NovelToon NovelToon

Di Khianati Suami Kere Di Nikahi Konglomerat

Bab 1 ~ Pengenalan ~

Amira baru saja pulang dari pasar membawa barang belanjaan nya setelah itu dia mengeluarkan semuanya dari dalam kantong kresek dan menyusun kedalam kulkas.Belanjaan hari ini itu untuk stok makanan tiga hari.

"Tempe,kangkung,tahu itu lagi makanan kita hari ini Amira,apa nga ada lagi lauk yang lain di jual di pasar sana?" Tanya mertuanya yang sudah berdiri di depannya.

"Mau gimana lagi ma,uang pemberian mas Dimas hannya cukup untuk beli ini." Jawab Amira dengan nada kecil.

"Makanya kamu sebagai menantu berguna sedikit dong,bantu suami untuk cari nafkah jangan cuma mengandalkan gaji suami mu yang tidak seberapa,semenjak kamu datang ke rumah ini memang bisanya hannya menyusahkan saja,kamu tidak lihat menantu tetangga sebelah mereka bisa membantu suaminya makanya mertuanya pada senang tidak seperti kamu bisanya hannya menumpang dan makan tidur." Ucap Maya wanita yang sudah berumur lima puluh tujuh tahun itu.

Amira menghela napas panjang,setahun pernikahannya dengan suaminya tidak pernah sekali pun dia merasakan ketenangan tinggal di rumah mertuanya.Sudah beberapa kali dia meminta suaminya untuk pindah rumah saja Dimas menolak dengan alasan dia anak laki-laki satu-satunya dan dia harus bertanggung jawab untuk kedua orang tuanya.

Maya duduk di sopa usang miliknya,wajahnya yang masam menunjukkan kalau dia masih marah kepada Amira,tapi Amira hannya diam saja dan melakukan semua pekerjaannya dengan lapang dada dan sabar kalau tidak seperti itu mungkin dari awal pernikahan dia sudah meminta cerai dengan suaminya.

Amira seorang gadis yang dibesarkan oleh tantenya,dari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu atau bapak karena waktu umur tiga tahun ibu dan bapaknya kecelakaan yang mengakibatkan dia kehilangan orang tua.

Yang namanya menumpang dengan keluarga sudah bisa dibayangkan kalau Amira hidup dengan penuh serba kekurangan.Di umurnya yang delapan belas tahun dia memutuskan menerima lamaran Dimas tanpa pacaran.

"Amira...Buatkan aku teh."Maya mertuanya menjerit dari depan rumah padahal suara kecil saja mungkin Amira bisa mendengarnya.

Amira langsung bergegas membuatkan teh permintaan mertuanya di tambah sepiring singkong rebus.

Maya yang sedang menonton drama FTV,menerima teh yang diberikan menantunya.Dari awal Amira menjadi menantunya dia kurang menyukai Amira.Tetapi karena dimas anaknya memaksakan keinginannya akhirnya dia hannya bisa pasrah.

"Amira lebih baik kamu menjadi pembantu di rumah pak Baskoro,aku rasa mereka butuh pelayan,lagian kamu sudah bisa bekerja kembali,aku rasa bekas operasi mu itu juga sudah kering.Kamu sudah menganggur lebih dari tiga bulan apa kamu tidak kasihan melihat suamimu banting tulang untuk memenuhi kebutuhan semua orang di rumah ini." Ucap Mertuanya.

Empat bulan yang lalu Amira melakukan operasi usus buntu,dari situ dokter menyuruhnya untuk istrahat di rumah dan di larang mengangkat beban berat karena bisa melukai bekas operasinya.Beruntung dia punya BPJS jadi tidak butuh biaya.Yang menjadi masalah sejak itu mertuanya selalu menyindir dan memojokkannya karena di anggap menantu yang tidak bisa menghasilkan uang seperti menantu orang pada umumnya.

Lelah sudah pasti,makan hati apalagi mendengar setiap sindiran kedua mertuanya beruntung Dimas sangat mencintainya jadi ada obat pelipur lara di hatinya.

