NovelToon NovelToon

Sekretaris Sang Prsedir

Bab 01

"Rampok! Rampok! Nona! Tolong tas saya di rampok!"Teriak seorang ibu-ibu dengan nafas tersengal-sengal karena berlari mengejar perampok,yang sudah merampok tas nya.

"Astaga! Pagi-pagi seperti ini, sudah merampok! Bu tunggu di sini, aku akan mengejar perampok itu!"Ucap seorang gadis dengan rambut panjang yang di ikat.

"Baik-baik!" Ucap ibu itu sambil mengangguk kan kepala nya.

Gadis itu pun bergegas mengejar perampok yang sudah lari lumayan jauh dari nya.

Brak ...

Suara seseorang terjatuh, karena tersandung kaki seseorang.

"Berikan tas itu kepada ku! Di sekitar sini ada polisi yang sedang berjaga, jika kau mau bebas kau bisa memberikan tas nya kepada ku dan aku akan memaafkan mu!"Ucap seorang laki-laki tampan kepada perampok yang tadi terjatuh di hadapan nya karena tersandung kaki nya.

"Baik-baik tuan, jangan masukan aku ke dalam penjara,ini tas nya."Ucap perampok tersebut memberikan tas hasil rampokan nya kepada laki-laki yang mengandung nya tadi lalu kemudian berlari pergi dari tempat itu.

"Hey! Kau perampok nya!"Teriak seorang gadis yang menghampiri laki-laki itu dan melayangkan satu pukulan ke wajah laki-laki itu.

"Hey! Apa yang kau lakukan!"Marah laki-laki tersebut sambil memegang pipi nya yang sakit karena sudah di pukul oleh gadis tadi.

"Pakaian bagus, sepatu bagus! Tapi malah mencuri, benar-benar ya, pria jaman sekarang ini, mengunakan penampilan agar tidak di curigai sebagai maling."Racau sang gadis sambil memegang tas ibu-ibu tadi.

"Hey! Nak! Kau jangan salah paham! Pencuri nya bukan dia!"Ucap ibu-ibu tadi yang menghampiri mereka untuk mendapatkan tas nya.

"Hah? Maksud ibu?"Tanya gadis tersebut melongo.

"Ya, pencuri nya bukan dia, terima kasih tuan, kau sudah menolong ku."Ucap ibu itu yang kemudian mengambil tas nya dari gadis tadi dan kemudian berlari pergi.

"Astaga, mati lah aku, salah orang!"Gumam gadis itu merasa bersalah karena perbuatannya nya sendiri.

"Apa? Mengapa kau menatap ku seperti itu?"Marah si laki-laki dengan tangan yang masih memegang pipi nya yang sakit.

"Tu, eh, mama ku menelpon, menyuruh ku pulang!"Ucap gadis tersebut yang kemudian lari dengan terbirit-birit, dengan wajah memerah karena malu telah salah menuduh orang.

"Awas saja kau!"Umpat laki-laki tadi kesal.

Dua hari kemudian.

"Huh, hari ini cerah sekali, tingal jauh dari mama, terasa sedikit mengurangi beban mama!"Ucap Kirana sambil memainkan ponselnya.

Seperti nya ia baru saja pulang dari membeli sarapan.

Namun tiba-tiba dia melihat ada mobil yang berhenti di depan rumah kosan nya.

"Siapa itu?"Batin Kirana sambil bersembunyi dan mengintip dari balik pohon tak jauh dari kosan tersebut.

Dua orang yang berpakaian jas pun keluar dari dalam mobil itu dengan penuh wibawa.

"Boss, perempuan itu tinggal di sini."Ucap salah satu dari dua laki-laki itu.

"Mati lah aku! Itu laki-laki kemarin? Apa dia benar-benar marah dan akan mencari ku sampai seperti ini?"Batin Kirana ketakutan.

"Apa aku sudah mendapatkan nomer telpon nya?"Tanya laki-laki itu kepada asisten nya.

"Sudah boss, apa kita telpon sekarang?"Tanya asisten dari laki-laki itu.

"Ya."Jawab nya singkat.

Asisten dari laki-laki itu pun segera mengambil ponsel nya untuk menelpon Kirana.

