NovelToon NovelToon

Love In High School

Kesiangan

Sela nama panggilan seorang gadis cantik yang ceria dan memiliki mimpi untuk menjadi seorang atlet jarak jauh atau maraton mengikuti jejak ayahnya saat muda.

Olahraga adalah hal yang paling dia sukai dan dia tidak pernah meninggalkan satu kali pun pembelajaran olahraga di sekolahnya, rasa cintanya dengan olahraga membuat dia tumbuh menjadi gadis yang sangat aktif dan sehat, memiliki dua sahabat sejak sekolah dasar hingga mereka duduk di bangku SMA membuat seorang Sela selalu terlihat ceria dan berseri-seri disetiap waktu.

Kiko sahabat laki-laki Sela sejak dia duduk di bangku kelas satu SD, awal mula Kiko bisa menjadi sahabat Sela karena saat awal pertama musim panas dimana mereka untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di tingkat sekolah dasar dan tidak memiliki teman satu sama lain, saat itu Kiko adalah anak laki-laki yang cengeng dan dia sangat tertutup dengan semua orang.

Sehingga karakternya tersebut menjadi penyebab dia mendapatkan perlakuan buruk dari anak laki-laki lainnya di kelas tersebut, Kiko yang selalu di bully dan diledeki oleh teman yang lain dan selalu menangis di kamar mandi setiap kali jam istirahat membuat seorang Sela kesal melihatnya dan dia merasa kasihan.

Sela yang pemberani dia langsung melabrak anak laki-laki pembully Kiko dan menghajarnya mereka hanya dengan satu pukulan pada masing-masing wajah mereka sampai mereka menangis dan melaporkan perbuatan Sela kepada guru, meski Sela mendapatkan hukuman dari guru tetapi dia senang karena anak laki-laki itu tidak lagi membully Kiko, sampai akhirnya Kiko mendekati Sela karena dia pikir dirinya akan aman ketika berada di dekat seorang Sela.

Meski awalnya Sela tidak mau menerima Kiko yang lemah sebagai temannya namun karena Kiko terus memberikan dia banyak makanan setiap hari, Sela pun luluh dan menerima Kiko sebagai temannya hingga mereka semakin dekat dan menjadi sahabat hingga bersekolah di tempat dan duduk di dalam kelas yang sama dalam setiap tahunnya.

Sedangkan Anet dia adalah gadis yang cukup pintar selain itu terlahir dari keluarga kaya raya membuat Anet bisa mendapatkan apapun dengan mudah sesuai kehendaknya sehingga Sela sengaja mendekatinya karena melihat Anet yang cantik dan modis, sampai akhirnya mereka juga menjadi sahabat sejati sedekat saat ini.

*****

Pagi ini Sela bangun kesiangan karena dia lupa tidak menyalakan alarm ponselnya, hingga ketika dia bangun wajahnya membeku dalam beberapa detik lalu dia langsung terperanjat dari kasurnya dan berlari ke kamar mandi sambil berteriak sangat kencang.

"Aaaarrkkkk.....aku kesiangan, aduhh sial!" Teriak Seli tidak karuan.

Dia langsung melempar selimutnya ke sembarangan arah dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan dia hanya memiliki sedikit waktu sekarang, padahal ini adalah hari pertama dia masuk sekolah di salah satu sekolah menengah atas yang cukup terkenal, karena tidak memiliki banyak waktu Sela akhirnya hanya bisa menggosok gigi dan mencuci wajahnya saja, dengan rambut berantakan dan memakai sepatu sambil berjalan Sela terus berlari keluar dari rumah neneknya dan mengambil sarapan di meja sambil berteriak.

"Nenekk....aku berangkat," teriak Sela sangat kencang sambil mengambil satu potong roti di atas meja yang sudah di siapkan oleh sang nenek sebelumnya.

"Ehh....dasar kamu anak nakal, kenapa pergi berpamitan seperti itu, awas kau!" Balas sang nenek meneriaki Sela.

Dia tidak memperdulikan itu karena terlalu panik sebab kesiangan untuk menuju sekolahnya di hari pertama setelah liburan kenaikan kelas, yah hari ini Sela bisa naik kelas ke kelas dua belas dan masih belum menunjukkan apapun dalam prestasi di sekolahnya, dia berlari sangat kencang untuk pergi mengejar bus yang hampir saja dia lewatkan.

"A....a..ahh....tunggu pak....tunggu aku masih belum naik!" Teriak Sela yang melambaikan tangan sambil berlari mengejar bus yang akan dia naiki.

