NovelToon NovelToon

Sistem Avatar Menjadi Kaya

Bab.1. Pemuda Malang Mendapat Sistem.

Seperti biasa, ketika manusia lain masih bergelung di dalam selimut mereka. Rozi, pemuda bertubuh kurus dengan pakaian lusuhnya, telah memanggul karung. Seperti hari biasa lainnya, Rozi selalu bersemangat dalam mengais sampah mencari barang bekas. Tak ada keluhan dari bibirnya, Meski kesulitan menggelayuti bahunya setiap hari.

Sebulan lalu, ia masih bisa bekerja di sebuah franchise ayam goreng krispi. Akan tetapi, Tora, pemuda yang sepantaran dengannya, selalu memusuhinya. Tora, merupakan putra dari orang kaya yang memiliki usaha minuman Boba. Entah karena apa, pemuda itu telah memfitnahnya mencuri uang penjualan ayam. Tuan, Bono sang pemilik yang merupakan paman darinya percaya begitu saja terhadap tuduhan tersebut. Hingga, Rozi di pecat dengan cara tidak hormat. Untung dia tidak di laporkan ke polisi.

Demi bertahan hidup, Rozi terpaksa mengorek bak-bak sampah pinggir jalan dengan pengait. Benda yang terbuat dari besi dengan ujung agak bengkok itu berguna untuk mengambil barang-barang bekas seperti botol dan gelas bekas air mineral juga kardus-kardus bekas.

Pemuda berusia sembilan belas tahun dengan rambut sedikit gondrong itu, akan pulang ke gubuknya disaat matahari mulai menyorot tajam. Ya di sanalah ia tinggal sekarang, setelah di usir dari kontrakannya sepekan yang lalu. Makin nestapa lah hidup Rozi.

Sepulang kerumah, Rozi langsung membersihkan barang-barang yang ia dapatkan tadi. Tak ada sarapan ataupun minuman, sebelum dia menjual barang-barang bekas yang ia dapatkan tersebut kepada pengepul.

"Menjadi pemulung ternyata sangatlah susah. Setiap komplek perumahan selalu menutup gerbang dan meninggalkan tulisan, bahwa pemulung di larang masuk. Sementara, bak-bak sampah di jalan juga sudah jarang terdapat batang bekas. Apa ... karena ada program pemerintah yang menganjurkan agar para ibu rumah tangga itu, memisahkan sampah-sampah mereka? Untuk di simpan di bank sampah?" Rozi hanya bisa bertanya-tanya seroang diri.

Tak ada pengusaha franchise yang mau menerimanya bekerja. Karena, Tora telah mencemarkan nama baiknya di sekitar tempat itu. Kebetulan, ada tetangga kontrakan yang mengajaknya menjadi pemulung saja.

Terpaksa, Rozi mengambil pekerjaan ini. Hingga cahaya surya menyengat kulit, ia hanya mendapat sedikit barang bekas. Pemuda yang kulitnya menjadi sedikit hitam akibat terpanggang matahari itu, hanya bisa menghela napasnya. Ia juga, meringis seraya memegangi perutnya yang kempes. Tulang selangkanya terlihat di balik kaus dekilnya yang kendur.

"Semakin susah saja hidupku. Sampai kaki pegal, dan tubuh terbakar matahari. Hanya ini barang yang bisa ku dapat. Seandainya saja, Tuan Bono tidak memecat diriku. Mungkin, keadaanku yang sulit itu tidaklah semakin sulit. Sungguh sial!"gerutu Rozi. Pemuda itu telah berkali-kali mengusap keringat yang mengalir dari pelipisnya. Merutuk nasibnya yang kian buruk saja dari hari ke hari.

Pemuda itu berjalan kembali sembari memanggul barang yang akan ia timbang ke pengepul. Lumayan, Rozi mendapat uang lebih dari lima belas ribu. Setidaknya ia bisa beli makan dan minum buat dua kali.

Setelah mengucapkan terimakasih, Rozi langsung berlalu ke penjual nasi uduk. Ia membeli dua bungkus, untuk makannya saat ini dan nanti malam.

Rozi memutuskan untuk kembali mencari barang bekas. Ia membawa bekal nasi uduk tadi di dalam tas pinggangnya yang sangat kumal. Karena Rozi mendapatkannya dari tempat sampah penduduk. Ia memutuskan akan mencari sampai malam.

Karena, Rozi ingin sekali bisa menabung. Pemuda ini pun kembali memanggul karung dan berjalan agak jauh dari kampungnya. Kaki kurus hitamnya, menginjak aspal panas itu tanpa alas kaki.

"Aku harus berjalan sedikit jauh. Mungkin jika aku ke pasar dekat terminal, aku bisa dapat banyak barang bekas," gumam Rozi. Rozi pun menunduk takut ketika ia harus melewati franchise boba. Karena, ada Tora dan beberapa kawannya yang suka menghina dan berakhir memukulinya.