"Bu...Aku rasa aku belum mampu,ini baru beberapa bulan setelah aku operasi,ibu kan tau sendiri dokter bilang aku harus istrahat paling tidak satu tahun." jawab Amira.Sudah beberapa kali dia mendengar kata-kata itu dari mertuanya,dan pada akhirnya ada perasan tidak enak dihatinya.

"Oalah....Satu tahun,kamu memang sangat manja,padahal kamu itu keturunan orang susah juga nya entah kenapa semenjak menikah dengan anakku kamu menjadi manja seperti ini.Kamu memang istri yang jahat,kamu tega membiarkan suamimu bekerja sendirian." Omel mertuanya panjang lebar.

"Sudahlah kamu pergi sana,aku muak melihat wajah pura-pura mu itu,kamu pura-pura lemah agar dikasihani suami mu dan kamu bisa bebas melakukan apa saja termasuk tidak mau mencari nafkah di rumah ini." Ucap Maya.

Amira meninggalkan mertuanya yang masih mengomel,telinganya sudah terbiasa mendengar omelan mertuanya setiap hari.

Sore harinya suaminya kembali dari perkebunan teh milik juragan di desanya.Dimas sudah memiliki jabatan disana dan gajinya juga sudah lumayan besar karena dia sudah lama bekerja di tempat itu.Bahkan bosnya sudah memberikan inventaris mobil untuknya dan sebagai kepercayaan di sana dia bekerja dengan sangat jujur.

Amira mengambil tangan suaminya dan menciumnya setelah itu dia membuatkan kopi untuk suaminya yang baru pulang kerja.

"Dimas kasih mama uang dong,mama sudah tidak punya uang lagi!!" Ucap Maya yang baru saja datang dari belakang rumah.

"Lah...Kok uang lagi ma...Bukannya Minggu kemarin aku baru kasih uang tiga ratus ribu,untuk apa lagi uang itu ma?" Dimas menatap mamanya dia seperti tidak puas dengan sikap mamanya yang selalu meminta uang ke padanya padahal walaupun dia sudah mandor di perkebunan milik bosnya dia cuma dapat gaji empat juta sebulan dan itu dia bagi-bagi untuk semua kebutuhan rumah.

"Iya...Mama perlu,kemarin Bu Rini beli baju mama juga pengen mama tidak enak jika ada pengajian bajuku itu-itu saja malu aku Dimas."

"Tapi satu bulan ini ma...Gaji Dimas sudah sama mama satu juta lima ratus selebihnya kebutuhan rumah ma..." Ucap Dimas dengan nada mulai meninggi.

Maya tidak mau kalah, dia kesal melihat ekspresi dimas yang sudah mulai berubah,dan pada saat itu Amira datang membawa satu gelas kopi untuk suaminya.

"Kamu memang tidak bisa di harapkan,baru satu juta setengah saja kamu sudah seperti itu,kamu tidak lihat anak-anak tetangga mereka membahagiakan ibunya dengan memberikan uang yang banyak makanya suruh istrimu bekerja supaya dia bisa membantu perekonomian keluarga ini jangan cuma santai-santai di rumah." Ucap Maya lalu pergi meninggalkan keduanya dengan wajah yang sangat emosi.

Amira hannya diam,dia tidak berani lagi mengajak suaminya berbicara,kalau sudah seperti ini dia akan serba salah.

Dimas menghabiskan kopi yang ada di gelasnya lalu pergi meninggakan Amira tampa sepatah kata pun.

Dimas memang anak yang sabar berbakti kepada ibunya,dia selalu menuruti apa pun permintaan kedua orang tuanya bahkan disaat gajian dia akan memberikan jatah masing-masing kedua orang tuanya lima ratus ribu sementara dia sebagai istri tidak pernah mendapat uang sepeser pun kecuali untuk belanja.

Hidup miskin dan melarat sudah hal biasa bagi Amira,bisa ganti pakaian sekali setahun saja sudah sangat dia syukuri selama ini,tapi kemiskinan itu semakin besar saat dia dinikahi oleh Dimas karena dia tidak pernah mendapat uang untuk kebutuhan pribadinya.