Akhirnya bus itu berhenti dan dia bisa segera naik lalu duduk di salah satu kursi yang masih kosong, hingga sesampainya di depan gerbang sekolah Sela benar-benar kesiangan dan guru sudah menjaga di depan gerbang dengan membawa sebuah tongkat panjang di tangannya lalu menepuk bagian belakang setiap siswa yang kesiangan di hari pertama ini, tidak hanya itu beberapa siswa lainnya juga terlihat berdiri di samping gerbang dengan mengangkat kaki dan menaruh kedua tangannya di atas kepala sebagai hukuman mereka.

"Aduhh....gawat nih, bagaimana caranya aku bisa masuk tanpa ketahuan pak guru yang?" Gerutu Sela dengan pemikiran liarnya.

Dia mulai melihat ke arah benteng samping sekolah hingga muncul ide dalam kepalanya untuk memanjat benteng yang cukup tinggi itu, dia pun berlari ke sana dan langsung melempar tas sekolahnya ke bawah yang ternyata disana sudah ada sahabatnya Kiko yang berhasil menangkap tas sekolah milik Sela.

"Ahh.. Kiko bagus, kau datang di waktu yang tepat, cepat bawa tas sekolahku ke kelas cepat sana pergi sebelum pak guru melihat aku meloncat dari sini!" Ucap Sela mendesak Kiko,

"Tapi Sela, bagaimana denganmu apa kamu bisa turun sendiri?" Tanya Kiko yang mengkhawatirkan Sela,

"Tidak masalah, aku kuat dan punya kaki yang besar, sudah sana pergi aishhh kau ini keras kepala sekali!" Balas Sela yang sudah sedikit kesal.

Karena terus di desak oleh Sela Kiko pun segera menurutinya dan dia langsung pergi ke dalam kelas lebih dulu meninggalkan Sela yang tengah kesulitan berusaha untuk mulai loncat dari atas benteng tersebut, hingga akhirnya dia berhasil melompat dari sana namun tersungkur ke tanah dan memegangi kakinya yang sakit sebab menginjak batu cukup keras.

"Duk.....aduh sial, siapa yang menaruh batu disini sih, aaahhh kakiku jadi ngilu" ringis Sela sambil memegangi kakinya yang sakit dan dia segera berdiri dengan perlahan.

Dia mulai berjalan mengendap-endap dan melihat pak guru yang masih memeriksa siswa lain yang juga kesiangan disana, Sela pikir dia sudah aman sehingga dia langsung berjalan santai hendak masuk ke dalam lingkungan sekolah namun ternyata pak guru melihatnya dan langsung berteriak memanggil namanya menghentikan dia.

"Eeettt....berhenti kau Sela!" Teriak pak guru kepadanya.

Sela langsung berdiri mematung dan menghentikan langkahnya dia mulai merasa sedikit cemas namun tetap berusaha untuk terlihat santai, Sela mulai berbalik menghadap pak guru dengan wajah yang ceria dan memasang senyum yang lebar di wajahnya.

"Hallo pak, selamat pagi, ada apa bapak memanggilku?" Tanya dia tanpa rasa ragu sedikitpun.

Pak guru tidak langsung menjawabnya beliylangsung berjalan mengelilingi Sela dan dia memeriksa tubuh Sela dari atas hingga bawah.

"Heh! Dimana tas sekolahmu? Apa kau meloncat dari atas dinding sekolah lagi yah?" Tanya pak guru itu mencurigai,

"Ehh....tidak pak, jangan salah sangka dulu kepadaku, aku sudah datang ke sekolah bahkan sebelum bapak datang, tas ku tentu saja sudah ada di dalam kelas" ucapku dengan santai dan tenang karena memang tas sekolahku pasti sudah di simpan oleh Kiko kesana.

Saat itu pak guru terlihat meragukan jawaban dari Sela dan kebetulan sekali di saat yang tepat Anet sahabat wanita Sela baru saja lewat dari arah gudang dengan membawa perlengkapan pembersih, dan pak guru dengan cepat menghentikannya lalu menyuruh Anet untuk membawakan tas milik Sela yang ada di dalam kelas.

"E..eh... Anet kemari kau, kebetulan sekali kau ada disini" ucap pak guru pada Anet,

"Iya ada apa memanggilku pak?" Balas Anet dengan menaikkan kedua alisnya yang kaget melihat Sela tertahan pak guru.

