"Nona Darla."
Ia memanggilku, dia adalah seorang Profesor Biologi di kampusku.
Nyonya Maria berkata dengan tenang ,karena aku terkejut, aku menatapnya dengan mata minta maaf.
"Maafkan aku, profesor."Kataku sambil memegangi tali tas di pundakku dengan gugup saat aku menyadari beberapa mata sedang memandangiku.
Dia menatapku melalui kacamata berbingkai merahnya yang tebal, mendorongnya lebih jauh ke atas hidungnya. "Apakah Anda menyadari bahwa Anda terlambat hampir dua puluh lima menit ke kelas?"
"Aku tahu, tapi seseorang telah..-?"
"Saya tidak ingin alasan. Anda tidak boleh terlambat ke kelas. Tepat waktu atau tidak datang sama sekali.!!"
Aku mengalihkan pandanganku darinya ke lantai. Nyonya Maria adalah wanita berkepala dingin. Dia sebenarnya dosen profesor yang baik, tapi jangan salah, dia bisa jadi menakutkan jika dia mau. Dan tidak ada yang berani terlambat ke kelasnya.
Tapi memang begitu. Kebetulan seorang gadis secara tidak sengaja menumpahkan minumannya ke sekujur tubuhku sebelum aku memasuki kelas, aku terlebih dahulu pergi ke toilet untuk membersihkan diri. Dan aku bahkan tidak mendengar bel yang menandakan bahwa kelas Nyonya Maria telah dimulai.
"Jika Anda hanya terlambat lima menit , itu akan baik-baik saja, saya akan memaafkan anda Nona Darla .tetapi apakah Anda menyadari bahwa Anda sudah terlambat selama dua puluh lima menit"?
"Itu hanya beberapa menit nyonya Maria". Aku merutuki diriku sendiri , sebenarnya aku hanya ingin diam. Tapi entah mengapa mulutku tiba-tiba berbicara seperti itu.
"Terlambat beberapa menit? Dua puluh lima itu banyak!!".
"A-Maafkan aku, " aku tergagap, akibat menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasku.
"Maaf juga karena saya harus mengambil satu poin dari prestasi akademis Anda"
"Tidak!". Suaraku meninggi.
" Maksud saya, Nyonya Maria tolong tidak, jangan lakukan ini. Itu tidak akan terjadi lagi. Tolong,"
"Beri aku satu alasan mengapa aku tidak boleh melakukannya, Nona Adinda Darla. Apakah Anda menyadari betapa buruknya kinerja Anda dalam ujian terakhir?"Dia bertanya.
Aku tetap diam. Aku telah melakukan hal yang sangat buruk dalam ujian itu. Konsepnya tidak mudah dan aku jarang punya waktu untuk belajar karena pekerjaan paruh waktu ku.
"Apakah Anda ingat apa itu Centimorgan, aneuploidi, Monosomi, dan Trisomi? Saya cukup yakin Anda mempelajarinya di kelas Biologi Anda di sekolah menengah ."
Aku menatapnya dengan senyum malu-malu yang terpampang di wajahku. "Uh, Centimorgan adalah kelainan genetik di mana seseorang memiliki empat-tidak, um tiga salinan kromosom, bukan dua," kataku dengan tidak yakin, aku menatapnya penuh harap.
"Itu adalah Trisomi!. Bukan Centimorgan!!.
"Oh, um...maaf."Kataku cepat.
Tatapannya mengintimidasi ku dan aku hanya melihat ke bawah lagi pada pola yang tiba-tiba menarik di atas ubin, aku berharap dia akan menghilang begitu saja.
"Kamu tidak tahu apa itu? Dua poin akan diambil.
Dia berkata dengan tenang.
"Aku tidak ingin anda ada di kelasku hari ini."
Aku masih tidak bergeming.
"Tolong nyonya Maria , kali ini saja "
"Tidak,!!!!!!" dia hampir meninggikan suaranya.
Dia menghela nafas pelan, matanya menatapku, lalu mengekor ke arah pintu mengisyaratkan agar aku segera cepat keluar dari kelasnya, dia tidak ingin mempermalukan diriku lebih jauh.
