NovelToon NovelToon

KEMARIN BUNDA ADA DISINI

Semoga yang menemukan kamu orang baik nak

Bunda nya Marsya siap siap untuk pergi ke pasar sambil bawa tas berisi bajunya Marsya, sejujurnya ibu nya Marsya tidak tega harus meninggalkan Marsya di pasar nanti.

“ Semoga yang menemukan kamu orang baik yah nak, memiliki kehidupan yang baik supaya masa depan kamu jauh lebih baik, bunda tidak sanggup lagi membesarkan kamu sendirian seperti ini, dan hidup kamu akan terus dalam hinaan dari orang lain” Batin bunda nya Marsya menahan sedih karena akan membiarkan Marsya hidup sendirian di luar

Pelan pelan ibu nya Marysa menggendong Marsya yang lagi tidur terlelap, dan jalan pelan pelan keluar dari kontrakannya supaya tidak dilihat orang lain.

Dilain sisi, Lusi ajak Nando untuk belanja ke pasar, karena bahan masakan di dapur sudah habis, membuat Nando siap siap untuk temani istrinya untuk belanja.

“ Bunda saja yah yang belanja, ayah tunggu di mobil saja, apa belanjaan bunda banyak?” Tanya Nando masuk kedalam mobil

“ Tidak terlalu banyak sih ayah, cuman sedikit saja, yah sudah jika ternyata banyak, ayah susul bunda ke dalam pasar yah” Ucap Lusi langsung pasang sabuk pengaman

“ Dengan senang hati” Lanjut Nando, tidak masalah nyusul dari pada harus muter muter ikutin Lusi pilih barang belanjaannya yang tidak pernah sedikit

Perlahan mobilnya Nando meninggalkan rumahnya, dan jalan menuju pasar tradisional

Dilain sisi, Orang tuanya Marsya berusaha menurun kan Marsya untuk Marsya naik odong odong, dan menitip kan tas berisi baju bajunya Marsya, ke tukangnya dan beralasan ingin belanja sebentar.

“ Tentu boleh bu silahkan saja belanja, anaknya aman selama bermain disini.” Ucap tukang odong odong, mematiskan Marsya aman untuk bermain

“ Bunda, Marsya ikut belanja yah, Marsya lagi tidak ingin naik odong odong” Ucap Marsya kecil, yang tidak ingin ditinggal oleh bunda nya, Marsya kecil merasa sedih entah kenapa saat tahu bunda nya mau belanja

“ Sebentar saja sayang, sudah yah bunda kedalam dulu” Ucap bunda nya Marsya, yang tidak ingin terlihat sedih, karena meninggalkan Marsya di pasar untuk selamanya.

Bunda nya Marsya langsung jalan menuju pintu masuk pasar, sesekali melihat Marsya yang nangis dalam gendongan tukang odong odong, rasanya tidak tega tapi masa depan Marsya akan semakin hancur jika masih bersamanya. Bunda nya Marsya langsung jalan pergi diam diam naik angkot, tanpa diketahui

orang lain.

Dilain sisi, Lusi yang baru turun dari mobil, merasa tidak tega, melihat anak kecil yang nangis disamping odong odong, langsung jalan mendekati Marsya yang terus nangis karena mencari bunda nya, yang tidak kunjung

datang.

“ Dia kenapa nangis terus? Memangnya orang tuanya kemana? Kasihan sekali sih nak?’ Tanya Lusi merasa tidak tega melihat anak kecil nangis dengan kencang

“ Tidak tahu bu, ibu nya belanja kedalam pasar, tapi hampir dua jam tidak kembali juga, ibu nya menitip kan tas ini juga bersama anaknya.” Ucap tukang odong odong, sudah lelah berusaha menenangkan Marsya kecil

Lusi melihat Nando membuka isi tas, yang dimaksud tukang odong odong, langsung kaget karena isi tasnya baju, uang, dan surat yang sengaja ditinggalkan bunda nya Marsya kecil.

