Galaksi Zayyan, pemuda berumur dua puluh delapan tahun adalah CEO Grup Zayyan yang merupakan pebisnis dan konglomerat nomer satu di semesta ini. Galaksi memiliki seorang adik perempuan yang bernama Bintang dan Mama yang bernama Mawar. Papanya Galaksi sudah meninggal dunia di saat Galaksi masih duduk di bangku SMP. Galaksi Zayyan adalah pemuda yang pendiam, namun terkenal baik hati dan dermawan. Galaksi Zayyan juga terkenal sangat sulit didekati wanita. Pemuda itu belum pernah jatuh cinta dan tidak pernah suka didekati oleh wanita dengan model apapun. Padahal ia sangat tampan dan kaya raya. Dia bisa mendapatkan banyak gadis hanya dengan menjentikkan jarinya, namun itulah Galaksi Zayyan, dia tidak pernah berkencan dan tidak suka keluyuran malam.
Bintang Zayyan adiknya Galaksi Zayyan masih berumur dua puluh empat tahun saat ini dan sangat menyayangi kakaknya. Dia dan mamanya juga memiliki hubungan yang sangat dekat karena Bintang dan mamanya memiliki karakter yang sangat mirip. Jutek dan sombong. Mereka berdua juga tidak suka bergaul dengan fakir miskin dan orang dari golongan kelas rendahan yng strata sosialnya jauh di bawah keluarga mereka.
Mawar Zayyan adalah mamanya Galaksi dan Bintang Zayyan. Dia adalah wanita kaya raya yang sombong dan jutek, namun pandai memikat publik dengan cara menjadi donatur di beberapa panti asuhan dan banyak menggelar acara amal di rumah sakit ataupun di mall-mall besar dengan mengundang banyak pers dan media.
Andromeda Herlambang adalah gadis biasa. Dia seorang yatim piatu dan gadis lemah lembut yang baik hati. Gadis berumur dua puluh lima tahun yang sangat cantik, memiliki hati yang baik dan sikap sangat lembut ini, berhasil memikat hati Galaksi Zayyan di pandangan pertama saat gadis ini melangkah masuk ke ruang kerjanya Galaksi Zayyan untuk bekerja menjadi sekretaris pribadinya Galaksi Zayyan.
Aurora Herlambang, gadis berumur dua puluh dua tahun ini adalah adik kandungnya Andromeda Herlambang. Dia dan kakaknya dipaksa tinggal terpisah karena masalah ekonomi. Sejak orang tua Andromeda dan Aurora meninggal dunia, Andromeda menetap di Indonesia, ia diasuh oleh keluarga dari pamannya yang berasal dari pihak mamanya. Sedangkan Aurora menetap di Jepang, ia diasuh oleh keluar dari pamannya yang berasal dari pihak papanya. Aurora memiliki karakter yang bertolak belakang dengan Andromeda. Aurora periang, bukan wanita yang lembut seperti Andromeda karena ia tomboy, Aurora menyukai bela diri dan olahraga ekstrem sedangkan Andromeda menyukai hal-hal feminin seperti memasak dan merangkai bunga. Namun, hati kedua gadis cantik itu sama-sama baik.
"Aku mencintai kamu pada pandangan pertama, Meda. Emm, sejak kamu melamar menjadi karyawan di perusahaanku ini. Aku terpikat akan senyum manis dan sikap lemah lembut kamu. Apakah kamu mau menjadi pacarku, Meda?" Ucap Galaksi saat CEO tampan idola para wanita itu mengajak makan Andromeda di sebuah restoran mewah.
"Tapi, Tuan Gala, saya ini hanyalah gadis biasa dan strata sosial saya dan Anda sangat jauh berbeda. Ibaratnya Anda itu dewa dan saya hanyalah debu di ujung sepatu Anda, Tuan" Ucap Andromeda dengan sorot mata sendu.
"Jangan berkata seperti itu! Aku tidak suka. Aku tidak pernah memandang seseorang dari strata sosial. Aku selalu memandang semua orang itu sama dan aku selalu memandang orang dari hatinya. Aku benar-benar jatuh hati pada hati kamu yang lembut, suci, dan baik itu, Meda. Aku sungguh-sungguh mencintai kamu" Galaksi nekat meraih tangan Andromeda yang ada di atas meja lalu menggenggamnya.
Andromeda terlonjak kaget dan relfeks menarik tangannya, namun Galaksi menahannya sambil berkata, "Katakan, ya! Katakan kalau kamu mau jadi pacarku detik ini juga! Aku akan membuatmu bahagia dan aku akan setia, Meda. Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya"
Ya, Tuhan! Aku harus berkata apa? Aku mengagumi Tuan Galaksi selama ini dan aku juga menyukainya. Tapi, untuk mencintainya? Aku tidak pernah memiliki keberanian untuk mencintainya. Batin Andromeda.
