NovelToon NovelToon

Derit Ranjang Temanku

Curiga

Sejak Naya tinggal di rumah Kayla, sering sekali Kayla mendengar bunyi derit ranjang dari kamar Naya. Seperti malam ini, dia tengah haus dan kebetulan di dalam kamarnya air habis.

Kayla melangkah pasti ke arah dapur, dan kebetulan melewati kamar, Nayla.

Grubag... grubag...

"Aahh....terus.... sayang...mmm .. enak sekali ...yes....."

Kayla hanya bisa mendengar suara erangan dari Naya saja. Walaupun dia berhasil mengintip dari lubang kunci, tetapi terlihat gelap.

"Sebenarnya siapa yang sedang bercinta dengan, Naya? sudah beberapa kali aku mendengar hal seperti ini," batin Kayla.

Tetapi ia menepis rasa penasarannya dan segera ke dapur untuk mengambil minuman. Sejenak Kayla duduk di dapur, dia melamunkan pada saat pertama kali Naya datang ke rumahnya.

"Sudah seratus hari dari meninggalnya suami Naya, ia masih saja tinggal di sini. Sebenarnya aku ingin mengatakan supaya dia mencari tempat tinggal yang lain."

"Aku juga selalu di nasehati para tetangga, nggak baik mengajak teman tinggal satu atap. Astaghfirullah aladzim, kok pikiranku jadi buruk terhadap Naya?"

"Oh, ya. Aku baru sadar, tadi pada saat aku bangun kok nggak ada, Mas Alvin ya?'

Kayla lekas melangkah kembali ke kamarnya, untuk mengecek suaminya. Dan ia mendapati suaminya ada di dalam kamar mandi.

"Mas, kamu malam-malam mandi?" tanya Kayla dari balik pintu kamar mandi.

"Iya, sayang. Panas sekali, nggak kuat jadi mandi," ucap suaminya dari dalam kamar mandi.

"Hem, ternyata di kamar mandi, kok aku nggak teliti ya?"

Kayla merebahkan tubuhnya kembali di ranjang.

Tak berapa lama kemudian..

Alvin sudah selesai mandi, tatapan Kayla tak lepas pada rambut Alvin," mas, memangnya kamu nggak dingin? malam-malam kok keramas?"

"Kan barusan sudah aku katakan jika aku ini panas, hingga aku ingin keramas," ucap Alvin.

"Mas, kemarilah. Ada hal yang ingin aku katakan padamu."

Alvin pun mendekati istrinya, dia duduk di tepi ranjang seraya menggenggam jemari tangan Kayla.

"Ada apa, sayang?" Alvin mencium mesra punggung tangan Kayla.

Kayla menceritakan kepada Alvin tentang omongan para tetangga, tentang Naya.

"Mas, Naya kan sudah tiga bulan tinggal di sini. Apa nggak sebaiknya kita minta dia mencari tempat kost atau kontrakan saja?"

Mendengar apa yang di katakan oleh Kayla, Alvin pun setuju," saranmu memang benar, bahkan sudah dari lama aku ingin mengatakan tentang hal ini. Tetapi aku nggak enak, karena Naya temanmu."

'Jadi, Mas Alvin setuju? jika aku mengatakan pada Naya supaya segera mencari kontrakan saja?" tanya Kayla memastikan.

"Ya, tapi kamu ngomong sendiri ya," ucap Alvin.

Alvin tiba-tiba meraih ponselnya, dan ia mengirimkan chat pesan ke nomor ponsel seseorang. Hal ini membuat Kayla curiga.

"Mas Alvin, sedang chat siapa sih?" Kayla merasa penasaran.

"Chat karyawan di kantor, bertanya apakah besok ada date line atau tidak?"

"Mas Alvin kok aneh ya? kenapa nggak bertanya saja pada, Naya? kan dia bekerja padamu sebagai sekretaris pribadimu? pasti dia kan lebih paham tentang jadwalmu, bukan?"

Alvin menepuk jidatnya," oh iya ya, sayang. Aku nggak terpikirkan sama sekali. Lagi pula, ini sudah tengsh malam. Aku nggak enak jika mengganggu waktu istirahatnya."

"Hem, ngomong-ngomong soal tidur. Aku jadi ingat, mas," ucap Kayla.

