Cuaca cerah di pesisir pantai dengan angin sepoy membawa Canda tawa Putri Amatheia sosok duyung yang cantik dengan ekor yang indah. ketika menikmati indahnya pelangi, di balik bebatuan besar tiba-tiba terusik saat suara ledakan yang berasal dari kapal besar yang baru saja melintas.
"Hei kau dengar itu? Apakah itu sebuah kecelakaan? Oh.... Semoga itu tidak akan mencelakai sahabat dan keluarga kita." Doa putri Amatheia, sambil menangkupkan kedua tangannya diantara keterkejutannya.
"Apakah kau akan kesana untuk sekadar melihat apa yang terjadi?" Ucap Scrully sahabat Amatheia, merupakan wanita dengan capit kepiting sebagai senjatanya bila ada sesuatu yang menyerang atau yang membahayakan keselamatannya. yang selalu menemani kemana putri Amatheia bermain meninggalkan kerajaan bawah laut yang menjadi hunian mereka.
"Oh... tidak-tidak aku tidak seberani itu melawan keganasan manusia, sebaiknya kita kembali saja Rully, sebelum Ibunda Ratu mencari kita," ajak putri Amatheia kepada Scrully.
"Ha...ha...ha... sejak kapan kau menjadi gadis duyung penurut? Bukan nya selama ini kau lebih suka pada pembangkangan, apa sejak perjodohan mu dengan pangeran Sharklys. Kau menjadi duyung penurut agar bisa dengan mudah untuk mendapatkan mustika jingga lalu kau bisa keloyongan ke dunia manusia yang aneh itu?"
"Ayolah Rully, berhenti mengejekku, mustika jingga pasti akan aku dapatkan, karena usiaku sudah dewasa, dan aku adalah putri sulung di kerajaan."
"Kalau boleh jujur, aku menolak perjodohan ini, karena aku tau pangeran Sharklys bukan mencintaiku, dia hanya menginginkan kedudukannya saja sebagai raja kelak. aahh.... kenapa ibunda ratu tidak memahami kelicikan ini."
Jelas Ellena membungkam ejekan Scrully yang sebenarnya dia tidak ingin kehilangan sahabat kecilnya, dan selalu bermain kemana mereka suka.
"Jadi hanya kamu yang tau Rully, aku harus segera mendapatkan mustika itu, dan aku akan mencari cinta sejatiku."
"Apakah dengan melakukan pembangkangan dan kebohongan yang kau ciptakan kau akan selamat dari kutukan? Hei... Jangan lupa ya... Hidup ini berat putri Amatheia yang cantik dan lugu, selain mustika jingga kau juga harus mampu melakukan ritual kesucian untuk mendapatkan ilmu dari ibunda Ratu Sinnan yaitu cincin mutiara yang selalu ibunda gunakan adalah mutiara abadi dan akan membawa jiwa kalian akan terhindar dari kematian, ada tiga tingkatan dalam cincin itu, dan semua akan menjadi warisan untuk Raja dan Ratu, tentu saja."
Scrully iseng mengambil tinta Saquidarl, sosok gurita baik hati sebagai koki kerajaan yang sengaja ia bawa untuk menjahili Amatheia, karena Amatheia paling benci warna hitam.
Mereka berakhir dengan kembali bercanda, saling berkejaran semakin jauh hingga ke sebuah anak tebing dengan air terjun yang jernih, "wow...lihatlah putri Amatheia! Apakah kau pernah menduga sebelumnya kalau disini terdapat, taman yang indah yang belum pernah kita datangi,"
Decak kagum itu melukiskan sebuah keindahan yang eksotis, alam yang masih perawan belum terjamah oleh tangan-tangan manusia yang konon selalu menjadi cerita makhluk paling istimewa namun penuh Angkara dan keserakahan.
