NovelToon NovelToon

Akulah Jodohmu

BAB 1 : Awal Pertemuan

Menjadi seorang artis terkenal adalah impian seorang Arshen Dinata. Sejak kecil dirinya sudah bercita-cita menjadi seorang artis. Nasib baik pun memihak padanya. Saat ini impian dan cita-cita Arshen sudah dalam genggaman tangannya. Seluruh penjuru tidak ada lagi yang tidak mengenal siapa itu Arshen.

Seorang aktor muda dengan sejuta pesona yang wajahnya selalu menghiasi layar televisi. Tak heran jika para wartawan dan paparizi selalu mengincar keberadaan Arshen untuk mendapatkan informasi seputar kehidupannya, karena saat ini Arshen adalah ladang cuan untuk para pemburu berita. Itu semua karena nama Arshen sedang naik daun dan wajib untuk dikuliti. Terlebih lagi sampai saat ini para pemburu berita belum menemukan sosok wanita yang sedang dekat dengan Arshen, meskipun Arshen sudah mengatakan jika saat ini dia tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, tetapi para pemburu berita tidaklah percaya.

Siang ini, Arshen yang baru saja pulang liburan sudah ditunggu oleh para pemburu berita di Bandara. Mereka sudah tidak sabar untuk meliput bagaimana perjalanan Arshen selama liburan.

"Shen, di pintu utama sudah banyak wartawan. Mending kita melewati jalan pintas saja. Aku tidak sanggup untuk menghadapi para pemburu berita itu," ucap Seno—asisten pribadi Arshen.

"Terserah kamu saja. Yang penting kita sampai rumah tepat waktu. Kamu tahu kan bagaimana singa penguasa rumah jika sudah marah."

Seno langsung menyebikkan bibirnya. "Dosa ngatain orang tua kayak gitu!"

"Aku tidak mengatainya, Sen! Itu fakta. Mommy-ku sangat galak seperti singa," ujar Arshen tanpa rasa berdosa pada Mommy-nya.

Seno hanya mendengus kasar. Memang sangat benar jika Mommy-nya Arshen itu galak, tetapi itu semua demi kebaikan Arshen.

Dengan kacamata hitam serta topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya, membaut yang berpapasan tidak mengenali sosok Arshen.

Karena Arshen sibuk dengan ponselnya dia tidak memperhatikan jalan, hingga dari arah arah yang berlawanan, tak sengaja tubuh Arshen menabrak seorang wanita hingga membuat ponsel yang ada ditangan wanita itu jatuh.

Dia adalah Kenza Aulia Putri Wijaya, wanita yang baru saja pulang ke tanah kelahirannya setelah menetap diluar negeri selama 6 tahun.

Arshen yang menyadari kesalahannya langsung mengambil ponsel yang jatuh di lantai. Matanya terbelalak saat melihat ponsel keluaran terbaru dari merek buah apel itu sudah retak ****** garis Spiderman.

"Oh, My God! My Phone!" teriak Kenza yang langsung menyambar ponsel dari tangan Arshen. Kenza segera membolak-balikan serta mencoba untuk menghidupkan ponselnya. Namun, nyatanya ponsel Kenza sudah innalilahi.

"Sorry, aku gak sengaja," ucap Arshen dengan rasa bersalahnya.

"Kamu sudah menghancurkan ponselku! Aku tidak mau tahu, kamu harus memulihkan semua file yang ada didalamnya!" tekan Kenza.

Saat itu juga tubuh Arshen terpaku ketika melihat kecantikan alami wanita yang ada dihadapannya. Mendadak dadanya bergerumuh dengan kuat saat dirinya ditatap oleh Kenza. Seakan hatinya telah jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Hei! Malah bengong!" seru Kenza yang merasa diabaikan oleh Arshen.

"Anda tenang saja Nona, kami akan mengganti ponsel Anda. Bahkan Anda bisa membelinya sepuluh biji. Silahkan kirimkan nomer rekening Anda," ujar Seno untuk mengatasi masalah yang dibuat oleh Arshen.