Aku pergi sebelum dia menyuruhku sekali lagi. Aku
menghabiskan sisa waktuku di perpustakaan untuk belajar . Untuk kelas berikutnya, aku memastikan akan datang lebih awal.
......
Profesor itu belum ada di sana saat aku masuk ke kelas. Aku berjalan ke tempat dudukku yang berada di sudut yang jauh, jauh dari pandangan dosen.
Ada banyak siswa di kelas. Mereka semua mengobrol dengan teman-temannya.
Aku memalingkan muka dari wajah bahagia mereka dan mengeluarkan bukuku. Aku tidak terlalu pintar tetapi aku slalu mendapat nilai yang cukup bagus di semua mata pelajaran kecuali Biologi cluster / Genetika.
Aku membuka buku ku dan menatap halaman-halamannya. Aku tidak membacanya. Aku hanya tidak ingin melihat orang-orang di sekitar ku yang tertawa bahagia bersama teman-temannya.
Aku sebenarnya mempunyai sahabat, namanya Arianna. Aku memanggilnya Anna .Dia bekerja di kafe bersamaku. Dia seperti keluarga bagiku. Dan kemudian ada Nyonya Angel. Persis seperti namanya ,Dia adalah wanita berhati malaikat yang memiliki kafe tempatku bekerja. Dia memperlakukanku seperti putrinya sendiri dan aku sangat mencintainya. Dia kehilangan putrinya dalam kecelakaan mobil beberapa tahun lalu.
Itu adalah sesuatu yang mengerikan yang pernah dia ceritakan kepada ku ketika aku mulai bekerja di kafenya kurang dari setahun yang lalu. Dia pengertian dan aku yakin dia tidak akan marah kepada ku karena terlambat hari ini, aku menganggap Arianna dan Nyonya Angel sebagai keluarga ku.
Tak lama kemudian sang profesor masuk kelas.
Aku memperhatikan apa yang dia ajarkan dan mencatatnya. Aku juga memperhatikan saat dia memarahi seorang pria di kelas. Seorang pria berbicara kasar kepada Dosen itu. Aku benci teman sekelasku. Mereka semua kaya raya tidak sepertiku. Tapi bukan itu sebab aku membenci mereka. Tapi cara mereka berbicara dengan orang lain, dan juga cara mereka berperilaku itulah yang membuatku marah.
Sebagian besar orang tidak berbicara denganku karena statusku yang tidak setinggi dan aku yang tidak kaya. Tapi aku bukan orang miskin gelandang yang kelaparan. Nyonya Angel membayarku dengan baik.
Beberapa orang cukup baik untuk menjadi temanku. tetapi dapat melihat bahwa mereka bersikap ramah kepadaku karena mereka mengasihaniku. Dan aku tidak menginginkan simpati mereka, aku menginginkan teman yang benar-benar baik dan apa adanya.
Aku tidak pandai membaca orang, jadi aku tidak yakin. Mungkin rasa tak percayadiri ku lah yang harus disalahkan.
Dosen melanjutkan pengajarannya dan setelah satu jam, .....kelas selesai.
Aku keluar dari kelas dan saat itulah seseorang mendorong ku menjauh dari jalan mereka. Aku menjatuhkan Buku-buku di tanganku. Mataku mencari seorang pelakunya.
Ya dia Pritta Olivia, dia berjalan melewati ku. Dia tidak memperhatikan tatapan mataku.
"Tidak bisakah kamu berjalan dengan benar?". aku meludah.
Dia berbalik.
"Kamu menghalangi jalanku," Dia mencibirku. "Dan ya Tuhan! Apa kau baru saja menyentuhku?!"Dia membuat wajah ngeri padaku.
"aku tidak menyentuh hal-hal yang menyebalkan. Aku yakin kau mendorongku."aku tidak seperti mereka, tapi bukan berarti aku akan diam saat hal seperti itu terjadi padaku.