"Hah, ingat? ingat apa sih, sayang?" Alvin memicingkan alisnya.

"Akhir-akhir ini, tepatnya satu bulan terakhir. Aku sering sekali mendengar suara derit ranjang kamar Naya. Bahkan aku juga mendengar erangannya, seperti sedang bercinta dengan seseorang."

"Mas, apa mungkin Naya sering memasukkan seorang lelaki ke kamarnya, tanpa sepengetahuan kita berdua?"

"Atau, Mas tahu? di kantor ada yang sedang dekat dengannya nggak, mas?"

Alvin diam saja pada saat mendengar apa yang di katakan oleh Kayla. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, hingga tiba-tiba dia pun berkata.

"Sayang, bisa saja Naya sedang asik melihat film begituan di ponsel dan ia horny. Hingga praktek seorang diri,' ucap Alvin.

"Masa sih, mas? dia sampai melakukan itu sendiri?" Kayla merasa tidak percaya.

"Sudahlah, aku akan tidur lagi. Besok kan mau ke kantor, kamu juga kan sayang. Nanti kita bisa kesiangan jika tidak lekas tidur."

Saat itu juga Alvin merebahkan dirinya di samping Kayla, dan perlahan matanya pun terpejam.

Sementara di kamar Naya, dia juga sedang gelisah.

"Kayla, aku minta maaf karena telah jatuh cinta pada suamimu. Dan bahkan aku sudah sering melakukan hal terlarang dengan, Mas Alvin."

"Aku nggak rela juga kamu bahagia bersama Mas Alvin. Karena gara-gara Mas Alvin, aku menjadi janda."

#Flash Back On#

Kala itu, Martin akan pergi ke luar negeri menggantikan tugas dari Alvin untuk bertemu dengan rekan kerja yang kebetulan seseorang dari manca negara.

"Mas, kita kan baru menikah beberapa hari. Bahkan belum juga honeymoon, masa iya kamu akan tugas ke luar negeri?" rengek Naya .

"De, sabar ya. Ini juga demi masa depan kita, lagi pula Alvin sedang tidak bisa datang sendiri, hingga dia mewakilkan tugas ini padaku. Kebetulan Alvin juga sedang ada acara penting."

Hingga dengan terpaksa, Naya melepas kepergian Martin. Walaupun di dalam hatinya merasa cemas dan merasa khawatir.

"Ya sudah, hati-hati ya mas. Sebenarnya aku nggak rela kamu pergi, karena perasaanku ngga enak seperti ini."

Naya mencium punggung tangan suaminya.

"Singkirkan pikiran burukmu. Berdoa yang baik-baik saja ya, sayang."

Martin mencium kening istrinya.

Saat itu juga, dengan berat hati Naya melepas kepergian suaminya untuk berangkat ke LA karena di minta oleh, Alvin.

Beberapa jam kemudian....

Naya mendapatkan berita bahwa pesawat terbang yang di tumpangi oleh Martin mengalami kecelakaan dan pesawat terbang itu terbakar dan jatuh ke laut.

Hati Naya bagai tersayat sembilu. Seharusnya dia sedang berbahagia karena baru menikah belum lama. Tetapi justru dia harus menelan pil pahit, dengan menimpanya musibah tersebut.

#Flash Back Of#

"Aku akan membuat Mas Alvin menjadi milikku seutuhnya. Aku nggak ingin menderita, apa lagi semua ini kesalahan Mas Alvin."

"Jika pada waktu itu, almarhum Mas Martin tidak menggantikan posisi Mas Alvin, saat ini aku berbahagia dengannya."

"Makanya aku tetsi memaksa Mas Alvin untuk bertanggung jawab dengan apa yang telah ia perbuat pada almarhum suamiku."

Padahal Alvin sudah memberikan pekerjaan yang layak untuk Naya, dan bahkan mengizinkan dia tinggal satu atap dengan dirinya dan Kayla.

Tetapi hal itu tak membuat dendam di hatinya hilang. Dia menginginkan Kayla yang menjadi janda, bukan dirinya.

Terus saja Naya melamunkan masa lalu dimana saat-saat terakhir dirinya bersama dengan almarhum Martin.