Saat itu juga Kenza menertawakan ucapan Seno yang dianggap merendahkan dirinya. Jangankan sepuluh ponsel, seluruh gerai ponsel saja biasa dia beli dengan kekayaan yang dimiliki oleh dua orang Daddy-nya.

"Ini bukan masalah uang untuk ganti rugi. Aku hanya menginginkan dia memulihkan file di ponselku!" Tunjuk Kenza kearah Arshen.

"Maaf Nona, jaga sikap Anda. Apakah Anda tidak tahu saya? Sekalipun tidak tahu pasti Anda tahu siapa pria yang ada di hadapan anda saat ini. Dia adalah Arshen Dinata, artis papan atas. Seharusnya Anda bahagia bisa bertemu dengannya," ucap Seno.

Lagi-lagi Kenza hanya tersenyum tipis. "Aku tidak peduli siapa dia. Yang aku mau, dia memulihkan semua file yang ada di ponsel ini. Kalau tidak aku akan teriak jika ada artis yang sedang naik daun tidak mau bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Bagaimana?" ancam Kenza.

Namun, belum sempat Seno memberikan jawabannya, Arshen langsung mengambil topi yang dipakai oleh Seno untuk dipakaikan kepada Kenza. Ternyata tanpa disadari, ada seorang paparizi yang sedang mengintainya.

"Apa-apaan sih ini?" Kenza berusaha untuk melepaskan topi dari kepalanya. Namun, Arshen mencegahnya.

"Jangan dilepaskan! Disini ada paparizi!"

"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Jelas ada! Karena saat ini kamu sedang bersamaku. Jika mereka sampai mengenali wajahmu, aku pastikan hanya butuh satu menit wajahmu akan viral di media sosial. Bahkan tidak sampai lima menit wajahmu juga akan masuk ke televisi. Ikuti aku!" Tangan Arshen menarik lengan Kenza untuk ikut dengannya. Jangan ditanya lagi bagaimana detak jantung Arshen bersuara.

Tak ada sedikitpun perlawanan dari Kenza, karena tanpa ponselnya ia tidak bisa sampai di rumahnya. Bahkan nomer keluarganya saja, Kenza tidak hafal. Lalu bagaimana dia akan menghubungi keluarganya jika saat ini dia sudah berada di Indonesia?

"Lepaskan aku!" Kenza berusaha menepis tangan Arshen.

"Diam saja! Di belakang ada yang mengikuti kita," bisik Arshen.

"Seno, panggil pak Sam untuk kesini. Sepertinya sebentar lagi mereka akan mengepung kita," titah Arshen.

"Kamu tenang saja, aku sudah memberitahu pak Sam untuk kesini. Saat ini jangan sampai wajah wanita itu terlihat!"

"Gak usah kamu kasih tahu, aku sudah tahu!"

Kenza merasa seperti seorang penjahat yang harus diamankan oleh petugas. Ingin rasanya memberontak, tetapi dia takut jika kepulangannya malah membuat heboh keluarga. Tidak ada pilihan lain, Kenza hanya pasrah saat dibawa pergi oleh Arshen.

Dada Kenza mendadak bergemuruh dengan kuat saat berada dalam satu mobil dengan pria asing. Bahkan aroma parfum yang digunakan oleh Arshen mampu merangsang syaraf-syaraf hingga menimbulkan sensasi seperti hendak muntah.

"Sial. Kenapa juga aku harus bertemu dengan pria ini, sih? Mana jantung gak bisa diam lagi. Semoga aja pria itu gak dengar detak jantung ini," batin Kenza yang sesekali melirik kearah Arshen.

"Gak usah lirik-lirik. Nanti kamu naksir," ucap Arshen dengan datar.

Kenza langsung membuang pandangannya keluar jendela. "Siapa juga yang ngelirik kamu. Dih, kepedean!" cibir Kenza untuk menyembunyikan rasa gugupnya.

...🌼 BERSAMBUNG 🌼...