💗💗💗bersambung 💗💗💗

Bab 2 ~ Bahan gosip ~

Maya sangat marah saat Dimas tidak menuruti keinginannya,padahal dia sudah janji sama tetangga sebelah akan pergi ke pasar untuk membeli baju yang baru datang dari kota.

"Sial..Melinda saja selalu ganti baju dan tas branded setiap datang ke pengajian,belum lagi perhiasan yang menghiasi seluruh tangan dan lehernya.Apes banget memang punya menantu tidak berguna seperti Amira." Sungut Maya lalu dia pergi meninggalkan rumah menuju rumah sahabatnya.

Dia pergi menuju rumah Melinda yang tidak jauh dari rumahnya,ternyata disana sudah berkumpul teman-teman satu tongkrongannya.

"Ehh...Maya sudah datang,kenapa dengan wajahmu,kok sepertinya tidak senang begitu?" Tanya Melinda.Mereka semua duduk di sopa sambil menunggu kedatangan Maya.

"Biasalah...Lihat menantu tidak berguna dirumah membuat emosiku selalu naik,coba kalian bayangkan aku minta uang tiga ratus ribu sama anakku dia tidak berani kasih karena takut sama istrinya yang tidak berguna itu."Ucap Maya menjelaskan menantunya kepada semua teman-temannya.

"Dasar menantu tidak tau diri!! kamu sih bodoh Maya,kalau menantu mu sikapnya kurang ajar seperti itu kamu harus memberinya pelajaran,coba kamu lihat menantuku,dia punya pekerjaan setiap bulan ada gaji pastinya dia juga baik sama aku,coba lihat kalung ku ini kamu tau menantuku yang membelinya." Ucap Melinda dia berusaha memamerkan semua perhiasan miliknya.

Mendengar kata-kata Melinda,Maya semakin emosi apalagi saat melihat Melinda memamerkan semua perhiasannya.Hatinya semakin panas rasanya dia sudah tidak sabar untuk pulang ke rumahnya dan memaksa Amira untuk bekerja di rumah orang kaya di desanya.

"Makanya Bu Maya,jangan terlalu baik kepada menantu yang ada mereka akan semena mena dan malas bekerja." Ucap Melinda.

"Kalau tidak suruh saja anakmu menikah lagi cari wanita yang lebih baik,toh anakmu tidak terlalu jelek dan anakmu juga punya kerjaan." Ucap Melinda semakin memanas-manasi keadaan.

Maya hannya diam saja,dia tidak yakin jika Dimas mau menceraikan istrinya,lagian yang dia inginkan Amira bekerja seperti dulu sebelum dia sakit agar bisa memberikan uang yang banyak untuknya.

Setelah puas membahas masalah menantu masing-masing,mereka akhirnya membubarkan diri apalagi saat ini hari sudah mulai gelap.Seharian Maya tidak melakukan apa pun yang dia tau hannya gosip dengan semua gengnya.

Maya membuka pintu rumah,dia sudah melihat Amira dan Dimas duduk di atas sopa yang usang,emosi Maya semakin besar saat melihat Amira sedang tersenyum kepada suaminya dia langsung berpikiran yang aneh-aneh dia berpikir Dimas sedang memberikan uang kepada menantunya itu.

" Dimas...Mana uang yang mama minta,cepatlah besok aku dan Melinda akan mengambil baju yang sudah kami pesan,apa kamu tega membiarkan ibu malu karena tidak membayar baju yang sudah dipesan bisa-bisa ibu di maki penjualnya." Ucap Maya berbohong.

Amira menghela napas panjang,bukannya keberatan kalau suaminya memberikan uang kepada ibunya tapi di saat pertengahan bulan seperti ini itu sangat sulit.

"Kenapa kamu menghela napas panjang,kamu keberatan kalau aku meminta uang kepada anakku?" Tanya Maya dia menatap Amira dengan sinis melihat wajah Amira sekali dia menyiramnya dengan air minum yang ada di atas meja.