Galaksi melepaskan tangan Andromeda dengan perlahan. Lalu ia berkata, "Baiklah. Aku tidak akan memaksa kamu menjawab iya malam ini. Aku kasih kamu waktu satu Minggu untuk menjawabnya sekalian aku akan tunjukkan ke kamu kesungguhan hatiku mencintai kamu, Meda" Galaksi tersenyum penuh arti ke Andromeda.
Andromeda hanya bisa tersenyum canggung dan diam membisu kala itu.
Galaksi mengantarkan Andromeda pulang dan mencium kening gadis cantik itu lalu berkata, "Mimpi indah dan jangan biarkan aku terlalu lama menunggu jawaban dari kamu"
Andromeda langsung berbalik badan dengan cepat dan berlari kecil masuk ke dalam rumah pamannya.
Galaksi tersenyum geli melihat sikap lugunya Andromeda.
Keesokan harinya, Galaksi menunggu kedatangan Andromeda di ruangannya dengan tidak sabar. Pria tampan itu mondar-mandir di dalam ruangannya dengan jantung berdegup kencang. Ia telah menata meja makan kecil yang ada dalam ruang kerjanya yang luas dengan dua piring nasi goreng. Nasi goreng yang ia masak sendiri di rumahnya di pagi-pagi buta dan ia tata nasi goreng itu di meja makan tersebut lengkap dengan hiasan tomat berbentuk bunga dan pria tampan itu juga meletakkan satu buket mawar putih kesukaannya Andromeda di atas meja makan itu.
Ceklek! Pintu ruangannya terbuka dan pria tampan itu langsung menarik tangan wanita cantik pujaan hatinya ke meja makan.
Andromeda langsung menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan telapak tangan kanannya lalu menoleh ke Galaksi dan bertanya, "Apakah Tuan yang menyiapkan ini semua?"
Galaksi menganggukkan kepala dengan senyum bangga laku bertanya, "Kau menyukainya?"
Andromeda hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Ini mawar putih kesukaan kamu. Mawar ini lambang kesucian cintaku untuk kamu, Meda"
Andromeda menerima buket mawar putih itu, memeluknya, erat, mencium wangi bunga itu, lalu berkata, "Terima kasih, Tuan"
"Ayo kita sarapan. Cicipi nasi goreng bikinanku" Galaksi menarik kursi dan membantu Andromeda duduk di kursi itu. Kemudian pria tampan itu berlari kecil mengitari meja bundar mini lalu duduk di depan Andromeda.
"Tuan juga yang memasak sendiri nasi goreng ini?"
"Hmm. Cicipilah!" Galaksi tersenyum dan menatap Andromeda dengan penuh cinta.
"Enak. Enak sekali, Tuan. Saya tidak menyangka kalau Tuan pandai memasak" Andromeda menatap Galaksi dengan sorot mata penuh kekaguman.
"Aku juga pandai menjaga wanita yang aku cintai. Bagaimana, apa hati kamu sudah tergerak dan mau berkata iya, saat ini juga?" Galaksi terus menatap Andromeda dengan penuh cinta.
Andromeda langsung menundukkan wajahnya dan berkata, "Maaf, Tuan, saya masih belum bisa mengatakan, iya, saat ini"
"Baiklah. Tidak apa-apa. Aku masih punya waktu enam hari lagi, bukan? Aku akan terus membuktikan cintaku ke kamu dalam enam hari ke depan dan dalam hari-hari selanjutnya sampai kita menikah, kita punya banyak anak, emm, aku pengen punya tiga anak biar ramai, lalu kita menua berasal dan........"
"Tuan........" Andromeda mengangkat wajahnya karena kaget saat bosnya berkata ingin menikah dan punya anak dengannya.
"Kenapa kau kaget? Aku bukan hanya ingin berpacaran dengan kamu, Meda. Aku baru pertama kali ini jatuh cinta dan aku ingin menikahimu. Aku ingin menghabiskan hari-hariku ke depan dengan dirimu. Aku hanya menginginkan kamu, Meda"
Andromeda hanya bisa mematung dan menatap wajah tampan bosnya dengan gamang.
Beberapa jam berikutnya, Galaksi harus menelan rasa kecewa karena ia gagal mengajak Andromeda makan siang. Pria tampan itu menghampiri meja kerjanya Andromeda untuk berkata, "Mama mengajak aku makan siang dengan klien penting. Maaf aku tidak jadi ajak kamu makan siang"
Andromeda yang berdiri tegak di balik mejanya langung berkata, "Tidak apa-apa, Tuan"
"Tapi, aku akan bawakan koe cokelat almond kesukaan kamu nanti" Galaksi lalu menarik tengkuk Andromeda dan mendaratkan ciuman di kening gadis cantik itu.
Andromeda terlonjak kaget dan refleks menarik wajahnya sambil berkata, "Tuan, kalau ada yang lihat gimana?"
"Biarkan saja. Kalau ada yang lihat aku justru merasa senang karena dengan begitu, semua orang akan tahu kalau aku udah naksir kamu. Jadi, nggak bakalan ada yang berani mendekati kamu lagi"
"Tuan......." Andromeda menatap Galaksi dengan merona malu.
