!!!Selamat anda berhasil mengalahkan Ancient Fire Dragon!!!
--Title baru berhasil didapatkan--
~Dragon Hunter~
--Level Up--
~Level 168~
--Berhasil mempelajari—
~Sihir kuno ras naga~
Seorang pemuda nampak senang melihat ke dalam layar yang muncul dihadapannya.
Pemuda tersebut menyeringai senang dan juga tampak kelelahan diwajahnya.
“Huhh.. hari ini cukup melelahkan, apa lebih baik aku pulang?” gumam pria itu masih menatap layar pop-up yang muncul di depannya itu.
“Yosh.. pulang saja hari ini!” teriaknya lalu menghilang begitu saja bersamaan dengan hembusan angin.
Ini adalah kisah seorang petualang muda yang memiliki tujuan membuat dunia ini menjadi damai … Namun! Kisah yang kita saksikan saat ini jauh dimasa depan petualang pemberani kita ini…
***
“Takuya..! Kau melupakan lembaran printmu!” teriak seorang pria berlari ke arahnya.
“Huhh.. ada apa Takeshi? Aku tidak butuh itu…” ucap pria yang bernama Takuya itu.
Mitsuhiro Takuya, orang-orang memanggilnya Takuya, dia adalah mahasiswa nomor satu disalasatu universitas terkenal di Tokyo—Nekoma University.
Walaupun dia berada diperingkat pertama di kampusnya, sifatnya tidak melambangkan sama sekali mahasiswa nomor satu. Terlebih lagi ia yang selalu bermalas-malasan, membuat dirinya diragukan oleh beberapa orang bahwa dia adalah mahasiswa nomor satu di sana.
Meskipun malas dan kerjanya selalu tidur di kelas saat jam pelajarannya, ia selalu mendapatkan peringkat pertama dengan nilai sempurna disetiap ujian, dan lagi setiap dia mengikuti lomba di kampusnya, nasional maupun internasional, ia akan membawa pulang juara satu dibidang manapun.
Oleh karena itu ia banyak dibenci dan diragukan oleh beberapa orang yang kuliah di sana. Tidak jarangpun dosen mencibirnya karena mereka berpikir ada kemungkinan Takuya berbuat curang.
“Ehh.. tapi Takuya, Prof. Dumbbell menyuruhku menyerahkannya kembali padamu—Takuya…” ucap seorang pria yang dipanggil Takeshi itu.
Mitsuhiro Takeshi, Takeshi yang berusia 19 tahun saat ini hanya berbeda satu tahun dari Takuya. Takeshi juga merupakan adik tiri Takuya.
10 tahun yang lalu, ayah Takuya menikahi seorang artis yang terlibat skandal dengan seorang pengusaha kaya raya.
Dan pengusaha tersebut adalah ayah Takuya, meskipun itu semua hanya jebakan, akhirnya artis itu dan ayahnya benar-benar menikah dan saling mencintai satu sama lain.
Setelah menikah artis itu yang sekarang menjadi ibu tiri Takuya, berhenti dari dunia Entertain dan memilih menjadi ibu rumah tangga dan mengurus kedua anaknya, Takuya dan Takeshi.
Meskipun Takeshi terlihat adem anyem di depan Takuya, namun sebenarnya di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat membenci Takuya.
Itu karena seberapa kuat dia berusaha, seberapa keras dia berjuang, ujungnya Takuya lah yang menjadi nomor satu dan mendapat perhatian lebih banyak. Terlebih lagi Takuya yang pemalas tetap berada di atasnya dibandingkan dia yang berjuang keras.
Itulah yang membuat Takeshi sangat membenci Takuya, namun tidak ditunjukkan secara langsung.
“Jadi? Sampai kapan mau mengikutiku?” ucap Takuya menatapnya dengan tatapan dingin.
“Hehe.. jangan galak-galak begitu Takuya, nanti cepattua loh,” Takeshi bercanda menepuk punggungnya, namun dalam benaknya ‘Huhh.. siapa juga yang sudi mengikutimu’
“Huhh.. Hari ini ada apa?” ucap Takuya yang sudah mengetahui maksud dan tujuan Takeshi yang saat ini terus mengikutinya.
