NovelToon NovelToon

When Celebrity Meet CEO

Mungkin

Seorang pemuda perlahan membuka matanya, mencoba mengingat-ingat kejadian semalam yang dialaminya hingga berakhir di kamar hotel. Kepalanya masih terasa sakit hingga saat ini, mungkin akibat pengaruh alkohol.

Terdiam belum mengenakkan sehelai benangpun di seluruh tubuhnya, hanya berbalut selimut hotel berwarna putih.

Apa yang terjadi? Dengan cepat meraih tab-nya. Dirinya adalah public figure, seorang selebriti yang kini tengah berada di puncak popularitas.

Dan benar saja. Video dirinya yang bertelanjang dada didampingi pria dengan kelainan menyimpang beredar di internet."Br*ngsek!" umpatnya, menyesali segalanya.

Tapi mengapa dirinya berada di sini? Tubuhnya juga tidak mengalami perubahan apapun. Tidak ada tanda dirinya mengalami pelecehan oleh pria. Apa yang sebenarnya terjadi pada William?

Hingga dirinya melirik ke arah kaca, kamar hotel tersebut.

'Aku puas dengan pelayananmu.'

Kalimat di notes tempel dengan kecupan noda lipstik wanita di bagian bawahnya. Pemuda itu membulatkan matanya mengingat wanita terakhir yang bertemu dengannya.

*

Malam sebelumnya.

Suara dentuman musik terdengar, cukup aneh memang perusahaan yang memerlukan brand ambassador produk mengadakan pertemuan di club'malam. Hingar-bingar teriakan orang-orang yang menikmati musik dari DJ.

William, seorang selebriti ternama, penyanyi terkenal yang selalu memiliki citra baik, memasuki ruangan. Sejenak kemudian dirinya membalas pesan dari seorang wanita.

'Aku mencintaimu,' itulah pesan yang dikirimkannya pada wanita bernama Yesy.

Sejenak kemudian dirinya menerima balasan.'Kak William, kakak lupa aku hanya menganggap kakak sebagai kakak laki-lakiku saja.'

'Maaf, hanya bercanda.' William kembali membalasnya dengan raut wajah kecewa.

'Iya tidak apa-apa, ada tas keluaran terbaru harganya cuma 120 juta.' Dengan cepat balasan kembali diterima William.

'Beli saja, akan aku kirim uangnya untuk adikku tersayang.' Kalimat yang setiap kata-katanya terasa menyakitkan untuk William. Namun, itulah sebuah hubungan cinta yang tidak pernah berbalas pada seorang wanita yang hanya menganggap dirinya sebagai kakak.

Dirinya menghela napas kasar, selama tiga tahun saling mengenal hanya dianggap sebagai kakak oleh Yesy. Berharap suatu hari nanti status itu akan berubah perlahan. Walaupun kini Yesy telah memiliki kekasih.

Hanya figuran yang berharap menjadi pemeran utama? Itulah William dalam kehidupan Yesy. Mengingat kekasih Yesy saat ini adalah seorang pengusaha terkemuka.

Hingga seseorang tiba-tiba masuk ke ruangan VVIP tempat pertemuan. Pria bernama Dewa, dengan seorang wanita cantik, direktur perusahaan minuman yang seharusnya bekerja sama dengan William.

Jemari tangannya mengepal dirinya mulai cemas saat ini. Saingan di dunia tarik suara ada di hadapannya Dewa yang selalu menyindir dan merasa iri dengannya.

"Maaf, manager saya tidak dapat hadir. Jadi saya undur diri. Mohon besok saja bicarakan masalah kerjasama bisnis dengan manager saya," Kata-kata sopan dari mulut William, tidak ingin terkena perangkap dari Dewa.

"Pegangi! Cekoki minuman!" perintah Dewa melangkah mendekati William. Benar-benar muak pada pria yang menyabet dua gelar penghargaan sekaligus. Penyanyi solo terbaik, sekaligus aktor pendatang baru terpopuler, itulah William.

Dua orang preman memegangi William. Sedangkan Dewa mencengkeram pipinya."Kamu tahu yang akan aku lakukan? Dua orang pria ini memiliki kelainan, penyuka sesama jenis. Tenang saja karena kamu begitu suka tampil di kamera aku akan merekamnya. Adegan demi setiap adegan. Saat mereka bersenang-senang denganmu."