"Aku pergi dulu. Aku akan bawakan kue kesukaan kamu nanti"
Andromeda tersenyum dan menganggukkan kepala sambil berkata, "Terima kasih, Tuan dan hati-hati di jalan"
Dua jam kemudian, Galaksi menggeram kesal di meja panjang yang ada di dalam private room restoran Jepang, "Aku tidak akan menikahi dia, Ma"
"Jaga ucapan kamu!"
"Jadi bagaimana, Gala? Apa kau mau menikah dengan putri tunggalku yang cantik ini? Kalau kalian menikah, Kedua perusahaan kita akan semakin besar dan kuat. Lagipula Silvia sudah mencintai kamu sejak ia masih duduk di bangku SMP. Iya, kan, Via?"
Gadis yang bernama Silvia hanya bisa menundukkan kepala dan merona malu.
Galaksi bangkit berdiri, membungkukkan badan, lalu berkata, "Maafkan saya, Om Steven, saya tidak bisa menikah dengan Silvia. Saya sudah punya pacar dan saya sangat mencintainya. Saya hanya ingin menikah dengan wanita yang saya cintai, Om. Maafkan saya dan maafkan aku Silvia" Lalu, Galaksi menegakkan badan, berbalik dengan cepat dan pergi meninggalkan private room itu.
Mamanya Galaksi langsung mengepalkan kedua tangan yang ada di bawah meja dan menatap pria yang bernama Steven dengan canggung bercampur malu.
Mamanya Galaksi mengusap lembut rambut calon menantu pilihannya, "Via, Tante akan terus membujuk Gala untuk mau menikahi kamu. Jangan kecewa dan sedih. Kalau kamu kecewa dan sedih, Tante juga ikut sedih, Sayang"
"Terima kasih atas dukungan Tante. Terima kasih Tante menyayangi saya seperti Tante menyayangi Bintang, Putri Tante" Sahut Silvia dengan senyum manisnya.
Aku hanya menyukai dan menyayangi uang, Via. Kalau perusahaan papa kamu dan perusahaannya Gala digabungkan, aku akan menjadi semakin kaya dan semakin berkuasa. Batin Mawar, mamanya Galaksi.
"Kamu yakin bisa membujuk Gala untuk menikahi Putriku?" Tanya papanya Silvia.
"Yakin seratus persen. Putraku itu sangat menyayangiku" Sahut Mamanya Galaksi.
"Kalau begitu, aku serahkan soal perjodohan anak kita dan soa perjodohan perusahaan kita ke tangan kamu Mawar" Sahut papanya Silvia yang bernama Dion Erlangga, pemilik Erlangga Grup.
"Oke" Sahut Mawar.
Galaksi kembali ke kantornya dengan menenteng paper bag mini berisi kue cokelat almond kesukaannya Andromeda.
Galaksi langsung mengitari meja kerjanya Andromeda, metelakkan paper bag mini itu di atas meja dan segera memeluk Andromeda dari belakang. Dia membenamkan wajahnya di rambut hitam panjangnya Andromeda dan berkata di sana, "Aku merindukanmu"
Andromeda mengurai gelungan lengan Galaksi di perut rampingnya, kemudian berputar badan karena kalau melangkah maju, ia terhalang meja.
Galaksi menatap wajah cantik Andromeda lalu mengusap pipi lembut pujaan hatinya itu dengan sorot mata penuh damba.
"Tuan, tolong lepaskan saya. Ini kantor, Tuan. Kalau ada yang melihat kita maka ....... hmpppthhhh!" Andromeda terlonjak kaget dan kedua tangannya refleks meremas rok panjang yang ia kenakan di hari itu saat Galaksi nekat memagut bibirnya.
Galaksi menggerakkan bibirnya dengan pelan, mencium bibir Andromeda dengan lembut dan penuh perasaan, lalu terpaksa melepaskannya saat ia merasakan Andromeda kesulitan bernapas.
Galaksi tersenyum senang saat Andromeda tersengal dan kedua tangannya memukul dada Galaksi.
Andromeda menutup bibirnya dengan kedua tangan dan sambil mendelik, ia berkata, "Kenapa Tuan mencium saya?"
"Itu hukuman"
"Hu.......hukuman? Memangnya apa kesalahan yang sudah saya lakukan, Tuan?"
"Kamu masih belum menjawab iya. Padahal jam kerja sudah selesai. Kalau besok kamu masih belum menjawab iya di jam kerja yang sudah selesai, maka aku akan kasih hukuman lagi yang seperti ini dan ........."
Wajah Andromeda langsung terlihat panik Gadis cantik itu refleks menutup bibir Galaksi sambil berkata, "Kalau saya katakan iya sekarang, Anda tidak akan menghukum saya besok?"
Galaksi mengulum senyum di balik tangan Andromeda yang masih membekap mulutnya dan pria tampan itu menganggukkan kepala dengan serius.
Kenapa dia polos sekali. Padahal kalau sudah jadian, aku akan selalu mengajaknya berciuman. Setiap jam, nggak! Setiap detik mungkin, hihihihi. Batin Galaksi.