"Astaga, aku harus mematikan ponsel ini, aku seorang nya sudah menyinggung orang besar!"Gerutu Kirana bergegas merogoh saku baju nya dan mengambil ponsel nya.

Namun dia yang ketakutan malah menjatuhkan ponsel itu, bunyi nya pun begitu keras sehingga membuat siapa saja yabg ada di dekat situ mendengar nya.

"Mati! Mati lah aku!"Ucap Kirana buru-buru menginjak ponsel nya hingga mati.

"Mengapa kau merusak ponsel mu?"Ucap seseorang yang berdiri di belakang Kirana.

Kira pun sontak menoleh dan menatap siapa yang ada di belakang nya barusan.

"Hah!"Kaget nya menatap laki-laki yang kemarin di pukul nya sudah berdiri tepat di belakang nya dengan wajah senyum yang menakutkan.

"Kebetulan sekali bertemu di sini."Ucap nya sambil menampilkan senyum tipis nya.

"Hehe, kebetulan, iya kebetulan sekali!"Ucap Kirana yang kemudian berlari cepat meningal kan laki-laki itu.

Kirana pun berlari dan terus berlari kencang untuk menghindari laki-laki itu.

"Hah! Hah!" Dengan nafas tersengal-sengal Kirana memberhentikan langkah nya.

"Untuk dulu aku juara lari."Ucap Kirana tersenyum bahagia merasa sudah lolos dari laki-laki yang menyeramkan itu.

Namun di saat dia ingin melanjutkan langkahnya, sebuah mobil melaju dan berhenti tepat di depan nya.

"Astaga!"Ucap nya kaget.

Seperti nya dia sudah tidak bisa lolos lagi, dan kali ini mungkin dia akan bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan.

"Kita ngobrol saja."Ucap laki-laki tersebut sambil mendekati Kirana.

Sementara itu Kirana berjalan mundur dengan wajah ketakutan.

"Jangan paksa aku bicara, atau aku akan berteriak!"Ucap Kirana mengancam.

"Silahkan saja."Tutur laki-laki itu dengan santai.

"Emm, abang ipar! Jangan seperti ini, kakak ku sangat baik kepada kita, lebih baik kau pulang dan temui dia, aku rasa hubungan kita seperti ini tidak baik!"Ucap Kirana dengan suara lantang nya, sehingga para pejalan kaki yang ada di sana menatap mereka dengan tatapan aneh.

"Eh, mereka itu saudara ipar? Benar-benar tidak tau malu."Umpat orang yang melihat mereka merasa kesal.

Bukan nya marah, laki-laki itu malah menarik tangan Kirana dan memegang pinggang Kirana.

"Tenang saja, kakak mu tidak akan tau!"Balas sang lelaki yang membuat jantung Kirana hampir copot.

"Benar-benar!"Marah para ibu-ibu yang melihat mereka.

"Kau laki-laki mesum!"Umpat Kirana yang kemudian mengigit tangan sang lelaki dan kemudian kembali berlari kabur.

"Arghhh!"Erang si laki-laki merasa kesakitan karena di gigit oleh Kirana.

"Awas saja kau! Urusan kita belum selesai!"Umpat laki-laki itu yang kemudian masuk ke dalam mobil nya.

Sementara Kirana sudah berlari jauh pontang-panting.

"Huh, seperti nya dia tidak akan mengejar ku lagi."Batin Kirana yang kemudian berhenti berlari.

"Kirana Larasati" Seorang gadis cantik yang baru berusia dua puluh lima tahun, baru-baru ini begitu banyak masalah yang menimpa kehidupan nya, di pecat dari kantor tempat nya bekerja, salah paham dengan seorang, dan yang paling penting dan paling parah nya adalah, dia baru saja di campakkan oleh tuanangan nya sendiri, itu terjadi sebulan yang lalu.

Satu hari sebelum pernikahan nya, dia memergoki calon suaminya berselingkuh dengan wanita lain, dan pada akhirnya pernikahan itu di batalkan, karena si perempuan mengaku sudah hamil anak dari tuanangan Kirana.