Tangan Wiliam gemetar saat ini, dirinya lemah terhadap alkohol, ditambah dipegangi dua orang pria yang menatapnya penuh napsu."Masalah ini dapat kita selesaikan dengan uang. Jadi kamu mau berapa akan aku transfer---"

Brak!

Tubuh William ditendang oleh Dewa, hingga tersungkur."Tidak! Ini tidak cukup! Kamu anak baru! Anak bau kencur! Tapi mengalahkan ku yang seorang artis senior! Aku tidak dapat menerimanya!"

"Jika kamu melukaiku lagi, kamu akan mati!" peringatan dari William dengan nada dingin, pria yang sudah terjatuh di lantai memegangi perutnya yang terkena tendangan.

"Cekoki! Setelah itu kalian boleh bermain pedang-pedangan dengan artis ternama. Kalian beruntung bahkan wanita pun belum dapat menjamahnya yang sombong!" perintah dari Dewa, hendak pergi dari ruangan merangkul sang direktur perusahaan minuman. Jebakan yang memang disiapkannya untuk Wiliam.

Sedangkan William berusaha memberontak, namun tenaga mereka lebih besar. Hingga membiarkan anggur dimasukkan melalui mulutnya.

"Tolong aku---" gumamnya dengan kesadaran yang mulai menghilang. Hal terkahir yang diingatnya adalah dua orang preman yang mencoba membuka kancing kemejanya.

Tubuhnya terlalu lemah akibat pengaruh alkohol yang diminumkan paksa pada dirinya. Berusaha memberontak, satu persatu fotonya diambil, merasa sangat risih dan membenci dirinya sendiri. Berusaha melawan namun tangannya tiba-tiba diikat.

Brak!

Suara pintu ditendang terdengar, seorang wanita berdiri di sana. Menatap tajam pada dua orang yang disewa Dewa.

"Kamu siapa!?" bentak salah seorang dari pria yang memiliki perilaku menyimpang.

"Siapa? Aku ratu dari neraka." Jawabannya penuh senyuman.

"Wanita sepertimu bisa apa!?" bentak sang pria sewaan Dewa. Berjalan mendekati Giovani. Wanita yang kini tengah berdiri menatap penuh kebencian.

Botol minuman diraihnya, sang wanita yang bergerak cepat, memukul kepala pria dengan tubuh lebih besar darinya menggunakan botol bir.

Prang!

Pecahan kaca berserakan, pria itu roboh dengan pelipis mengeluarkan darah segar. Giovani kembali berjalan mendekati satu pria lagi, yang juga sudah bertelanjang dada.

Pria yang bergerak ingin menyerangnya. Wanita itu hanya tersenyum, menendang tepat di perut sang pria sedikit melompat. Membuatnya meringis memegangi perutnya sendiri. Tangan pria itu dikunci, perutnya ditendang berkali-kali menggunakan lutut.

Dua orang yang dirobohkan dengan mudah. Oleh seorang wanita cantik yang memakai mini dress hitam. Salah satu antingnya panjang, memberi kesan modern, rambut panjang bergelombang, di bagian bawah. Benar-benar terlihat bagaikan pahatan Tuhan yang sempurna.

"Kamu siapa?" tanya Wiliam dengan wajah memerah akibat pengaruh alkohol.

"Giovani, kamu pernah mendengarnya? Nanti kita akan bertemu lagi. Saat itu hanya aku yang boleh menyentuhmu." Ucap gadis itu mengecup bibir Wiliam.

"Shine! Angkat tubuhnya!" perintah Giovani pada seorang pria di belakangnya.

"Baik nona," Ucap Shine menunduk memberi hormat pada majikannya.

Lorong demi lorong dilewatinya, masih berada di atas punggung pria yang katanya bernama Shine. Sedangkan wanita yang bernama Giovani melangkah di depan mereka, memimpin jalan.

Pintu kamar hotel dibuka oleh sang wanita. Dirinya tidak begitu ingat, hanya sepertinya bukan kamar biasa. Kamar yang benar-benar mewah. Tubuhnya diletakkan di atas tempat tidur, pria yang bernama Shine meninggalkannya bersama Giovani.