“Ibu ingin berbicara sesuatu padamu … jadi Ayah memintaku untuk membawamu pulang ke rumah,” ucap Takeshi tidak ada satupun kebohongan dari perkataannya namun ada rencana jahat dibaliknya.
Mendengar perkataan Takeshi, ia tidak berpikir panjang lagi, ia mengikuti Takeshi untuk pulang ke rumah. Jika itu berkaitan dengan ibunya, ia tidak perlu banyak berpikir—ia akan langsung pergi.
Karena Takuya sangat sayang kepada ibunya itu. Meskipun ibunya itu adalah ibu tiri, namun ia sangat menyayanginya.
Itu karena Takuya yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sebelum ayahnya menikah dengan artis yang menjadi ibu tirinya saat ini.
Ibu Takuya meninggal dunia saat melahirkan dirinya, jadi ia dibesarkan tanpa tahu bagaimana cinta seorang ibu. Ayahnya tidak pernah berpikiran untuk menikah lagi, karena ia sangat menyayangi istri pertamanya.
Namun karena ia dijebak dan ingin membantu menghilangkan skandal artis yang saat ini menjadi ibu tiri Takuya. Ia terpaksa menikah, namun pada akhirnya ia mencintai artis itu dan artis itupun jatuh hati pada ayah Takuya.
Meskipun begitu, ayah Takuya tetap tidak melupakan istrinya yang pertama—ibu kandung Takuya.
“Kenapa Ibu tidak menelponku?” tanya Takuya, “dia sudah menelponmu siang tadi … tapi katanya hpmu tidak aktif,” jawab Takeshi.
“Kalau begitu aku pulang dulu, tunggu aku di stasiun lima menit lagi,” ucap Takuya berlari meninggalkan Takeshi.
Lalu Takuya memutuskan untuk kembali ke kosannya terlebih dulu. Sejak masuk kuliah Takuya memutuskan untuk tinggal sendiri di kosan yang berada dekat dari kampusnya itu.
…
Setelah bersiap akhirnya ia bertemu dengan Takeshi di stasiun seperti yang dia katakan sebelumnya.
“Kau lama! Bukannya kau bilang tadi lima menit!?” ucap Takeshi kesal karena menunggu hampir setengah jam lamanya.
“Ya maaf.. Aku menyediakan bebeapa hal dulu,” ucap Takuya sambil menunjukkan sebuah ransel yang dibawanya.
Tanpa menghiraukan kelakuan kakaknya itu, Takeshi masuk ke dalam stasiun lebih dulu dari Takuya, selanjutnya disusul oleh Takuya.
Situasi di dalam stasuin cukup terbilang ramai, suasana desak-desakan para penumpang yang ingin menaiki kereta cukup membuat sesak.
Terdengar suara kereta yang saat ini mulai mendekat ke arah peron dan beriringan juga suara pemberitahuan, ‘tolong tidak berdiri melewati garis kuning’
Disaat bersamaan terdengarnya suara kereta dari jauh, terdapat senyuman kecil di wajah Takeshi. Menandakan ia akan beraksi melakukan rencana kecilnya.
‘Maafkan aku Takuya, tapi aku muak melihatmu’ gumamnya dalam benaknya.
Lalu sebelum kereta sampai di sana, ia dengan sengaja mendorong Takuya hingga terjatuh di jalur kereta.
Semua yang berada di sana terlihat panik setelah melihat Takuya yang terjatuh itu, dan sedetik kemudian keretapun tiba dan melindas Takuya.
Namun sebelum itu Takuya sempat melihat Takeshi tersenyum ke arahnya dan pelan berkata, “Bye-bye…”
…
Saat ini ia tidak dapat melihat apa-apa, hanya kegelapan yang ia saksikan. Namun beberapa saat kemudian cahaya putih yang menyilaukan muncul secara perlahan.
Dan akhirnya Takuya saat ini berakhir di ruangan serba putih dan terdapat sebuah pintu di depannya dan di deoan pintu itu terdapat sebuah meja dan bantal duduk.