Bagai kan di sambar petir hati nya begitu hancur, sakit, semuanya di tumpukan menjadi satu, ia pun memutuskan untuk tinggal sendiri karena tidak ingin mama nya malu memiliki seorang anak yang batal menikah satu hari sebelum resepsi.

Bersambung ....

Bab 02

Memutuskan untuk tinggal sendiri, karena mama nya sering mendapatkan hujatan dari para tetangga tentang Kirana yang tidak jadi menikah.

Setelah kurang dari satu bulan tingal sendiri, Kirana masih belum dapat pekerjaan baru, padahal dia sudah wawancara di banyak perusahaan.

Kirana yang saat itu sudah merasa aman pun bergegas kembali ke kosan nya.

"Huh, akhirnya sampai."Ucap Kirana dengan nafas lega tiba di kosan nya.

Namun terlihat ibu-ibu pemilik kosan nya sudah berdiri menunggu kedatangan Kirana di depan pintu ksoan.

"Bu,Bu kos."Ucap Kirana dengan wajah panik.

"Kapan kau akan bayar sewa mu? Ini sudah jatuh tempo!"Ucap pemilik kosan tersebut.

"Bu, aku mohon, berikan aku waktu satu atau dua hari lagi, aku akan mencari pinjaman untuk membayar uang kos nya."Ucap Kirana memohon.

"Baik lah, dua hari, jika kau tidak membayar nya dalam dua hari, aku akan mengusir mu dari sini!"Ucap Bu kosan tersebut yang kemudian berlalu pergi.

"Astaga, nasip buruk ini, kapan akan hilang nya?"Ucap Kirana yang kemudian masuk ke dalam kosan itu.

Ia yang kelaparan pun buru-buru makan makanan yang tadi dia beli untuk sarapan pagi.

Namun tiba-tiba saja, telpon nya berdering, menandakan ada panggilan masuk.

Kirana pun buru-buru mengambil ponsel nya, tertara nama, seseorang yang seperti nya berhubungan dengan pekerjaan nya.

Ia pun buru-buru mengeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.

Call on.

"Hallo, nona Kirana Larasati?"Ucap seseorang dari sebrang telpon tersebut.

"Iya pak, dengan saya sendiri."Jawab Kirana dengan perasaan campur aduk.

"Selamat,anda di terima di perusahaan kami sebagai sekertaris."Ucap orang yang ada di sebrang telpon itu lagi.

"Apa? Semudah itu kah? Wah terima kasih banyak pak, aku benar-benar bahagia!"Ucap Kirana Tampa rasa curiga bersorak bahagia.

"Baik lah nona, kalau begitu besok anda sudah bisa datang dan mulai bekerja di perusahaan kami."Ucap orang itu.

"Baik pak,baik!"Ucap Kirana bahagia.

Call off

"Sudah kau kerjakan?"Tanya Firgo kepada orang nya.

"Sudah pak Presdir, tapi mengapa bapak menerima dia sebagai sekertaris pak Presdir, aku lihat CV nya tidak terlalu bagus."Jelas asisten nya Firogo.

"Kau tidak perlu tau."Jelas Firgo dengan senyum licik nya.

"Bapak masih dendam kepada nya?"Tanya Fay, asisten kepercayaan Firgo Robert.

"Diam lah Fay."Marah nya karena sang asisten begitu bawel.

"Firgo Robert" seorang Presdir muda berusia dua puluh tujuh tahun di perusahaan ternama di kota itu, perusahaan besar yang memiliki banyak sekali cabang di mana-mana.

Sementara itu di sisi lain.

"Huh, akhirnya aku mendapat kan pekerjaan juga, malah di perusahaan ternama, ini adalah awal dari keberuntungan ku, seperti nya."Batin Kirana terlihat sangat bahagia.

Keesokan harinya.

Kirana bersiap-siap untuk segera pergi ke kantor, hari ini, adalah hari pertama nya bekerja, tentu saja dia sangat bersemangat.

"Hay! Ayo cepat naik! Kau tidak boleh terlambat! Aku akan mengantarmu?"Ucap seorang wanita seumuran Kirana yang sudah menunggu di depan pintu rumah Kirana dengan sepeda motor nya.