"Baiklah. Saya akan menjawab iya. Iya, Tuan" Sahut Andromeda dengan sorot mata serius dan wajah datar.
Galaksi menarik tangan Andromeda dari bibirnya untuk bertanya, "Iya, untuk apa?"
"Iya. Saya mau jadi pacar Anda mulai detik ini"
"Benarkah?" Galaksi menatap wajah cantik alaminya Andromeda dengan binar bahagia di kedua bola matanya.
"Iya"
"Apa kamu mencintaiku sama seperti aku mencintaimu?" Tanya Galaksi dengan penuh antusias.
"Sa.....saya menyukai Anda, Tuan. Sa.....saya mengagumi Anda. Tapi, untuk mencintai Anda.........Sa.......saya masih butuh keberanian untuk itu" Sahut Andromeda.
"Kenapa butuh keberanian? Apa aku ini seorang monster yang harus kamu takuti? Atau karena aku ini jelek?"
Andromeda menggeleng cepat sambil berkata, "Anda tampan, Tuan. Sangat tampan"
Galaksi tertawa senang mendengar Andromeda memuji dirinya tampan bahkan sangat tampan.
"Ke ....kenapa Anda tertawa?" Andromeda refleks mengernyit
"Karena baru kali ini aku dipuji sangat tampan oleh seorang gadis. Aku sangat senang"
"Bohong! Pasti banyak gadis di luaran sana yang memuji Anda tampan" Andromeda mencebikkan bibirnya.
Galaksi kembali menggemakan tawanya lalu ia menatap lekat wajah Andromeda dan berkata, "Tapi, dipuji oleh wanita yang aku cintai, baru aku dapatkan barusan. Dan rasanya sangat luar biasa" Galaksi lalu menarik tangan Andromeda untuk ia letakkan di dadanya, lalu pria tampan itu berkata, "Rasanya sangat luar biasa Samapi jantungku berdegup sekencang ini dan rasanya seperti mau meledak"
Wajah Andromeda tersipu malu dan saat gadis cantik itu ingin menundukkan wajahnya, Galaksi menahan dagu gadis itu dan menaikkan wajah Andromeda dengan pelan sambil berkata, "Jangan tundukkan wajah kamu! Aku suka melihat kamu tersipu malu, Meda"
"Tuan" Karena tidak bisa menundukkan wajah, Andromeda refleks menabrakkan wajahnya di dada Galaksi dan menyembunyikan wajah memerah malunya di sana. Pria tampan itu sontak menggemakan kembali tawa bahagianya, lalu menghujani pucuk keoala Andromeda dengan ciuman sambil mempererat pelukannya.
Dua jam kemudian, setelah menghabiskan waktu di sebuah restoran mewah menikmati makan malam romantis yang disiapkan oleh Galaksi, Andromeda dan Galaksi berdiri berhadapan di depan rumah sederhana, rumah milik pamannya Andromeda
Pamannya Andromeda bekerja menjadi karyawan biasa di perusahaan percetakan yang tidak begitu besar sedangkan bibinya Andromeda hanyalah ibu rumah tangga yang membuka toko kelontong di depan rumah. Paman dan bibinya tidak memiliki anak. Itulah sebabnya mereka sangat menyayangi Andromeda.
"Aku masih ingin memegang tangan kamu dan menatap wajahmu seperti ini, Meda"
"Tapi, saya harus segera masuk, Tuan. Paman dan Bibi menunggu saya. Ini sudah jam sembilan malam" Andromeda berucap sembari menarik pelan kedua tangannya yang masih digenggam erat oleh Galaksi.
"Baiklah. Masuklah ke dalam dan beristirahatlah. Aku akan menelepon kamu begitu aku sampai di rumah" Galaksi mengusap mesra rambut indahnya Andromeda.
Andromeda tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Tunggu. Kenapa kau tidak bawa bunga mawar dariku?"
"Saya sebagai menaruhnya di kantor biar kantor wangi terus dan lebih cerah" Andromeda tersenyum malu lalu berbalik badan dengan cepat dan langsung berlari kecil masuk ke dalam rumah pamannya
Galaksi tersenyum lebar dan sambil menggelengkan-gelengkan kepalanya, pria tampan itu berkata, "Kamu polos sekali Meda dan sangat cantik. Itulah kenapa aku tergila-gila padamu"
Andromeda mencium punggung tangan paman dan bibinya, lalu berkata, "Paman, Bibi, Meda lelah. Meda langsung ke kamar, ya"
"Iya" Sahut paman dan bibinya Andromeda secara bersamaan.
Andromeda langsung melempar asal tas kerjanya ke kasur dan dia menjatuhkan badannya ke kasur dalam posisi telungkup dan menggoyangkan kepalanya sambil memekik bahagia.
Dia sungguh tidak menyangka kalau bosnya yang selalu ia kagumi, bisa jatuh cinta kepadanya dan bahkan yang lebih gilanya lagi, dia dan bosnya sudah menjadi sepasang kekasih. Dia bahkan sudah merasakan ciuman pertama yang menurutnya sensasinya sungguh luar biasa.