"Rully, aku ingin ke dataran, apakah kau ingin mengikuti ku? Aku ingin mengambil buah yang ranum itu." Amatheia adalah seorang putri duyung dengan kekuatan, serta kecerdasan yang ia miliki dan sebagai penerus kerajaan bawah laut. Sehingga itu ia mampu hidup di darat maupun laut dengan kekuatan berubah dan sepasang kaki untuk berjalan.
Air suci pelebur selaput yang hanya di berikan oleh keturunan para ratu penguasa kerajaan bawah laut, juga mahkluk tertentu lainnya mampu memberikan sepasang kaki bilamana ia berada di dataran dan akan berubah seperti manusia pada umumnya.
"Pergilah putri Amatheia! Aku akan menunggumu disini, jangan lama-lama sebab kita tidak meminta ijin keluar begitu jauh dari kerajaan."
🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬
Amatheia Baynuz quienleles adalah putri pertama, dan sebagai penerus kerajaan Gkinzerniyu.
Kerajaan yang penuh dengan segala keadilan dan kesetaraan dalam memberikan kekuasaannya di bawah sang penguasa yaitu Ratu Sinnan. Setelah Raja Brenton Alberich yang saat ini telah menjadi tawanan penyihir kejam di kastil Lazurod di balik laut merah yang belum pernah ada satu makhluk pun yang mampu menyeberangi kecuali adanya sebuah perjanjian sesat yang sudah terjalin dengan sang penyihir.
Putri bungsu Galene Althaia Andromeda yang sejak lahir berbeda jauh dengan Amatheia dari segala sisi, Putri Galene mengidap sakit yang langka dan sulit di sembuhkan kecuali adanya sebuah kerelaaan dan keikhlasan dari sosok manusia , namun itu adalah mustahil. Manusia akan mustahil untuk bisa hidup abadi di bawah laut, begitupun dengan makhluk duyung, laut adalah tempat kehidupannya.
Sakit yang Putri Galene derita adalah, ia bisa tidur dalam waktu yang panjang hingga berminggu-minggu lamanya. Akan tetapi, meskipun lemah ia mempunyai kelebihan sebagai Dewi pengasih yang mampu mengabulkan doa nelayan untuk mendapatkan keuntungan dalam menangkap ikan sebagai mata pencaharian mereka.
Kedua putri duyung yang cantik, dengan kelebihan masing-masing, membuat Ratu Sinnan sedikit terhibur dengan kondisi si bungsu, walaupun lemah ia masih mempunyai kelebihan dan bermanfaat bagi yang lain..
Kebijakan dari sang Ratu yang sulit di terima oleh putri Amatheia sebagai Putri pertama tersebut adalah, menikah dengan pangeran Sharklys yang notabene pria yang dingin dan kejam, dan konon ceritanya ia sering melecehkan kaum duyung yang cantik dan lemah dengan kekuatan yang jauh di bawahnya, untuk di ambil sari pertamanya dan menambah kekuatan yang ia miliki, dengan segala paksaan dan tidak jarang menyiksa mereka.
Pangeran Sharklys adalah sosok ikan hiu yang berbadan manusia dan bisa hidup di dua alam sebab mempunyai ekor seperti hiu.
Mempersunting putri Amatheia adalah puncak keinginannya untuk menduduki tahta kerajaan Gkinzerniyu, semenjak Raja Brenton Alberich ruh yang masih tertawan di kastil perbatasan laut merah karena sebuah kelicikan, yang telah mencuri cincin mustika keabadian, dan membubuhi racun dalam minumannya..
Begitupun sebaliknya bagi sang Ratu, dengan cara menikahkan sang putri. Maka kesejahteraan rakyat duyung ada pada pundak putri Amatheia sebagai ratu kelak dan akan perlahan di pastikan akan membunuh pangeran Sharklys lalu mengambil jantungnya yang telah membelenggu raja Brenton di kastil perbatasan laut merah. mengambil kembali cincin mustika keabadian yang telah pangeran Sharklys curi.