"Bu...Jujur saja, aku tidak keberatan kalau ibu minta uang kepada mas Dimas tapi ibu kan tau sekarang akhir bulan gaji mas Dimas tinggal sedikit jadi nanti akhir bulan kita makan apa?" Jawab Amira hingga membuat amarah Maya semakin memuncak lalu melayangkan pukulan keras ke wajah Amira.

"Plak...Dasar kamu tidak tau diri,kalau kamu cemburu Dimas memberikan uang kepadaku lebih baik kamu pergi dari rumah ini,dasar menantu tidak berguna kamu,aku sudah muak melihat mu di rumah ini." Maya memaki Amira,dia benar-benar marah wajahnya memerah dan dadanya naik turun menahan emosi.

Amira memegangi wajahnya yang baru saja ditampar mertuanya sekuat tenaga rasanya sangat berdenging saat mendapat tamparan sangat membekas di hatinya.

"Ajari istri mu yang tidak berguna itu Dimas, mama sangat kesal dan marah kepada wanita itu." Ucap Maya lalu meninggakan mereka berdua di ruang tamu rumah sederhana mereka.

Kali ini Dimas benar-benar kaget melihat mamanya yang begitu kasar memberikan pukulan kepada istrinya,belum sempat menegur ibunya dia sudah pergi meninggakan mereka.

Amira sangat marah saat mertuanya dengan berani memukulnya,hatinya semakin sakit saat suaminya tidak berbicara apa pun kepadanya bahkan membiarkan ibunya pergi begitu saja.

Amira meninggakan suaminya lalu masuk kedalam kamarnya hari ini dia benar-benar kecewa,kepada suaminya dan juga mertuanya yang sudah berani kasar kepadanya.

Setahun pernikahannya dengan suaminya,ini pertama kalinya dia merasakan sedih yang luar biasa.

Amira mengambil tasnya,lalu memasukkan beberapa pakaiannya kedalam malam ini rencananya dia ingin kembali ke rumah tantenya dia sangat kecewa kepada mertua dan suaminya.

"Amira...Kamu mau ngapain,kenapa kamu memasukkan pakaianmu kedalam tas kamu mau kemana?" Dimas dengan kasar menarik tas Amira lalu menyimpannya ke atas lemari yang sangat tinggi.

"Amira aku minta maaf,mungkin ibu sedang ada masalah hingga dia begitu emosi." Ucap Dimas dengan santai tampa memikirkan perasaanya.

Amira tersenyum kecut,dia sangat kecewa dengan sikap suaminya yang terlalu membela ibunya tanpa memikirkan perasaanya sedikit pun.

"Mas...Aku di tampar ibumu, kamu bilang ibu ada masalah gampang sekali kamu bilang begitu mas,besok-besok dia akan menghajar ku." Ucap Amira dia keluar dari dalam kamar lalu mengambil sapu dan membawanya ke dalam kamarnya.

Amira berusaha mengambil tasnya, setelah dapat dia keluar dari dalam kamar sambil membawa tas miliknya.Dimas mengejarnya lalu menarik tangannya.

"Amira kamu mau jadi istri durhaka kepada suamimu?"

"Biarkan saja dia pergi,kita lihat siapa yang mau menerimanya,dia sudah wanita penyakitan dan menjadi menantu tidak berguna,sudah kamu pergi dari rumah ini,kamu menantu pembawa sial di rumah ini."

" Bu....Bisa tidak jangan memperkeruh suasana,ini rumah tanggaku bu, jangan terlalu ikut campur harusnya ibu minta maaf kepadanya sebesar apa pun emosi ibu kepada menantu ibu tolong jangan sampai kasar ibu bisa di laporkan." Ucap Dimas.Mendengar pembelaan dari suaminya hati Amira mulai melemah ini yang dia harapkan dari tadi.

Dimas membawa Amira masuk kembali ke dalam kamar dan meninggalkan ibunya yang masih emosi di ruangan tamu.

"Lihat aku akan membuatmu tidak betah di rumah ini,dasar menantu tidak tau malu,penyakitan sudah setahun menikah sampai hari ini dia tidak bisa hamil karena penyakitnya untuk apa mempertahankan istri yang tidak berguna seperti itu." Ucapnya lalu masuk kedalam kamarnya.