Andromeda kemudian mengambil bantal, merubah posisi tubuhnya menjadi terlentang, menutup wajahnya dengan bantal dan berteriak, "Aku bahagia! Ya, Tuhan, aku sangat bahagia" Andromeda kemudian mengangkat bantal dan sambil menatap langit-langit kamarnya ia bergumam lirih dengan senyum bahagia, "Begini ternyata rasanya dicintai sama seseorang yang sangat aku kagumi"
Kring!!!!!! Nada dering Djadoel terdengar berulangkali dan Andromeda langsung menarik tas untuk mengambil telepon genggamnya dengan tergesa-gesa.
"Tuan, Gala? Apa ia sudah sampai di rumahnya? Hah?! Kenapa panggilan Video Call?" Andromeda langsung bangun dan duduk di tepi ranjang sambil merapikan rambutnya.
Kemudian ia menggeser layar telepon genggamnya ke kanan secara perlahan dan dengan jantung Berdebar-debar.
Hati Andromeda berdesir hebat saat wajah tampan bosnya muncul di layar telepon genggamnya.
"Kamu belum tidur?" Galaksi tersenyum penuh cinta.
"Be....belum, Tuan" Andromeda menatap layar telepon genggamnya dengan senyum canggung. Dia belum pernah menerima panggilan video call dari Galaksi sebelumnya.
"Kamu juga belum ganti baju, ya? Nggak mandi? Jangan mandi terlalu malam! Nanti masuk angin"
"Ah! Iya"
"Kenapa belum mandi? Apa kamu tadi langsung rebah di kasur dan membayangkan wajah tampanku?" Galaksi mengulum bibir menahan senyum.
"Nggak!" Andromeda tersentak kaget dan sontak menjawab nggak.
Kenapa ia bisa menebak dengan benar apa yang aku lakukan barusan? Batin Andromeda dengan tersipu malu.
Galaksi masih mengulum bibir menahan geli dan Andromeda langsung berkata, "Sa, saya....emm, sedang membereskan kamar tadi dan pas mau mandi, ada panggilan telepon dari Anda"
"Iya, iya. Aku hanya suka menggoda kamu. Aku suka melihat wajah kamu tersipu kayak gitu, Meda"
Andromeda hanya bisa membalas ucapan Galaksi dengan senyum dan rona malu.
"Aku pengen minta sesuatu sama kamu, boleh?" Tanya Galaksi kemudian.
"Anda sudah banyak memberikan saya hadiah. Kalau yang Anda minta bisa saya berikan, saya akan memberikannya dengan senang hati, Tuan"
"Aku cuma mau minta sama kamu, jangan panggil aku Tuan lagi! Panggil aku Mas Gala mulai sekarang dan jangan pakai bahasa formal lagi denganku! Kita kan sudah pacaran sekarang ini. Ayo dicoba sekarang!"
"Ta, tapi, i......itu.....emm. Mana boleh begitu, Tuan? Anda adalah Bos saya dan......."
"Saat ini hanya ada kita berdua dan saat ini kamu adalah pacarku. Aku adalah pria kamu, kekasih kamu dan bukan Bos kamu saat ini. Ayo dicoba memanggilku Mas dan jangan pakai bahasa formal!"
Andromeda menatap layar telepon genggamnya dengan ragu dan wajahnya semakin memerah malu, hatinya semakin kebat-kebit tidak karuan.
Aduh, bagaimana ini? Apa aku matikan saja panggilan teleponnya? Batin Andromeda.
"Kalau kamu matikan teleponnya sebelum kamu memanggilku Mas Gala, aku akan ke rumah Paman kamu sekarang juga untuk melamar kamu dan ......"
Kenapa dia selalu bisa menebak apa yang ada di pikiranku, sih? Batin Andromeda.
"Meda? Kenapa diam? Oke! Aku akan ke rumah Paman kamu sekarang juga......."
"Mas Gala" Sahut Andromeda dengan cepat dan lirih.
Aduh! Aku terpaksa memanggil Tuan Gala, Mas Gala. Kalau nggak, dia akan nekat datang ke sini dan bikin heboh. Aduh! Selanjutnya apa? Kenapa aku jadi salah tingkah begini. Batin Andromeda.
"Aku nggak denger, Meda dan kenapa kau menundukkan wajah kamu? Tatap aku pas kamu memanggilku, Mas"
Andromeda mengangkat wajahnya dan menatap layar telepon genggamnya dengan tersipu malu.
"Lho, kok, malah diam sekarang?"
Hiihhhhh! Pengen ku gigit ponselku sekarang ini, hiks,hiks,hiks. Batin Andromeda.
"Meda"
"Mas Gala" Andromeda meneriakkan kata itu sambil memejamkan mata rapat-rapat dan Galaksi sontak menggemakan tawa riangnya lalu berkata, "Tidurlah! Kau sudah bekerja keras hari ini. Aku mencintaimu, Meda"
Andromeda kemudian berakhir di atas ranjang dengan debaran jantung yang tak kunjung reda dan mata yang tak mau untuk dipejamkan.