Karena hanya dengan jantung pangeran Sharklys keserakahan alam bawah laut akan memudar, dan kembali sentosa bersama Raja Brenton Alberich, yang akan kembali menyatu dengan jasad dan ruhnya
🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬
Untuk kedua kalinya Amatheia bersama Scrully kembali mendatangi tempat yang baru saja mereka temukan dan memberi tempat yang indah bagi mereka berdua untuk menghabiskan waktu bercanda mereka.
Setelah berada di daratan, seperti biasanya Amatheia berjalan santai menikmati beberapa buah yang ranum bergelantung dengan memasukan beberapa kedalam kantung yang ia bawa untuk Rully yang menunggu di bawah air terjun.
Suitan dan nyanyian, suara merdu khas Amatheia hingga terdengar di bawah air terjun, siapapun akan terlena dengan suaranya yang melengking tinggi, dengan gerakan memutar dan melompat Amatheia menyalurkan segala kesukaannya.
Scrully yang mendengarnya bahkan terlena sampai sampai matanya sulit untuk tetap terjaga, di dukung dengan air Sepoi serta harum bunga yang sedang mekar di sekitarnya, semakin mendorong niatnya untuk segera mengembara kealam mimpi indahnya.
Di saat hampir saja Putri Amatheia melupakan waktu dan tempat karena terlalu hanyut dalam kesukaannya, kembali suara ledakan terjadi bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya.
Byurrrr....
" Putri Amatheia... Amatheia segeralah kembali, ini tidak aman bagi kita. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi." Teriak Scrully yang terkaget, dan mengingatkan Amatheia untuk segera kembali ke dasar laut lagi.
...Dengan santai berlari kecil dan masih sambil bernyanyi Amatheia mendekat ke tempat Scrully, "ah itu suara kapal yang kita dengar tadi kita aman Scrully kenapa kamu takut, ini makan!" ...
"Tidak perlu panik Rully, itu hanya deburan ombak saja, kenapa harus panik." Ellena melempar beberapa buah yang ranum itu, dan dengan cekatan Rully menangkapnya dan langsung "hup'
"Andai aku bisa membawa putri Galene ke sini, aku jamin dia akan senang, dan akan aku jadikan tempat bersantai di saat melihat permukaan laut kita yang membiru ini."
"Ayo! Semakin kesini aku semakin penasaran dengan apa yang terjadi, semoga tidak terjadi penangkapan ikan besar-besaran seperti beberapa dekade lalu." Doa Scrully sebagai makhluk laut yang kecil tentu sangat mencemaskan keadaan yang mencekam beberapa makhluk laut lainnya, sebab tidak semua makhluk laut mempunyai kekuatan seperti dirinya yang sebagai pendamping dan teman putri Amatheia atas kehendak Raja Brenton Alberich dikala masih dalam kekuasaannya, dan memberikan mustika kuning sebagai
Perisai bagi dirinya, dan mendapatkan air suci pelebur selaput untuk tetap bisa menemani Putri Amatheia pada saat di darat.
🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬
TBC 😉
Hii selamat membaca karya Rhuji kembali Mak, semoga berkenan..
Jangan lupa klik jempol, fav, plus komen yang membangun ya mak.
Salam Sayang Selalu 🥰
Filghofin Orlando adalah korban pembantaian terencana namun gagal mencapai kematian, dugaan warga yang mengarah kepada kesialan kota mereka. Karena Yaerene ibu dari Filghofin Orlando yang di duga wanita peselingkuh dan melahirkan anak haram dari keturunan bangsa Elf dan membawa sial dimana-mana.
Penduduk pun menyakini Filghofin Orlando adalah pemuda terkutuk yang di kirim oleh dewa kegelapan, dan menjadikan kehidupan penduduk harus menuai hasilnya. Jadi kesepakatan penduduk kota adalah memusnahkan Filghofin dan mengembalikan ruh serta tubuhnya kepada dewa kegelapan di ujung bumi
Warga Desa Sanjeniro harus menerima gagal panen dan itu terjadi sudah kesekian kalinya, penduduk desa yang notabene adalah petani anggur dan bercocok tanam dan sebagian dari mereka mencari nafkah dari hasil laut, harus di hadapkan kegagalan panen, anggur dan hasil bumi lainnya yang siap panen dan mereka bisa mengadakan rasa syukur sambil berpesta namun harus menuai kekecewaan, tanaman mereka perlahan mengalami kekeringan dan rontok akhirnya mati bersama pokok pohon anggur mereka.