Tak Tahu Diri

Pagi menjelang, kebetulan hari libur. Kayla melangkah ke kamar Naya," lagi sibuk nggak, Nay?"

"Nggak kok, ada apa?"

"Aku ingin bicara sebentar denganmu, bisa kan?" Kayla ragu.

"Bicara saja, kenapa mesti sungkan sih?" Naya berusaha tersenyum walaupun sebenarnya dia enggan.

Untuk mengawali pembicaraan, Kayla menanyakan perihal tentang kecurigaannya terhadap Naya.

"Nay, apakah kamu sudah punya pacar?"

Naya langsung murung," kepo sekali dengan hidup pribadiku? kenapa kamu ingin tahu aku sudah punya pacar atau belum?"

"Maafkan aku, Nay. Tolong jangan tersinggung seperti ini. Aku bertanya seperti ini, karena aku beberapa kali tak sengaja mendengar seseorang sedang bercinta di dalam kamarmu. Sangat jelas aku mendengar erangannya," ucap Kayla.

"Seenaknya saja kamu mengatakan hal itu, mana mungkin aku membawa seorang pria ke rumahmu? mungkin saja yang kamu dengar saat itu aku sedang melihat film di ponselku,' elak Naya.

"Ya sudah, aku minta maaf karena telah salah paham. Oh ya, Naya. Ada satu hal lagi yang ingin aku katakan padamu...hemm... tapi nggak jadi dech."

Kayla lekas berlalu pergi dari kamar Naya, dia merasa nggak enak jika akan mengusir Naya dari rumah.

Seperginya Kayla, Naya tersenyum sinis," aku tahu apa yang ingin kamu katakan, Kayla. Kamu ingin memintaku pergi dari rumah ini. Karena aku sudah tahu dari Mas Alvin. Aku juga akan pergi sekarang juga kok, kebetulan Mas Alvin sudah memberikan rumah untukku."

Naya segera berkemas, tak berapa lama kemudian...

Naya berpamitan pada Kayla dan Alvin.

"Naya, aku minta maaf ya. Beberapa bulan ini merepotkanmu dengan adanya aku tinggal di sini. Aku sudah memutuskan untuk keluar dari rumah ini, karena kebetulan aku sudah mencicil sebuah perumahan yang tak jauh dari sini."

Kayla memicingkan alisnya mendengar perkataan dari Naya," mencicil perumahan, bukankah kamu bekerja dengan suamiku saja baru dua bulan terakhir, memangnya uangnya sudah cukup untuk mencicil rumah?"

"Apa kamu lupa, Kay? jika almarhum Mas Martin memiliki sebuah rumah dan rumah itu telah aku jual untuk membeli sebuah perumahan," ucap Naya berbohong.

"Seharusnya tidak perlu kamu jual, Nay. Tapi bisa kamu tempati rumah peninggalan dari almarhum Mas Martin. Dengan begitu kamu tidak usah repot-repot mengeluarkan banyak uang untuk mencicil perumahan. Hasil kerjamu bisa kamu tabung," ucap Kayla.

"Kamu tidak tahu ya, Kay. Bahwa sebenarnya aku sama sekali tidak membayar sepeserpun untuk rumah yang akan aku tempati. Dan rumah peninggalan almarhum Mas Martin juga masih utuh, belum aku jual. Aku hanya mengarang cerita saja kepadamu," batin Naya.

Saat itu juga Naya keluar dari rumah Kayla, bahkan ia meminta izin pada Kayla untuk Alvin mengantarnya. Tanpa ada rasa curiga, Kayla mengizinkan Alvin mengantarkan, Naya.

Sepanjangan perjalanan menuju ke perumahan elit, Naya terus saja meminta kepada Alvin untuk segera menikahinya.

"Mas, mau sampai kapan hubungan kita seperti ini? apa kamu hanya ingin bermain-main saja denganku? bukankah kamu sendiri yang telah mengatakan akan bertanggung jawab atas meninggalnya almarhum, Mas Martin dengan kamu menggantikan posisinya?"

Sejenak Alvin menghentikan laju mobil," aku masih ingat dengan janjiku padamu, di depan makam almarhum Martin."

"Aku ingin menunggu waktu yang tepat untuk menikahimu, karena saat ini aku masih bersama dengan, Kayla."