Inilah, salah satu alasan kenapa Rozi tidak bisa berjalan lebih jauh dari kampungnya. Karena, ia sedikit trauma jika melewati lokasi yang berisi gerombolan pemuda jahat itu. Rozi lelah dan bosan menjadi samsak hidup mereka. Akan tetapi Rozi juga memikirkan kelangsungan hidupnya. Semua ini karena Ia harus mengisi perutnya setiap hari.

"Woy, Tora! Si Ozi buluk lewat tuh!" teriak salah satu pekerja memanggil bos mereka. Rozi langsung terkesiap ketika ia telah dikenali. Ya, siapa lagi pemuda yang bertubuh kurus hitam serta mengenaskan macam dia.

Pemuda berbadan tegap pun keluar dengan pongah dan seringai sinis. Ia berjalan cepat untuk menghampiri di mana Rozi berdiri. Merasakan firasat buruk maka Rozi berniat untuk berlari. Ia tak mau membuang waktunya berurusan dengan Tora.

Terlambat, Tora sudah keburu menarik karung yang ada di punggung Rozi.

"Wah, udah dapet barang banyak neh! Awas aja lu ngambil di tempat sampah gua!" kecam Tora seraya mengeluarkan isi di dalam karung tersebut. Seringainya kembali terbit seiring dengan niat jahatnya.

Pluk!

Sebuah barang di buat seakan jatuh dari dalam karung, Rozi. Membuat sepasang mata Rozi membulat seketika. Ketakutannya semakin menjadi di saat, Tora berteriak kencang.

"Wah lu maling! Itu ponsel gua!" teriak Tora, membuat orang yang melewati mereka berhenti dan memperhatikan apa yang terjadi. Pemuda itu kembali memfitnah dirinya.

"Bu–bukan. Saya gak ngambil," ucap Rozi terbata, hatinya sangat takut sehingga jantungnya berdebar dengan sangat cepat. Namanya sudah terlanjur jelek karena fitnah dari Tora. Entah, apa yang pemuda itu inginkan lagi darinya. Bukankah dia sudah hancur? Rozi pun mudur seraya menggelengkan kepalanya. Karena ia tak memiliki keberanian untuk melawan.

"Mana ada maling ngaku lu, bangsaatt!" Jadi, maling kagak ada kapoknya lu!" Tanpa aba-aba, Tora pun melayangkan tinjunya dengan cepat.

Buggh!

Rozi yang tak siap pun terhuyung, karena pukulan itu mendarat tepat di wajahnya. Belum lagi, Rozi menstabilkan posisi tubuhnya, pukulan kedua sudah mendarat di atas perutnya.

"Argh!" Rozi mengerang kesakitan, dengan tubuh melengkung kedepan. Kedua tangan melingkar di perut kempes yang terkena serangan. Hal itu membuat rasa mual dan nyeri datang bersamaan.

"Dasar maling! Sok jadi pemulung padahal maling! Hati-hati Lo semua. Kerjaan dia kamuflase aja! Sindikat ni anak! Kerjaannya nyolong melulu!" teriak Tora lagi memprovokasi para warga yang ikut berkerumun.

Para pekerja yang merupakan kawan dari Tora juga memukuli tubuh, Rozi yang terduduk. Malangnya, Rozi. Ketika mendengar kata maling, para warga pun terprovokasi dan mereka ikut memukuli tubuh kurus yang tidak bisa melawan itu.Tanpa mencari tahu akan kebenarannya.

Teriakan serta permohonan yang keluar dari mulut Rozi tak satupun digubris oleh mereka. Hingga, tubuh yang sudah babak belur itu pun diseret hingga ke pinggiran sebuah kebun. Seakan belum cukup puas, mereka kembali menekan kaki-kaki kasar mereka ke tubuh lemah pemuda malang yang tak lagi bergerak itu.

Rozi merasakan, beberapa tulang rusuk serta kakinya patah secara bersamaan. Belum lagi, sakit di kepala dan juga matanya. Karena, dia juga berkali-kali mendapatkan pukulan di sana. Melihat keadaannya yang sudah tak bergerak, Tora mengajak para warga tersebut untuk segera membubarkan diri.

Dikira mati, para warga yang ketakutan meninggalkan Rozi begitu saja. Begitupun dengan Tora dan kawan-kawannya. Ketika malam datang, tubuh kurus yang penuh luka itu menggeliat. Napasnya tersengal-sengal, lantaran merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Akan tetapi Rozi tak memiliki tenaga untuk menjerit.

Ma, Pa ... mungkin ini waktu ku untuk menyusul kalian?