"Ikat dia saja! sebagai calon tumbal desa dan biarkan dia mengering atau jadi santapan ikan hiu di tengah laut" teriak beberapa orang penghuni desa itu.
Filghofin Orlando hanya mampu pasrah dengan apa yang telah terjadi, melawan pun bukan menyelesaikan permasalahan dia akan tetap mati di tangan penduduk.
Dengan cara mengikatnya dan menggiring ke atas geladak kapal nelayan yang sudah tidak terpakai, dengan beberapa serbuk TNT dan bara yang perlahan merambat kearah tumpukan drum drum tua.
Seperti bom waktu, kapal yang sudah penuh dengan bahan bakar dan pemantik api yang di tata rapi, dengan mudah dan cara yang tidak manusiawi, agar Filghofin Orlando mati lalu kesejahteraan penduduk kembali normal, setelah kesialan yang mereka duga telah mereka musnahkan.
Namun...nasib berkata lain Filghofin Orlando tersadar tepat pada saat pemantik api mulai merambat kedalam tong besar yang berisi bahan serbuk dinamit.
Dengan susah payah Filghofin berusaha menyelamatkan diri, susah payah ia berusaha melepas ikatan pada tubuhnya yang sudah mulai lemas untuk menaiki papan-papan kayu yang berserak di atas geladak kapal tersebut.
Dentuman keras dan berulang ulang kali, membuat ia terpental kembali kapal kecil itu bagaikan tergulung dengan ombak yang menggila, seolah benar-benar akan menjadikan Filghofin adalah tumbal para penghuni penguasa laut itu dan telah raib bersama kesialan kota yang saat ini melanda.
Penduduk yang menyaksikan menari dengan sukacita demi mendengar suara ledakan kapal tua itu, mereka menduga Filghofin telah hancur dan tenggelam di dasar laut..
Hanya seorang wanita tua yang meratapi kepergian Filghofin, dialah Yaerene seorang ibu yang harus menyaksikan putranya tersiksa dan merasakan kesakitan di tangan masyarakat.
Yaerene wanita misterius yang menyimpan sejuta cerita namun seolah memendam dalam-dalam sebagai saksi terjadinya sebuah peristiwa. Yaerene berlari mengarah ke hutan para elf berada dan menyelamatkan diri dari amukan masyarakat ketika amukan mereka semakin membabi buta. Namun Yaerene tetap mempunyai keyakinan bahwa Filghofin adalah anaknya yang kuat, "aku harus segera mencari bantuan, bertahanlah anakku! Ibu tau, kau adalah putra ibu yang kuat."
Yaerene berlari dengan memakai jubah sakti satu-satunya peninggalan sang suaminya, cinta terlarang mereka dari bangsa Elf di gunung Gordon. Hingga terdengar kembali suara letusan dari tengah laut yang tidak jauh dari balik batu karang dimana tempat dia bersembunyi.
Duaarrr .....duarr.....
Ledakan kembali terjadi membuat tubuh Filghofin tanpa keseimbangan yang berarti, dengan mudahnya terpelanting dan tertimpa papan Balok yang besar, Jangankan untuk merangkak, membuka mata pun sulit bagi dia. Hanya kematian yang ada pada pikirannya, akan tetapi ia tetap dalam usaha untuk menyelamatkan dirinya.
Hingga ombak besar di sertai beberapa ledakan kembali terjadi dan membawa tubuh J
Filghofin yang berhasil mengapung di atas papan Balok sebagai penampung tubuhnya.
Antara sadar dan hilang rasa pada seluruh tubuhnya, Filghofin tetap berusaha bertahan dengan mengikuti arah gelombang air laut membawanya ke berbagai arah.