Naya tersenyum sinis," kenapa sepertinya kamu berat sekali untuk melepaskan Kayla demi aku, Mas?"

"Jelas saja aku berat melepaskan Kayla, karena aku masih sangat mencintainya," ucap Alvin yang membuat Naya marah.

"Jadi kamu tidak cinta padaku, hanya cinta pada, Kayla saja? lantas apa arti hubungan kita selama ini? bahkan kita sudah sering melakukan hubungan suami istri," tanya Naya kesal.

"Jujur saja aku melakukannya denganmu karena aku tidak tega padamu, secara kamu ditinggal oleh almarhum Martin belum lama, pasti kamu kerap kali merasa kesepian. Aku hanya ingin mengobati rasa kesepianmu itu, dan aku bersamamu juga karena rasa bersalahku kepada, almarhum Martin,' ucap Alvin yang semakin membuat Naya naik pitam.

"Jadi kamu bersamaku hanya terpaksa saja, tidak ada rasa cinta sama sekali? jahat banget sih kamu, mas!" umpat Naya.

"Nay, kamu yang memaksaku untuk jahat padamu. Dengan kamu memaksaku menjadi apa yang kamu inginkan. Padahal aku sudah bersedia untuk menanggung segala kebutuhanmu. Tetapi kamu justru meminta lebih."

"Kamu meminta aku menjadi pengganti almarhum Martin. Kamu kan, yang sering memaksaku dan menggodaku untuk mau bercinta denganmu."

"Aku ini lelaki normal, yang kerap kali butuh itu. Ibarat kucing di sodori ikan asin mana menolak."

Naya tak bisa berkata apapun, tetapi di dalam hatinya berjanji akan benar-benar membuat Alvin menjadi miliknya," lihat saja ya, Mas Alvin. Semua perkataanmu ini telah menyakitiku. Dan secepatnya aku akan bongkar hubungan kita pada, Kayla!"

"Mas, aku minta maaf ya. Karena memang aku kerap kali kesepian dan butuh belaian tangan lelaki. Tetapi aku sudah benar-benar cinta padamu. Aku rela, mas. Jika kita hanya menikah siri saja, please...mau ya mas."

Terus saja Naya mencoba membujuk Alvin, tetapi kali ini tidak berhasil," aku minta maaf, Naya. Setelah aku berpikir lagi, aku nggak akan bisa meninggalkan Kayla hanya demi kamu."

'Justru aku ingin kita akhiri hubungan kita saat ini juga, karena aku nggak ingi suatu saat nanti, Kayla mengetahuinya. Aku yang salah di sini, karena mau saja melayanimu."

"Carilah lelaki lain saja yang masih lajang kan banyak. Bisa kamu jadikan sebagai suamimu."

Naya marah besar," tidak bisa, dan aku tidak mau! kamu yang telah menyebabkan suamiku mati! apa kamu tidak ingat, waktu itu kamu yang memintanya mewakili dirimu ke luar negeri. Jika waktu itu kamu yang berangkat, bukan suamiku yang mati, tetapi kamu!"

"Nay, semua itu sudah takdir dari yang Kuasa. Kenapa kamu selalu saja menyalahkanku?" protes Alvin.

"Semua bukan takdir! pokoknya aku nggak ingin hubungan kita sampai di sini ya! aku ingin terus berlanjut! apa kamu mau aku bongkar semuanya sekarang juga di hadapan, Kayla? dan apa kamu mau aku sebarkan video percintaan kita di seluruh akun sosial media, supaya reputasimu hancur!' ancam Naya.

"Jika kamu menyebarkan video kita, sama saja kamu mencemarkan nama baikmu sendiri. Apa kamu nggak malu, secara yang bermain di dalam video itu aku dan kamu?"

Tetapi Naya sudah di butakan cinta, hingga dia tak berpikir tentang rasa malu sedikitpun.

"Aku sama sekali tidak malu, asal aku puas membalas sakit hatiku padamu! hancur, hancur sekalian!" ucap Naya tersenyum sinis.

"Dasar gila!" umpat Alvin seraya melajukan mobilnya arah ke rumah baru Naya.

"Aku memang gila, kamu yang telah membuatku gila. Jadi jangan macam-macam, dengan orang gila yang mampu melakukan seribu macam cara untuk menghancurkan bisnismu!'