Di atas meja itu terdapat dua buah gelas bambu teh hijau.
Tentu saja Takuya merasa heran dengan pemandangan di depannya itu, “Apa aku sudah di surga?” gumamnya lirih.
Masih dengan ekspresi bodohnya, pintu di depannya itu terbuka dan keluar seorang laki-laki dari balik pintu itu.
Dia tinggi, kurus dan sudah tua sekali, rambut dan janggutnya yang panjang nampak semua putih dari ujung k ujung.
Pria tua itu adalah seorang dewa—dewa pencipta, Lawrence.
“Halo anak muda... aku sudah menunggu kedatanganmu,” ucapnya duduk dan mempersilahkan Takuya juga untuk duduk.
“Maafkan aku, tapi ... apakah aku sudah meninggal?” tanya Takuya ragu.
“Sebelum itu perkenalkan, aku Lawrence, Dewa pencipta di dunia yang lain ... singkatnya yang biasa kalian sebut dengan isekai, aku adalah dewa di sana,” ucap Lawrence memperkenalkan dirinya.
“Benar, kau sudah meninggal dengan sangat ... Pfft.. maaf, maksudku kau meninggal dengan sangat mengerikan, ehh atau menyedihkan? Ahh lupakan saja, intinya kau sudah meninggal,” lanjutnya.
'Eh.. bukannya dia tadi mau tertawa?’ gumam Takuta dalam benaknya.
“Maaf.. aku hanya ingin memastikan ... aku mati karena dilindas kereta bukan?” tanyanya untuk memastikan bagaimana kematiannya.
“Pfftt.. ahh maaf-maaf, benar kok ... kau dilindas kereta, tapi...”
“Maaf.. tapi aku ingin memastikan ... aku mati karena dilindas kereta bukan?”
Kemudian pria tua yang menyebut dirinya dewa pencipta itu mengatakan kepada Takuya, lebih baik dirinya melihat sendiri kematiannya seperti apa.
“…Maaf-maaf, tapi mungkin lebih baik kau melihat sendiri,” ucap Lawrence menahan tawanya dan kemudian memunculkan sebuah layar di depan Takuya.
Setelah melihat cuplikan yang ditampilkan di dalam layar tersebut, Takuya terdiam mematung dan wajahnya seperti habis melihat hantu.
“Jadi … kira-kira seperti itulah caramu meninggal, apa kau masih mau memastikannya kembali,” ucap Lawrence menyadarkan Takuya yang masih saja mematung itu.
“Tunggu sebentar.. aku masih berusaha meresponnya…” ucapnya yang mesih terkejut dengan kematiannya, “Tidak mungkin!... jangan bercanda, masa iya aku meninggal hanya karena seperti itu?!” lanjutnya tidak ingin mempercayai apa yang baru saja ia lihat di dalam layar itu.
“Hmm.. mau bagaimana lagi kan? Sudah seperti itu … Hahaha.. terlebih lagi kenapa kau mati sekonyol itu,” ucap Lawrence yang sudah tidak kuat lagi menahan tawanya.
“Berisik…!” ucap Takuya memalingkan wajahnya yang memearah.
“Ta-tapi.. bukannya ada cara yang lebih baik bukan?” lanjutnya.
“Ya… mau bagaimana lagi, itu sudah takdirmu,” jawab Lawrence sambil menyeka air matanya.
“Puas menertawakanku?”
Setelah itu Lawrence meminta maaf pada Takuya karena menertawkan insiden kematian Takuya yang sangat mengenaskan itu.
Lalu Lawrence mengatakan bahwa memang benar kematian Takuya itu akibat terlindas oleh kereta dan karena ulah adik tirinya yang mendorongnya jatuh ke dalam lintasan itu.
Namun itu kematiannya dalam mimpi, yang sebenarnya adalah setelah kematiannya dimimpinya itu; ia tiba-tiba terjatuh dari tempat tidurnya dan tepat mengenai otak kecilnya sehingga menyebabkan dirinya meninggal dunia.