Malam yang dingin berganti dengan teriknya matahari yang menyengat, membakar tubuhnya yang sudah tidak berdaya, hanya mata saja yang masih mampu berkedip.
'Wahai penguasa alam, ambillah nyawaku bilamana Engkau kehendaki. Agar aku terhindar dari angkara murka dan keserakahan duniaMu.' hanya bisikan hatinya yang mampu berkata dalam setiap sisa nafas yang masih ada, lemah itu semakin menghilangkan kesadarannya.
🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬
Gelombang itu seakan menjadi ganas, menggulung dan menerjang batu karang. Namun tidak dengan putri Amatheia dan Scrully tawa mereka tetap saja ceria. Bahkan sesekali putri Amatheia mengikuti gulungan ombak sambil mengepakkan ekornya yang biru keemasan bila terpancar sinar matahari.
Scrully tiba tiba saja berhenti dan mendekat ke batu karang yang besar, lalu ia menyipitkan pandangan matanya kesebuah benda yang mengapung dan mengarah kepadanya.
"Shuiittt.... Amatheia shuiittt...." Pekik Scrully melengking dengan suitannya. Amatheia menyahut dengan membalas suitannya lalu mendekat.
"Apa yang kau lakukan sehingga wajah panik mu begitu jelas terlihat hingga pucat pasi seperti itu wahai Rully-ku," masih juga Amatheia menanggapi keseriusan Scrully dengan kekonyolannya.
"Ayo-lah putri! Sedikit serius tidak akan mengurangi kecantikanmu, jadi kesini dan lihatlah benda apa yang mengapung itu!"
Putri Amatheia baru menyadari setelah menyipitkan matanya ia melihat ke arah telunjuk tangan Scrully, dengan matanya yang mampu melihat dari kejauhan beberapa mil, sesosok tubuh mengapung di atas papan Balok mengapung.
"Oh...hanya mayat mengapung saja bukan sesuatu yang menakutkan atau pun lebih istimewa, eh...bukan bukan... Tubuh mengapung, tunggu...!" Amatheia yang konyol berkata sendiri dan menjawab sendiri. Namun tiba-tiba begitu saja ia menceburkan dirinya dan bergelung dengan gelombang mencoba mendekati benda yang mengapung itu.
Perlahan ia mengamati sosok mengapung itu ternyata adalah pria tampan, dengan bibir kering dan luka dimana-mana rambutnya yang ikal dan panjang menutupi sebagian wajahnya yang sedikit membiru.
"Benar dugaanku, dia hanya seonggok mayat yang mengapung mencari daratan, Scrully.... shuiittt..."
"Jangan teriak! Aku di belakang mu." Sungut Scrully sambil menatap serius laki-laki yang dikira mati itu.
"Sstt... Rully, lihatlah! Dia laki-laki tampan, tapi sayangnya dia lemah, dia sepertinya korban kekerasan atau mungkin pemilik kapal yang meledak tadi Rully, ah...entahlah."
"Sepertinya, dia belum pantas untuk mati, bawa ke tepi aku akan menolongnya," putri Amatheia menarik tubuh laki-laki tidak berdaya itu dan Scrully mendorong dari sisi lain.
"Rully, sepertinya aku tidak tega meninggalkannya sendiri disini, kalau dia mati sia-sia tentu akan percuma saja masa hidupnya, aku akan menolongnya." Amatheia membawa ke permukaan dan Scrully sembunyi di balik batu karang tidak jauh dari tempat Amatheia.
Amatheia kembali mendekati Scrully dan berpesan sesuatu padanya, "kembalilah ke kerajaan bawah laut, kalaupun ibunda Ratu menanyakan keberadaan ku, katakan aku sedang berada di ruangan ku belajar, ingat ini rahasia!"
"Ini berbahaya putri! kau bahkan tidak tau siapa laki-laki itu dia bisa saja seorang bajak laut dan akan melukaimu, kau juga belum. Pantas untuk mati, kan?" Kembali Scrully membalas gaya bicara putri Amatheia yang kadang lepas kontrol.
