak bisa di gunakan sekarang juga."
SRET...
Dalam kurun waktu kurang dari lima detik itu, Osborn tiba-tiba langsung mengeluarkan pistol yang tersimpan di dalam blazer nya.
".........!" Sontak saja, mereka semua dalam sekejap mata jadi langsung panik dengan senjata yang di keluarkan oleh Osborn kepada mereka, sebagai sebuah ancaman yang langsung membuat nyali mereka semua jadi menciut.
"K-kabur,"
"C-cepat lari dari sini! Dari pada kaki kita kena imbasnya, lebih baik jauhi dia!"
"Akkhh! Aku pikir dia adalah artis, tapi melihat dia bisa membawa senjata ke mall, berarti dia adalah polisi!"
"lari!"
Dengan wajah panik, mereka semua langsung kabur.
'Hahh~ Mereka wanita yang merepotkan.' Pikir Osborn seraya memasukkan senjatanya kembali kedalam sarung pistol yang Osborn pakai di bawah ketiaknya.
"Maa~ Ada orang jahat~ Dia menakutkan ma~" Seorang anak kecil laki-laki langsung ketakutan dengan kaki tidak bisa digerakkan lagi saking gemetarnya, membuat sang Ibu yang ada di sebelahnya, langsung menggendong tubuh anaknya sendiri untuk menjauh dari Osborn yang selalu nya mempunyai wajah datar, jika memang ia tidak memiliki hal menarik untuk di tertawai ataupun membuat wajahnya merespon menjadi sebuah ekspresi.
"Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu karyawan dari sebuah toko sebuah butik.
"Aku ingin membeli-" Kening Osborn jadi mengerut. Dirinya sedang menimbang-nimbang apakah mulutnya itu akan ia gunakan untuk mengatakan sesuatu yang cukup intim pada orang lain seperti pegawai toko ini?
"Ya? Anda mau beli apa? Disini semuanya cukup lengkap, pakaian dari fashion untuk wanita dan pria, bahkan segala aksesoris, sepatu, semuanya ada. Jika anda bingung, anda bisa melihat-lihatnya lebih dulu." Ucap wanita ini dengan senyuman ramah.
Senyuman yang membuatnya harus menahan sebuah godaan dari wajah Osbon yang saat ini sedang memperlihatkan wajah berpikirnya.
"Jadi mari ik-"
"Aku hanya ingin-" Osborn memejamkan matanya, dan mencoba untuk menata hatinya. "Membeli pakaian da lam untuk wanita."
"O-ohh~ Anda adalah pria yang sungguh pengertian. Pasti karena ingin melihat kekasih anda jadi terlihat lebih seksi dengan menampilkan pakaian da lam yang anda beli, makannya anda ingin datang kesini.
Ana membuat keputusan yang tepat, mari sini, ikuti saya, saya akan merekomendasikan mana yang akan anda beli, jika anda memang begitu bingung." Beber panjang lebar pegawai dari toko butik tersebut.
Dan seperti yang di harapkan, Osborn pun benar-benar mengikuti wanita itu sampai akhirnya ia mendapatkan kursi yang nyaman untuk ia duduki.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!