NovelToon NovelToon

Ssssstttt...!!! My Mantan Tentara

Pacar Jarak Jauh

"Abang pergi lagi ya, maaf kita hanya ketemu 2 hari." ucap Putra.

"Iya Bang, nggak apa - apa. Padahal sih, saya masih kangen." ucap Intan.

"Nanti, kalau Abang tugas disini pasti kita sering ketemu." ucap Putra sambil membelai rambut Intan.

"Abang jangan nakal ya, awas aja kalau disana punya yang lain."

"Nggak lah, Abang mau pacaran sama siapa. Disana teman nya kebanyakan laki - laki, ada perempuan juga, sudah punya suami."

"Berarti kalau, masih single mau dong?"

"Hahahaha... ya nggak lah." ucap Putra sambil mengacak rambut Intan.

"Ini ada uang jajan buat kamu." Putra memberikan lima lembar uang kertas warna merah.

"Banyak banget Bang."

"Nggak apa - apa, kuota masih ada kan?"

"Masih kok."

"Ya udah, Abang harus segera naik ke pesawat. Nanti kalau sudah sampai, Abang kabari."

"Hati - hati ya Bang." ucap Intan, dan Putra memeluk tubuh Intan dan tidak lupa mengecup kening nya.

Putra pun pergi, untuk kembali ke tempat tugas nya. Intan pun lalu meninggal kan Bandara, saat sedang berjalan suara sering ponsel nya berbunyi.

"Bang Rasya!! " ucap Intan langsung mengangkat telepon dari pacar online nya.

"Assalamu'alaikum Yank."Sapa Rasya.

" Walaikumsalam Bang." balas Intan.

"Lagi dimana Yank?"

"Bandara Bang, habis mengantar teman."

"Oh, pulang atau kemana?"

"Dia kerja di luar pulau Bang."

"Oh, yank Abang baru turun gunung, soalnya disini susah sinyal. Di atas sama sekali tidak ada sinyal, maaf ya kalau hubungi kamu jarang."

"Nggak apa - apa Bang, paham kok."

"Nanti Abang mau ambil cuti, Abang ingin ketemu sama kamu. Masa lewat video call an terus."

"Nanti Abang kabari saja, kapan kesini nya."

" Yaudah, Abang mau naik lagi ya, hati - hati ."

"Abang juga jaga kesehatan ya."

"Iya sayang, i love you."

"I love you too."

Intan langsung berjalan ke parkiran untuk mengambil motor nya, tapi ponsel nya kembali berdering.

"Bang Miko!! " ucap Intan, mengangkat telepon dari Miko.

"Hallo Abang."

"Hallo Intan sayang, kamu sedang dimana?"

"Saya lagi di Bandara Bang, mau pulang ke rumah."

"Sama siapa kamu?"

"Sendirian Bang, habis mengantar teman."

"Cowok atau cewek teman kamu?"

"Cewek Abang, nggak percaya ih."

"Abang kan jauh sayang, tidak tahu kamu disana bohong atau jujur."

"Yaudahlah, kalau nggak percaya kita putus saja." ucap Intan.

"Jangan begitu lah, Abang hanya tanya baik - baik. "

"Lagian, Abang tanya itu mendetail banget. Tidak percaya sama saya, kalau Abang tidak percaya ya sudah kita putus."

"Jangan lah sayang, Abang itu sayang banget sama kamu. Nanti Abang akan ke tempat kamu, minta ijin sama orang tua kamu, kalau Abang mau menikah sama kamu."

"Ok lah, kalau memang Abang serius sama saya, Intan tunggu di rumah. "

"Iya Abang akan datang, kamu tunggu saja."

"Bang, sudah dulu ya. Saya mau jalan pulang."

"Hati - hati sayang, nanti kalau sudah sampai langsung video call."

"Iya Bang Miko."

"Ya sudah, hati - hati."

"" Dah Abang." ucap Intan langsung mematikan ponsel nya.

*****

"Intan...!! " panggil Nike.

"kamu dari mana?"

"Habis mengantar Bang Putra ke Bandara, dia mau balik lagi ke tempat dinas nya."