Halo-halo, selamat datang di Novel Akulah Jodohmu. Novel ini adalah kisah Arshen dari Novel Hidden Baby 2 dan Kenza anak Bang Keanu dalam Novel Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu. Cerita ini sudah othor revisi. Selamat membaca ❤️

Untuk mendukung Novel ini mohon bantuannya dengan cara Favoritkan, Like dan Komen novel ini ya 😊 Syukur-syukur kalian tabur bunga dan kopi agar Author lebih semangat lagi 😊

BAB 2 : Kesialan Kenza

Kenza menatap kesal pada pria yang berada dihadapannya saat ini. Dengan sesuka hati pria itu membawanya pergi ke sebuah apartemen. Bisa dipastikan jika tempat itu adalah tempat tinggal pria yang katanya artis terkenal.

"Kenapa kamu bawa aku kesini? Jangan bilang kalau kamu adalah pria messum!" ucap Kenza dengan kesal.

"Sembarangan kamu ngatain aku messum. Meskipun aku memiliki sejuta pesona, tetapi aku tak seperti yang kamu pikirkan. Asal kamu tahu, kamulah perempuan pertama yang menginjakkan kaki di apartemen ini. Bahkan Mommy-ku saja belum pernah menginjak kakinya disini. Seharusnya kamu merasa bersyukur bisa bertemu denganku dan mengetahui tempat tinggalku," ujar Arshen dengan bangga.

"Kamu pikir aku akan merasa sangat bersyukur dan bahagia bisa bertemu denganmu? Cih, kepedean! Yang ada aku merasa sial karena telah bertemu denganmu!"

Arshen mengernyitkan dengan heran karena sikap Kenza yang acuh. Biasanya jika dia bertemu dengan para wanita, mereka akan sangat bahagia. Bahkan berebutan untuk mengabdikan momen pertemuan mereka. Namun, itu tidak berlaku pada satu wanita yang saat ini berada di dalam apartemenya. Kenza lain daripada yang lain.

"Kamu serius gak ada niatan untuk meminta foto denganku?" tanya Arshen untuk memecahkan suasana hening.

Kenza yang masih kesal tersenyum sinis. "Untuk apa? Untuk menyebarkan virus kedalam ponsel? Lagian kamu kan tahu jika ponselku sudah innalilah."

"Tapi aku sudah menggantinya dengan yang baru," ujar Arshen.

"Tetap saja aku tidak mau! Aku hanya ingin ponselku lamaku. Asal kamu tahu didalam sana banyak foto-foto berharga. Dan lihatlah sekarang, aku harus kehilangan semua memori didalamnya."

"Lagian kenapa gak disimpan di memori eksternal atau di backup? Kalau gini kan hangus semuanya. Percuma hape elit, pikiran sulit!" cibir Arshen.

Kenza langsung mendelik saat Arshen mencibir dirinya. "Ponsel-ponselku, ya terserah aku dong, mau disimpan dimana. Mau di ujung angkasa pun terserah aku!"

"Ya udah, kalau udah hangus gak usah disesali!"

"Tapi semua karena kamu! Pokoknya aku gak mau tahu kamu harus bisa memulihkan semua file yang ada di dalamnya. Kalau enggak bisa aku mau bilang sama wartawan kalau ada artis papan atas yang telah sedang melecehkan seorang wanita!" ancam Kenza untuk kedua kalinya.

"Jangan asal ngomong, ya! Aku sama sekali gak melakukan pelecehan apapun. Berani kamu nyebar berita hoax, aku juga bisa laporkan kamu atas pencemaran nama baik!" Arshen pun mengancam Kenza.

Kenza tak lagi berkutik dengan ancaman Arshen. "Ih, kamu nyebelin banget sih! Kenapa juga aku harus bertemu denganmu hari ini? Bertemu denganmu hanyalah kesialan untukku! Selain ponselku rusak, kamu sudah membuang waktuku dengan sia-sia."