Wiliam mencoba mengingat lebih banyak lagi. Dirinya yang tidak kuat minum, menatap wajah itu yang berubah perlahan bagaikan wajah Yesy wanita yang dicintainya. Apa lagi-lagi karena alkohol? Entahlah...

Yang jelas dirinya memeluk wanita bernama Giovani itu dari belakang, mengatakan."Aku mencintaimu."

Lalu menciumnya dengan agresif. Membuka celana panjang yang dipakainya. Apa yang terjadi selanjutnya setelah berciuman dan membuka baju? Dirinya tidak ingat pasti.

Wiliam menelan ludahnya, matanya kembali melihat ke arah notes tempel yang memuji pelayanannya semalam.

"A...apa yang terjadi semalam!? Apa aku bercocok tanam!?" teriaknya tidak dapat menerima kenyataan, keperjakaannya mungkin sudah hilang.

Terbalik

...Ada kalanya hidup seperti tetesan embun....

...Terkadang menjadi butiran indah di pagi yang dingin....

...Terkadang menjadi uap yang melayang di udara. Itulah aku di matamu, hanya tetesan embun yang berusaha menjadi air menyegarkan dahagamu....

Giovani

William masih mengusap wajahnya kasar. Berjalan ke kamar mandi dengan cepat, mencari bekas cakaran wanita atau semacamnya. Pemudanya yang benar-benar bingung saat ini.

Menyiram dirinya dibawah derasnya guyuran air shower. Tubuh atletis pemuda itu terlihat dengan air mengalir di setiap lekuk tubuhnya. Menghela napas berkali-kali.

"Apa yang terjadi?" gumamnya tidak mengerti.

Sekitar 30 menit berendam di dalam bathtub dengan aromaterapi. Dirinya benar-benar berusaha menenangkan diri. Matanya menelisik, menyadari ini bukan kamar hotel biasa. Ukuran bathtub yang luas ditambah banyak lilin aromaterapi.

Berjalan meninggalkan kamar mandi pun, pakaian ganti sudah tersedia. Entah disiapkan oleh siapa. Pemuda itu menelan ludahnya berkali-kali. Menghela napas kasar, ini benar-benar mirip dengan novel romance komedi yang pernah dibacanya.

Seorang wanita mabuk tidak berdaya hampir dilecehkan. Kemudian pahlawan pria datang dengan gagah, mendobrak pintu, menyelamatkannya, membawanya ke dalam kamar hotel. Lalu sang wanita mabuk menggoda sang pria untuk berhubungan dengannya. Pada akhirnya terjadi one night stand.

Tapi, tunggu dulu, kenapa situasinya jadi terbalik? Siapa wanita k*parat yang sudah menyelamatkannya. Apa wanita si*lan itu melecehkannya? Entahlah, dirinya tidak mengingat apapun.

Perlahan William duduk di atas tempat tidur foto Yesy masih menjadi wallpaper handphonenya. Satu-satunya wanita yang dicintainya dengan tulus. Air matanya mengalir jika Yesy mengetahui ini, wanita itu pasti akan kecewa padanya. Apa dirinya benar-benar sudah tidak perjaka lagi?

Hingga tiba-tiba, sebuah panggilan masuk mengejutkannya. Seseorang yang bernama Co menghubunginya. Bingung harus bagaimana lagi, Wiliam menenangkan diri kemudian mengangkat panggilan.

"Halo..." Baru saja mengatakan halo omelan terdengar dari seberang sana.

"Apa yang kamu lakukan!? Aku sudah menduga kamu memiliki penyimpangan! Tapi jangan terang-terangan melakukannya! Kamu dapat melakukannya diam-diam kan!? Sekarang foto-foto itu sudah beredar di internet! Dasar---" kata-kata sang manager terhenti.

"Siapa yang menggajimu?" pertanyaan Wiliam dengan nada dingin.

"Kamu, maaf bos," pemuda di seberang sana terkekeh.

"Sudah! Sekarang datang ke Royal Garden Hotel. Cari kamar nomor 607." Ucap William, menatap ke arah fruit basket yang berisikan kartu ucapan selamat datang dari Royal Garden Hotel dan nomor kamar.