💗💗💗bersambung 💗💗💗

Bab 3 ~ Cari masalah ~

Keesokan harinya saat Dimas sudah berangkat ke kerja,maya keluar dari kamarnya emosinya belum mereda sampai pagi ini.Rasa kesalnya semakin besar saat melihat Amira yang sedang mengepal lantai.

Maya melewati Amira yang sedang mengepal lantai,hingga bekas kakinya terlihat jelas.Amira hannya diam dan mengelus dada dia tidak mau cari masalah lagi dengan mertuanya yang semakin terlihat jelas kalau dia tidak menyukainya.

"Amira.." Tiba-tiba mertuanya berteriak dari belakang,Amira sangat kaget mendengar suara mertuanya dia takut sekali jika dia melakukan kesalahan di dapur.

"Ada apa Bu..." Tanya Amira yang sudah berdiri di depan pintu sambil melihat ibu mertuanya.

"Mana sarapan untuk mertuamu,kamu belum masak,apa saja yang kamu lakukan dari tadi? kamu itu jadi menantu kok nga guna banget sih,masak jam segini sarapan belum?" Mertuanya kembali mengoceh.Amira tau kalau mertuanya itu hannya cari masalah kepadanya,padahal mertuanya sendiri tau kalau anaknya ingin berangkat kerja semua hal harus dia yang urus dari mencari pakaian dan menyiapkan sarapan pagi.

"Maaf Bu...Tadi aku mengurus mas Dimas dulu,makanya aku belum masak,aku akan memasak untuk mu."

"Ada apa ini,pagi-pagi sudah ribut saja,apa kalian tidak malu sama tetangga sebelah?" Tanya Rahmat mertua lelakinya yang juga lebih pedas kalau berbicara.

"Ini menantu mu,sudah jam segini sarapan pun belum ada,aku sudah lapar,aku tidak tau apa gunanya dia di rumah ini,sudah tidak bisa menghasilkan uang,kerja di rumah pun dia tidak beres." Sungut Maya mertua perempuannya.

Rahmat berjalan ke meja makan yang sederhana,lalu duduk dan merokok,tiba-tiba matanya menatap Amira dengan sinis.

"Kamu masih berdiri disitu,apa kamu tidak memikirkan apa yang aku butuhkan kalau pagi hari,benar kata istriku,kamu benar-benar tidak berguna di rumah itu,kamu melihat tetangga sebelah punya menantu bisa menghasilkan uang." Sungut Rahmat.

Amira berjalan melangkah ke dapur lalu membuatkan kopi untuk mertua lelakinya.Maya sangat puas melihat wajah pucat Amira.Dia berharap dengan menekannya sedemikian rupa di rumah itu membuatnya tidak tahan lalu pulang ke rumah orang tuanya dan berharap Amira dan dimas bercerai.

"Ini kopinya pa.." Ucap Amira lalu meletakkan segelas kopi untuk mertua lelakinya.Sementara itu Maya sudah kembali ke dalam kamarnya lalu keluar kembali dengan membawa banyak pakaian kotor.

"Ini...Cuci semua ini,setidaknya kalau kamu tidak bisa menghasilkan uang kamu bisa berguna di rumah ini." Ucap Maya lalu melempar semua pakaian itu ke lantai hingga berserakan.

"Memasak dulu sebelum mencuci semua pakaian kotor,kamu tidak ingin membunuh kami dengan tidak memberikan kami sarapan kan." Ucap Maya.Amira hannya menggeleng lalu memunguti semua pakaian kotor dan membawanya ke belakang.

Amira melakukan semua pekerjaan di dapur,setelah itu dia menyajikan semua makanan dimeja dan kedua mertuanya makan dengan lahap walaupun sebelumya harus banyak omelan dulu.

"Amira bereskan meja makan,kalau ada uangmu besok kamu beli ayam sesekali biar orang rumah ini ada nutrisinya jangan cuma ikan asin sama tempe doang yang kamu tau,memangnya uang yang diberikan oleh Dimas kemana kamu buat?" Ucap Maya kembali.