Mata Arshen hanya menatap Kenza yang merasa gelisah. Bukan tidak mau untuk mengantarnya pulang ke rumah, tepati wanita yang ada di depannya saat ini tidak hafal di mana alamat rumahnya. Bahkan nomor telepon keluarganya pun tak ada yang diingatnya.

"Kalau begitu, ayo aku antar pulang!" ucap Arshen tiba-tiba.

"Bukan aku tidak mau pulang, tapi aku tidak hafal alamat rumahku, karena aku sudah menetap diluar negeri selama 6 tahun jadi aku lupa." Kenza berkata dengan lemah.

"Kamu kan bisa lihat di kartu identitas kamu!"

"Kamu kan juga tahu saat kita bertemu tadi aku tidak membawa apa-apa dan hanya ponsel yang ada ditanganku. Semuanya dibawa oleh Grace."

Melihat bibir seksi Kenza terus berceloteh membaut Arshen mendengus dengan kasar. Sejak tadi dia sudah berusaha untuk mengendalikan detak jantungnya agar tidak bergerumuh dengan kuat, tetapi tetap tidak bisa.

"Ya sudah kalau begitu aku antar kamu ke perusahaan milik keluargamu. Jangan bilang kamu juga tidak tahu alamatnya. Sekalipun tidak tahu alamatnya, setidaknya kamu tahu nama perusahaan tersebut. Jadi apa nama perusahaan keluargamu?" tanya Arshen dengan serius.

Kenza hanya nyengir tidak bisa menjawab pernyataan Arshen. Terlalu bodoh untuk dirinya yang sama sekali tidak mengetahui nama perusahaan milik keluarganya.

"Jangan bilang kamu juga tidak tahu?" tebak Arshen.

Kepala Kenza mengangguk pelan membuat Arshen mengacak kasar rambutnya.

"Oh, astaga ... ada ya, manusia seperti kamu hidup di dunia? Aku jadi curiga, jangan-jangan kamu salah pasien yang sedang sedang dari rumah sakit jiwa, ya?"

"Sembarang kamu ngatain aku gila! Aku tuh beneran dari luar negeri, tau! Gak lihat apa, penampilan keren kayak gini disamain seperti orang gila!" ketus Kenza dengan bibir yang telah mengerucut.

Mata Arshen pun seolah men-scan Kenza yang berdiri dihadapannya dari bawah hingga keatas yang terlihat perfect dan tidak menunjukkan tanda-tanda seorang pasien rumah sakit jiwa yang sedang kabur. Lagian mana ada pasien rumah sakit jiwa yang mempunyai barang mewah seperti yang digunakan oleh Kenza saat ini.

"Iya-iya, aku percaya. Tapi kok ada ya spies model kayak gini berkembang di muka bumi?" sungut Arshen dengan heran.

Baru saja Kenza ingin membalas ucapan Arshen, pintu apartemen dibuka oleh seseorang. Siapa lagi jika bukan Seno, asisten pribadi Arshen. Kenza yang melihat kedatangan Seno langsung menghampirinya.

"Hai ... Bagaimana dengan ponselku? Apakah kamu sudah berhasil memperbaikinya?" tanyanya langsung pada Seno.

"Belum," ucap Seno dengan malas. Bertemu dengan Kenza hanya menambah pekerjaan baru untuknya.

"Kok belum sih? Pokonya aku enggak mau tahu, kamu harus segera memulihkan ponselku!"

Seno hanya menghela napas kasar tanpa kata. Langkahnya terus mengayun menuju sebuah sofa dan langsung menjatuhkan tubuhnya dengan kasar. Wajahnya terlihat sangat frustasi.

"Kenapa?" tanya Arshen.

Mata Seno hanya menatap kearah Arshen lalu berganti kearah Kenza yang kini berjalan menghampirinya.

"Lihat saja sendiri!" Seno menyerahkan ponselnya kepada Arshen.