“Aku tetap tidak terima! Mana ada lagi cara mati yang lebih konyol dari; terjatuh dari ketinggian yang satu meter saja tidak sampai?” ucapnya mengajukan protes pada Lawrence.
“Tenang dulu … karena itu kau kubawa ke sini,” ucap Lawrence menenangkannya.
Lalu Lawrence pun mengatakan alasan membawa Takuya bertemu dengannya.
“Jadi kau akan dihidupkan kembali di dunia milikku sebagai kelinci perc—maksudku sebagai perantara untuk mengisi kembali sihir yang berada di dunia sana,” ucap Lawrence padanya.
“Kau mau bilang tadi kelinci percobaan kan?” Takuya memincingkan matanya, “ma-mana mungkin aku bilang seperti itu, kau salah dengar; ffufufu…” ucapnya memutar mata.
“Huhh.. aku tidak peduli lagi, jadi apa maksudmu dengan mengisi kembali sihir di sana?” tanya Takuya.
Lalu dewa itu menjelaskan padanya energi sihir di dunia yang dia lindungi itu sedang dalam masa kritis, dan kejadian ini baru pertama kalinya terjadi.
Ia tidak pernah mendapatkan kejadian seperti ini sebelumnya, bahkan selama beberapa juta tahun, inilah yang pertama kalinya.
Dan karena dewa itu tertarik dengan Takuya, akibat caranya mati sebelumnya yang terbilang cukup unik membuat ia berpikir melakukan sebuah percobaan.
Dengan membangkitkan Takuya dan membuka celah sihir agar sihir yang berada di bumi beralih ke dunia miliknya.
Ia mengatakan bahwa sihir di bumi sangatlah melimpah, namun karena manusia tidak menggunakannya ia berpikir untuk mentrasnfer energi itu ke dunia miliknya dengan cara menghidupkan kembali orang yang berada di bumi ke dunia miliknya.
Setelah mendengar hal itu Takuya menyetujuinya, “Hm.. itu bukan tawaran yang buruk, terlebih lagi aku tidak menerima kematian seperti itu; baiklah lakukan saja,” ucapnya setuju dengan Lawrence.
“Baiklah, aku akan membangkitkanmu kembali di sana—jadi apa yang kau inginkan? Aku akan mengabulkan satu permintaanmu dan aku juga akan memberimu satu kemampuan untukmu,” ucap dewa itu.
“Hm.. bagaimana kalau pengetahuan?” jawab Takuya tanpa berpikir panjang.
“Baiklah… aku akan memberimu semua pengetahuan yang berada di dunia itu, nanti kita akan bertemu kembali,” ucap Lawrence kepada Takuya yang tubuhnya perlahan mengeluarkan cahaya keemasan.
“Ah.. bagaimana caranya?” tanya Takuya.
“Jika kau pergi ke gereja, kau bisa menghubu—” belum menyelesaikan perkataannya tubuh Takuya sudah menghilang seutuhnya bersamaan dengan cahaya keemasan yang bersinar terang.
“Semoga kau berhasil anak muda, aku akan terus mengawasimu,” ucap Lawrence.
…
Takuya terbangun di tengah hutan belantara … dan mendapati tubuhnya bukan lagi tubuhnya yang semula, ia tidak menjadi Takuya lagi melainkan orang lain.
Tidak hanya dunianya yang baru, dewa juga menyiapkan padanya tubuh baru dan juga identitas baru tentunya.
“Hoho.. sepertinya aku bukan lagi Takuya…” gumamnya tenang.
“Jadi … apa yang diberikan Lawrence padaku?” lanjutnya meram sambil berpikir dengan mengetuk-ngetuk keningnya menggunakan dua jari.
Saat ia berpikir tersebut, semua pengetahuan yang tidak pernah dapati sebelumnya masuk ke dalam kepalanya, bahkan dia mengingat setiap rincinya.
“Hm.. jadi ini pengetahuan yang di berikan padaku, cukup banyak juga,” gumamnya, “jadi apa kemampuan yang diberikan padaku itu?” lanjutnya mengingat kembali perkataan Lawrence sang dewa pencipta itu padanya.