"Kamu memanggilku apa?"Dia melangkah lebih dekat dan menggenggam lenganku. Kukunya yang terawat sempurna menembus kulitku.
"Kamu adalah bagian dari omong kosong. Lepaskan tanganmu dariku." aku berusaha memberontak dan melepaskan tanganku dari genggamannya yang erat karena kuku-kukunya yang sedikit demi sedikit mulai melukai tanganku.
" Diam, dasar sia*l*n!"Dia melepaskan tanganku dan menatap tajam mataku. "Kamu pantas mendapatkan apa yang kamu dapatkan."
"Apa maksudmu?"
.....
Haiiii, menurut kalian apa kata-katanya ada yang kurang pas? Komen ya kalau ada yang kurang biar author perbaiki hihihi, salam cinta dari author❤️
"aku bilang kau pantas mendapatkan apa yang kau dapatkan."
"Orang tuamu sudah meninggal, kamu bekerja di kafe. Aku yakin harga dompetku lebih mahal dari gaji terakhirmu. Jadi jaga jarak dariku, si*lan."
Aku tidak mengerti apa masalahnya. Dia tidak pernah bertindak seperti ini pada orang lain, bahkan orang-orang yang dekat dengannya selalu memilih pertemanan berdasarkan tingkat dalam hal kekayaan. Dia selalu manis pada orang lain kecuali aku. Sepertinya dia sengaja ingin mempermainkan ku.
aku bangun dan menghampirinya, wajahnya membuat emosiku meledak , dengan sekali ayunan tanganku langsung mendarat ke pipinya.
"Plakkkk"
Beberapa orang terlihat menutup mulut mereka seolah tak percaya dengan apa yang telah aku lakukan.
Pritta meneteskan air matanya, antek-anteknya memapah tubuh nya perlahan untuk berlajan.
Itu sudah cukup untuk menghancurkan kendaliku. Tanganku mengepal dan sebelum aku tahu, aku mengingatnya, tanganku tadi menempel di pipinya yang berwarna merah muda dan lembut.
Aku memperhatikan dia berjalan
Dia tersandung dan sesaat teman-temannya langsung sigap menangkap.
"Jangan berani-berani mengatakan apa pun tentang hidupku. Kau bukan orang yang berhak berkomentar tentang keluargaku." aku membentaknya saat melihat perjuangannya untuk bangun yang kemudian menoleh kearahku.
Aku berlari keluar dari kelas tanpa menunggu jawabannya.
Aku tidak peduli apa yang akan dikatakan orang tentang diriku. Tapi menurutku hal seperti itu menyakitkan. Aku kehilangan orang tua ku ketika berusia tiga belas tahun dan kemudian diadopsi oleh paman dan bibi .
Mereka sangat manis padaku dan membesarkanku dengan baik. Tapi aku tahu itu menjadi beban bagi mereka. Mereka miskin tetapi mereka tidak pernah membuatku merasa kekurangan apa pun. Jadi setelah berusia delapan belas tahun, aku menyewa sebuah kamar kost kecil untuk diri ku sendiri ,agak jauh dari mereka dan mendapat pekerjaan sebagai pelayan di sebuah kafe. Di situlah bertemu Arina dan Ny.Angel. Itu hampir satu tahun sepuluh bulan yang lalu ketika aku masih mahasiswa baru di perguruan tinggi dan baru saja berusia delapan belas tahun. Paman dan bibiku juga pindah kembali ke rumah pedesaan.
Dan bagaimana Pritta bisa berbicara seperti itu padaku? Apa yang pernah aku lakukan padanya? Dia tidak tahu bagaimana rasanya hidup tanpa orang tua ,aku berharap semoga dia tidak akan pernah mengalaminya. Itu adalah hal yang paling menyakitkan bagiku, yaitu kehilangan orang tuaku. Tapi aku tidak akan membiarkan dia memperlakukanku seperti ini, aku kuat, aku tahu aku kuat.
Setelah kelas-kelasku telah usai , aku segera pulang. Aku sampai di cafe sekitar pukul 16:15 sore.