“ Maaf jika sudah merepotkan siapapun yang membaca surat ini, dan siapapun yang akhirnya merawat anak saya, saya titip kan anak saya,karena saya sudah tidak sanggup untuk membesarkan anak saya sendirian, karena jika saya yang membesarkan anak saya, masa depan putri kecil saya akan hancur dan kehidupannya akan dipenuhi hinaan dari  banyak orang, maaf kan say ajika saya dianggap membuang anak kandung saya, tapi saya tidak sanggup lagi membesarkan anak saya sendirian, saya lampirkan biodata anak saya dibalik kertas ini, semoga anak saya menjadi anak yang berguna bagi banyak orang, dan bisa membanggakan bagi yang mengurusnya.” Batin Nando membaca surat yang ditinggalkan oleh orang tuanya Marsya kecil

“ Biar saya yang gendong anak ini, selama istri saya belanja, jika orang tua anak ini tidak muncul juga, saya akan membantu anak ini untuk bisa ketemu dengan ibu nya.” Ucap Nando bersedia merawat Marsya kecil, dari pada Marsya kecil ada yang merawat gadis kecil yang malang ini, dengan niat jahat kasihan masa depan Marsya nantinya

“Yah silahkan saja jika tidak merepotkan kalian” Lanjut tukang odong odong, yang sedikit lega karena ada yang mau jagain Marsya selama ibu nya belanja, walaupun tidak muncul juga

“ Yah sudah, bunda belanja dulu yah, semoga ibu anak ini segara muncul, jika tidak muncul juga, bunda bersedia merawatnya selama kita mencari keberadaan ibu kandungnya” Bisik Lusi melihat Nando gendong Marsya yang

mulai tenang

“ Yah bunda, maaf yah jadi bunda sendirian belanjanya” Lanjut Nando sebenarnya tidak tega jika membiarkan istrinya bener bener sendirian belanja, tapi Marsya kecil membutuhkan bantuannya.

“ Iya sayang” Lanjut Lusi berusaha mengerti keadaan sekarang, membuat Lusi tidak ingin egois, karena ada anak kecil yang membutuhkan pertolongan dan perlindungan.

Lusi langsung jalan masuk kedalam pasar, sedangkan Nando mengajak Marsya kecil untuk jajan di supermarket selama menunggu Lusi belanja.

Marsya kecil yang diajak jajan dengan orang asing, nurut saja karena Marsya sudah mulai lapar karena dari bangun tidur tadi belum makan sama sekali.

Dua puluh tahun kemudian

Marsya dinyatakan lulus kuliah, Marsya sengaja tidak mengambil gelar S2, karena Marsya ingin segera menggantikan posisinya Nando di perusahaannya, sebagai CEO di perusahaannya, karena Marsya merasa beruntung karena selama ini dibesar kan oleh Nando dan Lusi penuh kasih sayang, tanpa pernah menyakiti perasaan Marsya sama sekali, bahkan terkadang Marsya sampai lupa kabar orang tua kandungnya, sudah tega membuangnya begitu saja.

“ Terimakasih yah nak, sudah mau menggantikan ayah kerja di kantor, padahal ayah masih kuat kerja loh sayang.” Ucap Nando merasa tidak enak jika Marsya yang harus bekerja sedangkan Nando di rumah saja bersama Lusi.

“ Tidak masalah ayah, anggap saja ini sebagai bakti Marsya ke ayah yang selama ini mau mendidik dan membesarkan Marsya penuh kasih sayang, dan tidak pernah marah ke Marsya selama Marsya menjadi anak angkat ayah dan bunda” Ucap Marsya yang tidak keberatan lulus kuliah langsung kerja

“ Yah sudah jika Marsya mau kerja tidak masalah, bunda selalu setuju apapun yang Marsya ingin kan,yah sudah kapan Marsya diangkat sebagai pengganti ayah?” Tanya Lusi melihat Nando, Lusi tidak bisa memberikan anak kandung untuk Nando, karena kondisi rahimnya yang bermasalah, saat Nando minta untuk merawat Marsya selama ini, Lusi tidak menolaknya karena di rumah tidak ada anak sama sekali.

“ Dua minggu lagi yah, sampai semuanya selesai diurus, baru pengangkatan Marsya sebagai pengganti ayah di kantor, tidak masalah ayah pension dini, melihat Marsya bisa menjadi wanita karir.” Lanjut Nando yang ingin membuat masa depan Marsya jauh lebih baik, sesuai harapan orang tuanya dulu didalam surat yang dibaca Nando beberapa tahun yang lalu.