Rozi sudah putus asa. Ia merasa tak sanggup hidup lagi dengan keadaan seperti ini. Namun, ia ingat ucapan dari sang mama sebelum tiada. Bahwa, tak boleh ada seorang pun yang merendahkan kita. Karena itu, selama ini Rozi kuat karena ia memiliki cita-cita untuk memiliki ijasah dengan sekolah paket yang terakreditasi. Serta memiliki usaha kuliner seperti mendiang kedua orang tuanya.

Jika, aku memiliki kesempatan hidup, maka aku akan menjadi orang yang lebih kuat dan banyak uang. Aku janji akan bekerja lebih giat lagi!

Seiring dengan kata batin yang terakhir, Kedua mata Rozi kembali terpejam. Tapi ... sesuatu seakan masuk kedalam kepala Rozi.

[ Ding! Anda telah mendapatkan sistem mendadak kaya. ]

Mendengar sebuah suara nyaring di kepalanya. Rozi melotot, ia berusaha menggerakkan kepala dan bicara.

"Si–siapa?"

[ Panggil saya, Alzera! ]

"A–apa maksudnya?" tanya Rozi lagi susah payah. Bahkan untuk sekedar menoleh saja dia tak mampu. Sepertinya leher, Rozi juga patah.

[ Anda akan mendapatkan kekayaan setelah menyelesaikan beberapa misi yang juga akan meningkatkan kekuatan dan juga ketampanan anda. ]

Lalu, sistem pun menunjukkan panel berwarna magenta di hadapan Rozi.

Mata pemuda malang itu semakin melotot. Karena terdapat sistem komputer seperti yang pernah ia lihat di film Marvel, yang menceritakan tentang seorang pembuat robot bernama Tony Stark. Rozi tau karena ia pernah menonton film tersebut di televisi milik pengepul.

"A–aku bisa kaya? Tapi bagaimana? Bergerak saja aku susah!"

[ Sistem juga akan memulihkan keadaan anda. Setelah anda menerima sambungan. ]

"Ba–baiklah. Aku terima," jawab Rozi pelan.

[ Oke. Sambungan dimulai! ]

Rozi menjerit kencang ketika ia merasa kepalanya seperti tertimpa batu besar.

[ Loading ...1% ... 20% ...55% ... 97% ... 100% . Done! Sistem telah terhubung dengan tuan pemilik! ]

Rozi merasa lega, karena siksaan ini berakhir.

[ Anda sudah terikat dengan sistem mendadak kaya. Nikmati hadiah dan berbagai kemudahan. ]

"Sistem!"

"Aku ingin sembuh dulu dari luka-luka ini!" titah Rozi. Seketika sistem menampilkan panel dengan berbagai main menu.

[ Sebagai pengguna baru, anda mendapat modal Seribu koin. Gunakanlah untuk membeli Avatar yang anda butuhkan. ]

Rozi menekan Avatar dewa penyembuh. Dan membelinya hanya dengan harga seratus lima puluh koin.

Dalam sekejap. Sebuah sinar biru mengitari raga ringsek Rozi. Dalam sekejap, kuasa tersebut seakan memulihkan seluruh tubuhnya dari luka-luka yang ia terima tadi. Kulit yang sobek dan lebam hilang tanpa bekas. Serta beberapa bagian tulangnya yang patah kini telah kembali seperti semula.

Zepp!

Rozi sudah berdiri dengan keadaan sehat dan bugar. Pemuda itu menggerakkan anggota tubuhnya, mulai dari leher tangan dan kemudian kaki.

"Aku merasa seperti hidup kembali! Sistem, seluruh luka sudah sembuh. Boleh aku tau, bagaimana statusku sekarang?" tanya Rozi.

[ Baik Tuan, Status anda adalah ... ]

Nama : Rozi Dekheel.

Umur : 19 tahun.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Kekuatan : 0

Kecepatan : 5

Kekuatan : 10

Ketampanan : 0,5

Sisa koin : 850

Inventaris : 0

Kotak hadiah : 1

Rozi manggut-manggut saja ketika mendengar penjelasan dari sistem. Apalagi ketika sistem mengatakan jika ia bisa membeli apa saja dari koin tersebut.

"Aku tidak punya tempat tinggal."

[ Buka Kotak hadiah, Tuan.]

Rozi pun menyentuh panel di hadapannya dan meletakkan telunjuknya ke menu yang bertuliskan kotak hadiah.

[ Hadiah telah terbuka, karena anda telah mengaktifkan sistem maka anda mendapatkan hadiah sebuah rumah berlantai tiga di ujung blok. ]

Seketika, kedua mata Rozi membola. Karena, rumah itu adalah milik orangtuanya yang di sita oleh Bank karena harus membayar gaji karyawan.

"Sistem!"

[ Panggil saya, Alzera. ]

"Ah, ya itu. Alzera. Kenapa aku tidak memiliki kekuatan?"