Arshen terbelalak saat melihat dan membaca sebuah foto yang sudah mulai tersebar diakun sosial media, dimana fotonya saat masuk ke apartemen berhasil ditangkap oleh paparizi. Bahkan dengan caption Seorang Artis terkenal berinisial A diam-diam sudah menikah dan baru saja pulang dari Honeymoon.

"Sial! Berita sampah!" geram Arshen.

"Oh my Good! Ini kan—" Kenza langsung menutup mulutnya saat melihat berita yang telah muncul di internet.

"Astaga ... kesialan apa lagi yang sedang menimpa diriku?" timpal Kenza saat mengetahui fotonya telah tersebar di internet. Beruntung saja wajahnya tertutup dengan topi sehingga tidak ada yang mengetahui bentuk wajahnya seperti apa.

"Kamu gak usah pikiran berita sampah ini. Mereka tidak mengenalimu! Mending kamu pikirkan bagaimana caranya kamu bisa pulang ke rumahmu, jika tidak menginginkan wajahmu menjadi bulan-bulanan paparizi!" ujar Arshen.

"Kalau begitu antar aku pulang!" rengek Kenza .

"Memangnya kamu sudah tahu di mana alamat rumahmu?" tanya Arshen dengan alis yang menaut.

Lagi-lagi Kenza menggeleng dengan pelan. Seno pun hanya bisa mendengus dengan kasar. Antara polos dan bodoh kini tidak berbeda lagi dimatanya.

"Bisa-bisanya kita bertemu makhluk seperti ini sih, Shen! Merepotkan orang saja!" Seno mendengus kesal.

"Semua tidak tahu. Jangan-jangan nama orang tuanya pun juga tidak tahu!" cibir Seno.

"Enak aja! Kalau aku enggak tahu nama orang tua berarti aku benar-benar anak durhaka, dong!"

"Jadi siapa dong nama orang tuamu, biar dilacak oleh Seno?" sahut Arshen.

"Kamu kira aku Hely, si gugk-guk pelacak?" Seno menimpali.

"Keanu Wijaya and Alan Wijaya are my Dadsy's," ucap Kenza dengan senyum yang mengembang lebar di bibirnya.

"Apa?!" Arshen dan Seno sama-sama terlonjak.

...#BERSAMBUNG#...

BAB 3 : Pulang Ke Rumah

"Mengapa kamu tidak mengatakan sejak tadi jika kamu adalah keluarga Wijaya?" tanya Arshen dalam perjalanan menuju rumah milik keluarga Wijaya yang tak asing lagi di telinganya.

"Memangnya kamu bertanya? Tidak, kan?" balas Kenza.

"Sudahlah, berbicara denganmu hanya akan menguras emosiku saja!" gerutu Arshen sambil mendengus kasar.

Kenza pun terdiam. Meskipun bibirnya mengatakan tidak ingin menerima ponsel pemberian Arshen, tetapi ponsel baru itu diutak-atik untuk membuka salah satu akun sosial medianya. Beruntung saja Kenza mengingat sandi, karena Kenza sengaja menggunakan tanggal lahir pacarnya agar mudah diingat.

Wajahnya terlihat kusut setelah berhasil membuka instragram miliknya. Berbagai unggahan teman lamanya seakan memenuhi berandanya. Terlebih saat melihat salah satu unggahan sepupunya yang sedang mengunggah foto bersama dengan pacarnya. Hati Kenza mendadak seperti sedang tersayat oleh sembilu, sungguh perih.

"Apa coba maksudnya foto sama Kala!" dengus Kenza saat melihat unggahan Elena bersama pacarnya—Zakala Putra Kanna.

"Kenapa?" tanya Arshen penasaran.

"Bukan urusan kamu! Semuanya gara-gara kamu!" sembur Kenza dengan kesal.

"Kok aku lagi? Memangnya apa salahku? Baru juga ketemu, udah numpuk aja kesalahanku."

"Kalau kamu enggak nabrak aku dan enggak menghancurkan ponselku, mana mungkin pacarku diambil oleh Elen. Semua ini gara-gara kamu!" gerutu Kenza.