"Kamu itu pacar nya yang mana sih? Bang Putra, Bang Rasya atau Bang Miko."

"Yang mana saja, siapa yang dulu dia dapat kan saya, dia yang serius. Lagian, mereka itu kan jauh, kita juga tidak tahu mereka setia."

"Kalau setia semua gimana?"

"Ya lihat saja nanti."

"Makan tuh cowok." ucap Nike.

*****

Triiing

Sebuah notifikasi masuk, Intan melihat sebuah transferan uang dari Putra, yang di kirim nya hampir setiap bulan.

"Hallo Abang, uang nya sudah masuk. Makasih ya, yang kemarin saja masih kok Bang."Ucap Intan langsung menghubungi Putra.

"Nggak apa - apa, itu buat kamu bayar kost. Nanti jangan minta lagi sama orang tua kamu."

"Terus saya mau bilang apa Bang, kerja saja nggak masa nolak kiriman uang."

"Ya bilang dong, dari Abang."

"Ah.. nggak mau, nanti saya di suruh nikah lagi. Kuliah nya suruh berhenti, Intan nggak mau kalau nikah sekarang."

"Kan calon suami nya, udah punya pekerjaan jelas. Abang kan sudah ketemu sama kamu, walau baru tiga kali."

"Ini juga Abang kasih tiap bulan, belum tiap minggu, kayak sudah jadi istri nya saja. Nanti Abang kecewa sama Intan gimana? Abang nanti nyesel."

"Abang percaya kok sama kamu, Abang sayang sama kamu. Pertama kita ketemu itu, saat Abang tugas di kota yang sama dengan kamu tinggal sekarang. 2 tahun Abang disana, dan di 3 bulan terakhir Abang akan pindah tugas, kita jadian. Sampai sekarang, sudah hampir satu tahun. "

"Ya kan Bang ketemu nya tidak 3 kali Bang."

"Abang hanya menghitung, kita ketemu saat pacaran."

"Abang betul sayang sama Intan?"

"Sayang banget, sangat sayang. Tunggu Abang ya, nanti Abang akan lamar kamu, setelah kamu itu lulus kuliah."

"Iya Bang, tapi apa orang tua Abang setuju sama Intan?"

"Pasti setuju lah, kalau Intan gimana?"

"Jelas setuju Bang, kalau memang pria nya sudah bekerja."

"Yaudah, Abang mau ganti jaga dulu, nanti di sambung lagi."

"Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam."

"Enak ya, punya pacar di transfer duit terus. Uang nggak pernah kekurangan, jangan - jangan kamu pernah di garap sama dia ya? secara kan dia kalau kesini tidur sama kamu."

"Eh... sembarangan, enak saja. Nggak lah, tapi kalau peluk cium sih, ya sudah. " ucap Intan sambil tersenyum.

"Peluk cium , atau peluk cium."

"Iya ih, peluk cium."

"Hahahaha... percaya deh."

*****

"Mau kemana kamu?" tanya Dedi.

"Mau ke bawah, cari sinyal. Susah banget sinyal disini." jawab Rasya.

"Harus tiap hari ya hubungi pacar?"

"Nggak juga sih, kadang keluarga juga saya hubungi." ucap Rasya.

"Koko, kamu mau kemana?" tanya Rasya.

"Biasa cari Sinyal." jawab Koko.

"Kalian ini, sinyal di cari ya. Hampir tiap hari, apa tidak capek naik turun gunung?"

"Ded, kalau kita demi pacar, nggak ada yang namanya capek." ucap Rasya.

"Makan nya, jangan kelamaan jomblo." ucap Koko.

"Cari sini juga bisa, banyak gadis desa cantik - cantik. "

"Alah.. cuman modal ngomong doang." ucap Rasya.

"Yaudah sana cari sinyal." ucap Dedi, dan Rasya bersama Koko pun berjalan menuruni gunung untuk mencari sinyal.

****

"Kok, Intan sedang berada di panggilan lain ya? apa dis sedang teleponan." ucap Rasya yang hampir 10 kali menghubungi kekasih online nya.

Sedang kan Koko tengah asik, teleponan bersama kekasih nya, Rasya pun mencoba menghubungi lagi tapi masih berada di panggilan lain.