*

Gerakan yang cepat pemuda itu memarkirkan mobilnya menatap cemas. Berjalan menuju resepsionis, kemudian menuju kamar 607. Apa yang dicemaskannya? Dirinya memerlukan beras dan sebongkah berlian untuk bertahan hidup. Jika karier William tamat, maka dirinya juga akan tamat.

Menghela napas berkali-kali menetralkan emosinya. Corrie adalah namanya, biasa dipanggil Co (Ko) membawa keripik singkong kesukaannya, memakannya dengan cepat. Memakai penampilan santai, pemuda materialistis itu segera mengetuk pintu di hadapannya, lengkap memakai kacamata menambah kesan elegannya.

Mengetuk pintu berkali-kali, bagaikan kerusuhan terjadi, hingga pintu tersebut dibuka oleh William.

"Hai... bagaimana mengatasi masalah ini?" pertanyaan lugu dari Co yang seharusnya memberi arahan pada artisnya.

"Kenapa bertanya padaku?" tanya Wiliam.

Seperti biasanya Corrie bertingkah ajaib lagi, masuk tanpa permisi kemudian menyalakan TV, memakan keripik singkong tanpa peduli apapun.

Wiliam menutup pintu dengan kasar menatap tajam ke arah managernya."Ini perbuatan Dewa. Bisa kamu membalasnya?"

Corrie menggeleng."Jika kamu memberiku tugas, aku akan melakukannya dengan baik."

"Bisa kamu menghancurkan karir Dewa?" tanyanya penasaran.

"Tidak..." jawaban dari sang manager.

"200 juta. Hancurkan kariernya!" tawaran Wiliam.

Senyuman terlihat di wajah Corrie. Temannya yang satu ini benar-benar royal."Deal! Beri aku waktu tiga bulan,"

William hanya dapat menghela napas kasar masih mengenakan jubah mandinya. Benar-benar tenang kala kariernya mungkin sedang ada di ujung tanduk. Pemuda yang saat duduk di samping managernya sambil memakan kripik singkong.

"Beberapa perusahaan meminta pengembalian pembayaran. Karena denda kontrakmu sebagai brand ambassador." Ucap Corrie.

"Nanti aku transfer." Kata-kata santai dari Wiliam. Hanya dapat mengunyah sambil menonton TV dengan sang manager.

"Bagaimana dengan Yesy?" tanya Corrie.

"Sudah ada Dominic (pacar Yesy) yang menemaninya. Sebagai seorang teman aku tidak dapat berbuat apapun," gumamnya menyandarkan diri di sofa.

"Dia bukan manusia! Dia itu ular! Bukan ular lintah! Kamu masih mengirim uang bulanan padanya?" tanya Corrie, dengan cepat Wiliam mengangguk.

"Namanya juga cinta, tidak berbalas tidak mengapa, hanya memberi tanpa menerima." Senyuman tulus di wajah Wiliam. Membuat Corrie ingin muntah rasanya.

"Sudahlah! Walaupun hujan badai menerpa aku harus tetap tegar!" kata-kata mutiara darinya.

Tapi apa benar? Selebriti yang memiliki skandal, kini memakai topi dan masker, berjalan melewati para wartawan. Saling dorong dan teriakan pun terdengar.

"Aku kecewa pada Wiliam!" teriak salah satu fansnya melempar telur padanya.

Pria itu hanya tertunduk sampai pada akhirnya memasuki mobil hitam. Tubuhnya berlumuran telur, menghela napas berkali-kali, sambil mengelap tubuhnya menggunakan tissue.

Pemuda itu terdiam memikirkan bagaimana sebaiknya untuk balas dendam pada Dewa. Tapi apa bisa?

*

Dalam sebuah gudang kosong yang cukup besar seorang wanita duduk di kursi dengan ukiran naga bagaikan seorang kaisar. Dua orang bodyguard ada di sampingnya. Sedangkan pengawal-pengawal lain ada di sekitar gedung terbengkalai itu.

"Kenapa membawaku kemari!?" teriak Dewa murka, diseret oleh dua orang bersenjata.

Bug!

Dirinya dipaksa duduk, kepalanya ditodongkan senjata. Begitu juga dengan tiga orang lainnya. Ada kekasih Dewa yang merupakan putri sulung pemilik perusahaan minuman, serta dua orang pria kekar dengan penyimpangan selera. Lebih memilih bermain pedang-pedangan. Padahal ini masa perdamaian.