[ Anda bisa mendapatkannya dari elemen. Gunakan koin untuk membuka gembok. ]

Rozi bersorak girang ketika ada beberapa unsur elemen di sana. Dia pun membuka satu gembok elemen.

" Tanah dan batu? Kenapa cuma ini gembok yang bisa di buka?"

[ Karena anda belum menyelesaikan misi. ]

"Lalu apa kegunaannya?"

[ Anda, akan memiliki kekuatan untuk mengangkat benda berat dan menghancurkan benda yang keras.]

"Hebat sekali! Tapi, aku sudah belanja banyak! Oh tidak! Sisa berapa sisa koin ku sekarang, Alzera?" Rozi memegangi kepalanya kaget dengan mata dan mulut membola.

...Bersambung...

Bab. 2. Hadiah Rumah Dan Ponsel

[ Baik Tuan, Status anda sekarang sudah sedikit meningkat. Anda telah membuka gembok elemen batu dan tanah senilai 250 koin. ]

Nama : Rozi Dekheel.

Umur : 19 tahun.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Kemampuan: 1

Kecepatan : 5

Kekuatan : 25

Ketampanan : 25

Sisa koin : 650

Inventaris : 1

Gift : 0

"Wah, tambahannya banyak juga. Apa iya tubuhku sudah berubah?" tanya Rozi tak percaya. Memang ia belum pernah merasakan tubuhnya sebugar ini. Namun, karena tempat ini gelap bahkan Rozi tidak bisa melihat ujung jari jempol pada kakinya.

[ Anda sudah mengaktifkan sistem. Maka, Tuan akan mengalami upgrade diri seraya bertahap. Sesuai dengan misi yang akan Anda jalani nanti. ]

"Apa aku bisa menggunakan elemen yang aku punya? Juga kemampuan Avatar dari dewa penyembuh?" tanya Rozi pada sistem. Karena, sebenarnya dia masih bingung.

[ Anda tinggal mengaktifkan saja.]

Rozi semakin cepat dalam mengangguk. Karena dia begitu takjub akan kemampuan dah kehebatan dari sistem ini. Meskipun, Rozi belum merasakan dan mencoba apa yang baru saja ia dapatkan barusan.

"Apa kecepatanku bisa ditambah?"

[ Tuan harus membeli Avatar. ]

Sekali lagi, Rozi tersentak dengan perkataan dari Alzera.

"A–itu, aku masih belum paham dengan mekanisme yang di miliki oleh sistem, Al," ungkap Rozi berusaha menutupi kebodohannya. Setidaknya ia harus memiliki harga diri di depan sistem sekalipun.

[ Anda bisa membeli Avatar sesuai kebutuhan. Dengan koin yang anda miliki. Anda juga bisa tukarkan dengan uang. Jumlah terakhir koin anda, serupa dengan uang 6. 500. 000. ]

"APA!!" Rozi sangat kaget saat mendengar penuturan dari Alzera alias sistem. Ia merasakan sistem kekuatan mental dalam tubuhnya meningkat. Mungkin, jika dirinya masih Rozi yang dulu, sudah pingsan mendengar jumlah uang sebanyak itu.

Nampaknya itu benar. Tubuh sebelumnya tinggi kurus dan agak hitam. Saat ini sudah lebih bersih dan menawan. Hanya saja dia belum menyadari. Karena pekerjaannya sehari-hari dari pemuda itu memang berkutat di bawah sinar terik matahari. Rozi menjadi sebatang kara semenjak usianya lima belas tahun.

Kedua orang tuanya meninggal karena seluruh hartanya di sita oleh bank. Mereka adalah korban penipuan seorang oknum investasi bodong. Usahanya menurun, hingga mereka harus meminjam uang pada, Bank untuk gaji para karyawan. Semenjak itu, mereka tinggal di kontrakan kecil, hingga keduanya tiada dan Rozi remaja di usir dari rumah kontrakan tersebut.

Rozi tak mampu melanjutkan sekolah. Bahkan sejak lulus SMP ia telah bekerja apa saja demi menyambung hidupnya. Termasuk bekerja di sebuah tempat usaha franchise ayam krispi.

Semenjak menjadi pemulung. Rozi tidak pernah yang namanya menggenggamnya jumlah uang yang banyak. Paling, Ia hanya melihat berapa lembaran merah dan biru yang dipegang oleh Bos pengepul.

Rozi tidak pernah memegang uang lebih dari 20.000. Karena itu dirinya sangatlah kaget mendengar jumlah uang yang bisa ia miliki saat ini.

Semua berkat sistem.

Puk.

Tiba-tiba saja, sepasang sepatu bermerek seperti nama artis legenda itu, kini berada di depan kaki, Rozi yang tanpa alas.

[ Sistem memberikan hadiah untuk anda, terimalah! ]

Rozi menunduk untuk memungut benda yang telah lama tak ia miliki.