Dia kira saat itu Sela sudah terkena hukuman lagi seperti biasanya namun di saat pak guru menyuruh dia untuk membawakan tas sekolah milik Sela di kelas, Anet sudah tahu apa yang dilakukan oleh Sela sebenarnya.

Hukuman

Anet berjalan mendekati Sela dan mulai berbisik kepadanya.

"Syutt.... Sela apa lagi yang kau perbuat sekarang?" Tanya Anet berbisik pelan.

Mereka terus saling berbisik sampai lupa bahwa disana masih ada pak guru yang memantau mereka berdua, akhirnya pak guru pun membentak Anet dan Sela karena malah sibuk saling berbisik satu sama lain di hadapannya seperti itu.

"Hei.... Kalian berdua ini sangat tidak sopan, sudah ambil tas sekolahmu yang kau bilang ada di dalam kelas itu, cepat!" Bentak pak guru kepada Sela dan Anet.

"I..iya pak, kita akan ambil sekarang memang tas itu ada di dalam kelas" balas Sela dengan penuh percaya diri.

Mereka berdua pergi ke kelas dan untungnya tas Sela memang ada disana dia langsung mengambilnya dan memperlihatkan pada pak guru bahwa tas miliknya memang sudah berada di kelas itu juga menunjukkan bahwa dirinya tidak kesiangan dan tidak memanjat benteng sekolah lagi, Sela pikir setelah dia memberikan lihat pada pak guru bahwa tasnya ada pada dirinya, itu akan membuat dia lolos dari hukuman namun ternyata dugaannya salah besar kali ini, sebab ternyata pak guru diam-diam sudah memasang cctv di tempat itu dan dia memperlihatkan rekaman cctv dimana Sela meloncat dari dinding benteng sekolah tersebut.

"Pak....ini tas ku, aku kan sudah bilang aku tidak memanjatnya kali ini" balas Sela dengan percaya diri dan santai,

"Oh...bagus kalau begitu tapi coba kau lihat kemari, siapa wanita yang memanjat di dalam video itu?" Balas pak guru sambil memperlihatkan rekaman video dari ponselnya.

Seketika Sela pun langsung tersentak kaget dan dia membelalakkan matanya terbuka, tidak menduga jika ternyata pak guru bisa mengetahui perbuatannya itu, padahal dia sudah berusaha melakukannya dengan sangat hati-hati.

"Aishhh.... Sial, sejak kapan pak guru memasang cctv disana kenapa aku juga tidak melihatnya" gerutu Sela sambil menggaruk belakang kepalanya.

Dia sekarang tidak bisa mengelak lagi dan hanya tersenyum kecil kepada pak guru lalu langsung meminta maaf mengakui semua kesalahannya itu.

"Aaahhh.....itu....maaf...maafkan aku pak, aku sungguh tidak sengaja aku janji tidak akan mengulanginya lagi, tolong maafkan aku" ucap Sela sambil langsung menunduk meminta maaf.

Begitu pula dengan Anet yang tiba-tiba saja ikut-ikutan meminta maaf meski dia tidak salah.

"Tolong maafkan Sela pak, dia pasti miliki alasan kenapa dia kesiangan, itu tidak akan terjadi lagi lain kali tolong maafkan dia" tambah Anet yang ikutan meminta maaf pada pak guru,

"Aaahhh....tidak bisa dia sudah bersekolah disini selama dua tahun lamanya dan selama itu dia sering sekali kesiangan, dia juga selalu membohongiku dengan berbagai macam ide yang ada di kepalanya itu, kali ini kau tidak akan bapak biarkan lolos begitu saja, Sela ayo diam dan berdiri di sana dengan mengangkat satu batu bata diatas kepalamu dan angkat satu kakimu itu, cepat!" Teriak pak guru memberikan hukuman,

"Pak...ayolah yang lain juga kesiangan tapi mereka hanya berdiri sambil mengangkat tangan saja, kenapa aku harus sambil membawa batu bata sialan itu?" Ujar Sela yang protes,

"Aishh....kau belum mengerti juga seberapa besar kesalahanmu padaku hah! Ayo tambah dia batu bata!" Bentak pak guru yang justru malah menambah hukumannya,

"Aahhh....pak ayolah aku hanya kesiangan, tolong jangan menghukumku seperti ini, aku sangat berat sekali harus membawa tiga batu bata sekaligus diatas kepalaku" ujar Sela yang meminta belas kasihan lagi,

"Apa kau mau bapak tambah lagi batu batanya hah?" Balas pak guru yang justru mengancam untuk menambah hukumannya lagi.