Andromeda kemudian melakukan panggilan video call dengan adik perempuan satu-satunya yang sangat ia rindukan.
Aurora melambaikan tangan di depan layar telepon genggamnya dan dengan wajah ceria, gadis cantik itu menatap wajah cantik kakak perempuannya, lalu bertanya, "Kakak, kok, kelihatan happy banget? Habis dapet lotre, ya, Kak?"
"Hush! Kakak nggak pernah main lotre, Dek"
"Hahahahaha. Iya, tahu. Lalu, apa yang sudah bikin wajah Kakakku cerah ceria seperti itu?"
"Kakak ditembak sama Bosnya Kakak. Dan Kakak bilang iya hari ini. Kakak udah jadian sama Bosnya Kakak. Kakak jadi sulit tidur makanya Kakak nelpon kamu malam-malam begini" Rona merah langsung tampak di pipi Andromeda.
"Wah! Selamat, ya, Kak. Kakak udah punya pacar sekarang ini. Ngomong-ngomong Bosnya Kakak itu nggak tua, bukan Suami orang, nggak gendut, dan nggak botak, kan?"
"Hush! Nggak baik ngatain orang, Dek"
"Hahahaha. Maaf, Kak! Apa aku boleh lihat seperti apa Bosnya Kakak? Dia belum nikah, kan?"
"Dia masih lajang, hebat, baik, sangat mencintai Kakak, dan dia.......emm, dia sangat tampan, Dek" Wajah Andromeda semakin merona malu.
"Hahahaha. Wajah Kakak lucu kalau malu-malu meong kayak gitu. Mana fotonya? Kakak punya fotonya?"
"Kakak akan kirim lewat pesan text. Kakak tutup panggilan ini dan kita lanjutkan obrolan kita lewat pesan text, ya?"
Aurora menganggukkan kepalanya.
Klik! Setelah mematikan sambungan video call dengan adik cantiknya, Andromeda mengirimkan foto Galaksi Zayyan ke Aurora via pesan text.
Ting! Pesan text masuk ke telepon genggamnya Andromeda, "Tampan banget, Kak"
"Benar, kan, sangat tampan. Dia bukan hanya tampan, tapi juga baik dan hebat, Dek. Apa kamu setuju Kakak berpacaran dengannya? Namanya Galaksi Zayyan" Andromeda membalas pesan text-nya Aurora.
Ting! Pesan text kembali masuk ke telepon genggamnya Andromeda, "Selama dia masih lajang dan bisa membuat Kakakku bahagia, aku, sih, setuju aja, Kak. Semoga hubungan Kaka langgeng dan bisa lanjut ke jenjang pernikahan"
"Amin, makasih, Dek. Sekarang Kakak udah ngantuk berat. Met bobok adikku cantik. Kakak sayang dan rindu banget sama kamu"
"Aku juga sama, Kak. Sebentar lagi aku lulus pendidikan dokterku di sini dan aku akan balik ke Indonesia, Kak. Aku akan cari kerja di Indonesia. Sebentar lagi kita akan berkumpul lagi. Met bobok Kakak cantikku Salam buat calon Kakak iparku, ya?!"
Kedua gadis cantik itu kemudian tertidur pulas sambil memeluk telepon genggam mereka. Mereka saling merindu satu sama lain.
Keesokan harinya, Aurora berangkat ke kampus. Berkat kecerdasan dan kerja kerasnya, ia berhasil mendapatkan beasiswa masuk fakultas kedokteran di kampus ternama yang ada di Jepang.
Berkat kecerdasan dan kerja kerasnya pula, pendidikan kedokteran yang Aurora tempuh, dua tahun lagi selesai.
Gadis cantik dan tomboy itu belajar giat dan ingin segera lulus karena ia, ingin segera kembali ke Indonesia untuk berkumpul kembali dengan Kakak perempuan satu-satunya yang sangat ia cintai dan rindukan.
Di Jepang, untuk bisa pulang ke Indonesia tanpa merepotkan pamannya, Aurora bekerja paruh waktu di sebuah kafe mahal dan uang hasil kerja paruh waktunya itu ia tabung untuk biaya pulang ke Indonesia nanti. Dan karena ia tinggal bersama paman dan putra tunggal pamannya yang adalah kepala gangster di salah satu kota ternama di Jepang, Aurora dibekali bela diri oleh Kakak sepupunya itu. kakak sepupunya Aurora juga mengajarinya cara menggunakan senjata tajam dan senjata berapi.
"Hei! Rora, kenapa kamu nggak habiskan susu kamu?!" Teriak Kibar, kakak sepupunya Aurora yang sangat menyayangi Aurora seperti adik kandungnya sendiri.
"Kenyang, Kak!"
"Mana ada kenyang. Balik lagi! habiskan! Susu itu baik untuk kesehatan. Kamu sering pulang malam, butuh susu. Kakak nggak mau kalau kamu sampai sakit"
"Nih! Udah habis! Dasar bawel! Kakak, tuh bawelnya udah kayak emak-emak yang ada di drama korea"
"Hei! Kakak begini, tuh, karena Kakak sayang banget sama kamu" Pekik Kibar kesal.