"Bang Elang, ngapain kesini?" tanya Rasya.

"Biasa cari sinyal." jawab Elang sambil berjalan.

.

.

.

Sebuah Tim

Intan merapikan buku nya, setelah mengerjakan tugas di perpustakaan. satu persatu peralatan nya, masuk kedalam tas. Nike langsung menghampiri Intan, dan duduk di depan nya.

"Ada apa?" tanya Intan.

"Ada info, masalah KKN kita nanti. Tim kita satu kelompok sama genk nya Bela, ike, Vita. Malas nggak sih, paling enek saya sama mereka." jawab Nike.

"Nggak ada yang lain nya?" tanya Intan lagi.

"Ada sih, anak cowok si Anton, Adli, sama Seno. " jawab kembali Nike.

"Kita protes saja deh, sama dosen pembimbing kita. "

"Cocok, dan kamu harus tahu. Kita akan KKN itu di sebuah desa tertinggal, di atas pegunungan, disana ada sekolah dan jauh dari perkotaan. Terus itu daerah perbatasan, dan masih banyak binatang buas, sama penjahat." ucap Nike sambil bergidik ngeri.

"Jangan lebay deh, kamu kira seperti di film - film."

"Sudah yuk, buru kita ketemu sama Pak Jaka, biar kita rubah tim nya."

"Hayu, baru pengumuman saja kan?"

"Iya, ada di mading."

Nike dan Intan berjalan ke luar, dan di depan Mading banyak, yang melihat pengumuman Tim KKN yang akan di sebar oleh pihak kampus.

Bela, Ike dan Vita langsung berjalan mendekat ke arah Intan dan Nike. Dengan wajah yang tidak suka, menatap ke arah Intan dan Nike, Bela memutari kedua nya.

"Kenapa juga, tim kita bareng sama mereka, bikin sial saja." ucap Bela.

"Eh Bela belek, emang nya kita mau sama kalian bertiga. Kita ini, mau protes ke Pak Jaka, biar tidak satu tim sama kalian. Kita juga malas, sama kalian bertiga, gadis manja, sok sosialita, jajan saja masih minta sama orang tua, pada belagu." ucap Intan.

"Eh, Intan. Kamu itu hanya anak tukang sapu jalanan, kalau bukan karena bea siswa, kamu tidak akan bisa kuliah disini. Kamu itu tidak akan pernah mampu, bayar kuliah. Bapak kamu, walau kamu kuliah, mati - matian cari duit, buat bayar kost kamu, belum photo copy tugas, makan dan jajan nya kamu. Apa tidak malu, mending kita, orang tua kita tidak mati - mati an banting tulang." ucap Bela dengan sombongnya.

"Kok, kamu bawa - bawa bapak saya, dari dulu saya tidak pernah, bawa - bawa orang tua kamu. Lagian, kamu yang mulai, kamu yang mulai bersaing dengan saya. Kamu pikir, kepintaran kamu itu, hanya kamu yang hebat. Masih banyak, orang yang hebat."

"Udah deh, kamu jangan lanjutkan lagi, percuma kamu ngomong sama dia." ucap Nike.

"Eh merk sepatu, kamu juga kan kalau tidak karena Intan, kamu itu nggak akan bisa menyelesaikan tugas kuliah. Kamu itu, tidak pantas kuliah ambil jurusan pendidikan, otak kamu itu dangkal, serba tidak bisa. Gimana nanti murid nya, kamu kuliah disini, kalau bukan tes murni, nggak akan bisa masuk, kalau bukan karena orang tua kamu."

"Eh, itu mulut di jaga ya Bel, kamu itu tidak tahu menahu, seharusnya kamu itu diam saja. Jangan sampai, saya bongkar aib bapak kamu, bisa kaya raya itu kenapa, ingat itu ya." ucap Nike membela.

"Ih.. stop, kenapa pada bawa orang tua sih, mending kita pergi ke ruangan Pak Jaka." ucap Intan.

****

"Ada apa ini? satu tim pada kesini semua." ucap Pak Jaka.

"Pak, kami mau rubah Tim." ucap Intan.