Sela pun menyerah dan dia hanya bisa menghembuskan nafas lesu menerima hukuman yang dia terima, tidak lama saat Sela tengah menerima hukuman itu seorang siswa pria yang memakai sebuah topi berwarna hitam juga semua pakaian serba hitam masuk ke dalam gerbang sekolah begitu santai dan melewati pak guru yang masih sibuk mengomeliku.

"Ayo berdiri yang tegak apa kau ini seorang kue, lembek sekali!" Ucap pak guru kepada Sela,

"Iya....iya.. pak, kak tidak merasakan betapa beratnya batu bata ini" balas Sela menggerutu kesal.

Saat itu Sela melihat pria tersebut bisa lolos melewati pak guru begitu saja sehingga dia langsung berteriak menyuruh pak guru menghentikan pria yang wajahnya tertutup oleh topi hitam itu.

"Eh..eh...eh.. tunggu! Pak kau lihat kesana bagaimana kau bisa meloloskan orang itu?" Ucap Sela protes lagi.

Pak guru langsung memanggil pria tersebut dan membuat dia langsung berjalan mendekati pak guru namun dia sama sekali tidak memperlihatkan wajahnya bahkan disaat pak guru berusaha untuk menunduk melihat wajahnya tersebut.

"Hey....kau anak muda kemari!" Panggil pak guru pada pria berpakaian hitam itu,

"Kenapa kau tidak memakai seragam sekolah dan kenapa kesiangan?" Tanya pak guru kepadanya,

"Maaf pak saya murid baru di sekolah ini dan saya harus segera ke ruangan guru" balas pria itu dengan nada yang datar dan terlihat begitu santai, suaranya juga terdengar sangat pelan bahkan aku hampir tidak bisa mendengar ucapannya dengan benar.

"Heh....bicara yang keras apa kau ini bisu yah?" Ucap Sela yang merasa geram karena tidak bisa mendengar suara pria tersebut,

Pak guru langsung berbalik pada Sela dan menepuk pinggulnya dengan tongkat sambil menyuruhnya untuk diam.

"Heh, diam kau berdirilah yang benar!" Kata pak guru sambil melemparkan tatapan tajam ke arahnya.

Sela pun hanya bisa cemberut melihat pak guru yang sudah terlihat pilih kasih dengan murid baru tersebut.

"Ahhhh....kamu murid baru yang pindahan dari luar negeri itu yah? Eummm siapa namamu itu....." ucap pak guru terlihat berusaha mengingat-ingat nama pria tersebut.

"Namaku Akira" balas pria itu dengan datar.

Walau murid baru itu terlihat aneh dan pendiam, bahkan dia terus menunduk menyembunyikan kepalanya itu disaat pak guru mengajaknya berbicara, namun pak guru sendiri tidak merasa kesal ataupun marah kepada pria itu dia justru malah terlihat begitu ramah dan bersahabat dengannya, berbeda sekali dengan cara bicara pak guru kepada Sela yang kasar dan selalu memarahinya.

"Ahaha.... Iya kau Akira yah, ayo biar bapak antarkan kamu ke ruang guru, apakah kamu sudah lama tinggal di luar negeri yah, aahhh bapak sangat ingin mengenal ketua pimpinan bisakah kamu mengenalkan bapak pada ibumu itu" ucap pak guru yang langsung pergi menuntun dia ke ruang guru.

Sedangkan Sela di tinggalkan begitu saja masih dalam hukumannya, Sela pun langsung kembali menurunkan batu bata yang dia angkat sedari tadi lalu dia lemparkan ke samping dinding sekolah tersebut dan langsung menepuk kedua tangannya yang kotor lalu dia segera masuk ke dalam gedung sekolah sambil menggerutu kesal dan mengalungkan tas sekolah miliknya yang berwarna hijau.

Sela memang sangat menyukai warna hijau, dimana dia selalu memakai tas berwarna hijau miliknya itu kemanapun dia pergi, dan dia juga hanya memiliki satu tas sekolah yang selalu dia pakai sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.

Sela memang tipikal anak yang irit dan dia sedikit tomboi karena hidup di besarkan oleh neneknya sedangkan ibunya sudah menikah lagi dan dia terpisahkan memilih untuk tidak tinggal bersama sang ibu karena ibunya tidak menyetujui mimpi Sela untuk menjadi seorang atlet lari maraton.