"Ya udah kalau pacar kamu udah diambil orang, mending kamu sama aku aja. Kebetulan Mommy-ku juga sedang mencari menantu. Kali aja kamu bisa masuk sebagai kandidatnya," saran Arshen.

Kenza menarik dua sudut garis di bibirnya. "Gak usah bermimpi karena aku sama sekali tidak tertarik denganmu. Terlebih kamu bukanlah tipeku!"

Kali ini Arshen memilih untuk diam. Semakin dia menanggapi ucapan Kenza semakin panjang juga Kenza berceloteh dah itu hanya akan membuat jantungnya tidak bisa di kondisikan karena bibir seksi itu terus berkomat-kamit.

"Nyetir yang benar biar cepat sampai!" perintah Kenza.

Seperti layaknya seorang supir, Arshen mengangguk dengan pelan. Dia pun menambah laju kecepatan mobilnya agar bisa segera sampai di rumah keluarga Wijaya. Namun, lagi-lagi Kenza mendumel.

"Kamu bisa bawa mobil dengan benar gak sih? Atau kamu memang sengaja bawa mobil ugal-ugalan biar aku segera ketemu sama malaikat Izrail?" Mata Kenza sudah melotot kearah Arshen.

Helaan napas panjang terasa sangat berat. Arshen pun menurunkan kecepatan laju mobilnya.

Salah lagi, salah lagi! Apakah semua wanita itu memang selalu benar? gerutu Arshen dalam hati.

Kenza pun memilih untuk menyandarkan kepalanya pada jok mobil sambil memikirkan Elena yang sedang bersama pacarnya. Apakah mungkin jika Elena benar-benar tega menusuknya dari belakang?

Hanya dengan sebuah foto, pikiran Kenza sudah mulai menerka-nerka. Menjalani hubungan jarak jauh selama dua tahun, tentu saja bukanlah hal yang mudah. Dimana Kenza harus menahan rindu untuk bertemu kepada pacarnya. Bahkan rasa rindunya tak bisa terobati hanya dengan melakukan panggilan video call saja.

Karena saking lelahnya, Kenza pun tertidur. Arshen yang mengemudikan mobil, sesekali melirik kearah Kenza. Baru pertama kali bertemu saja sudah membuat jantungnya terus berdebar, bagaimana jika Arshen bertemu dengan Kenza setiap hari. Bisa-bisa Arshen langsung terserang penyakit jantung.

"Aku harap ini adalah kali pertama dan terakhir aku bertemu dengannya. Sungguh aku tidak bisa mengontrol jantungku. Aku tidak mau mati muda karena serangan jantung," lirih Arshen dengan pelan.

Tak terasa perjalanan yang ditempuh Arshen sudah sampai di depan sebuah rumah kebesaran keluarga Wijaya. Setelah sampai, Arshen berniat untuk membangunkan Kenza yang masih terlelap.

Perlahan, kepalanya mendekat untuk membangunkan Kenza. Arshen tertegun dengan wajah manis didepan matanya. Wajah yang begitu cantik dan menawan. Bahkan bisa dikatakan, wajah yang ada dihadapannya saat ini terlihat langkah.

'Astaga ... cantik banget sih, nih orang. Tapi sayang udah punya pacar. Kalau saja masih sendiri, cocok dibawa pulang untuk dijadikan menantunya Mommy' batin Arshen yang masih terkagum dengan kecantikan Kenza.

Masih berada dalam posisinya, tiba-tiba Kenza membuka matanya dengan pelan. Saat menyadari wajah Arshen yang lebih dekat, Kenza segera memberikan sebuah tamparan di pipi Arshen.

PLAK!

Seketika Arshen langsung mengaduh kesakitan. Selama 24 tahun ini adalah tamparan pertama yang dia rasakan.

"Aduh .... sakit tahu!"

"Oh, tahu sakit juga, ya! Rasain, siap suruh mau macam-macam!" papar Kenza.