Sampai sekarang tidak datang juga

Marsya ijin pergi main sebentar ke Lusi dan Nando, membuat kedua orang tua angkatnya memberikan ijin Marsya untuk pergi, membuat Marsya langsung ambil tas, kunci mobilnya,dan langsung keluar rumah. Marsya tidak pernah bilang setiap hari selalu pergi ke pasar tradisional tempat ibu  nya menitip kan Marsya ke tukang odong odong.seperti biasa Marsya akan betah tunggu bebrapa jam didepan pasrah.

" Sampai sekarang tidak datang juga, kenapa Ibu tega membuang Marsya bu, padahal Marsya bukan anak nakal bu" Ucap Marsya sedih, seingiat Marsya tidak pernah melawan orang tua sama sekali, tapi kenapa orang tua kandungnya tega membuang Marsya begitu saja.

Marsya melihat jam ditangannya, ternyata sudah jam, Marsya diam saja didepan pasar, dan langsung pergi meninggalkan pasar, Marsya selalu pulang dengan rasa kecewa, perlahan mobilnya Marsya meninggalkan pasar tradisional.

Dilain sisi, Plak satu tamparan mendarat di kedua pipi wanita yang baru bangun dari tidur, menahan perih dikedua pipinya, baru saja mencicipin tidur siang karena merasa lelah bekerja hampir dua puluh empat jam.

" Enak sekali tidur, sekarang bangun dan mandi, karena ada yang mau ajak kamu makan siang disini mengerti" Bentak Citra bos orang tuanya Marsya

" Baik madam,saya akan mandi sekarang, permisi"Ucap Anisa menahan rasa lelah, ngantuk, dan sakit di pipinya habis di tampar oleh Citra

Anisa jalan menuju kamar mandi, tidak ingin membuat Citra marah lagi karena Anisa lama mandinya.

Dilain sisi, Marsya senyum bahagia melihat Satria jalan mendekatinya, dan memberikan bunga kesukaannya Marsya yang terlihat murung.

" Kamu kenapa sedih seperti itu?' Tanya Satria melihat Marsya yang nunduk

" Aku cuman sedih saja, setiap tahun harapan aku selalu sia sia, mengharapkan ibu aku muncul dan membawa belanjaan yang dibilangnya, sebelum meninggalkan aku di depan pasar." Ucap Marsya dengan lirih, andaikan Marsya tahu akan ditinggalkan di pasar tentunya Marsya akan menolak diajak untuk kepasar.

" Sabar yah sayang, terus doain ibu kamu yang baik baik yah, walaupun ibu kamu tega meninggalkan kamu seperti itu, aku yakin kok ada alasan yang bagus untuk hidup kamu, dan lihat hidup kamu sekarang kan jauh lebih baik dari masa kecil kamu" Lanjut Satria pegang tangannya Marsya supaya tidak sedih lagi

" Yah sih, alhamdulillah sekali yang angkat aku jadi anaknya orang punya dan baik sekali ke aku, tidak pernah di marahi, di pukul atau lainnya, mereka orang tua angkat yang bener bener baik, aku bersyukur sekali mendapatkan orang tua sebaik itu" Lanjut Marsya yang bersyukur diangkat anak oleh Lusi dan Nando

"Itu sih baik sekali menurut aku, sudah jangan sedih  terus, lebih baik sekarang kita jalan jalan, mumpung kita baru lulus kuliah dan belum disibukan dengan pekerjaan kita" Lanjut Satri langsung berdiri dan langsung ajak Marsya ke mobilnya sambil gandeng tangannya Marsya.

Dilain sisi, Nando melihat kertas yang selama ini disimpan dengan baik, membuat Lusi baca kembali isi surat yang ditinggalkan oleh Anisa lima belas tahun yang lalu

" Alhamdulillah yah ayah, kita menjalankan keinginan ibu nya Marsya, memberikan kehidupan yang layak untuk Marsya untungnya Marsya anak yang baik dan penurut, kita membesarkannya tidak terlalu repot, dan membuat rumah ini tidak sepi yah selama ada Marsya di rumah ini" Ucap Lusi bersyukur akan kehadiran Marsya di rumahnya, tapi sedih juga karena sampai sekarang tidak pernah bisa memberikan anak kandung untuk Nando

" Alhamdullillah kita mampu sekolah kan Marsya di sekolah yang bagus bagus, dan lingkungan yang baik baik juga yah bu, dan sekarang Marsya mau menggantikan ayah memimpin perusahan supaya ayah tidak usah cape lagi cari uang" Lanjut Nando bersyukur karena Marsya peduli dengan ayah angkatnya.