"Kamu siapa!?" bentak Dewa menatap ke arah Giovani.

"Aku? Sudah aku bilang, aku adalah ratu iblis," jawabnya gadis berparas menawan itu. Memakai dress hitam yang berbeda dari kemarin, terlihat angkuh memainkan senjata api memutar-mutarnya iseng.

"A...apa maumu?" tanya Dewa geram.

"Wiliam, kalian yang berani menantang ku dengan membuatnya menjadi tidak normal! Lalu bagaimana aku punya anak nanti jika suamiku tidak normal!" bentak Giovani tiba-tiba, membuat Dewa mengenyitkan keningnya.

"Su...suami?" tanya Dewa memastikan.

"Iya! Aku adalah calon istri masa depan Wiliam! Kenapa!? Mau protes!?" tanya Giovani mengarahkan senjatanya pada kepala Dewa.

"Ti... tidak..." jawabnya terbata-bata.

"Budak cinta..." batin Shine, menatap jenuh pada majikannya. Semua jadwal yang sudah disusunnya untuk Giovani hancur sudah hanya karena ingin membalas yang dilakukan Dewa.

CEO, sekaligus pemilik Sandayu Group itulah Giovani. Semua serba sempurna, cantik, pintar di bidang bisnis maupun seni, yang paling mengagumkan kemapuan bela diri dan berbakat sebagai penembak jitu.

Tapi apa yang kurang darinya? Setiap manusia pasti punya kelemahan bukan? Prilaku anehnya pada seorang selebriti bernama Wiliam. Tidak dekat tapi mengawasinya diam-diam dari jauh. Mengetahui pemuda itu menyukai seorang wanita bernama Yesy. Segalanya sudah diketahui olehnya termasuk Yesy yang sebulan lalu menjalin hubungan dengan pengusaha muda.

Karena itulah ini kesempatannya bukan? Menunjukkan dirinya di hadapan Wiliam? Apa Wiliam akan mencintainya? Entahlah.

Wanita yang memiliki aura keangkuhan tingkat tinggi bagaikan seorang kaisar.

"Apa yang kalian lakukan pada Wiliam, aku akan mengembalikannya. Bagaimana jika kalian berempat berhubungan sampai puas?" tanya Giovani, penuh senyuman.

"Ti... tidak kami. Ayahku akan..." kata-kata kekasih Dewa terhenti. Seorang wanita yang merupakan Putri sulung pemilik perusahaan minuman.

Brak!

Giovani bangkit menendang tubuhnya hingga tersungkur di lantai."Hanya perusahaan kecil, apa yang perlu dibanggakan. Lakukan sekarang, berempat. Pengawalku akan merekamnya."

"Kamu siapa!?" bentak Dewa.

"Giovani, dari Sandayu group. Kenapa? Mau pedangmu aku potong?" tanya wanita itu meraih pisau buah, kemudian memakan buah apel.

Harus Sadar

Sandayu Group? Nama perusahaan yang membuat Dewa menelan ludahnya sendiri. Menghela napas berkali-kali.

"Dia cuma artis pendatang baru! Tidak pantas untuk---" Kata-kata Dewa dipotong. Wanita itu tersenyum menatap tajam padanya.

"Tau apa kamu antara pantas dan tidak," geramnya dengan wajah tersenyum.

"Cekoki mereka berempat dengan obat. Kemudian kunci gudang ini," perintah darinya melangkah pergi.

"Tunggu jangan! Tolong!" pinta putri sulung perusahaan minuman tersebut.

"Seharusnya kalian berterimakasih karena aku tidak merekamnya," senyuman terlihat di wajah Giovani, tidak berbalik sama sekali. Meninggalkan para pengawalnya yang mencekoki mereka berempat menggunakan obat. Segera pergi meninggalkan keempat orang dalam gudang.

Terserah apa yang akan mereka lakukan. Ingin bermain wajar, atau bermain pedang-pedangan.

Wajah Giovani tersenyum cerah tidak seperti biasanya. Sedangkan Shine sang asisten hanya dapat menghela napas kasar mengetahui tingkah aneh majikannya.