"Nora! Kau datang!"Ucap Kirana benar-benar bahagia melihat sang sahabat.

Kirana memiliki seorang sahabat bernama Nora, dia adalah orang yang selalu menemani Kirana di saat susah maupun senang, dia juga sahabat yang cukup baik.

"Sudah lah ayo cepat pakai helm mu!"Tutur Nora.

Kirana pun memakai helm nya dan kemudian menaiki sepeda motor Nora. Dan kemudian mereka pun berangkat ke kantor tempat Kirana bekerja.

Tidak butuh waktu lama, mereka pun tiba di sebuah gedung perusahaan yang cukup besar dan bertuliskan, Firgo grup.

"Ini kantor nya ya?"Tanya Nora kepada Kirana.

"Seperti nya iya."Jawab Kirana singkat karena dia juga sedang terpana menatap gedung besar itu.

"Wah Kirana, ini adalah kantor terbesar di kota ini, kau benar-benar di terima di sini?"Tanya Nora tak percaya.

Hari ini Nora mengantarkan Kirana ke kantor itu mengunakan motor nya, karena kehidupan mereka sama susah nya jadi tidak ada yang memiliki mobil di antara Kirana mau pun Nora.

"Percaya kepada ku, aku benar-benar di terima di kantor ini."Jawab Kirana meyakinkan sahabat nya itu.

"Baik lah, oh iya, bukan kah kau sedang memiliki masalah dengan seseorang? Bagaimana sekarang? Apakah sudah selesai?"Tanya Nora kepada Kirana.

"Aish, jangan bahas laki-laki bejat itu lagi, aku sudah mengigit nya."Geram Kirana tak ingin mengungkit masalah itu lagi.

"Baik lah, sekarang kau pergi lah masuk sebelum terlambat, dan semangat!"Ucap Nora mengacungkan jempol nya kepada Kirana sambil tersenyum manis.

"Oke!"jawab Kirana sambil ikut mengacungkan jempol nya dan kemudian berlari pergi menuju pintu masuk kantor itu.

Setelah melihat Kirana masuk ke dalam kantor, Nora pun berlalu pergi dengan motor nya.

"Hey, kau anak baru ya?"Tanya seorang perempuan yang terlihat galak.

"Iya buk."Jawab Kirana dengan sopan.

"Ayo ikut aku, aku tunjukkan tempat mu."Ucap perempuan itu.

"Terima kasih buk."Jawab Kirana kepada atasan nya.

Mereka tiba di ruangan yang terlihat banyak sekali pekerja.

"Ini tempat duduk mu, kau sekertaris Presdir kan?"Tak ya nya, dengan mata yang sedikit menatap tajam.

"I,iya."Jawab Kirana.

"Bagus, ini meja ku,ini meja mu, kau duduk di sebelah ku, karena aku adalah kepala menejer kau bahawahan ku, jangan pernah membantah ucapan ku, kau paham?"Tutur nya lagi.

"Baik buk."Jawab Kirana yang sebenarnya kesal, tapi mau bagaimana lagi, di hari pertama bekerja, dia harus sopan karena jika membuat masalah dengan senior itu akan berbahaya.

"Presdir datang! Presdir datang!"Ucap Beberapa karyawan kantor bersiap-siap untuk menyambut kedatangan Presdir mereka.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau diam saja? Ayo cepat sambut, itu adalah Presdir perusahaan ini."Ucap kepala menejer kepada Kirana.

"Ah iy ... "

Ucapan Kirana terhenti karena melihat siapa Presdir ya g berjalan penuh wibawa dan beberapa bodyguard nya.

"Astaga, pres, Presdir nya itu dia? Mampus lah aku, baru saja merasa beruntung, ternyata aku masuk ke dalam lubang buaya,mati lah aku!"Batin Kirana yang kemudian berbalik dan menutup muka nya.

"Pagi pak Presdir!"Ucap para karyawan dengan sopan nya.

Namun beruntung nya Kirana, Firgo hanya berlalu pergi Tampa melihat nya.

Setelah Presdir itu berlalu, semua karyawan pun kembali bekerja.