"Betul Pak, kami tidak mau, Tim kita ini ada namanya Intan sama si merk sepatu." ucap Bela.

"Betul Pak, kami tidak mau mendapatkan kesialan." ucap Ike.

"Tolong ya Pak, bapak rubah, karena kalau saya sama Nike, satu tim sama Bela belek dan kawanan nya, bakalan kena penyakit Pak. Secara belek itu kotoran, bisa menghalangi kegiatan kita di sana." ucap Intan.

"Kalian ini protes apa sih? saya tidak paham, kalian sudah di satukan dalam satu tim, tidak bisa di ganggu gugat. Kalian tinggal, melaksanakan tugas, dengan baik.Usaha dapat kan nilai yang baik, sudah beres kan. Masa kalian tidak bisa, membedakan masalah pribadi dan kampus."

"Pak Jaka, masalah nya dengan adanya seperti ini, tim kita tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Jadi tolong Pak, rubah Tim nya." ucap Intan memohon.

"Pak Jaka, Bapak kan tahu, siapa orang tua kami bertiga, Bapak mau apa saja, nanti kita usahakan." ucap Bela.

"Stop ya, kalian memohon. Mau tidak mau, kalian harus mau."

****

Braaakkk

Intan membanting tas nya di atas tempat tidur, Nike yang satu kamar dengan Intan juga langsung menunjukkan wajah kecewa nya.

"Kenapa juga, harus sama mereka." ucap Intan jawab dengan kesal.

"Sudahlah, kita harus terima Intan. Mau gimana lagi, kita hadapi mereka selama 6 bulan disana."

"Nike, kamu tahu siapa orang tua mereka?"

"Sudahlah, jangan bahas mereka. Siapa mereka, anak siapa orang tua saya kenal dekat. Walau tidak satu kota, kenal dekat itu dulu setelah konflik ya gitu deh. Karena Ayah saya tidak cocok. Sama saja si Bela gimana, Ayah nya tidak jauh sifat nya. Kalau Ike sama Vita, yang memang mereka orang tua nya dekat, jadi dekat semua. Orang kaya turunan sok kuasa, padahal orang yang berperan penting sudah meninggal dunia, hanya saja sering bawa - bawa nama dia."

"Kamu tidak malu Nike, punya teman hanya anak tukang sapu?"

"Ya ampun Intan, ya nggak lah. Ngapain malu, tukang sapu itu berjasa banget, halal lagi."

"Kadang jujur, saya malu, sama Bang Putra, dia sering kirim uang saat saya cerita, orang tua saya berprofesi sebagai apa. Dia kirim, uang setiap bulan, dia yang jamin. Saya juga bingung, mau bilang sama Ayah gimana, takut nya di kira saya jadi cewek gituan."

"Makan nya, kamu itu pilih Bang Putra saja, udah jelas. Kamu malah pacaran, sama Bang Rasya, Bang Miko. Yang jelas saja satu orang, mereka berdua itu belum jelas."

"Tapi, nggak tahu ya, saya belum bisa serius. Masih pilih - pilih. Malah nyaman, jalan begini.Lagian kan, status masih pacaran, kalau sudah nikah, baru deh serius sama satu orang."

"Kalau ketiga nya serius gimana?"

"Ya nggak gimana - gimana, tinggal kertas gunting batu saja."

"Ini nih, baru ada cewek model begini. Playgirl banget, sok kecantikan."

"Lah, memang saya cantik."

"Tahu ah.. bodo amat, mending tidur." ucap Nike. langsung merebahkan tubuh nya dan memejamkan kedua mata nya.

Secara bersamaan, sebuah pesan masuk, dari Putra, Rasya dan Miko. Satu persatu, Intan baca, semua nya mengirim pesan yang sama. mengatakan Sudah makan belum.

"Aduh saya balas yang mana dulu nih, ketiga nya sama - sama tanya sudah makan belum."

.

.

.

Pacaran Online

"Bapak, kok ada disini?" tanya Intan, saat tahu Bapak nya datang ke tempat kost an nya.

Intan tidak lupa mencium tangan Bapak nya, yang hanya seorang tukang sapu jalanan. Terlihat Bapak nya, membawa banyak bawaan untuk putri nya.