"I–ini kan sepatu! Terimakasih, Al!" Dengan wajah berbinar, Rozi langsung memakainya. Ia pun menelisik kepada pakaian lusuhnya. Sangat tidak sinkron dengan sepatu yang ia kenakan.

"Sayang, bajuku masih jelek," gumam Rozi pelan.

Zepp!

Seketika, terdapat beberapa potong pakaian serta celana di atas telapak tangan Rozi.

"Wah, apa ini dari sistem juga?"

[ Terimalah Tuan. ]

"Ah ya, terimakasih. Aku akan segera mengganti baju lamaku," ucap Rozi senang seraya melepas pakaian compang-camping yang menempel di tubuhnya.

Kukuukk!

Tak lama kemudian, pemuda itu meringis sambil memegangi perutnya.

" Aku lapar," gumam Rozi lagi.

[ Anda bisa menukarkan koin menjadi uang, untuk membeli makanan. ]

"Benar juga. Baiklah! Aku ingin makan nasi goreng spesial dengan telur dan ati ampela."

Sekejap, panel kembali muncul. Lalu, Rozi menekan beberapa tombol sambil tersenyum Ia merasa bagaikan mimpi karena dapat melakukan hal ajaib seperti ini. Ia seperti sedang berada di depan ATM saja.

Rozi pun, menukar seratus koin. Dalam sekejap berganti menjadi uang seharga satujuta. Sesuai arahan sistem, Rozi memasukkannya ke dalam dompet elektrik yang bernama Doku (Dompet aku ). Tak lama kemudian, Rozi telah sampai di tempat penjual nasi goreng tersebut.

Kini, pemuda itu tengah melahap menu spesial yang dia inginkan sejak lama. Bahkan, Rozi menikmati makanan tersebut sambil menitikkan air mata. Rozi segera menghapusnya kasar.

[ Laki-laki tidak boleh menangis, Tuan ]

Rozi menoleh ke kiri dan ke kanan, karena ia telah mendengar suara dari sistem yang mengaku bernama Alzera itu. Rozi takut jika ada orang yang mengetahui serta mendengar suara dari sistem tersebut.

[ Tidak satupun manusia yang dapat mendengar maupun mengetahui keberadaan saya selain anda, Tuan. ]

Rozi mengangguk.

'Sebelumnya hidupku amatlah susah. Bahkan untuk membeli nasi goreng semahal ini aku tidak akan mampu. Tapi kini, di saku bajuku bahkan ada uang tunai satu juta. Dengan bantuan sistem. Aku ingin kembali membangun usaha dan memperbaiki stigma orang-orang terhadapku.' batin Rozi dengan tatapan penuh kilat semangat.

Pemuda ini telah bertekad untuk menjadi lebih kuat dan beruntung dari sebelumnya. Kini, ada sistem yang membantunya.

Tak lama, Rozi berniat kembali. Karena hari sudah semakin malam, sehingga tidak ada siapapun warga yang menyadari keberadaannya. Rozi sudah sampai di depan rumah yang dulunya adalah milik orangtuanya.

Lagi-lagi, Rozi terharu karena tidak menyangka. Akan kembali memiliki rumah ini. Jangankan untuk kembali, bahkan untuk sekedar menginjakkan kaki di halaman rumah ini saja, Rozi tidak pernah bermimpi.

[ Anda bisa mengambil kunci di inventaris. Bahkan semua surat rumah telah lengkap. ]

"Kau sungguh hebat. Ini, semua luar biasa Terimakasih," ucap Rozi tegas, dengan raut wajah yang menampakkan kebahagiaan. Perubahan terhadap cara bicaranya mulai terlihat.

Rozi mengambil kunci rumah di inventaris. Bahkan, semua surat-suratnya sudah lengkap semua atas nama dirinya. Padahal, bahkan namanya saja tidak terdaftar di dukcapil. Karena, Rozi belum membuat kartu identitas dirinya.

Rozi mengedarkan pandangannya ketika sampai di dalam rumah tersebut. Seluruh tubuhnya gemetar hingga, berakhir dengan dirinya yang bersimpuh di atas lantai marmer. Sekilas, bayangan dari kedua orang tua dan dirinya waktu kecil berkelebat cepat.

"Terimakasih, Alzera. Kau sudah mengembalikan sesuatu yang bahkan tidak berani aku impikan. Tak pernah ada dalam bayangan ku, jika ini semua akan kembali berada di dalam genggamanku. Aku senang berjumpa denganmu. Akan ku buktikan pada dunia bahwa aku pun bisa menjadi kuat dan kaya dengan tekadku!" ujar Rozi penuh semangat.

[ Karena Tuan sudah login dan menyatu dengan sistem, Maka, Alzera akan memberikan anda hadiah. ]

Pluk!

Seketika, terdapat dus ponsel android keluaran terbaru ke atas pangkuan Rozi. Sepasang mata hazel Rozi yang berkabut, seketika kembali berkilau.