"Iya. Aku tahu. Tapi, tolong deh kurangi dikit kadar bawelnya, hehehehe" Sahut Aurora sambil mendaratkan gelungan lengan kanannya di leher kokohnya Kibar dan Kibar langsung menggelitik pinggang Aurora sambil berkata, "Ngatain Kakak bawel lagi, Kakak akan gelitikin kamu sampai pingsan"
"Hahahahahaha! Ampun, Kak! Ampun!" Aurora berlari sambil terus berteiak ampun karena kakak sepupunya masih terus mengajarnya.
Andromeda keluar dari rumah pamannya dan langsung mengerem langkahnya saat ia melihat bos tampannya tengah bersandar di pintu mobil dan bersedekap.
Melihat gadis pujaan hatinya sudah keluar, Galaksi menegakkan badan, lalu melangkah lebar untuk menggenggam kedua tangan gadis pujaan hatinya dengan wajah penuh senyum ceria.
Andromeda terlonjak kaget dan berucap sambil menarik kedua tangannya yang berada di dalam genggaman tangan galaksi, "Tuan, jangan begini! Ini di depan rumah Paman dan ini di pinggir jalan. Lalu ada yang lihat, kan, malu"
Galaksi mengecup bibir Andromeda. Andromeda sontak menoleh ke belakang, ke kanan, ke kiri lalu mendelik ke Galaksi, "Tuan! Apa yang Anda lakukan?!"
"Itu hukumanmu karena kamu, memanggil pacar kamu Tuan bukannya Mas"
Andromeda semakin mendelik ke Galaksi dan pria tampan itu justru tersenyum lebar lalu berkata, "Panggil aku Mas Gala. Kalau nggak, aku akan kecup bibir kamu lagi"
"I.....iya" Sahut Andromeda dengan rona malu di wajahnya.
"Iya, apa? Kok, malah iya? Oh! Pengen aku kecup lagi, ya?"
"Nggak! Nggak, Mas Gala!" Sahut Andromeda dengan cepat dan Galaksi langsung memeluk Andromeda lalu tertawa bahagia.
Galaksi mendaratkan ciuman di kening Andromeda sebelum ia merangkul dan membantu Andromeda masuk ke dalam mobil sport kesayangannya.
Setelah menutup pintu mobil, Galaksi berlari mengitari mobil dan dia masuk ke dalam mobil bertepatan dengan Andromeda tengah kesulitan memakai sabuk pengaman.
"Biar aku yang pakaikan. Sabuk ini memang lain dengan sabuk pengaman yang ada di mobil biasa. Agak susah makainya dan pas dipakai sangat ketat"
"Mas? Sudah terpasang sabuk pengamannya. Kenapa Mas masih berada sedekat ini denganku?" Andromeda menatap Galaksi dengan wajah tegang dan kedua tangannya meremas dress kerja yang dia pakai di pagi hari ini.
Galaksi tersenyum dan berkata, "Aku ingin menatap lebih lama wajah lembut dan cantik kamu, Sayang" Galaksi mendaratkan ciuman di kening Andromeda dan berkata di sana, "Aku sangat mencintaimu"
Lalu, Galaksi menegakkan badannya, memakai sabuk pengaman dan melajukan mobilnya.
Andromeda bergumam di dalam hatinya, kenapa dia suka menciumku secara dadakan? Apa dia tidak tahu kalau jantungku hampir copot setiap kali ia melakukannya?
"Kamu tidur nyenyak semalam?"
"Iya. Emm, Mas dapat salam dari Aurora, adikku"
"Oh! Adik kamu yang ada di Jepang, ya? Apa kabar dia?"
"Baik. Dia dapat beasiswa kedokteran dan sebentar lagi lulus. Dia akan balik ke Indonesia, cari kerja di Indonesia dan aku sama dia bisa berkumpul lagi"
Galaksi meraih tangan Andromeda dan genggamnya lalu berkata, "Aku ikut senang. Aku juga pengen cepet ketemu sama adik kamu. Kamu nggak punya fotonya dan dia nggak punya sosial media. Jadi, aku pengen banget segera bertemu dengannya. Apa dia mirip dengan kamu?" Galaksi kemudian mencium tangan Andromeda.
Tuh,kan, main cium-cium lagi. Jantungku hampir copot, tahu. Batin Andromeda.
"Meda? Kok diam?" Galaksi menoleh sekilas ke Andromeda.
"Ah! Nggak. Kami nggak sama. Aurora jauh lebih cantik daripada aku, Mas. Dia tomboy dan lebih tangguh daripada aku" Sahut Andromeda dengan debaran jantung abnormal karena Galaksi terus menciumi tangannya.
"Tapi, bagiku, kaulah wanita paling cantik di dunia ini. Kau yang paling sempurna di dunia ini" Sahut Galaksi.
Andromeda hanya bisa tersenyum di saat debaran jantungnya semakin kacau, dia tidak mampu berkata-kata.