" Iyah ayah, apa ayah mau mencari dimana keberadaan ibu kandungnya Marsya? atau dibiarkan saja seperti ini?" Tanya Lusi yang merasa sudah waktunya Marsya ketemu ibu nya, walaupun melakukan pencarian besar besaran

" Biarkan seperti ini saja bu, ayah yakin kok Marsya akan mencari sendiri ibu nya, tanpa kita bantu, ayah membiarkan Marsya mencari apa yang membuat Marsya bahagia saja" Lanjut Nando tidak ingi melakukan pencarian Anisa, karena takut mengganggu tumbuh kembangnya Marsya

Lusi ikutin saja apa yang diingin kan oleh Nando, karena selama ini Nando sudah berusaha menjadi seorang ayah yang baik untuk Marsya, Lusi langsung masukin kembali kertas yang baru selesai dibacanya bersama Nando.

Dilain sisi, Anisa sudah siap kembali bekerja, dan sudah minum jamu supaya mengembalikan staminanya kembali, Anisa ikutin Citra untuk ketemu tamu yang akan ditemani makan siangnya.

" Walaupun sudah tidak terlalu muda, tapi dia masih bagus loh om, tidak akan kecewa ditemani oleh Anisa" Ucap Citra berusaha memuji Anisa, Anisa anak emas ditempatnya

" Bener juga, yah sudah mari temani saya makan siang, gulet panas dan setelah itu kamu bisa kembali kesini" Ucap tamunya Anisa melihat Anisa dari ujung kaki sampai ujung rambut dan langsung senyum senang.

" Yah sudah madam, kalo begitu Anisa ikut om ini dulu yah" Ucap Anisa selembut mungkin

" Sudah sana, jangan mengecewakan madam yah anak cantik" Lanjut Citra yang melihat Anisa penampilannya cukup seksi, dan terlihat sangat cantik

Anisa langsung digandeng oleh tamunya untuk jalan keluar cafe dan jalan menuju pintu keluar cafe.

Dilain sisi, Marsya membeli beberapa baju untuk kerja nanti, Marsya sengaja beli baju tidak ajak Lusi karena belanja bersama Satria, yang mau menemaninya membeli baju.

" Cuman beli segitu saja? kenapa tidak beli banyak setel saja?" Tanya Satria heran melihat Marsya yang cuman beli baju untuk kerjanya tiga setel

" Nanti lagi belanja kok, bareng bunda ini kan bareng kamu sekalian kita nonton kan." Ucap Marsya, yang merasa baju kerja tida setel itu sudah cukup banyak

" Iyah sayang, yah sudah yuk bayar dan setelah itu kita nonton bioskop yah" Lanjut Satria yang sudah tidak sabar mau nonton film bioskop

Marsya langsung jalan menuju meja kassir dan membayar belanjaannya, diikuti oleh Satria, Marsya selama pacaran selalu tidak ingin setiap beli apapun dibayarin oleh Satria karena tidak ingin merepotkan Satria. setelah bayar belanjaannya Marsya dan Satria langsung keluar dari toko baju dan jalan menuju bioskop karena sebentar lagi filmnya akan dimulai. selama jalan Satria selalu gandeng tangannya Marsya sesekali melihat Marsya yang sudah tidak sedih lagi, karena memikirkan ibu kandungnya.

Mau sampai kapan kamu bekerja seperti ini

Anisa merasa bahagia sekali, karena konsumen yang ngajak Anisa makan siang bersama, tipe laki laki yang baik dan pengertian, tidak terlalu paksa Anisa untuk melakukan gulet panas terus menerus.

" Mau sampai kapan kamu bekerja seperti ini?" Tanya pelanggan Anisa, yang perihatin melihat Anisa menjadi wanita liar seperti ini, sudah bertahun tahun.