"Eemmmm, kau tenang saja aku akan baik baik dan tidak akan ada siapapun yang mampu melukaiku, pemuda itu sepertinya orang baik, mungkin hanya nasib saja yang membuatnya hampir mati, hehehehe..." putri Amatheia begitu saja meninggalkan Scrully dan kembali berenang mendekati Filghofin, pemuda yang mulai sekarat itu.
"Aku akan memberikan sedikit kekuatan untuk nya, dan bila ia sudah siuman aku akan kembali ke dasar laut, pergilah! atau kita akan sama-sama mendapatkan hukuman karena terlambat pulang,"
Dengan berat hati, Scrully pun meninggalkan putri Amatheia sendiri, sebentar-bentar dia harus menoleh kebelakang mengkhawatirkan keselamatan sang putri.
'ahkk....aku yakin dia bisa melindungi dirinya sendiri.' batin Scrully menghibur diri sendiri.
Sepeninggalnya Scrully, putri Amatheia mencoba membawa Filghofin Orlando menuju gua yang tidak jauh dari batu karang itu, dengan sedikit kesaktian yang ia miliki Amatheia memberikan sedikit kehangatan melalui cairan yang ia keluarkan dari sisik-sisik emasnya, yang sebagai pelindung tubuhnya di saat berada si darat, dengan membuat api unggun dan mencarikan ikan ikan kecil sebagai persiapan makannya.
🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬🐬
To be continued baby 😉
mohon dukungan like serta komen membangun, tidak lupa salam sayang selalu by RR 😘
Walaupun mereka adalah bangsa penghuni dasar laut, namun kehidupan mereka tidak berbeda jauh dengan manusia yang berada di alam daratan, mereka juga berkeluarga, dan bersosialisasi layak seperti manusia. Gapura masuk ke alam mereka selalu di jaga dengan pasukan khusus dan hanya orang atau penghuni istana saja yang bisa keluar masuk.
Istana yang damai dengan tatanan yang asri di setiap sudut lorong penuh dengan bunga laut, dan pilar pilar istana yang berornamen keemasan. Serta tanaman lamut yang subur. Rakyat yang makmur dan damai di bawah pemerintahan Ratu Sinnan, sebagai pengganti sementara putri Amatheia yang akan menduduki tahta sebagai ratu selanjutnya.
Sejak, Raja Brenton Alberich menjadi tawanan pangeran Sharklys di kastil Lazurod, yang hampir memasuki beberapa dekade, membuat kekuatan kerajaan Gkinzerniyu menjadi lumpuh dan berada pada tekanan serta ketakutan.
Dengan hati yang was-was dan luar biasa takutnya, Scrully kembali ke istana. Lemas lunglai terasa bila ia ingat meninggalkan Amatheia dengan orang yang tidak dikenalnya sama sekali, "akh...aku menyesal, kenapa harus aku turuti permintaannya untuk sendiri, dan akkhh.... ini kebodohanku selalu saja menurut dengan apa yang dikatakannya." Sesal Scrully mengolok diri sendiri tanpa ia sadari gerak geriknya ada sepasang mata yang mengawasinya sejak ia kembali dari luar istana. Yang semula berdua kini hanya sendiri ia kembali.
Di sudut taman yang biasa ia gunakan untuk belajar menyerap ilmu tentang ketata negaraan bangsa mereka, dan etika sosialisasi dalam pergaulan yang kadang guru di istana Nyonya Rebbeca ajarkan di luar ruangan yang menurut dia lebih leluasa dan mendapatkan udara yang segar, dengan tubuhnya yang besar serta subur itu.
Scrully duduk termenung merenungi kesalahannya, "Rully dimana Putri Amatheia Kenapa hari ini kamu sendiri...?"