"Aaa ...! Akhirnya aku punya ponsel!"

Rozi bersorak hingga melompat-lompat di dalam rumahnya. Pemuda itu terus berteriak kegirangan.

"Makasih Alzera! Ai lop yu!"

[ Saya tidak butuh perasaan anda, Tuan. ]

"Maaf, kelepasan. Hehe." Rozi pun menggaruk rambut gondrongnya yang lengket itu.

[ Sebaiknya anda mandi! Sebelum kutu-kutu dalam rambut anda itu beterbangan di rumah ini! ]

Rozi yang sudah hafal letak setiap sudut bagian dari rumah itu pun segera berlari kencang ke arah kamar utama. Kamar, yang di tempati oleh kedua orang tuanya dulu.

Bayangan, masa-masa dimana dia bercanda ruang dengan mendiang kedua orang tuanya pun, seakan berkelebat cepat di depan mata, Rozi.

"Ma ... Pa. Oz, sudah bisa mendapatkan rumah ini kembali. Aku akan membangkitkan kembali usaha keluarga kita. Sekarang, aku harus belajar menggunakan ponsel canggih ini dulu," gumam Rozi.

...Bersambung...

Bab. 3. Misi Pertama.

"Alzera, aku tidak ingin tinggal di rumah ini." Tiba-tiba, Rozi mengutarakan keinginannya dengan tegas.

[ Tidak ada tempat tinggal lain. ]

"Rumah ini, di setiap sudutnya, hanya mengingatkanku kepada mereka ... kedua orang tuaku," jawab Rozi. Pemuda ini nampak menahan air mata yang telah menggenang. Ia agak malu, karena sudah beberapa kali menangis di depan sistem. Karenanya ia terus menahan keinginannya itu.

[ Anda bisa mendapatkan apapun. Karena kami telah menyiapkan berbagai macam reward yang dapat mewujudkan keinginan, Tuan. Anda, perlahan akan menjadi pemuda kaya di kota ini. ]

Sontak penjelasan dari sistem membuat sepasang mata almond milik Rozi terbelalak. Dia pun menatap ke arah panel biru di hadapannya antusias.

"Bagaimana cara agar aku bisa menjadi kaya raya, Al? Cepat jelaskan! Aku bosan di rendahkan oleh orang lain. Selalu dianggap sebelah mata karena tidak memiliki uang. Aku akan buktikan pada dunia. Bahwa aku juga manusia sama seperti mereka. Aku punya hak berdiri dan menempati muka bumi ini!" Entah kenapa, Rozi kali ini berkata dengan nada penuh emosi. Pemuda itu seakan mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini ia tahan di dalam dadanya.

[ Anda hanya perlu mengerjakan beberapa misi yang mudah. Setelahnya, anda akan mendapat banyak bantuan dari sistem. ]

"Misi? Seperti apa itu?"

[ Misi itu semacam sebuah tugas. Anda akan mendapatkan hadiah setelah berhasil menyelesaikannya. ]

Alzera perlu kesabaran dalam menghadapai pemuda malang ini. Karena selama ini kehidupan Rozi jauh dari kata cukup dan mudah. Pemuda itu sudah berjuang melawan kerasnya hidup di jalan sejak remaja.

"Sedikit. Seperti upah ketika kita bekerja kah?" tanya Rozi berharap penjelasan yang udah ditangkap oleh otaknya.

Seandainya punya kepala dan rambut, mungkin sistem sudah menggaruknya.

[ Sebaiknya, jalankan saja, Tuan. Perlahan anda akan mengerti. Anda akan upgrade penampilan dan juga kemampuan diri setelah mengambil misi. ]

Jelas sistem lagi, perlahan dan rinci.

"Baiklah. Aku ingin kau membantuku membuka usaha franchise seperti mendiang kedua orang tuaku. Karena itu, tampilkan misinya sekarang!" seru Rozi. Ia juga penasaran. Tugas apa yang bisa mengubah nasib hidupnya ini.

[ Status loading .... 1 ... 2 ... 3 ... selesai! ]

[ Misi pertama, anda harus mencari anjing, Chihuahua yang baru saja memenangkan kontes kecantikan. ]

"A–apa, anjing!" pekik Rozi kaget. Bahkan, panel komputer canggih di hadapannya menampilkan gambar anjing lucu yang imut tersebut.

Semua biodata dari hewan peliharaan yang memiliki bulu seputih salju itu sangat lengkap. Mulai dari tanggal lahir, nama dan juga pemiliknya. Serta, kapan anjing tersebut dinyatakan hilang.

"Snowy," gumam Rozi ketika ia memperbesar foto untuk membaca nama yang tertera di kalung yang melingkar pada leher anjing tersebut. Bahkan, kalung itu bertahtakan berlian.