Amira merasa mertua perempuannya tidak punya pikiran sedikit pun,bisa-bisanya dia bertanya seperti itu sementara setiap bulan dia yang ambil gaji anaknya dan sisanya disimpan Dimas untuk belanja harian.

"Ibu kan tau sendiri berapa gaji mas Dimas_

"Sudahlah berbicara sama kamu membuatku semakin emosi saja jadi lebih baik aku pergi cari angin keluar sana dari pada berbicara dengan orang tidak jelas seperti mu." Ucap Maya lalu dia kembali keluar dari rumah meninggalkan Amira.

Maya melangkahkan kakinya,melewati jalanan pikirannya sangat frustasi karena tidak bisa seperti teman-temannya yang bisa ganti baju setiap ada pengajian.Pada waktu Amira belum operasi beberapa bulan yang lalu dia sempat bekerja selama dua bulan dan gajinya semua di ambil olehnya hingga bisa membeli apa pun yang dia inginkan.

Tidak terasa dia sudah sampai di kota,memang jarak rumahnya dengan kota tidak terlalu jauh dia melewati toko-toko pakaian yang membuatnya semakin ingin punya uang yang banyak dan bisa membeli apa pun yang dia inginkan.

"Tante Maya...." Tiba-tiba seorang wanita memanggilnya dia menoleh ke belakang ternyata Safira anak temannya yang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu.

"Safira....Ngapain kamu disini? dan siapa anak kecil ini?" Tanya Maya,dia menatap Safira dari atas sampai bawah penampilannya sangat glamor,rambut warna emas dan kulit putih di tambah kawat gigi dan matanya yang berwarna membuat penampilannya cantik sangat jauh berbeda sebelum dia menjadi TKW ke Hongkong dulu.

"Aku bekerja disini Tante,ini anakku putra.Kebetulan butik aku yang ada di depan Tante aku mau buka." Ucap Safira.Maya cukup tercengang mendengar ucapan Safira padahal sebelum jadi TKW mereka sangat miskin jangankan punya butik makan untuk makan saja keluarganya tidak mampu.

"Salam sayang,ini Tante Maya."Ucap Safira kepada anaknya yang sangat tampan.Anaknya yang sangat manis langsung menuruti ucapan Safira dengan lembut anak kecil itu menyalami dan mencium tangannya membuat Maya sangat kagum.

"Dari pada berdiri disini,lebih baik kita masuk kedalam Tante.Hari ini kariawan ku libur jadi terpaksa aku yang membuka butik ini." Ucap Safira menambah rasa kagum Maya terhadap Safira.

Safira dulu wanita yang sangat mencintai Dimas,tapi saat itu Maya melarang mereka pacaran selain karena umur Safira lebih tinggi dari Dimas orang tuanya yang sangat miskin membuat Maya tidak menyukai Safira.

"Tante,ini kopinya ini ada makanan ringan silahkan dinikmati tante." Ucap Safira dia meletakkan kopi dan juga beberapa makanan ringan.

"Maaf ya Safira sudah lama Tante disini tapi Tante belum melihat suami kamu?" Tanya Maya dengan sangat hati-hati dia takut menyinggung Safira apalagi dia menjadi TKW sudah hal umum kalau TKW pulang bawa anak tapi tidak ada suami,walaupun tidak semuanya.

Safira tersenyum mendengar pertanyaan Maya,dia merasa lucu melihat ekspresi wajah Maya.

"Aku sudah tidak punya suami Tante,alias janda.Jadi mas dimas apa kabarnya Tante,aku dengar katanya dia sudah menikah ya..Selamat yang Tante akhirnya Tante punya menantu.Aku sangat kecewa saat tau dia sudah menikah." Ucap Safira.

Maya kaget sekalian senang mendengar ucapan Safira,dia merasa mendengar angin segar pagi ini,dia tidak bisa membayangkan kalau memiliki menantu seperti Safira punya butik sebesar ini bahkan sudah punya kariawan.

💗💗💗bersambung 💗💗💗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!