“Dan aku juga memberi satu kemampuan untukmu,” ia kembali mengingat perkataan Lawrence.
“Jadi apa yang diberikan padaku,” gumamnya, “nmaa.. nanti juga aku akan mengetahuinya; tapi … bagaimana aku memulai hidupku? Kalau nama saja aku tidak tahu!” lanjutnya berteriak memaki menghadap langit.
…
“Ahh.. benar juga, aku tidak memberi tahu siapa namanya saat ini … ya, nanti dia juga tahu sendiri; maafkan aku Matthias,” ucap Lawrence memanggil Takuya dengan nama Matthias.
Benar, itulah identitas yang di berikan pada Takuya saat ini, Matthias; namun saat ini ia tidak mengetahuinya.
Beberapa saat kemudian suara seperti seorang wanita muncul dibenaknya.
Proses pengekstrakkan sistem dimulai…
Pengekstrakkan 10%... 20%... 30%... 50%... 80%... 90%... 100%...
pengekstrakkan selesai… suara itu muncul kembali; namun setelah itu tidak ada lagi, tapi sebuah layar pop-up muncul di hadapan Takuya.
Layar itu menampilkan semua informasi terkait dengan dirinya saat ini.
...****************...
Panel Sistem | Toko Sistem | Informasi Sistem |
Nama: Matthias
Umur: 22 Tahun
Title: -
Level: -1
Ras: Manusia
Pekerjaan: -
Class: -
Kemampuan: -
Informasi>>> klik untuk informasi lebih lanjut!
^^^□^^^
...****************...
Itulah yang dilihatnya setelah membuka sistem yang diberikan oleh Lawrence.
Wajahnya berubah suram setelah melihat sistem yang diberikan Lawrence padanya, terlebih lagi melihat level yang diberikan padanya.
“Huhh.. kalau dia bukan Dewa sudah aku kutuk dari tadi!” ucapnya menghela nafas panjang, “apa-apaan level mines satu ini!” lanjutnya berteriak ke arah langit.
Lalu mengabaikan rasa kesalnya ia membuka laman informasi yang tertera di panel sistem sebelumnya.
Namun setelah membuka laman itu, wajahnya berubah membiru.
“Dewa ini benar-benar menguji kesabaranku…” ucapnya, “Dewa sialan! Kau mengerjaiku ya?!” lanjutnya teriak kembali ke arah langit.
Matthias yang berniat meredam kekesalannya dengan membuka laman informasi yang berada di panel sistem yang tertera 'klik untuk informasi lebih lanjut' namun setelah membuka laman itu.
Tidak membuat kekesalannya berkurang; melainkan menambah jumlah kekesalannya, karena laman itu tidak tertera satupun informasi melainkan hanya laman kosong.
Tedapat dua panel lagi namun karena kekesalan Matthias sudah memuncak saat ini, ia langsung menutup layar sistem dan berbaring.
Dengan beralaskan rerumputan dan batang kayu yang dipakainya sebagai bantalan ia memutuskan untuk rebahan sebentar lalu melanjutkan hidupnya di dunianya yang baru ini.
Karena keasikan bersantai di tengah rimbunnya hutan, ia sampai melupakan tujuannya saat ini; ialah mencari sebuah kota dan mempelajari cara bersosialisasi di dunia barunya ini.
Meskipun ia memiliki semua pengetahuan yang diberikan Lawrence padanya, ia masih harus mempelajari sistem sosial yang sesungguhnya dimasyarakat.
Namun karena kemalasan yang ada dalam dirinya membuat dia lupa waktu dan tidak terasa hari sudah gelap.
“Waduh.. gawat sudah gelap … sekarang bagaimana aku bisa mencapai kota kalau seperti ini caranya?” ucapnya terkejut melihat langit yang semulanya terang; sekarang gelap dan di selimuti oleh bintang-bintang.
“Ah sudahlah, apa salahnya bersantai sedikit lagi,” ucapnya kembali rebahan ditempatnya semula.