Aku melihat arianna di belakang konter, menerima pesanan pelanggan, aku membuka pintu kafe, mendengar bel berbunyi di atasnya dan berjalan ke arah Anna
"Hei, kamu jalan kaki lagi? Itu membutuhkan waktu yang lama" kata Arianna, ia tersenyum padaku saat aku datang dan berdiri di sampingnya.
"Tidak semua orang memiliki mobil sepertimu yang cantik itu. Beberapa orang harus berjalan kaki atau naik bus, " jawabku
Dia terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Kamu lupa saat aku mencurinya dari orang tuaku."Dan betapa beruntungnya aku karena Mereka tidak melaporkannya".
"Itu Hadiah perpisahan karena mereka tidak mengakui ku," raut mukanya berubah
anna berdehem
"Oke Darla aku yang akan membersihkan cafe hari ini. Kamu di bagian register. Ingatttt Jangan membuat kesalahan satupun!".
Aku mengangguk padanya dan mulai bekerja. Tidak banyak pelanggan yang datang . Pada akhirnya, aku menyelesaikan beberapa catatan yang ditugaskan dari sekolah dan bahkan punya waktu untuk belajar. Itu adalah bagian terbaik dari pekerjaan paruh waktu ini, mendapat banyak waktu luang bahkan ketika aku sedang bekerja. Dan juga dibayar cukup baik. Tapi waktunya sangat lama. Aku bekerja di kafe dari pukul empat sore hingga pukul sembilan malam.
"Darla", Anna memanggil dari belakangku.
Aku berbalik.
Dia selesai dengan pekerjaannya, ia duduk bersandar di konter, secangkir kopi sudah ada di tangannya. Dia menyeruput, lidahnya meluncur menutupi bibirnya saat dia menyeka kopi di mulutnya.
"Ya?"
"Kamu kenal temanku, Sera?. Ulang tahunnya adalah hari Sabtu ini. Dia mengadakan pesta besar dia mengundangku. Tapi, Kau juga harus ikut."
Arianna adalah seorang pemabuk. Dia suka pesta. Namun, aku tak sepertinya. Aku benci pesta karena membuat ku merasa tidak nyaman dan tidak pada tempatnya, dan yang terlihat di pesta hanyalah musik yang keras, orang-orang menari seperti tidak ada hari esok dan alkohol. Itu benar-benar bukan pilihan kesenanganku.
"Aku tidak bisa, Ann. Aku tak suka pesta. Kau tahu itu. Tapi jangan khawatir, kamu bisa pergi bersama teman-temanmu yang lain, " kataku dan melihat wajahnya yang jatuh.
"Tidak ada orang lain yang bebas minum untuk malam ini. Jangan khawatir, ini bukan pesta kelas menengah. Kumohon, ayolah. Kami tidak akan berada di sana untuk lama, hanya beberapa jam. Kumohon, untukku."Dia memberiku mata anak anjing itu.
"Tidak. Aku harus belajar. Kenapa kau tidak pergi sendiri?"
"Ini akan sangat canggung bagi ku. Aku tidak mengenal siapa pun kecuali dia di seluruh keluarganya! Aku janji aku tidak akan meninggalkan dirimu sendiri Aku akan tetap bersamamu sepanjang waktu. Kau akan baik-baik saja. Jangan khawatir. Kumohon." Dia memohon.
Mengapa dia begitu putus asa untuk pergi ke pesta itu? Bukankah dia selalu pergi ke pesta tanpa aku?
Aku tahu bagaimana Arianna. Dia tidak menyerah kecuali dia mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia terkadang membuatku sakit kepala.
"Tolong. Hanya untuk beberapa jam. Kita akan kembali sebelum pukul sebelas. Kamu tidak akan menyesal pergi. Kumohon!"
Aku menghela nafas. Tidak peduli berapa banyak pesta yang dibenci, tidak peduli berapa banyak aku akan menolaknya, dia tahu dia akan berhasil di sekitarku pada akhirnya.
"Baik". Tapi seperti yang kau janjikan, hanya untuk beberapa jam, kita harus kembali sebelum jam sebelas. Kamu akan tetap berada di sampingku sepanjang waktu Mengerti?"