"Kita mampir ke mana dulu, nih? Aku belum sarapan. Aku nggak sarapan di rumah karena, aku pengen sarapan berdua sama kamu"
Andormeda menatap pacar tampannya dari samping dan sambil tersipu malu ia berkata, "Saya, emm, aku, sudah masak nasi goreng, Mas. Aku bawa dua kotak bekal. Satu untuk Mas dan satu untuk aku. Aku juga bawa dua cup kopi hitam kesuakaan, Mas. Tapi, entah enak atau nggak nasi gorengnya"
Galaksi langsung meminggirkan mobilnya dan bergegas mematikan mobilnya. Lalu, pria tampan itu membuka sabuk pengamannya dengan tidak sabar dan menghadapkan tubuhnya ke Andromeda untuk berkata penuh antusias, "Mana kotak bekalku?"
"Hah?!" Andromeda tesentak kaget melihat Galaksi seantusias itu.
"Kok malah, hah?! Mana kotak bekalku? Berikan cepat, Sayang! Aku pengen mencicipi masakan pacarku sekarang juga" Galaksi menatap Andormeda dengan senyum bahagia dan penuh cinta.
Gadis cantik itu kemudian menyerahkan kotak bekalnya dengan ragu sambil berkata, "Kalau nggak enak, jangan diteruskan makannya, ya, Mas! Aku nggak pandai memasak nasi goreng. Aku cuma bisa bikin sayur sup, tumis sayur, dan sayur asem"
"Pasti enak. Apapun yang kamu masak, pasti enak" Sahut Galaksi sambil membuka kotak bekal dengan tidak sabar.
Andromeda menunggu Galaksi memasukkan sendok berisi penuh nasi goreng bikinannya dengan harap-harap cemas.
Galaksi membeliak kaget saat ia mulai mengunyah nasi goreng yang telah lolos masuk ke dalam mulutnya.
"Bagiamana, Mas, enak, tidak?"
Galaksi terus mengunyah nasi goreng yang rasanya sangat asin itu lalu menoleh pelan ke Andromeda untuk memberikan senyum tampannya.
"Nggak enak, ya? Kurang apa? Apa keasinan? Atau malah hambar?"
"Enak. Enak, kok" Sahut Galaksi sambil memasukkan kembali satu sendok penuh berisi nasi goreng buatan kekasih hatinya itu.
"Benarkah?" Andormeda penasaran dengan nasi goreng yang perdana ia masak di hari ini. Dia belum pernah masak nasi goreng sebelumnya karena menurut dia, masak nasi goreng itu sulit dan ribet.
Andromeda sontak mengernyit dan melepeh nasi goreng yang ada di dalam mulutnya lalu ia menoleh ke Galaksi untuk menyemburkan, "Jangan dimakan lagi, Mas! Nasi gorengnya asin banget"
"Bagiku enak dan akan aku habiskan" Galaksi memasukkan sendok terakhir nasi goreng ke dalam mulutnya dan sambil mengunyah dia menutup kotak bekal yang sudah kosong lalu mengembalikan kotak bekal itu ke Andromeda dan berkata, "Terima kasih"
"Tapi, nasi gorengnya nggak enak. Ah! Kenapa juga aku tergesa-gesa berangkat tadi dan tidak aku cicipi dulu. Maaf, Mas"
Galaksi tersenyum dan sambil menyesap cup berisi kopi hitam yang disodorkan Andromeda, ia mengusap lembut kepala Andromeda. Lalu, setelah puas meminum kopi hitam itu, Galaksi melajukan kembali mobilnya sambil berkata, "Aku bilang enak berarti enak. Aku nggak keberatan kalau kamu mau masak tiap hari untuk aku. Boleh kalau besok kamu bawakan aku sup ayam atau sayur asem"
"Tapi, kalau nggak enak lagi gimana? Aku nggak begitu suka masak, Mas. Tapi, kalau Mas suka, aku akan masak untuk Mas. Cuma, kalau nggak enak lagi gimana?"
"Kalau kamu yang masak, pasti enak. Aku mau makan masakan kamu tiap hari" Ucap Galaksi sambil memarkirkan mobilnya di pelataran parkir sebuah restoran mewah.
"Mas? Untuk apa berhenti di sini?"
"Kamu belum sarapan. Aku lihat kamu melepeh nasi goreng kamu. Jadi, aku akan ajak kamu sarapan dulu di sini"
"Nggak usah, Mas. Kita bisa telat ke kantor dan........"
"Nggak akan telat. Lagian kalau telat nggak papa. Itu perusahaanku. Aku bisa datang kapan pun aku mau"
Iya, Mas. Kamu bisa datang kapan pun kamu mau karena kamu, pemilik perusahaan itu. Lalu, aku gimana, hiks, hiks, hiks. Kenapa juga aku dengan pedenya masak nasi goreng dan aaaaa!!!!!! bodohnya aku! Batin Andromeda.
"Ayo turun!"
Andromeda pun terpaksa turun untuk mengekor langkahnya Galaksi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!