Lima menit kemudian Matthias merasakan ada yang aneh pada tubuhnya ia merasakan seluruh tenaganya tidak bisa ia gunakan, perasaan ini pernah ia rasakan semasa hidupnya masih menjadi Takuya di bumi.
Perasaan itu disebut kelaparan, saat ini yang ia rasakan adalah rasa lapar; itu karena seharian dia belum mengosumsi satupun makanan.
“Gawat … aku lapar…” ucapnya bangkit berdiri, “oke, aku akan buat rame—” lanjutnya namun berhenti seketika saat ia menyadari dirinya bukan lagi di jepang.
“Aaaaa…” teriaknya lalu menepuk tangannya sendiri, “aku di dunia lain,” lanjutnya dengan tenang.
Lalu ia memutuskan untuk kembali tidur, sedangkan Lawrence yang mengawasinya sedar tadi sudah geram meihatnya.
“Hoi… kau bisa mati lagi loh! Huhh.. baiklah aku akan membantumu kali ini,” ucapnya kemudian dewa itu mendatangkan beberapa ekor kelinci dekatnya, dan tentu saja kelinci itu masih hidup.
Matthias yang mendengar beberapa semak belukar tiba-tiba bergoyang, ia hanya menoleh sejenak dan kembali menatap langit dan menutup kembali matanya.
“Anak ini seberapa malas sebenarnya?” tanya Lawrence yang masih mengawasinya.
Kemudian kelinci yang didatangkan Lawrence itu melompat kesamping Matthias, namun ia tetap tidak memperdulikan kelinci-kelinci itu.
Ia hanya menoleh setelah mengetahui keberadaan kelinci-kelinci itu di dekatnya, “Yo…” ucapnya lalu kembali menatap langit malam.
Setelah sadar bahwa yang ia lihat adalah kelinci dan bisa dijadikan makanan, “Itu kelinci bukan?” tanyanya dengan mata terbelalak.
Setelah sadar bahwa yang berkeliaran diekitarnya adalah kelinci, ia mengambil sebuah kayu dan memukul beberapa ekor kelinci itu dan membuatnya tidak bisa lagi bergerak.
“Aku jago juga, Hahahah,” ucapnya berbangga diri setelah memukul kelinci itu.
Setelah memukul kelinci itu sistem berbunyi dan memunculkan jendela pop-up secara tiba-tiba. Dilayar itu tertuliskan ‘notifikasi sistem!’ tepat di tengah atas layar pop-up itu.
--Title baru berhasil didapatkan--
~Hunter~
--Pekerjan baru berhasil diterapkan--
~Pemburu~
Itulah yang tertuliskan didalam layar notifikasi sistem itu, setelah melihat hal itu; Matthias langsung memeriksa panel sistem miliknya.
...****************
...
Panel Sistem | Toko Sistem | Informasi Sistem |
€: 20.000 | Exp: 1.500/1.900
Nama: Matthias
Umur: 22 Tahun
Title: Hunter
Level: 1
Ras: Manusia
Pekerjaan: Pemburu
Class: -
Kemampuan: -
Informasi>>> klik untuk informasi lebih lanjut!
^^^□^^^
...****************
...
Setelah melihat panel sistem yang nampaknya sedikit berubah dari sebelumnya, terlebih lagi laman informasi yang sebelumnya kosong; kali ini menampilkan kedipan berwarna biru.
Melihat hal itu ia membuka laman itu dan menemukan sesuatu disana.
*Pemburu: bisa mengetahui jenis makhluk hidup, bisa mengetahui kualitas daging.
Itulah yang tertulis disana, Matthias menyimpulkan bahwa laman informasi yang membuatnya kesal sebbelumnya adalah laman informasi pekerjaan yang dimiliknya, mungkin tidak sebatas disitu, melainkan deksripsi tentang kelas dan juga kemampuan miliknya akan muncul di sana.
“Nma.. setidaknya laman ini tidak membuatku kesal lagi,” ucapnya setelah membaca informasi yang ada di dalam laman kosong sebelumnya.
Selanjutnya karena ia penasaran dengan lambang mata uang dan Exp yang muncul tepat di atas namanya.