Dia menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat. "Ya, ya!"
"Bagus," kataku dan dia berbalik untuk pergi ketika tiba-tiba aku teringat hal terpenting yang harus diceritakan padanya.
"Ann!" aku memanggil.
Dia berbalik dengan mata penasaran.
"Apa?"
"Dan satu lagi, tak boleh minum sama sekali"
"Apa? Tidak mungkin. Aku akan minum sedikit Darla, Siapa yang akan bilang tidak untuk minuman gratis?"Dia merengek setelah aku berbalik untuk pergi. Aku tak akan mengizinkannya minum, aku berpegang teguh pada keyakinan ku.
"Tidak."Kataku.
Anna berusaha menunjukkan wajah meng-ibanya dia tau kelemahanku, sekuat tenaga aku menatap kedepan untuk tidak melihat wajahnya yang sudah seperti anjing kecil.
"Aku tak akan membuat kesalahan Darla, tapi ku mohon, kali ini saja"
"Darlaa....."
Dia terus merengek tapi aku mengabaikannya dan berjalan menuju apartemenku.
....
Kira-kira nanti Darla ngizinin Anna buat minum ga ya? Menurut kalian kata-katanya bikin pusing ga? Apa ada part yang membuat kalian tidak mengerti?? Kalau ada komen ya ? Aku bakalan ngubah jadi lebih baik lagi biar para pembaca makin betah. Salam cinta dari akuu❤️
Aku tiba di rumah sekitar pukul setengah sepuluh malam. Itu bukan rumah ,bagiku tinggal di sebuah apartemen sewaan kecil dengan dua kamar yang sederhana sudah cukup. Pemiliknya adalah seorang janda pemarah yang selalu tidak sabar dengan tagihan uang sewanya.
Aku merogoh saku, mecari sesuatu , kemudian memasukkan kunci ke dalam lubang dan membuka pintu, menyalakan lampu dan menutup pintu di belakangku.
Aku lelah. Aku tidak tahu mengapa, tapi sangat lelah.
Aku sudah makan malam di cafe tadi bersama Anna dan sudah kenyang. Jadi hanya perlu mandi air hangat sekarang.
Liburan musim panas sudah dekat dan aku sangat bersemangat. Besok akan menjadi hari terakhir kuliah. Liburan musim panas berlangsung sekitar tiga minggu. Banyak teman sekelasku yang akan pulang untuk bertemu keluarga mereka. Dan beberapa dari mereka melakukan perjalanan keluarga ke berbagai negara. Syukurlah, itu akan menjadi jeda yang menyenangkan dari pada melihat wajah arogan teman sekelas ku setiap hari.
Aku pergi ke kamar mandi untuk mandi dan menyikat gigi. Setelah mengenakan piyama nyaman yang kusukai, aku berjalan keluar.
Aku berdiri di depan cermin, mengeringkan rambutku yang basah dengan handuk. mengusap rambutku yang panjang lurus berwarna cokelat tua dan menepuk-nepuknya kembali ke tempatnya.
Mataku berwarna cokelat dan Anna selalu mengatakan jika aku terlihat kurus, mungkin karena aku Sering lupa makan dan aku juga tak suka ngemil.
Setelah mengeringkan rambut, aku mematikan lampu dan pergi tidur. menyetting waktu alarmku menjadi pukul lima pagi.
....
Keesokan harinya, seperti yang ku katakan, aku bangun jam lima. Setiap hari aku menyempatkan pergi jogging. Sungguh, itulah satu-satunya waktu untuk berolahraga.
Perguruan tinggi dimulai pukul jam delapan . Biasanya sebelum mandi aku pergi jogging selama sekitar satu jam.
Anna terkadang bergabung denganku karena dia tidak tinggal jauh dari rumahku sehingga aku dapat dengan cepat berlari ke rumahnya. Saat sampai di apartemennya, aku mengetuk pintunya. Aku tidak mendengar suara apa pun dari dalam yang memberitahuku bahwa dia sudah bangun, jadi aku mengetuk pintu lagi.