"Huh, semoga dia tidak mengenali aku."Batin Kirana yang kemudian kembali duduk di kursi meja kerja nya.

"Ada apa dengan mu?"Tanya kepala menejer kebingungan.

"Tidak ada."Jawab Kirana singkat.

Namun kepala menejer menatap nya dengan tatapan sinis.

Sementara itu di sebuah ruangan besar nan luas.

Bersambung ....

Bab 03

"Boss, dia sudah datang ke perusahaan kita, apa yang harus aku lakukan?"Tanya Fey kepada Firgo.

"Biar kan dia merasa aman dalam satu hari ini dulu."Ucap Firgo dengan senyum tipis nya.

"Baik boss."Jawab Fey.

Benar saja, satu hari pun berlalu, Kirana cukup lega karena tidak ada satu pun maslaah yang datang menimpa nya, dia pun sudah benar-benar yakin jika Firgo tidak lagi mengenal,atau mengingat nya.

"Sudah waktunya pulang, huh, aku harus menemui Nora, dan menceritakan apa yang terjadi hari ini."Ucap Kirana sambil berjalan keluar dari kantor, suasana hari pun sudah sedikit gelap.

Ia berjalan ke jalan raya, dan kemudian menaiki taxi melaju kembali ke kosan nya.

Tidak butuh waktu lama, Kirana pun tiba di kosan nya dengan badan yang begitu capek.

"Huh, jika naik taxi terus menerus seperti ini, uang ku pasti akan abis, dan aku tidak bisa makan."Batin Kirana yang kemudian berjalan masuk ke dalam kosan.

Kirana yang merasa badan nya sedikit lengket pun segera masuk ke kamar mandi untuk segera membersihkan tubuh nya agar lebih segar.

"Humm, berendam di dalam bathtub seperti ini, jauh lebih enak, sebaik nya aku tidak menghubungi Nora dulu."Batin Kirana yang kemudian terus melanjutkan mandi nya.

Satu malam pun berlalu, kini tiba lah kari kedua Kirana masuk kerja,hari kedua ini dia merasa lebih semangat.

"Wahh, cuaca sangat cerah, dan ini juga masih pagi, aku sebaiknya beli roti dan minuman dulu untuk mengangajal perut di pagi hari."Ucap Kirana sambil menyandang tas nya berjalan keluar dari kosan dan mengurusi jalan raya.

Ia pun mampir di sebuah toko roti dan minuman, membeli sebuah roti bakar dan juga teh hangat.

"Aku rasa di kantor tidak akan di boleh kan makan, makan di mana ya?"Batin Kirana sambil melihat sekeliling nya.

Dia pun melihat ada taman kecil pinggir jalan, dan ada sebuah kursi di sana.

"Sangat tepat!"Gumam nya yang kemudian berjalan menuju kursi itu.

"Huh, suasana pagi begitu dingin."Ucap Kirana menaruh roti itu ke sebelah nya dan membuka gelar teh tadi.

Namun, baru saja dia ingin meraih roti yang ada di sebelah nya, dia sudah tidak merasakan keberadaan roti itu lagi.

Sontak saja Kirana langsung menoleh, dan dia cukup kaget, karena ada seorang kakek tua, yang sedang menikmati roti nya dengan santai.

"Astaga, kakek itu roti ku."Ucap Kirana menatap kesal kakek yabg sudah mengambil roti nya.

"Aku lapar, aku lapar."Hanya itu jawaban yang dia dengar dari mulut sang kakak.

"Ya Tuhan, kakek ini dari mana? Di mana rumah kakek?"Tanya Kirana merasa iba.

"Aku ingin mencari istri ku."Tutur Kakek itu lagi.

Dari sini Kirana mulai sadar ada yang tidak beres dengan Kakek itu.

"Kakek, ini, minum lah minuman hangat, dan tunggu di sini ya, nanti aku akan menelpon polisi untuk menjemput mu."Ucap Kirana yang ke kemudian lari terbirit-birit meningal kan sang kakek.

Tidak jauh dari sana, dia pun melihat seorang satpam dan menceritakan semua itu kepada satpam kompleks agar satpam itu bisa membantu nya.