Sebelumnya dia melihat hal yang baru disistem dan mendapatkna bahwa lambang itu adalah alat tukar yang akan dia gunakan untuk berbelanja di toko sistem, sistem sendiri menyebutnya dengan poin entrus.
Dan lagi ia dibuat senang karena akhirnya levelnya tidak lagi minus seperti sebelumnya.
“Baiklah sekarang kita lihat apa yang ada di dalam sini,” sambil memandangi toko sistem.
...****************
...
Panel Sistem | Toko Sistem | Informasi Sistem |
€: 20.000 | Exp: 1.500/1.900
∆ Hunter Knife | 15.000 €
∆ Knife | 5.000 €
∆ Camping Set | 200.000 €
∆ …
∆ …
∆ Grimoire | 20.000 € (pembelian sekali)
^^^□^^^
...****************
...
melihat yang berada di toko sistem membuatnya senang sekaligus kesal, karena yang ada di sana adalah semua yang di butuhkan saat ini, meskipun ada barang yang juga tidak ia perlukan untuk saat ini seperti kitchen set yang dijual seharga satu juta poin entrus. Namun yang membuatnya kesal adalah harganya yang mahal; dan tidak mampu ia beli saat ini.
Melihat Grimoire membuatnya bersemangat, karena Grimoire adalah sebuah teks sihir yang membuat pembacanya bisa mendapatkan sihir dengan instan, hanya dengan membacanya saja.
Namun harganya 20 ribu poin entrus itu membuatnya berpikir lagi, karena saat ini ia juga membutuhkan Hunter Knife yang harganya 15 ribu poin entrus.
Dia sebenarnya dapat membeli pisau biasa dengan harga lima ribu poin entrus itu, namun ia berpikir untuk jangka panjang. Kedepannya untuk sementara waktu ia akan banyak berburu jadi dia membutuhkan Hunter Knife itu.
Dengan banyak pertimbangan ia memutuskan untuk membeli Hunter Knife lebih dulu, dan menahan keinginannya untuk membeli Grimoire.
Setelah membeli Hunter Knife itu muncul notifikasi sistem sekali lagi.
--Purchased--
~Hunter Knife~
*disimpan di penyimpanan sistem
Begitulah kata notifikasi itu, namun Matthias tidak mengetahui di mana letak penyimpanan sistem yang dikatakan notifikasi sebelumnya.
“Di mana lagi itu penyimpanan sistem?” ucapanya membolak-balikkan laman panel sistem, toko sistem maupun pengaturan sistem.
Setelah lima menit mencari dan tak kunjung menemukan penyimpanan sistem ia menyerah, namun sebelum menyerah dia merasa terganggu dengan kotak kecil yang berada di bawah ujung sistem miliknya.
Karena itu ia mencoba untuk mengklik kotak kecil itu dan ia di arahkan ke penyimpanan sistem dan terdapat Hunter Knife yang di belinya sebelumnya.
“Woi! Ini penyimpanan sistem? Kalau menyebunyikannya seperti itu mana aku bisa tahu, kalau itu adalah penyimpanan sistem,” keluhnya sekali lagi dibuat kesal oleh sistem buatan Lawrence.
Tidak ingin mengambil pusing dengan sistem yang diberikan Lawrence padanya, ia mengeluarkan Hunter Knife yang baru saja dibelinya di toko sistem; dan menggunakannya memotong kelinci yang dibunuh menggunakan kayu sebelumnya.
Setelah memotong dan membersihkan buruannya tersebut, kemudian ia memasaknya menggunakan kemampuan bertahan hidup yang ia miliki semasa di bumi dulu.
“Yoshh.. dengan ini aku bisa tidur tenang malam ini dengan perut kenyang,” ucapnya sambil menunggu masakannya matang.
Setelah perutnya penuh, ia memutuskan untuk beristirahat malam ini dan mencari jalan keluar dari hutan pagi nanti, dan juga ia telah memutuskan tujuan selanjutnya adalah mencari sebuah kota atau desa setempat untuk mempelajari budaya dunia ini langsung dari penduduk aslinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!