Dan ternyata itu sama saja, akhirnya aku menyerah dan menekan bel pintu. Itu berbunyi keras, sangat keras sehingga semua orang di gedung itu pasti mendengarnya. Aku meringis saat seluruh penhuni berteriak marah-marah lewat jendela kamar mereka.
Aku menyentuh bel lagi tetapi sebelum aku bisa menekannya, Anna yang mengantuk membuka pintu. Aku langsung memperhatikan mata merahnya dan kantung di bawah matanya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"Suara paginya yang serak bertanya padaku.
"Um...apa kamu ingin pergi jogging dengan ku?"aku bertanya.
Aku tidak menyangka dia akan melakukannya. maksudnya, dia tampak mengerikan. Dia mungkin terjaga sepanjang malam melakukan apa yang tuhan tahu.
"Um...oke. Tunggu sebentar, " Katanya dan menghilang ke kamarnya yang gelap.
"Apakah kamu yakin? Kamu harus tidur, kamu terlihat mengerikan, " kataku saat memasuki ruang tamunya. Dia tidak ada di sana, jadi mungkin dia ada di kamar mandi.
Setelah sekitar lima menit, dia muncul kembali ,dia tampak segar dan sedikit tidak terlalu mengerikan.
Anna sangat cantik. Dia memiliki rambut bergelombang gelap dan matanya yang berwarna cokelat tua. Dia adalah seorang senior di Universitas Negeri.
"Ayo pergi," katanya sambil selesai mengikat tali sepatunya. Aku keluar dan dia mengikuti di belakangku, mengunci pintu dan menyimpan kunci di saku jaketnya.
"Kamu tahu tidak?. cerita saat Aku pergi berkencan waktu malam itu?"Katanya sambil berjalan.
"Apa yang terjadi?". Aku menjawab antusias
"Aku benar-benar lupa, " katanya.
Dia sebenarnya sudah memberi tahuku bahwa dia akan berkencan dengan seorang pria imut beberapa hari yang lalu.
"Itu adalah kencan paling mengerikan yang pernah terjadi ," pengakuan Anna sambil menggelengkan kepalanya. "Pria itu benar-benar brengsek."
"Apa yang terjadi pada kencan itu?"
Anna mengambil nafas dalam-dalam, lalu ia mulai menceritakan.
"Kami punya kencan film. Dan kamu tahu? Dia bahkan tidak bisa memilih film . Dan mau tahu apa yang lebih mengejutkan? Dia memilih film psikopat "Kelabang Manusia"! Pria mana sih yang mengajak seorang gadis untuk menonton film seperti itu saat sedang berkencan?!"Dia bergidik ngeri saat mengingat kembali kejadian itu.
"Ya benar, benar sekali." Aku setuju dengannya.
"Aku belum selesai"
"Mau tahu lagi?"
Aku hanya mengangguk tanda setuju
"selanjutnya dia mengajakku makan malam. Dan dia adalah pria terjorok yang pernah aku temui".
"Dia memesan makanannya, menyuruhku memesan makanan juga dan katanya tidak apa-apa, tetapi setelah itu dia mulai memutar lehernya, mengedipkan mata pada seorang gadis secara acak dan bertanya kepada ku tentang pacar masa laluku dan apakah aku pernah berhubungan **** dengan mereka atau tidak".
"Dia juga mengisyaratkan bahwa aku harus berhubungan dengannya nanti malam. Dan kamu seharusnya melihat bagaimana dia makan." Anna membuat ekspresi jijik.
"Seperti babi?"tanyaku, aku menggigit bibirku agar aku tidak tertawa.
"Ya. Dia makan seperti babi! Dan dia bersendawa dengan keras. Dan setelah makan malam, dia bahkan tidak memesan makanan penutup! Kamu tahu kan betapa aku menyukai makanan penutup?!"
"Aku tahu."Kataku, meliriknya dengan mata geli.