" Entah lah, saya tidak tahu mau sampai kapan saya seperti ini, saya tidak memiliki siapapun di dunia ini, jadi untuk apa melepaskan pekerjaan ini kan? Lagian mau kerja apa saya kalo keluar dari sini?" Tanya Anisa bingung dan sedih, karena Anisa merasa tidak memiliki keahlian apapun.

" Jangan bicara seperti itu, bagaimana kalo saya membantu kamu keluar dari tempat itu, dan kita bisa cari anak kamu, yang sudah kamu tinggalkan lima belas tahun yang lalu.?" Tanya pelanggan langganan Anisa, peduli dengan nasipnya Anisa, tidak selamanya Anisa seperti ini terus nasipnya

" Jangan sampai ketemu deh, pasti anak saya akan malu jika tahu pekerjaan ibu nya selama ini, dan akan benci saya saat tahu alasan saya meninggalkannya waktu kecil. Saya tidak ingin mengganggu sama sekali, walaupun saya tidak tahu bagaimana nasipnya anak saya sekarang." Lanjut Anisa berusaha tidak nangis, setiap ingat Marsya dan membayangkan nasipnya Marsya selama ini.

" Yah terserah kamu saja lah, jika kamu membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk bilang yah, saya akan membantu kamu untuk keluar dari tempat itu, dan kamu punya hak menjalan kan Masa tua kamu dengan baik baik, dan punya hak untuk ketemu lagi dengan Marsya di usia Marsya yang sudah menuju dewasa.

" Terimakasih pengertian dan niat baiknya ke saya, yah sudah jadi gulet panas tidak? Saya sudah rindu nih?" Tanya Anisa berusaha profesional, dan berusaha tidak membahas urusan pribadinya.

" Tentu jadi dong Anisa, hayo kita ke kamar sekarang, saya juga rindu dengan kamu." Lanjut pelanggan nya Anisa, yang langsung berdiri.

Anisa senyum melihat pelanggannya, dan merapihkan makeup sebelum jalan menuju kamar hotel, untuk menjalan kan pekerjaannya, sebaik mungkin dan tidak mengecewakan sama sekali.

Dilain sisi, Lusi melihat belanjaannya Marsya setelah jalan jalan bersama pacarnya, Lusi memuji pilihan Marsya sungguh bagus baju untuk kerja, sepatu pantofel, dan tas kerjanya.

" Kamu terlihat cantik sayang, pakai baju formal seperti itu sayang. Bunda jadi tidak sabar melihat kamu setiap hari memakai baju formal itu ke kantor." Puji Lusi melihat penampilannya Marsya terlihat berbeda.

" Ah bunda bisa saja deh, tadi pas jalan jalan ingat kalo Marsya belum menyiapkan baju kerja sama sekali, dan beli modem juga untuk kebutuhan kerja nanti." Ucap Marsya tersipu malu karena di puji oleh Lusi, Marsya melepaskan blezer dan ikatan rambut, yang akan Marsya pakai setiap hari.

" Alhamdulillah kamu langsung belanja, walaupun bunda ingin memilih kan baju untuk kamu, tapi nanti bunda temani untuk belanja yah." Lanjut Lusi, yang selalu ingin menghabiskan waktu selalu bersama Marsya

" Pasti bunda" Lanjut Marsya bahagia, karena Lusi selalu menginginkan kan jalan bersama Marsya, Marsya merapihkan belanjaannya kedalam kantong belanjaan yang.

Marsya ngajak ngobrol Lusi dan banyak tanya tentang pekerjaan yang akan dijalani oleh Marsya nanti, membuat Lusi dengan senang hati kasih tahu Marsya

Dilain Sisi, Nando ketemu dengan asistennya di cafe yang cukup jauh dari rumahnya, Nando membahas Marsya harus ketemu dengan Anisa atau tidak, tapi Nando takut kehilangan Marsya jika sudah ketemu dengan ibu kandungnya.