Suara yang selama ini ia takutkan ternyata sudah Berada di belakangnya bersama Terilly, adalah sosok ikan kecil sebagai pemimpin ikan kecil kecil lainnya dengan jumplah banyak sebagai pasukan penyusup atau bahasa keren warga darat adalah spion istana. Karena tubuhnya yang kecil mereka mampu bergerombol dan Yang melindungi satu sama lain. Dari semula awal kepulangannya Scrully ke istana seorang diri tanpa Putri Ellena bersamanya, kecurigaan Terilly semakin kuat tatkala menyaksikan kesedihan Scrully.
"Ampun Ibunda Ratu, Putri Amatheia sedang berada di dalam kamar dan istirahat, sebab hari ini kami sempat bermain hingga ke permukaan, ta...tapi ha...hanya sebentar ibunda Ratu," scrully dengan segala kejujurannya selalu memberikan laporan apa adanya kepada Ratu Esmeralda.
"Maaf ibunda Ratu, saya menyaksikan sendiri, Rully kembali sendiri tanpa Putri Amatheia," sela Terilly memberikan tekanan kepada Scrully yang sedang menunduk ketakutan.
Mata Scrully sesaat kemudian melotot ke arah Terilly, dan sebaliknya Terilly tersenyum sambil mencibir kearahnya, "tapi putri Amatheia ada di dalam kamarnya Teri! kenapa kamu masih juga tidak percaya,"
"Jelas aku tidak percaya, sebab CCTV istana Gkinzerniyu memperlihatkan kau masuk gapura istana seorang diri." Kembali Terilly keukuh pada penglihatannya.
Disini yang di maksud CCTV adalah pasukan Terilly adalah CCTV handal dalam istana Gkinzerniyu, selain matanya yang jeli pendengarannya juga bisa menangkap suara yang mencurigakan dengan jarak sekian mil.
Ratu Sinnan yang pusing menghadapi adu mulut mereka, tanpa banyak bicara ia melangkah meninggalkannya, dan berjalan menuju kamar Putri Amatheia.
"Oh Terilly, Ibunda Ratu, oh....no....!"Scrully tiba tiba meloncat dan berlari berusaha menghalau langkah Ratu Sinnan.
"Ibunda Ratu, apa tidak sebaiknya hamba temani Ibunda melihat-lihat suasana di taman Zorxoka."
"Rully, kau menghalangi langkahku. Apa yang kamu sembunyikan, apa sebuah dusta...?"
"Tidak..tidak..he..he..silahkan Ibunda." Scrully akhirnya menyerah juga, antara takut dan bersalah menjadi satu.
Terilly hanya terkikik menyaksikan tingkah Scrully yang kebingungan, saat mata mereka beradu pandang, Teri mencibir lucu sedangkan Scrully melototkan matanya sambil memberikan kepalan tangannya ke arah, Terilly yang menyaksikan itu hanya mengangkat bahunya sambil kedua tangannya ke atas kepalanya.
Pintu kamar Putri Amatheia perlahan terbuka, kamar yang dengan nuansa blue ocean nan lembut serta bau harum khas favorit putri Amatheia itu seketika membuat lemas kaki Scrully. Ia berpegangan pada tangan Teri, dan bersiap-siap untuk pingsan.
"Ibunda Ratu, ada apakah gerangan yang membuat Ibunda datang ke kamar hamba tanpa memberitahu dahulu," Putri Amatheia menghamburkan diri dalam pelukan Ratu Sinnan, dengan mencium ujung kepala Amatheia, sang Ratu tersenyum lega lalu menatap sendu kearah Putri Amatheia.
"Hari ini ibu sangat gembira anakku, putri Galene telah terbangun dari tidurnya, apakah kau tidak merindukan adikmu itu, hmm!" Ratu Sinnan menarik tangannya dan duduk di antara koleksi buku-buku yang selama ini ia pelajari bersama scrully tentunya di saat waktu luang.
"Kita akan membicarakan pernikahanmu, dengan pangeran Sharklys mendatang." Ratu Membelai sulur indahnya putri Amatheia, matanya jauh menerawang menatap pedih dan nelangsa keluar jendela, menatap indahnya berbagai warna bunga disana untuk mengalihkan kepedihannya.