"Menghilang dua hari yang lalu. Apakah kalung itu yang telah membuat hewan tersebut di culik?" tanya Rozi pada Alzera.

[ Anjing tersebut baru saja memenangkan kontes nasional. Harganya sudah mendekati tiga puluh juta. Dan, harga kalung di lehernya tidak lebih dari tiga juta. ]

"Gila! Bagaimana bisa harga anjing senilai motor matik! Dan kenapa mereka memakaikan perhiasan !" rutuk Rozi yang tidak mengerti jika harga anjing peliharaan saja bisa semahal itu.

[ Silakan, tekan panel hijau! ]

Alzera, abaikan kebingungan Rozi.

"Ah ya, baiklah." Rozi pun menekan panel hijau. Ia tak peduli penjelasan apapun. Dalam pikirannya hanya satu. Bagaimana cara mencari anjing yang hilang. Bahkan, dirinya saja takut dengan hewan tersebut.

Setelah, Rozi menekan panel. Seketika ia merasa ada kekuatan yang mendorong tubuhnya. Kekuatan tak kasat mata itu masuk melalui dadanya. Dalam sekejap, Rozi mendapat berbagai informasi mengenai Snowy di dalam kepalanya. Bahkan, juga kejadian saat anjing itu di culik dalam rumah pemiliknya.

"Pemiliknya, juga cantik ternyata," gumam Rozi seraya menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. Karena tertera bahwa pemilik dari Snowy adalah seorang wanita muda. Dengan pekerjaan sebagai kepala koki. Bernama, MIka Azalea.

"Keluarkan main menu utama. Aku ingin memilih Avatar!" titah Rozi pada sistem, dengan suara yang tegas. Tidak lagi cempreng dan nyaring seperti di awal. Pemuda ini belum menyadari perubahan signifikan terhadap tubuhnya.

Maka sistem segera mengabulkan apa yang pemuda itu minta. Tabel menu di tampilkan agar Rozi dapat memilih Avatar.

[ Perlu melihat status anda sekarang, Tuan? ]

Alzera sengaja mengingatkan Rozi. Sebelum, pemuda itu mengambil keputusan untuk membeli Avatar lagi. Sementara, setelah mengambil misi maka secara otomatis Rozi memiliki tambahan dari beberapa hal.

"Oke, cek status!"

[ Baik! Status anda saat ini ....

Nama : Rozi Dekheel.

Umur : 19 tahun.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Kepintaran : 20

Kemampuan: 2

Kecepatan : 20

Kekuatan : 25

Ketampanan : 30

Sisa koin : 1150

Inventaris : 2

Hadiah : 0

Anda pada saat ini telah memiliki kemampuan untuk, menghancurkan benda keras dan mencari apapun yang tersembunyi. Anda juga mendapatkan tambahan lima ratus koin yang bila di tukar dengan uang senilai lima juta.]

"Ah. Terimakasih. Kau sangat baik Al! Ah, ya, apa aku memiliki kecepatan lari bagaikan atlit olimpiade? Jika iya. Aku tidak perlu membeli Avatar."

[ Tentu saja tuan. Anda juga akan mendapat beberapa pilar tertinggi dari kemampuan. Seiring, level misi yang telah anda selesaikan.

Berikut pilar kemampuan dengan urutannya.

Neuro, Kepandaian tinggi dan kepemimpinan.

2.Techno, menguasai teknologi.

Amor, ahli percintaan.

Combat, ahli bertarung.

Medical, ahli pengobatan.

Ranger, penyelamat.

Selamat jalankan misi, Tuan! ]

"Waw! Kapan aku bisa mendapatkan lencana dari pilar-pilar itu, Al?"

[ Setelah anda meningkatkan kemampuan. ]

Rozi terus mengangguk mendengar penjelasan dari sistem.

[ Anda telah mendapat kaca mata, pemindai situasi dan lokasi. Alat yang mampu melacak menggunakan sensor panas dari makhluk hidup. ]

Rozi menyeringai kala mengenakan kacamatanya.

Rozi, dengan tambahan kepintarannya, kini membuatnya mampu mengatur strategi. Singkat cerita, Rozi telah menemukan tempat persembunyian para penjahat yang menculik Snowy. Mereka berada di sebuah lokasi penangkaran hewan yang akan di jual di pasar gelap. Tentu saja berkat kacamata yang ia kenakan.

Mendeteksi beberapa penjahat yang membuatnya menelan ludah kasar. Dengan segenap keberanian, dan berbekal kekuatan penghancur maka Rozi merusak pintu dengan satu kali pukulan. Rahangnya terbuka lebar kala pintu itu terpental jauh.