Anet dan Kiko

Sela menggerutu kesal karena pak guru meninggalkan dia begitu saja, namun disisi lain dia juga merasa senang dan beruntung karena dengan perginya pak guru dia bisa terbebas dari hukuman dan langsung saja masuk berlari ke dalam gedung sekolah hingga dia masuk ke dalam kelas dan duduk di mejanya.

"Aahhhh.... Tanganku aduhh... Ini sangat pegal sekali" gerutu Sela sambil memegangi kedua bahunya yang terasa sangat pegal.

Dia juga memijat tangannya bergantian sendiri, karena sudah mengangkat batu bada dengan sebelah kaki yang harus dia angkat dalam waktu yang cukup lama, sampai tidak lama ketika Sela tengah duduk di kursinya masuklah kedua sahabatnya Anet dan Kiko yang berlari kecil sambil bercanda satu sama lain dengan gelak tawa yang membuat Sela kesal mendengar suara mereka berdua yang cukup mengganggu telinganya karena saat ini dia tengah di penuhi kekesalan.

"Ahaha..... Kiko kau lucu sekali dengan pakaian basket barumu itu ahaha" ujar Anet menertawakan Kiko,

"Apa kau bilang? Hey Anet kemari kau aku tidak akan melepaskanmu!" Teriak Kiko sambil terus berlari mengejar Anet yang saat itu justru malah menghampiri meja Sela.

Mereka berlari mengelilingi meja Sela dan membuat Sela yang tengah kesal semakin murka, dia langsung menepuk mejanya dengan sangat keras sambil berdiri membuat Anet dan Kiko yang saat itu tengah bertengkar kecil langsung terdiam mematung dan kaget.

"Brakk..." Suara gebrakan meja yang di gebrak oleh Sela dengan keras,

"Astaga!.... Sela ada apa denganmu, apa kau sedang darah tinggi yah?" Tanya Kiko sambil merangkul pundak Sela,

"Aishh.... Lepaskan tangan sialanmu itu dariku, kalian berdua ini membuat aku semakin pusing saja, ayo cepat sekarang pijat kedua tanganku!" Bentak Sela memperindah dengan keras.

Anet dan Kiko saling tatapa satu sama lain dan mereka merasa heran melihat tingkah Sela yang tiba-tiba saja memarahi mereka dan menyuruh mereka untuk memijat kedua tangannya.

"Sela ada apa denganmu kenapa kamu harus memijat tanganmu itu?" Tanya Kiko lagi yang masih belum mengerti.

Sela langsung menatapnya dengan tajam dan dia melemparkan sebuah ancaman kepada Ciko yang membuat mereka berdua langsung saja menuruti perintah Sela dan segera memijat tangan Sela saat itu juga.

"Hey.... Apa kau mau foto masa kecilmu yang gendut seperti gentong minyak itu aku sebarkan di sekolah? Ayo lakukan saja, aku sedang emosi sekarang!" Ucap Sela membuat Kiko langsung menurutinya tanpa banyak bertanya lagi.

"A...ah.... Iya iya baik bos Sela aku akan memijat tanganmu dengan sangat baik, mari-mari kau duduklah dengan tenang dan atur nafasmu untuk meredakan emosi di dalam dirimu" ujar Kiko sambil menelan kedua bahu Sela dan membuatnya kembali duduk.

Lalu dia mulai memijat tangan Sela yang sebelah kiri sedangkan Anet memijat tangan Sela yang sebelah kanan, mereka berdua menatap bingung dan heran karena sedari tadi terus melihat wajah Sela yang cemberut dan dia terus mengerutkan kedua alisnya seperti tengah marah besar pagi ini.

"Emm.... Sela apa kau marah karena hukuman dari pak guru sebelumnya?" Tanya Anet mencari tahu lebih dulu pada Sela,

"Iya! Aku marah dan kesal, kau lihat bagaimana mungkin anak baru itu bisa masuk ke dalam kelas dengan mudah bahkan dia diantar oleh pak guru begitu saja ke dalam sedangkan aku di biarkan dengan hukuman yang tidak tahu akan sampai kapan, untung saja aku langsung pergi kemari jika tidak saat ini aku sudah mati dengan kaki yang pegal sebelah" balas Sela masih dengan emosi di wajahnya,

Kiko yang barus mengetahui tentang itu dia langsung merasa penasaran dan menanyakannya kepada Sela dengan antusias, sedangkan Sela justru sedang tidak ingin membahas hal menyebalkan itu lagi sehingga malah Kiko yang mendapatkan semprotan amarah dari Sela.