Pria berpostur tubuh tegap sedikit kaku. Hal yang paling dibencinya adalah William. Mengapa? Setiap kali pemuda itu konser Giovani akan ada di barisan paling depan membawanya. Bersorak bagaikan anak SMU, membawa atribut berupa lampu panjang berwarna bahkan kaos bergambar William. Tentu saja dirinya harus mengikutinya.

Satu lagi beberapa kali jadwal Giovani berantakan hanya karena makhluk bernama Wiliam.

"Bucin si*ln!" batinnya tetap tersenyum pada Giovani.

Hingga mobil berhenti di sebuah gedung perusahaan yang cukup besar. Seorang karyawati membukakan pintu, lebih tepatnya Liliana, sekretaris Giovani.

Wanita itu segera memakai earphonenya, berjalan memasuki gedung pencakar langit di hadapannya.

"Nona ada jadwal bertemu dengan tuan Johnson malam ini. Ini data laporan yang dikirimkannya." Ucap Liliana mengikuti langkah Giovani.

Wanita itu meraihnya, namun bibirnya terlihat menghubungi seseorang menggunakan bahasa asing.

Kaki jenjang yang indah, kontras dengan dress hitam yang dipakainya. Semua orang yang berpapasan memberi hormat padanya. Pemilik sekaligus CEO perusahaan Sandayu Group. Perusahaan keluarga yang sempat terpuruk akibat kematian ayah dan ibu Giovani. Selama Giovani kuliah di luar negeri jabatan pimpinan perusahaan sempat jatuh ke tangan pamannya. Tapi hanya dalam setahun perusahaan kacau balau, meninggalkan hutang, sang paman melarikan diri ke luar negeri.

Baru setelah Giovani kembali perusahaan yang hampir runtuh kembali berjaya, bahkan berkembang pesat.

"Adakan rapat direksi untuk mengambil keputusan tentang perusahaan penerbangan Fly Efect Air. Kita akan mengambil alih atau tidak. Ajukan dalam dua jam!" perintah darinya pada Liliana.

"Baik nona..." Sang sekretaris bergerak cepat memakai earphonenya menghubungi departemen lain. Sedangkan dirinya juga melangkah ke departemen pemasaran dan keuangan.

Bergerak cepat, sudah terbiasa dalam hidupnya. Pintu ruangan dibukakan Shine, pemuda itu mulai menyiapkan dokumen. Sedangkan Giovani terlihat fokus dengan data-data yang dikirimkan Fly Efect Air.

Mengembangkan bisnisnya mencari celah keuntungan yang dilakukannya.

*

Bug!

Pintu ruang rapat dibuka, Giovani memasuki ruangan, wanita dengan mini dress berwarna hitam duduk di kursi kebesarannya. Sekitar 40 orang petinggi perusahaan, termasuk dari cabang Sandayu Group memberi hormat padanya, termasuk diantaranya orang-orang yang jauh lebih tua.

Matanya menatap ke arah proyektor keuntungan dan kerugian dijabarkan oleh direktur pemasaran. Slide yang hanya disiapkan oleh timnya dalam waktu 2 jam.

Satu persatu dari mereka maju, hingga pada akhirnya keputusan diambil olehnya. Wanita yang mengenyitkan keningnya.

"Hubungi perusahaan travel, dan beberapa situs online. Dalam waktu seminggu jika sudah memiliki jaringan pemasaran, kita ambil alih. Jika tidak percuma aku menggaji kalian..." Kata-kata dingin darinya melangkah pergi diikuti Shine.

Bug!

Setelah tiga jam pintu ruang rapat itu ditutup pada akhirnya. Semua orang yang ada di ruangan menghela napas. Bagaimana rasanya memiliki atasan iblis betina? Itulah situasi yang mereka hadapi saat ini.

"Seminggu! Apa dia sudah gila!?" bentak direktur pemasaran hanya berani bicara di belakang.

"Suamiku berselingkuh, aku sedang mengurus perceraian. Sementara minggu ini harus lembur. Wanita kep*rat!" umpat seorang wanita dengan name tag manager.

"Lagipula walaupun kita menjadi botak, bonus akhir tahun kita selalu besar kan? Jangan protes, kalau bekerja terlalu santai, perusahaan akan bangkrut seperti dulu. Kamu akan jadi janda perlu banyak uang untuk sekolah anak..." celetuk seorang direktur dengan lingkaran hitam di bawah kelopak matanya.