" Anda jangan egois pak, walaupun anda yang membesarkan Marsya, memberikan pendidikan yang layak untuk Marsya bahkan memberikan karir yang layak untuknya, tapi Marsya punya hak untuk ketemu ibu kandungnya, seburuk apapun ibu nya, mereka wajib untuk dipertemukan kembali pak. Soal tinggal bersama siapa, saya yakin kok Marsya tidak akan begitu saja meninggal kan anda dan Bu Lusi karena sudah ketemu ibu kandungnya, kasih sayang dan perhatian yang kalian berikan pasti tidak akan dilupakan Marsya dan meninggal kan anda begitu saja sebagai orang tua angkatnya." Ucap Ucok asistennya Nando, yang tidak ingin Nando terlalu lama egoisnya, walaupun Nando dan Lusi baik mengurus Marsya sampai dewasa, tapi Marsya punya hak untuk dibantu dipertemukan kembali bersama ibu kandungnya.

" Baik lah, kamu urus buka usaha ditempat Marsya terakhir ketemu ibu nya, jika ibu nya mencari Marsya akan ketemu lagi dengan Marsya, tempat usahanya di kasih nama warung Marsya dan kamu pasang foto foto Marsya dari kecil sampai terakhir Marsya lulus kuliah kemarin, supaya mempermudah kasih tahu ciri ciri Marsya dan perkembangan usianya Marsya juga" Lanjut Nando akhirnya setuju dengan idenya Ucok untuk mempertemukan Marsya dengan ibu kandungnya, berharap suatu saat bisa bertemu, Nando berusaha untuk tidak egois

" Dengan senang hati saya membantunya Nando, nah begitu dong lebih baik kan kamu membantu Marsya diam diam untuk bisa ketemu dengan ibu kandungnya, andaikan didalam surat itu ada nama ibu nya, ada sedikit petunjuk, tapi ini sama sekali tidak ada, yah sudah saya pamit dulu, untuk mengurus buka warung dan prosesin semuanya" Lanjut Ucok bangga karena Nando tidak egois dan mau turutin sarannya

" Terimakasih yah mau direpotkan untuk mencari tahu siapa ibu kandungnya Marsya" Lanjut Nando merasa beruntung karena punya asisten yang selalu mau membantunya

Ucok memberikan dua jempolnya tanda setuju dengan ucapan Nando, Ucok langsung jalan meninggalkan Nando sendirian di cafe, karena Ucok akan berusaha membantu Nando membuka warung atas nama Marsya.

Nando yang melihat Ucok sudah jalan pergi dari cafe, berharap rencananya Ucok berjalan dengan lancar, dan berhasil mempertemukan Marsya dengan ibu kandungannya, Nando sudah ikhlas mempertemukan Marsya dengan ibu nya, berharap berjalan dengan lancar dan secepatnya bisa ketemu Nando ingin sekali membuat Marsya merasa bahagia.

Dilain sisi, Anisa menghela nafas karena harus kembali ke cafe, yang selama ini jadi tempat tinggalnya Anisa, Anisa berusaha santai menjalan kan pekerjaannya supaya tidak disiksa  oleh madam karena terlihat murung.

" Semangat Anisa, untuk kembali bekerja ditempat ini, jangan berfikir apapun supaya tidak murung" Batin Anisa berusaha menyemangati diri sendiri

Anisa mulai membuka gerbang cafe dan jalan masuk kedalam cafe, saat Anisa sampai depan pintu ditahan tangannya oleh laki laki yang biasa Anisa temani minum.

" Lama sekali, menemani pelanggannya makan di luar?  saya mau ditemani kamu istirahat siang ini?" Tanya pelangganannya Anisa dengan kesal, karena terlalu lama menunggu Anisa

" Maaf, kan memang waktu pergi dua jam, sudah ketemu madam untuk ajak saya istirahat didalam?" Tanya Anisa berusaha santai, menghadapi laki laki aneh seperti orang yang didepannya

" Sudah tadi, yah sudah sekarang kedalam, saya sudah lelah kelamaan duduk menunggu kamu" Perintah pelanggannya Anisa dengan judesnya

Anisa menahan sakit ditangannya, karena tangannya masih saja ditekan, sambil jalan masuk kedalam cafe, Anisa berusaha tidak melawan karena bisa bisa mendapatkan siksaan dari madam,  karena membuat pelanggan nya marah, walaupun salah sendiri

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!