"Ehh.... Kenapa kalian tidak bilang padaku jika kalian bertemu anak baru, kira-kira dia akan masuk ke kelas mana? Apa dia akan masuk ke kelas kita, apa dia perempuan cantik?" Tanya Kiko yang membuat Sela semakin naik darah di buatnya.

"KIKO!... Kau benar-benar menantangku yah, kemari kau...." Ucap Sela membentak dan dia langsung saja menjewer telinga Kiko dengan keras hingga Kiko memohon ampun kepadanya.

"Aududuhhh...aaaw...Sela lepaskan telingaku aahhh ini sangat sakit, telingaku bisa copot jika kau terus menariknya aaaaahhh" ringis Kiko sambil memegangi tangan Sela yang menjewer telinganya keatas.

Anet yang memang menyukai Kiko dia langsung memohon kepada Sela dan meminta dia untuk memberikan ampunan kepada Kiko atas ucapannya tersebut.

"Sela... Hentikan itu, maafkan saja Kiko dia kan tidak tahu apapun, aduhhh telinganya sudah merah, Sela lepaskan dia atau aku tidak akan memberimu traktir gratis hari ini" ujar Anet yang berhasil membuat Sela melepaskan jeweran di telinga Kiko.

"CK.... Beruntung kau memiliki wanita cantik seperti Anet yang baik hati, jika bukan karenanya aku tidak akan memberikanmu ampunan!" Ujar Sela sambil kembali duduk dan melipat kedua tangannya di dada.

Sedangkan Kiko langsung saja meringis dan bersikap manja pada Anet di tambah Anet juga langsung menanggapi dia dan mengusap telinganya yang memerah tersebut, mereka berdua memang sangat dekat dan mereka bertiga sudah bersama sejak duduk di bangku sekolah dasar, sehingga tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka, semangat Sela selalu menjadi gadis yang ceroboh, pemberani juga pecicilan.

Bahkan dia lebih mirip seperti seorang pria di bandingkan seorang wanita karena dia tidak pernah memakai rok saat ke sekolah dan selalu menggunakan celana panjang di dalam rok mininya tersebut sehingga membuat dia banyak di bicarakan oleh para guru dan siswa lainnya karena di nilai tidak mengikuti peraturan sekolah dan salah satu siswi yang sering bolos kelas matematika.

Mata pelajaran yang paling di sukai ya adalah mata pelajaran olah raga sedangkan mata pelajaran yang jarang sekali dia hadiri adalah matematika, sedangkan mata pelajaran yang paling dia benci adalah sejarah, dimana guru sejarah adalah guru kedisiplinan di sekolah ini yang selalu memberikan dia hukuman karena terlambat masuk sekolah di pagi hari ataupun tidak memakai seragam dengan benar.

Yah guru sejarah tersebut adalah pak guru Joy seorang guru yang usianya masih tiga puluh tahunan dan dia belum menikah di usianya saat itu, dia terkenal dengan kedisiplinan nya saat mengajar dan semua siswa takut dengannya, dimana dia berjalan disitulah semua murid akan membubarkan diri termasuk Sela yang akan langsung bersembunyi tiap kali bertemu dengan pak guru Joy.

Namun sepertinya hari ini bukanlah hari keberuntungan baginya karena dia mendapatkan hukuman dari pak guru Joy sekaligus saat masuk ke dalam kelas tidak lama pak guru Joy masuk bersama seorang siswa baru yang aku sudah pernah lihat di gerbang depan beberapa saat yang lalu.

"E...eh... Kenapa pak guru Joy masuk ke dalam kelas kita? Bukankah dia hanya mengajar kelas satu saja yah?" Tanya Kiko kepadaku dengan berbisik pelan,

"Diam.... Palingan juga dia hanya akan berpidato atau memperkenalkan siswa baru sialan itu" balasku kepadanya.

Bangku Kiko berada di samping kiriku sedangkan bangku Anet ada di depan bangku Kiko, saat kami berbisik dan mendekatkan kepala satu sama lain membicarakan kemunculan pak guru Joy yang tidak di harapkan semua murid itu, dia langsung saja melemparkan penghapus bor yang mengenai kepala Kiko dengan tepat sasaran.

"Peletak.....aduhhh" suara Kiko yang meringis kesakitan.

Sedangkan aku dan Anet langsung membenarkan posisi duduk kami sambil memahan tawa dengan sekuat tenaga karena melihat Kiko yang terkena lemparan penghapus papan tulis itu dengan cukup keras bahkan hingga membuat jidatnya sedikit merah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!