"Jadi lelaki itu jangan plin-plan! harus tepati janji!'

Ketahuan Juga

Tak berapa lama sampailah mobil yang dikemudikan oleh Alvin di sebuah rumah yang lumayan bagus tetapi tidak semewah dan semoga rumah yang saat ini ditempati oleh, Kayla.

Naya sangat kesal," yang benar saja, mas! masa aku tinggal di rumah ini? walaupun ini di sebuah perumahan elit, tetapi rumah ini kecil tidak seperti rumah yang kamu tempati bersama, Kayla."

Alvin hanya bisa menghela napas panjang sembari menggelengkan kepalanya," kenapa kamu selalu saja tidak bisa mensyukuri apa yang kamu dapat? masih saja merasa kurang dan kurang. Masih untung aku berbaik hati memberikanmu sebuah rumah dan tanpa kamu harus mengeluarkan uang bukan."

Pada saat Alvin akan melangkah menuju ke dalam mobil untuk segera kembali ke rumah, dengan gerak cepat Naya mencekal lengannya," kenapa kamu buru-buru sih, Mas? setidaknya temani aku dulu masuk ke dalam rumah."

"Maaf, aku ingin segera pulang karena tidak ingin membuat kecurigaan pada, Kayla."

Alvin menghempaskan cekalan tangan Naya, dan ia pun segera melangkah dengan cepat masuk ke dalam mobilnya tanpa menghiraukan Naya yang terus saja terpaku menatap dirinya.

"Kurang ajar banget, Mas ALvin! kenapa jadi seperti itu padaku? tetapi aku tidak akan menyerah untuk bisa mendapatkannya, karena aku sudah terlanjur mencintainya."

Dengan menghentakkan langkah kakinya karena merasa sangat kesal, Naya masuk ke dalam rumah tersebut. Dia lekas memilih salah satu kamar yang menurutnya nyaman untuk dia tempati.

"Sepi, di sini seorang diri! ini semua gara-gara Kayla yang meminta kepada Mas ALvin supaya aku keluar dari rumah mereka! lihat saja Kayla, aku akan membuat dirimu yang keluar dari rumah itu dan aku yang akan menguasai rumah itu!" gumamnya kesal.

Beberapa menit kemudian, Alvin telah sampai di rumah. Kebetulan Kayla sedang menunggunya di teras halaman.

"Bagaimana, Mas? kamu sudah mengantarkannya ke rumah barunya? letaknya di mana ya, biar sewaktu-waktu aku bisa main ke sana," tanya Kayla.

"Sebenarnya tidak jauh dari sini, kok. Jika ika mengendarai transportasi ya paling setidaknya sepuluh atau lima belas menit perjalanan," ucap Alvin duduk di samping Kayla.

"Kamu sedang nggak salah ngomong kan, Mas? jika memang hanya sepuluh menit atau lima belas menit, tetapi kenapa kamu lama sekali ya? sampai satu jam lebih baru sampai di rumah ini."

Perkataan Kayla, sempat membuat Alvin gugup. Tetapi ia mencoba menutupi rasa gugupnya tersebut," maaf sayang, kebetulan pada saat aku selesai mengantarkan Naya, aku ingat sesuatu yakni menjenguk salah satu temanku yang sakit di sebuah rumah sakit yang tak jauh dari tempat tinggal Naya yang sekarang."

Kayla berhooh ria, ia pun masuk ke dalam rumah. Dan tanpa sepengetahuan Alvin, ia mengirimkan chat pesan pada Naya.

[Naya, tolong kirimkan alamat rumahmu yang sekarang. Karena suatu waktu aku akan bermain ke rumahmu.]

Chat pesan yang dikirimkan oleh Kayla, langsung terbaca oleh Naya dan ia pun segera mengirimkan alamat rumahnya yang baru. Di dalam hatinya ia sudah memiliki rencana yang licik untuk, Kayla.

"Aku sudah tidak akan menunggu waktu lama lagi untuk bisa mendapatkan, Mas ALvin. Sekali lagi, aku minta maaf," gumamnya menyeringai sinis.

*****

Beberapa hari kemudian....

"Sayang, aku ada urusan sebentar ya? aku keluar beberapa menit saja," ucap Alvin begitu gugupnya.