"Dan ketika harus membayar, dia mengatakan bahwa dia lupa jika dompetnya tertinggal di rumah sehingga aku harus membayar semua makanannya, dalam kasus lain ini akan baik-baik saja jika dia tak mau membayar tetapi dia tidak perlu berbohong kepada ku kalau dia tidak membawa dompet. Dia benar-benar membayar tiket film ,dia mengeluarkan dompet di depanku, pria bodoh itu,"
"Itu adalah kencan mengerikan yang tidak pantas diterima oleh seorang gadis pun.", Aku bergidik ngeri membayangkan Anna saat bersama pria itu
"Yap. Dan setelah itu dia bahkan tidak malu untuk mengantarku pulang. Dan saat itu hampir pukul satu pagi."
"Benarkah? Astaga, dia bajingan."
"Ya," katanya .
dan keheningan yang nyaman pun tercipta di antara kami saat kami berlari di jalanan.
"Darla, bagaimana denganmu?"Dia mengeluarkan udara melalui mulutnya.
"Apa?"
"Kamu tidak pernah berkencan, kan?"Dia bertanya, melambat.
"Tidak."
"Mengapa?"
"Tidak ada yang mengajakku kencan."
"Dd-ann huh huh kh kamu aakan menhhh olaknya huh huh ", katanya mencoba menenangkan napasnya.
Aku memperlambat langkah agar seirama dengan Anna.
"Yup."
"Mengapa?"Dia bertanya lagi padaku.
"Yaahhh, pertama , aku tak terkenal di kampus, bahkan tidak ada yang tahu ada seorang gadis bernama Adinda Darla . Kedua , masing-masing dari setiap pria di kampus ku adalah orang brengsek yang sombong."
Dia terkekeh. "Dengan begitu kamu tidak akan menemukan siapa pun. Tidak semua orang seperti itu. Kamu menilai terlalu cepat,"
Aku terengah-engah. "Yah, aku tidak butuh siapa pun."
Kami melanjutkan sisa perjalanan kami dengan tenang. Dan setelah sekitar setengah jam atau lebih, aku kembali ke apartemen untuk mandi, berpakaian dan bersiap-siap untuk hari terakhir sekolahku .
Hari ini hari Jumat dan pestanya hari Sabtu. Persetan dengan pestanya, tidak peduli tentang itu.
Aku mengenakan atasan berwarna krem dengan skinny jeans dan menarik rambut saya ke belakang menjadi kuncir kuda yang tinggi.
Kehidupan kampus itu membosankan. Tidak seperti siswa lain yang memiliki kehidupan kampus yang luar biasa. mendengarkan kata perguruan tinggi saja aku benci. Aku selalu bangun pagi-pagi karena itu, meski tidak mengeluh dan rela bangun jam lima pagi, Kuliah atau tidak dan tidak memiliki teman, ada alasan lain mengapa aku membenci perguruan tinggi.
Aku telah mencoba berteman lebih awal tetapi tidak ada gunanya. Gadis-gadis di sekolahku bukanlah yang bisa disebut teman. Yang mereka lakukan hanyalah bergosip atau membicarakan pacar dan tentang hal pribadi mereka ,itu sangat menjengkelkan. Walaupun Tidak semua gadis seperti itu, tapi kurasa, aku lebih suka menyimpan cerita pribadi ku untuk diriku sendiri sementara.
Anak laki-laki juga sama saja. Bukankah Hidup tidak hanya berputar di atas hal seperti itu?. Ada begitu banyak hal lain yang penting . Tapi oh baiklah, tidak ada di sini cocok dengan pendapatku. Jadi aku menyerah untuk berteman, berharap Anna ada di kampus bersamaku.
Beberapa dari mereka bersikap baik hanya mengasihani ku, karena aku adalah seorang yatim piatu dan harus bekerja untuk membayar tagihan.
bahkan aku tidak tahu bagaimana ,hampir setengah dari perguruan tinggi mengetahui keadaan ku yang cukup menderita itu.
Aku berjalan ke kelas pertamaku dan seperti biasa dan setiap hari, waktu berlalu dengan cepat.
.....
Lanjut??? Salam manis dari akuu❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!