"Bapak kok bawa beras, sayuran, buah segala. Ya Allah Pak, Intan disini bisa beli makan, jarang masak."

"Tidak apa - apa, ini lebih menghemat. Bapak kan hanya bisa kirim uang, buat bayar kost kamu sama keperluan kuliah kamu. Makan nya, Bapak bawa ini, barang kali , kamu butuh uang mendadak, Bapak tidak ada uang, kan ada uang jajan." ucap Pak Ahmad.

"Terima kasih Pak, tapi uang dari Bapak masih kok."

"Kamu dapat uang dari mana nak? kerja kamu?"

"Nggak kerja."

"Terus kalau tidak kerja, uang dari mana?"

"Ya kan, uang dari Bapak saya tabung sebagian."

"Kirain kamu kerja nak, jangan kerja. Kamu fokus kuliah, yang rajin jangan seperti Bapak sama ibu kamu, yang hanya lulusan SD."

"Kabar ibu gimana Pak?"

"Ibu alhamdulillah sehat, dia tidak bisa ikut. Karena sibuk memilah limbah plastik, lumayan nak buat makan sehari - hari."

"Pak, Intan janji, kalau Intan sukses akan bahagia kan Bapak sama Ibu. Bapak sama Ibu, tidak usah capek - capek kerja."

"Bapak sama Ibu, tidak mau merepotkan kamu. Kamu kerja, buat hidup kamu sendiri. Bapak sama Ibu, tidak mau membebani kamu."

"Tapi Bapak sama Ibu, banting tulang buat biayain Intan."

"Tidak apa - apa."

"Bapak masuk yuk, istirahat dulu." ajak Intan membawa Bapak nya masuk.

"Teman kamu mana?"

"Oh, Nike. Dia sedang pulang Pak, biasa kalau hari jumat dia pulang. "

Pak Ahmad melihat, sebuah perfume mahal, bahkan ponsel Intan terlihat baru. Pak Ahmad menatap putri nya dengan curiga.

"Itu punya kamu?" tunjuk Pak Ahmad pada perfume dan ponsel yang di pegang oleh Intan.

"Iya Pak, perfume di kasih Nike, ini ponsel hadiah dari teman, ulang tahun." ucap Intan bohong.

"Bapak kira, kamu beli."

"Uang dari mana Pak, buat jajan pas - pas an."

Terdengar suara ketukan pintu, terlihat dari dalam seorang kurir berada di depan pintu kost an nya.

"Permisi."

"Ada apa Mas?" tanya Intan.

"Ini ada kiriman, makan siang dari Rasya. Untuk mba Intan." jawab nya.

"Oh, makasih ya Mas."

"Sama - sama, permisi."

Intan membuka kantung plastik berisi makan siang untuk nya, berupa nasi dengan lauk daging, minuman dan aneka cemilan.

"Kamu sering jajan begini?" tanya Pak Ahmad.

"Eh.. sekali - kali Pak." jawab Intan.

"Tapi tadi bilang, dari Rasya. Siapa dia?"

"Oh, itu Pak saya titip sama yang namanya Rasya."ucap Intan bohong lagi.

" Bapak, kita makan sama - sama yuk, enak. loh masih panas nasi nya." ucap Intan.

"Buat kamu saja, Bapak minum air putih saja nak."

"Jangan lah Pak, ini ada makanan enak, masa nggak makan."

Triiiing

Suara notifikasi pesan masuk, Intan melihat Rasya mengirim kan sebuah pesan untuk nya.

❤ Rasya Tentara

Abang sedang turun gunung, sekalian pesan kan kamu makan siang. Selamat makan cinta nya Abang, i love you.

Me :

Makasih Abang sayang, I love you too."

Intan pun makan bersama dengan Bapak nya, sesekali Bapak nya, datang menengok nya hanya untuk memberikan uang jajan untuk nya.

****

"Bapak pulang dulu ya, jaga diri."

"Iya Pak, Bapak hati - hati di jalan. Salam buat ibu. "

"Bapak akan sampaikan, kalau libur semester kamu pulang kan?"