Arshen pun langsung menautkan kedua alisnya. "Macam-macam gimana, sih? Aku kan cuma mau bangunin kamu aja. Agar kamu bangun karena kita sudah sampai di rumah keluargamu," ujar Arshen yang masih menggosok pipinya karena terasa memar.

Mata Kenza pun langsung menatap ke depan. Sebuah rumah megah milik mendiang Kakek Uyut yang masih bertengger dengan indah membuatnya langsung mengerucutkan bibirnya. Bukan karena sedang marah pada Daddy si Alan-nya, tetapi dirinya sedang kesal pada Elena, yang berani berfoto dengan pacarnya. Dan saat ini Arshen malah mengantarkannya pulang ke rumah Elena

"Kok malah kesini, sih? Ini bukan rumah Daddy Ke, tapi rumah Daddy si Alan. Aku enggak mau pulang kesini!" rajuk Kenza.

"Jadi kamu mau pulang kemana? Memangnya kamu tahu alamatnya?"

Kenza yang mengerucutkan bibirnya pun langsung membuka pintu untuk keluar. Sepertinya tidak ada masalah jika Kenza singgah di rumah Daddy si Alan-nya terlebih dahulu. Setelah itu Kenza bisa menyuruh sopir untuk mengantarnya pulang.

"Hei, bukain bagasinya, dong! Aku mau ambil koper!" teriak Kenza pada Arshen.

Arshen yang diperintahkan oleh Kenza hanya mengerutkan dahinya. "Aku?" Tunjuk Arshen pada dirinya sendiri.

"Ya iyalah, masa mau tukang cilok yang aku suruh!"

"Dasar, merepotkan! Buka bagasi aja gak bisa! Bisanya apa? Buka baju dan celana?" cibir Arshen kesal.

"Kamu ngomong apa, aku dengar ya!"

Dengan langkah gontai, Kenza memasuki rumah peninggalan kakek uyut yang saat ini ditempati oleh Alan dan keluarganya. Padahal rencana awal ia langsung ingin pulang ke rumah Daddy Ke, karena saat ini sang Daddy sedang berulang tahun. Namun, semua rencananya gagal total karena dia harus bertemu dengan Arshen.

Tanpa ingin mengetuk pintu ataupun memencet bel, Kenza langsung nyelonong untuk masuk ke dalam rumah. Namun, suasana rumah terasa sangat sepi.

"Astaga ... Non Eza!" pekik Lily, asisten rumah tangga di rumah Daddy Alan-nya.

"Apakah ini benar-benar Non Eza atau hanya sekedar halusinasiku saja, ya?" Lily memastikan penglihatannya dengan cara mengecek matanya. "Oh, astaga ... benar."

"Bibi Lily apa-apa, sih? Ini aku Eza, bukan arwahnya!" ungkap Kenza.

"Oh, maafkan Bibi, Non. Abis datang tiba-tiba kayak hantu," balas Lily.

"Sembarang Bibi kalau ngomong! Oh iya, ini kenapa rumah sangat sepi kayak kuburan, sih? Daddy Alan sama Mommy Azra kemana?"

"Jam segini Tuan dan Nyonya masih berkeliaran di luar, Non. Yang jelas Tuan Ke sedang berada di kantor dan Nyonya Azra masih berada di butik. Tapi ngomong-ngomong angin apa yang membaut Non Eza kesini?"

"Udah ah, Bi. Aku lelah. Kasih tahu nanti kalau Daddy Alan udah pulang ya."

"Siap, Non."

Bibi Lily berusaha untuk membantu membawakan koper milik Kenza untuk menuju ke kamar, tetapi Kenza menolaknya. "Aku bisa bawa sendiri kok, Bi. Bibi lanjutkan aja pekerjaan Bibi."

Lily hanya menatap punggung Kenza untuk menaiki anak tangga. Gadis manja kesayangan Tuanya kini telah tumbuh dewasa. "Mengapa Nona Eza pulang kesini? Apakah dia sedang ada masalah dengan Tuan Ke? Aku harus memberitahu Nyonya Mouza," ucap Lily dengan pelan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!