"Mas.. memang...yah main pergi saja dech. cepat amat sih ngacirnya? memangnya ada apa sih? aku kan ingin tahu, kepentingan apa," gumam Kayla kesal.

Kayla sejenak terdiam, dia pun memutuskan untuk tidur saja dari pada tidak ada kegiatan sama sekali.

Sementara Alvin saat ini sedang dalam perjalanan ke rumah Naya. Karena permintaan darinya.

"Aku harus cepat sampai dan cepat pulang. Karena aku mengatakan pada Kayla, hanya untuk pergi beberapa menit saja."

Alvin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, supaya lekasasuk sampai di rumah Naya.

"Sayang, ada kabar baik bagimu. Yuk kita masuk."

Dengan centilnya, Naya bergelayut manja di lengan Alvin dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Sebenarnya ada apa? karena aku tidak bisa berlama-lama di sini, Naya."

Alvin menghempaskan cekalan tangan Naya.

"Sayang, kenapa kamu bersikap dingin dan kaku padaku? lihatlah ini, aku hamil."

Naya menunjukkan surat cek laboratorium kehamilan dirinya pada Alvin.

"Nggak mungkin, Naya. Bukankah kita baru melakukannya dua bulan terakhir? bagaimana mungkin secepat itu kamu hamil? sedangkan aku yang sudah menikah satu tahun dengan Kayla, dia belum hamil juga?"

Naya kesal pada saat Alvin tidak percaya dirinya hamil," astaga... jadi kamu berpikir aku ini bohong? ayok kita ke dokter lagi jika kamu tak percaya? bisa saja Kayla itu tidak bisa hamil, makanya sampai sekarang masih seperti itu-itu saja bukan?"

Alvin diam saja, dia bingung sekali. Ingin mengakhiri malah Naya hamil.

"Mas, aku ingin secepatnya kita menikah ya? nikah siri pun nggak apa-apa, untuk sementara waktu saja," rayu Naya.

Alvin tidak langsung mengiyakan, dia hanya diam saja. Hingga Naya melancarkan aksi jitunya. Dia tahu kelemahan Alvin yakni tak bisa menahan hasratnya.

Naya meraba benda tumpul milik Alvin yang masih ada di dalam wadahnya.

"Aahh..Nay.. apa yang....aah..."

"Kenapa, mas? nggak boleh?" Naya mulai membuka kain penutup benda tersebut dan perlahan ia merabanya.

Memainkan naik turun penuh dengan irama, membuat Alvin merem melek keenakan. Dan ia pun pasrah begitu saja.

"Sayang... jangan di sini, kita main di kamar saja yuk," rengek Alvin.

Mereka pun melangkah bersama menuju ke kamar.

Sementara Kayla saat ini baru bangun dari tidurnya, dan ia teringat pada Alvin,"katanya cuma sebentar. Kok belum pulang juga sih?"

"Dari pada aku bosan di rumah saja, sebaiknya aku main ke rumah Naya saja dech."

Kayla lekas mencuci mukanya dan berganti pakaian. Setelah itu dia lekas melajukan mobilnya menuju rumah Naya.

Tetapi pada saat sampai di pelataran rumah Naya, ia sempat curiga karena ada mobil milik Alvin.

"Loh, kok mobil Mas Alvin ada di sini ya?"

Kayla melangkah perlahan menuju pintu rumah tersebut, yang kebetulan tidak terkunci.

"Aaah...mas .....terus.... sayang... enak sekali...mmmm....yes....aahhh hentakan yang cepat sayang... sebentar lagi aku akan keluar..."

"Astaghfirullah aladzim, itu kan suara Naya?"

"Ouugghhh apemmu legit banget sayang, kamu juga pinter sekali memuaskanku. Tidak seperti Kayla, makanya aku jarang bermain dengannya."

"Astaghfirullah aladzim, itu suara Mas Alvin. Apakah mereka....

Kayla mempercepat langkahnya ke arah sumber suara dua manusia yang sedang melakukan hubungan badan tersebut. Dan pada saat Kayla melihat di kamar yang terbuka lebar, dua insan yang sedang bergumul di ranjang. Ia pun sempat terperangah dengan mata berkaca-kaca.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!