"Saya lupa kasih tahu Bapak, kalau saya akan KKN selama 6 bulan, di luar pulau. Di daerah tertinggal, untuk di tempat kan di salah satu sekolah dasar."

"6 bulan, Bapak harus menyiapkan uang berapa nak?"

"Tidak usah, Intan masih punya simpanan."

"Kalau kamu, kurang uang bilang sama Bapak."

"Iya Pak, gampang itu. "

***

"Aduh, ini Bang Miko banyak banget panggilan tidak terjawab lagi." ucap Intan, saat melihat ponsel nya terdapat 20 kali panggilan tidak terjawab.

"Hallo Abang sayang." sapa Intan.

"Kemana saja kamu? Abang telepon kamu, tidak di angkat - angkat. Rubah panggilan ke video, Abang mau lihat posisi kamu itu dimana."

Dengan setengah kesal, Intan mengubah panggilan telepon nya menjadi panggilan video call.

"Coba lihat, di sekeliling kamar kamu ada siapa?"

"Tuh, tidak ada siapa - siapa." ucap Intan.

"Habis dari mana kamu?" tanya Miko, pria berwajah chinese dengan mata sipit itu bertanya.

"Habis mengantar Bapak, sampai jalan nunggu angkot ke terminal." jawab Intan.

"Kamu tidak bohong?"

"Astaga Abang, saya tidak bohong."

"Benar kamu? awas aja kalau bohong."

"Yasudah kalau nggak percaya, putus saja."

"Tuh, mulai kamu. Ini nih, ancaman nya bukan main, malah lebih jahat dari musuh."

"Habis, Abang tanya itu detail banget. Baru pacaran saja begini, apalagi kalau sudah nikah."

"Ya nggak lah dek, masa Abang begitu. Abang begini, karena sayang."

"Sayang sih sayang, jangan berlebihan gitu juga."

"Maaf deh, sekarang sudah makan belum?"

"Sudah lah Bang, Abang sudah?"

"Sudah sayang, yaudah Abang mau jalan lagi. Nanti di sambung lagi ya, i love you."

"I love you too."

Intan langsung merebahkan tubuh nya, terdengar bunyi suara ponsel nya berdering. Nama Putra menelpon nya, dan langsung Intan angkat.

"Hallo sayang, lagi ngapain?" tanya Putra dari seberang.

"Lagi tiduran aja, Abang lagi ngapain?"

"Abang lagi nunggu pergantian Patroli keliling, lumayan ada sinyal dikit. "

"Oh pantas, suara nya terputus gini."

"Eh udah dulu ya, udah waktu nya Abang patroli. Hanya ingin dengar suara kamu saja, nanti Abang sambung lagi."

Intan pun menaruh ponsel nya di atas bantal dan mencoba memejamkan kedua nya matanya. Hingga akhir nya, Intan tertidur.

*****

"Ini buat kamu, Ayah baru pulang dari luar negeri. Bawa banyak cokelat, ini lumayan banyak." ucap Nike sambil mengeluarkan semua cokelat, dari kantung plastik nya.

"Ini sih Cokelat enak, makasih ya." ucap Intan sambil memakan nya.

"Sama - sama, eh itu ada karung beras?"

"Bapak tadi kesini, bawa buah, bawa sayuran."

"Enak dong, ngirit bisa masak."

"Ya udah, buat makan kita berdua saja. Saya makan sendiri, nggak akan bakalan habis."

"Ok deh, nanti kita masak mulai besok." ucap Nike.

*****

"Ngapain kamu Sya, duduk melamun?" tanya Elang.

"Eh Abang, nggak melamun. Lagi kangen saja, sama seseorang." jawab Rasya.

"Pacar?"

"Iya, dia pacar online saya Bang."

"Kok bisa ya, kamu pacaran sama begituan, kenal di sosmed?"

"Bukan, di aplikasi kencan.Sudah lama, ada sekitar 1 tahun, tapi kita belum pernah ketemu langsung. Baru lewat video call, sama chat gitu."

"Ada rencana ingin ketemu dia?"

"Ada Bang, saya kan belum ambil cuti, mau cuti nanti walau hanya bentar."

"Sukses ya semoga langgeng sampai pelaminan."

"Amin."

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!