"Kakek nya ada di taman sana pak, tolong di bantu ya."Tutur Kirana.

"Baik nona, baik."Jawab sang satpam tersebut.

Setelah memastikan satpam itu pergi ke arah yang dia tunjukkan, Kirana pun kembali memesan taxi untuk segera ke kantor, karena seperti nya, dia akan terlambat.

Tidak butuh waktu lama, Kirana pun tiba di kantor nya, untung saja dia masih memiliki beberapa menit dan tidak jadi terlambat.

Siang hari nya.

"Aku sangat lapar."Ucap Kirana sambil mengelus-elus perut nya.

"Aku juga lapar, lapar melihat ketampanan pak Firgo."Ucap kepala menejer itu sambil menatap Firgo yang tengah berbincang dengan Fey di depan mereka.

Kirana yang melihat itu pun buru-buru menyembunyikan diri didepan laptop nya.

"Ada apa dengan mu?"Tanya kepala menejer kebingungan.

"Kau tidak tau, aku ini pernah menyingung pak Presdir!"Ucap Kirana dengan wajah memerah karena takut.

"Ada-ada saja."Ucap kepala menejer kembali fokus dengan Firgo.

Beberapa jam pun berlalu, kini Firgo dan Fey sudah selesai diskusi dan pergi dari sana.

"Mereka berdiskusi lama sekali."Ucap Kirana kepada kepala menejer.

"Bodoh, di depan itu ruangan mereka, ya mereka memang berdiskusi sangat lama, kau jangan lupa ruangan yang berhadapan dengan ruangan kita ini adalah ruang kerja pak Firgo yang baru, semalam dia meminta pak Fey memindahkan nya ke situ,agar bisa lebih teliti mengontrol para pekerja."Jelas kepala menejer dengan galak nya.

"Apa? Pindah ruangan?"Tanya Kirana kaget.

"Sudah lah, sekarang kau pergi lah, antar berkas ini kepada beberapa klien di luar."Ucap kepala menejer.

"Aku? Bagaimana caranya aku tidak memiliki kendaraan."Tutur Kirana dengan jujur.

"Bodoh, di kantor ada beberapa unit mobil kau bisa mengunakan nya untuk mengantarkan berkas-berkas ini kepada klien."Ucap kepala menejer yang seperti nya sengaja mempersulit pekerjaan Kirana.

"Tapi buk, aku tidak bisa mengemudi mobil."Tutur Kirana.

"Kalau begitu, gunakan sepeda motor, jika tidak kau siap-siap saja, aku akan membuat mu bertemu dengan pak Firgo."Ucap kepala menejer memanfaatkan rasa takut Kirana untuk mengancam nya.

"Tapi, ini kan tugas mu buk kepala menejer."Ucap Kirana.

"Sudah berani melawan perintah ku ya?"Tanya kepala menejer dengan tatapan sinis.

"Baik,baik, biar kan aku yang mengantarkan berkas-berkas ini."Ucap Kirana sambil mengambil berkas itu dari tangan kepala menejer dan berlalu keluar dari kantor.

Kirana pun mengambil kunci motor kantor dan kemudian menggunakan nya untuk mengantarkan berkas-berkas yang tadi di berikan oleh kepala menejer kepada nya.

"Huh, akhirnya selesai juga, sudah sore seperti ini, huh aku sangat lelah, kepala menejer itu benar-benar menyebalkan, dia membuat aku seharian mengantarkan berkas-berkas ini kepada klien mengunakan sepeda motor."Umpat Kirana sambil membenarkan helm nya.

Setelah beristirahat beberapa menit, Kirana pun kembali ke kantor, hari juga sudah semakin sore,dia pun memilih untuk langsung pulang saja, karena pekerjaan nya pun sudah selesai.

"Dua hari ini, sudah benar-benar lancar, seperti nya pak perseir benar-benar tidak mengingat ku lagi, bagus lah."Batin Kirana berjalan keluar dari kantor.

Hari ini dia terpaksa harus pulang dengan jalan kaki karena tidak ingin lagi naik taxi, uang nya hanya tersisa dua ratus ribu saja untuk makan malam nanti.

Bersambung ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!