"Ibunda Ratu, apakah pernikahan itu harus terjadi, hamba sepertinya tidak sanggup menerima pinangan ini, Ibunda," sambil meneteskan air matanya dan ia kembali bernegosiasi dengan sang Ratu.
"Ibunda, apakah tidak ada cara lain untuk membebaskan yang mulia ayahanda Raja Brenton? Amatheia rasa akan ada jalan keluarnya, kota harus berusaha Ibunda!"
Ratu Sinnan hanya menghela nafas dengan beratnya, "Amatheia... dengan menikahkan mu, Marsh flesbarne pangeran Sharklys akan menyatu dengan darah, itu satu-satunya cara untuk perlahan mengalahkan kekejamannya, dan cincin itu akan menyelamatkan dirimu. Sebab, cincin mustika perak tidak akan berfungsi tanpa adanya cincin mustika emas ini," Ratu Sinnan memperlihatkan Cincin mutiara emas yang ia kenakan.
"perlu kau ketahui anakku! Cincin itu adalah sebuah pasangan. Mereka tidak akan berfungsi selama tidak ada penyatuan yang di dasari dengan cinta sejati. kelak akan melepaskan belenggu ayahanda Raja Brenton dan kita akan kembali bersama." Lanjut ratu Sinnan menerangkan rahasia antara cincin mustika perak dengan cincin mustika emas.
"Ibunda Ratu, bilamana akan ada cara lain untuk membebaskan ayahanda Raja, apakah Ibunda Ratu memberikan ijin pada Amatheia..?"
"Dengan mustika jingga saya berjanji akan membebaskan ayahanda bersama cinta suci yang Amatheia temukan kelak, Ibunda."
"Anakku, sebaiknya ini juga segera kita bicarakan dengan perdana menteri, serta para penasehat istana kepercayaan kita. Sebab, pernikahan ini akan segera terjadi setelah tujuh purnama mendatang."
Mata Amatheia terbelalak mendengar ucapan Ratu Sinnan, lalu ia menatap kearah pintu yang terjadi keributan kecil. Ratu Sinnan pun mengikuti langkah Amatheia.
"Apa yang kalian ributkan disini, apakah kalian menguping pembicaraan kami?, apakah tidak ada tempat lain untuk kalian bercanda selain di depan pintu kamar ku?" Amatheia menatap Scrully dan Terilly bergantian.
Terilly tergagap, "Baiklah yang mulia putri Amatheia, kami akan segera kembali ketempat kami masing-masing, dan mohon ampun atas segala kegaduhan yang tidak sengaja kami lakukan tepat di depan pintu kamar tuan Putri,"
"Pergilah, jangan kembali lagi kalau tidak aku panggil kalian!" Amatheia menatap Scrully dengan mengedipkan sebelah matanya, ia sudah menduga besok akan menerima omelan dari sahabat sekaligus abdi setianya itu.
Sambil berjalan membungkuk dan belaku sopan di depan Amatheia dan Ratu Sinnan mereka berdua berjalan meninggal lorong kamar itu dengan suara lirih dari Scrully namun terdengar dengan jelas oleh putri Amatheia. "Kau berhutang sebuah penjelasan padaku Amatheia, huh dasar tuan putri jahil."
Amatheia tersenyum, sedangkan Terilly sudah berjalan kedepan terlebih dahulu.
"Amatheia ibu akan kembali ke istana utama, ibu harap kau segera memberikan keputusan sebelum waktunya akan tiba. Kita harus segera menyusun siasat dan strategi berikutnya." Ratu Esmeralda dengan beberapa dayang-dayang berjalan menuju aula utama..
"Baik Ibunda Ratu, hamba akan mengajak putri Galene bersama ke aula utama untuk membicarakan perihal ini."
🦐🦐🦐🦐🦐🦐🦐🦐
To be continued 😉
selamat membaca, like, fav, serta komen membangunnya ya Mak ☺️
Salam sehat and Love always by RR 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!