Tapi jangan ditanya, bonusnya yang paling besar diantara mereka semua. Orang-orang yang hanya dapat menghela napas mereka, meninggalkan ruangan.

Entah orang gila mana yang akan menjadi suami Giovani nantinya.

*

Sementara Yesy menghela napas kasar menatap pemberitaan tentang William. Karier William tamat, maka pemuda itu juga akan jatuh miskin. Untuk apa berteman dengan orang miskin bukan?

Dirinya saat ini tengah memakai jubah mandi, memeluk kekasihnya Dominic dari belakang. Seorang pria yang katanya memiliki beberapa perusahaan di luar negeri. Ini baru katanya.

Pria itu berbalik."Sayang," ucapnya tersenyum, membelai pipi Yesy.

Apa yang tidak dimilikinya? Sebuah rumah yang cukup besar di daerah strategis dibelikan Wiliam, asuransi kesehatan, aset berupa sebuah minimarket, mobil dan pelayan yang menerima gaji dari William.

"Kita akan menikah. Aku akan mengatakannya pada William." Ucap Yesy tersenyum pada Dominic.

"Apa kakak angkatmu itu tidak marah? Bukannya dia menyukaimu?" tanya Dominic, mengecup bibirnya.

"Tidak, kami tidak memiliki hubungan darah, lagipula apa pedulinya. Paling juga menghentikan uang untukku. Kariernya akan segera tamat, aku tidak ingin dia menumpang hidup dari minimarket milikku." Jawab Yesy mengalungkan tangannya pada leher Dominic.

Ini sudah biasa mereka lakukan, hanya dalam beberapa menit tubuh wanita itu sudah jatuh ke atas tempat tidur. Meremat seprei, kala tubuhnya diguncang dan dicumbui.

Memilih antara selebriti atau pengusaha? Tentu saja pengusaha lebih menjanjikan, walaupun wajah William lebih rupawan. Tapi tetap saja hanya seorang selebriti yang memiliki karier terbatas. Kala wajah itu menua, atau memiliki skandal maka kariernya akan tamat.

*

Malam semakin menjelang, walaupun tidak yakin seseorang bernama Giovani itu sudah merebut keperjakaannya tapi dirinya harus menyatakan cinta pada Yesy Ardinata. Wanita yang telah menyelamatkan hidupnya.

Mati-matian dirinya mengejar Yesy mungkin inilah saatnya menyatakan perasaannya. Jika kali ini ditolak maka tidaklah mengapa, dirinya masih memiliki kesempatan di hari esok.

Benar-benar antusias pemuda konyol yang satu ini. Beberapa cup mie instan berjejer di atas meja telah selesai disantapnya.

Seperti biasanya, Corrie hanya dapat menghela napas kasar."Kalau sedih makan mu selalu banyak ya! Setelah ini diet! Olahraga agar perut kotak-kotakmu tidak kendor!" omelnya.

"Tenang saja, walaupun perut kotak-kotakku kendor masih ada Yesy yang akan menikah denganku." William tersenyum tidak berdosa. Terlihat benar-benar polos.

Aneh bukan? Dua orang yang bagaikan tidak peduli dengan kesulitan finansial yang akan mereka alami.

"Selain tampang dan suara kamu punya apa?" Geram Corrie mengomel.

"Aku punya kamu. Doakan aku, aku mau berkencan. Yesy mengajak bertemu," Ucap William melangkah pergi, mengenakan kacamata hitam, topi dan masker.

"Aku doakan matamu terbuka dan ada perempuan gila yang melamarmu! Memaksamu menikah!" teriak Corrie benar-benar geram pada Yesy.

*

Sebuah restauran bergaya Eropa, pemuda itu tersenyum-senyum sendiri setelah membuka maskernya. Duduk menunggu kedatangan seorang wanita.

Tidak menyadari bahaya mengintainya, seorang wanita yang juga kebetulan berada di sana. Kala ada partner bisnis yang ingin menemuinya. Wanita yang tersenyum miring bagaikan ingin menerkam William saat ini juga.

"Giovani sadar! Sadar! Baca kontraknya," Ucap Shine menghela napas berkali-kali. Harus banyak-banyak bersabar dan mengalah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!