Sebuah bangunan lumayan kokoh ini berisi beberapa sindikat penjahat penjualan hewan. Mereka semua pun, kaget. Rozi dengan kecepatan larinya merangsek masuk. Menerjang orang-orang yang bertubuh lebih besar darinya hingga mereka terpental. Pada akhirnya, ia menemukan sebuah ruangan dimana Snowy di kurung.

"Aku datang menyelamatkan mu, mahkluk kecil," ucap Rozi saat menatap mata Chihuahua yang hitam bulat bagaikan kelereng itu. Namun, matanya juga menangkap beberapa kandang berisi berbagai macam jenis anjing. Sambil gemetar, Rozi membuka kandang itu satu persatu. Karena, ia seperti mengerti arti tatapan mata memohon dari para hewan itu.

Rozi membuka kandang dan membiarkan semua hewan berbulu itu lari dan bebas.

Rozi mengangkat kandang besi yang terdapat Snowy di dalamnya. Rozi kembali berlari dengan cepat menerjang para penjahat. Meninggalkan anjing yang lain berhamburan keluar. Rozi yang tidak memiliki kemampuan berkelahi hanya bisa berlari dan menabrak apapun yang berserak di depan langkahnya.

"Sial! Orang gila darimana dia!" geram ketua penjahat itu. Sambil terus mengajar Rozi dengan bersama anak-anak buahnya.

Rozi melempar apapun benda yang bisa menghambat kejaran dari para penjahat itu. "Aku harus segera mengantarmu. Sebelum waktuku habis." Rozi bergumam sampai terus melanjutkan larinya.

[ Tuan, waktu anda setengah jam lagi! ]

Alzera mengingatkan jika waktu akan habis. Hal itu membuat Rozi semakin cepat berlari.

Rozi pun berhenti ketika melihat Snowy lemas. "Hai, apakah aku terlalu cepat ya?" Tak tega melihat keadaan Snowy. Rozi pun memilih mencari strategi lain untuk bisa lolos dari kejaran. Ia pun asal saja masuk kedalam rumah orang.

Baru sampai depan pintu, tiba-tiba, Rozi di hampiri oleh sekawanan anjing yang tadi ia selamatkan.

"Kenapa kalian semua mengikutiku!" bisik Rozi, seraya meringis takut.

Hingga, ia masuk kedalam pekarangan rumah orang untuk bersembunyi sementara. Rumah dari wanita cantik yang ternyata memiliki beberapa anjing Siberian Husky.

Rozi yang tersudut nampak memeluk Snowy erat. Karena, anjing itu sudah dia keluarkan dari kandangnya.

Dua Siberian Husky menyalak.

Guk guk!

Rozi langsung terkesiap. "Alzera tolong aku! Aku takut anjing. Mereka sangat banyak dan besar!" Rozi sudah gemetaran di pojokan.

[ Taklukkan mereka dan anda bisa perintahkan mereka untuk melawan penjahat di luar sana. ]

"Apakah ada Avatar yang membuatku bisa berkomunikasi dengan mereka?"

Sistem yang bernama Alzera pun langsung menampilkan panel.

"Hah! Ternyata ada!" Rozi memekik ketika ada Avatar dewa binatang. Maka, pemuda itu pun menekan dan membelinya. Tak peduli berapapun harganya. Dalam pikiran, Rozi ia harus bisa menyelamatkan diri serta menyelesaikan misi ini dengan cepat.

Rozi bisa menggunakan bahasa hewan dan menaklukkan puluhan anjing yang terobsesi padanya. Mengkoordinir mereka untuk melakukan penyerahan. Sehingga, Rozi bisa melarikan diri.

"Terimakasih. Maaf aku menggunakan anjing-anjingmu," ucap Rozi pada wanita muda pemilik Siberian Husky.

"Ah, iya. Sama-sama. Bisakah kita bertemu ... "

.... lagi." Ucapan wanita itu mengambang di udara karena sosok Rozi sudah pergi menyelinap.

Rozi sudah sampai di penthouse mewah, Di mana pemilik Snowy, hanya bisa menangis dan hampir bunuh diri. Rozi meletakkan anjing tersebut di pangkuannya.

"Kau menemukan Snowy!" pekik, Lindsay kegirangan. Bahkan wanita itu langsung memeluk dan menciumi hewan peliharaannya disebut.

"Siapa nama ... mu--" Pertanyaan dari Lindsay terpotong. Karena, sosok dari pemuda yang mengantar Snowy tak lagi terlihat.

"Hei, siapa pemuda itu. Tampan dan misterius. Apa dia salah satu penggemar rahasiaku?" gumam, Lindsay terus bertanya-tanya.

[ Karena telah berhasil menaklukkan misi. Maka anda mendapatkan koin yang dapat di tukar uang seharga seratus juta. Serta reward kotak hadiah. ]

Rozi yang kesenangan segera mengklik gambar kotak hadiah pada panel di hadapannya.

[ Selamat Tuan. Anda mendapat sebuah kios. ]

...Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!